HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KODE E (1)

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN
KODE ETIK DALAM DUNIA TEKNOLOGI
A. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)
1. Pengertian HAKI
HAKI adalah hak yang timbul dari kemampuan berfikir atau olah
pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk
manusia. Dalam ilmu hukum, hak kekayaan intelektual merupakan harta
kekayaan khususnya hukum benda (zakenrecht) yang mempunyai objek
benda inteletual, yaitu benda yang tidak berwujud yang bersifat immaterial
maka pemilik hak atas kekayaan intelektual pada prinsipnya dap berbuat
apa saja sesuai dengan kehendaknya.
Dalam Pasal 7 TRIPS ( Tread Related Aspect of Intellectual Property
Right) dijabarkan tujuan dari perlindungan dan penegakkan HAKI adalah
sebagai berikut : Perlindungan dan penegakkan hukum HAKI burtujuan
untuk mendorong timbulnya inovasi, pengalihan dan penyebaran teknologi
dan diperolehnya manfaat bersama antara penghasil dan pengguna
pengetahuan teknologi, menciptakan kesejahteraan sosial dan ekonomi
serta keseimbangan antara hak dan kewajiban.

2. Prinsip HAKI
a. Prinsip Ekonomi.

Prinsip ekonomi, yakni hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif
suatu kemauan daya pikir manusia yang diekspresikan dalam berbagai
bentuk yang akan memeberikan keuntungan kepada pemilik yang
bersangkutan.
b. Prinsip Keadilan.
Prinsip keadilan, yakni di dalam menciptakan sebuah karya atau orang
yang bekerja membuahkan suatu hasil dari kemampuan intelektual
dalam ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang akan mendapat
perlindungan dalam pemiliknya.
1

c. Prinsip Kebudayaan.
Prinsip kebudayaan, yakni perkembangan ilmu pengetahuan, sastra, dan
seni untuk meningkatkan taraf kehidupan, peradaban dan martabat
manusia yang akan memberikan keuntungan bagi masyarakat, bangsa,
dan negara.
d. Prinsip Sosial.
Prinsip sosial ( mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara ),
artinya hak yang diakui oleh hukum dan telah diberikan kepada
individu merupakan satu kesatuan sehingga perlindungan diberikan

bedasarkan keseimbangan kepentingan individu dan masyarakat.

3. Ragam HAKI
Secara garis besar HAKI dibagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Hak cipta (copyrights);
Hak cipta adalah hak eksklusif bagi penciptaan atau penerimaan
hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasanpembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hak cipta terdiri atas hak ekonomi (economic righst) dan hak
moral (moral rights). Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan
manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak terkait, sedangkan hak
moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang
tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apa pun, walaupun
hak cipta atau hak terkait telah dialihkan.
Hak cipta dianggap sebagai benda bergerak, sehingga hak cipta
dapat dialihkan, baik seluruhnya maupun sebagian karena pewarisan,
hibah, wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab-sebab lain yang dibenarkan
oleh peraturan perundang-undangan. Hak cipta yang dimiliki oleh ahli
waris atau penerima wasiat tidak dapat disita kecuali jika hak tersebut
diperoleh secara melawan hukum. Menurut Undang-Undang, ciptaan


2

yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni,
dan sastra yang mencakup :
1) Buku, program, dam semua hasil karya tulis lain;
2) Ceramah, kuliah , pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
3) Alat peraga yang dibuat untuk kepentinga pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
4) Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
5) Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan
pantomim;
6) Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, senia
ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni
terapan;
7) Arsitektur;
8) Peta;
9) Seni batik;
10) Fotografi;
11) Sinematografi;

12) Terjemahan, tasir, saduran, bung rampai, database, dan karya lain
dari hasil pengalihwujudan.
Dalam Pasal 29 sampai dengan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2002 tentang Hak Cipta diatur masa/jangka waktu untuk suatu
ciptaan berdasarkan jenis ciptaan.
1)

