PENGARUH FORMULA JAMU HIPERKOLESTEROLEMIA TERHADAP FUNGSI HATI Effect of jamu formula for hipercolesterolemia on heart function

PENGARUH FORMULA JAMU HIPERKOLESTEROLEMIA TERHADAP FUNGSI HATI

  

Effect of jamu formula for hipercolesterolemia on heart function

Agus Triyono, Sunu Pamadyo Tanjung Ismoyo

  Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Jl. Lawu no 11 Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah

  E-mail: agustriyono_21@yahoo.com

  

ABSTRAK

Dalam rangka saintifikasi jamu, yaitu mencari bukti ilmiah khasiat dan keamanan formula jamu sebagai

penurun kadar kolesterol, maka dilakukan penelitian uji klinik pengaruh formula jamu hiperkolesterolemia

terhadap fungsi hati. Formula jamu satu dosis terdiri : daun jati belanda 5 gram, daun kemuning 5 gram,

rimpang temu lawak 5 gram, rimpang kunyit 3 gram, dan herba meniran 3 gram). Formula tersebut secara

empiris, hasil uji praklinik dan observasi klinik terbukti berkasiat menurunkan kadar kolesterol dan aman

dalam penggunaannya. Uji klinik dilakukan dengan rancangan penelitian pre-post design. Uji klinik dilakukan

di Klinik Saintifikasi Jamu. Penelitian melibatkan 40 subyek penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi. Protokol penelitian telah mendapat persetujuan etik penelitian dari Komisi Etik Penelitian

Kesehatan Badan Litbang Kesehatan Jakarta. Subyek penelitian yang telah menandatangani informed consent,

pada H0 dilakukan anamnesis identitas subyek, riwayat penyakit, gejala klinis, pemeriksaan fisik diagnostik,

dan pemeriksaan laboratorium fungsi hati (SGOT dan SGPT). Subyek penelitian diberikan bahan uji formula

jamu hiperkolesterolemia untuk penggunaan selama tujuh hari, kemudian kontrol seminggu sekali sampai

delapan minggu, setiap kontrol diberikan bahan uji untuk penggunaan selama satu minggu. Pada hari pertama

(H1), subyek penelitian merebus formula simplisia (sediaan kering) sesuai petunjuk cara penyajian kemudian

minum air rebusan formula jamu sehari tiga kali satu gelas selama 56 hari. Subyek penelitian kontrol setiap

seminggu sekali untuk dilakukan anamnesis kemungkinan efek samping formula jamu dan pemeriksaan

fisik diagnostik. Dilakukan pemeriksaan fungsi hati (SGOT dan SGPT) pada subyek penelitian setiap empat

minggu sekali. Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada subyek penelitian selama perlakuan dan sesudah

perlakuan tidak ditemukan efek samping yang bermakna. Hasil analisis uji t berpasangan didapatkan bahwa

tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar SGOT (t = -0,09, p = 0,925 (p>0,05)) dan SGPT (t = -1,73, p

= 0,093 (p>0,05)) sebelum dan sesudah pemberian formula jamu hiperkolesterolemia hari ke-28, dan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna kadar SGOT (t = -0,05, p = 0,959 (p>0,05)) dan SGPT ( t = -1,63, p = 0,113

(>0,05)) sebelum dan sesudah pemberian formula jamu hiperkolesterolemia hari ke-56. Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa pemberian formula jamu hiperkolesterolemia sampai hari ke-56 secara klinis tidak

ditemukan efek samping yang bermakna dan tidak mengganggu fungsi hati.

  Kata kunci: Uji klinik, formula jamu hiperkolesterolemia, fungsi hati Volume 6, No. 2, Desember 2013

  Agus Triyono, Sunu Pamadyo Tanjung Ismoyo ABSTRACT

  

Has conducted research on the effect of hypercholesterolemia herbal formulas liver function. Herbal formula

consists dose: 5 g leaves of Dutch identity, 5 g of yellow leaves, rhizomes meeting buffoonery 5 g, 3 g turmeric, and

herbs meniran 3 g. The empirical formula and through preclinical trials berkasiat proven to lower cholesterol

levels and safety in experimental animals. To determine the level of safety of herbal medicine on liver function

Clinic, involving 40 subjects who have met the inclusion and exclusion criteria. Subject H0 conducted research

on the subject of identity history, medical history, clinical symptoms , physical examination diagnostic , and liver

function tests (SGOT and SGPT). Research subjects were given the test material hypercholesterolemia herbs to

use for 7 days to eight weeks, the test material consumption of the cup three times a day for 56 days. Further

studies are required to control each subject once a week to do the history of the possibility of side effects herbal

formulas and physical examination diagnostic. Liver function tests ( SGOT and SGPT ) on the subject of research

conducted once every four weeks. Results of history and physical examination on the subject of research for the

treatment and after treatment found no significant side effects. The results of a paired t test analysis showed

that there was no significant difference AST levels before and after the administration of herbal formulas of

hypercholesterolaemia on day 28, and no significant difference before and after the administration levels herbal

formula hypercholesterolemia 56 th day. From these results it can be concluded that the administration of herbal

formulas of hypercholesterolaemia to day 56 was not found to be clinically significant side effects and does not

interfere with liver function.

