BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bahan Ajar Tematik Integratif Subtema 1 Tema 7 Berdasarkan Pendekatan Saintifik untuk Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Pelaksanaan Penelitian
Penelitian

dilakukan

melalui

tiga

tahap

sesuai

dengan

desain


pengembangan yang sudah dipilih. Tahap pertama adalah tahap studi pendahuluan
yang meliputi studi kepustakaan dan survai lapangan. Studi kepustakaan dan
survai lapangan dilakukan pada Januari 2015 di SD Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Tahap kedua adalah tahap penyusunan draft produk yang meliputi tahap
penyusunan modul tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik dan tahap
penyusunan evaluasi. Tahap penyusunan modul tematik integratif berdasarkan
pendekatan saintifik dilakukan pada bulan Februari 2015. Tahap penyusunan
evaluasi dilakukan pada 18 – 30 Februari 2015.
Tahap ketiga adalah tahap pengembangan dan evaluasi yang meliputi
tahap validasi dari pakar, revisi draft produk, uji coba terbatas, dan revisi akhir.
Tahap validasi dari pakar dilakukan pada 2 – 14 Maret 2015. Validasi dilakukan
oleh pakar materi, pakar modul, dan pakar layout. Aspek yang divalidasi oleh
pakar materi meliputi aspek kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan
bahasa, kesesuaian materi dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD), teknik penyajian, kelengkapan modul, peyajian bahasa, implementasi
pembelajaran tematik integratif dalam modul, implementasi pendekatan saintifik
dalam modul, tampilan, dan kesesuaian ilustrasi. Tahap revisi draft produk
dilakukan setelah mendapat masukan dari pakar dan disesuaikan dengan masukan
dari para pakar. Revisi draft produk ini dilakukan pada 11 – 23 Maret 2015. Tahap

uji coba terbatas dilakukan pada tanggal 23, 24, 25, 26, dan 27 Maret 2015 pada
27 siswa kelas 2A SD Kristen Satya Wacana Salatiga. Tahap revisi akhir
dilakukan setelah mendapat masukan/saran dari guru kelas. Revisi yang dilakukan
disesuaikan dengan masukan dari guru kelas.
4.1.1 Pengembangan Draft Produk
Dari hasil studi pendahuluan, maka disusunlah draft modul tematik
integratif berdasarkan pendekatan saintifik. Penyusunan draft produk dimulai
46

47

dengan memahami standar isi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai,
mengidentifikasi materi pembelajaran, melakukan pemetaan materi, dan
menyusun kerangka penyajian. Pengembangan yang dilakukan dari buku siswa
yang telah ada dengan penambahan sejumlah bacaan yang dapat memancing
siswa untuk membaca lebih banyak, serta penambahan soal-soal latihan untuk
melatih pemahaman siswa mengenai materi. Modul tematik integratif berdasarkan
pendekatan saintifik juga dilengkapi dengan daftar isi, panduan penggunaan
modul, serta rangkuman materi yang dapat membantu siswa dalam menggunakan
modul dalam pembelajaran.

4.1.2 Uji Pakar
Draft produk yang telah siap, divalidasi oleh pakar materi, pakar modul,
dan pakar layout. Sebagai pakar materi yang memvalidasi adalah Dr. Wasitohadi,
M. Pd. sebagai pakar materi PPKN, Ridha Sarwono, S. Sn, M. Pd. sebagai pakar
materi SBdP dan sebagai pakar layout, Erlina Prihatnani, S.Si., M.Pd. sebagai
pakar materi matematika, Stepanus Ary Setyo A, S.Pd sebagai pakar materi
PJOK, dan Pirenomulyo sebagai pakar materi bahasa Indonesia dan sebagai pakar
modul.
Aspek yang divalidasi oleh pakar materi meliputi aspek kelayakan isi,
kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, kesesuaian materi dengan Kompetensi
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), teknik penyajian, kelengkapan modul,
peyajian bahasa, implementasi pembelajaran tematik integratif dalam modul,
implementasi pendekatan saintifik dalam modul, tampilan, dan kesesuaian
ilustrasi.
Uji validasi oleh pakar dilakukan selama 2 minggu dimulai dari tanggal 2
Maret sampai 14 Maret 2015. Adapun saran perbaikan yang diberikan oleh para
pakar terhadap modul tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik meliputi
hal-hal di bawah ini.
Tabel 20
Saran Perbaikan dari Pakar Modul dan Materi Bahasa Indonesia

No
1

Bagian yang Salah
Saran Perbaikan
Halaman 2, 20, 38, 48, 55, dan 66 Diberi kata-kata tanya seperti”
pada bagian kolom menanya hanya siapa”, dan “berapa” sebagai

48

2

3

4

5

diberi tanda titik-titik saja kurang
tepat.

