ANALISIS PERBANDINGAN RSSI PADA ACCESS POINT LINKSYS WAP54G, TP-LINK WA5110G DAN D-LINK DWL-G700AP

semanTIK, Vol.3, No.1, Jan-Jun 2017, pp. 17-28
ISSN : 2502-8928 (Online)



17

ANALISIS PERBANDINGAN RSSI PADA ACCESS
POINT LINKSYS WAP54G, TP-LINK WA5110G DAN
D-LINK DWL-G700AP
Yessi Alfrida Syahputri1, Muh. Yamin2, LM Fid Aksara3
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Kendari
e-mail : *1yessi.alfrida@gmail.com, 2putra0683@gmail.com, 3 fid_laode@yahoo.com
*1,2,3

Abstrak
Kebutuhan akan koneksi internet terutama Wi-Fi sangat diminati oleh pengguna layanan
internet, karena teknologi Wi-Fi sangat relatif mudah untuk diimplementasikan dan memberikan
kebebasan kepada penggunanya untuk dapat mengaksesnya kapan dan dimana saja. Untuk dapat
terhubung dengan Wi-Fi dibutuhkan sebuah perangkat yaitu Access Point. Ukuran kekuatan sinyal
juga mempengaruhi cakupan area yang yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal maka

semakin luas jangkauannya.
Sinyal yang diterima oleh Receiver dapat diukur menggunakan nilai RSSI atau Receive Signal
Strength Indicator. RSSI adalah sebuah ukuran kekuatan sinyal radio yang diterima oleh receiver.
Nilai RSSI ini merupakan kualitas sinyal yang diterima Receiver dalam jarak tertentu. Pengukuran
RSSI dilakukan pada Laboratorium Sistem Informasi dan Programming Fakultas Teknik Universitas
Halu Oleo dengan bantuan tools InSSIDer yang ter-install pada PC dimana dilakukan pengujian
terhadap 3 jenis ketinggian Access Point, yaitu 50 cm, 150 cm dan 210 cm serta menggukan 3 vendor
Access Point berbeda yaitu Linksys WAP54G, TP-Link WA5110G dan D-Link DWL-G700AP.
Hasil akhir dari Penelitian adalah ketinggian 50 cm memberikan pancaran sinyal yang lebih
baik daripada ketinggian 150 cm dan 210 cm. Selain itu vendor Access Point merk TP-Link
WA5110G memberikan pancaran sinyal yang lebih kuat dan stabil dibandingkan dengan merk yang
lain.
Kata kunci— Receive Signal Strength Indicator (RSSI), Access Point, Wi-Fi, InSSIDer
Abstract
The needs of internet conetion its very important for society, especially “Wi-Fi”. The “Wi-Fi”,
its very interested for society because the the Wi-Fi its very simple for implemented and giving full
acces to user, to acces interned network anytime and anyplace. For accesed in Wi-Fi, to be required a
device that’s device is Acces point. The size of signal frequency to influence coverage area, and the
bigger the signal frequency, the bigger that the signal frequency becomes.
The signal received by the receiver can be measured by using RSSI (receive signal strength

indicator) value. RSSI is a value of radio signal strength to accept by the receiver. The value of RSSI
is a signal quality to accept for Receiver in certain range. The RSSI value have been done in
laboratory Programing and Information System, Halu Oleo University of Engineering Faculty, by
using tools INSSIDer to have already existed in Personal Komputer (PC). Which already done tests
on three types of height of the Access Point, which is 50 cm, 150 cm and 210 cm and using three
different vendors acces point. the first “Access Point WAP54G Linksys”, the second “TP-Link
WA5110G” and the last “D-Link DWL-G700AP”.
The end result of the study is, the height of 50 cm gives a network signal that is better than a
height of 150 cm and 210 cm. And, Acces point “TP-Link WA5110G to give a stable and strength
network signal, compared the other brands.
Keywords— Receive Signal Strength Indicator (RSSI), Access Point, Wi-Fi, InSSIDer

Received June 1st ,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012

Analisis Perbandingan RSSI pada Acces Point

18
1. PENDAHULUAN

I


nternet merupakan sistem jaringan yang
menghubungkan tiap-tiap komputer secara
global di seluruh penjuru dunia. Koneksi
yang
menghubungkan
masing-masing
komputer tersebut memiliki standar yang
digunakan yang disebut Transmission Control
Protocol/Internet Protocol disingkat TCP/IP.
Komputer yang terhubung ke internet akan
memiliki kemampuan melakukan pengiriman
data secara online dan real-time. Pengaksesan
internet dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain menggunakan jaringan LAN (Local
Area Network) dengan menggunakan kabel
dan cara lain yang sudah berkembang seperti
Bluetooth, Wireless dan yang lainnya.
Kebutuhan akan koneksi internet
terutama Wi-Fi sangat diminati oleh pengguna

