KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DALAM PERSP

Yolune W No.2 Tahun2NI Editi

XEKERASANI'ALAM RUMAE TANGGA
DALAM PENSPEKTIFHT]KUM PIDAIIA
Oleh :
Moerti Eadirti
Tind.akonkekerasan,penganiayaan,perkosaan,penghinaan, pelecehanseksual,
pembunuhan terhadap islri dalam ikatan perkawinan merupakan lindak pidana'
bukan delik aduan. Kekerasan dalam keluargo sulit dijangkau oleh penegak
hukum, karena korban enggan melapor, masyarakat lidak mengelahui kejadian,
persoalan pribadi dan aib dalam keluatga.

Pendahuluan
Pasal 1 Undang-UndangNo. I
Tahun 1974 menyatakanbahwa :
Perkawinan ialah perikatan lahir batin
antara seorang pria dengan wanita
sebagai suomi istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarhan
Ke-Tuhanan YangMaha Esa.

Sedangkan "rumah tangga"
(keluarga) merupakan gambaran
adanya kehangatan, rasa aman, dan
cinta kasih. Sekalipundemikian dalam
kenyataannya mengandung paradoks,
artinya dalam kehidupanrumah tangga
yang
perbuatan
mengandung
kekerasan, acapkali terjadi. Cukup
banyak kesaksian yang menunjukkan
bahwa kedua perilaku, baik yang
sifatnya menyayangi, maupun yang
bersifat kebencian dengan disertai
kekerasan, dapat terjadi dalam rumah
tangga.
Kekerasan dalam rumah tangga
(keluarga) tersebut,jarang tcrungkap di
media massa"kecuali kalau tindakan
tr.rardtar

Penpcktif

dslsa Rtn ah fangto dalon
Hthaat Pidono

yang
tersebutmerupakanpenganiayaan
mengakibatkanluka berat atau sampai
berakibat kematian. Namun Pada
kenyataan beberapa kekerasan yang
terjadi dalam rumah tangga, masih
dalam keluarga.
"tersimpan" di
pemukulan
isteri dan anak
Misalnya
oleh suami,seringkalitersimpanrapirapi sebsgairahasiakeluarga.Hal ini
dapat terjadi karena kondisi sosial
budayakita yang menemmpatkansosok
wanita (perempuan)sebagaipihak yang

lemak dan penurut Bahkan dalam
kehidupanrumahtangga,unsur"bekti"
(setia) kepadasuami diinterpr€tasikan
secarautuh, tanpa kemampuanuntuk
sesuai
melakukanperubahan-perubahan
dengan perubahan masyarakat. Di
samping itu ada kemungkinanbahwa
korban
yang
menjadi
wanita
penganiayaan suami, menganggap
bahwa masalahtersebutpersoalanyang
serius. Terlebih lagi masih kurangnya
perhatian masyarakat terhadap kasus

a2

lfocr,i


Hadi.ti

PERSPEKTII|olune,'l No.2Tahun2001l:disi Aprit

yang timbul di lingkungan rumah
Iangga.
Kondisi yang disebutkan di
muka, merupakan kendala untuk
mengumpulkan bukti-bukti adatya
kekerasan
dalam rumahtangga.Selain
rtu yang menjadi permasalahan
adalah
bagaimanamenyadarkanpara wanita
korban kekerasan suami, bahwa apa
yang dilakukan oleh suami mereka
adalah suatu tindakan pidana dan
bahwawanita pun mempunyaihak-hak
(disamping kewajiban) yang perlu

dihormati.
Kekerasanyang disebabkanoleh
bias jender dan menimpa wanita
ternyatalerjadi dalam berbagaisistem
sosral, baik dalam masyarakat
tradisional maupun
masyarakat
modern.
Bahkan
terdapat
kecenderungan semakin meningkat
dalam masyarakat modern. Hal ini
menunjukkankedudukanwanita begitu
rentan dalam masyarakat.Kekerasan
terhadap wanita merupakan indikasi
rendahnya status wanita dalam
masyarakat.Kekerasanterhadapwanita
tidak bisa dipandang lagi dengan
masalah antar individu,
tetapi

merupakan problem sosial yang
berkaitan dengan segala bentuk
penyiksaan,kekejamandan pengabdian
terhadap
martabat
manusra.
(Nursyahbani
K., 1985)
Hubungan antara pria dan
wanlta sesungguhnya mengandung
hu
kekuasaan Qtower relation\
KeLerasqn dslam Rumqh Tongga dalom
Perspehtif Rakum Pidana

