PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA KELAS XI SEMESTER GASAL PROGRAM AKSELERASI
KELAS XI SEMESTER GASAL PROGRAM AKSELERASI
Skripsi
Oleh: Winda Fitrifitanofa K2308060 PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA NOVEMBER 2012
commit to user
KELAS XI SEMESTER GASAL PROGRAM AKSELERASI
Oleh: Winda Fitrifitanofa K2308060
Skripsi Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan P. MIPA Universitas Sebelas Maret FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA NOVEMBER 2012
commit to user
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari
Tanggal
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I,
Drs. Sutadi Waskito, M.Pd NIP. 19500522 197603 1 001
Pembimbing II,
Dra. Rini Budiharti, M.Pd NIP. 19580728 198403 2 003
commit to user
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Jum’at Tanggal : 2 November 2012
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang
Tanda Tangan Ketua
Sekretaris
Anggota I
Anggota II
Dyah Fitriana Masithoh, M.Sc
Drs. Pujayanto, M.Si
Drs. Sutadi Waskito, M.Pd
Dra. Rini Budiharti, M.Pd
Disahkan oleh Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user
Winda Fitrifitanofa. PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF
FISIKA KELAS XI SEMESTER GASAL PROGRAM AKSELERASI.
Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. November. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menyusun tes formatif pilihan ganda untuk kelas XI semester gasal Program Akselerasi yang sesuai dengan Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar yang ada (2 ) Menyusun kisi-kisi instrumen tes formatif pilihan ganda untuk kelas XI semester gasal Program Akselerasi materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik. (3) Menyusun item tes formatif pilihan ganda untuk kelas XI semester gasal Program Akselerasi untuk materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik. (4) Memvalidasi hasil penyusunan instrumen tes formatif pilihan ganda kelas XI semester gasal Program Akselerasi untuk materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik secara kualitatif dan kuantitatif.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Developmental Research ), dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif kualitatif pada penelitian merupakan hasil telaah soal oleh ahli, yaitu oleh Drs. Sutadi Waskito selaku ahli materi, Dra. Rini Budiharti, M.Pd sebagai ahli evaluasi, dan Brata,M.Pd serta Drs. Subandrio selaku guru mata pelajaran Fisika Program Akselerasi. Data kuantitatif didapatkan melalui uji coba tes kepada siswa sebanyak 2 kali, yaitu uji kelompok kecil dan uji kelompok besar. Uji kelompok kecil dilakukan dengan subyek coba 24 orang siswa Program Akselerasi SMA N 1 Karanganyar dan uji kelompok besar dilakukan dengan subyek coba 56 orang siswa Program Akselerasi SMA N 3 Surakarta. Hasil tes kemudian diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel.
Tes formatif Fisika kelas XI semester gasal Program Akselerasi yang dikembangkan ini mencakup 3 materi untuk tengah semester gasal yaitu Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi, dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik. Penyusunanan instrumen diawali dengan pembuatan kisi-kisi sesuai dengan silabus dari Depdiknas untuk kelas XI. Penyusunan kisi-kisi juga diperlukan untuk memudahkan diberikannya rekam jejak kompetensi siswa (Authentic Assesment). Tes formatif Fisika kelas XI semester gasal Program Akselerasi yang disusun setelah dilakukan validasi didapatkan instrumen tes yang sudah sesuai dengan karakteristik tes Fisika yang baik. Instrumen tes yang dikembangkan memenuhi validitas isi yang baik, reliabilitas soal yang tergolong tinggi, untuk soal materi Kinematika dengan Analisis Vektor (Paket 1) memiliki reliabilitas 0,810701 yang tergolong sangat tinggi, untuk soal materi Gravitasi (Paket 2) memiliki reliabilitas 0,6844 yang tergolong tinggi, dan untuk soal materi Gerak Harmonik dengan Benda Elastik memiliki reliabilitas 0,824764 yang
commit to user
menunjukkan hasil semuanya diterima, yaitu berkisar D > 0,3. Taraf kesukaran semua soal sedang yait u 0,3 ≤ P ≤ 0,7, dan pengecoh yang masuk kriteria baik.
