PENERAPAN ISO 2859 ACCEPTABLE QUALITY LE

PENERAPAN ISO 2859 ACCEPTABLE QUALITY LEVEL (AQL) PADA PT. XZY
UNTUK MENGENDALIKAN KUALITAS MATERIAL PADA DIVISI QC
ENTRANCE
Tri Mariyono, Wiwik Sulistiyowati
Program Studi Teknik Industri
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Tri.mariyono96@gmail.com, wiwik@umsida.ac.id
ABSTRACT
PT. XYZ is a manufacturing company engaged in the footwear industry world-class quality. To
create a quality product needed a quality control starts from the quality of raw material, but the problems
that arise in the division entrance QC quality check process is slow because there is no standard
sampling checks. To the researchers tried to apply the sampling method ISO 2859 which is a method of
acceptance sampling by attributes lot by lot, where the number of samples (n) which can represent the
characteristics examined on lot.The purpose of this study was to determine the level of material receipts
through Acceptable Sampling Plans, To determine the performance level of the sample, as well as
provide recommendations on the quality control division acceptable sampling QC Entrance with ISO
2859. The results achieved by the method of single sampling ISO 2859 on a material Heel cover
examined 10 lots arrival of materials by lot size (N) = 500, the number of samples (n) = 50, and the
number of acceptance c = 3, with level AQL 2, 5%, the rate of normal inspection. It was therefore
concluded that material recommended for the sampling rate of 8 times strictly because of a refusal by the
result of disability ˃3.

Keywords : Quality Control, Quality , ISO 2859 , acceptable sampling plan , AQL ( Acceptable Quality
Level )

PENDAHULUAN
Untuk menciptakan produk yang berkualitas diperlukan sebuah pengendalian kualitas
yang dimulai dari bahan baku yang berkualitas sampai dengan proses sehingga tercipta produk
yang berkualitas. Pada PT.XYZ inspeksi material dilakukan oleh divisi QC Entrance,
Permasalahan yang terjadi pada divisi QC entrance adalah terlalu lamanya pengecekan terhadap
material yang datang, sehingga mengakibatkan tersendatnya proses issuing yang dilakukan oleh
pihak warehouse ke produksi. Diharapkan dengan metode sampling by atribut Acceptable
Quality Level (AQL) dengan standarisasi ISO 2859 ini dapat lebih efektif dan efisien dalam
pengecekan bahan baku yang masuk sebelum diproses produksi dan dapat diterapakan pada
divisi QC entrance sehingga pemeriksaan barang/bahan baku yang masuk apakah sesuai dengan
spesifikasi yang distandartkan dan dapat cepat memutuskan material tersebut layak diterima
atau dikembalikan ke suplier, sehingga Cara sampling akan menghemat waktu, tenaga , biaya
namun perlu diperhatikan teknik pengambilan sampelnya sehingga bisa menggambarkan
keadaan sesungguhnya dari populasi
DASAR TEORI
Definisi dan konsep pengendalian kualitas
Secara definisi yang dimaksud dengan kualitas atau mutu suatu produk adalah derajat

atau tingkatan dimana produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumen.
Menurut Irvan, dkk (2006), pengendalian kualitas statistik adalah sesuatu sistem yang
dikembangkan untuk menjaga standart yang uniform dari kualitas hasil produksi, pada tingkat
biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi perusahaan pabrik.
Menurut Wignjosoebroto (2003), Aktivitas pengendalian kualitas kualitas umumnya akan
meliputi kegiatan-kegiatan:

a.
b.

Pengamatan terhadap performance produk atau bahan baku.
Membandingkan performance yang ditampilkan tadi dengan standart-standart yang
berlaku.
c. Mengambil tindakan apabila terdapat penyimpangan yang cukup signifikan (accept or
reject) dan apabila perlu dibuat tindakan untuk mengkoreksinya.
Alasan pokok penggunaan metode ISO 2859 (Acceptance SamplingPlans) atau analisa
statistik dalam pelaksanaan pengendalian kualitas adalah:
a. Inspeksi (100%) pada umumnya merupakan pekerjaan yang baik dilaksanakan akan tetapi
dalam beberapa hal tidak cukup dan menguntungkan.
b. Pendekatan dengan ISO 2859 atau analisa statistik akan membuat pelaksanaan