Halaman 4 pada bacaan “Ayam
Lani”, kalimat “Kadang-kadang,
ada ayam yang dijual. Terkadang
ada pula ayam yang dimasak ibu.”
Kurang efektif.
Halaman 6 pada bacaan “Ayam”,
kalimat “Protein berguna bagi
tubuh manusia.” kurang tepat.
Halaman 16 pada bacaan “Arti
Lambang
Pancasila”
kalimat
“Tuhan yang memberi jalan terang
untuk negara” kurang tepat.
Halaman 24 kalimat pertama,
kedua, dan terakhir pada kata
“aktivitas”, “sebelum beraktivitas”
dan “beraktivitas fisik” tidak tepat

permulaan.

Kalimat yang disarankan “Kadangkadang ayah menjual ayam. Ibu
sering memasak daging ayam.”
Kalimat yang disarankan “telur dan
daging ayam membuat kita menjadi
sehat.”
Kalimat yang disarankan “Rakyat
Indonesia percaya pada Tuhan.”
Kata yang disarankan aktivitas”
diganti “pekerjaan”, “sebelum
beraktivitas”
diganti
“ketika
membantu ayah” dan “beraktivitas
fisik”
diganti
“melakukan
pekerjaan”.
Gambar
diperbaiki
menjadi

timbangan dengan hewan diatasnya
dan jarum timbangan menunjukkan
berat hewan.
Kalimat yang disarankan “Mengapa
kelinci dapat mendengar dengan
baik?”

6

Halaman 28 gambar hewan tanpa
timbangan.

7

Halaman 40 pada soal nomor 7
“Mengapa
kelinci
memiliki
pendengaran yang tajam?” kurang
tepat.

Halaman 49 pada bacaan “Burung Kalimat yang disarankan “Pipit
Pipit Padi”, kalimat “Pipit betina betina lebih sering mengerami dari
lebih sering mengerami karena sifat pada pipit jantan.”
keibuannya.” kurang tepat.

8

Saran perbaikan yang diberikan oleh pakar modul dan materi bahasa
Indonesia terhadap modul tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik
meliputi aspek kesalahan penulisan, saran kalimat yang tepat dalam bacaan.
Selebihnya, saran perbaikan terhadap penggunaan kata yang kurang tepat.
Tabel 21
Saran Perbaikan dari Pakar Materi PPKN
No
1

Bagian yang Salah
Saran Perbaikan
Halaman 15 pada bunyi Pancasila Perbaikan dan disesuaikan dengan
belum memperhatikan penggunaan memperhatikan penggunaan huruf

huruf kapital.
kapital yang tepat.

49

2

3

4

Halaman 16 kata “gambar” pada
kalimat perintah pertama kurang
tepat.
Halaman 16 pada bacaan “Arti
Lambang Pancasila” kurang diberi
poin-poin
guna
memperjelas
bagian-bagiannya.

Halaman 17 kata “sikap” pada
kalimat perintah tidak sesuai
dengan Kompetensi Dasar.

Saran perbaikan untuk
“gambar” diganti “simbol”.

kata

Saran perbaikan dengan memberi
poin-poin agar memperjelas tiap
lambang pada Pancasila.
Saran perbaikan dengan mengganti
kata “sikap” menjadi “perilaku”.

Saran perbaikan yang diberikan oleh pakar materi PPKn terhadap modul
tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik, selebihnya adalah saran
karena kesalahan penulisan dan saran untuk menggunaan kata yang kurang tepat.
Tabel 22
Saran Perbaikan dari Pakar Materi Matematika

No
1

2

Bagian yang Salah
Halaman 10 belum menggunakan
contoh hewan yang tepat dan
proporsional.
Halaman 11 bentuk timbangan
kurang tepat.

Saran Perbaikan
Mengganti contoh hewan yang
lebih tepat dan lebih proporsional.
Perbaikan
dengan
mengganti
timbangan
dan
memposisikan
hewan yang lebih berat ada di
bagian bawah.
Perbaikan
dengan
mengganti
gambar gajah yang lebih gemuk
dan anjing yang tidak lebih tinggi
dari gajah.
Diberi tambahan hewan sebagai
pembanding seperti “Kucing lebih
berat dari pada ....”

3

Halaman 12 belum memperhatikan
proporsi gambar gajah dan anjing.

4

Halaman 13 pada latihan pertama
“.... lebih berat dari pada ....”
kurang
menyebutkan
hewan
sebagai pembanding.
Halaman 28-32, contoh hewan Saran perbaikan dengan mengganti
yang digunakan tidak sesuai.
hewan ayam menjadi kucing,
kelinci hitam menjadi anjing, dan
kelinci putih menjadi kambing.
Halaman 29-32, kurang diberi Diberi kalimat matematika seperti
kalimat matematika pada bagian “2 kg + 2 kg = 4 kg” pada bagian
bawah gambar agar siswa lebih bawah gambar agar siswa lebih
paham.
paham.
Halaman 42-43, contoh hewan Saran perbaikan dengan mengganti
kelinci kurang tepat.
hewan kelinci putih dengan kucing,
dan mengganti hewan ayam dengan

5

6

7

50

8

9

Halaman 45, kalimat tanya kurang
sesuai, lebih baik diganti dengan
tabel.
Halaman 72-73, contoh hewan
yang digunakan tidak sesuai.

anjing.
Saran perbaikan dengan mengganti
kalimat tanya dengan tabel dan
kalimat matematika.
Saran perbaikan dengan mengganti
hewan kelinci dengan kambing,
mengganti hewan ayam dengan
anjing, dan mengganti hewan bebek
dengan kucing.

