MODEL PENILAIAN DALAM MENULIS WRITING

MODEL PENILAIAN DALAM MENULIS (WRITING)
Ita Adryani Syam. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universita Muhammadiyah Makassar.
[email protected]

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui model penilaian dalam
menulis (writing) dalam mata pelajaran writing. Di dalam penelitian ini, ada
beberapa model penilaian dalam menulis (writing) dari para ahli, seperti Brown,
Glass, dan Heaton. Jadi, model penilaian dari para ahli berbeda-berbeda karena
mereka memiliki pandangan tersendiri dalam menilai. Contoh model penilaian
dalam menulis (writing) dalam mata pelajaran writing yaitu dengan menggunakan
beberapa aspek dalam menilai seperti dalam aspek isi, tata bahasa, kosa kata,
kalimat, dan mekanik. Bukan hanya itu saja, tapi juga memiliki scoring tersendiri
dalam masing-masing aspek itu sendiri. Hasil dari penelitian ini yaitu guru bisa
memilih salah satu model penilaian dalam menulis (writing) yang mampu
memudahkan guru dalam melakukan penilaian pada siswa dalam mata pelajaran
writing.

Kata Kunci : Menulis dan Penilaian.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mempelajari sebuah bahasa seperti bahasa inggris, ada empat skill
yang harus dikuasai yaitu listening, speaking, reading, dan writing. Keempat
skills ini adalah dasar dalam mempelajari bahasa dan mempunyai manfaat yang
sama besarnya. Jadi, jika seseorang ingin menguasai bahasa secara
menyeluruh, maka harus menggunakan keempat skills ini secara rutin. Skill
menulis atau writing dalam pelajaran bahasa inggris adalah kemampuan yang
sulit bagi sebagian siswa. Kesulitan yang biasa dialami siswa yaitu kurangnya
kosa kata dan pengetahuan tentang tata bahasa dalam bahasa inggris. Ini akan
menyebabkan siswa tidak dapan mendapat nilai sesuai dengan standar. Jadi,
siswa harus belajar keras untuk mendapatkan nilai writing yang terbaik. Akan
tetapi, guru juga berperan penting dalam hal ini, sebelum guru memberikan
standar penilaian kepada siswa. Guru harus tau level kemampuan siswa. Maka
dari itu, kita akan membahas tentang model penilaian dalam menulis atau
writing.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan menulis?
2. Apasajakah metode penilaian dalam menulis ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu menulis.
2. Untuk mengetahui metode penilaian dalam menulis.

D. Manfaat Penulisan
1. Penulis mendapat ilmu dalam menulis karya tulis.
2. Pembaca memperoleh pengetahuan tentang metode penilaian menulis
(writing).

BAB II
TELAAH PUSTAKA

Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, sumarno (2009: 5)
menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat atau
pikiran, dan perasaaan.
Sedangkan, menurut Nurjamal dalam Darjat (2011:69) menulis berarti
keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan sebuah gagasan,

perasaan, dan juga pemikiran-pemikiran yang dimiliki kepada orang ataupun
pihak lainnya dengan menggunakan sebuah media tulis.
Berdasarkan dari pernyataan diatas, bisa kita simpulkan bahwa menulis
adalah wadah untuk mengekspresikan pemikiran kepada pihak lainnya secara
tertulis.

BAB III
METODE PENULISAN

A. Jenis Tulisan
Jenis tulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu
penelitian pustaka (Library Research) yang bertujuan untuk mengumpulkan
data dan informasi dengan bantuan-bantuan material dari berbagai literatur
yang ditulis secara deskriptif.

B. Objek Tulisan
Objek dari penulisan karya tulis ini yaitu metode penilaian dalam menulis
(writing).

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan memperoleh data-data
dari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi mengenai masalah yang
dibahas. Sumber informasi yang digunakan yaitu e-jurnal, artikel dan internet.

D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu dimulai dari pengumpulan data
kemudian menyaring beberapa informasi yang sesuai dengan masalah dan
dikaji kembali. Penyajian materi dilakukan secara deskriptif yaitu dengan
mengkaji metode penilaian dalam menulis (writing).

