Asal Mula desa golo Drakula
/Asal Mula Drakula
Jika mendengar kata " DRAKULA", maka yang ada di benak kita
adalah manusia penghisap darah.sebenarnya, ada 2 tokoh drakula,
yang fiksi dan sejarah.Yang fiksi adalah tokoh ciptaan Bram Stoker
dalam novelnya Dracula yang diterbitkan pada tahun 1897. Drakula
adalah seorang vampir yang diceritakan berasal dari kota
Transylvania yang berada di Rumania. Kelemahan Drakula ialah
sinar matahari, benda terbuat dari perak, dan bawang putih.Dan
sejarah, Drakula adalah Raja Vlad III yang memerintah Walakia pada
abad ke-15 dengan tangan besi.
**->> sejarah Drakula
Vlad Tepes III (1431 – 1475 Masehi)Dibebaskan Konstantinopel dari
suramnya kegelapan jahiliyah oleh Islam sudah diramalkan
Rasulullah, dan para sahabatpun berlomba mewujudkan ramalan
Rasulullah tersebut..sampai-sampai Abu Ayyub Al Anshari pun
menjemput syahidnya dalam pertempuran pembebasan
Konstantinopel dan dimakamkan disana. Namun akhirnya cita-cita
yang diidamkan para sahabat yang mulia itu diwujudkan oleh
seorang pemuda berusia 23 tahun, Sultan Muhammad II hingga
beliau mendapat gelar Al Fatih (Sang Penakluk) dan kemudian beliau
tersohor dengan nama Muhammad Al Fatih…jembatan yang
menghubungkan Asia dan Eropa akhirnya terwujud…Setelah
membebaskan Konstantinopel, Sultan Muhammad II tidak berpuas
dari dan meneruskan pembebasan Eropa dari masa kegelapan
membawa cahaya Islam dan fokusnya adalah Eropa Timur, salah
satunya adalah Wallachia.
Wallachia adalah sebuah kota tua yang sejak zaman Romawi kuno
hingga perang salib menjadi rebutan karena letaknya memang
strategis sebagai persinggahan menuju wilayah-wilayah di Eropa
Timur. Selain strategis sebagai pangkalan militer, Wallachia juga
subur sepanjang tahun karena dilewati oleh sungai Danube (sungai
besar yang membelah Rumania dan Hungaria. Selama perang salib,
kota ini diperebutkan oleh Kesultanan Ottoman Turki dan Kerajaan
Hungaria. Pada masa pemerintahan Vlad II Wallachia memihak
Kerajaan Hungaria namun setelah dilengserkan oleh Sigismund dan
kemudian digantikan John Hunyadi, Vlad II memihak pada
Kesultanan Ottoman dan merebut kekuasaan kembali dengan
bantuan Kesultanan Ottoman. Dari sinilah sejarah Drakula bermula.
Untuk membalas budi pada Ottoman, Vlad II mengirimkan kedua
anaknya; Randu dan Drakula ke Turki. Selama di Turki, kedua anak
ini dididik secara Islam sesuai tradisi Turki. Selain belajar di
madrasah, mereka juga belajar ketrampilan perang. Seiring
bergulirnya waktu kedua anak ini tumbuh menjadi dua pribadi yang
jauh bertolak belakang.. Randu tumbuh menjadi seseorang yang
berperangai lembut dan penurut sedangkan Drakula tumbuh
menjadi sosok pembangkang yang kejam. Kalau pengasuhnya
memintanya ke Timur, Drakula pergi ke Barat..tak hanya
membangkang.. sifat keji Drakula pun makin tampak. Salah satu
hobinya di Turki adalah melihat eksekusi penjahat kelas berat yang
kepalanya dipancang di alun-alun. Setiap minggu eksekusi atas
penjahat kelas kakap atau pengkhianat diadakan di alun-alun..dan
salah satu penontonnya adalah Drakula yang akan menyaksikan
acara tersebut sampai selesai. Dan disaat senggangnya Drakula
sangat suka menyiksa binatang..binatang apapun yang ada
disekitarnya ia tangkap dan ditusuk seperti sate. Ia sangat puas
melihat binatang-binatang tersebut menggelepar-gelepar
menyongsong ajal.
Berpuluh tahun kemudian setelah peperangan
Varna, terjadi konflik antara John Hunyadi dan ayah Drakula; Vlad II
yang berujung pada pembunuhan Vlad II dan kakak Drakula, Mircea.
