1 EVALUASI SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PENEMPATAN KERJA PETUGAS DI UPT PUSKESMAS LEMBASADA

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14

Artikel I

EVALUASI SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
PADA PENEMPATAN KERJA PETUGAS DI UPT
PUSKESMAS LEMBASADA
1Arifudin, 2Sudirman, 3Mohamad
1,2,3, Bagian

andri

Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Palu

ABSTRAK
Salah satu sumber daya yang penting dalam manajemen
adalah sumber daya manusia atau human resources. Pentingnya
sumber daya manusia ini, perlu disadari oleh semua tingkatan
manajemen. Bagaimanapun majunya teknologi saat ini, namun faktor

manusia tetap memegang peranan penting bagi keberhasilan suatu
Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem
manajemen SDM pada perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian terhadap penempatan kerja petugas di UPT
Puskesmas Lembasada.Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalahpenelitian kualitatif yaitu pengamatan, wawancara
mendalam (indepthinterview) dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sistem manajemen sumber daya manusia pada
penempatan kerja di UPTD Puskesmas lembasada belum maksimal
dikarnakan
masih
kekurangan
tenaga
kesehatan
yang
mengakibatkan penempatan kerja yang tidak sesuai disiplin ilmu.
Perlu mengatur kembali sumber daya manusia kesehatan yang
sesuai dengan tugas dan fungsi Perlu segera dilakukan pelatihan
untuk manajemen puskesmas secara berkala dan berkesinambungan
agar sistem manajemen sumber daya manusia kesehatan di

puskesmas lebih baik.
Kata Kunci:
Pengendalian.

Perencanaan,

Pengorganisasian,

1

Pengarahan,

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14
PENDAHULUAN
Dalam mencapai visi dan
misi, suatu instansi tidak bisa
bekerja sendiri, tetapi perlu
disokong oleh beberapa indikator
yang
akan

menentukan
keberhasilannya dalam meraih visi
dan misi tersebut. Salah satu
indikator dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan tersebut
adalah adanya peran aktif dari
pegawai atau karyawan sebagai
salah satu kompenen sistem
organisasi. Pegawai mempunyai
peran yang utama dalam setiap
kegiatan
organisasi,
karena
pegawai
menjadi
perencana,
pelaku, dan penentu terwujudnya
tujuan sistem organisasi. Tujuan
organisasi akan lebih mudah
dicapai

apabila
pegawai
ditempatkan pada posisi yang
sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya. Tetapi kompetensi dan
kemampuan saja tidak cukup
untuk
meningkatkan
kinerja
pegawai,
dibutuhkan
juga
ketepatan dalam menempatkan
pegawai
sesuai
dengan
kompetensi dan kemampuannya.
Setiap puskesmas dalam
melakukan
aktivitasnya

pasti
memiliki tujuan-tujuan tertentu
yang hendak di capai, untuk
mencapai
atau
mewujudkan
tujuan-tujuan
tersebut
setiap
puskesmas harus pandai dalam
memilih strategi. Yang utamanya
adalah perencanaan sumber daya
manusia yang pada intinya adalah
terfokus pada langkah-langkah
tertentu
yang
diambil
oleh

Artikel I

manajemen. Atas tersedianya
tenaga kerja yang tetap untuk
menduduki berbagai kedudukan,
jabatan dan pekerjaan serta waktu
yang tepat yang kesemuanya
dalam rangka pencapaian tujuan
dan berbagai sasaran yang
ditetapkan.
Daerah Sulawesi Tengah
merupakan daerah yang terbilang
kasus kesehatanya masih tinggi.
Dan salah satu penyebabnya ialah
masalah tenaga kesehatan yang
tidak
kompeten
dibidangnya.
Jumlah tenaga kesehatan menurut
data dari DINKES Daerah Provinsi
SulTeng. sekitar
9.720 orang

pada tahun 2015. Dan untuk daera
kabupaten
Donggala
jumlah
tenagah kesehatanya sekitar 549
orang. Peraturan pemerintah RI
Nomor 32 tahun 1996 Tentang
Tenaga kesehatan Pasal 15.
Dalam rangka pemerataan
pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat, Pemerintah dapat
mewajibkan tenaga kesehatan
untuk ditempatkan pada sarana
kesehatan tertentu untuk jangka
waktu
tertentu.
Penempatan
tenaga kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
dengan

cara
masa
bakti.
Pelaksanaan penempatan tenaga
kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan
dengan
memperhatikan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.
Melihat data profil UPT
Puskesmas Lembasada ditahun

