HKI KENISCAYAAN HAK EKONOMI DAN INTELEKT

HKI: KENISCAYAAN HAK EKONOMI DAN INTELEKTUALITAS
PARA PELAKU UMKM INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA
DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
Andi Anugerah1, Arus Reka Prasetia2
1. Mahasiswa Program Studi Desain Grafis
Fakultas Desain Komunikasi Visual
Universitas Widyatama
Jalan Cikutra 204A, Bandung
anugerahandi@gmail.com
2. FDKV Universitas Widyatama
Jalan Cikutra 204A, Bandung
reka.prasetia@widyatama.ac.id

ABSTRAK
Hak Kekayaan Intelektual (HKI atau HaKI) masih menjadi suatu sistem intelektualitas yang belum
sepenuhnya disadari oleh masyarakat Indonesia, terutama bagi para pelaku UMKM industri kreatif, baik
dari segi penerapannya maupun keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat dari HKI, terutama dalam
menghadapi era perdagangan bebas ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) 2015. Tulisan ini disusun dengan menggunakan metodologi kualitatif, agar dapat memahami
lebih dalam mengenai fenomena yang diteliti, serta menggunakan pendekatan induktif dalam menganalisis
masalahnya. Masyarakat Indonesia pada umumnya, dan pelaku UMKM pada khususnya, masih belum

memahami mengenai hak ekonomi dari suatu karya kreatif, sehingga masih banyak karya-karya ciptaan
masyarakat Indonesia, khususnya UMKM, yang belum terlindungi secara hukum. Hal ini diperparah
dengan adanya fenomena pihak asing yang telah mengklaim suatu karya asli bangsa Indonesia sebagai
karyanya, dan secara hukum memiliki hak ekonomi atas karya tersebut, karena telah mendaftarkan karya
tersebut terlebih dahulu kepada pihak-pihak yang berwenang. MEA yang akan dimulai pada akhir 2015 ini
seyogyanya menjadi tonggak bagi masyarakat Indonesia, khususnya pelaku UMKM industri kreatif, untuk
lebih memahami tentang pentingnya HKI, untuk kemudian diimplementasikan secara nyata.
Kata kunci: Hak Kekayaan Intelektual, Masyarakat Ekonomi ASEAN, UMKM, hak ekonomi,
Kata kunci: intelektualitas

1. PENDAHULUAN
Karya merupakan sebuah pencapaian atau hasil
dari pekerjaan, pemikiran, dan daya cipta
manusia. Zaman yang kini semakin maju, tidak
lepas dari karya-karya yang diciptakan oleh
manusia di era sebelumnya, dan tentunya akan
menuntut manusia untuk membuat karya-karya
terbaru yang sesuai dengan kebutuhan atau
tuntutan pada zamannya, bahkan dituntut untuk
menjawab tantangan di masa-masa yang akan

datang.
Hak Kekayaan Intelektual (HKI atau HaKI),
merupakan padanan kata dari Intellectual
Property Rights (IPR), yaitu hak bagi individu
maupun kelompok untuk menikmati nilai
ekonomi dari berbagai hasil kreativitas yang
diciptakan. Objek yang diatur dalam HKI adalah
karya-karya yang lahir dari kemampuan

intelektual manusia.[1] HKI sendiri secara umum
dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu: hak
cipta dan hak kekayaan industri.
HKI di Indonesia diatur dalam beberapa undangundang berdasarkan bidangnya, antara lain: (1)
UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta;
(2) UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten; (3)
UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek; (4)
UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta;
(5) UU Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain
Industri; (6) UU Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang; dan (7) UU Nomor 32 Tahun

2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu.[1]
HKI di Indonesia, meski telah diatur dalam
beberapa undang-undang, namun fenomena yang
terjadi dewasa ini menunjukkan bahwa hak

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

348

inteletektual terhadap suatu karya masih kurang
diperhatikan, sehingga hal ini dapat terlihat jelas
melalui banyaknya penggunaan karya intelektual
tanpa izin dari pencipta karya tersebut.
Rasa dan nilai-nilai kesadaran yang rendah
terhadap perlindungan HKI juga diperparah oleh
peraturan perundang-undangan yang masih
belum tersosialisasi secara baik dan sistematis.

Selain itu, prosedur pengajuan perlindungan HKI
masih dianggap rumit. Masalah tersebut
memberikan efek bagi para pelaku di bidang
industri kreatif, yakni keengganan untuk
mengajukan permohonan perlindungan hak atas
karya intelektual mereka.
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) pun pada umumnya masih belum
memiliki kesadaran yang tinggi atau berkeinginan
kuat
untuk
mengajukan
permohonan
perlindungan hak ekonomi atas karya cipta atau
hasil produknya. Era blok perdagangan bebas
ASEAN Economic Community (AEC) atau
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan
dimulai pada akhir 2015 ini, seyogyanya menjadi
awal kesadaran bagi masyarakat Indonesia untuk
mulai melindungi hak ekonomi atas karya-karya

yang telah diciptakannya, maka dengan demikian
para pelaku UMKM akan memiliki kekuatan
hukum tetap untuk menggugatnya, bilamana ada
pihak-pihak yang membuat tiruan atau
menggunakan desain karya produk mereka tanpa
izin atau wewenang. Perlindungan karya cipta ini
akan menjadi sangat penting, mengingat pernah
terjadi kasus pelaporan pengrajin perak Bali oleh
sebuah perusahaan yang dimiliki warga negara
asing pada tahun 2008.[2]
Fenomena atau kasus tersebut seharusnya
menjadi pelajaran berharga bagi para pelaku
UMKM, khususnya dalam bidang ekonomi
kreatif, untuk mendaftarkan hasil karyanya, baik
secara individu maupun komunal, sehingga karya
dari UMKM tersebut dapat diakui dan terlindungi
secara hukum yang berlaku di Indonesia.

2. MODEL, ANALISIS, DESAIN,
DAN IMPLEMENTASI

Seluruh uraian dari tulisan mengenai HKI ini
adalah murni berdasarkan dari hasil analisis
mendalam, dengan menggunakan metode
kualitatif yang masih bersifat subjektif, analisis
dari berbagai studi literatur terkemuka, analisis
dari berbagai media cetak maupun online, serta
berbagai pendapat dari para pelaku UMKM
industri kreatif dan pemerhati HKI.