layanan internet, karena teknologi Wi-Fi
sangat relatif mudah untuk diimplementasikan
di lingkungan kerja dan memberikan
kebebasan kepada penggunanya untuk dapat
mengaksesnya kapan dan dimana saja melalui
perangkat seperti Netbook, Laptop, Smart
Phone dan yang lainnya. Untuk dapat
terhubung dengan Wi-Fi dibutuhkan sebuah
perangkat yaitu Access Point yang berupa Hub
atau
Switch
yang
berfungsi
untuk
menghubungkan jaringan lokal dengan
jaringan wireless atau nirkabel. Dengan
adanya Access Point koneksi internet dapat
dipancarkan atau dikirim melalui gelombang
radio.
Ukuran kekuatan sinyal juga

mempengaruhi cakupan area yang yang akan
dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal
maka semakin luas jangkauannya [1].
Kekuatan sinyal yang dipancarkan oleh
perangkat Wi-Fi atau Access Point sangat
dipengaruhi
oleh
infrastruktur
yang
membangun Access Point tersebut. Access
Point Linksys WAP54G, TP-Link WA5110G
dan
D-Link
DWL-G700AP
memiliki
infrastruktur yang berbeda. Dari berbagai
macam infrastruktur yang ada, satu
diantaranya adalah penempatan ketinggian
perangkat Access Point yang berpengaruh
terhadap penerimaan sinyal yang diterima oleh

receiver.
Sinyal yang diterima oleh Receiver
dapat diukur menggunakan nilai RSSI. RSSI
adalah sebuah ukuran kekuatan sinyal radio
yang diterima oleh receiver. Nilai RSSI ini

merupakan kualitas sinyal yang diterima
receiver dalam jarak tertentu.
Penelitian ini dibuat berdasarkan
Penelitian yang pernah dilakukan oleh
[2] dengan judul “Analisis RSSI (Receive
Signal
Strength
Indicator)
Terhadap
Ketinggian Perangkat Wi-Fi di Lingkungan
Indoor”. Dalam Penelitiannya, pengujian
terhadap perangkat Wi-Fi berupa Access Point
dengan merk TP Link TL-WA701ND pada 3
(tiga) jenis ketinggian perangkat Wi-Fi yaitu

50 cm, 120 cm dan 230 cm. Kesimpulan yang
diperoleh pada Penelitian ini yaitu pada
ketinggian penempatan perangkat Wi-Fi
berpengaruh terhadap nilai kekuatan sinyal
(RSSI) yang diterima oleh receiver. Hal ini
dibuktikan dengan hasil Penelitian bahwa
perangkat Wi-Fi yang ditempatkan dengan
ketinggian 120 cm memberikan rata-rata
pancaran sinyal yang lebih kuat dibandingkan
dengan perangkat Wi-Fi yang diletakkan
dengan ketinggian 50 cm maupun 230 cm.
Selain itu, kesimpulan yang didapat dengan
menempatkan
perangkat
Wi-Fi
pada
ketinggian yang sesuai, penerimaan sinyal
yang diterima oleh receiver diharapakan lebih
optimal.
Berdasarkan penjelasan tersebut yang

telah diuraikan sebelumnya, tujuan dari
Penelitian ini yaitu untuk membandingkan
nilai RSSI (Receive Signal Strength Indicator)
pada ketinggian 50 cm, 150 cm dan 210 cm.
Selain itu Penelitian ini juga bertujuan
membandingkan nilai RSSI dari vendor Access
Point Linksys WAP54G, TP-Link WA5110G
dan D-Link DWL-G700AP.
2. METODE PENELITIAN
2.1

Internet
Internet (singkatan dari interconnected networking) merupakan jaringan besar yang
saling berhubungan dari jaringan-jaringan
komputer yang menghubungkan orang-orang
dan komputer-komputer di seluruh dunia,
melalui telepon, satelit dan sistem-sistem
komunikasi yang lain. Internet dibentuk oleh
jutaan komputer yang terhubung bersama dari
seluruh dunia, memberi jalan bagi informasi

(mulai dari teks, gambar, audio, video, dan
lainnya) untuk dapat dikirim dan dinikmati
bersama. Untuk dapat bertukar informasi,
digunakan protokol standar yaitu Transmision
Control Protocol dan Internet Protocol yang
lebih dikenal sebagai TCP/IP.
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page



Syahputri, Yamin dan AksaraIJCCSISSN: 1978-1520

Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan sebelumnya, rumusan masalah yang
dapat
dipaparkan
yaitu
bagaimana
perbandingan RSSI (Receive Signal Strength
Indicator) pada Access Point Linksys

WAP54G, TP-Link WA5110G dan D-Link
DWL-G700AP terhadap ketinggian perangkat
di lingkungan indoor.
2.2

Wi-Fi
Wi-Fi (Wireless Fidelity) atau yang lebih
dikenal dengan WLAN (Wireless Local Area
Network) adalah sekumpulan komputer yang
saling terhubung antara satu dengan lainnya
sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer
dengan menggunakan media udara/gelombang
sebagai jalur lintas datanya. Jaringan Lokal
Nirkabel (Wireless Local Area Networks) yang
didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar
terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti
802.11g, saat ini sedang dalam penyusunan,
spesifikasi terbaru tersebut menawarkan
banyak peningkatan mulai dari luas cakupan
yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya

[3].
a) Sejarah Perkembangan Wireless LAN
Wireless pertama kali muncul pada akhir
tahun 1970-an yang dikeluarkan oleh lembaga
IBM dengan hasil percobaannya dalam
merancang WLAN berbasis teknologi IR.
Pada tahun 1985, FCC menetapkan pita
Industrial, Scientific dan Medis (ISM band)
yaitu 902-928 MHz, 2.400-2483,5 MHz dan
5725-5850 MHz tidak terlisensi, sehingga
pengembangan WLAN komersial memasuki
tahapan serius. Kemudian tahun 1990 WLAN
dapat dipasarkan dengan produk yang
menggunakan teknik spektrum tersebar pada
pita ISM, terlisensi frekuensi 18-19 GHz dan
teknologi IR dengan data rate > 1 Mbps [4].
Pada tahun 1997, sebuah lembaga
independen
bernama
IEEE
membuat
spesifikasi atau standar WLAN pertama
dengan kode 802,11. Peralatan yang sesuai
standar 802,11 dapat bekerja pada frekuensi
2,4 GHz, dan kecepatan transfer data
(throughput) teoritis maksimal 2 Mbps.
Selanjutnya pada bulan Juli 1999, IEEE
mengeluarkan spesifikasi baru bernama
802.11b. Teori kecepatan transfer data yang
dapat mencapai maksimum adalah 11 Mbps.
Kecepatan transfer data yang sebanding
dengan Ethernet tradisional (IEEE 802,3 10
Mbps atau 10 Base-T). Salah satu kekurangan

19

peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi
ini adalah potensi gangguan dengan cordless
phone, microwave oven, atau peralatan lain
yang menggunakan gelombang radio pada
frekuensi yang sama.
Hampir pada waktu yang bersamaan,
spesifikasi IEEE 802.11a yang menggunakan
teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5
GHz, dan mendukung kecepatan transfer data
hingga 54 Mbps teoritis maksimum.
Gelombang radio yang dipancarkan oleh
peralatan 802.11a relatif sulit untuk menembus
dinding atau penghalang lain. Jarak untuk
mencapai gelombang radio yang relatif pendek
dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b
tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun, saat
ini cukup banyak pabrik hardware yang
membuat peralatan yang mendukung kedua
standar tersebut.
Pada tahun 2002 IEEE membuat
spesifikasi baru yang dapat menggabungkan
kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi
kode 802.11g yang bekerja pada frekuensi 2,4
GHz dengan teori kecepatan transfer data
hingga 54 Mbps. Dengan peralatan 802.11g
yang kompatibel dengan 802.11b, sehingga
dapat saling komunikasi. Misalnya sebuah
komputer yang menggunakan jaringan kartu
802.11g dapat memanfaatkan Access Point
802.11b, dan sebaliknya.
Tahun
2006
teknologi
802.11n
dikembangkan
dengan
menggabungkan
802.11b dan 802.11g. Teknologi ini dikenal
dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple
Output) merupakan teknologi terbaru Wi-Fi.
MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre802.11n. MIMO menawarkan peningkatan
throughput, keunggulan reabilitas, dan
meningkatkan jumlah client [5].
b) Komponen Wireless LAN
Jaringan wireless memiliki
komponen penting yaitu:

beberapa

1. Access Point (AP)
Pada WLAN, alat untuk mentransmisikan
data
disebut
dengan Access
Point dan
terhubung dengan jaringan LAN melalui
kabel. Fungsi dari AP adalah mengirim dan
menerima data, sebagai buffer data antara
WLAN dengan Wired LAN, mengkonversi
sinyal Frekuensi Radio (RF) menjadi sinyal
digital yang akan disalurkan melalui kabel
atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

20
dengan dikonversi ulang menjadi sinyal
Frekuensi Radio.
2. Extension Point
Extension point hanya berfungsi layaknya
repeater untuk client di tempat yang lebih
jauh. Syarat agar antara Access Point dapat
berkomunikasi satu dengan yang lain,
yaitu setting channel di masing-masing AP
harus sama. Selain itu SSID (Service Set
Identifier) yang digunakan juga harus sama.
Dalam praktek di lapangan biasanya untuk
aplikasi extension point biasanya dilakukan
dengan menggunakan merk AP yang sama [6].
c) Cara Kerja Wireless LAN
Untuk menghubungkan sebuah komputer
yang satu dengan yang lain, maka diperlukan
adanya jaringan wireless. Ada 3 komponen
yang dibutuhkan agar komponen-komponen
yang berada dalam wilayah jaringan wireless
bisa sukses dalam mengirim dan menerima
data, komponen-komponen tersebut adalah:
1. Sinyal Radio (Radio Signal)
2. Format Data (Data Format)
3. Struktur Jaringan atau Network (Network
Structure)
Sinyal Radio bekerja pada physical layer
atau lapisan fisik. Kemudian Format Data atau
Data Format mengendalikan beberapa lapisan
diatas dari physical layer. Dan struktur
jaringan berfungsi sebagai alat untuk
mengirim dan menerima sinyal radio [7].
Jaringan wireless sangat membantu karena
dapat menghubungkan komputer ke internet
di manapun dan kapanpun. Dalam sebuah
jaringan nirkabel tradisional, sebuah router
nirkabel bertindak sebagai base station, sama
dengan stasiun pangkalan untuk telepon tanpa
kabel. Semua komunikasi nirkabel melalui
router nirkabel yang memungkinkan komputer
terdekat untuk terhubung ke internet atau
terhubung satu sama lain [8].