Dari hasil penelitian didapatkan instrumen tes formatif yang disusun berdasark an Kompetensi Dasar “ Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola dengan menggunakan vektor “ untuk materi Kinematika dengan analisis vektor, Kompetensi Dasar “Menganalisis keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan hukum- hukum Newton“ untuk materi Gravitasi, dan Kompetensi Dasar “Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan “
untuk materi Gerak Harmonik pada Benda Elastik dan semua kompetensi dasar tersebut merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi “Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan benda titik ”. Dari pengembangan tes Fisika kelas XI semester gasal Program Akselerasi dihasilkan 3 perangkat soal
yang seluruhnya berjumlah 64 soal yang berkualitas baik, karena telah memenuhi standar telaah kualitatif, dan telaah kuantitatif mengenai reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektifitas distraktor. Selain itu instrumen tes formatif yang disusun mendukung penilaian otentik yang digunakan pada Program Akselerasi.
Kata Kunci: pengembangan, tes formatif, Fisika kelas XI, Program Akselerasi.
commit to user
Winda Fitrifitanofa, THE DEVELOPMENT OF PHYSIC FORMATIVE
TEST INSTRUMENT FOR THE ODD SEMESTER XI GRADE OF
ACCELERATION PROGRAM. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. November. 2012.
This research ’s aims to (1) develop a multiple choice formative test for the Odd Semester XI Grade of Acceleration Program corresponding to the existing Standard Competency and Basic Competency, (2) to develop the outline of multiple choice formative test for the Odd Semester XI Grade in Kinematics material with Vector Analysis, Gravitation And Harmonic Movement in Elastic Object, (3) to develop the multiple choice item of for formative test of the Odd Semester XI Grade of Acceleration Program in Kinematics material with Vector Analysis, Gravitation And Harmonic Movement in Elastic Object, and (4) validating the result of formative test instrument development for the Odd Semester XI Grade of Acceleration Program in Kinematics material with Vector Analysis, Gravitation And Harmonic Movement in Elastic Object either qualitatively and quantitatively.
This study was a developmental research using Research and Development method. Techniques of analyzing data used were a descriptive qualitative technique by the expert and a quantitative technique using Microsoft Excel program. The test development was done by studying the item by the expert, and then revising its validation. The test instrument consisted of 64 items that had been tried out for its validity. In the small group tryout, 40 items had good quality, and 24 items should be revised. The revision of the items with poor quality (24 items) was done continuously until the expert considered that these had been good for being tried out along with the 40 valid items to the larger group.
The physics formative test of odd semester XI grade of Acceleration Program that had been developed consisted of 3 material for mid-semester including Kinematics with Vector Analysis, Gravitation And Harmonic Movement in Elastic Object. The instrument development was initiated by making an outline corresponding to the syllabus of National Education Service for the XI grade. The development of outline was also needed to facilitate the administration of student competency’s track record (authentic assessment). The physics formative test of odd semester XI grader of Acceleration Program that had been validated indicated the test instrument corresponding to the characteristics of good physic test. The test instrument developed had good content validity, high item reliability, for Kinematics with Vector Analysis material (Package 1) had reliability of 0.810710 belonging to very high category, for Gravitation material item (Package 2) had reliability of 0.6844 belonging to high category, and for Harmonic Movement with Elastic Object material had reliability of 0.824764 belonging to very high category. The variance was measured using discrimination
commit to user
item fell into m oderate category 0,3 ≤ P ≤ 0,7, and confounding coefficient functions well. From the development of physics test of the Odd Semester XI Grade of Acceleration Program, 64 items were obtained with good quality.
Keywords: development, formative test, Physics for XI grade, Acceleration Program
commit to user
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Q.S.Al-Insyirah : 6-7)
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya………….”. (QS. Al Baqarah : 286)
“Be The First, Be Different, Be The Best “ “Do Your Best to get The Best “
“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar”. (Q.S. Al
Baqarah 153)
“Siapa yang bersungguh – sungguh, dia akan berhasil”.(Man Jadda Wa
Jadda)
Bukan karena mudah maka aku yakin bisa, tapi karena aku yakin bisa
semuanya menjadi mudah. Bukan karena dunia tersenyum maka aku bahagia, tapi karena aku bahagia maka dunia tersenyum.
