Pertemuan 2 Transaksi Mata Uang Asing

14-2

Transaksi Mata Uang Asing

Penggunaan mata uang asing biasanya dilakukan apabila terjadi
transaksi yang bersifat Internasional, seperti :
1.Eksport dan import barang;
2.Pendirian cabang perusahaan di negara lain;
3.Investasi di luar negeri.

14-3

Transaksi Mata Uang Asing
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pencatatan dan
pelaporan transaksi dengan menggunakan mata uang asing.,
yaitu:
1.dikonversi;
2.Laba dan Rugi Selisih Pertukaran Mata Uang;
3.strategi hedging

14-4


Transaksi Mata Uang Asing
Jika diasumsikan bahwa Rp. 1.600 dapat ditukar dengan 1 Dollar
Singapura, maka:
Perhitungan Langsung :

Tak Langsung atas Kurs :

14-5

Transaksi Mata Uang Asing
Kurs yang digunakan dalam akuntansi untuk kegiatan dan
transaksi luar negeri (selain kontrak kurs berjangka) adalah:
•Kurs spot (spot rate), kurs untuk pertukaran yang terjadi pada
saat transaksi;
•Kurs sekarang (current spot), kurs dimana satu unit mata uang
dapat dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal neraca
atau tanggal transaksi;
•Kurs historis (historical rate), kurs yang berlaku pada tanggal
tertentu terjadinya transaksi.


14-6

Transaksi Mata Uang Asing
Tansaksi dalam mata uang asing - diperlukan pembayaran atau
penerimaan (penyelesaian) dalam uang asing

14-7

Transaksi Mata Uang Asing

14-8

Transaksi Mata Uang Asing
Contoh:
Sebuah perusahaan Indonesia mengimpor persediaan dari
perusahaan Malaysia ketika kurs spot yang terjadi Rp 730 per
Ringgit Malaysia. Dalam transaksi ditentukan pembayaran 10.000
Ringgit dalam 30 hari.
Importir Indonesia mencatat:

Persediaan
Hutang dagang (ma)
(kurs spot Rp.730 x 10.000 ringgit)

Rp 7.300.000
Rp 7.300.000

14-9

Transaksi Mata Uang Asing
Jika hutang dibayar saat kurs spot Rp 720, maka pembayaran
transaksi tersebut dicatat:
Hutang dagang (ma)
Rp 7.300.000
Kas
Rp 7.200.000
Keuntungan pertukaran Mata Uang Rp
100.000
(kas yang dibutuhkan = Rp.720 x 10.000 ringgit)


14-10

Transaksi Mata Uang Asing
Pembelian yang Dinyatakan Dalam Mata Uang Asing
PT Abuba di Indonesia membeli barang dagangan dari perusahaan Kebangsaan
Malaysia, pada tanggal 1 Des. 2007 sebesar 10.000 Ringgit saat kurs spot
Rp.770. Saat tutup buku 31 Des 2007 kurs spot Rp 765, saat pelunasan hutang
30 Jan 2008 kurs spot Rp 775. Pencatatan transaksi tersebut adalah:

1 Des 2007
Persediaan
Rp 7.700.000
Hutang dagang (ma)
Rp 7.700.000
(mencatat pembelian, kurs spot = Rp.770 x 10.000 ringgit)

14-11

Transaksi Mata Uang Asing
31 Des 2007

Hutang dagang (ma)
Rp 50.000
Keuntungan pertukaran mata uang
Rp 50.000
(mencatat selisih kurs = ( Rp.770-765) x 10.000 ringgit)
30 Jan 2008
Hutang dagang (ma)
Rp 7.650.000
Kerugian pertukaran mata uan
Rp 100.000
Kas
Rp 7.750.000
(mencatat pembayaran kas = Rp.775x10.000 ringgit, hutang dagang =
Rp.765x10.000)

14-12

Transaksi Mata Uang Asing
Penjualan yang Dinyatakan Dalam Mata Uang Asing
Pada tanggal 16 Des 2007 PT Abuba di Indonesia menjual barang dagangan

kepada perusahaan Kebangsaan Malaysia seharga 20.000 Ringgit, saat kurs
spot Rp760. Saat tutup buku 31 Des 2007 kurs spot Rp 765. Perusahaan
Kebangsaan Malaysia melunasi hutang 15 Jan 2008 saat kurs spot Rp 770, dan
PT Abuba mengkonversi Ringgit ke dalam Rupiah pada tangga 20 Jan. 2008
dengan kurs spot Rp 772,5. Pencatatan transaksi tersebut adalah:
16 Des 2007
Piutang dagang (ma)
Rp 15.200.000
Penjualan
Rp 15.200.000
(mencatat penjualan, kurs spot = Rp.760 x20.000 ringgit)

14-13

Transaksi Mata Uang Asing
31 Des 2007
Piutang dagang (ma)
Rp 100.000
Keuntungan pertukaran mata uang
Rp

(mencatat selisih kurs = Rp.765-760 x 20.000 ringgit)

100.000

15 Jan 2008
Kas(ma)
p 15.400.000
Piutang dagang (ma)
Rp 15.300.000
Keuntungan pertukaran mata uang
Rp
100.000
(mencatat pelunasan = Rp.770 x 20.000 ringgit, piutang=765x20.000 ringgit)
20 Jan. 2008
Kas
Rp 15.450.000
Kas (ma)
Rp 15.400.000
Keuntungan pertukaran mata uang
Rp

50.000
(mencatat konversi ke Rupiah kas = Rp.772,5 x 20.000 ringgit,
selisih = 772,5-770x20.000 ringgit )