John Hunyadi kemudian menunjuk keluarga Dan II sebagai penguasa
Wallachia. Mendengar ini, Sultan Muhammad II mengirim Drakula
bersama ribuan pasukan kembali ke Wallachia untuk merebut tahta.
Sesampainya di Wallachia, pertempuranpun pecah antara pasukan
Ottoman yang dipimpin Drakula dengan Pasukan Wallachia yang
jumlahnya lebih banyak. Namun akhirnya Drakula memenangkan
pertempuran dan merebut tahta Wallachia. Bak kacang yang lupa
pada kulitnya…setelah merebut tahta, Drakula malah membantai
pasukan Ottoman dengan cara yang keji..yaitu disula, yaitu ditusuk
dengan kayu di bagian anus sampai tembus ke kepala..setelah kayu
tersebut masuk ke tubuh korban, sula tersebut dipancang
berdiri..sehingga tubuh korban yang masih hidup itu turun perlahanlahan karena berat tubuhnya..jadi mulai kayu masuk ke anus sampai
tembus ke kepala, korbannya menggelepar-gelepar merasakan sakit
yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata…Drakula telah
mengkhianati Ottoman dan Islam..
Setelah berhasil menduduki tahta, Drakula membantai prajurit Turki
Ottoman yang tersisa dengan cara disula, hal tersebut menjadi
salah satu penyebab permusuhan antara Drakula dan Sultan
Mehmed II.
Sebagai panglima salib di Wallachia, Drakula telah membantai
kurang lebih 23.000 umat Islam baik tentara maupun rakyat,
dengan peperangan maupun dengan metode sula (impaler), dalam
ukiran kayu Jerman abad ke-15, ada bukti kekejaman Vlad III,
penyulaan massal dengan korban berjumlah
ribuan. Setelah tindakan tersebut Drakula
mengirimkan surat kepada raja Hungaria
saat itu (Matthias Corvinus) untuk meminta
dukungan dari kerajaan Hungaria untuk
melawan Turki Ottoman.
Tindakan Drakula yang membantai 23.000 tentara Turki Ottoman,
membuat sultan Mehmed II menyatakan perang kepada Drakula.
Pada tanggal 17 Mei 1462 M Sultan Mehmed II (sang penakluk
konstatinopel) mengirimkan 60.000 tentara ditambah 30.000
tentara non reguler, sedangkan tentara Dracula mencapai 30.000
prajurit, melihat jumlah pasukan yang tidak berimbang, Drakula
melakukan strategi perang gerilya.
Pada serangan tengah malam pasukan Drakula yang berkekuatan
10.000 orang berhasil mendesak pasukan Turki Ottoman, tetapi
dapat dipukul mundur pada saat fajar tiba, atas kekalahan tersebut
pasukan Drakula mundur ke benteng Poenari, Drakula melarikan diri
dari kepungan pasukan Turki Ottoman yang dipimpin oleh Randu
(adik kandung Drakula)ke Hungaria, dengan demikian, Randu
dengan mudah merebut benteng Poenari dan merebut tahta
Wallachia.
**->>Kematian Drakula
Pada Desember 1476 Terjadi pertempuran antara pasukan salib
dengan dengan pasukan muslim (Turki Ottoman) yang terjadi di
daerah Snagov, dalam pertempuran tersebut pasukan Drakula dapat
dikalahkan, dan Drakula (Vlad III) tewas dalam pertempuran
tersebut, kepalanya dipenggal dan dibawa ke Turki sebagai bukti
kematiannya.
**->>Sekilas Drakula
Vlad Tepes III (1431 – 1475 Masehi) atau yang lebih populer dengan
nama Drakula dilahirkan di Transylvania, Rumania. Ia merupakan
anak ke-2 dari Vlad II dan Cneajna, seorang putri dari Moldavia.
Masa kecil Drakula memang tidak berlangsung lama, diusianya yang
ke 11 ia harus menjadi jaminan kesetian ayahnya kepada
kesultanan Turki Ottoman, ia dan adiknya Randu harus dikirim ke
Turki.
Kekejaman seperti yang telah dipaparkan di atas itulah yang selama
ini disembunyikan oleh Barat. Menurut Hyphatia hal ini terjadi
karena dua sebab. Pertama, pembantaian yang dilakukan Dracula
terhadap umat Islam tidak bisa dilepaskan dari Perang Salib.
Negara-negara Barat yang pada masa Perang Salib menjadi
pendukung utama pasukan Salib tak mau tercoreng wajahnya.
