PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG HIV/AIDS DI DUKUH KADRENGAN DESA JOHO KECAMATAN MOJOLABAN SUKOHARJO
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA
SUBUR TENTANG HIV/AIDS DI DUKUH KADRENGAN DESA JOHO
KECAMATAN MOJOLABAN SUKOHARJO
The Effect of Health Education to Fertile Age Woman of Knowledge about
HIV/AIDS in Kadrengan Joho Mojolaban Sukoharjo
Fitria Ika Wulandari, Nur Qusnul Qotimah
Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta
ABSTRACT
Population always increase and the lack of knowledge about the HumanImmuno Virus or Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV / AIDS) is a major
problem for the countries in the world. According to reports from the World Health
Organization (WHO) and the Joint United Nations Programme on HIV / AIDS
(UNAIDS), in 2012 about 34 million people worldwide currently suffer from HIV /
AIDS. In Indoneisa Progression of HIV / AIDS were diagnosed positive and AIDS
cases reported to the ministry from 2005- – 2011 reached 28,041 cases. This study
aimed to determine the effect of education about HIV / AIDS on Fertile age women of
knowledge about HIV / AIDS The research method use d is experiment and measuring instruments used bythe questionnaire. Samples were Kadrengen village, the sampling technique is
purposive sampling with wilcoxon test analysis. The results of wilcoxon test obtained
p significant = 0.000 ( p<0.05), showed there is an effect for knowledge.
The conclusion from this research that there is an effect to increase knowledge
from health education about HIV/AIDS for fertile age woman. Hope health provider
give health education for people in community in order to increase their knowledge.
Key Words : Health hducation, Knowledge, HIV, AIDS, Fertile age woman
ABSTRAK
Populasi selalu meningkat dan kurangnya pengetahuan tentang Virus Human Immuno atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV / AIDS) adalah masalah utama bagi negara-negara di dunia. Menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Program Bersama PBB untuk HIV / AIDS (UNAIDS), pada tahun 2012 sekitar 34 juta orang di seluruh dunia saat ini menderita HIV / AIDS. Di Indoneisa Perkembangan HIV / AIDS didiagnosis positif dan kasus AIDS yang dilaporkan ke pelayanan dari tahun 2005
- – 2011 mencapai 28.041 kasus. Penelitian ini bertujuan
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
untuk mengetahui pengaruh pendidikan tentang HIV / AIDS pada perempuan usia subur terhadap pengetahuan tentang HIV/AIDS.
Metode penelitian menggunakan metode eksperimen dan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Sampel WUS desa Kadrengen, teknik sampling dengan analisis uji wilcoxon. Hasil uji wilcoxon diperoleh p
purposive sampling signifikan = 0,000 (p <0,05), menunjukkan ada pengaruh untuk pengetahuan.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada pengaruh untuk meningkatkan pengetahuan dari pendidikan kesehatan tentang HIV / AIDS untuk wanita usia subur. Berharap penyedia kesehatan memberikan pendidikan kesehatan bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan mereka.
Kata kunci: Pendidikan kesehatan, Pengetahuan, HIV, AIDS, Wanita usia
subur PENDAHULUAN tahun 2005- – 2011secara kumulatif mencapai 28.041 kasus. Berdasarkan Jumlah penduduk yang terus kasus HIV/AIDS tersebut, proporsi meningkat dan rendahnya pengetahuan kumulatif kasus HIV/AIDS tertinggi tentang Human Immuno Virus atau adalah kelompok umur 20
Acquired Immuno Deficiency Syndrom
- –29 tahun (45,9%), diikuti kelompok umur 30
(HIV/AIDS) merupakan masalah besar – 39
- – tahun (31,1%) dan kelompok umur 40 bagi Negara - negara di dunia. Menurut 49 tahun (9,9%)(Rahayu, 2011).
laporan dari World Health Organization Penelitian menunjukkan bahwa
(WHO) dan Joint United Nations HIV/AIDS lebih rentan terjadi di negara
Programme on HIV/AIDS (UNAIDS),
tahun 2012 sekitar 34 juta orang di dunia – negara berkembang. Di Indonesia wanita usia subur (WUS) mempunyai saat ini menderita HIV/AIDS dan angka resiko yang besar terkena HIV/AIDS ini menunjukan kenaikan dibandingkan dan berdasarkan usia yang paling dengan angka di tahun 2007 yaitu 33,2 banyak terkena adalah usia 20 -59 tahun juta yang diakibatkan oleh infeksi dibandingkan usia 1 tingkat tinggi.