BAB IV
PEMBAHASAN

Mengenai hakikat menulis, menulis adalah cara menyampaikan,
mengungkapkan perasaan dan berbagi pengalaman penulis kepada pembaca
dengan menggunakan bahasa tulis, Hyland (2003). Sedangkan, menulis adalah
suatu proses untuk mengungkapkan ide, pikiran dan perasaan atau pengalaman
penulis dengan menggunakan sistem yang konvensional sehingga pembaca
memahami pesan yang dikirim, Reid (1987). Adapun penilaian (assessment)
merujuk pada berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan informasi

tentang kemampuan dan hasil belajar yang telah dicapai.
Dalam kaitannya dengan metode penilaian, berikut beberapa uraian para
ahli, yaitu:
 Brown (2007) menguraikan ada dua metode utama dalam penilaian sebuah
tulisan yang biasa digunakan oleh penilaian yaitu metode Analytic Scoring
Method dan Holistic Scoring Method.
 Glass (2005) menguraikan ada lima komponen yang harus dinilai dalam sebuah
tulisan, yaitu:
1. Idea atau contents
2. Organization
3. Word Choice
4. Sentence Fluency
5. Conventions
Selain itu, setiap bobot memiliki gradasi dan kualitas penilaian atau kategori
seperti, misalnya: excellent to very good, good to average, fair to poor, dan
inadequate.

 Heaton (1989) juga menilai lima komponen menulis dengan istilah, sebagai
berikut:
1. Isi

2. Organisasi
3. Kosa Kata
4. Tatabahasa
5. Mekanik
Kelima komponen tersebut diberi nilai maksimal masing-masing 30 untuk
isi, 20 untuk organisasi, 20 untuk kosa kata, 25 untuk tata bahasa, dan 5 untuk
mekanik. Perbedaan skor maksimal untuk setiap aspek atau komponen menulis
tergantung pada bobot, peranan, dan kontribusinya dalam menulis secara
keseluruhan.
Ketiga model penilaian menulis tersebut secara lengkapnya sebagai berikut:
 Model Penilaian Menulis Menurut Brown
1. Komponen Penilaian: Isi
Deskripsi: Pernyataan thesis, ide-ide terkait, pengembangan ide-ide melalui
pengalaman, ilustrasi, fakta, pendapat; penggunaan deskripsi, sebab akibat,
perbandingan, dan konsistensi fokus.
Skala Penilaian: 0 – 24
2. Komponen Penilaian: Organisasi
Deskripsi: Efektivitas pendahuluan, urutan ide yang logis dan kronologis,
kesesuaian, dan kesimpulan.
Skala Penilaian: 0 – 20

3. Komponen Penilaian: Sintaksis
Deskripsi: Bagaimana kata-kata disusun menjadi kalimat.
Skala Penilaian:0 – 12

4. Komponen Penilaian: Kosa Kata
Deskripsi: Pemilihan kata-kata yang tepat untuk mengembangkan dan
menunjukkan ide.
Skala Penilaian: 0 – 12
5. Komponen Penilaian: Mekanik
Deskripsi: Ejaan, tanda baca, kutipan referensi bila ada, kerapihan, dan
perwajahan atau penampilan.
Skala Penilaian:0 – 12
 Model Penilaian Menulis Menurut Glass
1. Komponen Penilaian: Ide dan Isi
Deskripsi: Ide, topik atau tema, focus, fakta, dan ilustrasi tulisan.

Skor 5
Satu ide yang jelas, fokus, dan sesuai topik.
Semua detail konkret dan spesifik untuk mendukung ide.
Banyak detail yang menarik dan asli untuk mendukung ide.

Semua bagian-bagian terintegrasi dan sesuai.

Skor 4
Satu ide yang jelas, fokus, dan sesuai topik.
Adanya detail yang konkret dan spesifik.
Detail yang menarik untuk mendukung ide.
Semua bagian-bagian terintegrasi dan sesuai.

Skor 3
Secara umum, sesuai topik dan mengembangkan tema atau pesan yang jelas.
Beberapa detail konkret dan beberapa masih bersifat umum.
Beberapa detail pendukung bersifat prediksi dan sebagian bersifat umum.
Mungkin ada bagian yang kurang sesuai.