pengendalian kualitas akan lebih efektif dan efisien.
Menurut puspita (2013), Rencana sampling menunjukkan ukuran sampel dan jumlah cacat
yang diijinkan dalam sampel untuk menentukan apakah suatu populasi diterima atau ditolak.
Menurut Montgomery (1996), tiga aspek penting sampling adalah:
a. Menjadi tujuan sampling penerimaan untuk memvonis kotak, bukan untuk menaksir
kualitas kotak.
b. Rencana sampling penerimaan tidak memberikan suatu bentuk pengendalian kualitas
langsung. Sampling penerimaan hanya menerima atau menolak kotak.
c. Penggunaan sampling penerimaan yang paling efektif tidak memeriksa kualitas produk,
tetapi lebih sebagai alat pemeriksaan guna menjamin hasil suatu proses memenuhi
persyaratan.
Adapun keungulan metode sampling adalah sebagai berikut:
a. Lebih murah dan cepat.
b. Resiko kerusakan part berkurang.
c. Man power lebih sedikit.
d. Mengurangi kesalahan pemeriksaan.
e. Memberikan motivasi ke supplier untuk perbaikan proses secara menyeluruh.
Definisi ISO 2859 Acceptable Quality Level (AQL)
Menurut International standar ISO 2859 (1999), adalah suatu standart internasional yang
mengatur tentang penerimaan sampling dengan sampling by atribut. Menurut David (2014),

Rencana pengambilan sampel ditetapkan di bagian ISO 2859 berlaku untuk pada:
a. Akhir - produk
b. Komponen dan bahan baku
c. Prosedur
d. Bahan dalam proses
e. Stok di gudang
f. Prosedur pemeliharaan
Tingkat AQL (Acceptable Quality Level)
Dalam menentukan AQL terbagi atas 2 yaitu :
a. Tingkat khusus digunakan hanya untuk tes tertentu yang baik mengambil banyak waktu
atau menghancurkan sampel . Situasi lain di mana tingkat khusus sesuai adalah
pengawasan yang memiliki gagasan tentang apa yang di dalam karton , tanpa
menghabiskan terlalu banyak waktu di pemeriksaan itu.Tingkat pengawasan spesial terbagi
atas empat tingkat yaitu S-1, S-2, S-3, S-4 digunakan apabila biaya pengawasan cukup
mahal karena adanya kerusakan part karena pengujian.
b. Tingkat pengawasan umum terbagi atas tiga tingkat yaitu I, II, III, dimana :
I : Untuk biaya pengawasan relatif tinggi.
II : Untuk kasus yang normal atau supplier baru.
III : Untuk biaya pengawasan murah & mudah.


Tabel 1. Tabel Sample Size code letter ISO 2859
SAMPLES SIZE CODE LETTERS
General inspection levels
Special inspection levels
Lot size
I
II
III
S1
S2
S3
S4
A
A
B
A
A
A
A
2 to 8

A
B
C
A
A
A
A
9 to 15
B
C
D
A
A
B
B
16 to 25
C
D
E
A

B
B
C
26 to 50
C
E
F
B
B
C
C
51 to 90
D
F
G
B
B
C
D
91 to 150

E
G
H
B
C
D
E
151 to 280
F
H
J
B
C
D
E
281 to 500
G
J
K
C

C
E
F
501 to 1200
H
K
L
C
D
E
G
1201 to 3200
J
L
M
C
D
F
G
3201 to 10000

K
M
N
C
D
F
H
10001 to 35000
L
N
P
D
E
G
J
35001 to 150000
M
P
Q
D

E
G
J
150001 to 500000
N
Q
R
D
E
H
K
500001 and over
Sumber : International standard ISO 2859
Keterangan :
Lot Size
: Menunjukkan ukuran lot / batch yang akan di sampling
General Inspection
: Pemeriksaan umum ( I, II, III ) , longgar, normal, ketat.
Special Inspection
: Pemeriksaaan khusus ( S1, S2, S3, S4)
Tabel 2. Tabel singgle sampling AQL normal inspection
SINGLE SAMPLING PLANS FOR NORMAL INSPECTION
sa
Acceptable Quality Levels (Normal Inspection)
mp
0,06
0,10 0,15 0,25 0,40 0,65
1,0
1,5
2,5
le
sa
5
siz mp
e
le
cod siz A R A R A R A R A R A R A R A R A R
e
e
c e c e c e c e c e c e c e c e c e
lett
er
A
2
B
3
C
5
0 1
1
D
8
0
E
13
0 1
F
20
0 1
1 2
G
32
0 1
1 2 2 3
H
50
0 1
1 2 2 3 3 4