Orang sukses adalah orang yang meskipun GALAU, tapi tetap melangkah.
(Mario Teguh)
Wong temen iku bakale tinemu.
commit to user
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Allah SWT. yang selalu melimpahkan
rahmatnya. Bapakku Drs.H.Mukhson,M.Pd dan Ibuku
Hj. Murdani, S.Pd. Adik-adikku Faisal Muhammad Hasan,
Hafeid Rozaq Rais, dan Azzam Ibrahim My advisors R. Wahyu Suryanto dan Arkan
Hoeda Dediana Sahabat-sahabatku All B-One Crew, KPKC,
HRD 2010, PHT 2010 Teman-teman seperjuangan Fisika 2008
commit to user
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. Selaku Ketua Jurusan P. MIPA FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Rini Budiharti, M.Pd. Selaku Koordinator Skripsi Program Fisika Jurusan P. MIPA FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. .
5. Bapak Drs. Sutadi Waskito, M.Pd Selaku Pembimbing I atas bimbingannya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
6. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd. Selaku Pembimbing II atas bimbingannya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
7. Keluarga dan sahabat yang selalu menyemangati dan mendoakanku
8. Bapak Brata, M.Pd Selaku guru Fisika kelas XI Program Akselerasi SMA Negeri 1 Karanganyar, dan Bapak Drs. Subandrio Selaku guru Fisika kelas XI Program Akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta atas bantuannya dalam penelitian.
9. Adik-adik kelas XI Program Akselerasi SMA Negeri 1 Karanganyar dan SMA Negeri 3 Surakarta atas bantuannya dalam penelitian.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan. Namun demikian besar harapan penulis semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan. Amin.
Surakarta, November 2012 Penulis
commit to user
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
commit to user
hal. Tabel 2.1
Layanan Pendidikan Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa
30 Tabel 2.2
Hasil Analisis Penelitian
56
Tabel 4.1 Nama Sekolah dan Jumlah Peserta Tes
78
Tabel 4.2 Hasil Keputusan Telaah Kualitatif Desain Soal
83 Tabel 4.3 Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen Tes Uji Kelompok Kecil
85 Tabel 4.4 Hasil Analisis tingkat Kesukaran Instrumen Tes Uji Kelompok Kecil
86
Tabel 4.5 Hasil Analisis Daya Beda Instrumen Tes Uji Kelompok Kecil
88 Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Efektifitas Distraktor Uji Kelompok Kecil
89
Tabel 4.7 Rincian Hasil Analisis Kuantitatif Uji Kelompok Kecil
90 Tabel 4.8 Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen Tes Uji Kelompok Besar
92 Tabel 4.9
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Uji Kelompok Besar
93
Tabel 4.10 Hasil Analisis Daya Beda Instrumen Tes Uji Kelompok Besar
94 Tabel 4.11
Rekapitulasi Hasil Analisis Efektifitas Distraktor Uji Kelompok Besar
96
Tabel 4.12
Keputusan Hasil Uji Kelompok Besar
97
commit to user
DAFTAR GAMBAR
hal. Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
58 Gambar 3.1
Alur Pengembangan Tes
69
commit to user
hal. Lampiran 1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fisika SMA 103 Lampiran 2 Silabus SMA kelas XI Semester Gasal 104
Lampiran 3 Dokumen Hasil Observasi SMA Program Akselerasi 113 Lampiran 4
Kisi-kisi Instrumen Tes
125 Lampiran 5
Desain awal Instrumen Tes
158 Lampiran 6
Deskripsi Telaah Kualitatif
188 Lampiran 7
Lembar Penelaahan Ahli
200 Lampiran 8
Instrumen Tes untuk Uji Kelompok Kecil
227 Lampiran 9
Analisis Kuantitatif Uji Kelompok Kecil
276 Lampiran 10 Revisi Soal Hasil Uji Kelompok Kecil
322
Lampiran 11 Lembar Penelaahan Ahli sebelum Uji Kelompok Besar
340
Lampiran 12 Instrumen Tes untuk Uji Kelompok Besar
345
Lampiran 13 Analisis Kuantitatif Uji Kelompok besar
409
Lampiran 14 Dokumentasi Pelaksanaan Tes
434
Lampiran 15 Surat-surat Penelitian
436
commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fenomena pertumbuhan kehidupan masyarakat maju, semakin lama semakin menunjukkan bahwa kunci perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi ternyata bergantung pada sumber daya manusia yang berkualitas. Menghadapi persaingan global akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kebutuhan mendesak bagi suatu negara agar dapat sejajar dengan warga dunia lainnya. Indonesia harus menyiapkan sumber daya manusia yang proaktif, kreatif, inovatif, mandiri dan memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif untuk menghadapi persaingan global.