Saran perbaikan yang diberikan oleh pakar materi matematika terhadap
modul tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik meliputi saran karena
ketidaksesuaian

contoh-contoh

yang

digunakan,

serta

saran

karena

ketidaksesuaian contoh hewan dengan berat hewan.
Tabel 23
Saran Perbaikan dari Pakar Materi PJOK
No
1

Bagian yang Salah
Saran Perbaikan
Masih
kurang
menghadirkan Menambahkan kegiatan yang dapat
kegiatan dalam olahraga.
dilakukan ketika berolahraga.
Saran perbaikan yang diberikan pakar materi PJOK terhadap modul

tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik meliputi saran untuk
menambahkan lagi contoh kegiatan yang dapat dilakukan ketika berolahraga.
Tabel 24
Saran Perbaikan dari Pakar Materi SBdP dan Layout
No
1

2

3

Bagian yang Salah
Halaman sampul terkesan kosong.

Saran Perbaikan
Memperbaiki halaman sampul
dengan memberi tambahan gambar
dan warna.
Halaman 5 bagian bawah pada Merubah gambar menjadi lebih
gambar matahari masih terkesan baik.
kaku.
Halaman 52, warna latar jangan Perbaikan dengan mengganti warna
menggunakan warna merah.
latar dengan warna yang netral.
Saran perbaikan yang diberikan pakar materi SBdP dan pakar Layout

terhadap modul tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik meliputi saran
untuk memperbaiki gambar-gambar yang terlalu kaku, dan saran untuk mengganti
warna latar menjadi warna netral.

51

4.1.3 Revisi Draft Produk
Setelah dilakukan validasi oleh pakar materi, pakar modul, dan pakar
layout, maka dilakukan revisi sesuai dengan masukan/saran pakar-pakar tersebut.
Revisi draft produk ini dilakukan pada tanggal 11 Maret sampai tanggal 23 Maret
2015. Berikut adalah tabel perbandingan antara tampilan bagian sebelum
perbaikan dengan tampilan setelah dilakukan perbaikan.
Tabel 25
Perbandingan Tampilan Modul Sebelum dan Sesudah Revisi
Sebelum Perbaikan

Setelah Perbaikan

Kolom menanya hanya diberi tanda Kolom menanya diberi kata tanya
titik-titik saja.

“Siapa” dan “Berapa”.

Kalimat awal “Kadang-Kadang, ada Kalimat diganti “Kadang-kadang ayah
ayam yang dijual. Terkadang ada pula menjual ayam. Ibu sering memasak
ayam yang dimasak ibu”.

daging ayam.”

Kalimat awal “Protein berguna bagi Kalimat diganti “telur dan daging
tubuh manusia.”

ayam membuat kita menjadi sehat.”

52

Kalimat kurang tepat dan berbentuk Kalimat disederhanakan dan berbentuk
narasi.

Kata

poin-poin untuk memperjelas.

“aktivitas”,

“sebelum Disaranakan

“aktivitas”

diganti

beraktivitas”, dan “”beraktivitas fisik” “pekerjaan”, “sebelum beraktivitas”
kurang tepat.

diganti “ketika membantu ayah”, dan
“beraktivitas fisik” diganti “melakukan
pekerjaan”.

Gambar hewan tanpa timbangan.

Gambar hewan diatas timbangan dan
jarum timbangan menunjukkan berat
hewan.

53

Kalimat dianggap kurang tepat.

Kalimat yang disarankan:

Penggunaan kalimat kurang tepat.

Kalimat yang disarankan:

Penggunaan huruf kapital belum tepat.

Perbaikan huruf kapital.

Kalimat perintah kurang tepat.

Kalimat perintah setelah perbaikan:

Belum

diberi

poin-poin

kurang jelas.

sehingga Setelah

diberi

poin-poin

untuk

memperjelas.

Kata “sikap” tidak sesuai dengan Kata “sikap” diganti “perilaku”.
Kompetensi Dasar.

Belum menggunakan contoh hewan Mengganti contoh hewan yang lebih

54

yang tepat.

tepat.

Bentuk timbangan kurang tepat.

Bentuk timbangan disesuaikan.

55

Belum

menyebutkan

hewan Setelah diberi hewan pembanding.

pembandingnya.

Contoh gambar belum disesuaikan Contoh gambar disesuaikan dengan
dengan gambar sebelumnya.

gambar sebelumnya.

Kalimat tanya kurang sesuai.

Kalimat tanya diganti tabel.

Halaman sampul masih kosong dan Halaman sampul setelah direvisi.
terkesan kaku.

56

Pemilihan warna latar kurang tepat.

Warna latar setelah direvisi.