4,0

6,5

A R A R
c e c e

0

1

1
2
3
5

2
3
4
6

0

1

1
2
3
5
7

2
3
4
6
8

Tabel 2. Tabel singgle sampling AQL normal inspection……………………………(lanjutan)
J
K
L
M
N
P
Q
R

80
12
5
20
0
31
5
50
0
80
0
12
50
20
00

0
0
0

1

1

1

1

2

2

3

3

4

5

6

7

8

1
0
1
4
2
1

1
1
1
5
2
2

1

2

2

3

3

4

5

6

7

8

1
0
1
4
2
1

1
1
1
5
2
2

1

2

2

3

3

4

5

6

7

8

1
0
1
4
2
1

1
1
1
5
2
2

1

2

2

3

3

4

5

6

7

8

1
0
1
4
2
1

1
1
1
5
2
2

1

2

2

3

3

4

5

6

7

8

1
0
1
4

1
1
1
5

1

2

2

3

5

6

5

6

2

3

3

4

5

6

7

8

3

4

5

6

7

8

1
0

1
1

7

8

1
0
1
4
2
1

1
1
1
5
2
2

1
0
1
4
2
1

1
1
1
5
2
2

Sumber : International standard ISO 2859
Keterangan:
= Gunakan perencanaan pertama dibawah panah, jika sampel sama atau melebihi ukuran
kotak, lakukan pemeriksaan 100 %
= Gunakan perencanaan sampling pertama diatas panah
Ac = Bilangan penerimaan
Re = Bilangan penolakan
Klasifikasi cacat
Dalam proses inspeksi menggunakan ISO 2859, penilaian tingkat cacat diklasifikasikan
dalam tiga kategori, yaitu:
b. Cacat kritis : cacat kritis mungkin mengakibatkan kondisi berbahaya atau tidak aman untuk
menggunakan dan / atau mempertahankan produk . Kita umumnya mengatur tingkat cacat
kritis diterima pada 0.
c. Cacat mayor : cacat besar tidak mempengaruhi keamanan produk , tetapi mempengaruhi
kinerja produk . Kita umumnya mengatur diterima tingkat cacat besar di 2,5.
d. Cacat minor : minor cacat tidak akan mempengaruhi penggunaan normal dari produk .
cacat biasanya merupakan hasil dari kurang dari pengerjaan memuaskan . Kita umumnya
mengatur tingkat cacat kecil diterima di 4.0 .
Sifat Pengawasan AQL (Acceptable Quality Level)
Sifat Pengawasan ada tiga macam yaitu :
a. Sifat pengawasan longgar dipakai untuk supplier yang mempunyai sejarah kualitas yang
baik yang tidak pernah atau sangat jarang melakukan kesalahan dan menjaga kualitas
material yang dikirimkan.
b. Sifat pengawasan normal dipakai untuk awal kegiatan pemeriksaan, untuk supplier baru
ataupun supplier yang mempunyai riwayat kualitas sedang.
c. Sifat pengawasan ketat dipakai untuk supplier yang mempunyai riwayat kualitas jelek.
Pemindahan sifat pengawasan bisa terjadi dari longgar ke normal dan sebaliknya,
normal ke ketat dan sebaliknya mengikuti persyaratan yang telah ditentukan, terdiri atas 5
macam, yaitu :
1. Pengawasan normal menjadi longgar apabila :

2.

3.

4.
5.