2

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14
2016 dari segi kuantitas saat ini,

tenaga kesehatanya berjumlah 61
orang. Yang terdiri dari tenaga,
doter umum, apoteker, bidan,
perawat, ahli gizi, sanitaria,
honorer.
Jumlah tenaga kesehatan
yang dimiliki Indonesia diakui
masih sangat minim jumlahnya jika
dibandingkan
dengan
jumlah
penduduk
Indonesia
secara
keseluruhan. Berdasarkan data
dari SDM Kesehatan KEMENKES,
jumlah tenaga kesehatan di
Indonesia
setiap
tahunnya

mengalami peningkatan. Pada
tahun
2015
jumlah
tenaga
kesehatan yang terdiri atas dokter
spesialis, dokter umum, dokter
gigi, perawat, bidan, kefarmasian,
dan
lain-lainnya
mencapai
891.897.
Jumlah
tersebut
meningkat dari tahun sebelumnya,
yakni sebesar 877.098. Sementara
itu, jumlah penduduk Indonesia
menurut data dari Biro Pusat
Statistik sekitar 250 juta jiwa pada
2015.

Dari uraian tersebut dapat
dilihat
bahwa
masih
ada
kesalahan
dalam
sistem
manajemen SDM dipuskesmas
sehingga kualitas mutu pelayanan
berkurang. Juga adanya fasilitas
kesehatan yang tidak terpakai
akibat
penempatan
tenaga
kesehatan yang tidak sesuai
dengan kealiannya serta tidak
meratanya
distribusi
tenaga
kesehatan di setiap sarana
kesehatan.
Hal
ini
dapat
berpengaruh
pada
derajat

Artikel I
kesehatan masyarakat dengan
masih tingginya angka kesakitan,
ketenagaan, serta pendayagunaan
tenaga kesehatan yang tidak
proporsional.
Penelitian ini bertujuan untuk
melihat
bagaimana
sistem
manajamen
SDM
pada
penempatan kerja petugas di UPT
Puskesmas
Lembasada
Kab
Donggala.
METODE PENELITIAN
Penelitian adalah penelitian
kualitatif.
yaitu
pengamatan,
wawancara
mendalam
(idepthinterview) dan dokumentasi.
Informan dalam penelitian ini
yaitu terdiri dari informan kunci
Kepala Puskesmas Lembasada
sebagai pengambil kebijakan,
Informan Biasa tata usaha dan
sebagai pengelolah kepegawaian
UPTD Puskesmas Lembasada,
dan pengelolah gizi dan juga
bagian tim mutu di UPTD
puskesmas lembasada. Teknik
yang digunakan dalam penentuan
informan yaitu secara Purposive
Sampling yaitu tekhnik penentuan
sampel dengan pertimbangan
tertentu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Deskripsi subjek penelitian.
Jumlah subjek penelitian ini
adalah 3 orang yang dianggap
dapat memberikan informasi yang
lengkap dan akurat. Ketiga subjek

3

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14
tersebut ialah kepala Puskesmas
sebagai pengambil kebijakan, tata
usaha atau bagian kepegawaian
Puskesmas lembasada sebagai
pengelolah bagian kepegawaian
dan pengelolah Gizi juga bagian

Artikel I
tim mutu yang menegani bagian
mutu pelayanan puskesmas.
Adapun
deskripsi
subyek
penelitian
yang
berhasil
diwawancarai tersebut secara
sederhana dapat diuraikanpada
tabel berikut:

1

Jenis
Kelamin
Pria

Pendidikan
Terakhir
S1

2

Pria

D1

3

Pria

D3

No

Jabatan
Kepala Puskesmas
Tata Usaha/
Kepegawaian
Tim Mutu/PoliGizi

Sumber : Data Primer , 2017
Evaluasi system manajemen
sumber daya manusia pada
penempatan kerja

tujuan. Tujuan dari informasi
tersebut
untuk
mengetahui
bagaimana kejelasan informasi
tentang
system
manajemen
sumber daya manusia di UPTD
Puskesmas
lembasada.
Sebagaimana yang telah di
ungkapkan informan berikut.
”Untuk
penyusunan
rencana
ketenagaan SDM di Puskesmas
kita memakai PERMENKES 75,
Permenkes75
sudah
diatur
tentang ketenagaan minimal yang
ada
dalam
satu
puskesmas,kamimengusulkan
kekurangannya,
dalam
dinas
kesehatan kabupaten dalam hal
ini
pemerintah
daerah,
itu
berusaha memenuhi baik dalam
kontrak , kontrak daerah ataupun
munkin PNS, ya.(EW, 23 maret
2017).
“Sebenarnya ini kan ini tidak anu
to e merencanakan itu kan
kemarin
e
ada
analisisnya

Setelah melakukan observasi
dan wawancara pada kepala
Puskesmas Lembasada, Tata
Usaha dan bagian Tim Mutu
Puskesmas Lembasada. maka
hasil yang dapat dikelompokkan
berdasarkan variabel yang diteliti
dalam penelitian ini.
Kesimpulan dapat ditarik dari
hasil penelitian melalui variabel
yang diteliti diantaranya :
Komunikasi
Perencanaan tenaga kesehatan di
Puskesmas harus sesuai dengan
tingkat kebutuhan Puskesmas
dalam membantu terwujudnya