83

yang tidak seimbang,sehinggaterjadi
hubungandominasi-sub
ordinasidalam

masyarakat.Hubungankekuasaanyang
tidak seimbang tersebut berkembang
dalam berbagai bidang kehidupan.
Terdapat tujuh bidang dominasi lakilaki terhadap wanita, yang meliputi :
keluarga,agama,lembagapendidikan
dan sistem pendidikan, organisasi
sosial politik, srstem ekonomi dan
organisasiekonomi,sistemhukum dan
media massa (Tim Peneliti PSW
Unrag,1997).
Untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas di bawah ini
dikemukakanbentuk-bentukkekerasan
yang terjadi di dalam rumah tangga
adalah:
L Pembunuhan
a.
Suami terhadapistri atau
sebaliknya;
b.

Ayah terhadap anak atau
sebaliknya;
c.
Ibu terhadap anak atau
sebaliknya
(termasuk
pembunuhan
bavi);
d.
Adik terhadap kakak,
kemenakan, ipar
atau
sebaliknya;
e.
Anggota

keluarga
terhadappembantu;
f.
Bentuk campuran selain

tersebutdi atas.
2. Penganiayaan
a.
Suami terhadapistri atau
sebaliknva:

Moerti Hsdiqti

PERSPEKTIIItoIUne l'1 No.?Ishult 2001.Edisi

banyak terjadi dalam masyarakat,
namun yang diketahui oleh umum
sangat sedikit. Selain itu masalah
tersebut jarang dibahas, bahkan
seringkali tidak dianggap sebagai
masalahsosial.
Penelitian tersebut justru juga
kekerasan
menyebutkan bahwa
terhadap wanlta justru seringkali

dilakukan bukan oleh orang asing
(orangdi luar rumah),melainkanjustru
dilakukan oleh mereka dengan siapa
wanitatersebutbertempattinggal.Oleh
karena itu kekerasanterhadapwanita
seringdisebut"domesticviolence" atau
"wife battery", berupa pemukulan,
pemerkosaan, pelecehan seksual
(sexual harassement). Seringkali
kekerasan tersebut disembunyikan
sebagai rahasia keluarga, karena
dianggapmemalukan.
Keluargatampaknyamerupakan
tempat dominan di mana deretan
mulai
dari
kekerasan terjadi,
penamparansampai penganiayaandan
pembunuhan.Disitu terwujud norma
tak resmi yang menjadikansuratnikah

sekaligussebagaisuratijin pemukulan.
(Roger Langley & Richard C. Levy,
1987;l3)
Pemukulan atau penganiayaan
terhadap istri hampir tidak mungkin
didokumentasikan,karena sering kali
dilaporkansebagaipercekcokanantara
suami dan istri belaka. Selain itu para
istri tidak melaporkanadanyatindakan

Ayah terhadap anak atau
sebaliknya;
Ibu terhadap anak atau
c.
sebaliknya;
d.
Adik terhadap kakak,
kemenakan,saudarasepupu,
ipar atau sebaliknya;
keluarga
Anggota
e.
pembantu;
terhadap
f.
Bentuk campuran selain
tersebutdi atas.
3. Perkosaan
terhadap anak
a,
Ayah
(ayah
perempuannya
kandungatau ayahtiri );
terhadap
b.
Suami
adik/kakakipar;
Kakak terhadapadik;
c.
P e mi l i k
d.
rumah/suami/anggota
keluarga terhadappembsntu
rumah tangga;
Bentuk campuran selain
e.
tersebutdi atas.
(Direktorat ResersePoldaMetro
Jaya, 1991).
Dalam penulisan ini penulis
akan membatasi pembicaraan pada
tindak kekerasansuami terhadapistri
dalam rumah tangga, sebagai suatu
tindak pidanayangjarang terungkap.
b.