Hak cipta berlaku selama hidup pencipta dan terus menerus
berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia.
Jika pencipta terdiri dari dua atau lebih, hak cipta berlaku sampai
50 tahun setelah pencipta terakhir meninggal dunia. (ex: buku,
lagu, drama, seni rupa, dll)

2) Hak cipta dimiliki oleh suatu badan hukum berlau selama 50 tahun
sejak pertama kali diumumkan. (ex: program komputer, fotografi,
dll)

3

3) Untuk perwajahan karya tulis yang diterbitkan berlaku selama50

tahun sejak pertama kali diterbitkan.
4) Untuk

penciptaan

yang

tidak

diketahui

penciptanya,

dan

peninggalan sejarah dan prasejarah benda budaya nasional
dipegang oleh negara, jangka waktu berlaku tanpa batas waktu.
5) Untuk ciptaan yang belum diterbitkan dipegang oleh negara,
ciptaan yang sudah diterbitkan sebagai pemegang hak cipta dan
ciptaan sudah diterbitkan tidak diketahiu pencipta dan penerbitnya

dipegang oleh negara, dengan jangka waktu selama 50 tahun sejak
ciptaan tersebut pertama kali diketahui secara umum.
6) Untuk ciptaan yang sudah diterbitkan penerbit sebagai pemegang
hak cipta, jangka waktu berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali
diterbitkan.
Pemegang hak cipta berhak memberikan lisensi kepada pihak lain
berdasarkan surat perjanjian lisensi untuk melakukan perbuatan hukum
selama jangka waktu lisensi dan berlaku di seluruh wilayah negara
Republik Indonesia. Pemegang hak cipta berhak mengajukan gugatan
ganti rugi kepada pengadilan niaga atas pelanggaran hak cipta dan
meminta penyitaan terhadap benda yang diumumkan atau hasil
perbanyakan ciptaan itu.
Pelanggaran terhadap hak cipta telah diatur dalam Pasal 72 dan
Pasal 73 Undang-Undang Nomor 19 tentang Hak Cipta, yang dapat
dikenakan hukum pidana dan perampasan oleh negara untuk
dimusnahkan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta :
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak
untuk


mengumumkan

atau

memperbanyak

Ciptaannya

atau

memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasanpembatasan

menurut

peraturan

berlaku.(Pasal 1 ayat 1).

4


perundang-undangan

yang

Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang
ilmu pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya
diberikan secara eksklusif kepada pencipta, yaitu “seorang atau
beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu
ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau
keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi”.
Dasar Hukum HAK CIPTA :





UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI
Tahun 1982 Nomor 15)
UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6

Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987



Nomor 42)
UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6
Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun
1987 (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 29)

b. Hak

kekayaan

industri

(industrial

property

rights),


yang

mencakup:
1) Paten
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001:


Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada
Inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut
atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk



melaksanakannya (Pasal 1 Ayat 1).
Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil
penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau memberikan
persetujuan kepada orang lain untuk melaksanakannya (Pasal 1

Undang-undang Paten).

5



Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu
pengetahuan yang diterapkan dalam proses industri. Di samping
paten, dikenal pula paten sederhana (utility models) yang hampir
sama dengan paten, tetapi memiliki syarat-syarat perlindungan
yang lebih sederhana. Paten dan paten sederhana di Indonesia



diatur dalam Undang-Undang Paten (UUP).
Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah
menemukan suatu penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang
dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah
tertentu di bidang teknologi yang berupa :
 proses;

 hasil produksi;

 penyempurnaan dan pengembangan proses;

 penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi
Dasar Hukum HAK PATEN :



UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI
Tahun 1989 Nomor 39)
UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6
Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997



Nomor 30)
UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI
Tahun 2001 Nomor 109)

2) Kerahasiaan dagang /(trade secret)
Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia
Dagang :


Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh
umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai
ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga



kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
Perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang

