PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

i ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

OLEH

ESTER RINTOWATI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Banjarrejo batanghari lampung timur tahun pelajaran 2014/2015 melalui pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) .

Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru, serta soal evaluasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengunaan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasi belajar siswa. rata aktivitas siswa siklus I adalah 58,67dan pada siklus II 61. Rata-rata hasil belajar siswa siklus I 69 dan pada siklus II meningkat menjadi 76. Ketuntasan belajar siswa siklus I sebesar 65%, meningkat menjadi 95% pada akhir siklus II.

Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


(2)

i

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

OLEH

ESTER RINTOWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

(Skripsi)

OLEH

ESTER RINTOWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka pikir penelitian ………...………. 23


(5)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ……… xiii

DAFTAR GAMBAR ……….... xiv

I. PENDAHULUAN ……….... 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi Masalah ……… 5

C. Rumusan Masalah ……… 6

D. Tujuan Penelitian ……… 6

E. Manfaat Penelitian ……… 6

II. KAJIAN PUSTAKA ……….... 8

A. Belajar dan Pembelajaran ……… 8

1. Belajar ……… 8

a. Pengertian Belajar ……… 8

b. Pengertian Aktivitas Belajar ……… 9

c. Hasil Belajar ……… 10

2. Pembelajaran ……… 13

a. Pengertian Pembelajaran ……… 13

b. Pembelajaran Tematik Terpadu ……… 14

B. Model Pembelajaran ……… 17

1. Pengertian Model Pembelajaran ……… 17

2. Model-Model Pembelajaran ……… 17

3. Model Problem Based Learning(PBL) ……… 18

C. Kerangka Pikir Penelitian ……… 22

D. Hipotesis Tindakan ……… 23

III. METODE PENELITIAN ……… 24

A. Metode Penelitian ……… 24

B. Setting Penelitian ……… 26

1. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 26

2. Subjek Penelitian ……… 28

3. Data dan Instrumen Penilaian ……… 28


(6)

xii

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 33

A. Profil Sekolah ……… 33

B. Deskripsi Awal ……… 34

C. Persiapan Pembelajaran ……… 34

D. Hasil Penelitian ……… 35

(1) Siklus I Pertemuan ke I ……… 35

a. Perencanaan ……… 35

b. Pelaksanaan ……… 35

c. Observasi/Pengamatan ……… 39

d. Refleksi ……… 42

e. Saran Perbaikan/Tindakan untuk siklus I Pertemuan ke I ……… 43

(2) Siklus I Pertemuan ke II ……… 44

a. Perencanaan ……… 44

b. Pelaksanaan ……… 44

c. Observasi/Pengamatan ……… 48

d. Refleksi ……… 51

e. Saran Perbaikan/Tindakan untuk siklus I ……… 52

(3) Siklus II Pertemuan ke I ……… 53

a. Perencanaan ……… 53

b. Pelaksanaan ……… 53

c. Observasi/Pengamatan ……… 57

d. Refleksi ……… 60

e. Saran Perbaikan/Tindakan untuk siklus II Pertemuan ke I ... 61

(4) Siklus II Pertemuan ke II ……… 61

a. Perencanaan ……… 61

b. Pelaksanaan ……… 61

c. Observasi/Pengamatan ……… 65

d. Refleksi ……… 69

E. Pembahasan ……… 70

(1) Peningkatan Aktivitas Siswa ………….……… 70

(2) Hasil Observasi Kinerja Guru ……… 71

(3) Peningkatan Hasil Belajar siswa ……… 72

V. KESIMPULAN DAN SARAN ……… 73

A. Kesimpulan ……… 73

B. Saran ……… 74

DAFTAR PUSTAKA ……… 76


(7)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Nilai Ulangan Harian Kelas IV SD Negeri 2 Banjarrejo ………… 4

Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur TA 2013/2014 2.1 Peran guru, siswa, dan masalah dalam PBL ……… 19

2.2 Tahapan-tahapan model PBL ……….… 20

3.1 Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa ……….… 29

3.2 Lembar Observasi Kinerja Guru ……….… 30

3.3 Rubrik Instrument Penilaian Kinerja Guru ………….……… 31

3.4 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Siswa ……….………… 32

3.5 Frekuensi Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa ……….…. 32

4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan ke I ... 40

4.2 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan ke I …….…. 41

4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan ke II .... . 48

4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan ke II ……… 48

4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa pada Siklus I …………. 51

4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan ke I ..… 57

4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan ke I …….… 58

4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan ke II.…….… 66

4.9 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan ke II ……… 67

4.10 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa pada Siklus II ………. … 69

4.11 Rekapitulasi hasil Peningkatan Aktivitas Siswa siklus I dan siklus II… 70 4.12 Rekapitulasi Hasil Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Penelitian …. 71


(8)

vii

MOTO

Di belakangku ada kekuatan tak terbatas, di

depanku ada kemungkinan tak berakhir,

di sekelilingku ada kesempatan tak terhitung.

Mengapa aku harus takut ?