a. Tidak terjadi penolakan selama 10 kali berturut-turut.
b. Keadaan penerimaan yang mantap (tidak ada masalah material, mesin dsb dari suppplier
pada akhir-akhir ini).
c. Telah mendapat persetujuan pic dari bagian yang bertanggungjawab.
d. Total penolakan (10 lot terakhir) maksimal sesuai bilangan batas untuk pengurangan
pemeriksaan.
Pengawasan longgar menjadi pengawasan normal apabila :
a. Terjadi 1 lot ditolak.
b. Produksi suplier tidak teratur, sering terjadi keterlambatan
c. Hal khusus tertentu yang menuntut diadakannya pemeriksaan normal yang lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Apabila cacat terletak antara angka ac (accepted) & re (rejected), maka lot diterima
tetapi sifat pengawasan berubah dari longgar menjadi normal.
Pengawasan normal ke ketat apabila :
Apabila dalam pengawasan normal terjadi 2 sampai 5 kali berturut-turut mengalami
penolakan karena kesalahan yang fatal.
Pengawasan ketat ke normal apabila :
Setelah 5 kali berturut-urut lot diterima tanpa penolakan.
Penghapusan / Penghentian Pengawasan :
Apabila pengawasan ketat sudah dilaksanakan selama 10 lot berurutan, sehingga material
dari supplier tidak dapat diterima lagi dan supplier dianjurkan memperbaiki tingkat
kualitas produksinya.

Perencanaan Sampling
Jenis Perencanaan Sampling ada 3 yaitu :
1. Sampling Single / Tunggal :
Apabila banyaknya reject maksimal sesuai dengan angka penerimaan (Ac /Accepted)
maka lot diterima, tetapi apabila banyaknya reject minimal sesuai dengan angka penolakan (Re/
Rejected) maka lot ditolak.
2. Sampling Double / Ganda :
Apabila banyaknya reject yang terjadi pada pengambilan tahap pertama diatas angka
penerimaan (Ac) tetapi dibawah angka penolakan (Re), maka sample kedua diperlukan sebelum
lot dapat diputuskan.
Keputusan untuk sample kedua adalah sebagai berikut :Apabila reject akumulatif sample
pertama dan kedua maksimal sesuai dengan angka peneriman (Ac), maka lot diterima, tetapi
apabila minimal sesuai dengan angka penolakan (Re) maka lot ditolak.
3. Sampling Multiple / bertingkat :
Merupakan perluasan dari sampling ganda, yaitu sampai pengambilan sample ketujuh
baru bisa diputuskan untuk penerimaan atau penolakan lot. Hal ini tentunya memerlukan waktu,
tenaga dan biaya pemeriksaan yang lebih disebabkan karena prosedur yang lebih rumit
dibandingkan dengan sampling double apalagi dibandingkan dengan sampling tunggal.
Hal yang ingin dicapai dengan sampling multiple ini adalah pertimbangan psikologis
semata untuk memastikan bahwa lot tersebut memang layak diterima atau memang harus
ditolak.
Langkah-Langkah Sampling Penerimaan menggunakan ISO 2859
Langkah - Langkah Penggunaan Sampling Penerimaan dengan ISO 2859 adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan tingkat AQL berdasarkan kesepakatan dengan supplier.

b.
c.
d.
e.
f.

Menentukan tingkat pengawasan yang akan dilakukan (Spesial S-1, S-2, S-3, S-4 atau
Umum I, II, III)
Menentukan ukuran lot yang akan diperiksa.
Menetukan kode huruf melalui tabel sample Size code letters
Menentukan tipe prosedur pengambilan sampling (tunggal, ganda, bertingkat).
Menetapkan tingkat penerimaan dan penolakan melalui tabel induk ISO 2859

Pengukuran kinerja sampel
Pengukuran kinerja sampel dapat dilakukan dengan beberapa macam pengukuran
diantaranya adalah
AOQ (Kualitas Output rata-rata)
AOQ adalah tingkat kualitas rata-rata dari suatu inspeksi. Sampel yang diambil harus
dikembalikan untuk dilakukan perbaikan bila produk tersebut ternyata rusak atau cacat. AOQ
untuk mengukur rata-rata kualitas output dari suatu hasil produksi dengan proporsi kerusakan
sebesar p.
AOQ=Pa.p(N-1)/N................................................................................................(2)
Keterangan:
N = banyaknya unit yang dihasilkan
n = unit sampel yang diinspeksi
p = bagian kesalahan/ketidaksesuaian
Pa = probabilitas penerimaan produk
ATI Curve (Inspeksi Total Rata-rata)
ATI menunjukkan rata-rata jumlah sampel yang diinspeksi setiap unit yang dihasilkan.
Rumus: ATI = n + (1 – Pa) (N – n).......................................................................(3)
Keterangan:
ATI = Rata-rata total inspeksi, N = banyaknya unit yang dihasilkan
n = unit sampel yang diinspeksi, Pa = probabilitas penerimaan produk
METODOLOGI
Diagram alir Pemecahan Masalah
Diagram alir gambar 1 menjelaskan dan menerangkan alur dari sebuah penelitian agar
dapat dipahami dari berbagai aspek permasalahan.
Tahap I
Identifikasi Permasalahan

