ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN PASER

ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN PASER

  Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

10.1.Petunjuk Umum

  Pada era pasca krisis ini, reformasi lembaga pemerintahan pusat dan daerah mengalami tantangan yang berat. Disatu sisi pemerintah sebagai penyelenggara negara dituntut untuk melakukan transformasi internal agar lebih adaptif terhadap kebutuhan globalisasi, dengan tetap mengedepankan aspek akuntabilitas, transparansi, dan profesionalisme, namun di pihak lain yang bersangkutan masih mengalami permasalahan keterbatasan sumber daya yang tersedia.

  Dalam kerangka inilah maka pelaksanaan implementasi e-government kerap mengalami kendala di lapangan sehingga banyak inisiatifnya yang berjalan secara lambat dan tersendat-sendat. Bercermin pada keberhasilan sejumlah pengembangan e-government di negara lain, salah satu jawaban terhadap isu terkait adalah dijalinnya kemitraan strategis antara pemerintah dan swasta (baca: industri) dalam merencanakan dan mengembangkan berbagai inisiatif e-government.

  Kemitraan yang tangguh tidak saja akan dapat menjawab tantangan jangka pendek implementasi e-government semata, namun dapat menjamin tingginya tingkat sustainabilitas dan kesinambungan program yang ada. Tantangan terbesar dalam proses menjalin kemitraan ini adalah ditemukannya model bisnis yang disepakati oleh kedua belah pihak.

  Penentuan model bisnis yang dimaksud tidaklah semudah yang diduga, karena selain harus bersifat ‘win-win’ bagi kedua belah pihak, bentuknya tidak boleh bertentangan dengan peraturan maupun etika bisnis dan pemerintahan yang berlaku. Artikel ini menawarkan beragam bentuk model bisnis yang dapat diadopsi oleh pemerintah dan pelaku swasta di Indonesia dalam rangka mencari bentuk kemitraan yang efektif untuk mempercepat implementasi e-government secara berhasil di berbagai wilayah tanah air.

10.2.Kondisi Kelembagaan

10.2.1. Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten

  Kondisi kelembagaan Pemerintah Kabupaten Paser meliputi bidang persampahan, bidang perumahan dan permukiman, dan bidang pekerjaan umum.

10.3.Struktur Kelembagaan Bidang Persampahan

  Dasar Hukum Persampahan adalah : Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan daerah 6 tahun 2003 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan dan Kebersihan dalam wilayah Kabupaten Paser dan Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2008 tentang Ketertiban Umum. Kegiatan pengelolaan persampahan di Kabupaten Paser yang dikelola oleh Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Perumahan

  ,

  Kabupaten Paser dengan dasar hukum Perda Kabupaten Nomor 21 Tahun 2008, Tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas-dinas Daerah Kabupaten Paser. Struktur Organisasi Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Perumahan dijelaskan berikut ini.

Gambar 10.1 Struktur Organisasi Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Perumahan

  Sumber : Organisasi dan Tata kerja Dinas-dinas Daerah Kab. Paser 2008 Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok Dan

  Fungsi Kebersihan Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Perumahan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pekerjaan umum yang meliputi keciptakaryaan, persampahan, perumahan dan permukiman berdasarkan asas otonomi dan tugas pembangunan.

  Sedangkan untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, maka sesuai dengan pasal 19 Perda Kabupaten Paser Nomor 21 tahun 2008 Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Perumahan Kabupaten Paser menyelenggarakan fungsi :

  a. Penyusunan perencanaan program dan kegiatan operasional di bidang keciptakaryaan, persampahan, perumahan dan permukiman sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah;

  b. Penetapan kebijakan di bidang keciptakaryaan, persampahan, perumahan dan permukiman; c. Pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang keciptakaryaan, persampahan, perumahan yang meliputi; prasarana perdesaaan dan perkotaan, penataan bangunan gedung dan lingkungan, drainase, air bersih, air limbah, pengendalian, dan pengolahan sampah, perumahan, permukiman, penanggulangan kebakaran dan jasa konstruksi, sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya; e. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan.

  Pengelolaan persampahan Kabupaten Paser saat ini berada dibawah Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Perumahan. Penetapan pengelola tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Organiasasi dan Tata Kerja Dinas- dinas Daerah Kabupaten Paser. Berdasarkan susunan organisasi tersebut, maka pelaksana teknis operasional pengelolaan persampahan Kabupaten Paser berada dibawah Bidang Kebersihan. Adapun tugas Bidang Kebersihan meliputi : Penampungan, pengangkutan dan pemusnahan segala macam dan jenis sampah, mengelola lokasi pembuangan sampah akhir dan memungut retribusi serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai bidang tugasnya. Petugas kebersihan : membantu Kepala Unit dalam merencanakan dan melaksanakan usaha penampungan, pengangkutan, pembuangan dan pemusnahan segala macam jenis sampah, serta mengelola lokasi pembuangan sampah akhir.

  Institusi lainnya yang ikut serta bertanggung jawab pada pengelolaan persampahan Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang melaksanakan proses pengumpulan sampah pada permukiman yang belum mendapat pelayanan langsung dari kantor kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Paser. Pokmas tersebut melaksanakan pengumpulan sampah dari rumah tangga dengan menggunakan gerobak dan mengangkutnya ke tepi jalan yang akan dilalui truk pengangkut sampah.

  Pembentukan organisasi dan tata kerja organisasi Pengelola Kebersihan Kabupaten Paser diatur pada perda Nomor 21 Tahun 2008 Berdasarkan Perda tersebut, maka institusi pengelola kebersihan Kabupaten Paser adalah Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Perumahan Kabupaten Paser. Dinas Cipta Karya, Kerbersihan dan Perumahan Kabupaten Paser bertanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan sampah Kabupaten Paser, sekaligus juga melaksanakan kegiatan pengelolaan pertamanan dan pemakaman.