(B. Tejanando)


(9)

(10)

(11)

(12)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya, kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang kusayangi :

1. Kepada ke dua orang tua Bapak Suripto dan Ibu Eni Sulistri yang selalu menjadi motifasiku

2. Untuk Suamiku Dedek Febriyantoni dan anak-anak ku : Ferin, Kezia dan Kayleon yang selalu mendukung dan mendoakan untuk penyelesaian skripsi ini.

3. Untuk sahabat- sahabatku Sri Budiarti, Marta, Dewi, Nurbaiti, Heni dan Asih Sayekti atas bantuan, perhatian dan dorongan moril yang telah diberikan.

4. Kepala SD N 2 Banjarrejo bapak Suprapto dan teman-teman mengajarku di SD N 2 Banjarrejo, terimakasih atas do’a, semangat, motivasi dan bantuannya selama ini baik sumbanagan tenagga, pikiran dan lain sebagainya.

5. Almamater tercinta Universitas Lampung 6. Serta pembaca pencita Ilmu Pengetahuan.


(13)

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ester Rintowati, anak kedua dari dua bersaudara. Putri dari pasangan Bapak Suripto dan Ibu Eni Sulistri. Penulis dilahirkan di Purwoadi Lampung Tengah pada tanggal 09 Februari 1983. Penulis menamatkan sekolah dasar di SDN 2 Purwoadi Lampung Tengah pada tahun 1996, menamatkan sekolah lanjutan pertama di SMPN 1 Trimurjo Lampung Tengah pada tahun 1999 dan menamatkan sekolah menengah atas di SMA Kristen No.1 Metro pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan D2 di Universitas Lampung, dan pada tahun 2013 penulis mendapat kesempatan untuk meneruskan pendidikan S1 pada program S1 PGSD SKGJ.


(14)

ix

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir. Dalam kegiatan ini penulis menyadari bahwa semuanya tidak akan terselesaikan tanpa bantuan banyak pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih.

Pada kesempatan ini penulis menghanturkan rasa terimakasih yang sebesar- besarnya atas segala bantuan, saran dan bimbingan kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah banyak membantu penulis selama melaksanakan studi di FKIP Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan program studi PGSD dan juga membantu penulis dalam menyelesaikan surat-surat sebagai syarat skripsi.

3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku ketua program studi PGSD Universitas Lampung yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis dan memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Rapani, M.Pd. sebagai pembimbing, yang telah memberi saran dan motivasi, serta meluangkan waktu bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

5. Ibu Dra. Siti Rachmah S sebagai pembahas yang telah banyak saran dan motivasi, serta meluangkan waktu bagi penulis untuk membimbing dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh dosen serta staf karyawan Universitas Lampung. 7. Bapak Suprapto, S.Pd selaku Kepala SD N 2 Banjarrejo.

8. Seluruh Dewan Guru, Staf karyawan, dan Tata Usaha SD N 2 Banjarrejo. 9. Seluruh Siswa SD N 2 Banjarrejo.


(15)

x

10. Keluargaku tercinta yang selalu memberi dukungan dan semangat.

11. Seluruh pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga segala bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan menjadi catatan amal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan guna memperbaiki skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 2015

Penulis


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia, dan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa yang akan datang.

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia (SDM). Usaha pengembangan SDM tidak hanya dilakukan melalui


(17)

2

pendidikan khususnya pendidikan formal (sekolah), tetapi sampai sekarang pendidikan masih dipandang sebagai sarana utama untuk pengembangan SDM.

Pendidikan dianggap sebagai suatu faktor yang penting dalam pembangunan nasional di Indonesia. Hal ini tampak jelas pada tujuan nasional yang termaksud dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan jalan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki sehingga menjadi manusia yang bermanfaat untuk dirinya sendiri, orang lain, bangsa dan negaranya.

Pendidikan juga berupaya untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan untuk masa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan masyarakat sepenuhnya. Hal tersebut sejalan dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1 pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Kurikulum 2013 dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Penerapan kurikulum 2013 membawa konsekuensi adanya perubahan mendasar dalam kegiatan belajar di kelas dan proses penilaiannya. Kurikulum 2013 menuntut:


(18)

3

 Proses pembelajaran dengan tematik terpadu, yaitu mempelajari semua mata pelajaran secara terpadu melalui tema-tema kehidupan yang di jumpai siswa sehari-hari

 Proses belajar siswa aktif, menerapkan proses saintifik yang meliputi keterampilan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan meng-komunikasikan hasilnya.

 Penilaian dilakukan tidak hanya pada proses akhir belajar, tetapi juga dilakukan sepanjang proses belajar berlangsung, yang disebut dengan penilaian autentik untuk menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa.

Sejalan dengan itu, kompetensi yang diharapkan adalah kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif. Kemampuan itu diperjelas dalam kompetensi

inti yang salah satunya, “menyajikan pengetahuan dalam bahasa yang jelas,

logis, dan sistematis atau dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak sehat, beriman, berakhlak mulia”.

