PEMISAHAN PROTEIN ALBUMIN DAN GLOBULIN D

PEMISAHAN PROTEIN ALBUMIN DAN GLOBULIN DARI LARUTAN GARAM
DENGAN TEKNIK DIALISIS
Dina Amalia Romadhoni
3425110144
Abstrak
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang
merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak
diteliti dalam biokimia. Dua jenis protein globular yaitu globulin dan albumin. Percobaan ini bertujuan untuk
memisahkan protein dari serum sapi dengan metode salting out kemudian memurnikan protein dari garam yang
terlarut dengan teknik dialisis. Metode yang digunakan adalah salting out untuk pemisahan protein dari serum,
dialisis untuk pemurnian protein, dan elektroforesis Helena untuk melihat adanya protein. Hasil yang didapatkan
adalah dialisis dapat membersihkan protein dari garam-garam yang terlarut, serta adanya pita-pita protein yang
muncul dari hasil elektroforesis.

PENDAHULUAN
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan
polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan
salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns
Jakob Berzelius pada tahun 1838. Protein sederhana dapat dibagi menjadi dua bagian menurut
bentuk molekulnya, yaitu protein globular yang berbentuk bulat dan protein fiber yang
mempunyai bentuk panjang seperti serat.

Dua jenis protein globular yaitu globulin dan albumin. Albumin adalah protein yang
dapat larut dalam air serta terkoagulasi oleh panas. Larutan albumin dalam air dapat diendapkan
dengan penambahana monium sulfat hingga jenuh. Albumin antara lain terdapat pada serum
darah dan putih telur. Globulin mempunyai sifat sukar larut dalam air murni, tetapi dapat larut
dalam larutan garam netral, misalnya NaCl encer. Larutan globulin dapat diendapkan dengan
penambahan garama monium sulfat hingga setengah jenuh. Globulin akan mengendap dan dapat
dipisahkan. Seperti albumin, globulin antara lain terdapat dalam serum darah, pada otot, dan
jaringan lain. Molekul globulin mempunyai berbagai macam bentuk. Ada molekul globulin yang
terdiri atas rantai tunggal polipeptida saja, seperti albumin. Akan tetapi, cukup banyak juga yang
terdiri atas beberapa subunit, seperti hemoglobin. Ada pula molekul globulin oligomer (yang
terdiri atas beberapa subunit polipeptida) yang mempunyai susunan yang lebih rumit lagi
daripada hemoglobin, karena subunit penyusunannya tidak sama panjang. Molekul seperti ini
misalnya ialah berbagai jenis imunoglobulin (Ig). Bahkan ada lagi globulin yang juga tergolong
ke dalam kelompok Ig ini, yang mempunyai susunan sangat rumit, seperti imunoglobulin M
(IgM).
Dialisis adalah proses perpindahan molekul terlarut dari suatu campuran larutan yang
terjadi akibat difusi pada membran semi-permeabel. Molekul terlarut yang berukuran lebih kecil
dari pori-pori membran tersebut dapat keluar, sedangkan molekul lainnya yang lebih besar akan

tertahan di dalam kantung membran. Metode dialsis banyak digunakan dalam pemurnian protein

(terutama enzim). Dalam proses ini, dialisis digunakan untuk menghilangkan molekul garam,
seperti amonium sulfat, sebelum dilanjutkan dalam proses pemurnian berikutnya ataupun pada
tahap akhir pemurnian. Pada praktikum kali ini, albumin dan globulin diambil dari serum sapi
yang dipisahkan dengan teknik Salting Out. Setelah dipisahkan dari serum, albumin dan globulin
dibersihkan dari larutan garam dengan cara dialisis. Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan
protein dari serum kemudian memurnikan protein dari garam yang terlarut dengan teknik
dialisis.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan alat dalam praktikum ini antara lain, serum sapi, ammonium sulfat kristal, BaCl, HCl,
aquades, kertas saring, corong, gelas kimia, selofan, dan alat elektroforesis Helena.

p e m is a h a n p r o t e in d e n g a n

p e m is a h a n p r o t e in d a r i g a r a m

tGambar
e k n i k S1.a Bagan
l ti n g O kerjau t praktikum d e n g a n t e k n i k d i a l i s i s