4

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14
sebelum
adanya
akreditas
kemarin,
dibuatkan
analisis
kebutuhan berdasarkan PMK 75
yang terbaru setelah dianalisa kita
kekurangan, kekurangan e tenaga
misalnya dari perawatnya, gizinya
. gizinya kan baru satu tidak ada
gizi klinik yang harusnya kana da
gizi klinik dan masyarakat, yang
ambil alih sekarang seperti sya
sekarang to gizi masyarakat jadi
belum terpenuhi apalagi sekarang
keluar lagi analisis to tamba tidak
adani , tidak cukup. Belum lagi
didesa bidang-bidang itu masih
sangat kurang ada beberapa desa
yang tidak ada bidang desanya
seperti ungulara e apalgi yang
tidak ada bidang desanya ini lagi
kalo dia keluar, lumbu mamara
disana juga rumahnya”.(SA,11
april 2017).
Berdasarkan
wawancara
dengan
informan,
bahwa
Puskesmas hanya merencanakan
kebutuhan
dengan
analisis
kebutuhan berdasarkan PMK 75
yang terbaru, ternyata kami masih
kekurangan
tenaga
misalnya
perawat dan gizinya. Dibagian
klinik dan masyarakat.
“Sebenarnya tenaga kesehatan itu
sulit untuk kita efektif dan
efesienkan
karna
kita
berhubungan
dengan
human
manusia
yang
tidak
bisa
efesiensikan nda bisa , efesiensi
itu kan dipadatkan ,,,ya . karna
sudah diatur dalam aturan satu
perawat sekian , satu dokter
sekian pada dasarnya kabupaten
donggala
masih
kekurangan

Artikel I
tenaga keshatan ,,,,ya. Yang
sementara berusaha dipenuhi oleh
pemerintah daerah .
“Untuk sekarang ini jumlah tenaga
ada 63 orang , 27 itu status
pengabdi , 26 orang statusnya
pengabdi, selebihnya itu ptt dan
pns.(EW, 23 maret2017).
Berdasarkan hasil wawancara
dengan informan, kesulitan dalam
mengefektif dan mengefesiensikan
pegawai karena berhubungan
(human) manusia yang budaya
atau kebiasaanya. Dan sesuai
aturan bahwa kebutuhan di
puskesmas harus sesuai. Namun
pada
dasarnya
kabupaten
donggala masi kekurangan tenaga
kesehatan.
Pengorganisasian
Distruktur organisasi sudah
ditetapkan
nama-nama
yang
bertanggung
jawab
dibagian
tertentu
dan
satu
petugas
bertanggung jawab dengan bidang
atau bagiannya masing-masing
sesuai dengan aturan. dibagian
Menajemen, UKM dan UKP sudah
ditetapakan Nama-nama yang
mengelolahnya.
Dan
sudah
mengikutui dengan pembagian
programnya. Seperti kutipan hasil
wawancara beikut.
“Program kesehatan itu de,
meringkup 3 ada namanyan,
program, manajemen , ukm dan
ukp. Usaha kesehatan masyarakat
dan usaha kesehatan perorangan ,
kebetulan kita puskesms ini sudah
terakreditasi to. Jadi kita sudah
tersusun semuanya ada namanya

5

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14
program ukm( usaha kesehatan
masyarakat) yang sifatnya primer
ada yang pilihan , itu sudah
tercantum di struktur organisasi ,
struktur organisasi di puskesmas
itu
sudah
mengitu
dengan
pembagian
dengan
program
kerjanya dan pembagian struktur
organisasi diatur dinas kesehatan,
ya. Dengan mengikuti permenkes.”
(EW,23 maret 2017).
“Kalo untuk kebutuhan kerja disini
e , bagus semua disini , disinikan
sudah ada struktur organisasinya
jadi sudah terarah mereka dia itu
tidak lagi kita itu diminta kerja
yang itu sudah ada semua dengan
adanya struktur organisasi itu ,
kalo macam tadi tidak ada tidak
bekerja jadi saya arahkana
dibagian –bagian yang kosong
kalo saya punya cara itu melihat
ruangan yang ada disini , jadi itu
saya pantau sebelum masuk saya
pantau semua dulu ruangan,
ruangan-ruangan
apa
yang
kosong ah itu saya control
diarahkan tenaga yang lain untuk
mengisinya biar tidk sesuai
besiknya yang penting bukan
bagian medis jangan sampai ada
yang kosong”.(SL,30 maret 2017).
Bedasarkan
wawancara
dengan informan, jadi untuk
petugas mereka sudah terarah
karena adanya struktur organisasi
dan semua bagian sudah ada
penggung
jawabnya
dengan
mengikuti
struktur
organisasi
tersebut.namun ketika disalah satu
bagian atau program ada yang
kosong, kami akan mengarahkan