Pada umumnya proses belajar mengajar di sekolah masih termasuk konvensional dalam arti guru lebih mendominasi dengan menggunakan metode ceramah dan sangat sedikit peran aktif dari siswa, seperti pengamatan yang peneliti lakukan di kelas IV SDN 2 Banjarrejo. Ketika guru menjelaskan pelajaran banyak siswa yang bercakap-cakap atau bermain dengan teman sebangkunya, hanya siswa yang duduk di depan yang memperhatikan. Pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Akibatnya ketika guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang baru disampaikan sebagian besar siswa yang duduk di belakang tidak dapat menangkap materi yang sudah di jelaskan. Juga ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya tidak ada siswa yang berani bertanya, hal ini


(19)

4

membuktikan bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar masih sangat rendah sehingga berdampak pada hasil belajar yang belum sesuai. Hasil belajar tersebut dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Kelas IV SD Negeri 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur TA 2013/2014

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Kategori KKM

1 66 – 75 7 35 % Tuntas

66

2 50 – 65 8 40 % Tidak tuntas

3 40 – 49 5 25 % Tidak tuntas

Jumlah 20 100 %

Sumber: Daftar Nilai Siswa

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 13 orang siswa 65% dan yang sudah mencapai KKM sebanyak 7 orang siswa 35%. Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu diadakan penelitian tindakan kelas, untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

Berdasarkan beberapa masalah tersebut pembelajaran di kelas hendaknya dimulai dengan pengajuan masalah yang diangkat dari dunia nyata siswa agar siswa secara mandiri dapat mencari alternatif pemecahan masalahnya. Salah satu model pembelajaran yang dapat memenuhi tuntutan tersebut adalah pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL). Model

PBL dapat membantu guru dalam mengaitkan masalah yang akan diajukan dengan dunia nyata siswa sehingga pembelajaran disesuaikan dengan tema bukan mata pelajaran. Selain itu, langkah-langkah dalam PBL seperti meng-umpulkan informasi serta menyajikan hasil karya dapat mendorong siswa melakukan penyelidikan dan mengkomunikasikan hasil temuannya.


(20)

5

Dari uraian di atas perlu diadakan perbaikan dalam proses pembelajaran menggunakan penelitian tindakan kelas. Berkaitan dengan penelitian tersebut peneliti mengambil judul “Penerapan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD negeri 2 Banjarrejo Batanghari Lampung Timur.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Guru menyampaikan materi ajar secara terpisah belum dikaitkan dengan tema sehingga materi yang disampaikan masih terpaku pada buku pelajaran.

2.Pada saat proses pembelajaran, guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran dan siswa cenderung pasif.

3.Siswa belum mandiri artinya masih bergantung pada guru dalam menyelesaikan tugas.

4.Guru belum pernah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

5.Siswa juga belum terbiasa dengan kegiatan berdiskusi dan meng-komunikasikan hasil temuan mereka

6.Masih rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran tematik kelas IV SD N 2 Banjarrejo.

7.Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik kelas IV SD N 2 Banjarrejo.


(21)

6

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1.Bagaimanakah penerapan model PBL sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD N 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari? 2.Apakah penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SD N 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.Meningkatkan aktivitas belajar dengan menggunakan model Pembelajaran

Problem Based Learning siswa kelas IV SD N 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari.

2.Meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan model Pembelajaran

Problem Based Learning siswa kelas IV SD N 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari.

E. Manfaat penelitian

Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Siswa

Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(22)

7

2. Guru

Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas serta dapat mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.

3. Sekolah

Dapat meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran di SD N 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur.

4. Peneliti

Menambah pengetahuan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan dapat meningkatkan pengetahuan dan penguasaan menggunakan model


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Belajar

a. Pengertian belajar

Secara psikologis pengertian belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto

(2010 : 2) ” Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. ” Sejalan dengan pendapat Usman diatas (2010 : 5) bahwa ” Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan

lingkungannya.” Sementara Siregar dan Hartini (2010 : 5) mengemukakan

bahwa ” Belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung

dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan ”. Selain itu Sanjaya (2006 : 112) menyatakan


(24)

9

dari pengalaman dan latihan”. Menurut Piaget, belajar merupakan proses

asimilasi dan atau akomodasi informasi ke dalam struktur mental. Asimilasi adalah terpadunya informasi dan pengalaman baru ke dalam struktur mental (Scheme). Asimilasi dapat terjadi jika informasi baru yang diterima anak sesuai dengan struktur mental anak. Jika informasi atau pengalaman baru yang diterima anak tidak cocok dengan struktur mental yang telah dimiliki anak sebelumnya, maka struktur mental dapat mengalami akomodasi. Akomodasi yaitu perubahan pikiran sebagai suatu akibat adanya informasi dan pengalaman baru. Ada kalanya informasi baru yang diterima anak itu bertentangan dengan struktur mental yang telah dimiliki sebelumnya, sehingga dalam struktur mental anak itu terjadi disekuliberasi (ketidak seimbangan). Dalam kondisi inipun perlu adanya akomodasi dalam scheme anak, yang selanjutnya dapat diikuti dengan asimilasi.