6

teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak


diketahui oleh nasyarakat.
Syarat pengajuan perlindungan sebagai HKI, meliputi prinsip
perlindungan otomatis dan perlindungan yang diberikan selama
kerahasiaannya terjaga. Pemilik HKI berhak menggunakan sendiri
rahasia dagang yang dimilikinya atau memberikan lisensi atau




melarang pihak lain untuk menggunakannya.
Jangka waktu perlindungan rahasia dagang adalah sampai dengan
masa dimana rahasia itu menjadimilik publik.
Dalam Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000
tentang

Rahasia

Dagang,

hak

rahasia

dagang

dapt

beralih/dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian , dan
sebab lain yang dibenaran oleh undang-undang. Pengalihan harus
disertau dengan pengalihan dokumen-dokumen yang menunjukan


terjadinya pengalihan rahasia dagang.
Sanksi yang diberikan untuk masalah rahasia dagang berupa
pidana dan denda.

3) Design industri
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang
Desain Industri :


Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi,
atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau
gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua
dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai
untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri,



atau kerajinan tangan. (Pasal 1 Ayat 1).
Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk konfigurasi
atau komposisigaris atau warna, atau garis dan warna atau
gabungan dari padanya yang berbentul 3D atau 2D yang
memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola 3D

7

atau 2D serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,


barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.
Hak ini diberikan untuk desain industri yang baru, yaitu tanggal
penerimaan desain industri itidak sama dengan pengungkapan



yang telah ad sebelumnya.
Jangka waktu perlindungan terhadap hak desain industri diberikan
10 tahun sejak tanggal penerimaan dan tercatat dalam daftar
umum desain industri dan diberitakan dalam berita resmi desain



industri.
Setiap hak desain industri diberikan atas dasar permohonan ke
Direktorat Jendral Desain Industri secara tertulis dalam bahasa



Indonesia.
Pengalihan hak ini dapat dilakukan karena pewarisan, hibah,
wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan
perundang-undangan dan wajib dicatat dalam daftar umum desain
industri. Desain industri terdaftar hanya dapat dibatalkan atas



permintaan pemegang lisensi.
Sanksi yang diberikan untuk masalah desain industri berupa
pidana dan denda.

4) Merek dagang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 :


Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, hurufhuruf, angka- angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsurunsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam



kegiatan perdagangan barang atau jasa. (Pasal 1 Ayat 1)
Merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan
produk (barang dan atau jasa) tertentu dengan yang lainnya dalam
rangka memperlancar perdagangan, menjaga kualitas, dan



melindungi produsen dan konsumen.
Hak merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara
kapada pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek

8

untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek



atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.
Jenis-jenis merek dapat dibagi menjadi merk dagang, merek jasa
dan merek kolektif.
Merek terdaftar mendapatkan perlindungan hukum untuk jangka
waktu 10 tahun sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu



perlindungan dapat diperpanjang denga jangka waktu yang sama.
Hak merek terdaftar dapat beralih atau dialihkan karena
pawarisan, hibah, wasiat, perjanjian atau seba-sebab lain yang



dibenarkan oleh perundang-undangan.
Penghapusan pendaftaran merek dari daftar umum merek dapat
dilakukan atas prakarsa direktorat jendral berasarkan permohonan
pemilik merek yang bersangkutan atau pihak ketiga dalam bentuk



gugatankepada pengadilan niaga.
Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap
pihak lain secara tanpa hak menggunakan merek yang
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannyauntuk
barang atau jasa yang sejenis, berupa gugatan ganti rugi dan/atau
penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan
merek tersebut. Sanksi yang dikenakan terhadap masalah merek
berupa pidana dan denda.
Istilah – Istilah Merk :
 Merek dagang

adalah merek yang digunakan pada barang

yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang
secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan barang-barang sejenis lainnya.

 Merek jasa

yaitu merek yang digunakan pada jasa yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
jasa-jasa sejenis lainnya.