Artikel I
petugas
yang
lain
untuk
mengisinya. Untuk memenuhi
kekosongan untuk sementara
waktu walaupun tidak sesuai
dengan besiknya yang penting
tidak
bersentuhan
langsung
dengan medis.Seperti kutipan
penelitian berikut.
“O kalo sejauh ini e itdak ada
maksudnya tidak diatur cuman
begini
penang,
ditetapkan
penanggung jawabnya ada pun
kegiatan itu kita e jadi setiap bulan
itu kita kumpul semua kegiatan
apa saja semua e semua UKM
kan semua program dikumpul apa
semua programnya kemudian
dimasukkan semua nama-nama
yang
katakanlah
pengabdi
dimasukkan disitu nama-namanya
jadi semua dilibatkan jadi bulan itu
kegiatan itu penanggung jawabnya
tidak turun dia hanya e malakukan
e penanggung jawabnya tidak
turun ada pelaksananya to,
ditetapkan pelaksana disetiap
kegiatan, begitu saja intinya,
setiap kegiatan penanggung jawab
ini
menentukan
saipa
pelaksananya ada plaksananya ,
misalkan saya gizi ada kegiatanku
didesa jadi saya tetapkan e anto
turun disini misalkan to, itu kita
tentukan
pelaksana dengan
catatan e kita berikan tanggung
jawab dia sebagaimana harusnya
kita yang turun to, e jadi begitu kita
tunjuk orang dia harrus memwakili
kita turun, begitu saja”.(SA,11 April
2017)
Hasil
wawancara
bahwa
pegawai
sebagai
petugas

6

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14
langsung yang bertanggung jawab
dalam program tidak turun dalam
pelaksanaan
kegiatan
hanya
menunjuk petugas lain untuk
pelasanaan kegiatannya, sebagai
perwakilan dalam hal pelaksanaan
kegiatan
lapangan
dan
memberikan
tanggung
jawap
sepenuhnya
dilapangan
sebagaimana
layaknya
penanggung jawab program yang
turun.

Artikel I
Untuk tenaga loket misalnya kalo
tidak ada salah satunya saya
arahkan lagi petugas lainya untuk
membantu sehingga dibagian loket
tetap ada dua petugas karna
memang untuk petugas loket ada
dua dia itu. Dan tidak bisa izin
dua-duanya , jadi kalo ada yang
izin salah satunya masih ada yang
tinggal satunya”.(SL,30 Maret
2017)
Dengan pengarahan yang
diberikan Dan bervariasi, bisa
sifatnya individual, bisa melalui
apel, dan bisa juga melalui lomin,
(lokakarya mini bulanan). Dan
dalam
pengarahan
petugas
sebelum apel pagi ruangan
dikontrol dulu bagian mana yang
kosong itu nanti pada saat apel
akan
disampaikan
dan
mengarahkan petugas lain untuk
mengisinya, dalam hal perbantuan
maupun
penanggung
jawab
sementara.
Pengarahan
pelaksanaan
kegiatan itu disampaikan, bentuk
kegiatanya,
tujuan-tujuan
kegiatanya dan data seperti apa
yang dibutuhkan pada saat
pelaksanaan kegiatan.

Pengarahan
Sebelum pelaksanaan atau
kegiatan
dilaksanakan
ada
pengarahan
yang
diberikan,
sesuai
program
yang
akan
dilaksanakan.Seperti kutipan hasil
wawancara berikut.
“Pengarahan itu banyak de,
pertama
, satu bisa sifatnya
individual dengan bertatap muka
ketemu
diruangan
kepala
puskesmas atau diruang tata
usaha. Bisa melalui eee,,,, apel
pagi dan apel sore, apel siang ,
bisa melalui lokmin lokakarya mini
bulanan bisa lok , lokmin tiga
bulanan
untuk
pengarahpengarhannya sekaligus sudah
kita tau sampai, sampai dimana
sudah kita punya kinerja”.(EW,23
maret 2017).
“Itu yang saya bilang tadi itu mana
yang kosong itu saya arahkan
tenaga untuk mengisinya, jadi
tidak ada yang kosong disini
pegaiwainya kita setiap hari ,
walaupun petugasnya tidak ada ,
barangkali ada izin, dan kalo
kapus tidak ada ha saya ganti.