Dari beberapa pengertian tentang belajar yang telah dikemukakan di atas peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan segala aspek yang ada pada diri seseorang tersebut dan di laksanakan seumur hidupnya.

b. Pengertian Aktivitas Belajar

Sardiman (2007: 100) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.

Usman (2000) mengatakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas jasmaniah dan rohaniah, yang meliputi aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan, aktivitas gerak dan aktivitas menulis.


(25)

10

Siberman (2000) mengemukakan bahwa paham belajar aktif memberikan gambaran tingkatan aktivitas belajar terhadap penguasaan materi yang dikuasainya, yaitu:

(1)apa yang saya dengar saya lupa, (2)apa yang saya lihat saya ingat sedikit,

(3)apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan saya mulai paham,

(4)apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan,

(5)apa yang saya ajarkan kepada orang lain saya kuasai.

Djamarah (2000:67) mengemukakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik.

Dari beberapa pengertian tentang aktivitas belajar yang telah di kemukakan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik dan pikiran dalam pembelajaran melalui pengalaman sendiri untuk memperoleh informasi atau pengetahuan baru, sehingga mengakibatkan perubahan tingkah laku pada siswa.

c. Hasil Belajar

Belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari


(26)

11

suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.

3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.

4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian- bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. 5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Misalnya kemampuan menyusun suatu program.

6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa


(27)

12

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Agar siswa dapat meraih hasil belajar yang diharapkan, maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Dalam hal ini Slameto (2010 : 54-71) menguraikan faktor-faktor itu sebagai berikut :

faktor internal adalah faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar, meliputi: faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh) dan Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan). Faktor kelelahan atau faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu, meliputi:

1) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasanarumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan).

2) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajarandi atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah).

3) Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

Selain itu menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 239-253) menyebutkan

bahwa ”Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal meliputi : sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa. Sedangkan faktor eksternal


(28)

13

meliputi : guru sebagai pembina siswa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah dan

kurikulum sekolah”.

2. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli adalah :

Warsita (2008:85) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat

peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta

didik”.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar”.

Sudjana (2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang

sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan

pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Corey (1986:195) “Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan

seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan


(29)

14

Dimyati dan Mudjiono (1999:297) “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar

aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.

Trianto (2010:17) “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang

kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.

Sumber http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html (Kamis, 25 April 2013)

b. Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1970-an yang akhir ini diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif (highly effective teachingmodel), karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik siswa di dalam kelas atau di lingkungan sekolah.

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Menurut Covey (dalam Sagala, 2010: 61) menyatakan pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah


(30)

15

laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.

Menurut Hernawan dkk., (2007: 128) pembelajaran tematik merupakan kegiatan belajar mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Menurut Rusman (2010: 254) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajarannya siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep yang diajarkan di kelas.

Pembelajaran tematik terpadu awalnya dikembangkan untuk anak-anak berbakat dan bertalenta, anak-anak yang cerdas, program perluasan belajar dan siswa yang belajar cepat. Pembelajaran tematik terpadu juga sudah terbukti berhasil memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori siswa untuk waktu yang panjang.

Pembelajaran tematik terpadu diharapkan mampu menginspirasi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar. Implementasi pembelajaran tematik terpadu menuntut kemampuan guru dalam mentransformasikan materi pembelajaran, maka guru harus memahami materi apa yang diajarkan dan bagaimana mengaplikasikannya dalam lingkungan belajar di kelas.

Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung


(31)

16

dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi siswa.

Dari beberapa pendapat tentang pembelajaran tematik terpadu di atas, peneliti menyimpulkan pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang disajikan dengan tema tema tertentu dengan mengintegrasikan beberapa konsep dari beberapa mata pelajaran menjadi satu tema yang di dalamnya mencakup aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.

Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah:

1. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu. 2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi

muatan pelajaran dalam tema yang sama.

3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

5. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.

6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks pengayaan; dan

7. Budi pekerti moral siswa dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.


(32)

17

B. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Pengertian Model Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara, contoh maupun pola, yang mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan yang dipilih oleh para pendidik/guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam kelas. Suatu model akan mempunyai ciri-ciri tertentu dilihat dari faktor-faktor yang melengkapinya. Sumber: http://panduanguru.com/model-model-pembelajaran-pengerti-annya/ (Model-Model Pembelajaran | Pengertiannya 22 June,2013 In Kompetensi Guru)

2. Model-Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran


(33)

18

(Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan

(Problem Based Learning).

Sumber: https://ibnufajar75.wordpress.com/2014/05/31/model-model-pem-belajaran-yang-sesuai-dengan-kurikulum-2013/ (Model-model Pembe-lajaran Yang Sesuai Dengan Kurikulum 201331/05/2014)

3. Model Problem Based Learning (PBL)

Model PBL adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang siswa untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata. pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar

bagaimana belajar,” bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari

permasalahan dunia nyata.

PBL dilakukan dengan memberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh siswa yang diharapkan dapat menambah keterampilan siswa dalam pencapaian materi pembelajaran. Berikut ini lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

(1) Permasalahan sebagai kajian.

(2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman. (3) Permasalahan sebagai contoh.