Skor 2
Banyak teks bersifat mengulang dan seperti kumpulan ide yang tidak
berhubungan.
Kurang detail khusus dan banyak yang umum.
Detail yang bersifat prediksi dan sketchy.


Skor 1
Tidak fokus, benar-benar keluar dari ide, hal yang tidak teridentifikasi,
panjang, dan tidak cukup dikembangkan.
Detail tidak konsisten, tidak jelas, atau trivial.

2. Komponen Penilaian: Organisasi
Deskripsi: Struktur fisik atau rhetorical structure, urutan kronologis,
koherensi, kesimpulan, dan layout tulisan.

Skor 5
Pembukaan jelas dan menarik pembaca.
Susunan paragraph, kalimat topik, jelas, konsisten, pendukung yang
relevan, dan kalimat kesimpulan yang jelas.
Urutan yang logis dan efektif.
Penggunaan transisi yang yang konsisten, tepat, dan sesuai.

Skor 4
Pembukaan menarik pembaca.
Setiap paragraf disusun dengan konsisten.
Sebagian besar ide berhubungan secara logis.

Akhir yang efektif.
Penggunaan transisi yang sesuai.

Skor 3
Pembukaan yang efektif tetapi tidak menciptakan sense yang kuat.
Semua bagian paragraf biasanya benar, kecuali satu dua yang tidak sesuai.
Mencoba menggunakan hubungan yang logis.
Mencoba menggunakan akhir yang efektif.
Beberapa transisi masih ada yang kurang sesuai.

Skor 2
Pembukaan yang lemah.
Struktur paragraf cenderung kurang sesuai seperti indensi.
Keterhubungan yang kurang logis.
Akhir yang lemah.
Hanya sedikit penggunaan transisi yang benar.

Skor 1
Awal yang tidak jelas.
Kurangnya pengorganisasian secara umum.

Urutan dan detail tidak beraturan.
Akhir yang tidak sesuai.
Tidak menggunakan transisi.

3. Komponen Penilaian: Kosa Kata
Deskripsi: Variasi atau jenis kalimat, efesiensi, dan efektivitas kalimat.

Skor 5
Semua ditulis dengan kalimat lengkap tidak ada run-on.
Menggunakan variasi kalimat secara konsisten (complex, compound, dan
simple).
Menggunakan variasi kalimat awal yang konsisten, bertujuan, dan kreatif.
Menggunakan konsisten, sesuai, dan shopisticated transisi antar kalimat.

Skor 4
Mungkin ada satu fragment dan run-on.
Biasanya variasi tipe-tipe kalimat.
Sebagian besar kalimat memiliki awal yang bervariasi.
Menggunakan transisi yang sesuai.

Skor 3
Mungkin ada dua fragment dan run on.
Kadang-kadang menggunakan kalimat yang bervariasi.
Beberapa variasi pada bagaian awal kalimat.
Beberapa menggunakan transisi yang benar.

Skor 2
Tulisan memiliki banyak fragment dan run-on.
Hanya menggunakan kalimat simple dan compound.
Sedikit variasi di awal kalimat.
Sedikit menggunakan transisi yang sesuai.

Skor 1
Tidak ada sense penggunaan tanda baca dan kalimat.
Hanya kalimat simple dan fragments.
Semua kalimat memiliki awal yang sama.
Transisis hampir tidak ada.

4. Komponen Penilaian: Kalimat
Deskripsi: Variasi atau jenis kalimat, efesiensi, dan efektivitas kalimat.

Skor 5
Semua ditulis dengan kalimat lengkap tidak ada run-on.
Menggunakan variasi kalimat secara konsisten (complex, compound, dan
simple).

Menggunakan variasi kalimat awal yang konsisten, bertujuan, dan kreatif.
Menggunakan konsisten, sesuai, dan shopisticated transisi antar kalimat.

Skor 4
Mungkin ada satu fragment dan run-on.
Biasanya variasi tipe-tipe kalimat.
Sebagian besar kalimat memiliki awal yang bervariasi.
Menggunakan transisi yang sesuai.