Salah satu upaya untuk mengantisipasi kondisi persaingan tersebut adalah melalui pengembangan pendidikan yang berdimensi keunggulan. Pendidikan yang berdimensi keunggulan dalam hal ini adalah pendidikan bagi anak-anak Cerdas Istimewa Bakat Istimewa (CIBI). Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah ada perhatian untuk memberikan layanan pendidikan bagi CIBI hal ini terbukti mulai tahun 2000 yakni pada saat Mendiknas dipimpin oleh Yahya Muhaimin Indonesia meluncurkan Program Percepatan Belajar (PPB) atau lebih dikenal program akselerasi pada SD, SMP, dan SMA (Rusman, 2008 : 929).
Program akselerasi dilatarbelakangi oleh realitas hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Balitbang Depdiknas(1986). Dari penelitian tersebut diperoleh temuan bahwa pada 20 SMA unggulan di Indonesia terdapat 21,75 % siswa dengan kecerdasan umum prestasinya di bawah rerata, sedangkan para siswa yang tergolong berkemampuan dan berkecerdasan luar biasa sebesar 9,7 %. Pada hasil temuan sebelumnya telah diungkapkan, bahwa masih terdapat siswa yang dikategorikan berbakat istimewa mengalami underachiever masih tinggi, yaitu menurut Depdikbud (1997) pada SD dan SMP sebesar 2-5 % dan SMA sebesar 8 %. Kemudian riset – riset independen juga menyebutkan demikian, seperti menurut Yaumil Achir (1990) pada SMA di DKI Jakarta ditemukan 39 % siswa mengalami underachiever, Yusuf dan Widyastono (1997) menemukan
commit to user
(Rusman, 2008 : 928-929). Negara-negara maju dan berkembang seperti Amerika, Singapura, Cina, dan Korea sudah mulai melihat potensi anak-anak CIBI. Negara tersebut mulai menarik perhatian anak CIBI dengan memberikan beasiswa di perguruan tinggi yang bagus dan bahkan menjamin pekerjaan hingga usia 55 tahun, negara-negara tersebut yakin bahwa anak CIBI mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi dan mempunyai komitmen serta kerja keras yang tinggi, ini merupakan keunggulan yang dibutuhkan oleh banyak negara di tengah semakin tingginya persaingan perekonomian. Demikian pentingnya pendidikan yang berdimensi keunggulan dalam menjawab tantangan masa depan, maka sangat beralasan apabila pengembangan CIBI di Indonesia perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, baik pemerintah, sekolah dan orang tua siswa, agar CIBI tidak mengalami underachiever.. Seperti yang kita ketahui underachievement mengakibatkan tidak maksimalnya kemampuan yang CIBI miliki. Harapannya dimasa yang akan datang CIBI dapat mewakili bangsa Indonesia pada era globalisasi sekaligus dapat memenangkan persaingan global yang semakin tinggi.
Seperti halnya pada program sekolah reguler, pada sekolah akselerasi pun pembelajaran juga dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu persiapan (preparation), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation). Pada tahap persiapan (preparation) adalah tahapan dimana seorang guru mempersiapkan Bahan Ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Silabus dan Media Pembelajaran. Tahap Implementasi adalah tahapan penggunaan segala sesuatu yang sudah dipersiapkan guru pada tahap persiapan. Sedangkan tahap evaluasi adalah tahapan dimana seorang guru melakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik.