(4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses. (5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.


(34)

19

Peran guru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan berikut ini.

Tabel 2.1 peran guru, siswa, dan masalah dalam PBL.

Guru sebagai pelatih Siswa sebagai problem solver

Masalah sebagai awal tantangan dan motivasi

Bertanya tentang pemikiran

Memonitor pembelajaran

Menantang siswa untuk berfikir

Menjaga agar siswa terlibat

Mengatur dinamika kelompok

Menjaga

berlangsungnya proses

Peserta yang aktif

Terlibat langsung dalam pembelajaran

Membangun pembelajaran

Menarik untuk dipecahkan

Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari

Sumber: Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (2014 : 26)

Melalui PBL terjadi pembelajaran bermakna. Siswa yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Dalam situasi pembelajaran berbasis masalah siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Pembelajaran berbasis masalah juga dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, menum-buhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.


(35)

20

Tabel 2.2 tahapan-tahapan model PBL

FASE FASE PERILAKULAKU GURU

FASE 1

Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

FASE 2

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. FASE 3

Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

FASE 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

FASE 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Sumber: Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (2014 : 27)

Penilaian dalam pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer assessment.

(1) Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

(2) Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.


(36)

21

Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini. (1) Penilaian kinerja siswa

Di sini siswa diminta untuk unjuk kerja kemampuan tertentu, contohnyaseperti melukis suatu gambar atau menulis karangan.

(2) Penilaian portofolio siswa

Adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan siswa dapat berupa hasil karya terbaik selama proses belajar, piagam penghargaan atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.

(3) Penilaian potensi belajar

Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar siswa yaitu mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih maju.

(4) Penilaian usaha kelompok

Penilaian ini mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi, misalnya membandingkan siswa dengan temannya. Penilaian yang sesuai dengan PBL adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan siswa sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.

Dalam pelaksanaannya, PBL tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari PBL

(1)Kelebihan PBL

 Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata.

 Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar.


(37)

22

 Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau

menyimpan informasi.

 Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.

 Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari perpustakaan, internet, wawancara dan observasi.

 Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.

 Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.

 Kesulitan belajar siswa secara siswa dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching

(2)Kekurangan PBL

PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah

 Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas

C. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka menunjukan bahwa dalam pembelajaran tema peduli terhadap makhluk hidup dengan menggunakan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari uraian di atas, maka dapat divisualisasikan dalam bentuk kerangka pikir di bawah ini:


(38)

23

Kondisi awal

Guru Siswa

Pembelajaran belum menggunakan model Problem

Based Learning

Pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning

Diduga menggunakan model

Problem Based Learning

meningkatkan hasil belajar siswa tema peduli terhadap makhluk

hidup kelas IV SD N 2 banjarrejo.

Nilai kelas IV rendah

Siklus 1 Menggunakan model

Problem Based Learning yang di demonstrasikan oleh

guru, siswa mengamati.

Siklus 2 Menggunakan model

Problem Based Learning yang di demonstrasikan oleh

guru, siswa mengikuti.

Siklus 3 Menggunakan model

Problem Based Learning yang di demmonstrasikan oleh guru, siswa mengikuti,

mencoba, dan menyajikan hasil di depan kelas. Tindakkan

di kelas

Kondisi akhir

Gambar 2.1 kerangka pikir penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran PBL dapat meningkatkan aktivitas belajar pada tema peduli terhadap makhluk hidup siswa kelas IV SD N 2 Banjarrejo. 2. Model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar pada tema

peduli terhadap makhluk hidup siswa kelas IV SD N 2 Banjarrejo. 3. Melalui penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan kinerja


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action Research. Dalam penelitian ini peneliti bukan hanya memecahkan persoalan di kelasnya saja, tetapi juga berupaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta berupaya meningkatkan profesionalisme guru melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto dkk., (2011 : 3) PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Guru melakukan penelitian tindakan karena telah menyadari adanya kekurangan pada dirinya, artinya pada kinerja yang dilakukan dan sesudah itu tentunya ingin melakukan perbaikan. Pemberian tindakan yang dilakukan oleh guru menyangkut penyajian strategi, pendekatan, metode atau cara untuk memperoleh hasil melalui sebuah tindakan. Tindakan ini dilakukan secara


(40)

25

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

SIKLUS

berulang-ulang sampai memperoleh informasi yang mantap tentang pelaksanaan metode tersebut.

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, dimana siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tujuan pembelajaran di kelas tercapai. Menurut Arikunto (2011 : 16) secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui, yaitu:

(1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi.

