PERANAN KOMPENSASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI DALAM PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci)

  PERANAN KOMPENSASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI DALAM PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci) JURNAL YUSES ALKADIRA MITAS NPM. 1210018212019 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

  

Peranan Kompensasi sebagai Variabel Moderasi dalam Pengaruh Motivasi

Kerja, Kepuasan Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai

(Studi Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci)

  1 Yuses Alkadira Mitas, Syafrizal Chan, Surya Dharma

  1 Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

email: yuzes_alkadira@yahoo.co.id

Abstract

  

This study is to find out how the role of compensation as a moderating variable in the

influence of work motivation, job satisfaction and leadership style on employee

performance in the Kerinci District Health Department. The object of research is

around the Kerinci District Health Bureau staff as many as 119 people. The study was

conducted by survey method. The data were analyzed using descriptive statistics,

Multiple Linear Regression and Moderated Regression Analysis (MRA). Data

processing is performed using the program statistical package for Social Science

(SPSS) version 16.0The results found that the compensation act as moderating

variable in the influence of work motivation, job satisfaction and leadership style on

employee performance. Thus, these variables are very important variable in the

formation of employee performance at the District Health Office Kerinci.

  

Keywords: Motivation, job satisfaction, leadership style, compenastion and

performance

  

PENDAHULUAN yang telah ditetapkan adalah Dinas

  Keberhasilan setiap organisasi Kesehatan Kabupaten Kerinci. Fenomena termasuk organisasi pemerintah sangat yang berkaitan dengan kinerja pegawai ditentukan oleh kinerja aparatur atau dapat dilihat dari data skunder yang pegawainya. Rivai dan Sagala (2009) dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan menjelaskan bahwa kinerja adalah perilaku Kabupaten Kerinci dimana selama tahun nyata yang ditampilkan setiap orang 2013 Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh hanya mampu merealisasikan rencana karyawan sesuai dengan peranannya dalam kerja sebesar 56,81%. Hal memberikan perusahaan. indikasi bahwa masih rendahnya kinerja

  Salah satu organiasi pemerintah yang pegawai Dinas Kesehatan kabupaten menyadari pentingnya peranan kinerja Kerinci. pegawai dalam muwujudkan visi dan misi

  Berdasarkan telaah literatur MSDM, dinatara faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah motivasi kerja (Hasibuan, 2007; Robbins, 2006), kepuasan kerja (Mangkunegara, 2009), dan gaya kepemimpinan (Luthans, 2006).

  atau analisis regresi moderasi. Tujuan menggunakan MRA dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan variabel kompensasi (M) sebagai variabel moderasi pada pengaruh motivasi kerja (X 1 ), kepuasan kerja (X 2 ) dan gaya kepemimpinan (X 3 ) terhadap kinerja pegawai (Y) dengan dengan menggunakan metode interaksi (Suliyanto, 2011) dengan persamaan sebagai berikut: Y = α+β 1 X 12 X 23 X 34 X 4 +ε ….. .(a)

  Pegawai (Y)

  (M) Kinerja

  Kerja Kompensasi

  Kinerja pegawai adalah uatu ukuran tingkat pencapaian prestasi kerja pegawai Motivasi Kepuasan

  Definisi dan Operasional Variabel

  β 6 X 2 M+ β 7 X 3 M +ε ………………(c)

  Y = α+β 1 X 12 X 23 X 34 M +ε…….(b) Y = α+β 1 X 12 X 23 X 34 M+β 5 X 1 M+

  Moderated Regression Analysis (MRA)

  Dalam kajian empiris, ditemukan bahwa pengaruh motivasi kerja, kepuasan kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai belum bersifat konsklusif. Dengan kata lain bahwa sebagian peneliti menemukan pengaruh yang signifikan dan sebagaian peneliti lain menemukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan.

  Pengujian hipotesis menggunakan

  Teknik Analisis Data

  Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data skunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci.

  Teknik Pengumpulan Data

  Populasi penelitian adalah seluruh pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci yang berjumlah sebanyak 119 orang. Dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan sampel tetapi menjadikan seluruh anggota populasi sebagai responden penelitian .

  Gambar 1. Kerangka Konseptual METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

  Dengan demikian kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  Menurut Sekaran (2006) bila hubungan dua variabel belum bersifat konklusif maka peneliti berikutnya dapat menempatkan variabel moderasi dalam upaya memperjelas hubungan tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis menempatkan variabel kompensasi sebagai moderasi, dimana Peneliti terdahulu telah membutikan bahwa kompensasi dapat berperan sebagai variabel moderasi (Danuji dan Rahadhini, 2012)

  Gaya pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci dalam melaksanakan tugas sehari-hari yang diukur dengan 28 item pernyataan yang diadaptasi dari Riduan (2007). Motivasi adalah Kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku pegawai dalam bekerja yang diukur dengan 15 item pernyataan (Steers, Richard M dan Braunstein (1976).

