SEKILAS KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW DAN

SEKILAS KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW
DAN PERAN BELIAU DI DALAM ISLAM
Oleh : Indra Nurul Hayat*

1. Nabi Muhammad telah Yatim Piatu Sejak Kecil .
Nabi Muhammad Al-Amin, dilahirkan pada hari Senin 12 Rabi'ul
awal tahun gajah, dinamakan tahun gajah karena pada waktu itu pasukan
Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi dengan menunggang gajah menyerbu
untuk menghancurkan Ka’bah1 atau lebih tepatnya dengan tahun 570 Masehi.
Beliua adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa
dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqoyah. Nabi Muhammad
lahir dari keluarga terhormat yang relatife miskin.2
Beliau dilahirkan oleh seorang Ibu bernama Siti Aminah Binti Wahab
dan ayahnya Abdullah Bin Abdul Muthalib, keturunan Bani Ismail, putra Nabi
besar Ibrahim as yang dijanjikan oleh Allah, dan sekaligus merupakan kakak
dari Nabi Ishak, putra Nabi Ibrahim dari Siti Sarah yang menurunkan Nabinabi besar untuk umat Israel.3
Abdullah, Ayah Nabi Muhammad meninggal dunia tiga bulan ketika
Nabi Muhammad masih dalam kandungan Ibunya. Tepatnya ketika berada di
Yastrib dalam perjalanan berdagang.4
Ketika beliau masih bayi, selain menyusu kepada ibu kandungnya,
Nabi Muhammad juga pernah disusui oleh Tsuwaibah Al Aslamyah dari Bani

*

Mahasiswa Universitas Wiralodra Indramayu, Fakultas Agama Islam, Perodi Pendidikan Agama
Islam, Semester II. Kelas A.
1
Drs. H. Fatah Syukur NC, Sejarah Peradaban Islam, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2009, h. 28.
2
Drs. H. Fatah Syukur NC, h. 27.
3
Armansyah, “ Studi Kritis Pemahaman Islam “, dalam http://www.geocities.com/arman_syah/, “
Selamat Datang ya Nabi Utusan Allah ”, Bagian 2.
4
Armansyah, “ Studi Kritis Pemahaman Islam “,

1

Aslam yang juga budak dari Abu Lahab, bersama-sama dengan Hamzah bin
Abdul Muthalib pamannya yang sebaya usianya dengan Nabi Muhammad, dan
selanjutnya menyusu kepada Halimah Al-Sa'diyah, dari Bani Sa'ad yang
terletak antara Mekkah dan Thaif yang bersuamikan Abu Zuaib.5

Sejak dari kandungan ibunya, hingga ia lahir, Nabi Muhammad
sudah menunjukkan berbagai mukjizatnya sebagai tanda-tanda kenabiannya
kelak dikemudian hari, sebab Nabi Muhammad juga merupakan Nabi yang
paling banyak dikaruniai mukjizat oleh Allah.6
Setelah masa penyusuannya usai, Nabi Muhammad kembali
kepelukan ibunya, Siti Aminah. Setahun kemudian, Muhammad kecil beserta
ibunya dan seorang pengasuhnya bernama Ummu Aiman melakukan ziarah
kemakam Abdullah, ayah Nabi Muhammad dan suami Aminah di Yastrib.
Selama satu bulan mereka tinggal di Yastrib dengan menumpang dirumah
keluarga mereka dari Bani Najjar. Dalam perjalanan pulang kembali kekota
Mekkah, tepat disebuah desa bernama Abwaa', Aminah jatuh sakit dan wafat
disana, waktu itu usia Nabi Muhammad sudah 6 tahun. Karena jaraknya kekota
Mekkah masih cukup jauh, akhirnya jenazah Aminah dikuburkan didesa
Abwaa' tersebut dan Nabi Muhammad beserta pengasuhnya, Ummu Aiman
kembali kekota Mekkah berdua.7
Abdullah telah pergi, Aminah pun telah pula pergi setelah keduanya
melakukan kewajiban yang diamanatkan kepada keduanya. Anak yang mulia
itu kini menjadi yatim piatu seperti kehendak Allah, kehilangan ibu
sebagaimana ia telah lebih dulu kehilangan ayah, tidak ada lagi yang akan
menolongnya dalam segenap hal selain daripada Allah yang sudah

mentakdirkan sekalian takdir.
Tuhan memanggil kedua orang tuanya, dan Tuhan juga yang
menanggung akan memelihara anak yang mulia itu selain daripada
5