4.1.4 Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas dilakukan setelah modul divalidasi oleh pakar materi,
pakar modul dan pakar layout. Uji coba terbatas dilaksanakan pada tanggal 23, 24,
25, 26, dan 27 Maret 2015. Uji coba dilakukan pada 27 orang siswa kelas 2A SD
Kristen Satya Wacana Salatiga. Data yang diperoleh dari uji coba terbatas adalah
hasil belajar siswa berupa pre test dan post test, daftar cek siswa dan guru, dan
hasil observasi ketika pembelajaran berlangsung.

57

Data hasil belajar pre test siswa diambil sebelum kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan modul tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik
dilakukan yaitu pada tanggal 23 Maret 2015. Siswa yang hadir, yaitu 27 orang
siswa menjawab soal pre test yang telah disiapkan sebelumnya. Setelah semua
siswa selesai menjawab soal pre test, modul tematik integratif berdasarkan
pendekatan saintifik dibagikan kepada setiap siswa kelas 2A. Setelah semua siswa
selesai menjawab pre test, kegiatan dilanjutkan dengan membahas pembelajaran
1. Pembelajaran 1 diawali dengan kegiatan mengamati gambar yang terdapat pada
modul. Setelah siswa diajak mengamati gambar, siswa dituntun untuk dapat
membuat pertanyaan mengenai gambar yang telah diamati sebelumnya. Setelah
siswa dapat melakukan kegiatan menanya, siswa diajak untuk mencoba gerakan
hewan yang terdapat pada gambar sebelumnya. Untuk lebih meningkatkan
semangat, siswa diajak untuk melakukan gerakan hewan berupa “chicken dance”,
lalu siswa diminta untuk mengidentifikasi gerakan tubuh ayam. Dari kegiatan
mengidentifikasi gerakan hewan, siswa diarahkan untuk membandingkan berat
antara dua hewan lalu mengelompokkan hewan berdasarkan “lebih berat” atau
“lebih ringan”. Selanjutnya siswa mengidentifikasi gambar hewan yang ada di
dalam kelas. Salah satu gambar hewan yang terdapat di dalam kelas adalah
gambar burung garuda. Siswa diajak untuk mengamati gambar burung garuda
serta mengingat-ingat kembali bunyi sila-sila pada Pancasila. Setelah kegiatan
mengamati, siswa diminta untuk mengidentifikasi lambang-lambang sila
Pancasila. Melalui kegiatan menalar, siswa mengelompokkan perilaku-perilaku
yang sesuai dengan sila Pancasila. Diakhir pembelajaran siswa dapat
menceritakan perilaku yang pernah dilakukan yang sesuai dengan sila Pancasila.
Pertemuan kedua, yaitu pada 24 Maret 2015 hanya dihadiri oleh 26 orang
siswa. Seorang siswa tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran karena
mengalami demam. Pada pertemuan kedua membahas tentang pembelajaran 2
yang dimulai dengan kegiatan mengamati gambar yang sudah tersedia pada
modul. Setelah mengamati gambar, siswa diarahkan untuk dapat membuat
pertanyaan berdasarkan gambar yang telah diamati sebelumnya. Kegiatan
selanjutnya adalah mengamati video tentang ayam yang telah disiapkan

58

sebelumnya. Dengan mengamati video, siswa juga dapat mengidentifikasi tentang
tubuh ayam, makanan ayam, serta bagaimana cara berkembang biak ayam dengan
lebih mudah. Setelah mengamati dan mengidentifikasi tentang ayam, siswa
menulis hasil mengamati dalam bentuk laporan singkat tentang ayam. Beberapa
siswa menulis laporan singkat dengan kurang dari lima kalimat, sedangkan
sisanya dapat membuat laporan singkat dengan lebih dari lima kalimat. Menuju
materi selanjutnya, guru mengaitkan antar materi dengan cerita singkat yang
berujung pada bunyi dan lambang sila pertama Pancasila. Siswa juga
menyebutkan contoh perilaku yang pernah mereka lakukan dan sesuai dengan sila
pertama Pancasila. Guru mengajak siswa membandingkan berat hewan dan
mengurutkan hewan dari yang terberat sampai teringan. Kegiatan pembelajaran
diakhiri dengan membuat piktograf dengan menggunting dan menempel gambar
pada grafik piktograf.
Pertemuan ketiga, yaitu pada 25 Maret 2015 dihadiri oleh 26 orang siswa.
Seorang siswa masih tidak dapat menghadiri kegiatan pembelajaran karena
demam. Pertemuan ketiga ini membahas pembelajaran 3 dan pembelajaran 4 yang
disajikan dalam satu pertemuan. Pertemuan dimulai dari pembelajaran 3 dengan
kegiatan mengamati gambar yang telah tersedia pada modul, lalu siswa membuat
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang tersedia. Selanjutnya siswa
membaca teks sederhana mengenai kelinci dan membuat laporan singkat yang
berisi informasi-informasi penting yang terdapat pada teks bacaan. Selanjutnya
guru membuat narasi untuk menghubungkan antar materi yang berujung pada
membandingkan hasil pengukuran berat hewan yang terdapat pada lingkungan
sekitar siswa. setelah itu siswa diajak untuk mempraktikkan gerakan gerakan
kelinci secara bersama-sama sambil menyanyikan lagu “kelinciku”. Pertemuan
ketiga dilajutkan pada pembelajaran 4 dengan mengajak siswa untuk mengamati
gambar yang telah tersedia pada modul lalu membuat pertanyaan mengenai
gambar yang tersedia. Kegiatan dilanjutkan dengan membaca bacaan tentang
burung pipit padi secara bergantian. Setelah membaca teks tentang burung pipit
padi, siswa menuliskan hal-hal penting yang terdapat pada teks dalam bentuk
laporan singkat. Untuk beralih pada materi selanjutnya, guru membuat narasi

