KEMACETAN LALU LINTAS DAN DAMPAKNYA BAGI

KEMACETAN LALU LINTAS DAN
DAMPAKNYA
BAGI MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lalu lintas merupakan masalah penting karena lalu lintas adalah
sarana untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila
lalu

lintas

terganggu

atau

terjadi

kemacetan,

maka


mobilitas

masyarakat juga akan mengalami gangguan. Gangguan ini dapat
menyebabkan pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu dan dapat
mengakibatkan polusi udara.
Masalah lalu lintas merupakan masalah yang sangat penting,
karena masalah ini adalah masalah sulit yang harus dipecahkan
bersama.

Apabila

masalah

lalu

lintas

tidak


terpecahkan,

maka

masyarakat sendiri yang akan menanggung kerugiannya, dan apabila
masalah ini dapat terpecahkan dengan baik, maka masyarakat sendiri
yang akan mengambil manfaatnya.
Saat ini lalu lintas yang macet merupakan suatu kejadian yang
biasa kita lihat baik di pagi hari, sore hari maupun di malam hari.
Masalah ini terjadi karena pertambahan jumlah kendaraan dengan
pertumbuhan jalan tidak seimbang sehingga selain menyebabkan
kemacetan juga dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Masalah ini juga merupakan masalah lama yang sampai saat ini
belum ditemukan solusi yang tepat. Untuk itu perlu adanya kerja sama
yang baik antara pemerintah dengan masyarakat agar masalah ini
cepat terselesaikan. Setiap individu berhak memikirkan masalah ini,
karena sekecil apapun peran yang diberikan oleh individu tersebut
tentu akan memberikan pengaruh yang besar bagi dunia lalu lintas
agar menjadi lebih aman dan nyaman.

B. Masalah
Dalam keadaan yang seperti sekarang ini, sulit bagi kita untuk
berharap agar kemacetan lalu lintas menjadi berkurang, apalagi hilang
tak membekas. Masalah ini tidak terjadi karena satu faktor, melainkan
banyak faktor yang saling berkaitan satu sama lain sehingga untuk
mengatasi masalah ini dibutuhkan kerja keras setiap individu. Tiap
individu tidak boleh mengandalkan individu lain, melainkan individu
tersebut harus memikirkan cara atau solusi untuk mengatasi masalah
klasik ini, bukannya membuat sebuah budaya baru yakni lebih
mementingkan diri sendiri ketimbang memikirkan orang lain seperti
saling serobot demi tidak terjebak dalam kemacetan. Nilai-nilai
Pancasila yang mengalir di dalam diri mereka seharusnya dapat
menjadikan mereka seorang yang lebih sempurna, yakni manusia yang
ber-Ketuhanan yang Maha Esa, ber-Kemanusiaan yang adil dan
beradab, ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan serta
ber-Keadilan soaial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai tersebut
nampaknya kini hilang tak membekas dalam diri setiap individu.
C. Tujuan
Makalah ini dibuat agar masyarakat pada umumnya dan bagi

pelajar khususnya serta semua lapisan masyarakat untuk bersedia
memikirkan

masalah

kemacetan

lalu

lintas

yang

semakin

hari

kondisinya semakain parah. Tidak hanya mengandalkannya kepada

pemerintah saja, tetapi juga ikut menjadi bagian dari masalah ini,

karena jika masyarakat hanya mengandalkannya kepada pemerintah
saja, mungkin masalah ini membutuhkan waktu yang lama untuk
terselesaikan.
Selain

itu,

pembuatan

makalah

ini

juga

bertujuan

agar

masyarakat mengetahui tentang sebab-sebab kemacetan di Indonesia,

setelah

itu

masyarakat

dapat

mengetahui

dampak

yang

ditimbulkannya bagi kehidupan mereka dan mengajak mereka untuk
bersama-sama

menyusun

strategi


dalam

mengatasi

masalah

kemacetan.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kemacetan Lalu Lintas
Sebelum membahas tentang pengertian kemacetan lalu lintas,
sebaiknya kita pelajari terlebih dulu pengertian dari lalu lintas itu
sendiri. Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 1992, ditetapkan pengertian lalu
lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di jalan.
Sedangkan pengertian dari kemacetan lalu lintas adalah situasi
atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang
disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas
jalan. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan jumlah
penduduk yang banyak tentunya memiliki pengguna jalan dan
mobilitas yang tinggi pula.