  Susunan organisasi Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Perumahan Kabupaten Paser terdiri atas : a. Kepala Dinas;

  b. Sekretariat, membawahkan : 1) Sub bagian Perencanaan Program; 2) Sub bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3) Sub bagian Keuangan;

  c. Bidang Cipta Karya, membawahkan : 1) Seksi Sarana Prasarana Perkotaan dan Perdesaan; 2) Seksi Bangunan Gedung dan Lingkungan; dan 3) Seksi Permukiman;

  d. Bidang Kebersihan, membawahkan : 1) Seksi Operasional Pengendalian Sampah; dan

  2) Seksi Prasarana dan Sarana Persampahan; 3) Seksi Penampungan dan Pemusnahan Sampah;

  e. Bidang Perumahan dan Permukiman, membawahkan : 1) Seksi Pembinaan Perumahan; 2) Seksi Pengembangan Kawasan ; dan

  f. Seksi Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman; 1) Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan 2) Kelompok Jabatan Fungsional.

  Tata kerja pelaksanaan tugas Kantor Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Perumahan Kabupaten Paser dilaksanakan berdasarkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, baik dalam lingkungan internal maupun dengan satuan organisasi lain sesuai dengan tugas masing-masing.

10.4.Struktur Bidang Perumahan dan Permukiman

  Kelembagaan pembangunan bidang perumahan dan permukiman sebagai berikut :

  1. Satker PBL Ditjen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum mengelola pengembangan permukiman yang dibiayai APBN

  2. Bidang Cipta Karya Dinas PU & Kimpraswil Provinsi Kalimantan Timur mengelola pengembangan permukiman yang dibiayai APBD Provinsi.

  3. Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Perumahan Kabupaten Paser – Bidang Cipta Karya–Seksi Permukiman.

  4. Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Perumahan Kabupaten Paser – Bidang Perumahan–Seksi Pembinaan Perumahan.

  5. BAPPEDA Kabupaten Paser – Bidang Sarana dan Prasarana – Sub Bidang Prasarana Wilayah

  6. Sekretariat Daerah – Bagian Pembangunan – Sub Bagian Pengendalian Pembangunan

  7. Dinas Kesehatan – Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan – Seksi Kesehatan Lingkungan

  Pengelolaan perumahan yang dikembangkan swasta (resmi) kerap dilakukan oleh developer/pengembang kawasan tersebut. Namun demikian, ada beberapa lokasi badan pengelolanya tidak aktif lagi, terutama setelah rumah-rumah dalam kawasan tersebut laku terjual (habis) dan aktivitas di lingkungan permukimannya berjalan lancar, walaupun sesungguhnya developer selalu memiliki tanggung jawab untuk menjalankan pelayanan pengelolaan perumahan. Akibatnya dibeberapa lokasi perumahan, pengelolaan dilakukan secara swadaya oleh warga setempat.

10.5.Struktur Kelembagaan Bidang Pekerjaan Umum

  Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Bina Marga, Pengairan dan Tata Ruang adalah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pekerjaan umum yang meliputi kebinamargaan, pengairan dan tata ruang berdasarkan asas otonomi dan tugas pembangunan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud di atas, Dinas Bina Marga, Pengairan dan Tata Ruang menyelenggarakan fungsi : 1) Penyusunan perencanaan program dan kegiatan operasional di bidang kebinamargaan, pengelolaan sumberdaya air dan penatatan ruang sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah;

  2) Penetapan kebijakan di bidang kebinamargaan, pengelolaan sumberdaya air dan penataan ruang; 3) Pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di bidang kebinamargaan, sumberdaya air dan tata ruang yang meliputi; pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan, pembangunan, operasi dan pemeliharaan pengairan, perencanaan tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah;

  4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya; Kepala Dinas Bina Marga, pengairan dan Tata Ruang mempunyai tugas membantu

  Bupati sesuai dengan bidang tugasnya, memimpin, merencanakan, mengevaluasi, menilai meminta pertanggungjawaban, mengkoordinasikan, membina, mengendalikan dan mengawasi semua kegiatan Dinas Bina Marga, pengairan dan Tata Ruang, dengan susunan organisasi yang terdiri dari: a) Kepala Dinas

  b) Sekretariat, membawahkan

  1. Subbagian Perencanaan Program

  2. Subbagian Umum dan Kepegawaian dan

  3. Subbagian Keuangan

  c) Bidang Bina Marga, membawahkan

  1. Seksi Pembinaan Teknis Jalan

  2. Seksi Pembangunan Jalan Wilayah I

  3. Seksi Pembangunan Jalan Wilayah II

  d) Bidang Pengairan, membawahkan

  1. Seksi Pembinaan Teknis Pengairan

  2. Seksi Pembangunan dan Peningkatan dan

  3. Seksi Operasi dan Pemeliharaan e) Bidang Tata Ruang

  1. Seksi Perencanaan Tata Ruang; dan

  2. Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang;

  f) Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan g) Kelompok Jabatan Fungsional.