59

untuk menghubungkan materi sebelumnya dengan materi selanjutnya yang
berujung pada gerakan hewan. Salah satunya adalah gerakan kucing. Siswa
mencoba memperagakan gerakan kucing sambil menyanyikan lagu “Kucing
Meong-Meong”. Kegiatan dilanjutkan dengan narasi tentang kegiatan saling
membantu oleh guru. Narasi selanjutnya dikaitkan dengan bunyi dan lambang sila
kedua Pancasila. Setelah diberi contoh, siswa kemudian dapat menyebutkan
perilaku yang pernah dilakukan yang sesuai dengan sila kedua Pancasila.
Pertemuan ketiga ini diakhiri dengan menyanyikan lagu tentang hewan bersamasama.
Pertemuan keempat yaitu pada tanggal 26 Maret 2015 membahas
pembelajaran 5 yang diawali dengan kegiatan olahraga pagi (PJOK) di lapangan
olahraga. Kegiatan olahraga dimulai dengan berbaris dan melakukan pemanasan
ringan yang dipimpin oleh guru kelas. Setelah kegiatan pemanasan, dilanjutkan
dengan kegiatan baris-berbaris. Seorang siswa lalu dipilih untuk memimpin abaaba untuk siswa lainnya. Kegiatan dilanjutkan dengan permainan. Saat permainan
berlangsung, beberapa siswa jatuh dan luka ringan sehingga harus dibawa ke
ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Setelah permainan usai, siswa disiapkan
untuk berbaris. Sebelum kembali ke kelas, guru membahas kembali kegiatankegiatan yang telah dilakukan selama berolahraga seperti kegiatan baris berbaris
serta pemainannya. Setelah itu siswa diberi waktu untuk berganti pakaian dan
istirahat setelah berolahraga. Pembelajaran di kelas diawali dengan mengamati
gambar yang terdapat pada modul. Setelah siswa diajak mengamati gambar, siswa
dituntun untuk dapat membuat pertanyaan mengenai gambar. Setelah kegiatan
mengidentifikasi, siswa lalu membuat laporan sederhana tentang ikan, baik dari
segi jenis-jenis ikan yang mereka ketahui, warna dan juga makanan ikan.
Kegiatan dilanjutkan dengan mengajak siswa berkreasi membuat kerajinan tangan
yang berhubungan dengan ikan. Kerajinan tangan yang dibuat saat itu berbeda
dengan kerajinan tangan yang ada pada modul. Perbedaan ini dikarenakan kelas
yang paralel, sehingga kegiatan yang dilaksanakan tiap kelas khususnya kerajinan
tangan harus sama. Alasan lainnya adalah karena sebelumnya guru telah
menyiapkan kegiatan kerajinan tangan dan telah disesuaikan dengan tema

60

pembelajaran. Pembelajaran dilanjutkan dengan narasi dari guru untuk
menghubungkan antar materi pembelajaran. Siswa diajak untuk mengingat
kembali dan menyebutkan contoh-contoh kegiatan yang sesuai dengan sila kedua
Pancasila. Contoh yang disebutkan siswa sebagian besar adalah kegiatan yang
pernah mereka lakukan sehari-harinya. Pembelajaran diakhiri dengan memilih
beberapa siswa untuk bercerita tentang pengalaman siswa dalam membantu
sesamanya.
Pertemuan kelima, yaitu pada tanggal 27 Maret 2015 adalah pertemuan
terakhir. Pembelajaran diawali dengan kegiatan mengamati dan kegiatan menanya
yang berkaitan dengan gambar yang telah tersedia pada modul. Kegiatan
dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “Kupu-Kupu” yang disertai dengan
gerakan mengepak-ngepakkan tangan seperti kupu-kupu. Setelah itu siswa diajak
membaca teks tentang kupu-kupu secara bergantian. Setelah membaca teks, siswa
membuat laporan sederhana yang berisi tentang hal-hal penting yang terdapat
pada teks bacaan. Selanjutnya untuk menghubungkan antar materi, guru
menyampaikan narasi yang berujung pada pengukuran berat hewan. Setelah
mengukur berat hewan, beberapa hewan kemudian diurutkan dari yang memiliki
berat terkecil hingga berat terbesar. Guru kembali menyampaikan narasi untuk
menghubungkan materi dengan keberagaman suku bangsa. Siswa kemudian
menyebutkan beberapa kegiatan yang sesuai dengan sila ketiga Pancasila serta
perilaku yang pernah siswa lakukan yang sesuai dengan sila ketiga Pancasila.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan bertanya jawab mengenai pendapat siswa
mengenai modul tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik.
Data hasil belajar post test siswa diambil setelah kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan modul tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik
dilakukan yaitu pada Jumat, 27 Maret 2015. Siswa menjawab soal post test yang
telah disiapkan sebelumnya. Setelah semua siswa menjawab soal post test, daftar
cek dibagikan pada seluruh siswa untuk mengetahui respon siswa mengenai
modul tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik. Selain daftar cek untuk
siswa, peneliti juga memberikan daftar cek untuk guru kelas yang berguna untuk
mengetahui respon dan saran guru kelas terhadap produk modul tematik integratif