9

 Merek kolektif

adalah merek yang digunakan pada barang atau

jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh
beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk
membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.

 Hak atas merek

adalah hak khusus yang diberikan negara

kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum
Merek untuk jangka waktu tertentu, menggunakan sendiri
merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
menggunakannya.
Dasar Hukum HAK MERK :



UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara
RI Tahun 1992 Nomor 81)
UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19
Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1997



Nomor 31)
UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara
RI Tahun 2001 Nomor 110)

5) Pengaturan Semikonduktor /Desain integrated circuits


Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000
Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu:
1.Ayat 1: Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi
atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen
dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen
aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta
dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor
yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.
2.Ayat 2: Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan
peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya
satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau
semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan

10

tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan


Sirkuit Terpadu.
Hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada pendesain atas
hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
atau memberikan persetujuanya kepada pihak lain untuk



melaksanakan hak tersebut.
Jangka waktu perlindungan hak ini diberikan pertama 15 tahun
sejak penciptaan atau 10 tahun sejak pemanfaatan komersial. Hak
ini dapat beralih/dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat,
perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan oleh



perundang-undangan.
Sanksi yang diberikan untuk masalah desain tata letak sirkuit
terpadu berupa pidana dan denda.

4. Contoh Kasus Pelanggaran HAKI


Memperbanyak dan atau menjual tanpa seizin pemegang hak cipta.
Pelanggaran ini sering kita dengar sebagai pembajakan software dan
merupakan pelanggaran paling populer di banyak negara, tentu saja
termasuk Indonesia. Namun di beberapa negara ada juga hukum yang
melegalkan penjualan untuk kepentingan pendidikan (khususnya bagi
software non-edukasi) atau software yang telah dimodifikasi bagi



penderita tuna netra.
Memperbanyak dan memberikannya kepada orang lain. Pelanggaran ini
menyalahi banyak undang-undang dari hak cipta. Tetapi dalam keadaan
khusus bisa jadi tindakan ini tidak termasuk pelanggaran. Misalnya di
Israel dan beberapa negara lainnya, memperbanyak suatu karya
(termasuk software) tidak melanggar hukum sepanjang dilaksanakan



tanpa niat mencari untung.
Membuat copy sebagai backup data. Pada beberapa negara seperti
Jerman, Spanyol, Brazil, Dan Filipina, tindakan ini menjadi hak utama
bagi pembeli software. Namun dapat juga menjadi pelanggaran

11

tergantung pada hukum dan keputusan-keputusan hakim terkait kasus
yang pernah terjadi di negara yang bersangkutan, yang akhir-akhir ini


mengalami banyak perubahan di banyak negara.
Menyewakan software orisinal kepada orang lain. Lisensi software
biasanya membatasi hak pembeli untuk meminjamkan hasil karya yang
dilindungi oleh hak cipta. Tetapi beberapa undang-undang masih
memperdebatkan tentang larangan tersebut sehingga jalan terbaik dapat
dicapai dengan cara meminta izin dari pemegang hak cipta jika ingin



menyewakan software.
Menjual kembali software orisinal. Lisensi software biasanya juga
menyebutkan bahwa pembeli hanya membayar untuk mendapat hak
menggunakan software tersebut. Penjualan kembali mungkin diizinkan



jika dilakukan untuk tujuan pendidikan dan tindakan non-profit lainnya.
Pembajakan internet / Internet piracy. Pelanggaran ini terjadi ketika
Operator Sistem menyebarluaskan suatu materi yang dilindungi hak
cipta pada bulletin board atau di internet sehingga dapat didownload
secara bebas

B. KODE ETIK
1. Pengertian Kode Etik
Tata aturan berdasarkan aspek etika dan moral yang disepakati bersama
oleh anggota suatu asosiasi profesi untuk dijadikan pedoman dalam
bertindak secara professional.