Adapun model dan pelaksanaan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:


(41)

26

B. Setting Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur semester ganjl tahun ajaran 2014/2015. Pemilihan tempat penelitian ini berdasarkan pertimbangan sebagai tempat peneliti bertugas. Selain itu, peneliti telah memahami situasi dan kondisi dalam proses pembelajaran yang berlangsung selama ini dan sebagai upaya perbaikan serta evaluasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Tematik menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) mengabdosi model Hopkins dalam Aqib (2007: 93) yang dinamakan Spiral Tindakan Kelas. Tahap-tahap rencana pelaksanaan penelitian tindakan diuraikan sebagai berikut:

(1)Perencanaan

Tahap pra penelitian.

a. Menetapkan Kompetensi Inti dan kompetensi dasar b. Menyusun rencana pembelajaran

c. Membuat Instrumen Penilaian (2)Pelaksanaan

Implementasi RPP langkah-langkahnya sebagai berikut : a) Kegiatan Pendahuluan

 Siswa merespon salam yang diucapkan guru dan dilanjutkan doa bersama-sama.

 Menginformasikan kepada siswa tema dan sub tema yang


(42)

27

 Mengkomunikasikan kehadiran siswa.

 Menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Kegiatan Inti

 Guru membagi siswa dalam kelompok

 Siswa menyiapkan alat dan bahan

 Siswa mengamati gambar yang tersedia

 Siswa mendiskusikan secara berkelompok

 siswa mempresentasikan hasil diskusi.

 Siswa membaca teks bacaan.

 Siswa melakukan tanya jawaban tentang teks bacaan.

 Siswa diminta untuk mengumpulkan informasi.

 Siswa mencari informasi atau sumber dari luar dan bantu oleh guru.

 Siswa menyajikan hasil pengumpulan informasi.

 Guru mengevaluasi hasil kerja siswa.

 Evaluasi berupa tes tulis penguasaan konsep yang terdiri dari soal isian singkat dan uraian.

c) Kegiatan Penutup

 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar sehari

 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)


(43)

28

 Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran).

(3)Observasi

- Kegiatan observasi dengan memakai format uji kinerja tentang hasil belajar siswa yang sudah disiapkan untuk mengumpulkan data. - Menilai hasil tindakan dengan menggunakan 3 aspek.

(4)Refleksi

Dengan melihat hasil belajar guru melakukan refleksi yaitu Meliputi kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan. Hasil relfeksi dapat dijadikan catatan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya

2. Subjek Penelitian

Pelitian ini dilaksankaan pada siswa kelas IV SD 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara 1 peneliti dan satu guru mitra sebagai observer untuk menilai dan mengamati aktivitas dan hasil belajar siswa serta aktivitas guru peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Data dan Instrumen Penilaian

a. Pada penelitian ini data yang dibutuhkan adalah: - Data aktivitas dan hasil belajar siswa.


(44)

29

b. Instrumen Penelitian

- Lembar Panduan Observasi

Instrument dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru mitra, lembar panduan observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil belajar siswa selama penelitian tindakaan kelas dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Format lembar observasi yang digunakan sebagai berikut:

a) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 3.1 Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Nama

Percaya diri Ingin tahu Kerjasama

Jumlah

skor Nilai kategori

BT 1 MT 2 MB 3 M 4 BT 1 MT 2 MB 3 M 4 BT 1 MT 2 MB 3 M 4 Am An Bu Bud Cah Mon Mel Pen Pat Pet Ttl Rerata

Sumber : Kemendikbud 2014, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014 SD kelas V

Keterangan:

BT : Belum Terlihat MT : Mulai Terlihat MB : Mulai Berkembang M : Menonjol


(45)

30

b) Lembar Observasi Kinerja Guru Tabel 3.2 Lembar Observasi Kinerja Guru

Aspek yang diamati Skor Perolehan

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4

Awal Pembelajaran A.Pra Pembelajaran

1. Kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran.

2. Memeriksa kesiapan siswa

B . Membuka Pembelajaran

1. Memberikan kegiatan apersepsi 2. Menyampaikan kompetensi (tujuan)

yang akan dicapai dan kegiatanserta memotivasi siswa

II Kegiatan Inti Pembelajaran A . Penguasaan Materi

1. Menunjukkan penguasaan materi Pembelajaran

2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar

B. Media Pembelajaran

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

2. Pesan yang dimuat dalam media Jelas 3. Media rancangan guru

4. Relevan dengan pesan yang disampaikan

5. Melibatkan siswa dalam penggunaan media

6. Terbaca dan mudah dipahami 7. Menarik perhatian siswa 8. Warna realistik

C. Kemampuan Belajar

1. Melakukan menjelaskan keterampilan menceritakan kembali teks bacaan 2. Mengembangkan kemampuan

berkomunikasi atau menyampaikan informasi

3. Membantu siswa dalam membentuk sikap percaya diri, ingin tahu dan kerjasama


(46)

31

1. Memantau kemajuan belajar 2. Melakukan penilaian akhir sesuai

dengan kompetensi

III Penutup

1. Menyimpulkan bersama siswa 2. Melakukan refleksi pembelajaran

dengan melibatkan siswa 3. Menyusun rangkuman dengan

melibatkan siswa

4. Melaksanakan tindak lanjut

Jumlah Skor Skor Maksimal Rata-rata Nilai Persentase Kategori

Tabel 3.3 Rubrik Instrument Penilaian Kinerja Guru

No Skor Keterangan Indikator

1 4 A

Aspek yang diamati dilaksanakan sangat baik oleh guru, guru melakukannya dengan sempurna dan melibatkan seluruh siswa

2 3 B

Aspek yang diamati dilaksanakan sangat baik oleh guru, guru melakukannya tanpa kesalahan melibatkan sebagian seluruh siswa

3 2 C

Aspek yang diamati dilaksanakan cukup baik oleh guru, guru melakukannya dengan sedikit kesalahan dan melibatkan sebagian kecil siswa

4 1 D

Aspek yang diamati dilaksanakan kurang baik oleh guru, guru melakukannya dengan banyak kesalahan dan tidak melibatkan siswa

- Test Hasil belajar

Instrument ini untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Test isian


(47)

32

yang diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus nilai di dapat dari skor perolehan dibagi jumlah skor maksimal di kali seratus.