2.1. Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan
sebuah kesepakatan formal antara negara-negara
yang tergabung di dalam ASEAN untuk
melakukan integrasi ekonomi, dalam artian
sistem atau blok perdagangan bebas di kawasan
ASEAN. Hal ini dilakukan sebagai upaya
bersama dalam meningkatkan ketertarikan
investor asing untuk menanamkan modal secara
langsung di kawasan ASEAN. Penanaman modal

asing ini dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah
lapangan pekerjaan yang nantinya akan
berpengaruh pada meningkatnya kesejahteraan
masyarakat di kawasan ASEAN.[3][4]
MEA akan membentuk kawasan ASEAN sebagai
pasar dan basis produksi tunggal yang membuat
ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan
mekanisme dan langkah-langkah tepat untuk
memperkuat inisiatif ekonomi, mempercepat
integrasi
regional
di
sektor
prioritas,
memfasilitasi pergerakan bisnis/usaha dan tenaga
kerja berbakat, dan memperkuat kelembagaan
ASEAN. Pasar tunggal ini akan memungkinkan
satu negara untuk menjual barang dan jasa ke
seluruh negara ASEAN dengan mudah, sehingga
kompetisi akan semakin ketat.[3][4]

MEA tidak hanya sekedar membuka arus
perdagangan barang dan jasa, tetapi juga pasar
tenaga kerja profesional seperti dokter,
pengacara, akuntan, dan lain sebagainya. Hal
tersebut terjadi, karena ada syarat dalam MEA
yang mengharuskan dihapuskannya aturan-aturan
yang sebelumnya membatasi perekrutan tenaga
kerja asing.[3]

2.1.1. Keuntungan MEA untuk
Negara ASEAN
Blok perdagangan bebas MEA, meskipun pada
satu sisi akan memperketat persaingan antara
negara-negara di Asia Tenggara, tetapi pada sisi
lainnya akan memberikan keuntungan untuk para
anggotanya, terutama dalam penciptaan lapangan
kerja baru, sehingga kesenjangan pembangunan
di negara-negara ASEAN dapat diatasi.[3][4]
Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO
(International

Labour
Organization),
memperkirakan bahwa dengan adanya blok
perdagangan bebas MEA, akan tercipta jutaan
lapangan pekerjaan baru, dan kesejahteraan 600
juta penduduk Asia Tenggara akan meningkat
pesat. ILO pun memprediksi permintaan untuk

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

349

tenaga kerja profesional akan naik 14%, tenaga
kerja kelas menengah naik 22%, dan tenaga kerja
kelas rendah naik 24%.[3]
Pengaruh positif lain yang akan terasa
manfaatnya, khususnya oleh
para pelaku

UMKM, adalah peluang blok perdagangan bebas
MEA untuk memiliki suatu sistem terpadu yang
mampu memantau pergerakan barang dalam
perjalanannya menuju negara-negara ASEAN.
Pelaku UMKM juga akan diuntungkan dengan
izin barang ekspor yang akan lebih cepat.[5]
Sistem self-certification akan dikenalkan juga,
seiring dengan berjalannya blok perdagangan
bebas MEA. Sistem ini akan memungkinkan para
pengekspor untuk menyatakan sendiri keaslian
dari produk mereka sendiri dan dapat menikmati
tarif preferensial dengan skema ASEAN-FTA
(Free Trade Area). Sistem ini pun akan
menguntungkan bagi para pelaku UMKM, karena
dapat mempermudah dalam melakukan ekspansi
produk ke negara-negara ASEAN lainnya.[5]
Standar produk juga akan menjadi perhatian
dalam MEA, meski sejauh ini belum ditetapkan
seperti apa standar dari masing-masing produk.
Sistem standar produk ini akan mengharuskan

setiap industri untuk menghasilkan produk yang
sesuai standar kualitas yang ditetapkan.[5]
Standardisasi ini akan menguntungkan bagi
pelaku UMKM, karena dapat menjaga dan
bahkan meningkatkan kualitas dari produk yang
dihasilkan.

Hak kekayaan industri adalah hak yang
mengatur segala sesuatu yang menjadi milik
perindustrian,
terutama
mengenai
perlindungan hukum. Hak kekayaan industri
meliputi:
a. Paten (Patent)
Paten merupakan hak eksklusif yang
diberikan negara kepada inventor atau
penemu atas hasil temuannya di bidang
teknologi.[1]
b. Desain Industri (Industrial Design)
Desain industri adalah hasil kreasi tentang
bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis
atau warna, atau garis dan warna, atau
gabungannya yang berbentuk dua atau tiga
dimensi yang memberikan kesan estetis,
dapat diwujudkan dalam pola dua atau tiga
dimensi, serta dapat diterapkan untuk
menghasilkan suatu produk.[1]
c. Merek (Trademark)
Merek merupakan suatu tanda khusus
yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam berbagai kegiatan
perdagangan barang ataupun jasa.[1]

2.2. Hak Kekayaan Intelektual
Hak Kekayaan Intelektual (HKI atau HaKI)
merupakan sebuah hak eksklusif bagi seseorang
untuk menikmati hak ekonomi dari hasil
kreativitas intelektualnya. Objek yang diatur
dalam HKI adalah karya-karya yang lahir dari
kemampuan intelektual manusia.[1]
HKI sendiri secara umum terbagi menjadi 2 (dua)
bagian besar, yaitu:
1. Hak Cipta (Copyright)
Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi
pencipta
atau
penerima
hak
untuk
memperbanyak ciptaannya atau memberi izin
untuk memperbanyak ciptaannya itu, dengan
tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan undang-undang yang
berlaku.[1]
2. Hak Kekayaan Industri (Industrial
Property Rights)

Gambar 1. Contoh Merek Produk Indonesia yang
[6]
Terdaftar di DJHKI

J.CO DONUTS & COFFEE adalah salah
satu merek produk asli asal Indonesia
yang sudah terdaftar di DJHKI Republik
Indonesia. Merek ini sudah didaftarkan
kepada DJHKI Republik Indonesia sejak
tahun 2007.[6]
d. Penanggulangan Praktik Persaingan
Curang (Repression of Unfair
Competition)
Penanggulangan
praktik
persaingan
curang artinya mencegah terjadinya
praktik monopoli. Monopoli yang
dimaksud sesuai dengan UU Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

350

Sehat adalah bentuk penguasaan produksi
dan/atau pemasaran barang dan/atau
penggunaan jasa tertentu oleh satu pihak
atau satu kelompok tertentu.[7]
e. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
(Layout Design of Integrated Circuit)
Desain tata letak sirkuit terpadu
merupakan hak eksklusif yang diberikan
negara kepada pendesain atas hasil
kreasinya, untuk selama waktu tertentu
melakukan sendiri atau memberikan izin
kepada pihak lain untuk melaksanakan hak
tersebut.[1]

Hak ekonomi dari suatu ciptaan, tidak selalu
menjadi milik pencipta. Dalam bidang industri
kreatif, tidak jarang hak ekonomi dari sebuah
karya dipegang oleh pihak lain, sebagai contoh
adalah seorang jurnalis foto yang bekerja untuk
perusahaan berita. Hak ekonomi dari karya foto
yang dihasilkan akan dimiliki oleh perusahaan
tempatnya bekerja, sedangkan hak moral akan
tetap menjadi milik dari jurnalis tersebut.

f. Rahasia Dagang (Trade Secret)
Rahasia dagang yang dilindungi oleh
undang-undang meliputi metode produksi,
metode pengolahan, metode penjualan,
atau informasi lain pada bidang teknologi
dan/atau bisnis yang memiliki nilai
ekonomi dan tidak diketahui oleh
masyarakat umum.[1]
Sistem HKI merupakan hak privat (private right),
dimana
seseorang
bebas
mengajukan
permohonan
atau
mendaftarkan
karya
intelektualnya. Hak eksklusif yang diberikan oleh
negara kepada seorang pemilik HKI merupakan
wujud apresiasi atas hasil karyanya, sehingga
orang tersebut secara hukum terlindungi hak
ekonominya atas karya yang telah diciptakan.[1]
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memiliki
sebuah badan khusus untuk menangani HKI.
Badan tersebut adalah World Intellectual
Property Organization (WIPO), dan negara
Indonesia telah tercatat menjadi anggota dari
badan tersebut dengan meratifikasi Paris
Convention for the Protection of Industrial
Property and Convention Establishing the World
Intellectual Property Organization.[1]

