BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together dalam Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Deskripsi Pra Siklus
Data kondisi awal dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan

observasi dan wawancara terhadap guru kelas 4 SD Negeri Kadirejo 02
Kabupaten Semarang Kecamatan Pabelan, dengan tujuan untuk mengetahui
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) 70. Di dapatkan nilai pra siklus dari daftar nilai siswa yang
dijabarkan dalam tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPA dibawah ini
Tabel 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 Pra Siklus
No
1.
2.

KKM
Keterangan

≥ 70
Tuntas
< 70
Belum tuntas
Niai minimal
Nilai maksimal
Rata-rata

Frekuensi
8
16

Persentase (%)
33%
67%
45
85
64

Tabel diatas menunjukkan rendahnya tingkat ketuntasan hasil belajar

siswa sebelum dilakukan penelitian/pra siklus dalam mata pelajaran IPA
dengan KKM 70. Dengan jumlah siswa 24 ketuntasan hanya 42% atau 10
siswa dan siswa tidak tuntas mencapai 58% atau 14 siswa. Nilai minimal 45
dan nilai maksimal 85 sedangkan rata-rata 64. Untuk lebih jelasnya rincian
daftar nilai hasil belajar siswa akan disajikan dalam tabel distribusi. Penyajian
data hasil belajar siswa dengan menggunakan tabel distribusi rentang nilai
IPA kelas 4 SD Negeri Kadirejo 02 pada pra siklus dapat dilihat pada tabel
4.2 dibawah ini.

44

45

Tabel 4.2
Frekuensi Nilai Hasil UTS Tahun Ajaran 2016/2017 Mata
Pelajaran IPA Pada Pra Siklus
No
1
2
3

4
5

Rentang
40  50
50  60
60  70
70  80
80  90
Jumlah

Frekuensi
1
4
11
4
4
24

Persentase

4%
17%
45%
17%
17%
100%

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa siswa yang
mendapatkan nilai pada rentang 40 < 50 sebanyak 1 siswa dengan persentase
4% dari jumlah seluruh siswa, nilai diantara 50 < 60 sebanyak 4 siswa dengan
persentase 17% dari jumlah semua siswa, nilai diantara 60 < 70 sebanyak 11
siswa dengan persentase 45% dari jumlah seluruh siswa, nilai 70 < 80
sebanyak 4 siswa dengan persentase 17% dan nilai 80 < 90 terdapat 4 siswa
dengan persentase 17% dari jumlah seluruh siswa. Pada rentang 60 < 70
masih terdapat 11 siswa yang nilainya di bawah KKM dengan persentase
45%
Berdasarkan Tabel 4.2 berikut ini disajikan diagram batang persentase
rentang nilai belajar siswa kelas 4 pada pra siklus, yang dapat di lihat pada
gambar dibawah ini.


46

Pra Siklus
45%
45%
40%
35%
30%
25%

17%

20%

17%

17%

70 < 80


80 < 90

Pra Siklus

15%
10%

4%

5%
0%
40 < 50

50 < 60

60 < 70

Gambar 4.1
Diagram Batang Persentase Nilai Hasil UTS Tahun Ajaran
2016/2017 Mata Pelajaran IPA Pada Pra Siklus

Gambar 4.1 diagram batang hasil belajar IPA pra siklus, dapat dijadikan dasar
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Berdasarkan observasi terdapat
proses pembelajaran IPA diperoleh faktor yang menyebabkan rendahnya hasil
belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan guru masih
menggunakan metode ceramah atau konvensional. Selain itu, keterbatasan
alat peraga serta model atau pendekatan kurang menarik, siswa kurang
memberikan gagasan/ide dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa hanya
menerima materi yang di sampaikan oleh guru dan diakhiri dengan evaluasi,
sehingga hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA kurang baik.
Solusi untuk mengatasi ketidaktuntasan hasil belajar IPA siswa kelas
4 SD Negeri Kadirejo 02 adalah dengan menerapkan model Numbered Heads
Together dalam metode Eksperimen pada mata pelajaran IPA yang
dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

47

4.2

Deskripsi Siklus I
Pada siklus I diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan


tindakan dan observasi, hasil tindakan dan observasi, refleksi, dan tindak
lanjut. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi 2 kali
pertemuan, pertemuan pertama alokasi waktu 2x35 menit, pertemuan kedua
alokasi waktu 2x35 menit.
4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I
Tahap perencanaan siklus I diawali dengan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan standar kompetensi (SK) 7.
Memahami gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda (KD) 7.1
Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorong dan tarik) dapat
mengubah gerak suatu benda.
Berdasarkan SK dan KD dalam kegiatan pembelajaran ditentukan
model yang akan dilakukan model Numbered Heads Together dalam metode
Eksperimen, media yang digunakan, menyediakan lembar evaluasi hasil
belajar, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Observer/pengamat
dilakukan oleh guru kelas 4 dan peneliti berperan sebagai pengajar.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu
2x35 menit setiap pertemuan pada hari Senin dan Selasa, tanggal 22-23 Mei
2017. Pada pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru

yang mengajar di kelas dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti dengan
menggunakan model Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen.
Pertemuan Pertama
Kegiatan pada awal pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari senin tanggal 21 Mei 2017 pelajaran dimulai pukul 09.30 setelah
istirat pertama. Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam, ketika pertama
kali bertemu dengan siswa kelas 4 siswa merasa canggung dan malu, guru
memperkenalkan diri dan bergantian siswa memperkenalkan diri satu persatu.
melakukan absensi dengan memanggil satu persatu nama siswa dan