Menurut Nana Sudjana “dalam suatu proses pembelajaran ada 3 komponen penting di dalamnya, yaitu tujuan instruksional, pengalaman belajar (proses belajar mengajar), dan hasil belajar ” (2006 : 2). Ketiga komponen tersebut bagaikan mata rantai yang tak terpisahkan satu sama lain. Suatu kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil dapat dilihat dari kesesuaian antara tujuan
commit to user
pengalaman belajar (proses belajar mengajar). Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui suatu kegiatan penilaian. Kegiatan penilaian yakni suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan – tujuan instruksional telah dapat dicapai dan dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang diperilhatkannya setelah peserta didik menempuh pengalaman belajar (proses belajar mengajar) (Suharsimi,2009:34). Untuk melakukan suatu kegiatan penilaian dan melihat apakah hasilnya sudah sesuai tujuan instruksional atau belum, maka diperlukan suatu instrumen tes. Instrumen tes diperlukan agar didapatkan suatu hasil penilaian yang memiliki akurasi tinggi dalam mengukur kemampuan siswa, oleh karena itu diperlukan suatu instrumen tes yang baku.
Instrumen tes baku adalah suatu instrumen tes yang telah melalui beberapa percobaan dan telah diuji akurasinya baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Suharsimi, 2009 : 35). Pada umumnya penilaian hasil belajar di sekolah menggunakan tes buatan guru pada setiap bidang studinya. Sekolah jarang menggunakan tes baku karena meskipun tes baku lebih baik daripada tes buatan guru, namun jumlahnya di dunia pendidikan masih sangat jarang. Hal ini menyebabkan kurang akuratnya penilaian guru terhadap kemampuan siswa dalam memahami suatu materi. Serupa dengan hal tersebut pada program akselerasi, rata-rata guru juga memberikan soal evaluasi dengan menggunakan suatu instrumen tes yang belum teruji atau belum memenuhi standar baku suatu tes karena belum melalui serangkaian uji tes.
Selama ini kebanyakan guru baru mengira-ira tentang tingkat kesulitan soal yang diberikan,kebanyakan belum memprtimbangkan patokan tingkat kesulitan kognitif tes (C1-C6 Taksonomi Bloom). Pada program akselerasi yang pada pembelajarannya menuntut high level thinking menuntut pula guru memberikan soal dengan tingkat kesulitan C4(analisis), C5(sintesis) dan C6 (evalusi) agar sesuai dengan tingkat kemampuan siswa tersebut (tidak mengalami underarchiever ) sekaligus juga dapat mengukur kemampuan siswa terhadap suatu materi dengan akurat (Depdiknas, 2009:55). Bisa jadi suatu tes yang dinilai
commit to user
diberikan tes tersebut. Tes yang mudah dan ditujukan kepada sekelompok subjek yang kemampuannya tinggi, tidak akan menghasilkan akurasi karena tidak sesuai dengan levelnya. Begitu juga sebaliknya, tes yang sulit tidak akan cocok untuk sekelompok subjek yang kemampuannya rendah. Jadi, tes yang baik adalah tes yang mampu mengukur tingkat kemampuan subjek sasaran
Pada program akselerasi penilaian yang digunakan dalam pendidikan khusus bagi CIBI adalah penilaian otentik (Autentic Assement), yaitu proses pengumpulan data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa (Depdiknas, 2009:56). Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Salah satu cara untuk melakukan penilaian otentik ini adalah dengan melakukan tes formatif. Apabila tes sudah dipersiapkan dan dilaksanakan dengan secermat mungkin, maka informasi yang dihasilkan dapat menunjukkan sejauh mana tujuan-tujuan instruktusional yang telah ditetapkan itu tercapai.
Informasi yang dihasilkan dari suatu hasil tes dapat dijadikan balikan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya suatu pengembangan instrumen tes formatif untuk program akselerasi agar didapatkan suatu tes baku yang cocok untuk mengukur kemampuan siswa program akselerasi dengan karakter khas siswa CIBI dan siap pakai sehingga guru bisa menggunakan instrumen tes tersebut untuk mengevaluasi kemampuan siswa apabila guru belum membuat/memiliki instrumen tes yang baku, atau tes baku tersebut bisa juga dijadikan patokan (acuan) guru dalam membuat instrumen tes.