Gambar 2. Contoh Karya Foto yang Hak Ekonominya
[9]
dimiliki Pihak Lain

Foto di atas (Gambar 2.) merupakan salah satu
contoh dari karya cipta yang hak ekonominya
dimiliki oleh pihak lain. Foto tersebut merupakan
karya dari Gareth Copley yang bekerja untuk
Getty Images, sehingga hak ekonomi dari foto
tersebut dimiliki secara utuh oleh Getty Images.
Detik Sport yang menggunakan foto tersebut
dalam artikel atau beritanya harus membayar
lisensi dari foto tersebut kepada Getty Images,
dan sebagai penciptanya, nama Gareth Copley
harus tercantum dalam foto tersebut, agar hak
moral Gareth Copley terpenuhi.

2.2.2. Intelektualitas
2.2.1. Hak Ekonomi dan Hak Moral
suatu Hak Cipta
Hak ekonomi merupakan hak tertentu untuk
mengeksploitasi nilai ekonomi dari sebuah karya
cipta. Pihak yang telah memiliki hak ekonomi
akan berhak untuk mengumumkan dan/atau
memperbanyak suatu karya cipta.[1][8]
Hak moral merupakan hak yang melekat kepada
pencipta atas ciptaannya dan tidak dapat
dialihkan. Pencipta karya memiliki hak untuk
dicantumkan namanya dalam karya tersebut, juga
berhak untuk mengubah judul dan/atau isi karya
ciptaannya.[1][8]

Intelektualitas adalah sebuah pemahaman
terhadap ilmu dan pengetahuan yang jika dimiliki
oleh seseorang, maka hal ini akan membawanya
ke arah yang lebih maju.[10] Hasil dari
intelektualitas manusia adalah karya yang dapat
menjawab kebutuhan zaman dan hampir dapat
dipastikan memiliki nilai ekonomi.

2.3. Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM)
Definisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM), sebagai berikut:

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

351

1. Usaha Mikro
Usaha mikro adalah usaha produktif milik
orang perorangan dan/atau badan usaha
perseorangan yang memenuhi kriteria usaha
mikro sebagaimana yang diatur dalam
undang-undang.[11]
2. Usaha Kecil
Usaha kecil adalah usaha ekonomi yang
berdiri sendiri, yang bentuk usahanya
dilakukan perseorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung
maupun tidak langsung, usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi berbagai kriteria
usaha kecil sebagaimana diatur dalam
undang-undang.[11]
3. Usaha Menengah
Usaha menengah adalah usaha ekonomi yang
berdiri sendiri, yang dilakukan perseorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian,
baik langsung maupun tidak langsung, usaha
kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana yang diatur dalam undangundang.[11]

kreativitas, keterampilan, dan bakat individu
tertentu untuk menciptakan kesejahteraan dan
lapangan pekerjaan baru, dengan menghasilkan
dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta
tersebut.[12]
Bidang yang termasuk dalam industri kreatif
menurut Howkins (2013:12), terdiri dari bidang
periklanan, arsitektur, seni, kerajinan, fashion,
desain, film, musik, seni pertunjukan, penerbitan,
penelitian dan pengembangan, perangkat lunak
(software), mainan dan permainan, televisi dan
radio, serta permainan video (video game),[12]
dijabarkan sebagai berikut:
1. Periklanan (Advertising)
Periklanan dapat didefinisikan sebagai bentuk
komunikasi berbayar dari suatu pihak tertentu
yang berupa pesan-pesan informatif dan/atau
persuasif, serta diarahkan atau ditujukan
kepada calon konsumen potensial.[13]

2.3.1. Kriteria UMKM
Usaha yang dapat dikategorikan dalam bentuk
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang
diterangkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) adalah usaha dengan kriteria sebagai
berikut:
Tabel 1. Kriteria UMKM

[11]

Kriteria
No.

Uraian
Asset

Omzet

1.

Usaha
Mikro

maksimal
Rp. 50 juta

maksimal
Rp. 300 juta

2.

Usaha
Kecil

> Rp. 50 juta
s.d. Rp. 500
juta

> Rp. 300 juta
s.d. Rp. 2,5
milyar

3.

Usaha
Menengah

> Rp. 500 juta
s.d. Rp. 10
milyar

> Rp. 2,5
milyar s.d. Rp.
50 milyar

2.3.2. Industri Kreatif
Industri kreatif, berdasarkan sumber tertulis resmi
dari Kementerian
Perdagangan
Republik
Indonesia adalah industri yang memanfaatkan

Gambar 3. Iklan Karya Anak Indonesia

[14]

Iklan layanan sosial yang tertera pada gambar
di atas (Gambar 3.), merupakan salah satu
karya desainer Indonesia yang dibuat untuk
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam
rangka peringatan Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia ke-65.
2. Arsitektur (Architecture)
Arsitektur, menurut Ben Farmer (1993:5)
merupakan seni dalam membangun suatu
bangunan yang baik, atraktif, terencana dan
terbangun dengan baik, serta sesuai dan
berarti bagi kalangan masyarakat.[15]

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

352

Gambar 4. Masjid Al-Irsyad

[16]

Gambar 6. Karya Kerajinan Limbah

[20]

Gambar masjid di atas (Gambar 4.) adalah
Masjid Al-Irsyad di Kota Baru Parahyangan
Bandung, yang merupakan karya arsitektur
religius dari salah satu arsitek asal Indonesia,
yakni M. Ridwan Kamil (saat ini sedang
menjabat sebagai Walikota Bandung), di
bawah naungan konsultan perancangan
arsitektur yang didirikannya di Kota Bandung,
yaitu Urbane Indonesia.

Gambar di atas (Gambar 6.) adalah salah satu
karya dari kerajinan limbah. Karya kerajinan
tersebut merupakan karya dari salah satu
UMKM di Indonesia, yaitu Sawo Kecik yang
berlokasi di Jakarta Selatan. Kerajinan kreatif
tersebut dibuat dengan memanfaatkan limbah
dari kotak susu.