  Key words: clinical study, hypercholesterolemia herbal formulas, liver function

PENDAHULUAN merupakan senyawa kompleks antara lemak dan

  Hiperkolesterolemia adalah keadaan protein, lipoprotein terdiri empat jenis yaitu dimana terjadi kelebihan kadar kolesterol dalam kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), darah. Kadar kolesterol yang tinggi ini bisa low density lipoprotein (LDL) dan high density merusak dinding pembuluh darah dan dapat liproprotein (HDL). Kilomikron mengandung memicu timbulnya berbagai penyakit baik 96% trigliserida; 1,7% protein 1,55% kolesterol, penyakit jantung koroner (PJK) oleh proses dan 0,8% fosfolipid. Kilomikron berfungsi artherosklerosis atau kerusakan otak (stroke). sebagai pengangkut lemak dari usus ke tempat- Empat puluh persen kematian mendadak tempat yang membutuhkan. VLDL mengandung akibat serangan jantung disebabkan oleh 60% trigliserida, 15% kolesterol, 10% protein, hiperkolesterolemia. Di Indonesia, terdapat dan 15% fosfolipid. Fungsi VLDL adalah 36 juta penduduk (18%) yang menderita sebagai pengangkut trigliserida endogen dari hiperkolesterolemia (Braunwald et al., 2001). tempat tempat pembentukanya ke tempat yang

  Kolesterol di dalam darah 70% beredar membutuhkan. Selanjutnya LDL mengandung tidak dalam keadaan bebas, tetapi berada 10% trigliserida, 45% kolesterol, 25% protein, dalam partikel-partikel lipoprotein. Lipoprotein dan 20% fosfolipid. Dapat dilihat bahwa LDL

  Volume 6, No. 2, Desember 2013

  Volume 6, No. 2, Desember 2013 PENGARUH FORMULA JAMU HIPERKOLESTEROLEMIA TERHADAP FUNGSI HATI Effect of jamu formula for hipercolesterolemia on heart function

  mengandung kolesterol yang cukup tinggi. Hal ini berarti, peningkatan kadar LDL di dalam darah selalu di sertai hiperkolesterolemia. LDL berfungsi mengangkut kolesrerol dari sel yang satu ke sel yang lainya dan diperlukan (Braunwald et al., 2001).

  Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia, dan merupakan komponen struktural membran sel dan lipoprotein plasma, serta sebagai bahan awal pembentukan asam empedu dan hormon steroid. Sterol dan derivatifnya sukar larut dalam larutan berair tetapi larut dalam pelarut organik terutama alkohol, sehingga senyawa ini dimasukkan dalam golongan lipid (Braunwald et al., 2001).

  Penyakit hiperkolesterolemia membu- tuhkan terapi jangka panjang dan cenderung memerlukan pengobatan seumur hidup. Kondisi ini sering menyebabkan penderita bosan dengan pengobatan konvensional dan memilih pengo- batan alternatif termasuk obat tradisional/jamu.

  Berdasarkan Permenkes No.003/ MENKES/PER/I/2010 tentang Saintifikasi Jamu disebutkan bahwa saintifikasi jamu adalah pembuktian ilmiah khasiat dan keamanan jamu. Saintifikasi jamu dilakukan melalui observasi klinik yaitu penelitian berbasis pelayanan kesehatan yang merupakan terobosan Kementerian Kesehatan dalam upaya memberikan dukungan ilmiah (evidence based) terhadap jamu untuk dapat dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan formal. Kecenderungan back to nature masyara- kat Indonesia maupun manca negara saat ini, merupakan suatu peluang yang cukup besar bagi obat bahan alam untuk menggantikan obat modern walaupun belum secara penuh. Pelu- ang pasar masih cukup luas untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Kebu- tuhan dalam negeri meningkat setiap tahunnya lah Industri Obat Tradisional (IOT) dan Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) di Indonesia (ISFI, 2008).