61

berdasarkan pendekatan saintifik. Observasi dilakukan dengan mengisi lembar
obserbasi dengan pengamatan secara langsung. Observasi ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran interaksi antara guru dan siswa ketika proses pembelajaran
dengan menggunakan modul tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik
berlangsung. Dari hasil observasi, disimpulkan bahwa guru telah menggunakan
modul tematik integrtif dalam pembelajaran dengan tidak canggung dan
menggunakan modul dengan penuh selama pembelajaran.
4.1.5 Revisi Produk Akhir
Revisi produk akhir dilakukan setelah mendapat masukan dari guru kelas
ketika uji coba terbatas. Revisi akhir yang dilakukan disesuaikan dengan
masukan/saran yang diberikan oleh guru kelas. Saran yang diberikan berupa saran
untuk menambahkan bacaan secara lebih rinci serta pemilihan soal latihan yang
memiliki tingkat kesulitan yang meningkat untuk melatih siswa dalam
menganalisis masalah.
4.2

Data Hasil Penelitian
Data yang diperoleh setelah dilakukan uji validasi pakar dan uji coba

terbatas adalah skor uji validasi pakar materi, modul, dan layout, serta nilai hasil
pre test, post test, skor dari daftar cek siswa dan skor dari daftar cek guru. Berikut
adalah hasil validasi pakar terhadap rancangan produk awal modul tematik
integratif berdasarkan pendekatan saintifik.
Tabel 26
Hasil Validasi Pakar Terhadap Rancangan Produk Awal
Pakar

No

Aspek

Materi

1
2
3
4
5
6
7
8

Kelayakan isi
Kelayakan penyajian
Kelayakan bahasa
Kesesuaian materi dengan KI & KD
Teknik penyajian
Kelengkapan modul
Penyajian Bahasa
Implementasi pembelajaran tematik
integrative

Modul

RataRata
Skor
3,52
3,4
2,33
3,5
3,25
3,92
3,44
4

Kategori

Sangat baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik

62

Layout

9
10
11

Implementasi pendekatan saintifik
Tampilan
Kesessuaian ilustrasi
Rata-rata

4
3,2
3,2
3,43

Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik

Berikut adalah diagram nilai hasil pre test yang dihasilkan sebelum
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan modul tematik integratif berdasarkan
pendekatan saintifik.

Frekuensi

Diagram Nilai Pre-test
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

Series1

Nilai 35-46

Nilai 47-58

Nilai 59-70

Nilai 71-82

Nilai 83-94

Nilai 95100

1

2

3

7

9

5

Gambar 4 Nilai Hasil Pre Test
Berikut adalah diagram nilai post-test siswa yang dihasilkan setelah
pembelajaran dengan menggunakan modul tematik integratif berdasarkan
pendekatan saintifik.

63

Diagram Nilai Post-test
10
9
8

Frekuensi

7
6
5
4
3
2
1
0
Series1

Nilai 75-79

Nilai 80-84

Nilai 85-89

Nilai 90-94

Nilai 95-99

Nilai 100

2

3

3

4

9

6

Gambar 5 Nilai Hasil Post Test
Berikut adalah hasil daftar cek dari guru kelas terhadap modul tematik
integratif berdasarkan pendekatan saintifik.
Tabel 27
Hasil Daftar Cek Guru
No
1
2
3
4

Aspek
Kelengkapan modul
Penyajian bahasa
Implementasi tematik integratif
Implementasi pendekatan saintifik
Rata-rata

Rata-rata
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0

Kategori
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Berikut adalah hasil daftar cek dari 27 orang siswa kelas 2A SD Kristen
Satya Wacana terhadap modul tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik.
Tabel 28
Hasil Daftar Cek Siswa
No
Aspek
1 Tampilan
2 Materi
Rata-rata