Armansyah, “ Studi Kritis Pemahaman Islam “,
Wawan Gunawan, Teladan Sepanjang Zaman, Pustaka Madani, Jakarta, 2001, h. 29.
7
Armansyah, “ Studi Kritis Pemahaman Islam “, dalam http://www.geocities.com/arman_syah/, “
Selamat Datang ya Nabi Utusan Allah ”, Bagian 2.
6

2

pengasuhnya Ummu Aiman, yang sekarang berfungsi sebagai ibu baginya dan
juga kelak dikemudian harinya sebagai saksi hidup mengenai apa dan siapa
sesungguhnya sosok Nabi Muhammad itu. Ummu Aiman yang memelihara
Nabi Muhammad dalam perjalanan tersebut, mengurusi makan dan tidurnya,
menjaganya dari semua mara bahaya, hingga akhirnya tiba dikota Mekkah dan
diserahkan pada Abdul Muthalib, kakeknya.8

2. Nabi Muhammad dalam Asuhan Kakek dan Paman Beliau.
Nabi Muhammad hanya dua tahun di asuh oleh Kakeknya Abdul
Mutholib. karena pada usia 80 tahun, Abdul Muthalib kembali kerahmatullah,
wafat dengan tenang dengan sebelumnya telah menyerahkan pengurusan Nabi
Muhammad kepada putra tertuanya Abu Thalib yang menggantikan kedudukan
ayahnya sebagai penguasa tertinggi dikota Mekkah saat itu. Walaupun
kehidupan keluarga Abu Thalib sendiri sangatlah serba kekurangan, dia
menghidupi keluarganya dengan jalan berdagang. Sejak itulah, Nabi
Muhammad mulai belajar berdagang dan membantu pamannya didalam
menjalankan roda kehidupan.
Kejujurannya, keterjauhannya dari semua yang bersifat keberhalaan,
kedisiplinannya, ketangkasannya serta keuletan kerjanya membuat ia digelari
orang dengan nama Al-Amin yang berarti orang yang jujur atau terpercaya,
meski saat itu ia masih kecil. Dan sebagaimana di utarakan dalam hadits yang
artinya “Nabi Muhammad ( termasuk 24 Nabi lainnya ) tidak pernah
melakukan perbuatan senonoh.( H.R. Baihaqi )”9
Pada usianya yang ke-12 tahun, Nabi Muhammad Al-Amin
menemani pamannya Abu Thalib pergi berdagang kekota Syiria dan dalm
perjalanan bertemu dengan seorang rahib bernama Buhaira. 10 Rahib itu sendiri
adalah seorang pengikut setia ajaran Isa Almasih dari Nashara. Dia bukanlah

dari seorang yang menyekutukan Tuhan sebagaimana kebanyakan ahli kitab
lainnya. Ensyclopedia of Britannica telah mencatat bahwa Buhaira adalah
8

Armansyah, “ Studi Kritis Pemahaman Islam “,
Wawan Gunawan, Teladan Sepanjang Zaman, h. 3.
10
Drs. H. Fatah Syukur NC, Sejarah Peradaban Islam, h. 28.
9

3

seorang ulama Nashara yang sangat tinggi ilmu agamanya dan ia pernah
memegang jabatan Patriarch di Konstantinopel dari tahun 428 - 431 Masehi.
Kedudukannya amatlah tinggi, pengikutnya pun cukup banyak. Namun karena
faham Bahira adalah mengesakan Tuhan, diapun ditindas dan dibuang.11
Sang rahib itu memberikan nasehat kepada Abu Thalib agar jangan
terlalu jauh memasuki daerah syiria, sebab dikhawatirkan orang-orang Yahudi
yang mengetahui tanda-tanda kenabian pada Nabi Muhammad, akan berbuat
jahat kepadanya. Dan juga mewanti-wanti agar merawat dan menjaga