Skor 3
Mungkin ada dua fragment dan run on.
Kadang-kadang menggunakan kalimat yang bervariasi.
Beberapa variasi pada bagaian awal kalimat.
Beberapa menggunakan transisi yang benar.

Skor 2
Tulisan memiliki banyak fragment dan run-on.
Hanya menggunakan kalimat simple dan compound.
Sedikit variasi di awal kalimat.
Sedikit menggunakan transisi yang sesuai.

Skor 1
Tidak ada sense penggunaan tanda baca dan kalimat.
Hanya kalimat simple dan fragments.
Semua kalimat memiliki awal yang sama.
Transisis hampir tidak ada.

5. Komponen Penilaian: Konvensi
Deskripsi: Ejaan, tanda baca, kutipan referensi bila ada, konvensi,
kebersihan, dan kerapian.

Skor 5
Pengejaan yang benar walaupun kata yang sulit.
Tanda baca yang akurat, kreatif, dan membimbing pembaca.
Pemahaman yang lengkap dan penerapan yang konsisten tentang
kapitalisasi Grammar dan usage benar dan berkontribusi pada kejelasan dan
style.
Semua legible dan bersih.

Skor 4
Pengejaan secara umum benar.
Tanca baca secara umum benar.
Kapitaliasi secara umum benar.
Grammar dan usage benar.
Secara umum legible dan bersih.

Skor 3
Beberapa kata salah eja.
Biasanya tanda baca benar.
Kapitalisasi biasanya benar.
Grammar dan usage biasanya benar.
Tulisan agak legible dan paper agak bersih.

Skor 2
Sering kesalahan dalam ejaan.
Banyak tanda baca yang salah.
Banyak kapitalisasi yang salah.
Grammar dan usage sering salah.
Tulisan yang ilegible membuat pembaca stumle dan messy.

Skor 1
Tulisan terlalu sulit dibaca, dipahami dan diinterpretasikan karena banyak
kesalahan spelling.
Tanda baca tidak ada.
Penggunaan kapitalisasi yang berulang.
Grammar dan usage hampir salah semua.
Illegible, beyond messy, pembaca tidak dapat decipher teks..
 Model Penilaian Menulis Menurut Heaton
1. Komponen Penilaian: Isi
Deskripsi: Ide, topik atau tema, fokus, fakta, dan ilustrasi tulisan.
Skala Skor: 30 – 27
Kategori: Sempurna ke sangat baik.
Kriteria: Penguasaan pengetahuan secara substansial.
Skala Skor: 26 – 22
Kategori: Baik ke rata-rata.
Kriteria: Penguasaan beberapa pengetahuan yang memadai tentang
substansi.
Skala Skor: 21 – 17
Kategori: Cukup ke lemah/kurang.
Kriteria: Penguasaan pengetahuan yang terbatas mengenai topik atau isi.
Skala Skor: 16 – 13
Kategori: Sangat kurang atau lemah.
Kriteria: Penguasaan pengetahuan tentang topik dan substansi sangat
kurang.

2. Komponen Penilaian: Organisasi
Deskripsi: Struktur fisik atau rhetorical structure, urutan kronologis,
koherensi, kesimpulan dan layout tulisan.
Skala Skor: 20 – 18
Kategori: Sempurna ke sangat baik.
Kriteria: Pengungkapan ide-ide secara jelas dan lancar dituliskan.
Skala Skor: 17 – 14
Kategori: Baik ke rata-rata.
Kriteria: Agak kurang terorganisasi namun ide utama tetap fokus.
Skala Skor: 13 – 10
Kategori: Cukup ke lemah/kurang.
Kriteria: Tidak lancar atau kadang-kadang ide membingungkan dan
cenderung tidak nyambung.
Skala Skor:9 – 7
Kategori: Sangat kurang atau lemah.
Kriteria: Ide tidak terkomunikasi dan tidak bermakna- dan tidak terorganisir.

3. Komponen Penilaian: Kosa Kata
Deskripsi: Substansi kosa kata, pilihan kata, dan register.
Skala Skor: 20 – 18
Kategori: Sempurna ke sangat baik.
Kriteria: Penggunaan dan pemilihan kata/idiom/frase tepat, sesuai, dan
efektif.
Skala Skor: 17 – 14
Kategori: Baik ke rata-rata.