Tabel 3.4 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Siswa

No Rentang Nilai Kategori

1 81-100 Sangat Tinggi

2 66-80 Tinggi

3 51-65 Sedang

4 0-50 Rendah

Berdasarkan KKM di SD Negeri 2 Banjarrejo, siswa dikatakan berhasil jika

memperoleh nilai ≥ 66, kemudian hasil tersebut akan didistribusikan ke dalam

tabel berikut:

Tabel 3.5 Frekuensi Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa

No Nilai Frekuensi Jumlah persentase Kategori 1

2 3 Jumlah Rata-rata

Tuntas Belum Tuntas

C. Indikator Keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan belajar yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan ini adalah :

1. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II. 2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. 3. Nilai siswa mencapai KKM 66.


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup kelas IV SD Negeri 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan pembelajaran menggunakan model PBL dapat meningkatkan aktivitas siswa. Pada siklus I pertemuan ke I rata-rata skor aktivitas siswa 52,67 meningkat di pertemuan ke II menjadi 58,67 dengan rerata siklus I sebesar 55,67. Pada siklus II pertemuan ke I rata-rata skor aktivitas siswa 60,33 meningkat di pertemuan ke II menjadi 61dengan rerata siklus II sebesar 60,67. Terjadi peningkatan aktivitas siswa yaitu 5 point rerata dari siklus I ke siklus II.

2. Penerapan pembelajaran menggunakan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa 69, sebesar 65% siswa Tuntas dan 35% siswa belum tuntas. Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 76, dan siswa yang tuntas mencapai


(49)

74

95% hanya 5% siswa yang belum tuntas. Terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 30% dari siklus I ke siklus II.

3. Penerapan pembelajaran menggunakan model PBL dapat meningkatkan kinerja guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2014/2015.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, peneliti memberikan saran dalam penerapan model PBL Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa , antara lain :

1. Bagi siswa, untuk senantiasa menjaga dan memupuk motivasi belajar dengan demikian semangat belajar akan terus terbina secara otomatis akan membudaya senang belajar.

2. Bagi guru, sebaiknya menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dalam proses pembelajaran, karena dengan mengunakan model pembelajaraan PBL siswa akan lebih mudah memahami berbagai materi pembelajaran.

3. Bagi Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasrana yang mendukung pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran menggunakan alat praga dan gambar agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar siswa dapat meninggkat. Sekolah juga hendaknya lebih memperhatikan sistem


(50)

75

terpadu yang mendukung segala aktivitas belajar terutama terkait dengan kedisiplinan para siswa dan kinerja guru.

4. Bagi peneliti lanjutan, agar dapat meningkatkan profesionalisme dan semangat dalam melakukan penelitian, serta dapat mengunakan model pembelajaran PBL dalam melakukan penelitian serupa, agar model pemebelajaran PBL dapat dikenal, dipahami dan diterapkan dalam proses belajar mengajar di sekolah.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung. Arends, R.I. 2007. Learning to Teach. McGraw Hill. New York.

Arikunto, Suharsimi. 2011 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Asra dan Sumiati. 2007. Strategi Belajar dan Mengajar di Sekolah Dasar. CV Maulana. Bandung.

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Kencana. Jakarta

Dimyanti dan Mudjiono, 2006. Belajar dan pembelajaran. Dirjen Dekti. Jakarta. Isjoni. 2009. Model Pembelajaran Moderen. Gramedia. Jakarta.

Kemendikbud. 2013 Pendekatan Saintifik. Kemendikbud RI. Jakarta. Kemendikbud 2014, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013

tahun 2014 SD kelas V

Muzamiroh, M.L.2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Kata pena. Jakarta Piaget, 2003/ Belajar dan Faktro yang Mempengaruhinya. Andhi karya.

Jakarta.

Permendikbud 2013 81A Tentang Impelementasi Kurikulum 2013. Jakarta Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran: PT.Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sanjaya, w. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.


(52)

77

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Edisi Revisi) Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana. 2009. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Suherman. 2008. Hakikat Pembelajaran. Wijaya kusuma. Bandung. Suharmi, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Usman, U 2010. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. www.academia.edu/4570365/Aktivitas_Belajar ( di akses tanggal 4 november

2014)

www.slideshare.net/ismdn/teori-hasil-belajar-menurut-para-ahli ( di akses tanggal 4 november 2014)

www.slideshare.net/rikinenengfadilah/aktivitas-belajar-siswa ( di akses tanggal 4 november 2014)


(1)

32

yang diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus nilai di dapat dari skor perolehan dibagi jumlah skor maksimal di kali seratus.