48

menanyakan kesiapkan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian guru
melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “pernahkah kalian
bermain ayunan?” “Dengan cara apa kalian bermain ayunan tersebut?”
kemudian siswa menjawab pertanyaan guru walaupun ada sebagian siswa
yang tidak menjawab pertanyaan guru, lalu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu melaui kegiatan percobaan siswa dapat menjelaskan
adanya gaya tarik dan dorong, melalui diskusi kelompok siswa dapat

menyebutkan jenis-jenis gaya. Pada kegiatan inti guru bertanya kepada siswa,
pernahkah kalian memompa ban sepeda? gaya apakah yang diberikan ketika
memompa? Kemudian siswa menjawab pertanyaan guru “pernah” dan siswa
menjawab “gaya dorong” dari jawaban siswa, guru menjelaskan adanya gaya
tarik dan dorong, jenis-jenis gaya. Ketika guru sedang menjelaskan materi
ada beberapa siswa yang masih ramai sendiri seperti: berbicara dengan teman
sebelahnya dan ada juga siswa yang keluar masuk kelas. Setelah guru selesai
menjelaskan materi guru bertanya kepada siswa “dari penjelasan tadi anakanak sudah paham apa belum?” dan siswa menjawab sudah paham,
selanjutnya guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-msing
anggota ada 6 orang, dengan menggunakan kertas warna yang mendapatkan
warna sama menjadi satu kelompok. Siswa sangat antusias saat guru
membagikan kertas warna.
Ketika siswa berkelompok ada siswa yang ramai sendiri tidak segera
bergabung dengan kelompoknya, ada juga siswa yang kesulitan untuk menata
meja dan kursi dalam kelompok, dan guru memberi nasehat kepada siswa
untuk segera bergabung dengan kelompoknya dan guru membantu siswa
yang kesulitan dalam menata meja dan kursi dalam kelompok. Setelah siswa
berkelompok guru membagikan nomor kepala, setiap kelompok mendapatkan
nomor yang berbeda-beda sebagai identitas dalam kelompok. Guru meminta
siswa agar memakai nomor dan guru menjelaskan langkah-langkah percobaan

yang akan dilakukan, dari penjelasan langkah-langkah percobaan guru
bertanya kepada siswa “anak-anak dari penjelasan ibu bagian mana yang
belum jelas” siswa menjawab “sudah paham bu”. Guru membagikan alat dan

49

bahan seperti: bola mainan, buku, mobil mainan, tali, per, magnet, kertas,
penggaris, korek api, parasut mainan, meja, kursi pada masing-masing
kelompok. Ketika guru membagikan ada siswa yang bermain-main dengan
alat dan bahan percobaan dan guru memberitahu kepada siswa tidak boleh
untuk mainan dan setiap kelompok melakukan percobaan tentang adanya
gaya tarik dan dorong. Setiap kelompok memulai percobaan pertama yaitu
melakukan percobaan menarik mobil, menendang bola, membuka buku,
menarik tali, mendorong meja, dari percobaan yang sudah dilakukan mereka
dapat menggolongkan gaya tersebut termasuk gaya dorongan atau tarikan
kemudian mereka membuat kesimpulan. Dilanjutnya siswa

melakukan

percobaan pertama siswa menarik per, mendekatkan magnet dengan klip
buku, menggosokkan penggaris ke rambut lalu mendekatkan penggaris ke
sobekan kertas, menyalakan api menggunakan korek api, menerbangkan
parasut mainan, mengangkat kursi, dari percobaan yang sudah dilakukan
setiap kelompok menggolongkan macam-macam gaya yaitu, (pegas, listrik,
magnet, gravitasi, otot, gesek) setelah itu mereka membuat kesimpulan. Guru
menjadi fasilitator saat percobaan berlangsung dan mengawasi pekerjaan
siswa, ada beberapa siswa yang tidak melakukan percobaan dan kejar-kejaran
dengan temannya, bermain sepak bola dalam kelas. Guru memberitahu agar
siswa melakukan percobaan dan tidak boleh mengandalkan siswa yang pandai
untuk melakukan percobaan dan mengerjakan lembar percobaan. Setiap
kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompoknya dapat mengerjakan/mengetahuinya. Guru memanggil beberapa
nomor siswa dan nomor yang dipanggil untuk mempersentasikan hasil
diskusi. Ketika ada siswa yang maju mempersentasikan hasil diskusi ada lagi
siswa yang ramai dan tidak mendengarkan temannya ketika persentasi.
Guru meminta kelompok lain memberikan tanggapan “anak-anak
siapa yang mau memberikan tanggapan untuk kelompok yang maju” ada
kelompok lain yang memberikan tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor
yang lain lagi. Setelah semua siswa selesai mempersentasikan hasil diskusi
guru membagikan hadiah kepada setiap kelompok dan guru meminta

50

perwakilan setiap kelompok untuk maju menerima hadiah, siswa sangat
senang dan berebut ketika hadiah sudah dibagikan. Guru meminta siswa agar
hadiahnya dibagi setiap anak dalam tim kelompoknya dan membukanya
setelah selesai kegiatan pembelajaran. Guru memberikan penguatan serta
pelurusan kesalahan yang terjadi pada saat percobaan. Pada kegiatan akhir
guru dan siswa menyimpulkan materi bersama-sama, dan memberitahu
kepada siswa untuk belajar materi selanjutnya dirumah dan guru mengakhiri
pembelajaran dengan salam.
Refleksi pertemuan pertama
Pada refleksi pertemuan pertama dilakukan oleh guru kelas dan
peneliti, tugas guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan
mengajar. Pada kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi
yang dinilai oleh guru kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar
observasi yang telah dinilai oleh guru kelas digunakan oleh peneliti untuk
memperbaiki kegiatan yang belum dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
dalam RPP.
Pertemuan kedua
Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pada pertemuan kedua
ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2017 pukul 07.00. Guru
memberikan salam dan siswa sudah mulai tidak canggung serta malu. Guru
menunjuk ketua kelas untuk menyiapkan doa, mengabsen kehadiran siswa
dengan memanggil satu persatu nama siswa dan memeriksa kesiapan siswa
sudah siap belum untuk mengikuti pembelajaran. Selanjutnya guru
melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Pernahkan kalian
menuntun sepeda?”, “Sebutkan gaya apa yang menjadikan sepeda bisa
berjalan?” siswa menjawab pertanyaan dari guru “sudah bu”, “karena adanya
gaya dorong”, guru menyampaikan tujuan pembelajarn melalui kegiatan
percobaan siswa dapat mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi gerak
benda, melalui kegiatan percobaan siswa dapat menyebutkan contoh gaya
yang mempengaruhi bentuk benda. Pada kegiatan inti guru bertanya lagi
kepada siswa “Pernahkan kalian menjatuhkan telur ayam ke lantai?”,