Dinas

perhubungan

kendaraan

bermotor

DKI

Jakarta

rata-rata

mencatat,

pertambahan

11 persen per


tahun

jumlah

sedangkan

pertambahan jalan tak sampai 1 persen per tahunnya.
B. Kedisiplinan Pengguna Jalan
Para pengguna jalan pasti menginginkan untuk cepat sampai di
tujuan, sehingga kadang-kadang para pengguna jalan yang tidak sabar

akan saling mendahului, bahkan mereka juga

akan melakukan

tindakan-tindakan yang berbahaya seperti menerobos lampu merah.
Hal ini bukanlah tindakan yang patut diapresiasikan oleh para
pengguna jalan karena hal ini bisa menyebabkan kecelakaan yang
dapat membahayakan nyawa seseorang dan pada akhirnya peristiwa
itu juga akan menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Di beberapa tempat seperti mall, pasar dan ditempat-tempa
keramaian lainnya para pengguna jalan sering menyeberang jalan
dengan tidak menggunakan jembatan penyeberangan. Hal ini juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas.
Selain itu, juga banyak angkutan umum yang sering menaik dan
menurunkan penumpang tidak pada tempatnya, seperti di perempatan
jalan dan pertigaan jalan. Kedisiplinan para pengguna jalan memang
masih

sangat

rendah,

seharusnya

mereka

berusaha

untuk


memperbaiki kebiasaan buruk tersebut karena mereka tidak sendiri di
jalan, ada ratusan bahkan ribuan pengguna jalan lainnya.
Pelita.com (2009) menyatakan
Kesadaran hukum masyarakat dalam mentaati peraturan tentang
lalu lintas masih sangat rendah. Masalah yang satu ini memang
harus ditanamkan sejak dini, karena upaya untuk membangun
kesadaran hukum masyarakat terkait ketertiban di jalan raya
merupakan
bagian
yang
tersulit
dari
seluruh
aspek
pembangunan.

C. Rasio Kendaraan dan Jalan
Berdasarkan data Ditlantas Polri, jumlah kendaraan bermotor di
DKI Jakarta mencapai 6.506.244 buah. Jumlah itu merupakan gabungan
dari beberapa jenis kendaraan. Mulai dari truk pengangkut barang
yang jumlahnya mencapai 449.169 buah, lalu bus umum dengan
jumlah 315.559 buah, hingga sepeda motor yang jumlahnya mencapai
angka 3.276.890 buah. Sedangkan sisanya untuk mobil. Jumlah
tersebut hanya untuk daerah DKI Jakarta saja, padahal Indonesia

memiliki wilayah yang masih sangat luas. Ada Bandung yang
merupakan salah satu kota besar di negeri ini dan jumlah kendaraan
bermotor di sana juga tentu tidak akan kalah dengan jumlah kendaraan
yang ada di DKI Jakarta.
Hal ini tentu bukanlah perbandingan yang setimbang karena
pertumbuhan kendaraan masih sangat jauh di atas pertumbuhan jalan.
Sehingga dengan kondisi yang seperti itu tentu kendaraan akan sulit
tertampung dengan tertib pada ruas jalan yang telah tersedia. “Kondisi
lalu lintas dan transportasi di Kota Bandung karut-marut meskipun
rekayasa jalan sudah maksimal. Salah satu masalah pokoknya ialah
pertumbuhan kendaraan bermotor yang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan jalan“ Putro (2009).
Selain jumlahnya yang tidak sebanding dengan jumlah jalan yang
ada, komposisi kendaraan yang melewati sebuah jalan pun sangat
tidak seimbang. Dari jumlah yang ada, lebih dari 90 persen didominasi
oleh kendaraan pribadi, mulai dari sepeda motor, mobil tua hingga
mobil mewah. Sementara sisanya merupakan jumlah dari kendaraan
umum.
Parahnya lagi, dari jumlah tersebut juga masih banyak kendaraan
umum yang sudah tidak layak pakai, sehingga keadaan seperti itu
semakin memperkeruh situasi dengan banyaknya polusi udara. Selain
jumlahnya yang kalah jauh dibanding jumlah kendaraan yang ada,
kondisi jalan juga diperparah lagi oleh adanya kegiatan-kegiatan yang
dapat mengganggu jalannya lalu lintas seperti adanya pasar tumpah
serta pedagang kaki lima yang menjual dagangannya di sepanjang
trotoar yang seharusnya digunakan untuk para pejalan kaki.
D. Dampak Kemacetan Lalu Lintas
Kemacetan lalu lintas sangatlah tidak disukai oleh semua
masyarakat, karena kemacetan dapat menyebabkan banyak kerugian
terhadap para pengguna jalan. Dampak kemacetan lalu lintas antara