2. Fungsi dan tujuan kode etik
Pada dasarnya, kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai
perlindungan dan pengembangan bagi profesi.
Menurut Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) fungsi kode etik yaitu :
a. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah.
b. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi.
c. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.

12

Sedangkan tujuan dari kode etik yaitu :
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
b. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d. Meningkatkan mutu profesi.
e. Meningkatkan mutu organisasi profesi.
f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h. Menentukan standar bakunya sendiri.

3. Jenis-jenis kode etik dalam dunia TI
a. Kode Etik Seorang Profesional TI

1) Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah
mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan
antara professional atau developer

TI dengan klien, antara para

professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi
dengan

pemerintah.

Salah

satu

bentuk

hubungan

seorang

professional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan
sebuah program aplikasi.
2) Seorang professional tidak dapat membuat program semaunya, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan seperti untuk apa program
tersebut nantinya digunakan oleh kliennya atau user; Ia dapa
menjamin keamanan (security) system kerja program aplikasi
tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan system kerjanya
(misalnya: hacker, cracker, dll).
b. Kode Etik Seorang Teknisi Komputer

1) Menerima

tanggung

jawab

dalam

pengambilan

keputusan

engineering yang taat asas pada keamanan, kesehatan, dan
kesejahteraan publik, dan segera menyatakan secara terbuka
fatktor-faktor yang dapat membahayakan publik atau lingkungan.

13

2) Menghindari konflik interes nyata atau yang terperkirakan sedapat
mungkin, dan membukakannya pada para pihak yang terpengaruh
ketika muncul.
3) Akan jujur dan realistis dalam menyatakan klaim atau perkiraan
menurut data yang tersedia.
4) Menolak sogokan dalam segala bentuknya.
5) Mengembangkan pemahaman teknologi, aplikasi yang sesuai, dan
kemungkinan konsekuensinya.
6) Menjaga dan mengembangkan kompetensi teknis dan mengambil
tugas teknologi yang lain hanya bila memiliki kualifikasi melalui
pelatihan atau pengalaman, atau setelah menyatakan secara terbuka
keterbatasan relevansi kami
7) Mencari, menerima, dan menawarkan kritik perkerjaan teknis,
mengakui dan memperbaiki kesalahan, dan menghargai selayaknya
kontribusi orang lain
8) Memperlakukan dengan adil semua orang tanpa bergantung pada
faktor-faktor seperti ras, agama, jenis kelamin, keterbatasan fisik,
umur dan asal kebangsaan
9) Berupaya menghindari kecelakaan pada orang lain, milik, reputasi,
atau pekerjaan dengan tindakan salah atau maksud jahat
10) Membatu rekan sekerja dalam pengembangan profesi mereka dan
mendukung mereka dalam mengikuti kode etik ini.
c. Kode Etik Pengguna Internet

1) Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara
langsung berkaitan dengan masalah pornografi dan nudisme dalam
segala bentuk.
2) Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki
tendensi menyinggung secara langsung dan negatif masalah suku,
agama dan ras (SARA), termasuk didalamnya usaha penghinaan,
pelecehan,

pendiskreditan,

14

penyiksaan

serta

segala

bentuk

pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi
lain.
3)

Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi
instruksi untuk melakukan perbuatan melawan hukum (illegal)
positif di Indonesia dan ketentuan internasional umumnya.

4)

Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak
dibawah umur.

5) Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar
materi dan informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan
pirating, hacking dan cracking.
6) Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar/foto,
animasi, suara atau bentuk materi dan informasi lainnya yang
bukan hasil karya sendiri harus mencantumkan identitas sumber
dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan
pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta bertanggung
jawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul karenanya.
7) Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk,
sumberdaya (resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.
8) Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku
dimasyarakat

internet

umumnya

dan

bertanggungjawab

sepenuhnya terhadap segala muatan/ isi situsnya.
9) Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota
dapat melakukan teguran secara langsung.
d. Kode Etik Programmer

1) Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan
Malware.
2) Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti
dengan sengaja.
3) Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang
dengan sengaja untuk membingungkan atau tidak akurat.