  Wakil Kepala Dinas mempunyai Fungsi membantu melaksanakan tugas-tugas Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Kepala Dinas berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas. Dalam menjalankan tugasnya Bidang Pengairan mempunyai fungsi : 1) Penyusunan perencanaan teknis, program, pembinaan dan bimbingan teknis dibidang pengairan 2) Pengawasan, pengendalian pelaksanaan pembangunan rehabilitasi, peningkatan dan pengembangan, operasi serta pemeliharaan dan pengamanan pengairan 3) Pengelolaan perijinan, pengamanan pemanfaatan air permukaan dan atau sumber air serta rekomendasi perijinan penambangan bahan galian golongan “c” pada alur sungai 4) Penanggulangan bencana banjir dan bencana alam lainya serta usaha-usaha pengendalian erosi dibidang teknik sipil 5) Pengumpulan dan pengelolaan data serta pelaporan dibidang pengairan Dalam menjalankan tugasnya Bidang Bina Marga mempunyai fungsi : 1) Penyusunan perencanaan teknis, program pembinaan dan bimbingan teknis dibidang bina marga 2) Pengawasan, pengendalian pelaksanaan pekerjaan Bina Marga 3) Pengelolaan perijinan dan pengawasan dan pemanfaatan jalan berserta utilitasnya 4) Pengangulangan jalan dan jembatan akibat bencana alam 5) Pengumpulan data dan pelaporan dibindang Bina Marga.

  Sub Bidang Bina Marga, Membawahi 3 seksi, yaitu : 1) Seksi pembinaan teknis jalan 2) Seksi Pembangunan Jalan wilayah I 3) Seksi Pemeliharaan Jalan Wilayah II Kondisi kelembagaan bidang SPAM Kabupaten Paser adalah sebagai berikut :

  a) Untuk pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten, PDAM dan masyarakat.

  b) Upaya memperkuat tugas dan fungsi regulator dan operator penyelenggaraan SPAM (PDAM dan Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Pertamanan) di Kabupaten Paser dilakukan dengan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan, peningkatan kualitas air minum, memperkuat fungsi dinas-dinas terkait dan memperkuat PDAM. c) Upaya memperkuat prinsip kepengusahaan pada lembaga penyelenggaraan PDAM di Kabupaten Paser dilakukan melalui penyehatan PDAM, penyesuaian tarif seta peningkatan Sumber daya manusia.

  d) Upaya penyusunan peraturan perundang-undangan (Perda, dll) yang berkaitan dengan penyelenggaraan SPAM di Kabupaten Paser dilakukan dengan cara penyusunan PERDA dan implementasi NSPM.

  Pada Organisasi Dinas Bina Marga, Pengairan dan Tata Ruang dapat dibentuk Unit Teknik Dinas (UPTD) yang berfungsi melaksanakan sebagian Tugas Dinas yang wilayah kerjanya meliputi satu atau beberapa Kecamatan. UPTD dipimpin oleh seorang Kepala Unit serta berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas dan secara operasional dikoordinasikan oleh Camat.

  Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis sesuai dengan keahliannya masing-masing. Kelompok ini dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas.

10.6.Visi dan Misi Kelembagaan

  Visi, Misi, tujuan dan Sasaran Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan perumahan Kabupaten Paser.

10.6.1. Visi

  Dalam rangka mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang diinginkan (dinamis), Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Perumahan Kabupaten Paser perlu secara terus menerus mengembangkan peluang dan inovasi agar dapat terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

  Meningkatnya persaingan, tantangan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan prima terhadap sarana umum mendorong dinas ini untuk mempersiapkan diri agar tetap eksis dan unggul dengan senantiasa mengupayakan perubahan kearah perbaikan.

  Perubahan tersebut dilakukan secara bertahap, terencana, konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan akuntabiltas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat yang semakin meningkat dimasa mendatang. Untuk itu perlu disepakati sebuah Visi yang merupakan panduan cara pandang jauh ke depan tentang kemana Dinas ini akan diarahkan dan apa yang akan dicapai.

  Adapun Visi untuk Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Perumahan Kabupaten Paser yaitu :

  “Terwujudnya Sarana dan Prasarana Dasar Perkotaan dan Perdesaan yang berkualitas dan berkelanjutan menuju masyarakat Sejahtera ”

  Visi di atas mengandung beberapa makna sebagai berikut :

  1. Tersediannya Infrastruktur dasar bagi kawasan permukiman perkotaan dan pedesaan yang layak, yakni kondisi ideal permukiman yang memberikan jaminan bermukim bagi masyarakat sebagai wadah pendidikan keluarga, persemaian budaya dan penyiapan sumber daya manusia Kabupaten Paser di masa depan. Jaminan ini meliputi kondisi lingkungan yang layak dan sehat, tersedianya prasarana dan sarana seperti air minum, jalan, air limbah sampah dan drainase;

  2. Berkembangnya nilai-nilai masyarakat dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia yang sangat mendukung peningkatan kualitas perikehidupan dan penghidupan masyarakat Kabupaten Paser;

  3. Pembangunan sarana dan prasarana yang berkelanjutan tetap mempertimbangkan kelestarian lingkungan, keragaman budaya, perumbuhan penduduk dengan karakteristik dan persebarannya serta peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi rakyat;

  4. Sikap optimisme untuk menghadapi tantangan yang akan datang dengan potensi yang dimiliki terhadap dinamika sosial, ekonomi, maupun politik.

10.6.2. Misi

  Dari Visi tersebut dijabarkan ke dalam Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan Visi yang telah ditetapkan. Dengan Misi diharapkan seluruh aparatur dan masyarakat yang berkepentingan dapat mengenal program-program Dinas ini agar ikut serta berperan sehingga diperoleh hasil sesuai visi yang akan dicapai.

  Proses perumusan Misi dilakukan dengan memperhatikan masukan dari pihak yang berkepentingan (Stakeholder) dan memberikan peluang untuk perubahan sesuai dengan tuntutan lingkungan. Adapun Misi Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Perumahan Kabupaten Paser adalah sebagai berikut.