Berdasarkan dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA KELAS XI SEMESTER GASAL PROGRAM AKSELERASI ”
commit to user
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, ada beberapa permasalahan yang muncul. Permasalahan tersebut antara lain:
1. Dibutuhkannya profesionalisme seorang guru dalam penyelenggaraan pendidikan dan evaluasi hasil belajar siswa. Evaluasi sangatlah penting karena merupakan bagian integral dari proses pembelajaran
2. Perlunya instrument tes yang baku dan siap pakai, untuk mengevaluasi hasil belajar siswa di sekolah Program Akselerasi.
3. Instrumen tes yang sesuai dengan autentic assessment dibutuhkan guna mendukung evaluasi pembelajaran di Program Akselerasi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah yang muncul, maka dalam penelitian ini dibatasi permasalahnya agar tujuan dalam penelitian ini dapat tercapai secara optimal. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan tes formatif Program Akselerasi sesuai dengan Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar yang ada.
2. Penyusunan instrumen tes kelas XI tengah semester gasal pada materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi, dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik.
3. Bentuk penulisan item tes adalah pilihan ganda.
4. Analisis hasil penulisan item tes secara kualitatif dan kuantitatif.
D. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana merancang tes formatif bentuk pilihan ganda untuk kelas XI tengah semester gasal sekolah program akselerasi untuk mendukung autentic assesment ?
commit to user
suatu instrumen tes yang baku?
3. Apakah instrumen tes formatif yang dirancang sesuai dengan kriteria kuantitatif suatu instrumen tes yang baku ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menyusun tes formatif pilihan ganda untuk kelas XI semester gasal Program Akselerasi yang sesuai dengan Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar yang ada
2. Menyusun kisi-kisi instrumen tes formatif pilihan ganda untuk kelas XI semester gasal materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik
3. Menyusun item soal pilihan ganda untuk tes formatif kelas XI semester gasal Program Akselerasi untuk materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik
4. Memvalidasi hasil penyusunan instrumen tes formatif kelas XI semester gasal Program Akselerasi untuk materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik secara kualitatif dan kuantitatif.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Dalam penelitian ini akan dikembangkan seperangkat instumen tes untuk SMA Kelas XI semester gasal Program Akselerasi, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. pengembangan instrumen tes tengah semester gasal berdasarkan pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. (sesuai Lampiran 1)
2. pengembangan tes berdasarkan indikator yang mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
commit to user
4. bentuk tes berupa tes pilihan ganda yang terdiri dari stem, key, dan distarktor
5. tiap soal terdapat 5 options jawaban
6. Kompetensi Dasar yang ada dijabarkan dalam materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti : Untuk memecahkan masalah yang diteliti.
2. Bagi Guru:
a. Menyajikan sebuah pilihan untuk mengatasi kesulitan dalam penyusunan instrumen tes terutama tes pilihan ganda kelas XI tengah semester gasal Program Akselerasi.
b. Memberikan masukan tentang alternatif model pengembangan tes pembelajaran yang layak dan mampu mengukur ketercapaian indikator dari suatu pembelajaran Program Akselerasi.
c. Membangkitkan kinerja guru dalam meningkatkan kualitas kegiatan evaluasi pembelajaran Program Akselerasi.
3. Bagi Siswa
a. Mempersempit lingkup belajar siswa karena tes yang diujikan mengacu pada indikator sesuai tahapan proses pembelajaran.
b. Mengetahui hasil prestasi belajarnya secara bertahap.
4. Bagi sekolah Memberi masukan yang dapat digunakan untuk alternatif perbaikan kualitas pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada masa yang akan datang.
commit to user
H. Asumsi Dan Keterbatasan Pengembangan
Adapun asumsi dan keterbatasan dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini adalah :
1. Pengembangan instrumen terbatas pada bidang studi fisika untuk SMA kelas
XI tengah semester gasal Program Akselerasi.