51

“Bagaimanakah bentuk telur setelah jatuh ke lantai”. “Siswa menjawab
pernah bu, ada juga yang menjawab belum bu”, “bentuknya hancur” Dari
jawaban siswa guru menjelaskan materi tentang faktor yang mempengaruhi
gerak benda dan contoh gaya mempengaruhi bentuk benda.
Setelah selesai menjelaskan guru bertanya kepada siswa, “anak-anak
dari penjelasan ibu bagian mana yang belum jelas?” “Siswa menjawab sudah
paham bu”, ketika menjawab ada sebagian siswa yang hanya diam.
Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing- msing
anggota ada 6 orang, dengan menggunakan kertas warna yang mendapatkan
warna sama menjadi satu kelompok, ketika guru membagikan kelompok
menggunakan kertas warna siswa sangat antusias dan bertanya “ini buat apa
bu”, guru menjawab “nanti setelah semuanya mengambil kertas kalian nanti
bergabung menjadi kelompok sesuai warna kertas yang didapat”. Kemudian
guru membagikan nomor kepala, setiap kelompok mendapatkan nomor yang
berbeda sebagai identitas dalam kelompok. Siswa menyimak penjelasan guru
mengenai langkah-langkah percobaan dan guru bertanya kepada siswa “anakanak dari penjelasan ibu bagian mana yang belum jelas?”, siswa menjawab
“sudah bu”. Selanjutnya guru membagikan lembar percobaan pada setiap
kelompok. Guru membagikan alat dan bahan seperti: pesawat dari kertas,
kelereng, pintu, bola plastik, air minum dengan sedotan yang akan digunakan
dalam percobaan pada masing-masing kelompok.
Setiap kelompok melakukan percobaan tentang faktor mempengaruhi
gerak benda dan gaya mempengaruhi bentuk benda. Setiap kelompok
melakukan percobaan yaitu bola yang dijatuhkan dari atas, kelereng yang
disentil, mainan pesawat dari kertas yang terbang ke atas lalu jatuh, menarik
pintu, melempar bola, meminum air menggunakan sedotan, setelah
melakukan percobaan kemudian menggolongkan kedalam gaya dorongan,
tarikan, gravitasi dan membuat kesimpulan. Guru menjadi fasilitator saat
percobaan berlangsung dan mengawasi pekerjaan siswa, ketika percobaan
berlangsung ada beberapa siswa yang ramai, bermain dengan mengoyanggoyangkan peta sampai talinya putus. Guru memberitahu agar siswa

52

melakukan percobaan dan tali peta putus dibiarkan saja nanti setelah
percobaan dibenarkan. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar
dan

memastikan

tiap

anggota

kelompoknya

dapat

mengerjakan/mengetahuinya. Guru memanggil beberapa nomor siswa dan
nomor yang dipanggil untuk mempersentasikan hasil diskusi, ketika siswa
mempersentasikan hasil diskusi ada siswa yang keluar masuk kelas.
Guru meminta kelompok lain memberikan tanggapan, setelah selesai
persentasi ada kelompok lain yang mengangkat tangan untuk memberikan
tanggapan, setelah guru mempersilahkan kelompok tersebut ternyata tidak
jadi memberikan tanggapan. Kemudian guru menunjuk nomor yang lain lagi,
“anak-anak siapa yang mau memberikan tanggapan?” dan siswa tidak ada
yang memberikan tanggapan. Guru memberikan penguatan serta pelurusan
kesalahan yang terjadi pada saat percobaan. Setelah semua siswa selesai
mempersentasikan hasil diskusi guru membagikan hadiah kepada setiap
kelompok dan guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk maju
menerima hadiah, siswa sangat senang dan berebut ketika hadiah sudah
dibagikan. Guru meminta siswa agar hadiahnya dibagi setiap anak dalam tim
kelompoknya dan membukanya setelah selesai kegiatan pembelajaran. Pada
kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan materi bersama-sama, “anakanak hari ini kita sudah belajar apa saja?” siswa dan guru menjawab bersama
“belajar tentang faktor-faktor yang mempengaruhi gerak benda dan
menyebutkan contoh gaya yang mempengaruhi bentuk benda. Kemudian
siswa mengerjakan lembar soal evaluasi, ketika mengerjakan siswa tidak ada
yang ramai dan serius untuk mengerjakan tetapi ada beberapa siswa yang
bertanya tentang soal yang belum jelas. Setelah siswa menyelesaikan soal
evaluasi

guru

membagikan

sanck

ke

masing-masing

siswa.

Guru

memberitahu kepada siswa untuk belajar materi selanjutnya dirumah dan guru
mengakhiri pembelajaran dengan salam.

53

Refleksi pertemuan kedua
Pada refleksi pertemuan kedua dilakukan oleh guru kelas dan peneliti,
tugas guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan
mengajar. Pada kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi
yang dinilai oleh guru kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar
observasi yang telah dinilai oleh guru kelas pada pertemuan pertama
digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk memperbaiki pada pertemuan
kedua.
4.2.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus I
Hasil tindakan dan observasi siklus I dapat dilihat berdasarkan hasil
belajar dan hasil observasi mengajar guru serta hasil observasi belajar siswa
selama pembelajaran IPA dengan model Numbered Heads Together dalam
metode Eksperimen. Adapun hasil belajar siswa dan hasil observasi terhadap
aktivitas guru dan siswa pada siklus I sebagai berikut:
a.

Hasil Tindakan Siklus I
Hasil belajar siswa diperoleh melalui nilai soal tes evaluai yang

dikerjakan siswa pada siklus I pertemuan keduan. Soal evaluasi berjumlah 20
butir soal dengan berbentuk pilihan ganda. Terlihat bahwa daftar nilai hasil
belajar siswa kelas 4 mata pelajarn IPA siklus I menunjukkan masih ada
beberapa siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM < 70. Dari 24 siswa
terdapat 8 siswa yang memperoleh nilai < 70 dan 16 siswa memperoleh nilai
≥ 70. Berikut ini akan dijabarkan dalam tabel ketuntasan hasil belajar siswa
kelas 4 pada siklus I sebagai berikut:
Tabel 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Pada Siklus I
No
1.
2.

KKM
Keterangan
≥ 70
Tuntas
< 70
Belum tuntas
Niai minimal
Nilai maksimal
Rata-rata

Frekuensi
17
7

Persentase (%)
71%
29%
50
95
73

54

Setelah dilakukan tindakan pada pembelajarab siklus I menggunakan
model Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen, tabel diatas
menunjukkan masih ada sebagian siswa yang belum mencapai ketuntasan
hasil belajar dengan KKM 70. Dengan jumlah siswa 24 siswa, siswa yang
tuntas 71% atau 17 siswa, dan siswa yang tidak tuntas mencapai 29% atau 7
siswa. Nilai ninimal 50 dan nilai maksimal 95, sedangkan nilai rata-rata 73.
Untuk lebih jelas rincian hasil belajar disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
nilai sebagai berikut:
Tabel 4.4
Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Pada Siklus I
No
1.
2.
3.
4.
5.