  1. Meningkatkan Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Dasar Wilayah Sektor Permukiman dan Perumahan yang Layak untuk Memperkuat Pengembangan Wilayah;

  2. Meningkatkan Pelayanan dan Penataan Kebersihan Lingkungan;

  3. Mewujudkan Organisasi yang Efisien, SDM yang Profesional dengan Penerapan Good Governance.

  10.7.Tujuan dan Sasaran

  Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari pernyataan Misi dan meletakan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah semua program dan kegiatan dalam melaksanakan misi. Tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Cipta Karya, Kebersihan, dan Perumahan Kabupaten Paser sesuai dengan visi dan misi adalah :

  1. Mewujudkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik dalam pelayanan masyarakat.

  2. Mewujudkan pembangunan perumahan dan permukiman dengan sarana, prasarana, dan utilitas umum (PSU) yang layak.

  3. Mewujudkan lingkungan yang bersih dan indah serta meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan dan penataan lingkungan.

  4. Mewujudkan pola pembangunan yang terarah, terencana, dan terukur untuk mempercepat pemerataan hasil-hasil pembangunan dan meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah.

  5. Mewujudkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang keciptakaryaan, kebersihan, dan perumahan.

  Sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Cipta Karya, Kebersihan, dan Perumahan

  Kabupaten Paser adalah :

  1. Terwujudnya pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasaran publik yang memadai dalam pelayanan masyarakat.

  2. Terwujudnya pembangunan perumahan dan permukiman yang dilengkapi dengan sarana, prasarana, dan utilitas umum (PSU) yang layak.

  3. Terwujudnya lingkungan yang bersih dan indah serta meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan.

  4. Terwujudnya pola pembangunan yang terarah, terencana, dan terukur untuk mempercepat pemerataan hasil-hasil pembangunan.

  5. Meningkatnya kualitas pelayanan aparatur, efisien, dan efektif dalam menjalankan TUPOKSI.

  10.8.Strategi Kelembagaan

  Strategi kelembagaan yang akan dijabarkan meliputi strategi bidang persampahan, bidang air limbah, bidang perumahan dan permukiman, bidang drainase, dan air bersih.

  10.8.1. Strategi Kelembagaan Bidang Persampahan

  Strategi yang diambil dalam rangka pencapaian sasaran pengelolaan persampahan di Kabupaten Paser, antara lain :

  1. Kerjasama dengan masyarakat dalam pengelolaan kebersihan. Contoh : Dalam pengumpulan sampah dari warga masyarakat ke dalam lokasi pembuangan sementara dikerjakan oleh warga setempat.

  2. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam menangani kebersihan di wilayahnya dengan Penyuluhan dan Pembinaan.

  3. Peningkatan Pendapatan Retribusi Kebersihan dengan mencari Pelanggan-pelanggan Baru.

  4. Efisiensi penggunaan peralatan.

  5. Peran serta masyarakat yaitu berupa segala tindakan masyarakat baik langsung atau tidak langsung yang membantu proses pelaksanaan pengelolaan persampahan. Peran serta masyarakat pada pengelolaan persampahan di Kabupaten Paser dapat dibagi dalam dua bentuk yaitu peran serta pada pembiayaan dan peran serta pada teknis operasional pengelolaan

  10.8.2. Strategi Kelembagaan Bidang Air Limbah

  Strategi yang diambil dalam rangka pencapaian sasaran pengelolaan air limbah di Kabupaten Paser adalah melalui strategi institusi. strategi ini menekankan pada peningkatan kemampuan institusi yang ada, diuraikan dibawah ini:

  1. Pemerintah Kota harus membentuk dan mengkoordinasikan unit pelaksanaan yang bertanggung jawab atas penanganan lumpur tinja.

  2. Pada umumnya, direkomendasikan untuk meningkatkan kemampuan unit pelaksana yang ada dan mengatur kembali unti-unit tersebut untuk melakukan tugas mereka yang baru. Namun demikian pendiriran organisasi baru hanya diperbolehkan ketika sangat diperlukan, dan sangat tergantung dari klasifikasi kota, karakteristik masyarakat, potensi masyarakat, serta peraturan yang berlaku.

  3. Untuk mengelola lumpur tinja setempat termasuk pengangkutan dan pengolahan akhir di IPLT dapat diserahan kepada Dinas Pekerjaan Umum atau Dinas Kebersihan.

  4. Tanggung jawab pemerintah pusat yaitu memberi petunjuk, pemantauan dan strategi, pengembangan sumber daya manusia, peningkatan kemampuan pmerintah daerah dalam persiapan proyek dan pelaksanaan proyek pilot, dan penyediaan investasi awal untuk pemerintah daerah dalam pembangunan prasarana sanitasi.

  5. Program pelatihan bagi staf pemerintah daerah dan penyuluhan sanitasi yang bersifat nasional harus dimulai sebagai bagian dari strategi.

  6. Tanggung jawab pemerintah daerah diantaranya adalah membuat rencana kegiatan (Action Plan) di daerah masing-masing dengan penekanan pada pelaksanaan sanitasi setempat, membangun fasilitas kakus komunal, melaksanakan proyek Communal

  System dengan bantuan dana dari pemerintah pusat jika memungkinkan dan

  penyedotan lumpur tinja serta mengawasi dan mengendalikan bantuan teknik bagi fasilitas sanitasi setempat.

  7. Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT) harus memberikan kontribusinya dalam memperluas wawasan pemerintah daerah dalam menyiapkan rencana pengelolaan lumpur tinja domestik.

  8. Proyek sanitasi setempat yang ada harus diperluas dan dikembangkan menjadi suatu program yang berkesinambungan. Setahap demi setahap pemerintah daerah mengambil peran yang dibantu oleh konsultan.

  9. Promosi partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan operasi serta pemeliharaan fasilitas sanitasi komunal harus diteruskan. Organisasi non Pemerintah (NGO) dan pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK) harus dilibatkan untuk mempromosikan partisipasi masyarakat secara aktif.