Tindek Pidanr Kekeraran Suemi
terhedapIrtri
Dari penelitianyangdiadakandi
Amerika, disebutkanbahwa kekerasan
wanita/istri
Kclcraton dolom Ramqh Tsnggo dalant
Pcrspehti! Ifuhum Hdana

84

tr{oa i E dioti

PERSPEKTIFlblune ,7 No.2 fahun 2001Ed,si

kekerasan tersebut disebabkan oleh
beberapahal :
l. Istri
menganggap bahwa
pemukulan suami terhadap
merekabukan masalahhukum:
2. Laporan dianggap memalukan,
dimana merekadianggapcacad
di mata umum jika mereka
melaporkan;
3. Takut akan pembalasansuami
jika penganiayaan
dilaporkan;
4. lstri mempunyaiketergantungan
secaraekonomisdan sosialpada
s u a mi .
Sebabsebabterjadinya kekerasan
Secara umum kekerasandalam
rumah tangga (kekerasan yang
dilakukan terhadap istri) disebabkan
beberapahal :
l. BudayaPatriarkhri
Kita
hidup dalam budaya
patriarkhri, yang meletakkan
laki-laki
sebagai makhluk
superior,dan perempuansebagai
makhluk
inferior.
Dengan
keyakinan tersebut, laki-laki
kemudian dibenarkan untuk
menguasai dan
mengontrol
perempuan.
2. Pemahaman
yang keliru terhadap
A.;aranAgama
Banyak ajaran agama yang
ditafsirkan
secara
keliru,
sehinggamenimbulkananggapan
bahwalaki-lakibolehmensuasai
rempuan.
M isalnya:
Kohcrasan dalam Ramoh Tqngga dqlom
Petspehtif Huh um Pidano

membolehkanpemukulandalam
rangka mendidik istri yang
dianggap durhaka (nusyus)
kepadasuaminya.Padahalkalau
ditelusuri sumbernyadi dalamAl
Qur'an surat An-Nisa: 34, cara
mendidik sepertiitu adalahjalan
terakhir yang boleh dilakukan
setelah menegur dalam rangka
memberipengajaran.
3. Peniruan
Anak laki-laki yang hidup
bersamaayah pemukul,biasanya
akan meniru prilaku ayahnya.
Prilaku
tersebut
dianggap
sebagai pola komunikasi dan
kelak akan diterapkan terhadap
pasangannya.
Prilakukanini juga
bisa dipelajarimelaluitayangantayangan telivisi, film dan
sebagainya.
(Rifka Anissa,19975)
Ciri-ciri Pelakudan Korban Kekerasan
Laki-laki
yang
menjadi
penganlayaanlsln menurut Hofeller,
mempunyaibeberapaciri yang terlihat
dalam karakterpara suami tersebut:
l. LatarBelakangKeluarga
Kira-kira setengahdari laki-laki
yang memukul istrinya adalah
Iaki-laki yang sering dipukul
dimasakecilnyaatauyangsering
melihat ibunya dianiaya oleh
ayahnya.Selainitu adajugayang
orangtuanyakecanduanalkohol,
kuran
ian terhadap

85

Moe

i Eqdiati

votune14No.2Tahun2AOlMisi lpril
PERSPEKIIF

sehingga kalau istiinya
bercerita tentang pemukulan
'tidak akan pcrcaya.
e. Kurang tegas
Kebanyakan laki.laki yang
.mcrupakantirani dirumahnya
adalah laki-laki yang Pasif
dan tidak tegas di luar
rumah.
f. Penganut model tradisional
mengcnai peran berdasarkan
' jenis kelamin.
Laki-laki yang menganraya
istri cenderung mempunYai
pandangan
tradisional
peran
dan
wanita
mengenoi
' pria. Sckali-kali mereka
harus :
menunjukkan
- Tidak
kelemahan;
- Drpat meng&tasimasalah
tanpa minta bantuan,
terlebih-lebihwanita;
kePutusan
- Membuat
keluargayangpenting;
pcrlakuan
- Menerima
keluarga yang penting;
- Mengendalikanemosinya
dihadapanpublik.
g. Sifat yang kontradiktif
Mcrcka ysng mcmpunyai sifat
yang kontradiktif, di satu sisi ia
yang
laki-laki
adalah
mcnyayangi keluarga, tetapi
disisi lain ia bisa melakukan
kckerasan terhadap istrinya.