Rentang
50  60
60  70
70  80
80  90
90  100
Jumlah

Frekuensi
2
5
6
9
2
24

Persentase
8%
21%
25%
38%
8%
100%

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan
nilai 50 < 60 sebanyak 2 siswa dengan persentase sebesar 8% dari jumlah
seluruh siswa, nilai antara 60 < 70 sebanyak 5 siswa dengan persentase
sebesar 21% dari jumlah seluruh siswa, nilai antara 70 < 80 terdapat 6 siswa
dengan persentase sebesar 25%, nilai antara 80 < 90 sebanyak 9 siswa dengan
persentase 38% dari jumlah seluruh siswa, nilai antara 90 < 100 sebanyak 2
siswa dengan persentase 8% dari jumlah seluruh siswa. Pada rentang nilai
80 < 90 terdapat 9 siswa yang sudah tuntas dengan persentase 38%.
Berdasarkan tabel diatas berikut ini disajikan diagram batang yang dapat
dilihat sebagai berikut:

55

Siklus I
38%

40%
35%
30%

25%
21%

25%
20%

Siklus I

15%
10%

8%

8%

5%
0%
50 < 60

80 < 70

70 < 80

80 < 90

90 < 100

Gambar 4.2
Diagram Batang Persentase
Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Pada Siklus I
b.

Hasil Observasi mengajar Guru Siklus I

Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh ibu Tri Harjanti
S.Pd. dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa yang
sesuai dengan model Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen.
Hasil analisis lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.5
Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus I Pertemuan Pertama
No

1.
2.
3.
4.

Aspek yang diamati

Pra pembelajaran
Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan akhir
Jumlah

Jumlah butir
aspek yang
diamati
2
6
10
4
25

Hasil observasi
Ya
Tidak
2
5
7
3
19

1
2
2
1
6

56

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada
pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan
pembelajaran dan belum semua aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru.
Terdapat 20 butir pengamatan yang sudah terlaksana dan 5 butir pengamatan
yang tidak terlaksana dari keseluruhan 25 butir pengamatan. Pada pra
pembelajaran, guru tidak mempersiapkan ruang kelas. Pada kegiatan awal
guru tidak mengajak siswa berdoa dikarenakan guru mengajar tidak pada jam
pertama dan guru tidak mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Pada kegiatan inti guru tidak bertanya kepada siswa mengenai
kaitan dengan materi yang akan disampaikan, guru tidak memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan.
Pada kegiatan akhir guru tidak memberikan soal evaluasi kepada
siswa. Dari pengamatan kegiatan guru secara umum proses pembelajaran
terlaksana dengan cukup baik sesuai dengan model Numbered Heads
Together dalam metode Eksperimen. Namun masih ada kekurangan beberapa
kegiatan yang belum terlaksana seperti keterangan diatas.
Tabel 4.6
Hasil Observasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama
No

1.
2.
3.
4.

Aspek yang diamati

Pra pembelajaran
Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan akhir
Jumlah

Jumlah butir
aspek yang
diamati
2
6
10
4
22

Hasil observasi
Ya
Tidak
2
5
7
3
17

0
1
3
1
5

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada
pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan
pembelajaran dan belum semua indikator dilaksankan oleh siswa. Terdapat 17
butir pengamatan yang sudah terlaksana dan 5 butir pengamatan yang tidak
terlaksana dari keselurhan 22 butir pengamatan. Pada kegiatan awal, siswa
tidak mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Pada

57

kegiatan inti siswa tidak menjawab pertanyaan dari guru, siswa tidak ada
yang memberikan tanggapan pada kelompok yang maju, siswa tidak
melakukan percobaan. Pada kegiatan akhir siswa tidak mengerjakan soal
evaluasi.
Dari pengamatan kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran
terlaksana dengan cukup beik sesuai dengan model Numbered Heads
Together dalam metode Eksperimen. Namun masih ada kekurangan beberapa
kegiatan yang belum terlaksana seperti keterangan diatas.
Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua, obsevasi masih dilakukan oleh ibu Tri Harjanti
S.Pd. dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa yang
sesuai dengan model Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen.
Hasil analisi lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Siklus I Pertemuan Kedua
No

1.
2.
3.
4.

Aspek yang diamati

Pra pembelajaran
Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan akhir
Jumlah

Jumlah butir
aspek yang
diamati
2
6
13
4
25

Hasil observasi
Ya
Tidak
2
6
11
4
23

0
1
1
0
2

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada
pertemuan kedua, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan
pembelajaran san belum semua indikator dilaksankan oleh guru. Terdapat 23
butir pengamatan yang sudah terlaksana dan 2 butir pengamatan yang tidak
terlaksana dari keseluruhan 25 butir pengamatan. Pada kegiatan awal guru
tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru tidak
bertanya kepada siswa tentang kaitan dengan materi.

Dari pengamatan

kegiatan guru secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan cukup

58

baik sesuai dengan model Numbered Heads Together dalam metode
Eksperimen. Namun masih ada kekurangan beberapa kegiatan yang belum
terlaksana seperti keterangan diatas.
Tabel 4.8
Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan Kedua
No

1.
2.
3.
4.

Aspek yang diamati

Pra pembelajaran
Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan akhir
Jumlah

Jumlah butir
aspek yang
diamati
2
6
10
4
22

Hasil observasi
Ya
Tidak
2
6
8
4
20

0
0
2
0
2

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada
pertemuan kedua, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan
pembelajaran dan belum semua indikator dilaksanakan oleh siswa. Terdapat
20 butir pengamatan yang sudah terlaksana dan 2 butir pengamatan yang
tidak terlaksana dari keseluruhan 22 butir pengamatan. Kegiatan inti siswa
tidak menjawab pertanyaan dari guru dan siswa tidak mendengarkan
penjelasan guru tentang langkah-langkah percobaan. Dari pengamatan
kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan cukup
baik sesuai dengan model Numbered Heads Together dalam metode
Eksperimen. Namun masih ada kekurangan beberapa kegiatan yang belum
terlaksana seperti keterangan diatas.
4.2.4 Refleksi Siklus I
Evaluasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes pada akhir
pembelajaran siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan ini
dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas pada pra siklus yang semula 64
meningkat menjadi 72 pada siklus I dan persentase ketuntasan dari pra siklus
yang hanya 42% menjadi 71%. Berdasarkan hasil observasi, penggunaan
model Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen guru sudah
berjalan dengan baik, namun ada kegiatan yang tidak terlaksana pada