  Ada beberapa tanaman berdasarkan uji praklinis dan observasi klinis berkhasiat menu- runkan kadar kolesterol darah, yaitu jati belanda, kemuning dan kelembak. Jati belanda (Guazuma

  ulmifolia Lamk) mengandung tanin dan musi-

  lago. Kandungan lainnya yaitu resin, flavonoid, karotenoid, asam fenolat, zat pahit, karbohidrat, kafein, terpen, juga senyawa-senyawa lain sep- erti sterol, beta-sitosterol, friedelin-3-alfa-asetat, friedelin-3-beta-ol,alkoloida serta karbohidrat dan minyak lemak. Tanin yang banyak terkand- ung di bagian daun, mampu mengurangi penyer- apan makanan dengan cara mengendapkan mu- kosa protein yang ada dalam permukaan usus. Sementara itu, musilago yang berbentuk lendir bersifat sebagai pelicin. Dengan adanya musi- lago, absorbsi usus terhadap makanan dapat di- kurangi. Hal ini yang menjadi alasan banyaknya daun jati belanda yang dimanfaatkan sebagai obat susut perut dan pelangsing. Dalam perkem- bangannya, daun jati belanda juga banyak di- manfaatkan untuk mengatasi penyakit kolesterol dan rematik (ISFI, 2008).

  Kemuning (Murraya paniculata [L.] Jack) biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Daun kemuning mengandung Volume 6, No. 2, Desember 2013 Agus Triyono, Sunu Pamadyo Tanjung Ismoyo

  kadinen, metil-anthranilat, bisabolen, P-earyophyllen, geraniol, karene-3, eugenol, sitronellol, metil-salisylate, s-guaiazulen, osthol, panikulatin, tanin, dankumarin. Kulit batang mengandung mexotioin, 5-7-dimethoxy-8- bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya mengandung semi-ec-carotenone.

  Kelembak (Rheum officinale Baill) mengandung flavonoida, di samping itu akarnya juga mengandung glikosida dan saponin, sedangkan daunnya juga mengandung polifenol (ISFI, 2008).

  Sehubungan dengan hal diatas, telah dilakukan penelitian uji klinik pengaruh formula jamu hiperkolesterolemia terhadap fungsi hati sebagain dasar pemanfaatan di masyarakat dan pelayanan kesehatan formal. Menilai pengaruh formula jamu hiperkolesterolemia terhadap fungsi hati.

  Uji klinik dilakukan dengan rancangan penelitian pre-post test design. Uji klinik dilakukan di Klinik Saintifikasi Jamu. Penelitian melibatkan 40 subyek penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah : subyek dengan kadar kolesterol darah 200-300 mg/dl, Usia 20-65 tahun, laki-laki atau perempuan, bersedia mengikuti penelitian/ jadwal follow up dengan menandatangani

  informed consent. Kriteria eksklusi adalah :

  perempuan hamil atau menyusui (berdasarkan pengakuan), subjek dengan komplikasi penyakit berat (misal kanker stadium lanjut/ terminal dll).

  Bahan baku yang digunakan sebagai simplisia diambil dari daerah Karanganyar, determinasi dan pengelolaan simplisia dilakukan di Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu. Bahan baku simplisia terlebih dahulu melalui proses pemilihan bahan secara fisik, kemudian diuji kromatografi lapis dan kontrol kualitas dilakukan oleh tim Quality

  Control Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

  Tanaman Obat dan Obat Tradisional Bahan dicuci dengan air yang mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel, kemudian diangin-anginkan dilanjutkan pengeringan di dalam oven suhu 50°C selama 7 jam. Simplisia kering dilakukan pengemasan dengan dosisrimpang temulawak 5 gr, daun jati belanda 5 gr, daun kemuning 5 gr, rimpang kunyit 3 gr, herba meniran 3 gr.

  Subyek penelitian yang telah menandatangani informed consent, pada H0 dilakukan anamnesis identitas subyek, riwayat penyakit, gejala klinis, pemeriksaan fisik diagnostik, dan pemeriksaan laboratorium fungsi hati (SGOT dan SGPT). Subyek penelitian diberi formula jamu dalam jumlah untuk penggunaan selama satu minggu, kemudian kontrol seminggu sekali sampai delapan minggu, setiap kontrol diberikan bahan uji formula jamu untuk penggunaan selama satu minggu. Mulai hari pertama subjek penelitian merebus dan minum jamu (satu kemasan direbus dengan 5 gelas (200 cc) air sampai mendidih sehingga air tinggal 3 gelas diminum pagi, siang dan sore), satu kemasan untuk satu hari, hari berikutnya merebus kemasan yang baru. Subyek penelitian kontrol setiap seminggu sekali untuk dilakukan anamnesis kemungkinanefek samping dan

METODE PENELITIAN

PENGARUH FORMULA JAMU HIPERKOLESTEROLEMIA TERHADAP FUNGSI HATI

  Effect of jamu formula for hipercolesterolemia on heart function dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik. samping yang bermakna.