3. Seni (Art)
Seni merupakan perbuatan dan ciptaan yang
timbul dari perasaan dan bersifat indah,
sehingga
perbuatan
tersebut
dapat
menggerakan jiwa dan perasaan manusia.[17]

5. Fashion
Fashion dapat diartikan sebagai gaya yang
dapat diterima dan digunakan oleh mayoritas
anggota suatu kelompok atau masyarakat luas
dalam suatu kurun waktu tertentu.[21]

Gambar 5. Karya Seni Lukis Bali

[18]

Gambar di atas (Gambar 5.) adalah salah satu
karya lukisan klasik Bali, yang merupakan
bentuk ekspresi dan identitas budaya
tradisional Bali. Saat ini, lukisan klasik Bali
sedang diusulkan menjadi salah satu warisan
budaya nasional Indonesia, sekaligus menjadi
warisan budaya dunia.[18]
4. Kerajinan (Craft)
Kerajinan dapat diartikan sebagai bentuk
kegiatan yang berkaitan dengan benda
tertentu, kemudian dari benda tersebut dapat
menghasilkan suatu produk kreatif melalui
keterampilan tangan.[19]

Gambar 7. Karya Cipta Desainer Fashion Indonesia
[22]
di Swiss

Gambar di atas (Gambar 7.) adalah salah satu
karya desainer fashion asal Indonesia yang

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

353

kini berdomisili di kota Zürich Swiss, yakni
Aji Bram. Desainer ini telah memiliki
perusahaan resmi yang berkedudukan di
Zürich, bergerak dalam bidang fashion, yaitu
bernama Lurik. Perusahaan ini mengekspor
produk batik jadi karya Aji Bram ke beberapa
negara di Eropa, setelah melalui proses
produksi di Kota Cimahi dan beberapa kota
lainnya di Indonesia.
Aji Bram pun telah memiliki event tahunan
berskala internasional, yang memiliki tujuan
untuk memperkuat eksistensi batik di level
internasional. Event tersebut bernama
Indonesian Fashion & Batik Festival (IFBF),
pertama kali diselenggarakan pada tahun 2013
di Zürich, dan selalu memperoleh respon
positif dari masyarakat di Eropa, khususnya di
negara Swiss, hingga perhelatan tahun 2014.
Rencana event ini pada tahun 2015 dan tahuntahun selanjutnya akan dilaksanakan pula di
Kota Bandung dan Zürich, bekerjasama
dengan konsultan Inner Light Creative (ILC)
yang berasal dari Kota Bandung, kemudian
event rutin tahunan ini akan berlanjut digelar
pada beberapa kota ternama di dunia.
6. Desain (Design)
Sachari (2007:25) berpendapat, bahwa desain
adalah upaya manusia untuk memberdayakan
diri melalui benda ciptaannya.[23]

Desain cover album ini merupakan hasil
kontes desain yang diikuti oleh ribuan peserta
dari seluruh dunia, kemudian dimenangkan
oleh anak Indonesia, yakni oleh salah satu
mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV)
di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Mahasiswa dari Yogyakarta ini bernama Bayu
Santoso, berhasil memperoleh apresiasi dan
penghargaan dari perusahaan rekaman musik
ternama asal Amerika Serikat, berupa kontrak
desain untuk beberapa grup musik lainnya
yang berada di bawah label perusahaan musik
tersebut.
7. Film (Movie)
Film dapat diartikan sebagai lakon atau cerita
gambar hidup yang mengandung unsur
keindahan.[25]

Gambar 9. Poster Film The Raid

[26]

Gambar di atas (Gambar 9.) merupakan poster
film The Raid, yang dihasilkan oleh Merantau
Films, dirilis pada tahun 2011 dan berhasil
meraih kesuksesan di pasaran. The Raid
adalah film aksi seni bela diri dari Indonesia
yang disutradarai oleh Gareth Evans dan
berhasil mempopulerkan para pemain filmnya
ke level internasional, seperti Iko Uwais, Joe
Taslim, dan Yayan Ruhian. Film ini
merupakan salah satu film terbaik karya
bangsa Indonesia yang mendapatkan banyak
apresiasi di level internasional. Bukti lain dari
kesuksesan film ini adalah dibuatnya sekuel
lanjutan dengan judul The Raid 2: Berandal,
serta tetap memperoleh kesuksesan di
pasaran.
Gambar 8. Cover Album Maroon 5: V

[24]

Gambar di atas (Gambar 8.) merupakan
desain cover album terakhir dari salah satu
grup musik terkenal di dunia yang berasal dari
negara Amerika Serikat, yakni Maroon 5,
untuk album “V”. Album ini telah dirilis pada
tahun 2014 lalu dan berhasil menjadi salah
satu album yang digemari oleh seluruh anak
muda di dunia.

8. Musik (Music)
Musik didefinisikan sebagai segala sesuatu
yang berhubungan dengan bunyi dan
memiliki unsur irama, melodi, serta unsur
harmoni.[27]

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

354

dari pemerintah maupun masyarakat untuk
menyelamatkan seni pertunjukan ini.
10. Penerbitan (Publishing)
Penerbitan adalah kegiatan intelektual dan
profesional dalam menyusun naskah atau
manuskrip, hingga menjadi berbagai jenis
bahan publikasi atau informasi yang
kemudian diperbanyak dan disebarluaskan
untuk kepentingan umum.[31]

Gambar 10. Musik Bambu Angklung

[28]

Gambar di atas (Gambar 10.) adalah salah
satu kegiatan pagelaran musik tradisional
bambu. Musik bambu telah menjadi bagian
dari tradisi masyarakat Sunda sejak zaman
dahulu. Angklung merupakan salah satu alat
musik bambu yang telah dikenal di dunia
internasional, serta memperoleh beragam
apresiasi maupun penghargaan dari beberapa
organisasi dunia.
9. Seni Pertunjukan (Performance Art)
Seni pertunjukan merupakan cabang seni
yang menggabungkan berbagai macam
cabang seni, seperti seni musik, dialog,
kostum, panggung, pencahayaan, dan tata
rias, sedangkan peran manusia sangat
ditonjolkan sebagai aktor atau aktrisnya.[29]

Gambar 12. Contoh Buku
[32]
Terbitan Gramedia Pustaka Utama

Gambar di atas (Gambar 12.) adalah salah
satu contoh buku yang telah diterbitkan oleh
perusahaan penerbit. Gramedia Pustaka
Utama adalah salah satu perusahaan
penerbitan terbesar di Indonesia yang telah
menerbitkan ratusan ribu judul buku
berkualitas, serta merupakan anak perusahaan
dari Kompas Gramedia Group.
11. Penelitian dan Pengembangan (Research
and Development)
Aktivitas penelitian dan pengembangan
merupakan proses yang digunakan untuk
mengembangkan suatu produk.[33]
Diagram 1. Contoh Langkah Penelitian dan
[33]
Pengembangan

Gambar 11. Pertunjukan Wayang Orang

[30]

Gambar di atas (Gambar 11.) adalah salah
satu bentuk adegan pertunjukan wayang orang
yang digelar di teater. Wayang orang
merupakan salah satu dari seni pertunjukan
tradisional Indonesia. Saat ini, seni
pertunjukan tradisional cenderung kalah
bersaing dengan seni pertunjukan modern,
sehingga perlu dilakukan cara-cara sistematis

Diagram di atas (Diagram 1.) adalah salah
satu bentuk diagram dalam melakukan proses
penelitian dan pengembangan. Secara umum,
proses atau aktivitas dari suatu penelitian dan

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

355

pengembangan akan melalui 4 (empat)
langkah utama, yakni dimulai dari tahap
pendahuluan, tahap pengembangan, uji
lapangan, hingga melakukan diseminasi.
12. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak merupakan data yang
diprogram dan disimpan secara digital
aplikasi dan berbagai informasi yang dapat
dibaca, disunting, dan ditulis oleh perangkat
komputer.[34]