59

pertemuan pertama dan kedua yaitu guru tidak bertanya kepada siswa tentang
kaitan dengan materi. Dalam pembelajaran terdapat beberapa siswa tidak
menjawab pertanyaan dari guru, mereka masih sibuk dengan kegiatannya
masing-masing seperti: berbicara dengan teman sebelahnya, keluar masuk
kelas. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa terutama siswa yang tidak
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik masih di bawah kriteria
ketuntasan yang telah ditetapkan.
4.2.5 Tindak Lanjut Siklus I
Berdasarkan data hasil belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa dan persentase ketuntasan sudah ada peningkatan, namun hasil
ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 85%.
Meskipun dalam kegiatan pembelajaran menerapkan model Numbered Heads
Together dalam metode Eksperimen yang digunakan oleh guru sudah berjalan
dengan baik, namun untuk siswa masih terdapat beberapa kekurangan.
Kekurangan yang masih terjadi dalam pembelajaran siklus I akan diperbaiki
pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, dan untuk kelebihan yang ada akan
dipertahankan.
4.3

Deskripsi Siklus II
Setelah melakukan analisis, evaluasi dan refleksi hingga diperoleh

data dari hasil pembelajaran siklus I menggunakan penerapan pembelajaran
dengan model Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen, maka
dilakukan penelitian tindak lanjut dengan melakukan perencanaan penelitian
siklus II. Pada siklus II diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan dan observasi, hasil tindakan dan observasi, refleksi, dan tindak
lanjut. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi 2 kali
pertemuan, pertemuan pertama alokasi waktu 2x35 menit, dan pertemuan
kedua alokasi waktu 2x35 menit.
4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II
Tahap perencanaan siklus II diawali dengan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan

standar

kompetensi

(SK)

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda dan

60

kompetensi dasar (KD) 7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya
(dorong dan tarik) dapat mengubah bentuk suatu benda. Perencanaan
pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut.
Berdasarkan SK dan KD dalam kegiatan pembelajaran dapat ditentukan
model yang akan dilakukan model Numbered Heads Together dalam metode
Eksperimen, media yang digunakan, menyediakan lembar evaluasi hasil
belajar, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Observer/pengamat
dilakukan oleh guru kelas 4 dan pebeliti berperan sebagai pengjar.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2x35 menit setiap pertemuan pada hari Jum’at dan Sabtu, tanggal 2627 Mei 2017. Pada pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti
sebagai guru yang mengajar di kelas dengan berpedoman pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti
dengan menggunakan model Numbered Heads Together dalam metode
Eksperimen.
Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama ini dilakukan
pada hari Jumat, 26 Mei 2017 pada pukul 07.00. Pada kegiatan awal guru
memberikan salam dan siswa menjawab salam, guru meminta siswa “siapa
yang mau meyiapkan doa” ketua kelas angkat tangan dan menyiapkan doa,
guru mengabsen kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran dan siswa menjawab “siap bu”, peneliti melakukan apersepsi
dengan mengajak siswa bernyanyi dan siswa sangat semangat, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu melalui kegiatan percobaan siswa
dapat mengetahui bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda, melalui diskusi
kelompok siswa dapat menyebutkan contoh-contoh gaya mengubah bentuk
benda. Pada kegiatan inti guru bertanya kepada siswa “Pernahkah kalian
bermain karet pentil?”, “Bagaimana bentuknya setelah ditarik apakah sama
dengan bentuk semula?”. Siswa menjawab pertanyaan “pernah bu, karet
pentil seperti karet bu”, kembali semula bu”. Dari jawaban siswa guru

61

menjelaskan tentang gaya dapat mengubah bentuk benda dam contoh gaya
mengubah bentuk benda.
Guru bertanya kepada siswa “anak-anak dari penjelasan materi yang
ibu sampaikan apakah sudah jelas?”, siswa menjawab “sudah bu”.
Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing
anggota ada 6 orang, siswa mengambil kertas warna dan yang mendapatka
warna sama menjadi satu kelompok. Guru membagikan nomor kepala, setiap
kelompok mendapatkan nomor yang berbeda sebagai identitas dalam
kelompok, guru meminta siswa untuk memakai nomor yang sudah dibagikan.
Ada siswa ketika memakai nomor tidak bisa, dan ada juga nomor yang
dipakai nomornya menghadap dibelakang kepala. Guru memakaikan nomor
kepala siswa yang tidak bisa memakai dan meminta siswa untuk memakai
nomor kepala dengan benar. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai
langkah-langkah percobaan, dan setelah selesai menjelaskan materi guru
bertanya “anak-anak dari penjelasan ibu, apakah kalian sudah jelas?”, siswa
menjawab “sudah paham bu”. Guru membagi lembar percobaan pada setiap
kelompok, guru membagikan alat dan bahan seperti: gelas, plastik, tisu,
kapas, pulpen, karet gelang, balon, spon busa, botol plastik, kerekan bendera
pada masing-masing kelompok, setiap kelompok melakukan percobaan yaitu
menarik kapas, plastik yang ditiup, gelas kaca yang dijatuhkan, tisu yang
ditarik, pulpen yang dijatuhkan, kemudian mereka menggolongkan masuk
pada benda berubah atau tidak berubah lalu mereka membuat kesimpukan.
Dilanjutkan dengan percobaan kedua siswa mengerek benda yang ada
disekolah, balon yang ditiup, spon busa yang ditekan, karet gelang yang
ditarik dan botol plastik yang ditekan, setelah itu mereka menggolongkan
masuk ke tarikan atau dorongan kemudian membuat kesimpulan.