Analisis Perbandingan RSSI pada Acces Point

Kebebasan penggunaan komputer seperti
halnya ketika menggunakan telepon genggam
yang bisa digunakan dimana saja. Sehingga
dapat dikatakan bahwa jaringan nirkabel dapat
bekerja di radius kemampuan jaringan yang
secara bebas.
2. Kemudahan Proses Instalasi
Selain kebebasan beraktivitas, jaringan
nirkabel tidak memerlukan kabel untuk
menghubungkan dua atau beberapa komputer.
Dengan demkian pekerjaan instalasi menjadi
lebih ringan karena tidak perlu menggunakan
kabel, membuat lubang ditembok atau
memanjat bangunan.
3. Area Kerja yang Luas
Jaringan yang menggunakan kabel masih
memiliki keterbatasan terutama jika ingin
bekerja diluar ruangan, karena kabel yang
digunakan tidak bisa menjangkau wilayah
tersebut. Berbeda dengan jaringan nirkabel
yang dapat bekerja dengan lebih leluasa
hingga keluar ruangan sebatas radius
kemampuan jaringan wireless tersebut.
e) Kekurangan Penggunaan Wireless
Walaupun jaringan wireless menawarkan
berbagai kemudahan dalam penggunaannya
tapi ada beberapa kendala yang akan ditemui
dalam
penggunaan
jaringan
tersebut
diantaranya :
1. Gangguan Gelombang Jaringan
Dalam jaringan nirkabel, data antara
komputer dikirim menggunakan gelombang
radio, karena itu gelombang radio lainnya
dapat mengganggu lalu lintas gelombang radio
jaringan
nirkabel
tersebut,
misalnya
gelombang microwave ataupun gelombang
telepon nirkabel.
2. Gangguan Keamanan
Kejahatan bisa terjadi dimana saja,
termasuk di halaman rumah, kantor atau area
kampus dengan memanfaatkan jaringan
nirkabel tersebut. Terlebih lagi jika tidak
mengatur keamanan jaringan nirkabel dengan
tepat. Untuk itu perlu dilakukan pengaturan
dan pengamanan yang memadai pada jaringan
wireless.

d) Keunggulan Penggunaan Wireless
Kemudahan kerja menggunakan jaringan
nirkabel membuat orang mulai berpaling ke
arah ini yang sering dikenal dengan jaringan
nirkabel atau wireless atau yang lebih akrab
disebut dengan Wi-Fi. Banyak orang
3. Konfigurasi yang Lebih Rumit
menggunakan hal tersebut. Hal ini disebabkan
Dengan menggunakan jaringan nirkabel
banyak kemudahan, diantanya sebagai berikut:
maka tidak perlu direpotkan dengan urusan
1. Kebebasan Beraktivitas
kabel. Tetapi memerlukan konfigurasi yang
Jaringan nirkabel dapat digunakan dilokasi
lebih rumit, untuk itu perlu menggunakan
manapun yang dikehendaki oleh pengguna.
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page



Syahputri, Yamin dan AksaraIJCCSISSN: 1978-1520

panduan yang tepat dalam melakukan
konfigurasi jaringan nirkabel tersebut.
2.3

Access Point
Access Point
merupakan sebuah
perangkat jaringan yang berisi sebuah
transceiver dan antena untuk transmisi dan
menerima sinyal ke dan dari clients remote.
Fungsi dari Access Point adalah mengirim dan
menerima data, sebagai buffer data antara
Wireless LAN (WLAN), serta berfungsi
mengkonversi sinyal Frekuensi Radio (RF)
menjadi sinyal digital yang akan disalurkan
melalui kabel atau disalurkan ke perangkat
WLAN yang lain dengan dikonversikan ulang
menjadi sinyal Frekuensi Radio [9]. Access
Point memiliki 3 jenis, yaitu :
1. Access Point Indoor
Gambar 1 menunjukkan Access Point
Indoor.

Gambar 1 Access Point Indoor
2. Access Point Outdoor
Gambar 2 menunjukkan Access Point
Outdoor.

21

2.4

Receive Sgnal Strength Indicator (RSSI)
RSSI (Receive Sgnal Strength Indicator)
merupakan teknologi yang digunakan untuk
mengukur indikator kekuatan sinyal yang
diterima oleh sebuah perangkat wireless [10].
Pemetaan langsung dari nilai RSSI yang
berdasarkan jarak memiliki
banyak
keterbatasan, karena pada dasarnya, RSSI
rentan terhadap noise, multi-path fading,
gangguan, dan lain sebagainya yang
mengakibatkan fluktuasi besar dalam kekuatan
yang diterima.
Nilai RSSI [11] terhadap jarak dari
pemancar diberikan pada Persamaan (1).
(
) = −( 10
( )− )
(1)
Keterangan :
: Nilai kekuatan sinyal (dBm)
: Nilai path loss exponent (Dapat dilihat
pada Tabel 1).
: Nilai jarak (m).
: Nilai konstan RSSI saat PC dan Access
Point berjarak 1 meter (Dalam hal ini,
nilainya adalah -40 dBm).