e le k t r o fo

r e s is

1. Pemisahan Protein dengan Teknik Salting Out
Dalam praktikum ini, 25 ml serum sapi ditambahkan 7,28 gram amonium sulfat Kristal,
diaduk terus hinga ammonium sulfat larut. Setelah itu, larutan disaring dengan
menggunakan kertas saring. Endapan yang tertinggal di kertas saring disebut Presipitat
50%, presipitat ini berupa globulin, sedangkan filtrat yang tertampung dinamakan Filtrat
50%, filtrat ini berupa albumin. Kemudian, 10 ml fitrat 50% dicampurkan dengan 3,48
gram ammonium sulfat, diaduk terus hingga larut, setelah itu disaring. Endapan yang
tertinggal di kerta saring disebut presipitat 100% sedangkan filtrat yang tertampung
dinamakan filtrate 100%. Presipitat 50%, filtrate 50%, presipitat 100%, dan filtrate 100%
diuji dengan biuret untuk membuktikan ada atau tidaknya protein.
2. Pemisahan Protein dari Garam dengan Teknik Dialisis
Presipitat 50%, filtrate 50%, presipitat 100%, dan filtrate 100% dimasukkan ke dalam
selofan yang telah direndam air panas. Selofan yang berisi presipitat dan filtrat direndam
dalam aquades yang ditempatkan pada gelas kimia. Proses ini dilakukan untuk
menghilangkan garam-garam yang terlarut pada presipitat dan filtrat. Aquades yang
digunakan untuk merendam diganti setiap hari hingga kandungan sulfatnya tidak ada lagi.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya sulfat dilakukan dengan mereaksikan aquades yang
digunakan untuk merendam dengan HCl dan BaCl, apabila hasilnya berwarna putih,

artinya sulfat masih ada, namun apabila hasilnya tetap bening maka artinya sulfatnya
sudah tidak ada.

Gambar 2. Selofan yang direndam dalam aquades

3. Elektroforesis
Elektroforesis ini dilakukan untuk menguji keberadaan protein albumin dan globulin
yang didapat dari serum. Dalam praktikum ini, dilakukan berdasarkan prosedur
elektroforesis Helena. Elektroforesis menggunakan prosedur elektroforesis Helena.
Cairan protein dikeluarkan dari selofan lalu dimasukkan ke dalam sumur (sumur 1: blank,
sumur 2:serum, sumur 3: pesipitat 50%, sumur 4: filtrate 50%, sumur 5: presipitat 100%
dan sumur 6: filtrate 100%). Kemudian protein ditempelkan ke dalam kertas selulosa
asetat dengan bantuan aplikator. Aplikator ditekan ke dalam sumur-sumur tersebut
sebanyak 3-4 kali lalu ditempelkan pada kertas selulosa asetat. Kertas selulosa asetat
harus direndam dengan larutan buffer Electra HR terlebih dahulu selama 5 menit sebelum
ditempelkan protein. Kertas selulosa asetat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam alat
elektroforesis yang telah berisi buffer yang sama dan dialiri listrik 180 V, 500 mA dan
400 W selama 15 menit. Setelah itu, kertas selolusa asetat tersebut direndam dalam asam
asetat 5% selama 5 menit hingga timbul pita-pita protein hasil elektroforesis berwarna
pink, lalu dikeringkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pemisahan Protein dengan Teknik Salting Out
Di dalam serum terdapat protein albumin dan globulin.Untuk mendapatkan atau
menentukan adanya globulin ditambahkan ammonium sulfat. Protein mempunyai struktur
yang tidak stabil sehingga mudah mengalami denaturasi yang meliputi presipitasi dan
koagulasi. Albumin merupakan protein yang larut dalam air sedangkan globulin
mempunyai sukar larut dalam air. Apabila ke dalam serum yang mengandung kedua
protein tersebut ditambahkan garam ammonium sulfat maka daya larut protein akan
berkurang sehingga protein akan terpisah sebagai endapan. Dimana globulin akan
mengendap pada penambahan garam ammonium sulfat setengah jenuh (presipitat)
sedangkan albumin akan mengendap pada penambahan ammonium sulfat hingga jenuh
(filtrate) (Poedjiadi, 2007). Pengendapan dapat terjadi karena saat ammonium sulfat
ditambahkan pada larutan protein, ion-ion garam ammonium sulfat menarik molekul air
menjauh dari protein. Hal ini disebabkan ion-ion pada garam ammonium sulfat memiliki

muatan berat jenis yang lebih besar dibanding protein, sehingga ketika ditambahkan dan
berikatan dengan molekul air, dapat memaksa molekul protein berinteraksi dan ketika
penambahan ammonium sulfat dalam jumlah cukup menyebabkan protein terpresipitasi.
Prinsip pengendapan dengan amonium sulfat berdasarkan pada kelarutan protein
yang merupakan interaksi antara gugus polar dengan molekul air, interaksi ionik protein

dengan garam dan daya tolak menolak protein yang bermuatan sama. Berdasarkan
fenomena ini, proses kelarutan protein terbagi dua yaitu: proses salting in dan salting
out. Kelarutan protein pada pH dan suhu tertentu akan meningkat saat konsentrasi garam
meningkat sampai pada konsentrasi tertentu (salting in). Selanjutnya pada penambahan
garam dengan konsentrasi tertentu, kelarutan protein akan menurun (salting out).