Mulai
Observasi lapangan
Identifikasi masalah

Studi pustaka

-------------------------------------------------------------------------------------------------Tahap II
Pengumpulan Data

Perumusan masalah penetapan tujuan
dan manfaat penelitian

Pengumpulan Data

A
Gambar 1. Diagram alir Penelitian

A
Tahap III
Interpretasi Data

Pengolahan data menggunakan metode
acceptable sampling Plan melalui ISO 2859

--------------------------------------------------------------------------------------------------Tahap IV
Penentuan nilai penerimaan dan kinerja sampel
Analisa

terhadap metode acceptable sampling Plan
dengan ISO 2859
Analisa masalah dengan menggunakan
CED (Cause Effect Diagram)
--------------------------------------------------------------------------------------------------Tahap V
Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan
Selesai

Gambar 1. Diagram alir Penelitian…….(lanjutan)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap identifikasi
Pada tahap identifikasi pada penelitian ini adalah adanya permasalahan yang terjadi pada
divisi QC entrance mengenai tidak adanya sebuah standar pengecekan secara sampling terhadap
setiap kedatangan material yang masuk ke perusahaan sehingga mengakibatkan lambatnya
proses check quality material yang berimbas pada rusaknya material karena pengambilan buat
pengecekan QC, menumpuknya inventory gudang, keterlambatan proses issuing oleh pihak
gudang ke produksi, dan keterlambatan feed back berupa return kepada pihak supplier.
Tahap pengolahan data
Hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data yaitu penerapan metode
sampling pada setiap kedatangan material melalui pendekatan ISO 2859 sebagai standart
sampling dengan sampling pengecekan lot per lot kedatangan material
Tabel 3.Tabel tabulasi kode huruf
Ukuran lot
Lot
Material Description
Tabel lot size
Kode letters
(N)
1
2
3
4
5
6
7

Heelcover w/lea foil + flick Shape 75
Heelcover w/lea foil + flick Shape 75
Heelcover w/lea foil + flick Shape 75
Heelcover w/lea foil + flick Shape 75
Heelcover w/lea foil + flick Shape 75
Heelcover w/lea foil + flick Shape 75
Heelcover w/lea foil + flick Shape 75

500
500
500
500
500
500
500

281 to 500
281 to 500
281 to 500
281 to 500
281 to 500
281 to 500
281 to 500

H
H
H
H
H
H
H

Tabel 3.Tabel tabulasi kode huruf……………………………...…………………….(lanjutan)
8
Heelcover w/lea foil + flick Shape 75
500
H
281 to 500
9
Heelcover w/lea foil + flick Shape 75
500
H
281 to 500
10
Heelcover w/lea foil + flick Shape 75
500
H
281 500
Keputusan menerima lot apabila nilai cacat lebih kecil dari bilangan penerimaan, dan
keputusan menolak lot jika nilai cacat lebih lebih besar dari bilangan penerimaan, , untuk hasil
keputusan dapat di tabelkan pada tabel 4.
Tabel 4. Tabel hasil pengamatan sampling penerimaan dan penolakan
Lot
Ukuran sampel (n)
Terima
Tolak
Cacat
Keputusan
1
50
3
4
10
Tolak
2
50
3
4
6
Tolak
3
50
3
4
12
Tolak
4
50
3
4
40
Tolak
5
50
3
4
5
Tolak
6
50
3
4
3
Terima
7
50
3
4
2
Terima
8
50
3
4
4
Tolak
9
50
3
4
7
Tolak
10
50
3
4
8
Tolak
Total cacat (%)
1,94
Pada tahap pengolahan data dengan menggunakan sampel penerimaan ISO 2859
didapat hasil pengolahan data pada 10 lot kedatangan material dimana ukuran lot (N) = 500,
ukuran sampel (n) = 50, dan bilangan penerimaan (c) = 3. Maka dapat dapat disimpulkan ada 2
lot yang diterima yaitu lot (6 dan 7) karena nilai cacat lebih kecil dari bilangan penerimaan, dan
8 lot lainnya dinyatakan ditolak karena nilai cacat melebihi bilangan penerimaan . Dikarenakan
ada lebih dari 5 lot yang ditolak maka diperlukan perubahan tingkat inspeksi.
Untuk mengukur kinerja sampel, peneliti menggunakan AOQ (tingkat output rata-rata)
dan ATI ( total rata-rata inspeksi) dengan nilai probabilitas sebesar 95%. Kinerja sampel dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Kinerja hasil sampel
Lot