Path loss
eksponent
merupakan
parameter n yang sangat berpengaruh dalam
menentukan batas kritis dari cakupan wilayah.
Parameter tersebut dapat dicari berdasarkan
pada data pengukuran yang tergantung dari
kondisi lingkungan sekitar. Secara umum,
parameter
dapat di kelompokkan sesuai
kondisi pada daerahnya, seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Nilai Path Loss Exponent
n
2.0
1.6 to
1.8
1.8
1.8

Gambar 2 Access Point Outdoor
3. Access Point Router
Gambar 3 menunjukkan Access Point
Router.

2.09
2.2
2 to 3
2.8
2.7 to
4.3

Lingkungan
Free Space
Inside a building, line of sight
Geocery store
Paper/cereal factory building
a typical 15m x 7.6 m conference room
with table and chairs
Retail store
Inside a factory, no line of sight
Indoor residential
Inside a typical office building, no line
of sight

2.5

Gambar 3 Access Point Router

InSSIDER
InSSIDER adalah sebuah software
aplikasi yang berfungsi sebagai scanner Wi-Fi
dengan parameter utama SSID dan dapat
melacak kekuatan sinyal dari waktu ke waktu
dengan hasil yang sangat terperinci dari setiap

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

Analisis Perbandingan RSSI pada Acces Point

22
masing-masing jaringan Wi-Fi. Kelebihan lain
dari software ini adalah dapat bekerja pada
merek adapter Wi-Fi biasa, jadi tidak
membutuhkan perangkat yang khusus. Gambar
4 menunjukkan Tampilan Awal pada Aplikasi.

Menu View berguna untuk mengatur
tampilan antarmuka aplikasi. Gambar 7
menunjukkan tampilan Menu Wi-Fi pada
aplikasi.

Gambar 4 Tampilan Awal Aplikasi InSSIDER

Gambar 7 Menu Wi-Fi

Tampilan awal aplikasi InSSIDer
menjelaskan informasi umum mengenai SSID
yang terbaca oleh kartu jaringan PC yang
terdiri dari SSID, Channel, Signal RSSI,
BSSID Count, Phy Type, Min. Data Rate dan
Max Data Rate.
Gambar 5 menunjukkan tampilan Menu
File pada aplikasi.

Menu Wi-Fi hanya berisi daftar kartu
jaringan yang terhubung pada PC. Gambar 8
menunjukkan tampilan Menu Help pada
aplikasi.

Gambar 8 Menu Help

Gambar 5 Menu File
Menu File pada aplikasi hanya berisi
Menu Exit. Gambar 6 menunjukkan tampilan
Menu View pada aplikasi.

Menu Help berisi bantuan untuk
melakukan update aplikasi dan informasi
aplikasi seperti versi aplikasi dan pembuat
aplikasi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Spesifikasi hardware dan software yang
digunakan dalam implementasi adalah sebagai
berikut:
1. Hardware yang dibutuhkan:
a. Access Point Linksys WAP54G
b. Access Point TP-Link WA5110G
c. Access Point D-Link DWL-G700AP
d. Komputer

Gambar 6 Menu View

2. Software yang dibutuhkan:
a. Sistem operasi Windows 7
b. InSSIDer 4.0

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page



Syahputri, Yamin dan AksaraIJCCSISSN: 1978-1520

Topologi yang digunakan dalam
menentukan nilai RSSI pada 3 ketinggian yang
berbeda ini menggunakan 5 buah PC dan
Access Point yang akan diletakkan pada
ketinggian yang sudah ditentukan. Gambar 9
akan menunjukan topologi Penelitian.

Tabel 3 Nilai Jarak (d)
PC
PC 1

PC 2

PC 3

PC 4

PC 5

Gambar 9 Topologi Penelitian
Untuk mengukur nilai RSSI, maka
terlebih dahulu dilakukan perhitungan jarak
dari Access Point ke PC menggunakan
Persamaan (2).

=

(2)

+

Dari pengukuran yang dilakukan
menggunakan meteran, maka didapatkan nilai
dan
seperti yang ditunjukkan Tabel 2
Tabel 2 Hasil Pengukuran Menggunakan
Meteran
PC
PC 1

PC 2

PC 3

PC 4

PC 5

Ketinggian

Nilai AB

Nilai AC

50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm

400 cm
400 cm
400 cm
510 cm
510 cm
510 cm
600 cm
600 cm
600 cm
690 cm
690 cm
690 cm
780 cm
780 cm
780 cm

50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm

Dari Tabel 2 maka dilakukan
perhitungan dengan menggunakan Persamaan
(2) sehingga
didapatkan hasil
yang
ditunjukkan pada Tabel 3.