Guru

menjadi fasilitator saat percobaan berlangsung dan mengawasi pekerjaan
siswa, ketika melakukan percobaan masih ada siswa yang main-main dengan
alat dan bahan percobaan serta ada siswa yang memecahkan gelas karena
siswa tersebut ramai dalam kelompok, untung tidak ada siswa yang terkena
pecahan gelas. Guru langsung membersihkan pecahan gelas dan memberitahu

62

kepada siswa ketika percobaan agar tidak ramai dan dilakukan dengan
sungguh-sungguh. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban dan memastikan
anggota kelompoknya dapat mengerjakan/mengetahuinya.
Guru memanggil beberapa nomor dan nomor yang dipanggil
mempersentasikan hasil diskusi, guru meminta kelompok lain memberikan
tanggapan, kelompok lain ada yang memberikan tanggapan tentang presentasi
yang disampaikan. Setelah semua siswa selesai mempersentasikan hasil
diskusi guru membagikan hadiah kepada setiap kelompok dan guru meminta
perwakilan setiap kelompok untuk maju menerima hadiah, siswa sangat
senang dan berebut ketika hadiah sudah dibagikan. Guru meminta siswa agar
hadiahnya dibagi setiap anak dalam tim kelompoknya dan membukanya
setelah selesai kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru dan siswa
menyimpulkan materi bersama-sama, “anak-anak hari ini kita sudah belajar
apa saja?” siswa dan guru menjawab bersama, “gaya dapat mengubah bentuk
benda dan menyebutkan contoh gaya mengubah bentuk benda”. Guru
memberikan penguatan serta pelurusan kesalahan yang terjadi pada saat
percobaan. Guru meminta siswa untuk belajar materi selanjutnya dirumah dan
guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Refleksi pertemuan pertama
Pada refleksi pertemuan pertama dilakukan oleh guru kelas dan
peneliti, tugas guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan
mengajar. Pada kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi
yang dinilai oleh guru kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar
observasi yang telah dinilai oleh guru kelas digunakan oleh peneliti untuk
memperbaiki kegiatan yang belum dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
dalam RPP dengan mengacu pada lembar observasi siklus I.
Pertemuan kedua
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II

ini

dilaksanakan pada hari Sbtu, 27 Mei 2017 pada pukul 07.00. Guru mengawali
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari
guru, guru meminta siswa untuk meyiapkan doa, mengabsen kehadiran siswa

63

dengan menyebut nama siswa satu persatu, mengecek kesiapan siswa, guru
melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Pernahkan kalian
melihat lilin yang menyala anak-anak?” “Apakah lilin tersebut mengalami
perubahan bentuk?”, siswa menjawab pertanyaan dari guru “pernah bu”,iya
lama-kelamaan

akan

habis

lilinnya”,

guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran yaitu melalui kegiatan percobaan siswa dapat membuktikan
bahwa gaya mengubah bentuk benda, melalui kegiatan percobaan siswa dapat
menyebutkan nama gaya pada suatu kegiatan.
Pada kegiatan inti guru bertanya lagi kepada siswa “Anak-anak
siapakah yang sudah pernah bermain plastisin?”, siswa menjawab pertanyaan
dari guru “plastisin itu apa bu?” guru memperlihatkan platisin itu apa dan
menjelaskan”. Dari jawaban siswa guru menjelaskan plastisin dapat
mengubah bentuk. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
yang masing-masing anggota ada 6 orang, siswa mengambil kertas warna dan
yang mendapatka warna sama menjadi satu kelompok. Guru membagi nomor
kepala, setiap kelompok mendapatkan nomor yang berbeda sebagai identitas
dalam kelompok, ketika dibagikan siswa langsung memakai nomor kepala.
Siswa menyimak penjelasan guru mengenai langkah-langkah percobaan, guru
membagi lembar percobaan pada setiap kelompok, guru membagikan alat dan
bahan seperti: palstisin pada masing-masing kelompok, “siswa bertanya bu
nanti plastisinnya dibuat bentuk apa?” guru menjawab “nanti kalian buat
sesuai dengan gambar yang sudah tertera dilembar percobaan”. Setiap
kelompok melakukan percobaan yaitu melakukan percobaan sesuai dengan
gambar antara lain tekan, dorong atau tarik plastisin sehingga berbentuk yang
kamu inginkan, perlihatkan hasilnya kepada teman sekelasmu. Siswa
menjawab pertanyaan yaitu berubakah setelah plastisin ditekan atau ditarik,
apakah yang menyebabkan demikian? Kemudian siswa membuat kesimpulan.
Guru menjadi fasilitator saat percobaan berlangsung dan mengawasi
pekerjaan siswa, ketika percobaan berlangsung ada siswa yang minta plastisin
lagi karena plastisinnya jatuh dan terlindas dengan sepatu, setiap kelompok

64

mendiskusikan jawaban dan memastikan anggota kelompoknya dapat
mengerjakan/mengetahuinya.
Guru memanggil beberapa nomor dan nomor yang dipanggil
mempersentasikan hasil diskusi, guru meminta kelompok lain memberikan
tanggapan, dan kelompok lain tidak ada yang memberikan tanggapan dari
hasil presentasi. Setelah semua siswa selesai mempersentasikan hasil diskusi
guru membagikan hadiah kepada setiap kelompok dan guru meminta
perwakilan setiap kelompok untuk maju menerima hadiah, siswa sangat
senang dan berebut ketika hadiah sudah dibagikan. Guru meminta siswa agar
hadiahnya dibagi setiap anak dalam tim kelompoknya dan membukanya
setelah selesai kegiatan pembelajaran. Guru memberikan penguatan serta
pelurusan kesalahan yang terjadi pada saat percobaan. Pada kegiatan akhir
guru dan siswa menyimpulkan materi bersama-sama, “anak-anak hari ini kita
sudah belajar apa saja?” siswa dan guru menjawab bersama “belajar tentang
membuktikan bahwa gaya mengubah bentuk benda. Kemudian siswa
mengerjakan lembar soal evaluasi, siswa mengerjakan dengan sungguhsungguh. Setelah siswa menyelesaikan soal evaluasi guru membagikan sanck
ke masing-masing siswa dan ada siswa yang paling nakal dikelas mengambil
snack yang mau dibagikan ke siswa lain, akhirnya guru mencari snack lain.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam dan berterimakasih kepada guru
kelas 4 dan siswa kelas 4.
Refleksi pertemuan kedua
Pada refleksi pertemuan kedua dilakukan oleh guru kelas dan peneliti,
tugas guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan
mengajar. Pada kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi
yang dinilai oleh guru kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar
observasi yang telah dinilai oleh guru kelas pada siklus I dan pertemuan II
pada pertemuan pertama digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk
memperbaiki pada siklus II pertemuan kedua.

65

4.3.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus II
Hasil tindakan dan observasi siklus II dapat dilihat berdasarkan hasil
belajar dan hasil observasi mengajar guru serta hasil observasi belajar siswa
selama pembelajaran IPA dengan model Numbered Heads Together dalam
metode Eksperimen. Adapun hasil belajar siswa dan hasil observasi terhadap
aktivitas guru dan siswa pada siklus II sebagai betikut:
a.