Ukuran
lot (N)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

500
500
500
500
500
500
500
500
500
500

Ukuran
Bilangan
Cacat
%
Probabilitas
sampel
penerimaan
(p)
Cacat
(pa)
(n)
(c)
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50

10
6
12
40
5
3
2
4
7
8

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

2
1,2
2,4
8
1
0,6
0,4
0,8
1,4
1,6

0,95
0,95
0,95
0,95
0,95
0,95
0,95
0,95
0,95
0,95

AOQ

ATI

Keputusan

9,48
5,69
11,38
37,92
4,74
2,84
1,90
3,79
6,64
7,58

72,5
72,5
72,5
72,5
72,5
72,5
72,5
72,5
72,5
72,5

Tolak
Tolak
Tolak
Tolak
Tolak
Terima
Terima
Tolak
Tolak
Tolak

Tabel 5. Kinerja hasil sampel…………………………………………………………(lanjutan)
Rata-rata
500
50
9,7
3
1,94
0,95
9,20 72,5
Berdasarakan tabel 5, dapat dilihat bahwa dengan probabilitas penerimaan sebesar 95 %
didapat nilai rata-rata AOQ (rata-rata kualitas output) sebesar 9,20 yang menunjukkan rata-rata
kualitas output pemeriksaan dengan tingkat cacat dan nilai rata-rata inspeksi (ATI) sebesar 72,5
dikarenakan ada 2 lot penerimaan yang dinyatakan ditolak dari total 10 lot.
Berdasarkan pemeriksaan sesuai dengan standart pemeriksaan QC Entrance didapat
material cacat sebesar 1,94 % dari jumlah lot yang diperiksa yaitu sebesar 500 pada tiap lotnya.
Sehingga dinyatakan masih dalam keadaan baik karena tidak lebih dari 10%.
Tahap analisa
Pada tahap analisa ini dilakukan analisa dengan menggunakan konsep 5 why yaitu konsep
bertanya mengapa beberapa kali, sehingga dapat diketahui akar permasalahannya. Hasil analisa
5why terdapat pada tabel 6.
Tabel 6. Tabel 5Why penyebab proses checking Quality material lambat
Faktor Manusia
No
Bertanya mengapa
Jawaban
1
Proses checking Quality material Operator belum paham sistem sampling
lambat
Faktor Mesin
No
Bertanya mengapa
Jawaban
Proses checking Quality material
1
Alat rusak
lambat
Faktor Metode
No
Bertanya mengapa
Jawaban
1
Proses checking Quality material Belum ada standart internasional tentang metode
lambat
sampel penerimaan
Metode yang dipakai kurang efektif (random per
box)
Faktor Material
No
Bertanya mengapa
Jawaban
1
Proses checking Quality material Material yang datang banyak
lambat
Faktor lingkungan
No
Bertanya mengapa
Jawaban
1
Proses checking Quality material lambat
Inventory
entrance
menumpuk
Untuk sebab akibat dari proses checking Quality material lambat dengan 5 faktor antara
lain faktor mesin, faktor manusia, faktor material, faktor lingkungan dan faktor metode.
Diagram sebab akibat proses checking Quality material lambat pada gambar 2.