23

Ketinggian

Nilai d

50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm

403,11 cm
427,20 cm
451,77 cm
512,44 cm
531,60 cm
551,54 cm
602,08 cm
618,46 cm
635,68 cm
691,81 cm
706,12 cm
721,25 cm
781,60 cm
794.29 cm
807,77 cm

Kemudian untuk menghitung nilai RSSI
dapat dilakukan menggunakan Persamaan (1).
Perlu diketahui bahwa nilai hasil perhitungan
RSSI secara manual dengan nilai RSSI yang
dapat dilihat dari aplikasi pembaca nilai RSSI
seperti InSSIDer tidak mutlak atau 100%
akurat dikarenakan pancaran gelombang sinyal
dari Access Point tidak selalu stabil yang
menyebabkan nilai RSSI yang selalu berubahubah. Adapun hasill nilai RSSI dengan
perhitungan manual dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Nilai RSSI Perhitungan Manual
PC
PC 1

PC 2

PC 3

PC 4

PC 5

Ketinggian

Nilai RSSI

Ketinggian
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm

-56,8 dBm
-57,58 dBm
-58,2 dBm
-59,88 dBm
-60,16 dBm
-60,72 dBm
-61,56 dBm
-62,12 dBm
-62,14 dBm
-63,52 dBm
-63,52 dBm
-63,8 dBm
-64,92 dBm
-65,2 dBm
-65,2 dBm

Dari hasil perhitungan manual tersebut
akan dilakukan komparasi dengan nilai RSSI
yang dihasilkan pada aplikasi InSSIDer. Hasil
komparasiakan ditunjukkan pada Tabel 5.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

Analisis Perbandingan RSSI pada Acces Point

24

PC

Ketinggian

Nilai RSSI
Manual

50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm
50 cm
150 cm
210 cm

-56,8 dBm
-57,58 dBm
-58,2 dBm
-59,88 dBm
-60,16 dBm
-60,72 dBm
-61,56 dBm
-62,12 dBm
-62,14 dBm
-63,52 dBm
-63,52 dBm
-63,8 dBm
-64,92 dBm
-65,2 dBm
-65,2 dBm

PC 1

PC 2

PC 3

PC 4

PC 5

Nilai RataRata RSSI
Pada Aplikasi
-56,33 dBm
-57,67 dBm
-59 dBm
-59 dBm
-60 dBm
-61,67 dBm
-61,33 dBm
-62,33 dBm
-62,67 dBm
-63 dBm
-63 dBm
-63 dBm
-63,67 dBm
-63,67 dBm
-65,33 dBm

Berdasarkan Tabel 5 disimpulkan bahwa
hasil perhitungan RSSI secara manual selalu
mendekati nilai RSSI yang didapat dari
aplikasi InSSIDer tapi tidak selalu akurat. Hal
ini disebabkan karena nilai RSSI yang
cenderung berubah-ubah tiap detiknya.
Tujuan dilakukannya Penelitian ini
adalah untuk menentukan ketinggian Access
Point sehingga menghasilkan kekuatan sinyal
yang dapat diterima dengan baik oleh receiver
dalam hal ini PC yang ada pada Laboratorium.
Selain itu, Penelitian ini juga bertujuan
untuk menentukan vendor Access Point mana
yang memberikan sinyal yang lebih baik.
Dalam hal ini Access Point yang digunakan
adalah Linksys WAP54G, TP-Link WA5110G
dan D-Link DWL-G700AP.
Untuk menentukan posisi ketinggian dan
vendor Access Point mana yang lebih baik,
maka
dilakukan
perhitungan
rata-rata
ketinggian dan nilai RSSI dari vendor Access
Point masing-masing PC. Untuk perbandingan
pada PC 1 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Perbandingan Access Point Pada PC 1
Vendor
Linksys
WAP54G
TP-Link
WA5110G
D-Link
DWLG700AP
Rata-Rata

50 cm
-57
dBm
-56
dBm

Ketinggian
150 cm
210 cm
-59
-59
dBm
dBm
-57
-59
dBm
dBm

-56
dBm

-57
dBm

-59
dBm

-56,33
dBm

-57,67
dBm

-59
dBm

RataRata
-58,33
dBm
-57,33
dBm
-57,33
dBm

Tabel 6 menunjukkan bahwa ketinggian
yang tepat untuk Access Point adalah 50 cm
dengan nilai RSSI rata-rata sebesar -56,33
dBm. Nilai RSSI pada ketinggian 50 cm
terhadap PC 1 memiliki sinyal yang baik
karena letak PC 1 ke Access Point memiliki
jarak yang dekat, sedangkan vendor TP-Link
WA5110G dan D-Link DWL-G700AP
memiliki kualitas sinyal yang baik dengan
rata-rata nilai RSSI sebesar -57,33 dBm pada
PC 1 yang berjarak 400 cm dari Access Point.
Gambar 10 menunjukkan Grafik Sinyal
RSSI pada PC 1.

PC 1
-54
Linksys
WAP54G

-55
Nilai RSSI

Tabel 5 Perbandingan Perhitungan

-56
TP-Link
WA5110G

-57
-58

D-Link DWLG700AP

-59
-60

Gambar 10 Grafik Nilai RSSI Pada PC 1
Untuk perbandingan pada PC 2 dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Perbandingan Access Point Pada PC 2
Vendor
Linksys
WAP54G
TP-Link
WA5110
G
D-Link
DWLG700AP
RataRata

