Karakteristik Statik dari Pengukuran kinerja

Karakteristik Statik dari Pengukuran
Dalam pengukuran sebuah parameter tertentu, dibutuhkan sebuat alat ukur yang
dapat mendeteksi setiap perubahan dengan teliti. Untuk mendapatkan hasil yang lebih
optimum sebaiknya kita mengetahui karakteristik dari alat ukur tersebut terlebih
dahulu. Karakteristik dari alat ukur dibagi menjadi dua yaitu karakteristik statis dan
karakteristik dinamis. Namun kali ini saya akan membahas mengenai beberapa
karakteristik statis pada alat ukur. Karakteristik statis adalah Karakteristik Statis
adalah suatu alat ukur (instrumentasi) adalah karakteristik apabila alat ukur digunakan
untuk mengukur suatu kondisi yang tidak berubah karena waktu atau hanya berubah
secara lambat. Karakteristik statik dari alat ukur ialah sebagai berikut :
1) Akurasi
Akurasi

pada

kenyataannya

dapat

diketahui


dari

ketidakakuratan

sensor.

Ketidakakuratannya dapat diukur dari deviasi terbesar yang dihasilkan sensor dalam
pengukuran. Deviasi dapat diartikan sebagai perbedaan antara nilai perhitungan
dengan nilai eksperimen.
2) Kalibrasi
Kalibrasi adalah proses verifikasi akurasi suatu instrument dengan sebuah standar
acuan tertentu. Sebagai contoh adalah dalam mengukur suhu dengan akurasi ± 0.50C.
Namun, alat ukur hanya tersedia yang memiliki akurasi ± 10C. Alat ukur tersebut
harus terlebih dahulu dikalibrasi sebelum dipakai Artinya, fungsi transfer
individualnya perlu ditemukan saat kalibrasi.
3) Kalibrasi Error
Kalibrasis error adalah toleransi ketidakakuratan yang
diizinkan oleh (pabrik) pembuat sensor yang bersifat sistemik.
Artinya,


ditambahkan

ke

semua

fungsi

transfer

yang

sebenarnya. Hal tersebut akan menggeser keakuratan. Besarnya
kalibrasi error ini tidak harus sama dalam rentang tertentu dan
dapat berubah tergantung pada jenis kesalahan pada kalibrasi.

4) Deadband
Deadband adalah ketidakpekaan sensor ketika bekerja
dalam range input tertentu. Dalam range tersebut, sinyal output
masih “bertahan” di dekat nilai tertentu (biasanya di sekitar nol)

dalam suatu zona deadband.
5) Hysteresis
Perbedaaan pembacaan instrument, jika input terus bertambah

dari harga

negative disebut maximum input hysteris tapi jika input berkurang dari nilai positif
disebut maximum output hysteris.
6) Sensitivitas
Sensitifitas dari sebuah pengukuran adalah ukuran
perubahan pada output instrumen yang terjadi ketika nilai
yang diukur berubah.
7) Threshold
Threshold adalah nlai minimum dari input yang masih memberikan output,
dibawah nilai threshold akan menunjukkan nilai nol
8) Sensitivity to disturbance
Perubahan output instrumen yang terjadi karena perubahan karakter statis sebagai
akibat perubahan kondisi lingkungan. Perubahan ini ada dua hal yang utama yaitu:
- Zero drift atau bias


: efek dimana pembacaan nol dari sebuah instrumen
dimodifikasi oleh perubahan lingkungan.

- Sensitifitas drift

: nilai sensitifitas instrument karena hasil pengukuran
yang berubah-ubah sebagaimana perubahan kondisi
lingkungan.

Berikut adalah karakteristik dari pengukuran yang sebaiknya kita ketahui dulu
sebelum menggunakan sebuah alat ukur. Semoga ulasan berikut dapat membantu
untuk mengetahui beberapa karakteristik statik pengukuran.

Referensi :
-

Morris, A. S. 2001. Measurement and Instrumentation Principles (3rd

ed).


Oxford, U.K: Butterworth-Heinemann.
-

Webster John G. dan Halit Eren. Measurement, Instrumentation, and Sensors
Handbook (2nd ed). Boca Raton: Taylor & Francis Group