15

4)

Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan
hak cipta kecuali telah membeli atau meminta ijin.

5) Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang
didanai oleh pihak kedua tanpa ijin.
6) Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.
7) Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal
dalam suatu proyek secara bersamaan kecuali mendapat ijin.
8) Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode
programmer lain untuk mengambil keunutungan dalam menaikkan
status.
9) Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam
perusahaan.
10) Tidak boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja dalam
pengembangan suatu proyek.
11) Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.
12) Tidak boleh mempermalukan profesinya.
13) Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam
aplikasi.
14) Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang
nantinya programmer akan mendapatkan keuntungan dalam
membetulkan bug.
15) Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer.

4. Praktek-Praktek Kode Etik Dalam Penggunaan Teknologi Informasi
a. Intergritas
Integritas adalah sebuah konsep konsistensi tindakan, nilai, metode,
langkah-langkah, prinsip, harapan, dan hasil. Dalam etika, integritas
dianggap sebagai kejujuran dan kebenaran atau akurasi dari tindakan
seseorang.

Integritas

dapat

dianggap

sebagai

kebalikan

dari

kemunafikan, dalam integritas yang menganggap konsistensi internal
sebagai suatu kebajikan, dan menunjukkan bahwa pihak-pihak yang

16

memegang nilai-nilai tampaknya bertentangan harus account untuk
perbedaan atau mengubah keyakinan mereka.
b. Confidentiality
Confidentiality merupakan aspek yang menjamin kerahasiaan data atau
informasi. Sistem yang digunakan untuk mengimplementasikan eprocurement harus dapat menjamin kerahasiaan data yang dikirim,
diterima dan disimpan. Bocornya informasi dapat berakibat batalnya
proses pengadaan.
c. Availability
Availability merupakan aspek yang menjamin bahwa data tersedia
ketika dibutuhkan. Misalnya dapat dibayangkan efek yang terjadi ketika
proses penawaran sedang dilangsungkan ternyata sistem tidak dapat
diakses sehingga penawaran tidak dapat diterima. Ada kemungkinan
pihak-pihak

yang

dirugikan

karena

tidak

dapat

mengirimkan

penawaran.
Hilangnya layanan dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari
benca alam (kebakaran, banjir, gempa bumi), ke kesalahan sistem
(server rusak, disk rusak, jaringan putus), sampai ke upaya pengrusakan
yang dilakukan secara sadar (attack). Pengamanan terhadap ancaman
ini dapat dilakukan dengan menggunakan sistem backup dan
menyediakan disaster recovery center (DRC) yang dilengkapi dengan
panduan untuk melakukan pemulihan (disaster recovery plan).

5. Faktor penyebab terjadinya pelanggaran kode etik
a. Tidak berjalannya control dan pengawasan dari masyarakat.
b. Organisasi profesi tidak dilengkapi dengan sarana dan mekanisme
bagi

masyarakat untuk menyampaikan keluhan.

c. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik
profesi, karena buruknya upaya sosialisasi dari pihak profesi sendiri.
d. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi
TI untuk menjaga martabat luhur profesinya.

17

e. Tidak adanya kesadaran etis dan moralitas di antara para pengembang
profesi TI.