lain adalah pemborosan BBM, pemborosan waktu serta menimbulkan
polusi

udara.

menyebabkan

Pemborosann
kendaraan

BBM

menjadi

terjadi

karena

terhambat

kemacetan

sehingga

terjadi

pembakaran yang tidak efektif.
Misalnya yang seharusnya bensin 1 liter untuk menempuh jarak
10 km, maka bila terjadi kemacetan akan ada pemborosan setengah
liter dengan harga Rp.2250. Itu untuk 1 orang, sedangakan pengguna
jalan untuk wilayah Jakarta saja berdasarkan Ditlantas Polri tahun
2005, jumlah kendaraan bermotor ada sekitar 8,86 juta yang terdiri
dari mobil sebesar 35,4 persen, bus sebesar 8 persen dan sepeda
motor sebesar 5,35 persen.
Selain pemborosan BBM, bila terjadi kemacetan tentu kita juga
akan rugi waktu. Misalnya jarak 60 km bisa kita tempuh hanya dengan
waktu 1 jam, maka bila terjadi kemacetan dengan waktu yang sama
mungkin kita hanya dapat menempuh jarak 10-20 km saja. “Alur lalu
lintas yang mengular tampak hampir di setiap kawasan Jakarta dan
sekitarnya. Kalau saja perjalanan dari rumah ke tempat kerja dan dari
tempat kerja ke rumah menghabiskan waktu 1 jam, itu sudah dianggap
bagus” Susanto (2008).
Jadi dampak yang ditimbulkan oleh kemacetan lalu lintas sangat
banyak. Selain waktu dan biaya, kemacetan lalu lintas juga dapat
menyebabkan stress dan menimbulkan emosi. Akibatnya pekerjaan
pun menjadi terganggu. Kadang-kadang akibat terburu-buru akan
terjadi kecelakaan yang dapat mengancam nyawa para pengguna
jalan.
Kemacetan juga menyebabkan laju kendaraan menjadi lambat
dan pembakaran pun menjadi lama, pembakaran yang lama akan
menghasilkan karbondioksida sehingga akan menimbulkan polusi
udara yanng semakin banyak. Karbondioksida mengandung racun yang
dapat mengganggu kesehatan masyarakat sehingga produktivitas

menurun. Bila produktivitas menurun maka perekonomian juga akan
terganggu.
Selain itu, kemacetan juga dapat mengganggu kelancaran
kendaraan darurat seperti ambulans dan pemadam kebakaran dalam
menjalankan tugasnya. Jadi dampak yang diakibatkan oleh kemacetan
lalu lintas sangat luas, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi hingga
produktivitas kerja.
E. Peran Pemerintah
Urbanisasi dan angka kelahiran yang tinggi menyebabkan
pertumbuhan penduduk menjadi tidak terkendali. Berarti pemerintah
harus membatasi laju urbanisasi dan menekan angka kelahiran dengan
cara menjalankan program keluarga berencana.
Bila pemerintah berhasil menangani laju urbanisasi dan angka
kelahiran, maka jumlah pengguna jalan juga akan terkendali. Untuk
mencegah semakin parahnya keadaan lalu lintas, pemerintah perlu
megupayakan

mengurangi

penggunaan

kendaraan

pribadi

dan

memaksimalkan kendaraan umum, selain membangun ruas jalan baru,
pemerintah juga harus menetapkan batas kecepatan suatu kendaraan
untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan lalu lintas yang dapat
menyebabkan kemacetan.