Mereka yang getol mengorek-ngorek pembantaian Hilter dan Pol Pot
akan enggan membuka borok mereka sendiri. Hal ini sudah menjadi
tabiat Barat yang selalu ingin menang sendiri. Kedua, Dracula
merupakan pahlawan bagi pasukan Salib. Betapapun kejamnya
Dracula maka dia akan selalu dilindungi nama baiknya. Dan, sampai
saat ini di Rumania, Dracula masih menjadi pahlawan. Sebagaimana
sebagian besar sejarah pahlawan- pahlawan pasti akan diambil
sosok superheronya dan dibuang segala kejelekan, kejahatan dan
kelemahannya.
Guna menutup kedok kekejaman mereka, Barat terus-menerus
menyembunyikan siapa sebenarnya Dracula. Seperti yang telah
dipaparkan di atas, baik lewat karya fiksi maupun film, mereka
berusaha agar jati diri dari sosok Dracula yang sebenarnya tidak
terkuak. Dan, harus diakui usaha Barat untuk mengubah sosok
Dracula dari fakta menjadi fiksi ini cukup berhasil. Ukuran
keberhasilan ini dapat dilihat dari seberapa banyak masyarakat—
khususnya umat Islam sendiri—yang mengetahui tentang siapa
sebenarnya Dracula. Bila jumlah mereka dihitung bisa dipastikan
amatlah sedikit, dan kalaupun mereka mengetahui tentang Dracula
bisa dipastikan bahwa penjelasan yang diberikan tidak akan jauh
dari penjelasan yang sudah umum selama ini bahwa Dracula
merupakan vampir yang haus darah.
Selain membongkar kebohongan yang dilakukan oleh Barat, dalam
bukunya Hyphatia juga mengupas makna salib dalam kisah Dracula.
Seperti yang telah umum diketahui bahwa penggambaran Dracula
yang telah menjadi fiksi tidak bisa dilepaskan dari dua benda,
“bawang putih” dan “salib”. Konon kabarnya hanya dengan kedua
benda tersebut Dracula akan takut dan bisa dikalahkan. Menurut
Hyphatia pengunaan simbol salib merupakan cara Barat untuk
menghapus pahlawan dari musuh mereka—pahlawan dari pihak
Islam—dan sekaligus untuk menunjukkan superioritas mereka
Jika mendengar kata " DRAKULA", maka yang ada di benak kita
adalah manusia penghisap darah.sebenarnya, ada 2 tokoh drakula,
yang fiksi dan sejarah.Yang fiksi adalah tokoh ciptaan Bram Stoker
dalam novelnya Dracula yang diterbitkan pada tahun 1897. Drakula
adalah seorang vampir yang diceritakan berasal dari kota
Transylvania yang berada di Rumania. Kelemahan Drakula ialah
sinar matahari, benda terbuat dari perak, dan bawang putih.Dan
sejarah, Drakula adalah Raja Vlad III yang memerintah Walakia pada
abad ke-15 dengan tangan besi.
**->> sejarah Drakula
Vlad Tepes III (1431 – 1475 Masehi)Dibebaskan Konstantinopel dari
suramnya kegelapan jahiliyah oleh Islam sudah diramalkan
Rasulullah, dan para sahabatpun berlomba mewujudkan ramalan
Rasulullah tersebut..sampai-sampai Abu Ayyub Al Anshari pun
menjemput syahidnya dalam pertempuran pembebasan
Konstantinopel dan dimakamkan disana. Namun akhirnya cita-cita
yang diidamkan para sahabat yang mulia itu diwujudkan oleh
seorang pemuda berusia 23 tahun, Sultan Muhammad II hingga
beliau mendapat gelar Al Fatih (Sang Penakluk) dan kemudian beliau
tersohor dengan nama Muhammad Al Fatih…jembatan yang
menghubungkan Asia dan Eropa akhirnya terwujud…Setelah
membebaskan Konstantinopel, Sultan Muhammad II tidak berpuas
dari dan meneruskan pembebasan Eropa dari masa kegelapan
membawa cahaya Islam dan fokusnya adalah Eropa Timur, salah
satunya adalah Wallachia.