- – 17 tahun. Perempuan lebih rentan karena peran
Di Indonesia perkembangan tradisional mereka dalam masyarakat, HIV/AIDS positif yang terdiagnosis dan terutama dalam hal perannya dalam kasus AIDS dilaporkan kementrian dari
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
rumah tangga. Proporsi perempuan untuk infeksi baru HIV/AIDS di Indonesia telah mengalami peningkatan 34 persen.
Penyakit HIV/AIDS ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak terlindungi atau ganti - ganti pasangan. Penyakit HIV/AIDS menjadi masalah penyakit menular seksual terbesar didunia maupun di Indonesia yang paling berbahaya, yang belum ditemukan pengobatannya dan berdampak pada kematian bagi penderitannya. Penyakit HIV/AIDS bisa menyerang pada siapa saja, tetapi perempuan lebih mudah terkena penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, karena saluran reproduksi perempuan lebih dekat ke anus dan saluran kencing (Widyastuti, Rahmawati, Purnamaningrum, 2011).
Pentingnya pendidikan kesehatan masalah HIV/AIDS di Indonesia umumnya dilakukan dengan bentuk penyuluhan, penyuluhan di masyarakat khususnya wanita usia subur yang sudah menikah maupun yang belum menikah dilakukan oleh lembaga
Karena wanita usia subur rawan sekali dalam berhubungan seksual yang tidak terlindungi atau ganti ganti pasangan seksual yang bisa mengakibatkan terkena virus HIV/AIDS (Benita, 2012).
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo melaporkan bahwa kejadian HIV/AIDS dan penyakit menular seksual tahun 2011 sebanyak 290 kasus dan jumlah kematian HIV/AIDS di Sukoharjo adalah 3 orang. Data dari Puskesmas Mojolaban melaporkan tahun 2011 jumlah penyakit menular seksual sebanyak 12 kasus dan salah satunya meninggal karena HIV/AIDS. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo di Puskesmas Mojolaban melaporkan kegiatan penyuluhan berkelompok sejumlah 1.506 tetapi belum mencakup penyuluhan tentang HIV/AIDS (Dinas Kesehatan Kota Kabupaten Sukoharjo, 2011).
Berdasarkan wawancara pada wanita usia subur di Dukuh Kadrengan Desa Joho masih banyak yang tidak tahu tentang HIV/AIDS. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang HIV/AIDS terhadap tingkat pengtahuan wanita usia subur
- – lembaga seperti Puskesmas, BKKBN dan PKBI.
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
tentang HIV/AIDS di Dukuh Kadrengan, Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.
METODE PENELITIAN
Variabel adalah gejala yang menjadi fokus dalam penelitian. Variabel menunjukkan atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu. Misalnya kadar HB, gizi, suhu dan kompetensi bidan. Variabel Bebas (Independen Variabel) adalah variabel bebas atau independen sering disebut juga variabel, prediktor, stimulus, input, antencendent atau variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah Penyuluhan Tentang HIV/AIDS. Variabel (Dependent
Variabel ) adalah Variabel dependent
atau terikat sering juga disebut variabel kriteria, respon dan output (hasil). Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini variabel terikat adalah pengetahuan wanita usia subur tentang HIV/AIDS (Setiawan dan Saryono, 2010).
Hipotesis penelitian adalah ada pengaruh antara penyuluhan HIV/AIDS terhadap pengetahuan pada Wanita usia subur di Dukuh Kadrengan, Joho, Sukoharjo.
Jenis penelitian ini adalah Eksperimen adalah penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan (Notoatmodjo,2010).
Rancangan penelitian ini menggunakan quasieksperimen.
quasieksperimen adalah kuasi yang
dalam upuya mengendalikan variable luar tidak menggunakan prosedur randomisasi subjek. Rancangan Eksperimen yang terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil Eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
mata dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam praeksperimen tidak ada variabel control, dan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono,2010).
One group pretest posttest design,
yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk menilai satu kelompok saja secara utuh. Rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama pretest yang memungkinkan menguji perubahan
- – perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program).
Populasi adalah seluruh subyek penelitian yaitu semua wanita usia subur (WUS) di dukuh Kadrengan, Joho, Mojolaban, Sukoharjo. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Setiawan dan Saryono, 2010) n = n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Standar error (10%)
Teknik sampling adalah cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian. Pada penelitian ini menggunakan teknik sampling Purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah di ketahui sebelumnya. Peneliti mengidentitifikasi semua karakteristik populasi, dengan mengadakan studi pendahuluan atau mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi (Notoatmodjo,2010).