Khisty dan Lall (2003: 214) menyatakan
Bayangkanlah suatu kendaraan melintas di suatu jalan tol pada
pukul 03:00 dini hari. Kebetulan kendaraan ini adalah satusatunya kendaraan yang melintas. Seandainya si pengemudi
tidak menghiraukan batas kecepatan, ia dapat mengemudi pada
kecepatan yang dikehendakinya sesuai dengan kondisi dan
karakteristik kendaraan, kemampuan pengemudi, dan aspekaspk geometris ruas jalan tersebut.
Disamping itu, pemerintah juga sebaiknya memperbaiki jalan
yang rusak, memperlebar jalan, menambah jembatan peyeberangan
dan memperbaiki jembatan penyeberangan yang rusak. Setelah semua

itu terlaksana, pemerintah tetap tidak boleh langsung bersenangsenang, karena mereka juga masih harus memperbaiki rambu-rambu
lalu lintas, memperbaiki lampu lalu lintas serta sebisa mungkin
menjadikan halte agar dapat menjadi lebih aman dan nyaman.

Safrodin (2009) menyatakan
Program sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe (Sego
Segawe) yang dicetuskan oleh Wali Kota Yogyakarta Herry
Zudiyanto patut diberi apresiasi lebih. Selain punya misi untuk
memelihara lingkungan, program ini juga berfungsi mengatasi
kepadatan lalu lintas yang kian hari kian meresahkan.
Busway dibuat lebih efektif dengan menambahkan jumlah
armada, sehingga penumpang tidak menunggu lama dan waktu
tempuh menjadi lebih cepat atau lebih singkat. Selain itu pemerintah
harus

pula

mengoptimalkan

KA

yang

telah

ada,

meningkatkan

pelayanan dan kenyamanannya baik di stasiun maupun di dalam KA itu
sendiri, sehingga banyak penggua jalan yang mau berpindah dari
kendaraan pribadi ke KA.
Peraturan ditegakkan sehingga penduduk menjadi lebih disiplin.
Apabila ada kendaraan yang bersalah segera ditilang sesuai dengan
aturan yang berlaku. Misalnya angkutan umum yang berhenti bukan di
halte, kendaraan yang menerobos lampu merah, motor yang berada di
jalur kanan serta pejalan kaki yang tidak disiplin juga harus didenda
agar mereka merasa jera dengan apa yang telah mereka lakukan.
”Pembinaan dan penindakan terus dilakukan terhhadap pengendara
kendaraann bermotor yanng melakukan pelanggaran. Tujuannya untuk
menyadarkan masyarakat agar mentaati dan mematuhi peraturan
yang ada. Umumnya pengguna jalan raya baru tertib jika ada petugas”
Pelita.com (2009). Selain semua itu, pemerintah juga harus mengajak
para pengguna jalan agar beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan
umum.
F. Peran Pengguna Jalan

Para pengguna jalan juga dapat membantu pemerintah dalam
menangani kemacetan lalu lintas seperti dengan beralih ke angkutan
umum yang tersedia, bila tidak para pengguna kendaraan pribadi
seharusnya mengikuti aturan agar tidak mengganggu pengguna jalan
yang lain.
Bagi pejalan kaki harus mau membiasakan diri berjalan di trotoar
dan

menyeberang

menggunakan

di

jembatan

angkutan

penyeberangan.

umum, maka

kita

harus

Apabila

ingin

menghentikan

angkutan tersebut di halte yang telah di sediakan, begitu pula bila kita
hendak turun.
Untuk para supir hendaknya mempunyai kesadaran yang tinggi
untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Supir angkutan umum tidak
berhenti

di

sembarang

tempat.