Tabel 3.4 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Siswa

No Rentang Nilai Kategori

1 81-100 Sangat Tinggi

2 66-80 Tinggi

3 51-65 Sedang

4 0-50 Rendah

Berdasarkan KKM di SD Negeri 2 Banjarrejo, siswa dikatakan berhasil jika

memperoleh nilai ≥ 66, kemudian hasil tersebut akan didistribusikan ke dalam

tabel berikut:

Tabel 3.5 Frekuensi Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa

No Nilai Frekuensi Jumlah persentase Kategori

1 2 3 Jumlah Rata-rata

Tuntas Belum Tuntas

C. Indikator Keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan belajar yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan ini adalah :

1. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II. 2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. 3. Nilai siswa mencapai KKM 66.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup kelas IV SD Negeri 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan pembelajaran menggunakan model PBL dapat meningkatkan aktivitas siswa. Pada siklus I pertemuan ke I rata-rata skor aktivitas siswa 52,67 meningkat di pertemuan ke II menjadi 58,67 dengan rerata siklus I sebesar 55,67. Pada siklus II pertemuan ke I rata-rata skor aktivitas siswa 60,33 meningkat di pertemuan ke II menjadi 61dengan rerata siklus II sebesar 60,67. Terjadi peningkatan aktivitas siswa yaitu 5 point rerata dari siklus I ke siklus II.

2. Penerapan pembelajaran menggunakan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa 69, sebesar 65% siswa Tuntas dan 35% siswa belum tuntas. Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 76, dan siswa yang tuntas mencapai


(3)

74

95% hanya 5% siswa yang belum tuntas. Terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 30% dari siklus I ke siklus II.

3. Penerapan pembelajaran menggunakan model PBL dapat meningkatkan kinerja guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2014/2015.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, peneliti memberikan saran dalam penerapan model PBL Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa , antara lain :

1. Bagi siswa, untuk senantiasa menjaga dan memupuk motivasi belajar dengan demikian semangat belajar akan terus terbina secara otomatis akan membudaya senang belajar.

2. Bagi guru, sebaiknya menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dalam proses pembelajaran, karena dengan mengunakan model pembelajaraan PBL siswa akan lebih mudah memahami berbagai materi pembelajaran.

3. Bagi Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasrana yang mendukung pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran menggunakan alat praga dan gambar agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar siswa dapat meninggkat. Sekolah juga hendaknya lebih memperhatikan sistem


(4)

75

terpadu yang mendukung segala aktivitas belajar terutama terkait dengan kedisiplinan para siswa dan kinerja guru.

4. Bagi peneliti lanjutan, agar dapat meningkatkan profesionalisme dan semangat dalam melakukan penelitian, serta dapat mengunakan model pembelajaran PBL dalam melakukan penelitian serupa, agar model pemebelajaran PBL dapat dikenal, dipahami dan diterapkan dalam proses belajar mengajar di sekolah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung. Arends, R.I. 2007. Learning to Teach. McGraw Hill. New York.

Arikunto, Suharsimi. 2011 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Asra dan Sumiati. 2007. Strategi Belajar dan Mengajar di Sekolah Dasar. CV Maulana. Bandung.

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Kencana. Jakarta

Dimyanti dan Mudjiono, 2006. Belajar dan pembelajaran. Dirjen Dekti. Jakarta. Isjoni. 2009. Model Pembelajaran Moderen. Gramedia. Jakarta.

Kemendikbud. 2013 Pendekatan Saintifik. Kemendikbud RI. Jakarta. Kemendikbud 2014, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013

tahun 2014 SD kelas V

Muzamiroh, M.L.2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Kata pena. Jakarta Piaget, 2003/ Belajar dan Faktro yang Mempengaruhinya. Andhi karya.

Jakarta.

Permendikbud 2013 81A Tentang Impelementasi Kurikulum 2013. Jakarta Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran: PT.Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sanjaya, w. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.


(6)

77

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Edisi Revisi) Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana. 2009. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Suherman. 2008. Hakikat Pembelajaran. Wijaya kusuma. Bandung. Suharmi, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Usman, U 2010. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. www.academia.edu/4570365/Aktivitas_Belajar ( di akses tanggal 4 november

2014)

www.slideshare.net/ismdn/teori-hasil-belajar-menurut-para-ahli ( di akses tanggal 4 november 2014)

www.slideshare.net/rikinenengfadilah/aktivitas-belajar-siswa ( di akses tanggal 4 november 2014)


Dokumen yang terkait

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI TEMPEH

0 5 18

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 20 83

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD NEGERI 4 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 27 83

PENERAPAN PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU KELAS IV SD NEGERI 4 BUMI JAWA BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

1 21 160

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 TEMPURAN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 146

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LINGKUNGAN

1 19 69

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B SD NEGERI 01 METRO BARAT

1 23 66

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 58

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 24 52

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 10 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 71