Instrumen penelitian adalah alat- alat yang digunakan untuk pengumpulan data yang dapat berupa: kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data, dan sebagainya. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik, sudah matang dimana responden tinggal memberikan jawaban dengan member tanda tertentu (Hidayat, 2010).
Menurut Notoatmodjo tahun 2010 Analisa univariat adalah analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat bertujuan untuk
1+(N.e
2
) N
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
menjelaskan atau mendeskripsikan pengaruh penyuluhan HIV/AIDS karakteristik setiap variabel penelitian. terhadap pengetahuan wanita usia subur Pada umumnya pada analisis ini hanya antara sebelum dan sesudah diberikan menghasilkan distribusi frekuensi dan penyuluhan tentang HIV/AIDS,sehingga presentase dari tiap variabel. Setelah uji hipotesis yang digunakan uji t seluruh data yang dikumpulkan berpasangan (uji parametrik) jika disajikan dalam bentuk tabel kemudian memenuhi syarat distribusi normal, diolah dengan menggunakan tetapi jika tidak memenuhi syarat maka perhitungan prosentase untuk setiap digunakan uji alternatifnya yaitu uji alternatif jawaban per item pertanyaan Wilcoxon dengan menggunakan program caranya yaitu dengan membagi computer SPSS (Dahlan M.S,2011). frekwensi jawaban (f) dengan jumlah Hasil analisa diambil kesimpulan : skor seluruh item soal (n) dan dikalikan a. Bila , H diterima, berarti 100 % dengan rumus : ada pengaruh pemberian penyuluhan tentang HIV/AIDS terhadap
f
pengetahuan wanita usia subur
P x 100 % n
tentang HIV/AIDS. keterangan :
b. Bila , H ditolak, berarti P = Prosentase tidak ada pengaruh pemberian n = jumlah pertanyaan penyuluhan tentang HIV/AIDS ƒ = jumlah jawaban benar terhadap pengetahuan wanita usia (Budiarto,2002) subur tentang HIV/AIDS.
Analisa bivariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolaborasi (Setiawan dan Saryono,2010). Dalam penelitian bivariat digunakan untuk menganalisa
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
n Med (min- max) Rerata P
2 Cukup
8
14.5
3 Kurang Total 55 100
Analisis Bivariat
Tabel 3. Hasil Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan WUS
Pengetahuan sebelum penyuluhan
47
55
16 (11-30) 16.65 0,000 Pengetahuan sesudah penyuluhan
55
26 (20-30)
analisis uji Wilcoxon hasil dari perbandingan sebelum dan sesudah penyuluhan yaitu 16.65 dan 25.83. Pada saat sebelum penyuluhan (pretest) terlihat rerata pengetahuan lebih rendah daripada sesudah diberikan penyuluhan, Hasil uji Wilcoxon diperoleh signifikan 0,000 < p < 0,05 dengan demikian disimpulkan bahwa “terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan”.
Berdasarkan tabel 1 hasil analisis data tentang pengetahuan wanita usia subur sebelum diberikan penyuluhan (pretest) menunjukkan bahwa memiliki tingkat pengetahuan yang kurang sebanyak 20 subjek yaitu (36%), tingkat pengetahuan yang cukup sebanyak 21 subjek yaitu (38,2%), dan tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 14 subjek yaitu (25,5%). Dari hasil tingkat pengetahuan wanita usia subur (pretest) mayoritas mempunyai nilai berpengetahuan cukup (38,2%). Hal ini disebabkan mereka mempunyai pendidikan yang dilatarbelakangi dari pendidikan menengah (54,5%) kebawah seperti lulusan dari SMA dan SMF, SMK. Sesuai dengan faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu menjelaskan ada lima faktor yang
85.5
1 Baik
ISSN : 2407 - 2656 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan Pembahasan Analisis Univariat
25.5
Pengetahuan tentang HIV/AIDS Tabel
1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan sebelum penyuluhan
No Pengetahuan Responden
Frekuensi N %
1 Baik
14
2 Cukup
Frekuensi N %
21
38.2
3 Kurang
20
36.4 Total 55 100 Tabel
2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan setelah penyuluhan
No Pengetahuan Responden
25.83 Dari tabel 3 menyajikan hasil
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya, bahwa pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Wawan dan Dewi, 2010).