anak dan terdapat hubunganYang
kurang' baik terseo-ut misalnYa
' 'ibu terlalu memanjakan dan
overprotective. Ketergdntungsn
ini berlanjut samPai' dewasa
setelah menikahpun ia banYak
lari ke ibunya daripada ke
istrinya.
2. Karakter Kepribadian
a. Rasatak aman
Perasaanini tercermin dalam
kecemburuanyanglirar biasa
'terh&dapistrinya.
komunikasi
b. Kemampuan
yang
rendah
verbal
. Kcbanyakan laki-laki Yang
.,mcngalami
dcmikian
kesulitan mengel$presiken
emosinya '. secara verbal
(kata-kata), meskiPun bisa
berkomunikasi secora baik
dcnganrelasi kerjanya.
c. Dorninasi
' Kcbrnyakan laki-laki. yang
memukul istrinya sangat
.
dominan dalam perkawinan;
nengendalikan
bahkan
scluruh aspck perkawinan
(keluarga). Suamilah yang
mengambil keputusan untuk
semuahal.
d. Kepribadian ganda
Kebanyakanpria penganiaya
istri tampil sebagai dua
yang
berbeda.
orang
Dihadapan publik ' mcreka
rarnab, menarik" baik hati,
r:ct.'at s dolsm Rrneh Tanggt dalam
Pertpchtif Et hu a Pidon a

'E6

llocrti

lladi.ti

PERSPEKII( lblune 11No 2 Tahun2001Fiisi ADril

(Fentiny Nugroho & B. Yuliarto
Nugroho, 1991:29).
Selain hal-hal yang telah
disebutkan, wanila yang menjadi
korban tindakan kekerasan suami,
mempunyaiciri-ciri tertentu. Menurut
Hofeller ciri-ciri tersebutialah :
l Penghargaan yang
rendah
terhadap diri sendiri. Mereka
tidak tumbuh dengan rasa harga
diri yang tinggi, sehingga
perasaan ters€but membuatnya
rapuh terhadap serangan katakata suaminya_
2. Penganut model tradisional
mengenal peran berdasarkan
jenis kelamin. Kebanyakan
wanita yang menjadi korban
tersebut mencoba memenuhi
image
kefemininan
yang
tradisional, mereka cenderung
melihat diri merekasebagaiistri
dan ibu, daripada sebagai
individu.
3. Ketidakmampuan menangani
rasa marah. Mereka mengalami
kesulitan mengungkapkanrasa
marah secara langsung dan
tepat. Kebanyakandari wanita
itu dibesarkandengankeyakinan
bahwa menunjukkan rasa marah
adalahtidak baik.
4. Kurangnya perhatian pada diri
sendiri. Kebanyakan wanita
tersebut
mempunyal
kecenderungan
meletakkan
Xcterqsqn dqlan Rumah Tsnggc dolam
Pcrspeltif H thu m Pidana

lain di ataskepentingansendiri.
(Fentyni Nugroho& B. Yuliarto
Nugr oho,l99l:31) .
Apa yang telah dikemukakan
merupakangambaranumum. Memang
dari segi hak asasi,kekerasantersebut
tidak dapat dibenarkan dan tidak
manusiawi. Kekerasan terhadap
istri/wanita adalah pelanggaran hak
asasiwanita.
Namun sejauh ini sangatsulit
mendapatkandata yang benar tentang
adanyakekerasandalam rumah tangga.
Biasanyakalau tindakantersebutsudah
sedemikian berat, misalnya menjurus
penganiayaan berat
ke
atau
pembunuhan, baru ada laporan ke
polisi dan dilakukan penyelesaian
secarayuridis.
Peng€rtirn Kekerssrn ;€cara Yuridic
Kekerasandalam rumah tangga
sampai sejauh ini masih merupakan
kasus yang "tersimpan dibalik pintu
tertutup".
Selain
itu
belum
dikategorikan secara khusus dalam
penggolongan jenis-jenis kejahatan.
Namun demikian j ika diteliti lebih
lanjut, bentuk-bentukkekerasandalam
rumah tangga tersebut akan ditemui
tersebar dan terkait peda bentuk
kejahatan
tertentu,
seperti
pembunuhan,
perkosaan
dan
p€nganlayaan.
Menurut pasal89 Kitab UndangUndang Hukum Pidana (selanjutnya
disi
KUHP), disebutkan bahwa