50 cm
-60
dBm

Ketinggian
150 cm 210 cm
-61
-63
dBm
dBm

RataRata
-61,33
dBm

-58
dBm

-59
dBm

-61
dBm

-59,33
dBm

-59
dBm

-60
dBm

-61
dBm

-60
dBm

-59
dBm

-60
dBm

-61,67
dBm

Tabel 7 menunjukkan bahwa ketinggian
yang tepat untuk Access Point adalah 50 cm
dengan nilai RSSI rata-rata sebesar -59 dBm,
sedangkan vendor TP-Link WA5110G
memiliki kualitas sinyal yang baik dengan
rata-rata nilai RSSI sebesar -59,33 dBm pada
PC 2 yang berjarak 510 cm dari Access Point.
Gambar 11 menunjukkan Grafik Sinyal
RSSI pada PC 2. Untuk perbandingan pada PC
3 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 menunjukkan bahwa ketinggian
yang tepat untuk Access Point adalah 50cm

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page



Syahputri, Yamin dan AksaraIJCCSISSN: 1978-1520

dengan nilai RSSI rata-rata sebesar -61,33
dBm, sedangkan vendor D-Link DWLG700AP dan Linksys WAP54G memiliki
kualitas sinyal yang baik dengan rata-rata nilai
RSSI sebesar -62 dBm pada PC 3 yang
berjarak 600 cm dari Access Point.

PC 2
-54
Linksys
WAP54G

Nilai RSSI

-56
-58

TP-Link
WA5110G

-60

D-Link DWLG700AP

-62
-64

TP-Link
WA5110
G
D-Link
DWLG700AP
RataRata

-63
dBm

-63
dBm

-63
dBm

-63
dBm

-63
dBm

-63
dBm

-63
dBm

-63
dBm

-63
dBm

-63
dBm

-63
dBm

Tabel 9 menunjukkan bahwa 3 jenis
ketinggian memiliki kualitas pancaran sinyal
yang sama dengan nilai RSSI rata-rata sebesar
-63 dBm. Sedangkan 3 vendor juga memiliki
kualitas sinyal yang sama dengan rata-rata
nilai RSSI sebesar -63 dBm pada PC 4 yang
berjarak 690 cm dari Access Point.
Gambar 13 menunjukkan Grafik Sinyal
RSSI pada PC 4.

Gambar 11 Grafik Nilai RSSI Pada PC 2

PC 4

Tabel 8 Perbandingan Access Point Pada PC 3

Linksys
WAP54G
TP-Link
WA5110G
D-Link
DWLG700AP
Rata-Rata

50cm
-62
dBm
-61
dBm

Ketinggian
150cm 210cm
-62
-62
dBm
dBm
-62
-63
dBm
dBm

-61
dBm

-63
dBm

-63
dBm

-61,33
dBm

-62,33
dBm

-62,67
dBm

RataRata
-62
dBm
-62
dBm
-62,33
dBm

PC 3

Nilai RSSI

Linksys
WAP54G
TP-Link
WA5110G

-63

D-Link
DWL-G700AP

-64

Gambar 12 Grafik Nilai RSSI Pada PC 3
Untuk perbandingan pada PC 4 dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Perbandingan Access Point Pada PC 4
Vendor
Linksys
WAP54G

50 cm
-63
dBm

Ketinggian
150 cm 210 cm
-63
-63
dBm
dBm

TP-Link
WA5110G

-40
-60

D-Link
DWL-G700AP

-80

Untuk perbandingan pada PC 5 dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Perbandingan Access Point Pada PC
5
Vendor

-60

-62

Linksys
WAP54G

-20

Gambar 13 Grafik Nilai RSSI Pada PC 4

Gambar 12 menunjukkan Grafik Sinyal
RSSI pada PC 3.

-61

0
Nilai RSSI

Vendor

25

RataRata
-63
dBm

Linksys
WAP54G
TP-Link
WA5110
G
D-Link
DWLG700AP
RataRata

50 cm
-64
dBm

Ketinggian
150 cm 210 cm
-64
-67
dBm
dBm

RataRata
-64,33
dBm

-63
dBm

-63
dBm

-64
dBm

-63,33
dBm

-63
dBm

-64
dBm

-65
dBm

-64
dBm

-63,67
dBm

-63,67
dBm

-65,33
dBm

Tabel
10
menunjukkan
bahwa
ketinggian yang tepat untuk Access Point
adalah 50 cm dan 150 cm dengan nilai RSSI
rata-rata sebesar -63,67 dBm, sedangkan
vendor TP-Link WA5110G memiliki kualitas
sinyal yang baik dengan rata-rata nilai RSSI
sebesar -63,33 dBm pada PC 5 yang berjarak
780 cm dari Access Point.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

Analisis Perbandingan RSSI pada Acces Point

26
Gambar 14 menunjukkan Grafik Sinyal
RSSI pada PC 5.

PC 5
Nilai RSSI

-60

Linksys
WAP54G

-62

TP-Link
WA5110G

-64
-66

D-Link
DWL-G700AP

-68

Gambar 14 Grafik Nilai RSSI Pada PC 5
Berdasarkan Gambar 14 maka dibuatlah
tabel untuk menentukan ketinggian Access
Point yang lebih baik seperti yang ditunjukkan
oleh Tabel 11.
Tabel 11 Nilai RSSI Rata-Rata Berdasarkan
Ketinggian
PC
PC 1
PC 2
PC 3
PC 4
PC 5
RataRata