Pendidikan adalah suatu usaha menanamkan pengertian dan tujuan agar pada diri manusia (masyarakat) tumbuh pengertian,sikap dan perubahan positif, dengan demikian semakin tingginya tingkat pendidikan maka diharapkan akan semakin luas pula pengetahuan responden serta semakin mudah dan cepat pula untuk menerima berbagai informasi dari berbagai media khususnya tentang HIV/AIDS dan kaitannya dengan kesehatan. Pernah diteliti oleh Rusimah dengan penelitian tentang pengaruh penyuluhan Diabetes Mellitus terhadap pengetahuan Gizi dengan kepatuhan diet penderita Diabetes Mellitus dengan hasil pretest 41,2% dan posttest 58,8%, menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang pernah ditempuh maka semakin mudah menyerap informasi baru (Rusimah, 2010).
Berdasarkan tabel 2 hasil analisa data tentang pengetahuan wanita usia subur sesudah diberikan penyuluhan (posttest) menunjukkan bahwa memiliki tingkat pengetahuan yang cukup 8 subjek yaitu (14,5%), tingkat pengetahuan yang baik 47 subjek yaitu (85,5%) dan tingkat pengetahuan yang kurang tidak ada yaitu (0%). Dari hasil pengetahuan wanita usia subur sesudah diberikan penyuluhan (posttest) mayoritas mempunyai hasil tingkat pengetahuan yang baik (85,5%). Hal ini disebabkan karena telah diadakan penyuluhan tentang HIV/AIDS sehingga tingkat pengetahuan wanita usia subur lebih baik daripada sebelum diberikan penyuluhan. Menurut Notoatmodjo, penyuluhan adalah pendidikan kesehatan dalam faktor - faktor predisposisi, yang bertujuan kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat. Menurut DEPKES RI penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari berbagai kegiatan yang berlandaskan pada prinsip
- – prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok dan
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok, dan meminta pertolongan bila perlu (Nugroho dan Setiawan, 2010).
- – prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok, dan meminta pertolongan bila perlu (Nugroho dan Setiawan, 2010) .
Hal ini sejalan dengan penelitian yang sejenis di SMP Kristen Gergaji tentang kesehatan reproduksi di mana terdapat peningkatan setelah diberikan penyuluhan, yaitu pengetahuan pretest 59% dan pengetahuan posttest 70% (Benita, 2012).
Berdasarkan tabel 3 hasil analisis data tentang tingkat pengetahuan menunjukkan perbandingan tingkat pengetahuan wanita usia subur sebelum penyuluhan (pretest) dan tingkat pengetahuan wanita usia subur sesudah penyuluhan (postest). Tingkat pengetahuan yang didapatkan sebelum penyuluhan didapatkan rerata yaitu 16.65 dan tingkat pengetahuan sesudah penyuluhan didapatkan rerata yaitu
25.83. Hal ini menunjukan perbandingan atau perbedaan antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan, bahwa ada perbedaan dan ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang HIV/AIDS.
Menurut DEPKES RI penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari berbagai kegiatan yang berlandaskan pada prinsip
Hal ini sejalan dengan penyuluhan merupakan salah satu bentuk cara pendidikan kesehatan, serta penelitian tentang pengaruh penyuluhan tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir terhadap pengetahuan dan sikap kepala keluarga di Makasar yang menyatakan terdapat peningkatan setelah diberikan penyuluhan, yaitu pengetahuan dan sikap sebelum diberikan penyuluhan sebesar 56,8% dan 54,1%. Setelah dibeikan penyuluhan pengetahuan dan
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
sikap sebesar 78,4% dan 83,8% (Djafar, signifikan p=0,000 (p<0,005). (Djafar, Mantu, Patellongi; 2012). Mantu, Patellongi; 2012).