  10. Penerbitan dan pelaksanaan peraturan daerah tentang :

  a) Izin Mendirikan Bangunan yang mengatur bahwa setiap bangunan harus memiliki tangki septik yang sesuai dan/atau IPLT yang memenuhi standar efluen.

  b) mengendalikan proses pengumpulan dan pembuangan lumpur tinja.

10.8.3. Strategi Kelembagaan Bidang Perumahan dan Permukiman

  Strategi yang diambil dalam rangka pencapaian sasaran pengembangan dan pembangunan permukiman dan perumahan di Kabupaten Paser adalah sebagai berikut :

  1. Penyiapan kebijakan dan strategi pembangunan perumahan dan permukiman yang dilakukan oleh Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Perumahan melalui :

  • Pendataan untuk memperhitungkan kebutuhan peningkatan kualitas dan pembangunan perumahan dan permukiman.
  • Pendataan untuk menyiapkan strategi pembangunan perumahan dan permukiman.
  • Pengkajian untuk menetapkan kebijakan dan strategi pembangunan daerah.
  • Penyiapan kebijakan dan strategi pembangunan perumahan dan permukiman 2. Merupakan upaya menyiapkan materi yang siap disepakati bersama masyarakat.
  • Pengusulan, dan pembahasan kebijakan dan strategi pembangunan perumahan dan permukiman.
  • Penyiapan kelembagaan yang dapat bekerja bersama masyarakat.

  3. Pembinaan dan pengaturan perumahan dan permukiman, melalui : • Layanan Informasi komunikasi.

  • Pemberdayaan masyarakat.
  • Peningkatan peran pelaku kunci.
  • Penyiapan produk pengaturan.
  • Sosialisasi pengaturan.
  • Fasilitas kepada masyarakat.
  • Penanggulangan bencana dan kondisi darurat bidang perumahan dan permukiman.
  • Pelayanan izin pembangunan dan pemanfaatan/penghunian.

  4. Pengendalian pembangunan perumahan dan permukiman, melalui : • Pengawasan Pembangunan.

  • Pengawasan Pemanfaatan/Penghunian.
  • Penerapan prosedur dan mekanisme pengendalian

  5. Peran serta masyarakat dalam pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman melalui :

  • Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah bangunan.
  • Pemberian masukan dalam perumusan rencana pembangunan perumahan dan permukiman.
  • Pengajuan keberatan terhadap rancangan rencana.
  • Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan.
  • Bantuan tenaga ahli.
  • Bantuan dana.

10.8.4. Strategi Kelembagaan Bidang Drainase

  Strategi yang diambil dalam rangka pencapaian sasaran pengembangan drainase di Kabupaten Paser adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana perumahan dan per-mukiman melalui peningkatan peran serta masyarakat dan tetap mempertahankan fungsi lingkungan bekerjasama dengan daerah tetangga.

  Pembinaan pengelolaan sistem drainase dengan target peningkatan NSPM sistem drainase dan pengembangan perangkat pengaturan, serta peningkatan peran, fungsi dan kinerja lembaga/institusi dan SDM pengelola sistem drainase di kabupaten/kota. Pola pengelolaan dilaksanakan oleh Seksi yang mengelola bidang drainase pada Dinas terkait dan bekerjasama dengan perguruan tinggi, Diklat PU, para praktisi dan lembaga swasta. Penanganan program dilakukan melalui suatu kegiatan.

10.8.5. Strategi Kelembagaan Bidang Air Bersih

  Strategi yang diambil dalam rangka pencapaian sasaran pengembangan SPAM di Kabupaten Paser adalah melalui program peningkatan dalam bidang kemitraan. Untuk penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut : 1) Kelembagaan dan Peraturan Perundang-Undangan

  • Upaya memperkuat tugas dan fungsi regulator dan operator penyelenggaraan SPAM

  (PDAM dan Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Perumahan) di Kabupaten Paser dilakukan dengan cara meningkatkan sumber daya manusia yang ada melalui pelatihan, peningkatan kualitas air minum, memperkuat fungsi dinas terkait dan memperkuat PDAM.

  • Upaya memperkuat prinsip kepengusahaan pada lembaga penyelenggaraan PDAM

  di Kabupaten Paser dilakukan melalui penyehatan PDAM, penyesuaian tarif dan peningkatan SDM.

  • Upaya penyusunan peraturan perundang-undangan (Perda, dll) yang berkaitan

  dengan penyelenggaraan SPAM di Kabupaten Paser dilakukan dengan cara penyusunan PERDA dan implementasi NSPM. 2) Peran Serta Masyarakat

  Upaya meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan SPAM di Kabupaten Paser dilakukan melalui kegiatan :

  • Untuk perkotaan, dengan menyehatkan PDAM dan mengusahakan insentif agar

  pihak swasta berminat investasi langsung/tidak langsung dalam penyelenggaraan SPAM, serta mendorong perusahaan atau kawasan permukiman/perdagangan dan jasa/industri melaksanakan SPAM secara mandiri.

  • Untuk perdesaan, dengan membentuk kelompok-kelompok pelayanan air minum

  yang dikelola oleh masyarakat sendiri. Pada saat ini sudah terdapat kelompok masyarakat yang mengelola pelayanan air minum pedesaan dan hasil pembangunan oleh pemerintah /NGO. Selain itu, juga dengan menggerakan perusahaan swasta di Kabupaten Paser untuk turut membantu menyediakan sarana prasarana SPAM di pedesaan.