14. Televisi dan Radio (Television and Radio)
Televisi merupakan sistem penyiaran gambar
yang disertai suara melalui kabel dan/atau
melalui angkasa,[39] sedangkan radio adalah
suatu sistem penyiaran suara melalui teknik
modulasi dan radiasi elektromagnetik.[40]

Gambar 15. Program Televisi “Indonesia Bagus”
[41]
di NET TV

Gambar 13. Tampilan “Garuda OS”

[35]

Gambar di atas (Gambar 13.) adalah salah
satu gambar tampilan operating system di
desktop komputer. Garuda OS merupakan
salah satu operating system software buatan
bangsa Indonesia yang gratis dan bersifat
open source, seperti Linux.
13. Mainan dan Permainan (Toys and Games)
Mainan adalah benda yang digunakan untuk
bermain,[36] sedangkan permainan adalah
kegiatan atau aktivitas bermain yang
didalamnya terdapat peraturan dan budaya
tertentu.[36][37]

Gambar di atas (Gambar 15.) adalah salah
satu gambar penayangan program televisi
yang disiarkan oleh stasiun televisi nasional.
Acara “Indonesia Bagus” merupakan salah
satu program televisi unggulan karya NET TV
yang memperlihatkan berbagai keindahan
alam dan panorama Indonesia.
15. Permainan Video (Video Game)
Permainan video merupakan permainan dalam
bentuk digital dan terprogram secara cerdas,
karena para pemainnya akan berinteraksi
dengan sistem dan konflik buatan.[37]

Gambar 16. Game “Dreadout”

Gambar 14. Permainan “Gasing”

[38]

Gambar di atas (Gambar 14.) adalah salah
satu bentuk permainan tradisional yang biasa
dimainkan oleh anak-anak. Gasing merupakan
salah satu mainan tradisional untuk anak-anak
hingga remaja yang saat ini mulai tergantikan
dengan
mainan-mainan
modern
atau
permainan yang lebih mengedepankan pada
kecanggihan teknologi.

[42]

Gambar di atas (Gambar 16.) adalah salah
satu bentuk tampilan dari permainan video.
Permainan “Dreadout” merupakan salah satu
video game bertema horror buatan bangsa
Indonesia, karena dalam pengoperasian game
ini juga menggunakan setting Indonesia
dalam permainannya.

3. HASIL DAN DISKUSI
Kesadaran masyarakat Indonesia, khususnya para
pelaku UMKM saat ini masih rendah, apalagi bila
melihat kasus yang terjadi pada tahun 2008, yang

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

356

melibatkan salah seorang pengrajin perak di Bali,
ketika pengrajin tersebut dituntut oleh perusahaan
yang dimiliki warga negara asing dengan tuduhan
menjiplak hasil karya perhiasan perak yang
diklaim dimiliki oleh perusahaan tersebut. Kasus
tersebut akhirnya membuat keresahan tersendiri
bagi para pengrajin perak di Bali, yang saat itu
diperkirakan lebih dari 1.800 motif perhiasan
perak Bali telah diklaim hak ciptanya oleh warga
negara asing. Bahkan ada suatu kondisi yang
lebih menyedihkan saat ini, yakni produk perak
yang diproduksi para pengrajin perak pribumi di
Bali sering ditolak oleh negara tujuan ekspor,
karena dengan alasan bahwa para pengrajin perak
tersebut telah melanggar hak cipta.[2]
Kasus tersebut pada akhirnya berakhir dengan
keputusan majelis hakim yang membebaskan
terdakwa dari segala tuntutan jaksa penuntut
umum, karena menurut penilaian majelis hakim,
terdakwa tidak terbukti melanggar UU Nomor 19
Tahun 2002 tentang Hak Cipta.[43] Meskipun
demikian, kasus tersebut sudah seharusnya
menjadi pelajaran berharga bagi para pelaku
UMKM, agar secara sadar mendaftarkan dan
melindungi hak ekonomi atas seluruh karya
ciptanya
sebelum
didistribusikan
kepada
masyarakat.

Tabel 3. Statistik Permohonan Desain Industri
[44]
(Tahun 2014)

Januari

Non
UMKM
224

2

226

Februari

305

1

306

Maret

365

1

356

April

335

0

335

Mei

267

0

267

Juni

331

0

331

Juli

323

0

323

Agustus

236

0

236

September

346

7

353

Bulan

UMKM

Jumlah

Kedua tabel di atas (Tabel 2. dan Tabel 3.)
memperlihatkan
bahwa permohonan hak
kekayaan industri untuk desain industri yang
diajukan oleh para pelaku UMKM tidak sampai
5% dari yang diajukan oleh para pelaku usaha
besar. Meskipun jumlah permohonan hak
kekayaan industri untuk desain industri oleh
UMKM mengalami kenaikan dari kurun waktu
tahun 2013 hingga September 2014, namun
tingkat pertumbuhannya masih sangat lambat bila
dibandingkan dengan usaha besar. Data tersebut
jelas mengindikasikan bahwa kesadaran para
pelaku UMKM mengenai HKI masih terbilang
rendah.

3.1. Implementasi HKI oleh UMKM
Implementasi HKI oleh para pelaku UMKM di
Indonesia masih sangat rendah, terutama
permohonan hak kekayaan industri untuk desain
industri, apabila dibandingkan dengan usaha atau
bisnis sejenis pada industri Non-UMKM. Hal
tersebut dapat terlihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 2. Statistik Permohonan Desain Industri
[44]
(Tahun 2013)

Januari

Non
UMKM
281

Februari

315

0

315

Maret

404

0

404

April

491

1

492

Mei

573

0

573

Juni

356

1

357

Juli

440

4

444

Agustus

162

0

162

September

267

1

268

Oktober

344

0

344

November

301

0

301

Desember

317

0

317

Bulan

UMKM

Jumlah

0

281

3.2. Implementasi HKI di Negara
ASEAN
Negara di ASEAN telah berkomitmen tinggi
untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara
sebagai blok perdagangan bebas untuk seluruh
negara anggotanya, dengan harapan bahwa
pertumbuhan ekonomi regional akan semakin
meningkat, sehingga HKI akan menjadi salah
satu elemen inti dalam pelaksanaan MEA.[13]
Namun, tingkat kesadaran HKI di kawasan Asia
Tenggara masih terbilang rendah, terlihat dengan
masih tingginya angka pembajakan di kawasan
ini.
Tabel pada halaman berikutnya (Tabel 4.)
menunjukkan, bahwa antara rentang tahun 20092011, tingkat pembajakan di Indonesia menjadi
yang tertinggi jika dibandingkan dengan 6 negara
ASEAN lainnya, bahkan menembus angka 2 kali
lipat dari rata-rata presentase pembajakan di
seluruh dunia. Negara Singapura merupakan
negara dengan tingkat pembajakan yang paling
rendah di kawasan ASEAN, bahkan nilai
presentase pembajakan di Singapura berada di
bawah angka rata-rata presentase pembajakan di
seluruh dunia.