Gambar 2. Proses pengendapan protein

Endapan protein dapat dipisahkan dari filtratnya dengan cara penyaringan biasa
dengan kertas saring. Endapan yang didapat kemudian diuji dengan uji biuret yang
merupakan uji warna untuk identifikasi protein. Dimana larutan protein dibuat alkalis
dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk mendeteksi
adanya ikatanikatan peptide dimana Cu2+ dari CuSO4 akan direduksi menjadi Cu+ yang
akan bereaksi dengan gugus –CO dan –NH2 pada protein sehingga membentuk suatu
kompleks berwarna ungu.
Dalam praktikum ini, dilakukan pengujian biuret terhadap presipitat 50%, filtrate
50%, presipitat 100%, dan filtrate 100%. Keempatnya menunjukkan hasil yang positif
terhadap adanya protein. Seharusnya, filtrate 100% sudah tidak mengandung protein lagi.
Adanya hasil yang berwarna ungu dari uji biuret pada filtrate 100% mungkin dikarenakan
oleh kertas saring yang pori-porinya tidak sesuai untuk memisahkan protein, sehingga

albumin dan globulin masih tercampur. Untuk membuktikan adanya protein atau tidaknya
dilakukan uji elektroforesis. Sebelum melakukan elektroforesis, presipitat dan filtrate
dibersihkan dari garam ammonium sulfat terlebih dahulu dengan teknik dialisis.
2. Pemisahan Protein dari Garam dengan Teknik Dialisis
Dari proses salting out, terdapat adanya sisa-sisa garam yang tercampur pada
protein. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemurnian protein. Salah satu caranya adalah
dengan dialysis. Pemurnian enzim tidak menghendaki adanya kelebihan garam, oleh
karena itu garam yang tersisa dari proses pengendapan dipisahkan dengan cara dialisis.

Dialisis merupakan metode yang paling dikenal untuk menghilangkan molekul
pengganggu, seperti garam atau ion-ion lain yang berukuran kecil.

Gambar 3. Proses pemisahan protein dengan dialisis

Proses dialisis ini dapat terjadi karena konsentrasi garam lebih tinggi di dalam
membran dialisis daripada di luar membran, sehingga menyebabkan larutan penyangga
atau air masuk ke dalam dialisat. Hal ini terjadi pada awal proses dialisis. Selanjutnya
garam akan keluar melalui membran hingga tercapai kondisi keseimbangan. Tetapi
setelah proses dialisis kadang terjadi penurunan aktivitas enzim yang kemungkinan
disebabkan oleh hilangnya ion penting yang dapat berfungsi mengaktifkan enzim atau

disebut sebagai kofaktor.
Dalam praktikum ini, dilakukan proses dialisis dengan menggunakan selofan yang
direndam dalam aquades. Setiap harinya aquades diganti dan dites dengan HCl dan BaCl
untuk mengetahui adanya sulfat yang terkandung dalam aquades. Sulfat ini merupakan
ion yang keluar dari dalam selofan. Apabila hasil pengujian dengan HCl dan BaCl
menunjukkan warna bening atau tidak ada perubahan warna menjadi putih, artinya sulfat
telah keluar semua dari selofan, dan dapat disimpulkan bahwa protein yang terdapat di
dalam selofan telah murni.
3. Elektroforesis
Elektroforesis ini bertujuan untuk mengetahui protein apa saja yang terdapat pada
presipitat dan filtrate yang didapatkan.

Gambar 4. Hasil elektorforesis presipitat dan filtrat

Dari hasil elektroforesis, terlihat bahwa pada presipitat 50% terdapat globulin,
filtrate 50% terdapat albumin, presipitat 100% terdapat albumin, dan filtrate 100% masih
terdapat sisa-sisa albumin, seharusnya filtrate 100% sudah tidak mengandung protein
lagi. Adanya protein yang masih lolos ini dikarenakan ukuran pori-pori kertas saring yang
tidak sesuai untuk menyaring protein.
KESIMPULAN

Dalam serum terdapat dua jenis protein, yaitu albumin dan globulin. Protein ini dapat
dipisahkan dengan cara melarutkan serum dengan garam Amonium sulfat hingga jenuh sehingga
protein dapat mengendap. Untuk memisahkan albumin dan globulin dilakukan dengan cara
penyaringan. Protein yang mengendap pada kertas saring merupakan globulin, dan filtrate yang
tertampung merupakan albumin. Albumin dan globulin ini dapat dimurnikan dari garam
ammonium sulfat dengan teknik dialisis. Dialisis dapat memisahkan garam dari protein karena
konsentrasi garam lebih tinggi daripada membran selofan, sehingga garam keluar dari dalam
selofan dan protein terbebas dari garam ammonium sulfat.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden. 2007. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hemoglobin Electrophoresis Procedure. Helena Laboratorium.
Kimball, John W. 2007. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Lehninger, Albert. 2008. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Jakarta:Erlangga
Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI press.