  Kepuasan kerja adalah ungkapan perasaan senang atau tidak senang dari pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari yang diukur dengan 20 item pernyataan (Celluci dan David, 1978 dalam Mas’ud, 2004). Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin atau atasan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para pegawai atau bawahan yang diukur menggunakan 32 item pernyataan (Singh- Sengupta (1997 dalam Mas’ud, 2004). Sementara kompensasi adalah Tingkatan

  Kinerja Pegawai

  Sumber: Data Primer yang diolah, 2014 Analisis Deskriptif

  4 28 0,976 Reliabel

  32

  2 18 0,931 Reliabel Gaya Kepemimpinan

  20

  2 13 0,940 Reliabel Kepuasan Kerja

  15

  4 24 0,986 Reliabel Kompensasi 14 - 14 0,979 Reliabel Motivasi

  28

  

Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel Jumlah item Tidak Valid Valid Cronbach’s Alpha Keterangan

  Pendapatan pegawai Dinas

  Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat sebagai berikut:

  cronbach’s alpha dengan cut-off 0,70 (Sekaran, 2006).

  (Malhotra, 1993), sedangkan uji reliabilitas menggunakan

  total correlation dengan cut-off 0,30

  Pengujian instrumen penelitian menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas menggunakan corrected item-

  Uji Instrumen

  Mayoritas responden adalah wanita (63,9%), usia antara 41 s/d 50 tahun (48,7%), pendidikan Sarjana S1 (35,5%), masa dinas lebih dari 20 tahun (41,2%), dan golongan III (56,3%).

  HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Responden

  kelayakan dan kewajaran atas kompensasi yang mereka terima sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada organisasi yang diukur dengan 14 item pernyataan (Hasibuan (2008).

  Kesehatan Kabupaten Kerinci tentang keadilan,

  Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan skor rata-rata variabel dan Tingkat Capain Responden (TCR) yang dapat dilihat sebagai berikut

  

Tabel 2. Deskripsi Variabel Penelitian

No Variabel Jumlah Skor Skor Rata- TCR Kategori Hasil

Item Total Rata (%)

  1 Kinerja Pegawai 24 9.048 3,18 63,65 Kurang Baik

  2 Kompensasi 14 6.744 4,05 80,96 Baik

  3 Motivasi 13 6.177 3,99 79,87 Sedang

  4 Kepuasan Kerja 18 8.490 3,97 79,40 Cukup Puas

  5 Gaya Kepemimpinan 28 13.438 4,03 80,54 Baik

  Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

  menemukan bahwa tidak terjadi gejala

  Uji Asumsi Klasik

  Uji asumsi klasik terdiri dari uji heteoskedastisitas, karena semua variabel normalitas, uji linearitas, uji mimiliki nilai signifikan lebih besar dari multikolonearitas dan uji 0,05. heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011). Hasil uji normalitas dengan menggunakan Pengujian Hipotesis

  

Kolmogorov Smirnov , menyimpulkan Untuk pengujian hipotesis, penelitian

  bahwa residual terdisitribusi secara ini menggunakan Moderated Regression normal. Uji linearitas dilakukan dengan Analysis atau analisis regresi moderasi. teknik compare means menyimpulkan Menurut Silyanto (2011) analisis regresi bahwa variabel motivasi, kepuasan kerja, moderasi dengan metode interaksi gaya kepemimpinan dan kompensasi dilakukan dengan langkah-langkah memiliki hubungan yang linear dengan sebagai berikut: kinerja pegawai.

  1. Meregresikan variabel bebas (X) dan Uji multikolinearitas dilakukan variebel moderasi (M) terhadap dengan menggunakan nilai tolerance dan variabel tergantung (Y), diperoleh

  variance inflation factor (VIF), serta persamaan sebagai berikut:

  menemukan bahwa tidak terjadi gejala Y = α+β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 3 +β 4 X 4 +ε….(a) multikolinearitas karena nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan VIF lebih kecil dari

  10. Uji Heteroskedastisitas

  menggunakan uji Glejser yang

Tabel 3. Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja, Gaya Kepemimpinan, dan Kompensasi

terhadap Kinerja Pegawai

  Variabel Kinerja Pegawai (Y)

  Koefisien Regresi (β) Signifikan Konstanta (a) -1,788 0,000 Motivasi Kerja 0,386 0,023 Kepuasan Kerja 0,384 0,000 Gaya Kepemimpinan 0,476 0,008 Kompensasi 0,475 0,000 F hitung 87,415 0,000 2

  Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

  0,180 0,042 0,117 0,526 -0,978 0,300 Kompensasi (M) - - 0,689 0,000 -0,622 0,214

  a. Koefisien regresi variabel motivasi kerja (X 1 ) berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.