untuk

87

t locrti Hodiqfi

Yolun* Wtl&z Tahun200I Msi
PERSPEKTIF

'mcmbuat orang pingpan stau tat
dengan
disamakan
berdaya,
Kckerosan
kekerasanl?.
menggunakan
yang dilakukan bisa menggunakan
kekuatan jasmani atau fisik, maupun
kckcrasan non fisik, (psikis), yrng
dilakukon oleh orang yang mempunyai
hubungan dckat dengan korban (orong
Bcntuk
yang
disiksa/disakiti).
ysng
kita
fisik
sering'
kekerasan
kctahui adalah pemukulan badan.
Namun rnasih ada bcntuk .kekcrasan
yang lain yang sering dialami oleh
pcrempusn, antera lain pcrkosasn dan
(sexual
pclcoahan
seksual
harrassement).
juga
KUHP
Sclanjutnya
pidana
mengatur tent&ng pcnambahan
(hukuman), bagi pelaku tindak pidana
ysng mempunyai hubungan keluarga
dengrn korbon. Untut jelarnya pcrlu
dikcmukakan pasal 356 KUHP yang
bcrbunyi: "Pidana yaag ditentukan
dalam pasal 351, 353, 354 dan 355
dapat ditambah dengan sepertiga: ..
yang
mclakukan
Bagi
Ke-I:
terhadap
ibunya,
kejall4tan itu
bapahnya menurut Undang- Undang,
i str inyo.,at au snaknya " .
Scdangkan kalau. diperinci, pasalp8$<€rs€but adalah mengenai :
Pasal351 KUFtrF:
tentang Penganiayaan
Pasal353 KUHP :
Penganiayaan. dcngan
tcntang
Renoana

'

Berat
t€ntrngPcnganiayaan
Pasal355'KUHP:
tentang Pehgoniiyasn Berrt yang
dilakukan dengan Rcncana lebih
dehulu.
Dcnganadanyaposal:pcael.yslg
mengaturlentang tindakan kckerasan
e.taupengadoyaanyangdilakukenoleh
mercka yang masih mempunyai
hubungankeluarga,sebctulnyaKUHP
sudoh berussha melakukan tindakan
pcnccgahan.
Apalagi
dcngan
pembcratansepertiga&ri pi4anayang
biasa dijatuhkan pada p€laku tindak
prdane biasa (maksudnya yang
dilrkukan terhadaporanglain).
Tctapi tindakan Lekerasandi
dalamrumahtanggatidak hsoyaterdiri
atas kekerasofisik saja. Sclama ini
yang menjadi fokus pernbicaraan
adalahkekorassnsecaratisik. Hal ini
discbobkankckerlsansccaraftsik lebih
Namun
diobservasi.
mudah
kekerasanyang sifatnya
sesungguhnya
psikis banyak sekali tcrjadi di dalam
kehidupan rumah tangga, tonpe kita
scbegaisurtu yanglebih
menyadarinya
buruk .akibatnya daripada kekerasan
fisik biase.
Jenis kekerasanpsikis yang sering
terjldi adahh': ,
l. Suami ' menyelcweng dengan
wanitalain';
2. Surmi yang selalu pulanglarut
. malam,denganalasanyangtidak
wajar ataudibuat-buat;