10.9.Masalah, Analisis dan Usulan Program

10.9.1. Analisis Permasalahan

  Sebagai salah satu kota yang terus berkembang Kabupaten Paser memiliki posisi strategis sebagai pusat administrasi maupun pusat perkembangan ekonomi dan perdagangan. Fungsi-fungsi ini dan fungsi-fungsi laingnya secara serius terhambat oleh kurangnya drainase dan pengendalian banjir yang memadai.

  Pembahasan tentang kelembagaan ini membuat persyaratan-persyaratan dan kemungkinan-kemungkinan kelembagaan bagi implementasi suksesnya koordinasi pelaksanaan program-program pembangunan di Kabupaten Paser. Perhatian khusus perlu ditujukan pada dimasukkannya inputan ini ke dalam rencana program investasi selama lima tahun mendatang yakni tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 yang menjadi dasar dalam pengembangan pembangunan Kabupaten Paser.

  Terkait dengan bidang-bidang yang ada di Dinas Cipta karya Perumahan dan pemukiman serta bidang-bidang yang ada di Dinas Bina Marga Pengairan dan Tata Ruang yakni persampahan, air limbah, drainase, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan permukiman, dan penyediaan air bersih, dalam hal ini tidak sepenuhnya terkonsentrasi pada kelembagaan ke Cipta Karyaan. Hal ini sejalan adanya sistem koordinasi pembangunan antar kawasan yang melibatkan berbagai kelembagaan yang terkait dengan prorgram-program pengembangan Kabupaten Paser. Untuk lebih membuka investasi dalam bidang pengembangan dan pembangunan di Kabupaten Paser secara umum Pemerintah Kabupaten Paser menjalin kerjasama dengan berbagai aspek, baik itu dari aspek pemerintahan sendiri, swasta, organisasi dan kemasyarakatan.

  Secara riil, peran swasta dalam hal ikut memajukan perkembangan dan pembangunan mempunyai andil yang cukup besar terutama dalam bidang investasi pembangunan infrastruktur di Kabupaten Paser. Kondisi ini tetap akan berjalan mengingat Kabupaten Paser adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Timur yang sifatnya masih banyak memerlukan pengembangan, baik itu dalam bidang infrastruktur dan sosial ekonomi pembangunan kota. Langkah kongkrit yang diambil dalam menyikapi perkembangan dan harapan pembangunan Kabupaten Paser ke depan adalah dengan tetap menjalin “kemitraan” dari berbagai Instasi Kelembagaan di Kabupaten Paser, masyarakat dan swasta yang juga selama ini ikut andil besar dalam memajukan perkembangan dan pemabangunan di Kabupaten Paser.

  Kemitraan pada hakikatnya merupakan wujud yang ideal dalam peran serta masyarakat dalam pembangunan. Kemitraan didasari atas hubungan antar pelaku yang bertumpu pada ikatan usaha yang saling menunjang dan saling menguntungkan, serta saling menghidupi berdasarkan asas kesetaraan dan kebersamaan. Setiap pelaku usaha memiliki potensi, kemampuan dan keistimewaan sendiri, walaupun berbeda ukuran, jenis, sifat, dan tempat usahanya. Setiap pelaku usaha juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Dengan kelebihan dan kekurangan itu timbul kebutuhan kerjasama dan kemitraan. Dengan demikian, kelebihan-kelebihan akan dilipatgandakan dengan memaksimalkan manfaat yang mungkin diperoleh. Sedangkan kekurangan-kekurangan dapat diusahakan untuk dikurangi, atau bahkan dihilangkan sama sekali, dengan kerjasama yang saling menutupinya.

  Kemitraan dalam pembangunan pada dasarnya mengandung hakekat keadilan dalam perolehan keuntungan dan manfaat, pembebanan biaya dan penanggungan risiko yang timbul dalam kegiatan usaha tersebut. Dengan demikian, kemitraan yang dikembangkan adalah kemitraan yang setara antara para pelaku sesuai dengan kemampuan kontribusinya. Kemitraan yang setara memerlukan pula pemahaman yang kuat terhadap hak dan tanggung jawab serta peranan dari masing-masing pelaku.

  Menjadi tantangan kita bersama untuk mengembangkan semangat dan suasana yang mendorong tumbuhnya kemitraan dan mengembangkan pola-pola yang praktis dan menarik,serta menjamin keuntungan bagi semua pihak.

  Dalam hal ini, pihak-pihak yang terlibat tentu harus memiliki tanggung jawab karena kemitraan bukanlah bertepuk sebelah tangan. Meskipun semua pihak memiliki tanggung jawab, pemerintah tetap harus mengambil prakarsa paling tidak untuk menciptakan iklim yang merangsang bagi usaha kemitraan, antara lain dengan :

  1. Mengembangkan kebijaksanaan dan strategi pembangunan yang jelas, yang tercermin baik pada tujuan, arahan maupun indikator-indikator kebijaksanaan (policy indicators).

  2. Menetapkan prioritas pembangunan yang realistis dan diikuti oleh semua pihak, baik pemerintah maupun dunia usaha dan masyarakat. Untuk itu perlu kesepakatan di antara berbagai pelaku pembangunan ini, dan karena itu perlu ada dialog-dialog.

  3. Memantapkan mekanisme komunikasi yang lancar dan transparan. Transparansi erat kaitannya dengan tingkat partisipasi. Oleh karena itu, pada tahap awal mekanisme kemitraan yang transparan harus dikembangkan dan dimantapkan.

  4. Mengembangkan pilihan-pilihan atas pola-pola kemitraan yang dapat mencakup kepentingan-kepentingan yang ada di berbagai lapisan dan golongan masyarakat, sehingga masyarakat dapat berperanserta seluas-luasnya dalam kemitraan pembangunan.

  5. Menyiapkan rencana pengembangan kemitraan yang mencakup rencana investasi pemerintah, swasta dan masyarakat sebagai bagian dari pembangunan nasional.