  1. Pada Model 1 / Tingkat I

  Tabel 4 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

  Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

  X 3 M - - - - 0,289 0,037 F hitung 42,239 0,000 57,928 0,000 38,360 0,000 R square 0,524 0,531 0,708

  X 2 M - - - - 0,274 0,043

  X 1 M - - - - 0,696 0,029

  Kepuasan Kerja (X 2 ) 0,255 0,033 0,036 0,728 -0,292 0,637 Gaya Kepemimpinan (X 3 )

  Tabel 3 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut a. Koefisien regresi variabel motivasi ditemukan sebesar 0,386 dan signifikan 0,023 (lebih kecil dari 0,05). Dengan demikian hipotesis H 1 dapat diterima.

  Sig. Koefisien Regresi Sig. Konstanta (a) 1,239 0,009 1,843 0,000 3,510 0,072 Motivasi Kerja (X 1 ) 0,669 0,003 0,402 0,034 0,399 0,675

  Sig. Koefisien Regresi

  Koefisien Regresi

  Tabel 4. Moderated Regression Analysis, Pengaruh Kompensasi sebagai Moderasi antara Motivas, Kepuasan kerja, Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Konstanta, Variabel Bebas dan Moderasi

  Y = α+β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 3 +β 4 M+β 5 X 1 M+ β 6 X 2 M+ β 7 X 3 M +ε ………………(c)

  d. Koefisien regresi variabel kompensasi ditemukan sebesar 0,475 dan signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Dengan demikian hipotesis H 4 dapat diterima. Hasil uji pengaruh kompensasi sebagai moderasi antara motivasi dan kinerja pegawai dapat dilihat sebagai berikut: Y = α+β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 3 +β 4 M +ε…….(b)

  c. Koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan ditemukan sebesar 0, 476 dan signifikan 0,008 lebih kecil dari 0,05). Dengan demikian hipotesis H 3 dapat diterima.

  b. Koefisien regresi variabel kepuasan kerja ditemukan sebesar 0, 384 dan signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Dengan demikian hipotesis H 2 dapat diterima.

  Dengan demikian, hipotesis pertama (H1) yang menyatakan “motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci” dapat diterima.

  b. Koefisien regresi variabel kepuasan kerja (X 2 ) berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.

  Dengan demikian, hipotesis kedua (H2) yang menyatakan “kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci” dapat diterima.

  c. Koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan (X 3 ) berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.

  Dengan demikian, hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan “gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci” dapat diterima.

  2. Pada Model 2/Tingkat II. Koefisien regresi variabel kompensasi (M) berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Dengan demikian, hipotesis keempat (H4) yang menyatakan “kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci” dapat diterima.

  3. Pada Model 3/Tingkat III.

  a. Koefisien regresi variabel interaksi motivasi kerja dan kompensasi (X 1 M) diperoleh

  0,029. Dengan demikian maka variabel kompensasi berperan sebagai variabel moderasi. hipotesis kelima (H5) yang menyatakan “Kompensasi memperkuat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci” dapat diterima. Hipotesis kelima (H5) merupakan quasi moderasi.

  b. Koefisien regresi variabel interaksi kepuasan kerja dan kompensasi (X 2 M) diperoleh sebesar 0,274 dan signifikan

  0,043. kompensasi berperan sebagai variabel moderasi. hipotesis keenam (H6) yang menyatakan “Kompensasi memperkuat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci” dapat diterima. Hipotesis keenam (H6) merupakan quasi moderasi.

  c. Koefisien regresi variabel interaksi gaya kepemimpinan dan kompensasi (X 3 M) diperoleh sebesar 0,289 dan signifikan

  0,037. variabel kompensasi berperan sebagai variabel moderasi memperkuat pengaruh gaya kepemimpinan (X 3 ) terhadap kinerja pegawai. hipotesis ketujuh

  (H7) yang menyatakan “Kompensasi memperkuat terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci” dapat diterima. Hipotesis ketujuh (H7) merupakan quasi moderasi.

  PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil pengujian H 1 diketahui bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Hal ini berarti bahwa jika semakin tinggi motivasi kerja pegawai maka akan semakin tinggi kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci.

  Sebaliknya, bahwa jika semakin rendah motivasi kerja pegawai maka akan semakin rendah pula kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Temuan penelitian ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu (Brahmasari dan Suprayetno, 2008; Nursada dkk, 2008; Wiyono dan Hakim, 2009; Usaman, 2009; Susanto, 2008) Hakim, 2009; Usaman, 2009; Susanto, 2008) .

  Hasil pengujian H 2 membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Hal ini berarti bahwa jika semakin puas pegawai bekerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci maka akan semakin tinggi kinerja pegawai. Sebaliknya, bahwa jika jika semakin tidak puas pegawai bekerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci maka akan semakin rendah kinerja pegawai. Temuan penelitian ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu (Brahmasari dan

  Suprayetno, 2008; Untung, 2006; Usaman, 2009).

  Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga sampai hipotesis tiga H 3 diketahui bahwa kelima gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Hal ini berarti bahwa jika semakin baik gaya kepemimpinan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci maka akan semakin tinggi kinerja pegawai. Sebaliknya, bahwa jika jika semakin tidak baik gaya kepemimpinan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci maka akan semakin rendah kinerja pegawai.Temuan penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian terdahulu (Biatna, 2007; Agus, 2012; Mochamad dan Didik, 2012; Mutmainah dkk, 2013).

  Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat (H4) diketahui bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Hal ini berarti bahwa jika semakin baik sistem kompensasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci maka akan semakin tinggi kinerja pegawai. Sebaliknya, bahwa jika jika semakin tidak baik sistem kompensasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci maka akan semakin rendah kinerja pegawai. Temuan penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian terdahulu (Ririvega, 2013; Nurul, 2010; Yuli, 2013). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima (H5) diketahui bahwa kompensasi berperan sebagai variabel moderasi (memperkuat) pada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Hal ini berarti bahwa jika semakin baik sistem kompensasi yang dipersepsikan oleh pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci maka situasi tersebut dapat memperkuat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Sebaliknya, jika semakin tidak baik sistem kompensasi yang dipersepsikan oleh pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci maka situasi tersebut dapat memperlemah pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Temuan penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian terdahulu Danuji dan Rahadhini (2012).

  Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam (H6) diketahui bahwa kompensasi berperan sebagai variabel moderasi (memperkuat) pada pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Hal ini berarti bahwa jika semakin baik sistem kompensasi yang dipersepsikan oleh pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci maka situasi tersebut dapat memperkuat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. Sebaliknya, jika semakin tidak baik sistem kompensasi yang dipersepsikan oleh pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci maka situasi tersebut dapat memperlemah pengaruh

  Temuan penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Danuji dan Rahadhini (2012).

  Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketujuh (H7) diketahui bahwa kompensasi berperan sebagai variabel moderasi (memperkuat) pada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Hal ini berarti bahwa jika semakin baik sistem kompensasi yang dipersepsikan oleh pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci maka situasi tersebut dapat memperkuat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Sebaliknya, jika semakin tidak baik sistem kompensasi yang dipersepsikan oleh pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci maka situasi tersebut dapat memperlemah pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Temuan penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian terdahulu Danuji dan Rahadhini (2012).

  KESIMPULAN,

  IMPLIKASI DAN SARAN Kesimpulan.

  1. Kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci terletak pada kategori yang kurang baik.

  Kompensasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci berada pada kategori baik. Motivasi kerja pegawai berada pada kategori sedang, Kepuasan kerja pegawai berada pada kepemimpinan berada pada kategori tersebut (motivasi kerja, kepuasan baik. kerja,gaya kepemimpinan dan

  2. Motivasi kerja, kepuasa kompensasi) kerja, gaya kepemimpinan, dan kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Dinas

  Keterbatasan Penelitian Kesehatan Kabupaten Kerinci.