Pasal3i4 KUHP :
Eclrrtr,r,t &loat Rtr,sh Tcrtgr
Pcrspc*tlf Hu L u a Pi don a

dttl,ll

No.?ti flaat ,i

3. Suami
yang
menyerahkan
jawab
seluruh tanggung
rumah
tangga kepada istri, tanpa
menghiraukan
apa
yang
dirasakanoleh istri;
4. Suami yang sering berbicara
kasar atau mengeluarkankatakata hinaan terhadap istri atau
anggotarumah tanggayang lain;
5. Suami yang selalu mengancam
akanmenceraikan
istrinva:
6. Suami yang menleror' istrinya
dengan
kata-kata
yang
menakutkan, misalnya akan
membunuh istrinya atau bunuh
d i r i . ( L K B H U WK ,l 9 9 l ).
Dari kasusyang pernahmasukke
Lembaga Konsultasi dan Bantuan
Hukum Indonesia untuk Wanita dan
Anak (LKBHuWK) yang berkedudukan
di Jakartadiperolehkesimpulan,bahwa
kekerasanpsikis biasanyadisertai atau
merupakanawal dari kekerasanfisik.
Selanjutnya dari kasus-kasus
yang ada di LKBHuWK, dapat
diketahuibahwatidak hanyasuamisaja
yang dapat menjadi subyek pelaku
kekerasan dalam rumah tangga,
melainkan para istripun dapat
melakukan kekerasan. perbuatan
tersebut dilakukan, baik terhadap
suami, anak-anak, maupun keluarga
yang
lain.
Misalnya
berupa,
"kekerasan"psikis :
l. Istri
yang
"mendiamkan"
suaminyaselamabeberapawaktu

2. Istri yang sengajamenyeleweng
sebagaipembalasan
atastindakan
penyelewengan
suaminya;
3. Istri yang sering memaki-maki
suaminya, anak-anak atau
anggotakeluargalainnya;
4. Istri yang tidak mau bertanggung
jawab dan menyerahkansegala
urusan rumah tangga kepada
pembantu(LKBHuWK, l99l )
Selanjutnya
LKBHuWK
menyatakanbahwaistri (wanita),tidak
selamanya bersikap m€nerima atau
pasif saja atas perlakuansuami yang
sewenangwenang. Tetapi perasaan
tidak puas atas sikap suami atau rasa
kecewa istri diwujudkan ke dalam
bentuk perbuatanlain, seperti di atas.
Padadasarnyasemuabentukperbuatan
tersebut
merupakan
tindakan
"pembalasan", terhadap perlakuan
suamiyang tidak wajar. Kalau di muka
telah disebutkan bahwa kekerasan
psikis merupakanawal dari kekerasan
fisik, maka apa yang dilakukan
istri/wanita tersebut akan menjadi
suatutindak pidanabiasa.
Perbedaan antara kekerasan
dalam rumah tangga dengan tindak
pidana biasa terletak pada hubungan
antara pelaku dengan korban.
Kekerasandalam rumah tangga dapat
dikatakan sebagaitindak pidana yang
dilakukandalam rumahtangga,dimana
antara pelaku dengan korban masih
inempunyai hubungan darah (kalau
al anaknyarsa

lamanva.
Kcieroson dolqm Rumah Tongga dalom
Perspeltif Huhum Pidono

89

lr{ocrri Hqdiati

PrnSPEIOIFVoluneWNo.2Talnn 2NI Htsi

hubungan p€rkawinan (kalau korban
adalah istrinya) stau hubungan
pekerjaan (misalnya majikan dengan
pembanturumah tangga).
.r
Penutup
r .,,.
Kekerasan terhadlp wmita./istri
dapat digolongkan ke. dalam tindak
pidana, korena bentuk-bentuk tindak
pidana tersebut, seperti p€nganiayran,
perkosaan, penghinaan, pelecehan
seksual, dan pembunuhentelsh diatur
dalam KUHP.
Meskipun tidak tergolong delik
oduan, namun perbuotan tersebut sulit
dijangkau oleh para penegak hukum.
Hal ini discbabkanoleh korban sendiri
ysng onggan melaporkan aps. yang
terjadi
terhadap dirinya.
telah
Sedangkan masyarakat disekitarnya
juga
tidak
mengetahui
hampir
terjadinya kekerasandi .dalam.sebuah
nrmah tangga. Apalagi ada anggapan
bahwa masalah itu ada ' pergpalan
pribadi, yang seringkali. ditutup-tutupi
dan merupakanaib sebuahkeluarga"
Dengan dimuatrrya bentukbentuk kekcrasan, yang tersebar di
dalam berbagai pasal dalam KUHP,
maka dapat diasumsikan bahwa sudah
ada perlindungan secara yuridis
terhadap wanita/istri yang . mendapat
perlakuan yang tidak semestinya dari
suaminya. Karena.apa yang,dilakukan
para suami tersebut tergolgng sultu
tindak pidana. Menurut Prof.. T.O.