  6. Menyiapkan kerangka peraturan dan arahan serta pedoman yang dapat menjadi acuan terutama bagi swasta dan masyarakat dan juga menjamin kepastian usaha.

  Pengembangan kemitraan dalam pembangunan dapat mencakup dua pola dasar, yaitu pertama, dalam bentuk peran serta swasta dan masyarakat dalam pembangunan yang sifatnya memberikan lebih banyak peluang untuk berpartisipasi pada kegiatan yang semula merupakan tugas pemerintah. Atau dengan kata lain, pemerintah memberi ijin pemanfaatan aset milik pemerintah (konsesi) kepada pihak swasta dan masyarakat untuk digunakan dalam jangka waktu tertentu guna melakukan tugas-tugas pelayanan umum. Kedua, kerjasama kemitraan antara masyarakat, swasta dan pemerintah melalui pengembangan formula pembagian modal kerja yang menjadi tanggung jawab masing-masing pihak. Dalam rangka ini dikembangkan pola-pola kerjasama kemitraan yang mencakup pembagian keuntungan dan sekaligus juga risikonya.

  Untuk mewujudkan kemitraan dalam bentuk-bentuk tersebut, perlu kesepakatan dalam persepsi kemitraan antara swasta maupun pemerintah. Swasta tidak hanya mempertimbangkan aspek keuntungan ekonomi jangka pendek saja, apalagi yang bersikap spekulatif, tetapi sudah harus memperhatikan kesinambungan pembangunan, atau lebih mengkonseptualisasikan pemikiran investasi yang berwawasan jangka panjang.

  Secara potensial ada peluang-peluang yang terbuka lebar untuk menumbuh kembangkan kemitraan yang saling menguntungkan dalam pembangunan nasional, khususnya dalam pembangunan perkotaan. Potensi dan peluang yang besar ini terutama disebabkan oleh makin meningkatnya kemampuan masyarakat di perkotaan untuk memperoleh pelayanan perkotaan yang makin berkualitas dengan sistem penyediaan yang lebih baik. Kemampuan masyarakat saat ini sangat berkembang, terutama untuk membayar pelayanan yang lebih baik tersebut memberi landasan keekonomian yang kuat bagi pengembangan kemitraan dalam penyediaan pelayanan prasarana dan sarana yang tersedia.

  Berdasarkan cara pandang kabupaten sebagai daerah Pertambangan dan Perkebunan ekonomi wilayah/kawasan, maka hendaknya kota tidak hanya dilihat sebagai unit yang berdiri sendiri secara individual, tetapi dipandang sebagai satu kesatuan dalam suatu sistem. Berkaitan dengan peningkatan peran swasta dalam berbagai bentuk pembangunan skala besar seperti pembangunan perumahan, kota baru, kota satelit dan lain-lain, maka kegiatannya perlu dilaksanakan dalam suatu kerangka sistem perkotaan yang lebih luas, di samping pembangunan sistem internal kotanya sendiri. Dengan demikian, dapat terwujud keterpaduan dan sinkronisasi system prasarana kabupaten dan antara kabupaten yang berdampingan atau berdekatan, baik yang dibangun pemerintah maupun yang dibangun oleh swasta. Selain itu juga dapat saling mendukung dengan sistem dalam kota intinya dan juga mendukung keterkaitan dengan kota-kota lainnya.

  Dengan kata lain, sinkronisasi pembangunan regional merupakan tantangan yang harus diatasi dengan meningkatnya berbagai bentuk pembangunan skala besar oleh pihak swasta. Dalam banyak hal, memang kegiatan swasta sudah tidak lagi berskala mikro, tetapi sudah sampai pada skala makro yang berdampak makro pula, seperti pengembangan permukiman skala besar atau kota baru, penyediaan sistem telekomunikasi melalui satelit, pembangunan pusat-pusat tenaga listrik, dan sebagainya. Mengingat makin besarnya bentuk dan nilai partisipasi swasta dalam pembangunan daerah yang berskala besar seperti itu, maka sinkronisasi investasi pembangunan menjadi imperatif agar terjadi sinergi yang optimal antara berbagai pelaku pembangunan. Kegiatan yang saling tumpang tindih harus dapat dihilangkan. Di sisi lain, adanya sinkronisasi dapat mengisi ‘gap’ atau kekosongan dari suatu kegiatan pembangunan.

  Kemitraan adalah pola yang sesuai dengan prinsip-prinsip partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya yang ingin kita dorong dalam perekonomian dan pembangunan. Kemitraan juga dapat memberi pemecahan atas dilema efisiensi dan pemerataan kesempatan, karena efisiensi tidak mengharuskan pemusatan kekuatan ekonomi pada kelompok tertentu. Kemitraan merupakan jawaban terhadap monopoli yang dalam sistem ekonomi pasar dan liberal menjadi penyakit yang senantiasa menjadi masalah bagi negara yang menganut paham itu. Kemitraan haruslah didorong tidak saja antara peme rintah dengan usaha besar, tetapi juga dengan usaha kecil dan koperasi, serta antara usaha swasta besar, menengah dan kecil. Dengan demikian kemitraan adalah usaha yang tepat dan tidak bertentangan dengan prisip-prinsip ekonomi yang mendasar, dalam membangun ekonomi yang berda sarkan demokrasi.

  Berdasarkan kajian kelembagaan dapat dilihat bahwa dalam lingkup instansi keciptakaryaan masih diketemukan beberapa hal diantaranya :

  1. Dalam pelaksanaan program-program pengembangan dan pembangunan kota, Pemerintah Kabupaten Paser melakukan pembinaan jalinan kemitraan baik itu Instasi Pemerintahan Kabupaten Paser sendiri, masyarakat, dan swasta. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan pengembangan dan pembangunan kota benar-benar dapat terarah dan terlaksana dengan dukungan sumber dana yang cukup serta sesuai dengan kebutuhan pembangunan di Kabupaten Paser.