Muhammad sebaik mungkin sebab dia telah lebih dahulu melihat tanda-tanda
kenabian pada diri Nabi Muhammad, sebagaimana yang termaktub dalam
ajaran Isa Almasih sejati.12
Sejak itulah pamannya Abu Thalib begitu teliti dan hati-hati sekali
didalam menjaga Nabi Muhammad, bahkan curahan kasih sayang yang
diberikannya kepada Al-Amin ini melebihi apa yang diberikannya kepada
putra kandungnya sendiri.
3. Nabi Muhammad Menikah.
Pada usianya yang ke-25 tahun, Nabi Muhammad menikah dengan
seorang wanita saudagar terhormat dan merupakan orang terkaya waktu itu
diantara penduduk Mekkah, namanya Siti Khadijjah binti Khuwailid Bin
Abdul Uzza Bin Qushai ditahun 596 M.
Khadijjah digelari orang dengan sebutan Saydah Quraisy atau Ibu
Quraisy. Sebelum menikah dengan Muhammad, Khadijjah sudah dua kali
bersuami dengan orang kaya dari Bani Muchzum, suami pertamanya bernama
Abu Hilal Annabasy bin zurarah dan yang kedua bernama Atik bin Abid al
Makhzumi tapi keduanya meninggal dunia dan ia sendiri telah mempunyai dua
orang anak dari hasil perkawinannya terdahulu itu. 13
11


Armansyah, “ Studi Kritis Pemahaman Islam “, dalam http://www.geocities.com/arman_syah/, “
Selamat Datang ya Nabi Utusan Allah ”, Bagian 2.
12
Drs. H. Fatah Syukur NC, Sejarah Peradaban Islam , h. 28.
13
Muhammad Nur Ali, Kamus Agama Islam, Annizam, Cirebon, 2004, h. 124.

4

Meskipun Khadijjah berusia 40 tahun dengan dua orang anak pada
masa itu, namun cinta Muhammad kepadanya adalah cinta yang penuh terus
menerus selama 25 tahun sesudahnya, yaitu hingga Muhammad berusia 50
tahun dan Khadijjah berusia 65 tahun dengan dikaruniai 6 orang anak.
Karenanya pula selain bergelar Saydah Quraisy, Siti Khadijjah juga
digelari sebagai wanita yang Al-Wadud Al-Walud, artinya seorang wanita yang
sejati dan punya banyak anak. Adapun anak-anak dari perkawinan Muhammad
dengan Khadijjah adalah Al-Qasim, Abdullah At-Tahir, Zainab, Ruqayah,
Ummu kalsum dan Fatimah Uzzahra. Adapun Al -Qasim dan Abdullah AtTahir, wafat sejak kecilnya.14
4. Peran Nabi Muhammad di dalam Islam.
Berasal-usul dari keluarga sederhana yang telah dijelaskan diatas,

Nabi Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama
terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil
sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad
sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta
berakar.15
Umumnya, bangsa Arab pada zaman Nabi Muhammad tak
memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala. Di kota Mekkah ada
sejumlah kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar
kemungkinan dari merekalah Nabi Muhammad untuk pertama kali
mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang Maha kuasa, yang mengatur
seantero alam. Tatkala Nabi Muhammad berusia empatpuluh tahun setelah
menerima Wahyu dari Allah SWT, Nabi Muhammad yakin bahwa Allah
SWT telah menyampaikan sesuatu kepadanya dan memilihnya untuk jadi
penyebar kepercayaan yang benar,tepatnya agama Islam sekarang.16
14

Armansyah, “ Studi Kritis Pemahaman Islam “, dalam http://www.geocities.com/arman_syah/, “
Selamat Datang ya Nabi Utusan Allah “, Bagian 2.
15
Michael H. Hart, “ Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah “, media.isnet.org,

dalam http://www.pakdenono.com/, 01. Nabi Muhammad.
16
Michael H. Hart, “ Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah “, media.isnet.org,
dalam http://www.pakdenono.com/, 01. Nabi Muhammad.

5

Selama tiga tahun Nabi Muhammad hanya menyebar agama Islam
terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala memasuki
tahun 613 Nabi mulai tampil di depan publik. Begitu Nabi sedikit demi
sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang
berbahaya, pembuat onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya,
Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil.
Di kota itu dia ditawari posisi kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.17
Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting bagi kehidupan
Nabi. Di Mekkah Nabi susah memperoleh sejumlah kecil pengikut, dan di
Madinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat Nabi
dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang
kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara
pengikut


Nabi

Muhammad

bertumbuhan

bagai

jamur,

serentetan

pertempuran pecah antara Mekkah dan Madinah. Peperangan ini berakhir
tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Nabi Muhammad, kembali ke
Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidup Nabi, Beliau
menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab
memeluk Agama Islam. Dan tatkala Nabi Muhammad wafat tahun 632, Nabi
sudah memastikan bahwa Beliau selaku penguasa efektif seantero Jazirah
Arabia bagian selatan.18