. mengsturnya,maka yang terpenting
dalam,hal ini adalah masalah"Zarry
Inforcement"-nya.Hukum .hcndaknya
dijalankan dengan bcnar, agar para
korban betul-betul dapot mcrasakan
. adanyaperlindunganterhodapdirinya.
Di sampingitu perlu dijatuhkansanksi
yang tegas terhadap susmi yang
metakukankekerasanterhadapistri,
Di sampingKUHP yang jelas
melarang berbagai bentuk kckcrasan
terhadapscscorang(dalamhal ini istri)
dan memberikrn sanksi bagi yang
.melakukannya,
hendaknyasuami istri
juga
don
mengetlhui
hak
kewajibannya.Hal ini tercantumdalsm
qU No. 1 Tahun, 1974 tentrng
Perklwinrn, pasal 30-34 yang
menyotatan :
, l. Swmi istri memikul kewajiban
yr.ng luhur unJuk menegakkan
.
.
. rumah tangga yang.. menjadi
s€ndi dasar dari susunan
masyarakat(pasal30);
2. Hak dan kedudukanistri adalah
,. . seimbang dengan hak dan
dalam
kedudukan suami
kehidupan rum8h tanggl dan
pergaulanhidup bcrsamadalrm
. masyarekat(pasal3l ayat l);
,. 3. Masing-masing;bcrhak untuk
.'
'melakukan perbuatan hukum
., (pasal3l ayatZ);
4. Suami istri wajib saling cinta
mencintai,hormatmenghormati,
,
setiadan memberibantuanlahir

sudah
falquat
Pcrtp.rltl

a.tdm Rrnth Tcrtggodolan
Urkurr ndtra

Aou,i

Edi.ti

PERSPEKI'IFl:olane ,'I No.2 Tahun2001Edisi

batin yang satu kepadayang lain
(pasal33);
5. Suamiwajib melindungiistrinya
dan memberikansegalasesuatu
keperluanhidup berumahtangga
sesuai dengan kemampuan
(pasal34 ayat I );
6. Jika suami dan istri melalaikan
kewajiban-kewajiban masingmasing dapat mengajukan
gugatan kepada pengadilan
(pasal34 ayat3).
(Undang-UndangNo. I Tahun 1974
Bab VI : Hak dan Kewaiiban Suami
Istri).

Dihukum, Cakrawala Cinta,
Jakarta,I 987.
United Nations, Violence Againts
Woman In T'he Familv. New
York. 1989.
Undang-UndangNo. I Tahun 1974
tentangPerkawinan.

DAFTARPUSTAKA
Fenty Nugroho & B. Yuliarto Nugroho,
Tindakan
Kekerasan &nmi
TerhadapIstn: Perbuuan Krimirwl
Yang
Tersemburyi, Mqialah
Antarwidya, No. 3 Tahun I,
Desember1990- Maret1997.
Hofeller,KathleenH., Ph.D.,Battered
.Woman
Shattered LivesCalifornia: R & E publishers.
1987.
Roger Langly & Richard C. Levy, Wife
Beating: The Silent Crisis,
Terjemahan bebas oleh
R.
Masasi:
Memukul
Istri
Kejahatan
Yang
Tidak

Kclqotoa

dalom Rtmch

Pcrtp:cHif Eatu;

nda;a

Tantno

dohn

91 .

Moctti lfadisti