Pengendalian
Kedisiplinan pegawai sangat
penting didalam suatu instansi
kesehatan
agar
dalam
pelaksanaan kegiatan berjalan
dengan sesuai aturan Pemberian
tugas atau tanggung jawab harus
disertai dengan pengendalian
seperti
kedisiplinan

7

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14
petugas.Sepertihasil wawancara
barikut.
”Kepegawaian itu diurus oleh tata
usaha yang dibawahi oleh kepala
puskesmas dan dipuskesmas
lembasada ini, sudah ada yang
namanya ,,tim mutu, tim mutu
puskesmas , tim mutu puskesmas
itu ada di dalam tim itu ada lagi
yang menangani , tim mutu
manajemen tim mutu ukmnya, tim
mutu ukpnya yang terus melihat
perkembangan dan mengorganisir
ininya karna kita tiap enam bulan
ada evaluasi dari sistem evaluasi
akreditasi.“Evaluasi
itu
ada
namanya evaluasi kinerja, evaluasi
kinerja puskesmas bisa pake
kuesioner bisa kita kuesioner
berarti keorang , ke masyarakat
bentuk pelayanan kalo evaluasi
interen itu dari hasil cakupan to.
Dengan
melihat
ee,,,
hasil
cakupan dan tupoksi yang telah
dikerjakan ya.“ Ini Cuma ada dua
de, ada reword ada vonis to,
vonismen itu kita berikan yang
sesuai di sepakati , ada namannya
sanksi administrative pegawai
yang sudah diatur dalam aturan,
ada namanya sanksi internal
puskesmas ya, apalagi kita
memakai kapitasi to, dihitung jam
kedataganya”.(EW,23
maret
2017).
Kedisiplinan pegawai dilihat
dari jam kedatangannya dan
pemberian saksi itu bentuknya
administratif pegawai yang diatur
dalam aturan, dengan sanksi
internal puskesmas.

Artikel I
Kedisiplinan
Manajemen
sumber
daya
manusia
di
puskesmas Lembasada, itu hal
paling utama karena menyangkut
kehadiran petugas kesehatan
mulai dari jam kedatanganya pada
saat mengikuti apel pagi hingga
apel pulang dan pemberian sanksi
bagi yang tidak hadir dan
terlambat
dikenakan denda
Rp.20.000 perorang sebelumnya
namun untuk aturan baru bagi
yang terlambat langsung di suruh
pulang dan dan dihitung tidak
hadir pada saat itu. Apalagi
perpengaruh pada jasa medic dari
JKN yang melihat dari hari
kedatangan petugas dalam masuk
kerja.Dan
dalam
memenuhi
kebutuhan
SDM
dalam
hal
petugas
kesehatan,
pihak
puskesmas hanya mengusulkan
ke dinas kesehatan.
Jadi
melihat
dari
hasil
wawancara bahwa: puskesmas
lembasada masih kekurangan
tenaga
ahli
dibagian-bagian
tertentu seperti sebelumnya di
bagian poli gizi yang dikeloleh
tenaga
perawat.
kemudian
dibagian promkes yang dikelolah
tenaga perawat juga dan sampai
sekarang
yang
seharusnya
dikelolah tenagah ahli kesmas
atau promkes. Namun melihat dari
kebutuhan
akan
tenaga
kesehatan masi sangat tinggi di
kabupaten donggala. jadi untuk
menempatan kerja masih ada
yang tidak kesesuian dalam
bidang
keahlian
berdasarkan
pendidikannya. Jadi untuk mengisi

8

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14
kekosongan di puskesmas maka
tenaga yang ada dulu yang
diberikan tanggung jawab untuk
mengelolahnya
sampai
ada
tenaga ahli yang diturunkan
Dinkes yang memang sesuai
dibidang
yang
dibutuhkan
Puskesmas Lembasada.

Artikel I
Perencanaan
tenaga
kesehatan di Puskesmas harus
sesuai dengan tingkat kebutuhan
Puskesmas dalam membantu
terwujudnya tujuan. Perencanaan
yang
baik
dimulai
dengan
menetapkan
program
kepegawaian. Jumlah dan macam
profesi tenaga kesehatan di tiap
Puskesmas tentu berbeda .
Puskesmas di perkotaan akan
berbeda
SDM
nya
dengan
Puskesmas
di
pedesaan.
Puskesmas rawat inap dan UGD
akan lebih berbeda lagi dengan
Puskesmas biasa . Perencanaan
SDM
Puskesmas
akan
disesuaikan
dengan
tingkat
kebutuhan Puskesmas itu sendiri.
Dalam penyusunan kebutuhan
sumber daya manusia kesehatan,
pengadaannya melalui usulan dari
pihak puskesmas dikoordinasikan
dengan dinas kesehatan dan dinas
kesehatan mengusulkannnya ke
badan kepegawaian dan diklat
daerah serta badan kepegawaian
negara. Menurut hasil wawancara,
yang
berperan
dalam
hal
pengadaan sumber daya manusia
kesehatan ialah dinas kesehatan
dan yang terkait puskesmas dalam
hal pengusulan dan koordinasi
serta
pembiayaan
adalah
pemerintah daerah.
Dalam
hal
ini
kepala
puskesmas
dan
kepegawain
melakukan perencaaan kebutuhan
tenaga
kesehatan
dengan
melaporkan kekurangannya ke
dinas kesehatan, dengan melihat
kekosongan
tenaga
pada