Wallachia adalah sebuah kota tua yang sejak zaman Romawi kuno
hingga perang salib menjadi rebutan karena letaknya memang
strategis sebagai persinggahan menuju wilayah-wilayah di Eropa
Timur. Selain strategis sebagai pangkalan militer, Wallachia juga
subur sepanjang tahun karena dilewati oleh sungai Danube (sungai
besar yang membelah Rumania dan Hungaria. Selama perang salib,
kota ini diperebutkan oleh Kesultanan Ottoman Turki dan Kerajaan
Hungaria. Pada masa pemerintahan Vlad II Wallachia memihak
Kerajaan Hungaria namun setelah dilengserkan oleh Sigismund dan
kemudian digantikan John Hunyadi, Vlad II memihak pada
Kesultanan Ottoman dan merebut kekuasaan kembali dengan
bantuan Kesultanan Ottoman. Dari sinilah sejarah Drakula bermula.
Untuk membalas budi pada Ottoman, Vlad II mengirimkan kedua
anaknya; Randu dan Drakula ke Turki. Selama di Turki, kedua anak
ini dididik secara Islam sesuai tradisi Turki. Selain belajar di
madrasah, mereka juga belajar ketrampilan perang. Seiring
bergulirnya waktu kedua anak ini tumbuh menjadi dua pribadi yang
jauh bertolak belakang.. Randu tumbuh menjadi seseorang yang
berperangai lembut dan penurut sedangkan Drakula tumbuh
menjadi sosok pembangkang yang kejam. Kalau pengasuhnya
memintanya ke Timur, Drakula pergi ke Barat..tak hanya
membangkang.. sifat keji Drakula pun makin tampak. Salah satu
hobinya di Turki adalah melihat eksekusi penjahat kelas berat yang
kepalanya dipancang di alun-alun. Setiap minggu eksekusi atas
penjahat kelas kakap atau pengkhianat diadakan di alun-alun..dan
salah satu penontonnya adalah Drakula yang akan menyaksikan
acara tersebut sampai selesai. Dan disaat senggangnya Drakula
sangat suka menyiksa binatang..binatang apapun yang ada
disekitarnya ia tangkap dan ditusuk seperti sate. Ia sangat puas
melihat binatang-binatang tersebut menggelepar-gelepar
menyongsong ajal.
Berpuluh tahun kemudian setelah peperangan
Varna, terjadi konflik antara John Hunyadi dan ayah Drakula; Vlad II
yang berujung pada pembunuhan Vlad II dan kakak Drakula, Mircea.
John Hunyadi kemudian menunjuk keluarga Dan II sebagai penguasa
Wallachia. Mendengar ini, Sultan Muhammad II mengirim Drakula
bersama ribuan pasukan kembali ke Wallachia untuk merebut tahta.
Sesampainya di Wallachia, pertempuranpun pecah antara pasukan
Ottoman yang dipimpin Drakula dengan Pasukan Wallachia yang
jumlahnya lebih banyak. Namun akhirnya Drakula memenangkan
pertempuran dan merebut tahta Wallachia. Bak kacang yang lupa
pada kulitnya…setelah merebut tahta, Drakula malah membantai
pasukan Ottoman dengan cara yang keji..yaitu disula, yaitu ditusuk
dengan kayu di bagian anus sampai tembus ke kepala..setelah kayu
tersebut masuk ke tubuh korban, sula tersebut dipancang
berdiri..sehingga tubuh korban yang masih hidup itu turun perlahanlahan karena berat tubuhnya..jadi mulai kayu masuk ke anus sampai
tembus ke kepala, korbannya menggelepar-gelepar merasakan sakit
yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata…Drakula telah
mengkhianati Ottoman dan Islam..
Setelah berhasil menduduki tahta, Drakula membantai prajurit Turki
Ottoman yang tersisa dengan cara disula, hal tersebut menjadi
salah satu penyebab permusuhan antara Drakula dan Sultan
Mehmed II.
Sebagai panglima salib di Wallachia, Drakula telah membantai
kurang lebih 23.000 umat Islam baik tentara maupun rakyat,
dengan peperangan maupun dengan metode sula (impaler), dalam
ukiran kayu Jerman abad ke-15, ada bukti kekejaman Vlad III,
penyulaan massal dengan korban berjumlah
ribuan. Setelah tindakan tersebut Drakula
mengirimkan surat kepada raja Hungaria
saat itu (Matthias Corvinus) untuk meminta
dukungan dari kerajaan Hungaria untuk
melawan Turki Ottoman.
Tindakan Drakula yang membantai 23.000 tentara Turki Ottoman,
membuat sultan Mehmed II menyatakan perang kepada Drakula.