  2. Peran swasta dalam pengembangan infrastuktur di Kabupaten Paser juga cukup besar terutama dalam pengembangan penyediaan jaringan air bersih dan pengembangan PSD permukiman. Dalam hal ini terlihat bahwa kunci kelembagaan dalam menjalin kemitraan sangatlah dibutuhkan guna menselaraskan pembangunan dan mendorong tercapinya keberhasilan pembangunan baik dalam bidang pendanaan maupun dalam hal lainnya yang terkait dengan program–prorgram pengembangan dan pembangunan kota.

  3. Sasaran pembangunan dan pengelolaan bidang keciptakaryaan pada tahun 2013 berorientasi pada tersedianya pelayanan kepada publik bidang keciptakaryaan sesuai dengan standar pelayanan minimal. Selanjutnya dengan terpenuhinya pelayanan minimal kepada publik akan mendorong peningkatan produktivitas sektor-sektor ekonomi yang menggunakan infrastruktur keciptakaryaan sebagai salah satu sarana pendukung faktor produksinya. Sasaran kedua adalah meningkatnya partisipasi swasta, antara lain dalam bentuk investasi dalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur di Kabupaten Paser.

10.9.2. Analisis Tugas dan Kewenangan Kelembagaan

  Pada bidang persampahan, tata kerja pelaksanaan tugas Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Perumahan Kabupaten Paser dilaksanakan berdasarkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, baik dalam lingkungan internal maupun dengan satuan organisasi lain sesuai dengan tugas masing-masing. Pembentukan organisasi dan tata kerja organisasi Pengelola Kebersihan Kabupaten Paser diatur pada perda Nomor 21 Tahun 2008 Berdasarkan Perda tersebut, maka institusi pengelola kebersihan Kabupaten Paser adalah Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Paser. Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Perumahan Kabupaten Paser bertanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan sampah Kabupaten Paser, sekaligus juga melaksanakan kegiatan pengelolaan pertamanan dan pemakaman, dan pengelolaan kegiatan pemadaman kebakaran di Kabupaten Paser.

  Berdasarkan hal tersebut maka pelaksana teknis operasional pengelolaan persampahan Kabupaten Paser berada dibawah Bidang Kebersihan. Institusi lainnya yang ikut serta bertanggung jawab pada pengelolaan persampahan Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang melaksanakan proses pengumpulan sampah pada permukiman yang belum mendapat pelayanan langsung dari Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Perumahan Kabupaten Paser Pokmas tersebut melaksanakan pengumpulan sampah dari rumah tangga dengan menggunakan gerobak dan mengangkutnya ke tepi jalan yang akan dilalui truk pengangkut sampah.

  Pada bidang pengembangan perumahan dan permukiman secara umum adalah kewenangan Dinas Cipta Karya akan tetapi guna menunjang suksesnya perkembangan dan pembangunan kota, maka dilakukan sistem kemitraan. Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor

  21 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kabupaten Paser adalah sebagai berikut Dinas Bina Marga, Pengairan dan Tata Ruang mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang Bina Marga . Dalam hal ini adalah :

  1. Menyusun Perencanaan program dan keangotaan oprasional di bidang kebinamargaan, pengelolaan sumberdaya air dan penataan ruang sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah;

  2. Penetapan kebijakan kebinamargaan, pengelolaan sumber daya air dan penataan ruang;

  3. Pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di bidang kebinamargaan, sumber daya air dan peluang yang meliputi; pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan, pembangunan, operasi dan pemeliharaan pengairan, perencanaan tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah.

  4. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya;

  5. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; Pengelolaan perumahan yang dikembangkan swasta (resmi) kerap dilakukan oleh developer/pengembang kawasan tersebut. Namun demikian, ada beberapa lokasi badan pengelolanya tidak aktif lagi, terutama setelah rumah-rumah dalam kawasan tersebut laku terjual (habis) dan aktivitas di lingkungan permukimannya berjalan lancar, walaupun sesungguhnya developer selalu memiliki tanggung jawab untuk menjalankan pelayanan pengelolaan perumahan. Akibatnya dibeberapa lokasi perumahan, pengelolaan dilakukan secara swadaya oleh warga setempat.

  Pada sub bidang penyediaan air bersih dalam pelaksanaannya adalah untuk pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten, PDAM, maupun masyarakat. Upaya memperkuat tugas dan fungsi regulator dan operator penyelenggaraan SPAM (PDAM dan Dinas PU) di Kabupaten Paser dilakukan dengan cara meningkatkan sumber daya manusia yang ada melalui pelatihan, peningkatan kualitas air minum, memperkuat fungsi dinas-dinas terkait dan memperkuat PDAM. Secara teknis kewenangan kelembagaan PDAM adalah sebagai berikut:

  a. Mengkoordinasikan program dan rencana teknis bidang Pengairan;

  b. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi, peningkatan, operasi serta pemeliharaan dan bina manfaat bidang Pengairan;

  c. Menyelenggarakan perijinan dan pengawasan pemanfaatan air permukaan dan atau sumber air serta rekomendasi perijinan penambangan bahan galian golongan C alur sungai;

  d. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian laporan pekerjaan di bidang Pengairan;

  e. Mengkoordinasikan penanggulangan bencana banjir dan bencana alam lainnya serta usaha-usaha pengedalian erosi saluran; f. Melakukan tugas kedinasaan lain yang diberikan oleh atasan.