PEMBAHASAN
Perencanaan
Sumber
Daya
Manusia.
Sumber
daya
manusia
kesehatan merupakan aset yang
sangat
vital,
karena
itu
keberadaannya dalam organisasi
tidak bisa digantikan oleh sumber
daya lainnya. Betapapun modern
teknologi yang digunakan atau
seberapa banyak dana yang
disiapkan, namun tanpa dukungan
sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan profesional,
semuanya menjadi tidak bermakna
(Yuniarsih dan Suwatno, 2011).
Ketersediaan sumber daya
manusia
kesehatan
sangat
mempengaruhi
keberhasilan
pembangunan
kesehatan.
Pengadaan sumber daya manusia
kesehatan
bertujuan
untuk
menetapkan jumlah dan jenis
tenaga yang sesuai dengan
kebutuhan. Apabila kebutuhan
sumber daya manusia tidak
direncanakan dengan baik maka
akan terjadi kekurangan tenaga
yang mempengaruhi pelayanan
serta kenyamanan pasien dan
mengakibatkan
beban
kerja
meningkat.
9

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14
puskesmas. Jadi untuk sementara
menunggu distribusi tenaga dari
DINKES, kepala puskesmas dan
kepegawaian
mengarahkan
tenaga kesehatan lain untuk
mengisih kekosongan yang ada
dipuskesmas untuk sementara.
Pelaksanakan
tugas
pengadaan harus berdasarkan
pada perencanaan sumber daya
manusia yang telah ditentukan
sebelumnya
karena
dalam
rencana tersebut telah ditetapkan
berbagai persyaratan yang harus
dipenuhi.
Kepegawaian
yang
memimpin satuan kerja dimana
terdapat lowongan juga harus
diminta pendapatnya, bahkan juga
preferensinya karena merekalah
yang akan mempekerjakan tenaga
kerja baru itu.
Penyusunan
perencanaan
kebutuhan
daya
manusia
kesehatan
seperti
tercantum
dalam Kepmenkes no. 81 tahun
2004, tetapi masih terdapat
kekurangan
dalam
pedoman
analisis jabatan. Dengan demikian
sosialisasi
tentang
pedoman
analisis jabatan dan pedoman
Kepmenkes no. 81 tahun 2004
yang dipakai sebagai standar
perencanaan kebutuhan sumber
daya manusia kesehatan menjadi
sangat diperlukan sebagai sarana
untuk meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia perencana
baik kepala puskesmas maupun
kepala kepegawaian di dinas
kesehatan dalam merencanakan
kebutuhan sumber daya manusia
kesehatan
pada
tahun-tahun

Artikel I
berikutnya baik dari jumlah, jenis
dan
distribusi
dengan
menggunakan metode yang ada.
Pengorganisasian Sumber Daya
Manusia (SDM).
Pengorganisasian karyawan
Puskesmas mengacu kepada
peraturan
dan
perundangan
pemerintah yang berlaku dimana
setiap karyawan akan ditetapkan
pembagian kerja, hubungan kerja,
delegasi wewenang integrasi dan
koordinasinya
dalam
struktur
organisasi
Puskesmas.(setiani,
2013)
Penyusunan
struktur
organisasi di puskesmas melihat
dari jumlah program puskesmas
dan menempatkan nama-nama
yang bertanggung jawab untuk
mengelolah
program-program
yang ada yang ditunjuk langsung
oleh kepalah puskesmas yang
disesuaikan dengan aturan.
Hasil penelitian yang dilakukan
sudirman
najma
lasa
dan
sudirman
menunjukkan bahwa
nilai sig. = 0,000 (sig. < 0,05),
berarti
secara
statistic
Ada
perbedaan kepuasan pasien pada
Puskesmas
berstandar
ISO
9001;2008 dan Puskesmas Non
Standar ISO 9001;2008. Dimana
tingkat
kepuasan
pasien
di
Puskesmas ISO
lebih tinggi
(94,34%) dibanding kepuasan
pasien di Puskesmas non ISO
(89,25%). Diharpkan Pemerintah
Kota Palu dalam hal ini Dinas
Kesehatan
untuk
melakukan
survey kepuasan secara berkala

10

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14
serta
mengembangkan
dan
meningkatkan
mutu
layanan
kesehatan Puskesmas di Kota
Palu dengan mereplikasi sistem
manajemen mutu ISO 9001;2000
Puskemas lambasada sudah
berjalan sesuai dengan struktur
kerja yang sudah dibuat, dengan
kegiatan dan tanggung jawab
masing-masing pegawai dalam
mencapai tujuan dan memberikan
pelayanan kesehatan. sumber
daya
manusia
dipuskesmas
lembasada sudah terpenuhi dalam
hal
jumlah
namun
untuk
kebutuhan masih ada misalnya
tenaga kesmas dibagian promkes
yang
sementara
ini
masih
dikelolah tenaga perawat dan juga
untuk pelaksana kegiatan program
masih sangat kurang.