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

357

Tabel 4. Perbandingan Statistik Presentase Pembajakan
[45]
Negara ASEAN
Tahun

Negara
2009

2010

2011

Brunei

67%

66%

67%

Indonesia

86%

87%

86%

Malaysia

58%

56%

55%

Filipina

69%

69%

70%

Singapura

35%

34%

33%

Thailand

75%

73%

72%

Vietnam

85%

83%

81%

Rata-rata
Dunia

43%

42%

42%

(data diolah)

Singapura merupakan negara di kawasan ASEAN
yang dapat menjadi contoh bagi Indonesia dalam
penerapan maupun pelaksanaan HKI secara tepat.
Singapura, menurut data survey internasional,
secara konsisten selalu menjadi salah satu negara
terbaik dalam implementasi HKI, tidak hanya di
ASEAN atau Asia, tapi juga di dunia.[46]
Singapura menjadi negara yang berada di urutan
kedua untuk perlindungan HKI dalam World
Economic
Global
Forum’s
Global
Competitiveness Report 2014/2015. Hal ini
merupakan salah satu faktor penunjang yang
menjadikan Singapura sebagai negara tujuan
investasi yang menarik bagi para investor
maupun perusahaan multinasional.[46]

3.3. Upaya Pemerintah untuk
Meningkatkan Kesadaran HKI di
Indonesia
Pemerintah, baik di pusat maupun daerah,
sebenarnya telah melakukan berbagai upaya
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
mengenai manfaat dan keberadaan HKI,
diantaranya
adalah
melakukan
berbagai
kerjasama antar kementerian, kerjasama dengan
swasta, juga mengadakan seminar-seminar atau
diseminasi konstruktif tentang HKI.[47][48][49]
Pada era kepemimpinan dari Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, pihak Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (sekarang
menjadi Badan Ekonomi Kreatif pada era
Presiden Joko Widodo) sebagai badan pemerintah
yang menaungi ekonomi kreatif di Indonesia,
menyadari pentingnya HKI bagi pertumbuhan
dan perlindungan ekonomi, khususnya ekonomi
kreatif di Indonesia. Pada Hari Kekayaan

Intelektual ke-13 yang lalu, tema kegiatan yang
dipilih oleh Kemenparekraf saat itu adalah untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan HKI.
Aktivitas penting yang dilakukan antara lain
dengan mengadakan berbagai kuis tentang HKI
untuk tingkat SMA/SMK, juga mengadakan
penandatangananan MoU (Memorandum of
Understanding) dengan Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia, serta sejumlah lembaga
negara terkait.[47]
Pihak swasta pun turut disertakan bersama
pemerintah untuk membantu meningkatkan
kesadaraan HKI di Indonesia, diantaranya
melalui kolaborasi produktif dengan Business
Software Alliance (BSA) dalam meluncurkan
program Penghargaan Piagam HKI 2013.
Penghargaan
ini
dimaksudkan
untuk
mengapresiasi
perusahaan
yang
telah
berkomitmen untuk mematuhi Undang-undang
Hak Cipta di Indonesia.[48]
Peran pemerintah daerah pun sangat diperlukan
dalam upaya meningkatkan kesadaran HKI di
Indonesia. Pemerintah Kabupaten Pelalawan di
Provinsi Riau dapat dijadikan sebagai salah satu
contoh nyata, yakni pemerintah disana kerap
mengadakan seminar mengenai penerapan HKI,
dengan harapan agar kekayaan intelektual
maupun kearifan lokal dapat terlindungi secara
baik. Seminar tersebut juga mengungkapkan 2
(dua) masalah utama yang menghambat
kesadaran masyarakat akan HKI, yaitu mahalnya
biaya pemeliharaan HKI dan lamanya waktu
pengurusan HKI.[49]

4. KESIMPULAN
Kesadaran masyarakat Indonesia, khususnya para
pelaku UMKM industri kreatif, secara umum
masih rendah.
Faktor
mahalnya
biaya
pemeliharaan HKI dan lamanya waktu
pengurusan HKI menjadi salah satu masalah yang
menghambat kesadaran masyarakat untuk
melindungi hak intelektual atas karya ciptanya.
Blok perdagangan bebas MEA yang akan dimulai
pada akhir tahun 2015 ini akan menciptakan
iklim kompetisi yang semakin ketat, baik dalam
pasar perdagangan barang dan jasa, maupun pasar
tenaga kerja profesional, sehingga keberadaan
HKI akan menjadi salah satu elemen inti dan
penting dalam berjalannya MEA nanti. Hal
tersebut menjadi penting karena kesadaraan
tentang HKI akan mempengaruhi kondisi
ekonomi suatu negara, sebagai contoh adalah
negara Singapura yang berhasil menjadi salah

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

358

satu negara ASEAN dengan iklim investasi yang
positif dan baik, dikarenakan perlindungan dan
implementasi HKI yang tepat, sehingga para
investor luar negeri pun akan menaruh
kepercayaan penuh untuk berinvestasi di negara
tersebut.
Pemerintah Republik Indonesia masih perlu
melakukan beberapa upaya dan tindakan nyata
untuk
lebih
meningkatkan
kesadaraan
masyarakat, khususnya bagi para pelaku UMKM
tentang
HKI,
sehingga
diharapkan
pengimplementasian HKI akan menjadi sebuah
keniscayaan bagi para pelaku UMKM, terutama
bidang industri kreatif.
Saran untuk pihak-pihak yang berwenang agar
masyarakat Indonesia dapat lebih memahami
HKI sebagai berikut:
1. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
(DJHKI) dari Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia sebagai
badan negara yang mengurusi dan mengelola
HKI, dan pemerintah daerah, baik kota
maupun kabupaten, seyogyanya berperan
lebih aktif untuk melakukan berbagai
sosialisasi kreatif dan/atau memberikan
pelatihan tentang HKI, terutama untuk
mahasiswa perguruan tinggi dan juga para
pelaku UMKM.
2. Perguruan tinggi sebagai sebuah institusi
pendidikan formal, sebaiknya membuat
program khusus dan/atau mengadakan materi
pembelajaran atau pendidikan tentang HKI
secara berkesinambungan.
3. DJHKI sebaiknya mempermudah dan
mempercepat alur prosedur pengajuan
perlindungan hak atas karya intelektual,
dengan
menjaminkan
seluruh
proses
pelaksanaan prosedurnya berdasarkan standar
internasional, sehingga institusi ini akan
menjadi lebih profesional dan terpercaya.
4. Perlu didirikan suatu badan atau wadah
tertentu yang mudah diakses oleh para pelaku
UMKM, terutama yang berada di daerah
terpencil, untuk kemudahan memperoleh
informasi resmi dan proses pengurusan
permohonan HKI.
5. Perusahaan, baik milik pemerintah pusat,
pemerintah daerah, maupun swasta yang
memiliki UMKM binaan, seyogyanya
memiliki program terpadu khusus dan
memprioritaskan untuk membantu proses
permohonan atau pengajuan HKI dari seluruh
UMKM yang dibina kepada instansi terkait
hingga tuntas.

5. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Direktorat
Jenderal
Hak
Kekayaan
Intelektual Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, 2013,
“Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual”,
tersedia pada
http://e-tutorial.dgip.go.id/wpcontent/uploads/brosur/panduan-2013.pdf,
diakses pada tanggal 12 Februari 2015
Pukul 10.42 (GMT +7).
[2]. Sulistyowati, Ayu., 2008, “Berebut Hasil
Kreasi Perajin Perak Bali”, kompas.com,
tersedia pada
http://nasional.kompas.com/read/2008/09/21
/0055258/berebut.hasil.kreasi.perajin.perak.
bali,
diakses pada tanggal 12 Februari 2015
Pukul 11.03 (GMT +7).
[3]. BBC Indonesia, 2014, “Apa yang Harus
Anda Ketahui tentang Masyarakat Ekonomi
ASEAN”, tersedia pada
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indo
nesia/2014/08/140826_pasar_tenaga_kerja_
aec,
diakses pada tanggal 5 Maret 2015 Pukul
10.29 (GMT +7).
[4]. Seputar Pengertian, 2014, “Pengertian dan
Karakteristik
Masyarakat
Ekonomi
ASEAN”, tersedia pada
http://seputarpengertian.blogspot.com/2014/
08/Pengertian-karakteristik-masyarakatekonomi-asean.html,
diakses pada tanggal 10 Maret 2015 Pukul
15.27 (GMT +7).
[5]. Saputra, Doddy., 2014, “Apa Itu Masyarakat
Ekonomi
ASEAN
(MEA)?”,
marketing.co.id, tersedia pada,
http://www.marketing.co.id/apa-itumasyarakat-ekonomi-asean-mea/,
diakses pada tanggal 10 Maret 2015 Pukul
17.47 (GMT +7).
[6]. Direktorat
Jenderal
Hak
Kekayaan
Intelektual Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, 2007,
“J.CO DONUTS & COFFEE”, tersedia
pada
http://merekindonesia.dgip.go.id/detail.php?aplnumber=
%27J002007040210%27&class=%2735%2
7,
diakses pada tanggal 9 Maret 2015 Pukul
12.53 (GMT +7).
[7]. Devita, Irma., 2013, “Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Menurut UU No. 5 Tahun
1999”, tersedia pada
http://irmadevita.com/2013/praktik-

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

359

monopoli-dan-persaingan-usaha-menurutuu-no-5-tahun-1999/,
diakses pada tanggal 5 Maret 2015 Pukul
13.11 (GMT +7).
[8]. Legal Akses, 2014, “Hak Moral dan Hak
Ekonomi Suatu Hak Cipta”, tersedia pada
http://www.legalakses.com/hak-ekonomidan-hak-moral-suatu-hak-cipta/,
diakses pada tanggal 5 Maret 2015 Pukul
13.24 (GMT +7).
[9]. Noor, Rossi., 2015, “Invasi Lapangan di
Villa Park: Dari Ban Kapten dan Sepatu
yang Hilang, sampai Ancaman Hukuman
FA”, Detik Sport, tersedia pada
http://sport.detik.com/sepakbola/read/2015/
03/08/033220/2852559/72/1/invasilapangan-di-villa-park-dari-ban-kapten-dansepatu-yang-hilang-sampai-ancamanhukuman-fa,
diakses pada tanggal 8 Maret 2015 Pukul
18.45 (GMT +7).
[10]. Akbar, Bakhrul., 2012, “Pentingnya
Keseimbangan
Religiusitas
dan
Intelektualitas
dalam
Kehidupan
Mahasiswa”, tersedia pada
http://altatra23.blogspot.com/2012/08/pentin
gnya-keseimbangan-religiusitas.html,
diakses pada tanggal 5 Maret 2015 Pukul
13.41 (GMT +7).
[11]. Kementerian Koperasi Republik Indonesia,
2008, “Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM)”, tersedia pada
http://www.depkop.go.id/attachments/article
/129/259_KRITERIA_UU_UMKM_Nomor
_20_Tahun_2008.pdf,
diakses pada tanggal 12 Februari 2015
Pukul 11.28 (GMT +7).
[12]. Mahasiswa Ekonomi, 2014, “Definisi
Ekonomi Kreatif dan Industri Kreatif”,
tersedia pada
http://mahasiswaekonomi.com/belajarekonomi/definisi-ekonomi-kreatif-danindustri-kreatif/,
diakses pada tanggal 6 Maret 2015 Pukul
15.39 (GMT +7).
[13]. Naomi, Maria., 2011, “Definisi Periklanan
dan Manajemen Periklanan”, tersedia pada
http://fikomankom.blogspot.com/2011/02/n
ormal-0-false-false-false-en-us-x-none.html,
diakses pada tanggal 11 Maret 2015 Pukul
17.36 (GMT +7).
[14]. Desain Studio, 2010, “Kumpulan Iklan-iklan
Kreatif di Indonesia”, tersedia pada
http://www.desainstudio.com/2010/08/kump
ulan-iklan-iklan-kreatif-di.html,
diakses pada tanggal 11 Maret 2015 Pukul
20.10 (GMT +7).

[15]. Prasetya, Heri Echo., 2012, “Pengertian
Arsitektur”, tersedia pada
http://heppras.blogspot.com/2012/03/penger
tian-arsitektur_08.html,
diakses pada tanggal 11 Maret 2015 Pukul
18.02 (GMT +7).
[16]. Arch
Daily,
2010,
“Al-Irsyad
Mosque/Urbane”, tersedia pada
http://www.archdaily.com/87587/al-irsyadmosque-urbane/,
diakses pada tanggal 11 Maret 2015 Pukul
18.03 (GMT +7).
[17]. Sinaga, Alexa., 2014, “Pengertian Seni
Menurut Bahasa, 10 Pendapat Para Ahli
Lengkap”, silontong.com, tersedia pada
http://silontong.com/2014/11/07/pengertianseni-menurut-bahasa-10-pendapat-para-ahlilengkap/,
diakses pada tanggal 11 Maret 2015 Pukul
18.23 (GMT +7).
[18]. National Geographic Indonesia, 2014,
“Karya Lukisan Klasik Bali yang
Mendunia”, tersedia pada
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/0
6/karya-lukisan-klasik-bali-yang-mendunia,
diakses pada tanggal 11 Maret 2015 Pukul
19.28 (GMT +7).
[19]. Winarti, Fajar., 2014, “Pengertian Prakarya,
Kerajinan,
Pengolahan,
Budidaya,
Rekayasa”, tersedia pada
https://fajarwinarti21.wordpress.com/2014/0
9/01/pengertian-prakarya/,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
12.26 (GMT +7).
[20]. Kusuma, Mawar., 2013, “Limbah Kotak
Susu Jadi Produk Kerajinan Cantik”,
female, tersedia pada
http://female.kompas.com/read/2013/02/26/
11305511/Limbah.Kotak.Susu.Jadi.Produk.
Kerajinan.Cantik,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
12.40 (GMT +7).
[21]. Savitrie, Dian., 2008, “Pola Perilaku
Pembelian...”,
Fakultas
Ekonomi
Universitas Indonesia, tersedia pada
http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/1
26658-6027-Pola%20perilaku-Literatur.pdf,
diakses pada tanggal 11 Maret 2011 Pukul
20.51 (GMT +7).
[22]. Indonesian Fashion and Batik Festival,
2014, “Photo Session”, tersedia pada
http://ifbf.ch/gallery.php?halaman=1&previ
ew=5,
diakses pada tanggal 11 Maret 2015 Pukul
20.57 (GMT +7).
[23]. Mahasiswa Belajar, 2011, “Definisi
Desain”, tersedia pada