50cm
-56,33 dBm
-59 dBm
-61,33 dBm
-63dBm
-63,67 dBm
-60,67
dBm

Ketinggian
150cm
-57,67 dBm
-60 dBm
-62,33 dBm
-63 dBm
-63,67 dBm
-61,33
dBm

210cm
-59 dBm
-61,67 dBm
-62,67 dBm
-63 dBm
-65,33 dBm
-62,33
dBm

Berdasarkan Tabel 11 dapat disimpulkan
bahwa penempatan Access Point yang lebih
baik pada Laboratorium Sistem Informasi dan
Programming Jurusan Teknik Informatika
adalah pada ketinggian 50 cm. Hal ini
dibuktikan dari nilai RSSI rata-rata pada
ketinggian tersebut sebesar -60,67 dBm, selain
itu juga dibuat tabel untuk menentukan vendor
mana yang memiliki kualitas sinyal yang lebih
baik seperti yang ditunjukkan pada Tabel 12.

Berdasarkan Tabel 12 dapat disimpulkan
bahwa vendor Access Point yang lebih baik
dalam memancarkan sinyal pada Laboratorium
Sistem Informasi dan Programming Jurusan
Teknik Informatika adalah vendor TP-Link
WA5110G. Hal ini dibuktikan dari nilai RSSI
rata-rata pada Access Point tersebut sebesar 60,99 dBm.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan Penelitian yang telah
dilakukan selama perancangan sampai Analisa
Perbandingan RSSI (Receive Signal Strength
Indicator) Pada Access Point Linksys
WAP54G, TP-Link WA5110G dan D-Link
GWL-G700AP di Lingkungan Indoor ini,
maka dapat diambil kesimpulan ketinggian
penempatan perangkat Wi-Fi berpengaruh
terhadap nilai kekuatan sinyal (RSSI) yang
diterima oleh receiver. Hal ini dibuktikan
dengan hasil penelitian yang dilakukan bahwa
perangkat Wi-Fi yang ditempatkan dengan
ketinggian 50 cm memberikan pancaran sinyal
yang lebih baik daripada ketinggian 150 cm
dan 210 cm. Dari segi merk atau vendor
Access Point, merk TP-Link WA5110G
memberikan pancaran sinyal yang lebih kuat
dan stabil dibandingkan dengan merk yang
lain.
5. SARAN
Adapun saran dalam Penelitian ini yaitu
diharapkan dapat dikembangkan dengan
menggunakan aplikasi dan rumus lain untuk
mencapai suatu keakuratan data dalam kasus
analisa RSSI.
DAFTAR PUSTAKA
[1]

Priyambodo, T. K. dan Heriadi, D.,
2005, Jaringan Wi-Fi, Penerbit Andi.
Yogyakarta.

[2]

Puspitasari, N. F., 2014, Analsis RSSI
(Receive Signal Strength Indicator)
Terhadap Ketinggian Perangkat Wi-Fi
di Lingkungan Indoor, STIMIK
AMIKOM. Yogyakarta.

[3]

Suryansyah, A., 2011, Wireless Fidelity
(Wi-Fi), Artikel. Gunadarma. Jakarta.

Tabel 12 Nilai RSSI Rata-Rata Berdasarkan
Vendor
Vendor
PC

Linksys
WAP54G

TP-Link
WA5110G

PC 1
PC 2
PC 3
PC 4
PC 5
RataRata

-58,33 dBm
-61,33 dBm
-62 dBm
-63 dBm
-64,33 dBm

-57,33 dBm
-59,33 dBm
-62 dBm
-63 dBm
-63,33 dBm

D-Link
DWLG700AP
-57,33 dBm
-60 dBm
-62,33 dBm
-63 dBm
-64 dBm

-61,79 dBm

-60,99 dBm

-61,33 dBm

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

Syahputri, Yamin dan AksaraIJCCSISSN: 1978-1520

[4]

Safriadi, N., 2009, Analisis Quality Of
Service (QoS) pada Jaringan Internet
(Studi Kasus : Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura), Jusi. Vol. 2,
No. 4. Hal. 88-92.

[5]

Netalia, E., Nurjanti, M. dan Kesuma,
A.,WSN (Wireless Sensor Network).

[6]

Bastian, I.,
2011, Macam-Macam
Topologi Jaringan [Online],
Jurnal
Informatika, Vol. 5, pp.38-49.

[7]

Yani, A., 2010, Panduan Membangun
Jaringan Komputer, Kawan Pustaka.
Jakarta.

[8]

Firdaus,
A,
2011,
Implementasi
Teknologi Jaringan Virtual LAN (VLAN)
PT. Telkom Drive IV Semarang.
Semarang.

[9]

Arifin, Z., 2003, Langkah Mudah
Membangun Jaringan Komputer. Andi.
Yogyakarta



27

[10] Sahu, P.K, Wu E.H dan Sahoo J. Dual
RSSI Trend Based Localization for
Wireless Sensor Networks. IEEE.
[11] Hwang, Jun-Gyu. 2015. Enhanced
Indoor Positioning Method Using
RSSILog Model Based on IEEE 802.11s
Mesh Network. Graduate School of
Electronics Engineering. Kyungpook
National University. Daegu, Korea.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

28

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

Analisis Perbandingan RSSI pada Acces Point

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25