  1. Penelitian ini dilakukan hanya pada

  Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci pengaruh motivasi kerja, kepuasan sehingga hasil penelitian ini tidak dapat kerja dan gaya kepemimpinan berlaku sama pada Dinas Kesehatan terhadap kinerja pegawai pada Dinas pada daerah Kabupaten lainnya. Kesehatan Kabupaten Kerinci

  2. Penelitian ini memberikan batasan penelitian tentang peranan kompensasi sebagai variabel moderasi dalam

Saran-Saran

  pengaruh motivasi kerja, kepuasan

  1. Peneliti berikutnya juga dapat kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap mengembangkan model penelitian ini kinerja pegawai. Dengan demikian dengan mempertimbangkan atau variabel-variabel lain yang secara menambahkan variabel lain yang konsep teori dapat mempengaruhi berpotensi mempengaruhi kinerja kinerja pegawai penulis anggap konstan pegawai, seperti budaya organisasi, atau tidak termasuk kedalam ruang lingkungan kerja, konflik peran dan lingkup penelitian ini lain-lain.

  2. Hasil penelitian ini membuktikan

DAFTAR PUSTAKA

  bahwa kinerja pegawai pada Dinas Agus, Yuni P (2012). Pengaruh

  Kesehatan Kabupaten Kerinci masih Kepemimpinan dan Motivasi terhadap rendah. Oleh karena itu, perlu Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Dinas Pertanian Daerah dilakukan upaya-upaya untuk dapat Kabupaten Nganjuk. Jurnal Ilmu meningkat kinerja pegawai untuk

  Manajemen Revitalisasi Vol.1, No.2.

  Biatna, Dulbert Tampubolon. 2007. masa-masa yang kan datang. Diantara

  Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan upaya-upaya tersebut adalah dengan dan Etos Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Organisasi yang Telah menitik beratkan pada variabel Menerapkan SNI 19-9001-2001. motivasi kerja, kepuasan kerja, dan

  Jurnal Standardisasi Vol. 9 No.3. Hal 106-115.

  kompensasi. Hal ini disebabkan Brahmasari, Ayu dan Suprayetno, Agus. karena hasil penelitian ini telah

  2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan Dan Budaya membuktikan bahwa kinerja pegawai Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja ditentukan oleh variabel-variabel Karyawan Serta Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen dan

  Kewirausahaan, Vol.10, No. 2,

  International Journal of Business and Behavioral Science Vol 3 No 10.

  Kepimimpinan, Kemampuan Kerja, Motivasi Kerja Dan Iklim Organisasi Terhadap Prestasi Kerja (Studi Kasus Pada Akademi Angkatan Udara Yogyakarta). Excellent. Vol. 1 No. 2 September 2008.

  Andi Offset Susanto, Erlik. 2008. Pengaruh

  Teori & Aplikasi dengan SPSS. CV

  Sekaran, Uma, 2006, Research Methods For Busines , Salemba Empat Jakarta. Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan :

  Organisasi . Edisi kesepuluh. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.

  Rajagrafindo Persada. Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku

  Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori ke Praktek. Jakarta : PT.

  2009. Manajemen Sumber Daya

  Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani.

  Motivasi Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bangun Wenang Beverages Company Menado. Jurnal EMBA Vol 1 No 3.

  Argamakmur Bengkulu Utara. Jurnal Kependidikan Triadik , Vol 13 No 1. Ririvega, Kasenda. 2013. Kompensasi dan

  Kompensasi dan Motivasi terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 2

  Volume 6, Nomor 2, September 2008- ISSN-1412-6435. Nurul, Astuty YB. 2010. Pengaruh

  Nursada, Ida, Taher Alhabsji, dan Al Musadieq. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kemampuan Kerja, Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja

  2013. Organizational Culture, Leadership Style Influence on Organizational Commitment and Performance of Teachers.

  September 2008: 124-135 Danuji, Sahid dan Rahadhini, MD. 2012. Efek Moderasi Kompensasi Pada Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

  Yogyakarta : Andi. Maholtra, R. 1993. Guidance for Validity and Reliability Test. Journal of

  Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia. Vol. 6 No. 2 Desember 116

  2012: 115 – 128. Hasibuan, Malayu S. P. 2008. Manajemen

  Sumber Daya Manusia . Edisi Revisi Jakarta: PT. Bumi Aksara.

  Hasibuan, Melayu S.P. 2007. Manajemen

  Sumber Daya Manusia , Jakarta : Bumi Aksara.

  Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi.

  Marketing , Vol 7, pp 231-245.

  Mutmainah., Eka, A.T., dan Noermijati.

  Mangkunegara, Anwar, Prabu, 2009.

  Evaluasi Kinerja SDM , Cetakan 4, Bandung : Refika Aditama.

  Mas’ud, Fuad 2004. Survai Diagnosis Organissional : Konsep dan Aplikasi.

  Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mochamad, R dan Didik, P. 2012.

  Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi dan Kemampuan Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ekonomi

  Manajemen Sumber Daya Manusia , Vol. 13 No1.