Dari hasil menunjukan bahwa nilai significan p=0,000, dan p<0,005 jadi SIMPULAN DAN SARAN dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh
Simpulan
penyuluhan yang significan terhadap
1. Hasil tingkat pengetahuan wanita usia tingkat pengetahuan wanita usia subur di subur di Dukuh Kadrengan, Desa
Dukuh Kadrengan Desa Joho Joho, Kecamatan Mojolaban,
Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo sebelum diberikan
Sukoharjo. Dalam Undang - undang penyuluhan mempunyai nilai tingkat Republik No. 23 Tahun 1992 tentang pengetahuan yang cukup. kesehatan, pasal 38 ayat 1, tertulis
2. Hasil tingkat pengetahuan wanita usia bahwa “ penyuluhan kesehatan subur di Dukuh Kadrengan, Desa masyarakat merupakan kegiatan yang
Joho, Kecamatan Mojolaban, melekat pada setiap upaya kesehatan”. Sukoharjo sesudah diberikan Penyuluhan kesehatan masyarakat penyuluhan mempunyai tingkat diselenggarakan untuk mengubah pengetahuan yang baik. perilaku seseorang atau kelompok
3. Ada pengaruh penyuluhan HIV/AIDS masyarakat agar hidup sehat melalui terhadap tingkat pengetahuan wanita komunikasi, informasi, dan edukasi usia subur tentang HIV/AIDS di (Benita, 2012). Dukuh Kadrengan, Desa Joho,
Hal ini sejalan dengan penelitian Sukoharjo. sejenis tentang pengaruh penyuluhan
Saran
tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir
1. Peneliti terhadap pengetahuan dan sikap kepala Dapat dijadikan masukan bagi keluarga di Makasar dimana terdapat peneliti lain untuk dapat pengaruh penyuluhan terhadap mengembangkan penelitian ini pengetahuan dan sikap dengan nilai
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
2. Institusi Pendidikan penyuluhan kesehatan dan mencari Dapat mengembangkan pengetahuan informasi di internet atau konseling dan meningkatkan pengetahuan dengan tenaga kesehatan HIV/AIDS lebih luas agar bisa mencegah terjadinya HIV/AIDS dan
DAFTAR PUSTAKA
bisa untuk pembelajaran baik secara Anonymous. Jumlah Kasus HIV/AIDS
dan Infeksi Menular Seksual
keilmuan dan pengembangan
Lainnya Menurut Jenis Kelamin, akademi. Kecamatan, dan puskesmas kabupaten Sukoharjo . 2011.
3. Masyarakat Didapat dari:
Diharapkan dapat meningkatkan
dkk.sukoharjokab.go.id/.../PROFI L%20KAB.%20SUKOHARJO%20
pengetahuan tentang HIV/AIDS agar
2011.pdf
bisa terhindar dari penyakit Benita NR. Pengaruh Penyuluhan
HIV/AIDS dan bisa mencegah
Terhadap Tingkat Pengetahuan
terjadinya HIV/AIDS
Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Siswa SMP Kristen
4. Bagi Tenaga Kesehatan
Gergaji . 2012. Didapat dari:
Agar meningkatkan perannya dalam
peningkatan pengetahuan kesehatan
tentang HIV/AIDS dengan Budiarto. Bioststatistika untuk penyuluhan kesehatan terutama
kedokterandan kesehatan
HIV/AIDS dan diperlukan kerja sama
masyarakat. Jakarta: Buku kedokteran ECG;2002.h.37.
antara masyarakat, tenaga kesehatan, serta pihak lainnya untuk dapat Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran
dan kesehatan . Jakarta: Salemba
mengembangkan penyuluhan tentang Medika; 2011.h.81. HIV/AIDS di lingkungan masyarakat.
5. Bagi Responden Bisa meningkatkan pengetahuan wanita usia subur tentang pentingnya pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan membaca buku atau ikut
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
Djafar MI, Mantu FN, Patellongi IJ. Setiawan
A, Saryono. Metodologi
Pengaruh Penyuluhan Tentang penelitian kebidanan DIII, DIV, Kesiapsiaagaan Bencana Banjir SI, dan S2. Yogyakarta: Nuha Terhadap Pengetahuan Dan Sikap medika; 2011.h.99 – 128. Kepala Keluarga Di Desa Romang Tangaya Kelurahan Tamanggapa Sugiyono.Statistika untuk penelitian. Kecamatan Manggala Kota Bandung: Alfabeta;h. 74. Makassar . Didapat dari:
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files Wawan A, Dewi M. Teori dan /6d9de94803c2b27bd2d0a69668cb pengukuran pengetahuan sikap e23c.pdf dan perilaku manusia .
Yogyakarta: Nuha medika; Hidayat.A. Metode penelitian kebidanan 2011.h.11 – 8.
dan teknik analisis data . Jakarta:
A, 188. Purnamaningrum EY. Kesehatan
- – Salemba medika; 2010. H.87 Widyastuti Y, Rahmawati
reproduksi. Yogjakarta: fitramaya;
NotoatmodjoS. Metodologi penelitian 2009.h.38 –9.
kesehatan. Jakarta: Rineka cipta; 2010. h.57-87;124-5;182.
Nugroho T, Setiawan A. Kesehatan
wanita, gender, dan permasalahannya. Yogyakarta:
Nuha medika; 2010. h.94 - 100; 122 – 5.
Rahayu E. Menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan .
Jakarta: SalembaMedika; 2011.h.85 . Rusimah. Pengaruh Penyuluhan
Diabetes Mellitus Terhadap Pengetahuan Gizi Dengan kepatuhan diet penderita Diabetes Mellitus Di Banjarmasin . Didapat
da & pengetahuan)