Rata-rata
Kategori
3,80
Sangat baik
3,81
Sangat baik
3,81
Sangat baik

64

4.3

Analisis Data
Data hasil penelitian terdiri dari (1) data berupa skor meliputi data-data

hasil validasi pakar materi, pakar modul, dan pakar layout, daftar cek guru dan
siswa, serta hasil observasi pembelajaran menggunakan modul tematik integratif
berdasarkan pendekatan saintifik, dan (2) hasil uji coba terbatas yang meliputi
hasil pre test dan post test.
4.3.1

Hasil Validasi dari Pakar
Secara umum draft produk awal ini sudah sangat baik dengan melihat skor

pencapaian untuk sebagian besar indikator berada pada 3,43 (sangat baik), hanya
ada satu indikator yang berada pada 3 (baik). Nilai rata-rata dari lembar validasi
oleh pakar materi adalah 3,2 termasuk dalam kategori sangat baik. Nilai rata-rata
untuk validasi pakar modul adalah 3,84 termasuk dalam kategori sangat baik.
Sedangkan untuk nilai rata-rata validasi pakar layout adalah 3,2 termasuk kategori
sangat baik.
4.3.2

Hasil Daftar Cek Uji Coba Terbatas
Hasil daftar cek siswa terhadap modul tematik integratif berdasarkan

pendekatan saintifik menunjukkan bahwa ketertarikan siswa pada modul tematik
integratif berdasarkan pendekatan saintifik sangat tinggi yang ditunjukkan dengan
nilai rata-tata tampilan mencapai 1,95 (nilai maksimum 2), dan nilai rata-rata
materi mencapai 1,95 (nilai maksimum 2).
Data hasil daftar cek guru terhadap modul tematik integratif berdasarkan
pendekatan saintifik menunjukkan bahwa format modul termasuk kategori “baik”
dengan nilai rata-rata mencapai 3 (nilai maksimum 4), penggunaan bahasa
termasuk kategori “baik” dengan nilai rata-rata mencapai 3 (nilai maksimum 4),
implementasi pembelajaran tematik integratif termasuk kategori “baik” dengan
nilai rata-rata mencapai 3 (nilai maksimum 4), dan implementasi pendekatan
saintifik termasuk kategori “baik” dengan nilai rata-rata mencapai 3 (nilai
maksimum 4).
4.3.3

Analisis Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa didapatkan dari hasil mengerjakan soal pre-test dan

soal post-test. Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari skor evaluasi lebih

65

tinggi dari kriteria ketuntasan minimal. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
dipakai SD Kristen Satya Wacana Salatiga adalah 70. Berikut adalah Analisis
deskriptif dilakukan dengan bantuan interval kelas agar lebih mudah mengetahui
rentang nilai yang memiliki persentase terbanyak. Menurut Sartono (2007:10)
cara menentukan interval kelas digunakan rumus seperti dibawah ini.
Banyak kategori (k)

= 1 + 3,3 Log n (jumlah siswa)

k

= 1 + 3,3 Log 27

k

= 5, 72

k

= 6 (dibulatkan keatas)

Interval kelas (i) =
i =
i = 10, 83
i = 11 (dibulatkan keatas)
Hasil pre-test siswa pada uji coba terbatas dengan jumlah 27 siswa
diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 100, sedangkan nilai terendah adalah 35,
dan rata-rata kelas adalah 79,6. Hasil post-test siswa pada uji coba terbatas
diketahui bahwa tertinggi adalah 100, sedangkan niai terendah adalah 75, dan
rata-rata kelas adalah 91,1. Tes siswa pada uji coba terbatas dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 29
Hasil Pre Test Uji Coba Terbatas
1
2
3
4
5
6

Interval Kelas Pre-test
35 – 46
47 – 58
59 – 70
71 – 82
83 – 94
x ≥ 95
Total

Frekuensi
1
2
3
7
9
5
27

Persentase
4%
7%
11%
26%
33%
19%
100%

Dari tabel diatas diketahui nilai pre-test dari 27 orang siswa, ada 3 siswa
atau 11% siswa belum mencapai nilai KKM, dan 24 orang siswa atau 89% sisanya
telah mencapai nilai KKM.

66

Interval kelas post test (i)

=

i =
i =
i = 4,17
i = 5 (dibulatkan keatas)
Hasil post-test iswa pada uji coba terbatas dengan jumlah 27 siswa
diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 100, sedangkan nilai terendah adalah 75.
Hasil post-test siswa pada uji coba terbatas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 30
Hasil Post Test Uji Coba Terbatas
1
2
3
4
5
6

Interval Kelas Post-test
75 – 79
80 – 84
85 – 89
90 – 94
95 – 99
x = 100
Total

Frekuensi
2
3
3
4
9
6
27

Persentase
7%
11%
11%
15%
33%
22%
100%

Dati tabel diatas diketahui nilai post-test dari 27 orang siswa, nilai semua
siswa mencapai KKM. Dari tabel nilai pre-test dan post-test siswa dilakukan uji
normalitas untuk mengetahui apakah data nilai yang didapat memiliki distribusi
normal atau tidak normal. Uji normalitas ini digunakan untuk menentukan teknik
analisis apa yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Berikut adalah
hasil uji normalitas dengan menggunakan program SPSS 20.
Tabel 31
Tests of Normality (Uji Normalitas)
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
posttest
,245
27
,000
,879
27
,005
pretest
,160
27
,076
,903
27
,016
a. Lilliefors Significance Correction
Dari uji normalitas menggunakan SPSS 20 diketahui bahwa nilai
signifikasi Pre-test maupun nilai signifikansi Post-test pada Shapiro-Wilk kurang