Hasil Tindakan Siklus II
Hasil belajar siswa diperoleh melalui nilai soal tes evaluasi yang

dikerjakan siswa pada siklus II pertemuan kedua. Soal evaluasi berjumlah 20
butir soal dengan berbetuk pilihan ganda. Terlihat bahwa nilai hasil belajar
siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPA siklus II menunjukkan msaih ada
beberapa siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM < 70. Dari 24 siswa
terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai < 70 dan 22 siswa memperoleh nilai
≥ 70. Berikut ini akan dijabarkan dalam tabel ketuntasan hasil belajar siswa
kelas 4 pada silus II sebagai berikut:
Tabel 4.9
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Pada Siklus II
No
1.
2.

KKM
Keterangan
≥ 70
Tuntas
< 70
Belum tuntas
Niai minimal
Nilai maksimal
Rata-rata

Frekuensi
22
2

Persentase (%)
92%
8%
65
100
81

Setelah dilakukan tindakan pada pembelajaran siklus II menggunakan model
Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen, tabel diatas
menunjukkan peningkatan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 pada
siklus II dengan KKM 70. Dengan jumlah siswa 24 siswa, siswa yang tuntas
92% atau 22 siswa, dan siswa yang tidak tuntas mencapai 8% atau 2 siswa.
Nilai minimal 60, nilai maksimal 100, sedangkan nilai rata-rata 81. Untuk
lebih jelas rincian hasil belajar disajikan dalam bentuk tabel frekuensi nilai
sebagai berikut:

66

Tabel 4.10
Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Siklus II
No
1.
2.
3.
4.

Rentang
60 < 70
70 < 80
80 < 90
90 < 100
Jumlah

Frekuensi
2
6
9
7
24

Persentase
8%
25%
38%
29%
100%

Berdasarkan tabel 4.10 diatas nilai IPA siklus II dapat diketahui
bahwa siswa yang mendapatkan nilai pada rentan 60 < 70 sebanyak 2 siswa
dengan persentase 8% dari jumlah seluruh siswa, nilai diantara 70 < 80
sebanyak 6 siswa dengan persentase 25% dari jumlah seluruh siswa, nilai
diantara 80 < 90 sebanyak 9 siswa dengan persentase 38% dari jumlah
seluruh siswa, nilai diantara 90 < 100 sebanyak 7 siswa dengan persentase
29% dari jumlah seluruh siswa. Pada rentang nilai 80 < 90 terdapat 9 siswa
yang sudah tuntas dengan persentase 38%. Berdasarkan tabel diatas berikut
diasajikan diagram batang yang akan dilihat sebagai berikut:

Siklus II
38%

40%
35%

29%

30%

25%

25%
20%

Siklus II

15%
10%

8%

5%
0%
60 < 70

70 < 80

80 < 90

90 < 100

Gambar 4.3
Diagram Batang Persentase
Nilai Hasil Belajar Kelas 4 Pada Siklus II

67

b.

Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus I

Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh ibu Tri Harjanti
S.Pd. dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa yang
sesuai dengan model Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen.
Hasil analisis lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.11
Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Siklus II Pertemuan Pertama
No

1.
2.
3.
4.

Aspek yang diamati

Pra pembelajaran
Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan akhir
Jumlah

Jumlah butir
aspek yang
diamati
2
6
13
4
25

Hasil observasi
Ya
Tidak
2
6
11
4
23

0
1
0
1
2

Berdasarkan tabel diatas mengani hasil observasi mengajar guru pada
pertemuan pertama, dapat dianalisis bahawa terdapat 4 indikator kegiatan
pembelajaran dan belum semua indikator dilaksanakan oleh guru. Terdapat
23 butir pengamatan yang sudah terlaksana dan 2 butir pengamatan yang
tidak terlaksana dari kesuluruhan 25 butir pengamatan. Pada kegiatan awal
pembelajaran guru tidak memeriksa kehadiran siswa.
Pada kegiatan akhir guru tidak memberikan soal evaluasi. Dari
pengamatan kagiatan guru secara umum proses pembelajaran terlaksana
dengan baik sesuai dengan model Numbered Heads Together dalam metode
Eksperimen. Namun masih ada kekurangan beberapa kegiatan yang belum
terlaksana seperti keterangan diatas.

68

Tabel 4.12
Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan Pertama
No

1.
2.
3.
4.

Aspek yang diamati

Pra pembelajaran
Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan akhir
Jumlah

Jumlah butir
aspek yang
diamati
2
6
10
4
22

Hasil observasi
Ya
Tidak
1
6
10
3
20

1
0
0
1
2

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada
pertemuan pertama, dapat dianalisis nahwa terdapat 4 indikator kegiatan
pembelajaran dan belum semua indikator dilaksanakan oleh guru. Terdapat
20 butir pengamatan yang sudah terlaksana dan 2 butir pengamatan yang
tidak terlaksana dari keseluruhan 22 butir pengamatan. Pada pra
pembelajaran, siswa tidak mempersiapkan alat tulis. Pada kegiatan akhir
siswa tidak mengerjakan soal evaluasi. Dari pengamatan kegiatan siswa
secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan
model Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen. Namun masih
ada kekurangan beberapa kegiatan yang belum terlaksana seperti keterangan
diatas.
Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua, observasi masih dilakukan oleh ibu Tri
Harjanti S.Pd. dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar
siswa yang sesuai dengan model Numbered Heads Together dalam metode
Eksperimen. Hasil analisis lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada
tabel sebagai berikut:

69

Tabel 4.13
Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Siklus II Pertemuan Kedua
No

1.
2.
3.
4.

Aspek yang diamati

Pra pembelajaran
Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan akhir
Jumlah

Jumlah butir
aspek yang
diamati
2
6
13
4
25

Hasil observasi
Ya
Tidak
2
6
13
4
25

0
0
0
0
0

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada
pertemuan kedua, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan
pembelajaran semua kegiatan yang telah direncanakan sudah berhasil
diterapkan kedalam proses pembelajaran. Kekurangan yang ada pada
pertemuan I siklus II sudah diperbaiki pada pertemuan II diantaranya guru
menjelaskan langkah-langkah percobaan yang akan dilakukan dan guru
memberikan tes soal evaluasi kepada siswa. Dari pengamatan kegiatan guru
secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan
model Numbered Heads Together dalam metode Eksperimen.
Tabel 4.14
Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan Kedua
No

1.
2.
3.
4.