Pada tanggal 17 Mei 1462 M Sultan Mehmed II (sang penakluk
konstatinopel) mengirimkan 60.000 tentara ditambah 30.000
tentara non reguler, sedangkan tentara Dracula mencapai 30.000
prajurit, melihat jumlah pasukan yang tidak berimbang, Drakula
melakukan strategi perang gerilya.
Pada serangan tengah malam pasukan Drakula yang berkekuatan
10.000 orang berhasil mendesak pasukan Turki Ottoman, tetapi
dapat dipukul mundur pada saat fajar tiba, atas kekalahan tersebut
pasukan Drakula mundur ke benteng Poenari, Drakula melarikan diri
dari kepungan pasukan Turki Ottoman yang dipimpin oleh Randu
(adik kandung Drakula)ke Hungaria, dengan demikian, Randu
dengan mudah merebut benteng Poenari dan merebut tahta
Wallachia.
**->>Kematian Drakula
Pada Desember 1476 Terjadi pertempuran antara pasukan salib
dengan dengan pasukan muslim (Turki Ottoman) yang terjadi di
daerah Snagov, dalam pertempuran tersebut pasukan Drakula dapat
dikalahkan, dan Drakula (Vlad III) tewas dalam pertempuran
tersebut, kepalanya dipenggal dan dibawa ke Turki sebagai bukti
kematiannya.
**->>Sekilas Drakula
Vlad Tepes III (1431 – 1475 Masehi) atau yang lebih populer dengan
nama Drakula dilahirkan di Transylvania, Rumania. Ia merupakan
anak ke-2 dari Vlad II dan Cneajna, seorang putri dari Moldavia.
Masa kecil Drakula memang tidak berlangsung lama, diusianya yang
ke 11 ia harus menjadi jaminan kesetian ayahnya kepada
kesultanan Turki Ottoman, ia dan adiknya Randu harus dikirim ke
Turki.
Kekejaman seperti yang telah dipaparkan di atas itulah yang selama
ini disembunyikan oleh Barat. Menurut Hyphatia hal ini terjadi
karena dua sebab. Pertama, pembantaian yang dilakukan Dracula
terhadap umat Islam tidak bisa dilepaskan dari Perang Salib.
Negara-negara Barat yang pada masa Perang Salib menjadi
pendukung utama pasukan Salib tak mau tercoreng wajahnya.
Mereka yang getol mengorek-ngorek pembantaian Hilter dan Pol Pot
akan enggan membuka borok mereka sendiri. Hal ini sudah menjadi
tabiat Barat yang selalu ingin menang sendiri. Kedua, Dracula
merupakan pahlawan bagi pasukan Salib. Betapapun kejamnya
Dracula maka dia akan selalu dilindungi nama baiknya. Dan, sampai
saat ini di Rumania, Dracula masih menjadi pahlawan. Sebagaimana
sebagian besar sejarah pahlawan- pahlawan pasti akan diambil
sosok superheronya dan dibuang segala kejelekan, kejahatan dan
kelemahannya.
Guna menutup kedok kekejaman mereka, Barat terus-menerus
menyembunyikan siapa sebenarnya Dracula. Seperti yang telah
dipaparkan di atas, baik lewat karya fiksi maupun film, mereka
berusaha agar jati diri dari sosok Dracula yang sebenarnya tidak
terkuak. Dan, harus diakui usaha Barat untuk mengubah sosok
Dracula dari fakta menjadi fiksi ini cukup berhasil. Ukuran
keberhasilan ini dapat dilihat dari seberapa banyak masyarakat—
khususnya umat Islam sendiri—yang mengetahui tentang siapa
sebenarnya Dracula. Bila jumlah mereka dihitung bisa dipastikan
amatlah sedikit, dan kalaupun mereka mengetahui tentang Dracula
bisa dipastikan bahwa penjelasan yang diberikan tidak akan jauh
dari penjelasan yang sudah umum selama ini bahwa Dracula
merupakan vampir yang haus darah.
Selain membongkar kebohongan yang dilakukan oleh Barat, dalam
bukunya Hyphatia juga mengupas makna salib dalam kisah Dracula.
Seperti yang telah umum diketahui bahwa penggambaran Dracula
yang telah menjadi fiksi tidak bisa dilepaskan dari dua benda,
“bawang putih” dan “salib”. Konon kabarnya hanya dengan kedua
benda tersebut Dracula akan takut dan bisa dikalahkan. Menurut
Hyphatia pengunaan simbol salib merupakan cara Barat untuk
menghapus pahlawan dari musuh mereka—pahlawan dari pihak
Islam—dan sekaligus untuk menunjukkan superioritas mereka