Artikel I
kepegawaian puskesmas, dan
juga bisa melalui lokmin mini
bulanan. Dan adapun pengarahan
yang dilakukan dengan memantau
bagian-bagian
yang
ada
dipuskesmas,
dan
bila
ada
kekosongan pegawai karna tidak
hadir pada hari itu maka bagian
kepegawaian
mengarahkan
pegawai agar mengisih tempat
yang kosong untuk sementara
walaupun
besiknya
berbeda
selama
tidak
bersentuhan
langsung dengan medis dan
pegawai
tersebut
harus
bertanggung
jawab
selama
pegawai yang mengelolahnya
tidak hadir.
Pengendalian Sumber Daya
Manusia (SDM).
Pengendalian atau controlling
karyawan Puskesmas selama ini
meliputi kehadiran, kedisiplinan,
perilaku, kerjasama, pelaksanaan
pekerjaan dan menjaga situasi
lingkungan
pekerjaan.
Pengendalian dilakukan melalui
penilaian yang dilakukan setiap
tahun berupa Daftar Penilaian
Prestasi
Pekerjaan
Pegawai
Negeri Sipil (DP3).
Fungsi
pengendalian
(controlling),
antara
lain
evaluating,
appraising,
atau
correeting.Sebutan
controlling
lebih banyak digunakan karena
lebih mengandung konotasi yang
mencakup penetapan standar,
pengukuran
kegiatan
dan
pengambilan tindakan korektif.
Pengawasan dapat didefinisikan

Pengarahan
Sumber
Daya
Manusia (SDM).
Pengarahan
karyawan
Puskesmas ditentukan dengan
kebijakan Kepala Puskesmas.
Tiap karyawan akan diarahkan
agar dapat bekerjasama dan
bekerja efektif serta efisien dalam
membantu tercapainya tujuan
Puskesmas.
Tiap
karyawan
diharuskan memliki rencana kerja
program masing- masing dan
langkah- langkah strategi untuk
pencapaian rencana kegiatan
tersebut.(paruntu, 2015)
Pengarahan yang diberikan
dipuskesmas lembasada banyak,
bisa melalui apel, berhadapan
langsun
dengan
kepala
puskesmas
atau
bagian
11

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14
sebagai, proses untuk “menjamin”
bahwa tujuan-tjuan organisasi dan
manajemen
tercapai.
Ini
berkenaan
dengan
cara-cara
membuat kegiatan-kegiatan sesuai
yang direncanakan. Pengertian ini
menunjukkan adanya hubungan
yang
sangat
erat
antara
perencanaan dan pengawasan.
Seperti terlihat dalam kenyataan,
langkah awal proses pengawasan
adalah
sebenarnya
langkah
perencanaan, penetapan tujuan,
standar atau sasaran pelaksanaan
suatu kegiatan.(Mairizon, 2013).
Kedisiplinan pegwai di UPTD
Puskesmas Lembasada dinilai dari
kehadirannya
dan
ketepatan
waktunya pada jam apel pagi
diman bila pegawai terlambat akan
dikenakan sanksi sesuai kebijakan
yang telah dibuat oleh kepala
puskesmas,
dan
dalam
pelaksanaan pekerjaan, dan kerja
sama antar pegawai dinilai dari
keberhasilan kegiatan program
yang telah dilaksanakannya.

Artikel I
DINKES dalam hal ini Pemerintah
Kabupaten Donggala.
Pengorganisasian karyawan
Puskesmas mengacu kepada
peraturan
dan
perundangan
pemerintah yang berlaku dimana
setiap karyawan akan ditetapkan
pembagian kerja, hubungan kerja,
delegasi wewenang integrasi dan
koordinasinya
dalam
struktur
organisasi Puskesmas. UPTD
Puskesmas Lembasada dalam
pembarian tangguang jawab atau
wewenang masih belum berjalan
dengan baik karna masih ada
pegawai yang masih memegang
2-3 program sedangkan dalam
aturan satu pegawai bagiannya
satu untuk program.
Pengarahan
pegawai
dilakukan dengan kegiatan apel
pagi,
berhadapan
langsung
dengan kepala puskesmas atau
bagian kepegawaian, dan juga
biasa pada saat lokakarya mini.
Sebelum
melaksanakan
apel
bagian kepegawaian melakukan
pemantauan, jika ada kekosongan
pada bagian tertantu seperti
bagian loket maka pegawai lain
akan dirahkan untuk mengisinya
dan juga sebagai perbantuan
sementara.
Pengendalian
pegawai
puskesmas dilakukan dengan
membuat aturan atau kebijakan
yang sudah dibuat oleh kepalah
puskesmas dan sesuai aturan
pemerintah.
Dan
untuk
penempatan
kerja
UPTD
Puskesmas Lembasada
sudah
berjalan namun akibat kekurangan