Aspek yang diamati

Pra pembelajaran
Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan akhir
Jumlah

Jumlah butir
aspek yang
diamati
2
6
10
4
22

Hasil observasi
Ya
Tidak
2
6
10
4
22

0
0
0
0
0

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada
pertemuan kedua, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan
pembelajaran. Siswa sudah melakukan kegiatan dengan baik dan siswa sudah
mengalami peningkatan dalam melakukan kegiatan. Pada pra kegiatan siswa

70

sudah mempersiapkan perlengkapan pembelajaran. Pada kegiatan awal siswa
mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Pada kegiatan
inti siswa menjawab pertanyaan dari guru, siswa lebih aktif dalam kelompok
saat diskusi, saat kegiatan percobaan siswa melakukan percobaan, siswa
menanggapi kelompok yang maju mempersentasikan hasil diskusi. Pada akhir
pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan sungguhsungguh.
4.3.4 Refleksi Siklus II
a.

Hasil Belajar Siswa
Evaluasi hasil belajar siswa yng diperoleh dari hasil tes pada akhir

pembelajaran siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan ini
dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas pada siklus I yang semula 73 meningkat
menjadi 81 pada siklus II dan persentase ketuntasan dari siklus I yang hanya
71% menjadi 92%.
b.

Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Menggunakan Model
Numbered Heads Together dalam Metode Eksperimen
Berdasarkan hasil observasi, penggunaan model Numbered Heads

Together dalam metode Eksperimen oleh guru sudah berjalan dengan baik.
Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang meningkat, dan siswa mudah
dalam memahami pembelajaran.
4.3.5 Tindak Lanjut Siklus II
Dilihat dari observasi, guru telah memperbaiki kekurangan yang
terdapat pada siklus I dalam pelaksanaan siklus II ini, sehingga hasil belajar
siswa dapat mencapai persentase ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 85%.
Pada siklus II persentase ketuntasan sudah mencapai 92%, dari 24 siswa yang
tuntas 22 siswa sedangkan yang tidak tuntas 2 siswa. Dengan demikian
penelitian ini dikatakan telah berhasil karena persentase ketuntasan lebih dari
85%. Dikarenakan target indikator kerja telah tercapai pada siklus II, maka
penelitian ini hanya dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

71

4.4

Hasil Analisis Data
Analisis data akan diuraikan melalui perbandingan rata-rata hasil

belajar siswa kelas 4 SD Negeri Kadirejo 02 pada pra siklus, siklus I, dan
siklus II. Dengan perbandingan yang dilakukan, dapat diketahui perbedaan
dan peningkatan yang ditentukan. Perbandingan persentase ketuntasan hasil
belajar IPA dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.15
Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No

Ketuntasan

1
2

Tuntas
Tidak Tuntas
Jumlah

Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen
Siswa
(%)
Siswa
(%)
Siswa
(%)
10
14
24

42%
58%
100%

17
7
24

71%
29%
100%

22
2
24

92%
8%
100%

Sesuai tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA, terdapat peningkatan
hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pra siklus hanya 8 siswa yang
tuntas mencapai KKM dengan persentase (33%) sementara untuk siswa yang
tidak tuntas berjumlah 16 siswa (67%). Siklus I terdapat 17 siswa tuntas
(71%) dan 7 siswa tidak tuntas (29%). Indikator keberhasilan ketuntasan
belum tercapai pada siklus I, oleh karena itu perlu diadakan perbaikan pada
siklus II. Siklus II telah terlaksana dan didapat 22 siswa (92%) mencapai
ketuntasan hasil belajar, namun masih terdapat 2 siswa (8%) yang belum
tuntas. Dengan demikian dari setiap tindakan mengalami peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa. Perbandingan persentase ketuntasan hasil
belajar IPA pada pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat digambarkan dala
diagram sebagai berikut:

72

92%

100%
90%
80%

67%

71%

70%
60%
tuntas

50%
40%

33%

tidak tuntas

29%

30%
20%

8%

10%
0%
Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.4
Diagram Batang Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Selain ketuntsan belajar yang meningkat, nilai rata-rata hasil belajar siswa
juga mnegalami peningkatan. Perbandingan persentase nilai rata-rata hasil
belajar IPA dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.16
Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar IPA
Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Hasil Tindakan
Nilai Rata-rata
Hasil Belajar IPA

Pra Siklus
64

Siklus I
73

Siklus II
81

Dari tabel diatas terdapat peningkatan nilai rata-rata hasil belajar
siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pra siklus dengan nilai rata-rata
64, kemudian setelah tindakan pada siklus I menjadi 73 dan sesudah
dilakukan perbaikan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar IPA meningkat
menjadi 81. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model Numbered Heads
Together dalam metode Eksperimen dalam pembelajaran dapat mengurangi
jumlah siswa yang tidak mencapai ketuntasan. Selain itu model Numbered

73

Heads Together dalam metode Eksperimen juga dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kadirejo 02 sebesar 92%.
4.5

Pembahasan
Numbered Heads Together menurut Zuhdi (2011:64) adalah suatu

model pembelajaran kooperatif dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat
suatu kelompok, lalu secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Metode
Eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik, baik
perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau
percobaan (Asmani, 2011:34).
Model pembelajaran Numbered Heads Together adalah model
pembelajaran yang tiap-tiap siswa memiliki tanggung jawab kepada guru dan
teman sekelas untuk berbagi gagasan dan jawaban. Unsur yang menuntun
siswa untuk bertanggung jawab di sini adalah dengan adanya penaggilan
nomor oleh guru secara acak sehingga siswa harus aktif dalam kelompok dan
mengetahui jawaban. Melalui pembelajaran kooperatif ini, siswa pandai dan
kurang pandai dapat saling berinteraksi dan metode Eksperimen merupakan
suatu metode yang digunakan untuk menyajikan bahan pelajaran dimana
siswa baik secara perorangan maupun kelompok dilatih untuk melakukan
percobaan serta dapat menarik kesimpulan dari percobaan yang dilakukannya.
Hasil belajar adalah sebuah perubahan perilaku dari peserta didik,
seperti yang diungkapkan oleh Woordworth (dalam Abdul Masjid 2014:28)
hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebaai akibat dari proses
belajar. Perolehan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II.
Indikator keberhasil yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah 85% dari
seluruh jumlah siswa mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Dapat
dilihat hasil belajar pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa dengan
persentase 33% dan yang belum tuntas 16 siswa d