Pada

saat

berhenti

kendaraan

dipinggirkan agar tidak mengganggu kendaraan lain dan jangan
menjadikan perempatan atau pertigaan sebagai terminal. Pedagang
kaki lima sebaiknya tidak berdagang di trotoar karena trotoar
merupakan haknya pejalan kaki, begitu juga pejalan kaki untuk tidak
membeli barang-barang di troatoar.
Apabila menggunakan kendaraan pribadi sebaiknya gunakan
kendaraan yang kecil dan jangan mencoba untuk menerobs lampu
merah jika terjadi kemacetan lalu lintas dan jangan menggunakan
kendaraan pribadi untuk keperluan yang tidak penting.
Bagi pengguna sepeda motor selalu gunakanlah jalur kiri dan
dengan kecepatan yang tidak tinggi. “Kecelakaan lalu lintas yang
melibatkan bus dan mobil terjadi di Tembalang, Semarang. Diduga bus
dan mobil melaju dengan kecepatan yang tinggi” (Suara Merdeka
2009:X).

Selain

itu

utamakanlah

keselamatan

menggunakan peralatan keselamatan seperti helm.
Utomo (2009) menyatakan

anda

dengan

Polres Kulonprogo melihat kesadaran masyarakat untuk mematuhi
peraturan lalu lintas masih rendah. Terbukti dalam berkali-kali
operasi lalu lintas, banyak pelanggar terjaring misalnya tak
memakai helm dan tak mau menghentikan kendaraan mekipun
lampu pengatur lalu lintas sedang menyala merah. Padahal
menggunakan helm merupakan bagian dari kenyamanan dan
keselamatan pengendara.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Lalu lintas sudah sedemikian macetnya. Dari tahun ke tahun
kemacetan ini diperkirakan akan terus bertambah sebab pertambahan
kendaraan bermotor 11 persen pertahun sedangkan pertambahan jalan
hanya

1

persen

pertahun.

Dari

perbandingan

ini

kita

dapat

membayangkan mengapa kemacetan lalu lintas itu sangat sulit untuk
diatasi.
Untuk mengatasi kemacetan yang semakin bertambah bahkan
untuk mengatasi terjadinya kemacetan total, maka seluruh masyarakat
dan juga pemerintah harus segera memikirkan jalan keluarnya dari
sekarang. Pemerintah harus bisa mengendalikan laju urbanisasi dan
juga harus dapat menekan angka kelahiran secara serius. Pemerintah
segera membangun jalan satu arah, serta meningkatkan keamanan
dan kenyamanan KA maupun Busway mulai dari sekarang. Selain itu,
pemerintah juga sebaiknya memperbaiki penegakan hukum tentang
tata tertib berlalu lintas.
Masyarakat

juga

dapat

membantu

pemerintah

dalam

mengurangi kemacetan, misalnya dengan selalu tertib berlalu lintas,
meningkatkan kesadaran hukum tentang lalu lintas serta juga dapat
dilakukan dengan cara mematuhi semua peraturan lalu lintas. Bila
semua itu dapat dilakukan dengan baik, mungkin kemacetan lalu lintas
akan sedikit berkurang.

Kedisiplinan berlalu lintas para pengguna jalan memang masih
sangat rendah. Hal ini merupakan salah satu masalah penyebab
terjadinya kemacetan lalu lintas. Dan itu sangat merugikan masyarakat
karena kemacetan dapat menyebabkan pemborosan BBM, pemborosan
waktu serta dapat menimbulkan polusi udara.
B.Saran
1. Pemerintah sebaiknya meningkatkan pelayanan angkutan umum,
agar masyarakat tertarik untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke
kendaraan umum
2. Melakukan pembatasan usia kendaraan karena jika kendaraan
tersebut sudah terlalu tua, maka kendaraan tersebut menjadi tidak
nyaman lagi
3. Penegakan hukum yang tegas terhadap pengguna jalan, pejalan
kaki dan pedagang kaki lima yang melanggar aturan
4. Aturan yang tegas dan ketat terhadap arus urbanisasi dengan cara
yang lebih optimal, dan hukuman dipertegas apabila ada yang
melanggar
5. Pemerintah juga sebaiknya memasukkan pendidikan berlalu lintas
dalam lingkup sekolah dasar dan sekolah menengah.

DAFTA