  Dilakukan pemeriksaan laboratorium fungsi hati Rerata nilai SGOT dan SGPT subyek (SGOT dan SGPT) setiap empat minggu sekali. penelitian sebelum dan sesudah perlakuan Penelitian ini telah mendapatkan ethical ditampilkan pada Tabel 1.

  clearance dari Komisi Etik Badan Penelitian Tabel 1.Rerata nilai SGOT dan SGPT subjek penelitian sebelum dan sesudah perlakuan

  Parameter Hari Kesehatan RI di Jakarta.

  H0 H28 H56 SGOT 27,93 21,91 20,74

HASIL DAN PEMBAHASAN

  SGPT 21,54 20,71 20,76

  Telah dilakukan penelitian uji klinik efek formula jamu hiperkolesterolemia di Klinik Untuk mengetahui pengaruh pemberian

  Saintifikasi Jamu. Subyek penelitian berjumlah formula jamu hiperkolesterolemia terhadap 40 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan fungsi hati, dilakukan analisis perbedaan kadar eksklusi telah mengikuti penelitian ini.

  SGOT dan SGPT sebelum dan setelah pemberian Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik jamu dengan uji t berpasangan. Hasil analisis pada subyek penelitian selama perlakuan tersebut ditampilkan pada Tabel2. dan Tabel 3. dan sesudah perlakuan tidak ditemukan efek

  Tabel 2. Analisis Perbedaan Kadar SGOT dan SGPT sebelum perlakuan (H0) dan sesudah perlakuan (H28)

Sebelum intervensi (H0) Sesudah intervensi (H28)

Fungsi hati t p mean SD mean SD

  

SGOT (mg/dL) 25,88 13,84 26,23 19,12 -0,09 0,925

SGPT (mg/dL) 25,73 12,35 30,80 21,49 -1,73 0,093

Tabel 3. Analisis Perbedaan Kadar SGOT dan SGPT sebelum perlakuan (H0) dan sesudah perlakuan (H56)

  

Sebelum intervensi (H0) Sesudah intervensi (H56)

Fungsi hati t p mean SD mean SD

  SGOT (mg/dL) 25,66 13,88 25,88 19,22 -0,05 0,959

SGPT (mg/dL) 25,34 12,28 30,83 21,15 -1,63 0,113 Volume 6, No. 2, Desember 2013 Agus Triyono, Sunu Pamadyo Tanjung Ismoyo

  Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak DAFTAR PUSTAKA terdapat perbedaan yang bermakna kadar SGOT Braunwald E., Fauci AS., Kasper DL., Hauser SL., (t = 1,58, p = 0,120 (p>0,05)) dan SGPT (t = Longo DL., Jameson JL. 2001. Horrison’s th 0,63, p = 0,533 (p>0,05)) sebelum dan sesudah Principles of Internal Medicine. 15 edition. pemberian formula jamu hiperkolesterolemia Mc Grow Hill, New York hari ke-28.

  Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang terdapat perbedaan yang bermakna kadar SGOT Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional.

  (t = 0,78, p = 0,439 (p>0,05)) dan SGPT ( t = Jakarta. 0,37, p = 0,717 (>0,05)) sebelum dan sesudah Peraturan Menteri Kesehatan Republik pemberian formula jamu hiperkolesterolemia Indonesia. Nomor: 003/MENKES/PER hari ke-56.

  /I/ 2010 tentang Saintifikasi Jamu dalam Enzim SGOT (serum glutamic oxaloacetic Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan.

  transminase) dan SGPT (serum glutamic pyruvic Jakarta. 2010. transaminase) merupakan transaminase I.S.F.I. dan GP. JAMU dan Obat Tradisional.

  serum yang peka pada kerusakan sel-sel hati. 2008. Daftar Obat Alam (DOA). Edisi III. Peningkatan 2x atau lebih dari harga normal Himpunan Seminar Apoteker Industri Obat enzim SGOT dan SGPT merupakan tanda pasti Tradisional PD. ISFI. Jawa Tengah. adanya gangguan sel hati. Kenaikan enzim- Mc.Gilvery RW. and Golstein GW. 1996. Biokimia enzim tersebut bisa disebabkan kerusakan sel- Suatu Pendekatan Fungsional, Edisi ketiga, sel hati oleh ramuan jamu atau obat-obatan yang Airlangga University Press, Jakarta toksik terhadap sel sel hati (hepatotoksik). Hasil analisis diatas didapatkan nilai SGOT dan SGPT sebelum dan sesudah minum ramuan jamu tidak berbeda bermakna, berarti penggunaan ramuan jamu penurun kadar kolesterol darah selama 56 hari tidak mengganggu fungsi hati (Mc. Gilvery and Golstein, 1966).

  KESIMPULAN

  Penggunaan ramuan jamu penurun kadar kolesterol darah selama 56 hari tidak mengganggu fungsi hati.

  Volume 6, No. 2, Desember 2013