Gambar 2. Diagram sebab-akibat proses Proses checking Quality material lambat
Berdasarkan Gambar 2, diketahui faktor-faktor yang menyebabkan proses QC lambat
dalam pengecekan material yang masuk, adapun penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. Faktor Mesin
Mesin pada proses QC adalah alat bantu yang digunakan untuk proses pengecekan
material untuk hasil yang presisi dan pasti. Misal dalam pengecekan ketebalan, kekerasan
maupun pengecekan lainnya. Apabila alat rusak maka sangat berpengaruh terhadap proses
inspeksi.
2. Faktor Manusia
Operator pada divisi QC Entrance belum paham mengenai sistem sampling dalam
penerimaan material, sehingga sering kali mengambil material yang akan diperiksa dengan
berlebihan yang mengakibatkan waste time.
3. Faktor Material
Material yang datang yang banyak mengakibatkan proses pengecekan semakin lama.
Karena tiap hari selalu ada saja material yang masuk.
4. Faktor lingkungan
Dikarenakan output inspeksi yang selesai tidak imbang dengan material yang masuk,
maka secara otomatis inventory di entrance menumpuk yang berakibat proses checking Quality
material lambat karena harus mencari material yang akan diperiksa.
5. Faktor metode
Metode random dalam proses inspeksi pada QC Entrance dirasa kurang efektif karena
operator harus mengecek material yang datang per box, hal ini membuat proses checking quality
material lambat. Belum adanya standart internasional yang dipakai dalam proses penerimaan
material khususnya metode sampling.
Dari analisa cause and effect diagram dapat diperoleh akar penyebab masalah yang
yang paling dominan adalah faktor metode, untuk itu peneliti mengusulkan penerapan metode
acceptable sampling dengan standart internasional ISO 2859 dengan sampling lot by lot. Faktor
dominan dan usulan tindakan yang dilakukan dengan metode 5W1H dapat ditunjukan pada
tabel 7.

Tabel 7. Metode 5W1H untuk proses checking Quality material lambat
Faktor
No
What
Why
Where
When
Who
Dominan

1

Faktor
metode

How

Penerapan
Agar
metode
proses
Dengan
sampel
inspeksi
memberikan
penerimaan material
Divisi
Bulan
pelatihan
melalui
pada
QC
april Peneliti
bagaimana
ISO 2859
divisi
Entrance 2016
cara
dengan
QC
menggunakan
sampling entrance
ISO 2859
lot by lot
lebih
kedatangan
cepat

Dari analisa pada tabel 7 dapat diperoleh rencana perbaikan terhadap terhadap divisi QC
Entrance yang lambat dalam proses inspeksi material yang datang yaitu dengan memperbaiki
faktor metode yang dipakai dalam inspeksi penerimaan. Metode yang diterapkan adalah metode
sampling melalui ISO 2859 dengan pengambilan sampel yang akan diperiksa berdasarkan lot
kedatangan.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dengan menggunakan metode sampling
melalui ISO 2859 pada material artikel shape yang datang di PT.XYZ adalah:
1. Dengan menggunakan tabel ISO 2859 didapat semua material diterima kecuali material heel
cover dikarenakan 8 dari 10 item material dinyatakan ditolak dikarenakan rejected melebihi
batas penerimaan yaitu sebesar ˃ 3, dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 50 dari
ukuran lot 500.
2. Pengukuran kinerja sampel dalam rata-rata AOQ sebesar 9,20 dan dinyatakan lot dalam
kondisi kritis sedangkan rata-rata nilai ATI sebesar 72,5 dengan 2 lot yang diterima.
3. Rekomendasi yang diberikan pada penelitian ini adalah Penerapan ISO 2859 sangat efisien,
mudah, dan praktis diterapkan oleh departemen QC Entrance selaku departemen pengecekan
kualitas pertama terhadap setiap material yang masuk untuk mengurangi proses checking
quality material lambat
DAFTAR PUSTAKA
[1] Aditya, yudha (2013) “Usulan penerapan process capability dan acceptance sampling
plans berdasarkan MIL-STD 1916 untuk pengendalian kualitas produk pada PT.XYZ.”
Jurnal teknik industri FT.USU Vol 1,No 2 Hal 47-58
[2] David, Valentino (2014) “METHOD OF SAMPLE AND STANDARD HRN ISO 2859-1”
Technical journal 8 (214-221)
[3] Irvan, dkk (2006) “Pengendalian mutu produk dengan metode statistik” Jurnal sistem
teknik industri Vol 7, No 1.
[4] Montgomery, C. Douglas (1996) “Pengantar pengendalian kualitas statistik” Yogyakarta,
penerbit Gadjah mada university Press.
[5] Puspita, riana
(2013) “Acceptable sampling plans untuk mengendalikan kualitas
produk pada PT. Bridgestone sumatera
rubber estate” malikussaleh industrial
engineering journal Vol.2 No.1 (2013) 14-17
[6] Sugiarto, dkk (2003) “Teknik Sampling” Jakarta, penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wignjosoebroto, Sritomo (2003). “Pengantar teknik dan manajemen industri” Jakarta,
penerbit Guna Widya.