KESIMPULAN
Pada
penelitian
ini
menyimpulkan bahwa Penyusunan
rencana kebutuhan Sumber Daya
Manusia (SDM) UPTD Puskesmas
Lembasada
melakukan
pemantauan
dan
analisis
kebutuhan tenaga kesehatan. dan
untuk pngadaan pegawai pihak
puskesmas hanya mengusulkan
kekurangannya
ke
Dinas
Kesehatan (DINKES) karena yang
melaksanakan
pelaksanaan
pengadaan atau rekrutmen adalah
12

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14
pegawai jadi dibagian program
masih
ada
pegawai
yang
mengelolah beberapa program
dan masih ada ketidak sesuian
besik
pegawai
dalam
peenempatan kerja seperti bagian
promkes yang masih dikelolah
tenaga perawat. Karena pada
dasarnya Kab. Donggala masih
kekurangan Petugas Kesehatan
yang saat ini masi berusaha untuk
dipenuhi.

Vol , 2. No ,5 Jurnal
Kesehatan
Baiq Setiani, 2013. Kajian Sumber
Daya Manusia Dalam
Proses Rekrutmen Tenaga
Kerja
Di
Perusahaan.
Volume 1 Nomor 1. Jurnal
Ilmiah Widya
Benhard R. L. Paruntu. A. J. M.
Rattu. C. R. Tilaar, 2015.
Perencanaan Kebutuhan
Sumber Daya Manusia Di
Puskesmas
Kabupaten
Minahasa.Vol. 5, No. 1.
Jikmu

Rekomendasi
Perlu
mengatur
kembali
sumber daya manusia kesehatan
yang sesuai dengan tugas dan
fungsi. Serta segera dilakukan
pelatihan
untuk
manajemen
puskesmas secara berkala dan
berkesinambungan agar sistem
manajemen sumber daya manusia
kesehatan di puskesmas lebih
baik.

Ellyta

DAFTAR PUSTAKA
Agung

Artikel I

Yullyanti, 2010. Analisis
Proses Rekrutmen Dan
Seleksi
Pada
Kinerja
Pegawai.Volume
16,
Nomor 3 Jurnal Ilmu
Administrasi
Dan
Organisasi

Ilahude Suryaningsih, Christian R.
Tilaar, Ricky C. Sondakh,
2014.
Analisis
Penempatan
Sumber
Daya
Manusia
Di
Puskesmas Paniki Bawah
Kota Manado.Vol. 11, No.
3. Jikmu

Prihantoro,2012.
Peningkatan
Kinerja
Sumber Daya Manusia
Melalui Motivasi,Disiplin,
Lingkungan Kerja, Dan
Komitmen.Vol. 8, No.2,
Value Added,

Larasati Sindi, 2014. Pengaruh
Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Wilayah
Telkom Jawa Barat (Witel
Bekasi),Vol, 5. No, 3
Jurnal Manajemen Dan
Organisasi

Anugrah
Inda
Dewi,
2013.
Hubungan Motivasi Dan
Kinerja
Petugas
Kesehatan Di Puskesmas
Batua
Kecamatan
Maggala Kota Makssar.

13

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 1-14
Nurdin G. Zulfa, 2016. Inovasi
Program Kawasan Bebas
Asap Rokok Di Desa
Bone-Bone
Kecamatan
Baraka
Kabupaten
Enrekang. Vol, 5. No, 3
Jurnal Manajemen Dan
Organisasi

Artikel I
Terhadap Prestasi Kerja
Pegawai Di Lingkungan
Pemerintah
Kota
Semarang. Vol. 4, N

Nurbiyati Titik Nurbiyati, 2015.
Evaluasi Pengembangan
Sumber DayaManusia.Vol.
23, No. 1,Jurnal Kajian
Bisnis
Salamate Grace A., 2014. Analisis
Perencanaan
Sumber
Daya Manusia Kesehatan
Di
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Minahasa
Tenggara, Vol. 4, No. 4,
Jikmu
Lasa, N. Sudirman and Sakung, J.,
2012. Studi Komparatif
Kepuasan
Pasien
Puskesmas Berstandar Iso
Dan
Puskesmas
Non
Standar Iso Di Kota
Palu. Promotif
Jurnal
kesehatan
Masyarakat, 2(1).
SyibliMohammad, 2013. Analisis
Pengaruh
Faktor-Faktor
Rekrutmen
Terhadap
Kinerja Sdm Autsorcing Pt
Telkom Vol ,2. No. 4.
Widya
Zulianti, 2011. Pengaruh Strategi
Rekrutmen, Seleksi Dan
Penempatan
Pegawai
14