6. Jenis pelanggaran kode etik dalam bidang IT
a. Hacker dan Cracker
hacker didefinisikan sebagai seorang yang memiliki keinginan untuk
melakukan eksplorasi dan penetrasi terhadap sebuah system operasi
dank ode computer pengaman lainya tetapi tidak melakukan tindakan
pengerusakan apapun tidak mencuri uang atau informasi.
Cracker adalah sisi gelap dari hacker dan memiliki ketertarikan untuk
mencuri informasi , melakukan berbagai macam kerusakan dan sesekali
waktu juga mekumpuhkan seluruh system computer.
b. Denial of Service Attack
Denial of Service Attack (DoS Attack) adalah suatu usaha untuk
membuat suatu sumber daya computer yang ada tidak bisa digunakan
oleh para pemakai. Misalnya : Berusaha untuk mengganggu koneksi
antara dua mesin., dengan demikian mencegah akses kepada suatu
service.
c. Pelanggaran Piracy
Piracy adalah pembajakan perangkat lunak (software). Contoh :
pembajakan software aplikasi ( Microsoft, lagu MP3,MP4, dll).
d. Fraud
Fraud merupakan kejahatan manipulasi informasi dengan tujuan
mengeruk keuntungan yang sebesar besarnya. Biasanya kejahatan yang
dilakukan adalah memanipulasi informasi keuangan. Sebagai contoh
adanya situs lelang fiktif. Melibatkan berbagai macam aktifitas yang
berkaitan dengan kartu kredit.
e. Gambling
Perjudian tidak hanya dilakukan secara konfensional, akan tetapi
perjudian sudah marak didunia cyber yang berskala global.
Contoh: Online Poker biasanya menawarkan texas hold’em, Omaha, dll

18

f. Pornography dan Paedophilia
Pornography merupakan jenis kejahatan dengan menyajikan bentuk
tubuh tanpa busana, erotis, dan kegiatan seksual lainnya dengan tujuan
merusak moral..

Sedangkan

Paedophilia merupakan kejahatan

penyimpangan seksual yang lebih condong kearah anak anak (child
phornography)

g. Data Forgery
Data Forgery kejahatan ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data
pada dokumen dokumen penting yang ada di internet.

7. Sanki pelanggaran kode etik
a. Mendapat peringatan
Pada tahap ini, si pelaku akan mendapatkan peringatan halus.
b. Pemblokiran
Mengupdate status yang berisi SARA, mengupload data yang
mengandung unsur pornografi baik berupa image maupun .gif, seorang
programmer yang mendistribusikan malware. Hal tersebut adalah
contoh

pelanggaran

dalam

kasus

yang

sangat

berbeda-beda,

kemungkinan untuk kasus tersebut adalah pemblokiran akun di mana si
pelaku melakukan aksinya.
c. Hukum Pidana/Perdata
“Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat
yang dirugikan karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak
oleh Orang lain, berhak mengajukan gugatan pembatalan Nama
Domain dimaksud” (Pasal 23 ayat 3)
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem
Elektronik dan/atau mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak
bekerja sebagaimana mestinya” (Pasal 33)

19

“Gugatan perdata dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan” (Pasal 39)
Adalah sebagian dari UUD RI No.11 tahun 2008 tentang informasi dan
transaksi elektronik (UU ITE) yang terdiri dari 54 pasal. Sudah sangat
jelas adanya hukum yang mengatur tentang informasi dan transaksi
yang terjadi di dunia maya, sama halnya jika kita mengendarai motor
lalu melakukan pelanggaran misal dengan tidak memiliki SIM jelas
akan mendapat sanksinya, begitu pun pelanggaran yang terjadi dalam
dunia maya yang telah dijelaskan dimulai dari ketentuan umum,
perbuatan yang dilarang, penyelesaian sengketa, hingga ke penyidikan
dan ketentuan pidananya telah diatur dalam UU ITE ini.

C. KESIMPULAN
1. Semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi, semakin banyak
juga kejahatan yang terjadi. Maka dari itu perlu dibuatnya peraturan dalam
bidang HAKI untuk mencegah semakin banyaknya pelaku-pelaku yang
tidak bertanggung jawab. HAKI adalah hak eksklusif yang diberikan suatu
peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya.
Dengan adanya HAKI dapat mengurangi bahkan memberantas kejahatan
yang ada.
2. Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat,
bila dalam diri para profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk
mengindahkan kode etik pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian
profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa kode etik, apa
yang semula dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera
jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa
(okupasi) yang tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujungujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun
kepercayaan yang pantas diberikan kepada para professional.

20