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

360

https://mahasiswabelajar.wordpress.com/20
11/09/12/definisi-desain/,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
13.29 (GMT +7).
[24]. Maroon 5, 2014, “Congratulations to Bayo
Gale on the Winning Artwork in Our
Creative Allies Contest to Design an
Alternate Cover for “V””, tersedia pada
http://www.maroon5.com/news/congratulati
ons-bayo-gale-winning-artwork-ourcreative-allies-contest-design-alternatecover-v,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
13.49 (GMT +7).
[25]. Ahira, Anne., 2014, “Mengenal Lebih Jauh
Pengertian Film”, tersedia pada
http://www.anneahira.com/pengertianfilm.htm,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
13.14 (GMT +7).
[26]. Kurnianto, Eddi., 2012, “Resensi: The
Raid”, kompasiana, tersedia pada
http://hiburan.kompasiana.com/film/2012/03
/27/resensi-the-raid-445241.html,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
13.17 (GMT +7).
[27]. Rusyanti, Hetty., 2013, “Pengertian Musik
Menurut Ahli”, kajianteori.com, tersedia
pada
http://www.kajianteori.com/2013/02/pengert
ian-musik-definisi-musik.html,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
13.49 (GMT +7).
[28]. Sofresh., 2010, “Angklung, Warisan Budaya
Bangsa yang Mendunia”, Bambu Indonesia,
tersedia pada
https://bamboeindonesia.wordpress.com/alat
-musik-dari-bambu/jenis-alat-musikbambu/angklung/,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
16.06 (GMT +7).
[29]. Anwar, Mas., 2013, “Pengertian Seni
Pertunjukan dan Jenisnya”, lintasjari,
tersedia pada
http://www.lintasjari.com/2013/07/pengertia
n-seni-pertunjukan-dan-jenisnya.html,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
15.47 (GMT +7).
[30]. Djunaedi, Didik., 2011, “Pertunjukan Seni
Tradisional:
Dimana
Sekarang?”,
kompasiana, tersedia pada
http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/30/p
ertunjukan-seni-tradisional-dimanakebaradaannya-408198.html,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
16.08 (GMT +7).
[31]. Syahid,
Muhammad.,
2014,
“Paper

Pengantar Ilmu Penerbitan”, Politeknik
Negeri Media Kreatif, tersedia pada
https://www.academia.edu/9433778/PAPER
_PENGANTAR_ILMU_PENERBITAN,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
17.02 (GMT +7).
[32]. Royan, Frans M., 2014, “Buku Baru Soal
Distributorship Management (Terbitan
Gramedia)”, Suara Marketing, tersedia pada
http://fransmroyan.blogspot.com/2014/03/pa
da-akhirnya-sebuah-bisnis.html,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
16.52 (GMT +7).
[33]. Ghufron, Anik., 2011,
“Pendekatan
Penelitian dan Pengembangan (R&D) di
Bidang Pendidikan dan Pembelajaran”,
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta, tersedia pada
https://www.academia.edu/4739043/PENDE
KATAN_PENELITIAN_DAN_PENGEMB
ANGAN_R_and_D_DI_BIDANG_PENDI
DIKAN_DAN_PEMBELAJARAN,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
18.38 (GMT +7).
[34]. Syaifurrahman., 2014, “Pengertian Software
Komputer Paling Lengkap Disini!”, tersedia
pada
http://webberbagi.blogspot.com/2014/10/pe
ngertian-software-komputer-palinglengkap.html#.VQFbIjGUfzE,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
16.31 (GMT +7).
[35]. Faisal., 2014, “Mengenal Garuda OS | OS
Asli Indonesia”, open source, tersedia pada
http://www.go-opensource.com/mengenalgaruda-os-os-asli-indonesia/,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
16.40 (GMT +7).
[36]. Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam
Jaringan, 2013, “Main”, tersedia pada
http://kbbi.web.id/main,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
17.35 (GMT +7).
[37]. Lestari, Dewi., 2010, “Definisi Game”,
Universitas Muhammadiyah Sukabumi,
tersedia pada
http://www.ummi.ac.id/ti/konvert_pdf.php?
kode=VGxFOVBRPT0,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
17.27 (GMT +7).
[38]. Fun Station, 2014, “5 Permainan Anak
Indonesia yang Hampir Punah”, tersedia
pada
http://funstationbandung.com/lain-lain/5permainan-tradisional-anak-indonesia-yanghampir-punah/,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul

SEMINAR NASIONAL
“Strategi Indonesia Kreatif Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”
UNIVERSITAS WIDYATAMA │Bandung, 19 Maret 2015

361

17.43 (GMT +7).
[39]. Dilihatya.com, 2014, “Pengertian Televisi
Menurut Para Ahli”, tersedia pada
http://dilihatya.com/2397/pengertiantelevisi-menurut-para-ahli,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
18.39 (GMT +7).
[40]. Dilihatya.com, 2014, “Pengertian Radio
Menurut Para Ahli”, tersedia pada
http://dilihatya.com/2207/pengertian-radiomenurut-para-ahli,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
18.42 (GMT +7).
[41]. Netmediatama, 2013, “Indonesia Bagus –
Batusangkar – Sumatera Barat”, tersedia
pada
https://www.youtube.com/watch?v=Mx3NOxLfXY,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
19.27 (GMT +7).
[42]. Yusuf, Oik., 2012, “Game Horor Indonesia
“Dreadout”
Dirilis
Awal
2013”,
kompas.com, tersedia pada
http://tekno.kompas.com/read/2012/09/17/1
4460683/Game.Horor.Indonesia.Dreadout.D
irilis.Awal.2013,
diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Pukul
18.02 (GMT +7).
[43]. Bali Post, 2008, “Sidang Hak Cipta: Deni
Diputus Bebas”, tersedia pada
http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?
module=detailberita&kid=10&id=5963,
diakses pada tanggal 6 Maret 2015 Pukul
16.04 (GMT +7).
[44]. Direktorat
Jenderal
Hak
Kekayaan
Intelektual Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, 2014,
“Statistik HKI Tahun 2013-2014”, tersedia
pada
http://www.dgip.go.id/images/adelchimages/pdffiles/statistik/statistik_HKI_thn_2013_dan_t
hn_2014-1.pdf,
diakses pada tanggal 12 Februari 2015
Pukul 11.47 (GMT +7).
[45]. Nishimura, Hidetoshi., 2014, “ASEAN
Economic Community and Intellectual
Property Rights”, Economic Research
Institute for ASEAN and East Asia (ERIA),
tersedia pada
http://www.jpo.go.jp/torikumi_e/ibento_e/pr
ogram/img/OECD%20IPR%20Conference
%20-FINAL4.pdf,
diakses pada tanggal 9 Maret 2015 Pukul
13.46 (GMT +7).
[46]. Intellectual Property of Singapore, 2014,
“Singapore’s IP Rangking”, tersedia pada

http://www.ipos.gov.sg/MediaEvents/Singa
poresIPRanking.aspx,
diakses pada tanggal 13 Februari 2015
Pukul 09.07 (GMT