67

dari 0,05. Dengan nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 maka Ha diterima,
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test dengan
distribusi tidak normal. Setelah diketahui bahwa data berdistribusi tidak normal,
maka pengambilan keputusan menggunakan statistik non-parametrik. Statistik
non-parametrik yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Berikut adalah hasil uji
Wilcoxon dengan menggunakan program SPSS 20.
Tabel 32
Wilcoxon Test Statisticsa (Uji Wilcoxon)
posttest - pretest
Z
-3,748b
Asymp. Sig. (2-tailed)
,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Berdasarkan hasil dari perhitungan wilcoxon Signed Rank Test, maka nilai
Asymp. Sig. (2 tailed) sebesar 0,000 dimana kurang dari batas kritis penelitian
0,05 sehingga keputusan hipotesis adalah menerima Ha atau yang berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test.
4.4

Pembahasan Hasil Penelitian
Modul tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik dikembangkan

melalui beberapa tahap pengembangan yaitu, uji pakar materi yang rata-rata
memberikan skor 3,2 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Uji pakar modul
dengan skor rata-rata 3,84 dengan yang termasuk dalam kategori sangat baik. Uji
pakar layout yang rata-rata memberi skor 3,2 termasuk dalam kategori sangat
baik. Dari daftar cek yang divalidasi oleh guru kelas 2A menilai baik dengan skor
rata-rata 3,00 untuk aspek kelengkapan modul, penyajian bahasa, implementasi
tematik integratif dan aspek implementasi pendekatan saintifik. Sebagai
pelaksanaan uji coba terbatas, siswa memberikan respon yang sangat baik dengan
rata-rata siswa menyatakan bahwa modul tematik integratif berdasarkan
pendekatan saintifik menarik dan mudah digunakan oleh siswa. Dengan
melakukan pembelajaran menggunakan modul tematik integratif berdasarkan
pendekatan saintifik, skor evaluasi siswa diatas Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yang ditetapkan sekolah tempat penelitian. Skor minimum yang diperoleh

68

dalam 1 kelas adalah 75 dan maksimum 100, rata-rata perolehan skor 1 kelas
adalah 91,11. Pembelajaran dengan menggunakan modul tematik integratif
berdasarkan pendekatan saintifik yang telah dikembangkan selain dikatakan
berhasil dan layak pakai, juga efektif digunakan dalam pembelajaran. Keefektifan
modul ini dilihat dari banyaknya skor siswa yang jauh dari KKM. Jadi modul
tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik pada siswa kelas 2 SD yang
telah dikembangkan dinyatakan efektif digunakan dalam pembelajaran.
Penelitian ini mendukung teori menurut Mudzakir dan Sutrisno (1997)
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar meliputi dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi salah satunya
adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah yang dimaksud dapat berupa
sarana dan prasarana yang mendukung ketercapaian belajar diantaranya adalah
bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar yang dipilih
adalah bahan ajar cetak berjenis modul.
Modul tematik ini menurut T. R. Joni dalam Sekar (2013:69)
memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna dan otentik. Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan

mengamati,

menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan membaca.
Penelitian ini mendukung beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, diantaranya penelitian oleh Kustiah dengan judul penelitian
“Pengembangan Buku Ajar dan Lembar Aktivitas Siswa untuk Membelajarkan
Materi Pecahan Kelas V SD”. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa
hasil belajar siswa meningkat dan buku ajar dinyatakan layak untuk digunakan
dalam pembelajaran. Penelitian juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Farah Diba, Zulkardi, dan Trimurti Saleh dengan judul penelitian “Pengembangan
Materi Pembelajaran Bilangan Berdasarkan Pendidikan Matematika Realistik
untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan
bahwa materi pembelajaran bilangan yang dikembangkan dengan Pendidikan
Matematika Realistik efektif digunakan dalam pembelajaran. Penelitian oleh
Retno Ningtyas, Tri Nova Hasti Yunianta, dan Wahyudi dengan judul penelitian

69
“Handout Pembelajaran Tematik untuk Siswa Sekolah Dasar Kelas III”.
Penelitian ini terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran untuk kelas 3 SD.
Modul tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik ini memiliki
keistimewaan diantaranya sudah memuat bacaan yang lebih lengkap dengan
informasi dan juga memuat soal-soal latihan yang lebih banyak untuk media
berlatih siswa. Namun, modul ini

memiliki keterbatasan yang dalam

penerapannya perlu dilengkapi dengan media bantu visual seperti video untuk
lebih menarik siswa dan membantu guru dalam menyampaikan informasi serta
membantu siswa dalam menangkap informasi.