Nabi Muhammad ketika di mekkah hanya bisa menjadi pemimpin
Agama saja, sebab adanya kaum kafir Quraisy yang benar-benar menentang
ajaran yang di bawa oleh Nabi dan begitu masih kuatnya ajaran nenek
moyang kaum kafir Quraisy tersebut, akan tetapi setelah hijrah ke Madinah,
Nabi Muhammad selain di jadikan sebagai pemimpin Agama, juga sebagai
pemimpin politik di Madinah.
Adapun beberapa tokoh terkenal di dunia yang mengagumi sosok
Nabi Muhammad dalam penyebaran ajaran Islam, diantara tokoh tersebut ada
Mahatma K. Gandhi yang bertutur kata “ Saya ingin tahu sebaik-baiknya
17
18

Michael H. Hart, “ Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah “,
Michael H. Hart, “ Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah “,

6

tentang prihidup seorang yang hingga kini memegang hati jutaan manusia…
Saya lebih yakin dari sebelumnya, bahwa bukanlah pedang yang membawa
islam kepada kejayaan pada masa-masa itu dalam skema kehidupan.
Kesederhanaan agama Islam yang tegas, penguasaan diri yang paling kuat
dari Nabi itu, keteguhan memenuhi janji, pelayanannya yang sungguhsungguh kepada sahabat dan pengikutnya, keperwiraannya yang tidak
mengenal takut, keyakinannya yang muthlak kepada Tuhan dan kepada
risalahnya sendiri. Hal-hal inilah, dan bukannya pedang yang menakhlukkan
segala-galanya di hadapan kaum muslimin dan mengatasi segala rintangan…
ketika saya menutup jilid ke-2 buku Biografi Nabi ini, saya betul-betul
merasa menyesal karena tidak ada lagi bagi saya yang dapat dibaca mengenai
perihidup yang agung itu.” Begitulah kata yang terucap dari Mahatma K.
Gandhi.19
Selain Mahatma K. Gandhi, ada juga argumaent dari Napoleon
Bonaparte “ I praise God and have reverncas for the holy Prophet
Muhammad and the holy Qur’an “.( Muhammad and the Teaching of Islam,
Lahore, 1945, hlm. 96 ). “ Saya memuja Tuhan dan menghormati Nabi
Muhammad dan Qur’an Suci “.20
Setlah beliau wafat pada usia 63 tahun, Dakwah Islam diteruskan
oleh Khulafaur Rasyidin, yaitu Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq ( selama 2
tahun 10 hari )21, Sayyidina Umar Bin Khatthab ( selama 10 tahun 6 bulan 4
hari )22, Sayyidina Utsman Bin Affan ( selama 12 tahun ) 23, dan Sayyidina Ali
Bin Abi Tholib ( selama 4 tahun 9 bulan )24.

DAFTAR PUSTAKA
19

H. Endang Saifuddin Anshari, M.A., Kuliah Al-Islam, Rajawali Pers, Jakarta, 1992, Cet. 3, h.
196.
20
H. Endang Saifuddin Anshari, M.A., Kuliah Al-Islam, h.198.
21
Muhammad Nur Ali, Kamus Agama Islam, h. 6.
22
Muhammad Nur Ali, Kamus Agama Islam, h. 252.
23
Muhammad Nur Ali, Kamus Agama Islam, h. 254.
24
Muhammad Nur Ali, Kamus Agama Islam, h. 21.

7

Syukur NC, H. Fatah, Sejarah Peradaban Islam, Pustaka Rizki Putra,
Semarang, 2009.
Gunawan, Wawan, Teladan Sepanjang Zaman, Pustaka Madani, Jakarta,
2001.
Anshari M.A., H. Endang Saifuddin, Kuliah Al-Islam, cet. 3, Rajawali
Pers, Jakarta, 1992.
Ali, Muhammad Nur, Kamus Agama Islam, Annizam, Cirebon, 2004.
Michael H. Hart, “ Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam
Sejarah “, media.isnet.org, dalam http://www.pakdenono.com/, 01. Nabi
Muhammad.
Armansyah,



Studi

Kritis

Pemahaman

Islam

“,

dalam

http://www.geocities.com/arman_syah/, “ Selamat Datang ya Nabi Utusan Allah”,
Bagian 2.

8