Kriteria: Sekali-sekali muncul kesalah bentuk kata/frase/idiom, pemilihan
kata, dan penggunaanya namun tidak mempengaruhi makna secara esensial.
Skala Skor: 13 – 10
Kategori: Cukup ke lemah/kurang.
Kriteria: Sering kali muncul kesalahan bentuk kata/frase/idiom, pilihan
kata, dan penggunaanya.
Skala Skor: 9 – 7
Kategori: Sangat kurang atau lemah.
Kriteria: Pada prinsipnya cenderung bersifat menerjemahkan, pilihan kata,
dan penggunaannya kurang memadai.

4. Komponen Penilian: Tata Bahasa
Deskripsi: Variasi atau jenis kalimat, efesiensi, dan efektivitas kalimat.
Skala Skor: 25 – 22
Kategori: Sempurna ke sangat baik.
Kriteria: Penggunaan kalimat kompleks yang benar dan efektif.
Skala Skor: 21 – 19
Kategori: Baik ke rata-rata.
Kriteria: Efektif penggunaanya namun konstruksinya cenderung sederhana.
Skala Skor:18 – 11
Kategori: Cukup ke lemah/kurang.
Kriteria: Ada banyak masalah dalam konstruksi kalimat.
Skala Skor:10 – 5
Kategori: Sangat kurang atau lemah.
Kriteria: Penggunaan konstruksi kalimat benar-benar kurang sesuai.

5. Komponen Penilian: Mekanik
Deskripsi: Ejaan, tanda baca, kutipan referensi bila ada, konvensi,
kebersihan, dan kerapian.

Skala Skor: 5
Kategori: Sempurna ke sangat baik.
Kriteria: Menguasai konvensi menulis, ejaan, dan tanda baca, serta
kapitalisasi dengan sangat baik.

Skala Skor: 4
Kategori: Baik ke rata-rata.
Kriteria: Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan konvensi
menulis, ejaan, dan tanda baca serta kapitalisasi.

Skala Skor: 3
Kategori: Cukup ke lemah/kurang.
Kriteria: Sering terjadi kesalahan dalam penggunaan konvensi menulis,
ejaan, dan tanda baca serta kapitalisasi.

Skala Skor: 2
Kategori: Sangat kurang atau lemah.
Kriteria: Tidak ada penguasaan konvensi menulis, banyak kesalahan dalam
ejaan, dan tanda baca serta kapitalisasi.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam memberikan penilaian pada mata pelajaran, tidak serta merta atau
seenaknya. Tetapi, guru harus mempunyai landasan atau tolak ukur dalam
memberi penilaian kepada siswa. Dalam mata pelajaran writing, guru dapat
menggunakan salah satu model penilaian dalam menulis (writing) diatas
sebagai landasan atau tolak ukur dalam memberi penilaian kepada siswa.
Karena dapat memudahkan guru dalam menentukan nilai siswa.

B. SARAN
Perlu kiranya, seorang guru melihat kemampuan semua siswa sebelum
memberikan standar nilai yang akan dicapai. Karena setiap siswa mempunyai
keterampilan yang berbeda. Contoh dalam mata pelajaran writing, ada siswa
yang handal hanya dalam pembuatan kalimat tetapi tidak pada tata bahasanya.
Sedangkan siswa lainnya, handal dalam tata bahasa tetapi tidak pada
mekaniknya.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, H. Douglas. 2007.Teaching by Principles: An Interactive Approch to
Language Pedagogy. San Fransisco: Pearson Longman..
Glass, Kathy Tuchman.2005.Curriculum Design for Writing Instruction.
California: Corwin Press.
Heaton, J.B. 1989. Writing English Language Test. New York: Longman Group
UK.
Heaton,1989) dalam dalam Tahrun. Model Pembelajaran Menulis Narasi Dalam
Bahasa Inggris Bagi Siswa SMA Kelas X Palembang (Jakarta: Laporan
Disertasi, 2010.
Hyland, Ken. 2003. Second Language Writing. London: Cambridge University
Press.
Reid. M. Joy. 1987. Teaching ESL Writing. Wyoming: Prentice Hall Regent.