2. Pengembangan instrumen tes terbatas pada tes pilhan ganda.
3. Pengembangan tes dilakukan pada sekolah yang memiliki kelas Program Akselerasi.
4. Proses validasi dilakukan melalui tahapan yaitu :
a. Uji Ahli
b. Uji coba terbatas dengan jumlah subjek 24 siswa.
c. Uji coba skala besar dengan jumlah subjek 56 siswa.
commit to user
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Sekolah Program Akselerasi
a. Sekolah Menengah Atas Program Akselerasi 1). Pengertian
Sekolah Menengah Atas (SMA) Program Akselerasi adalah sekolah yang memberikan layanan pendidikan untuk peserta didik cerdas istimewa. SMA Program Akselerasi memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa untuk dapat menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih singkat dibanding siswa lain yang tidak mengambil program tersebut. Peserta didik kelompok ini dapat menyelesaikan pendidikan dalam hal ini SMA dalam jangka waktu 2 tahun.
Menurut Semiawan, C.(1997) menyatakan: Dalam program ini, peserta didik tidak semata – mata memperoleh
percepatan waktu penyelesaian studi di sekolah, tetapi sekaligus memperoleh eskalasi atau pengayaan materi dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasan/ pendalaman. Pemberian layanan akselerasi tanpa memberikan eskalasi atau pengayaan materi pada dasarnya sangat merugikan peserta didik. (Depdiknas ,2009:34)
Menurut Feldusen, Proctor, dan Black(1998) secara umum berikut ini adalah pedoman sekolah yang melaksanakan program akselerasi, yaitu sebagai berikut :
a) Perlu dilakukan evaluasi secara komprehensif yang meliputi aspek – aspek: kecerdasan, akademis, penyesuaian sosial dan emosional. Evaluasi hendaknya melibatkan psikolog, guru, orang tua dan peserta didik yang bersangkutan untuk menilai potensi yang dimiliki peserta didik.
commit to user
rata – rata anak – anak pada tingkatan kelas seusianya.
c) Perlu dilakukan tes untuk memastikan penguasaan seluruh kemampuan dasar yang diperlukan untuk mempelajari materi pada tingkatan kelas yang diambil.
d) Peserta didik tidak mengalami masalah sosial dan emosional yang serius serta memiliki ketekunan dan motivasi belajar yang tinggi
e) Peserta didik tidak merasakan ada tekanan atau takut gagal dalam mengikuti program percepatan belajar. Peserta didik bersangkutan harus memiliki keinginan yang kuat untuk mengikuti program tersebut.
f) Peserta didik memiliki kesehatan yang baik.
g) Guru pada kelas akselerasi harus memiliki sikap positif dan membantu proses penyesuaian peserta didik dalam menghadapi program pembelajaran yang dipercepat.
h) Perlu dilakukan proses identifikasi yang cermat dan objektif serta pengambilan keputusan yang objektif untuk menentukan peserta program percepatan belajar. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam menempatkan peserta didik sehingga apabila terjadi kesalahan tidak berakibat tekanan psikis jika peserta didik tersebut seharusnya bukan peserta didik berbakat intelektual.
i) Percepatan belajar sebaiknya dilakukan pada awal tahun pelajaran, namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan pada tengah ataupun menjelang akhir tahun pelajaran.
j) Setiap kasus percepatan belajar harus diberi kesempatan untuk melakukan tahap percobaan minimal 6 minggu. Peserta didik hendaknya menyadari bahwa jika tahap percobaan tidak berhasil dilewati dapat membuatnya kembali ke kelas reguler. Penting untuk diciptakan situasi yang membuat anak tidak merasa gagal. (Depdiknas ,2009:34-36)
commit to user
Akselerasi apapun jenjangnya diselenggarakan dalam upaya mengoptimalkan pengembangan potensi kecerdasan istimewa peserta didik sehingga menghasilkan keluaran (output) yang unggul (high achievement ). Untuk mencapai keunggulan tersebut, maka masukan (input/intake) seperti : peserta didik, guru, layanan pendidikan, sarana penunjang, manajemen serta proses pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Beberapa ciri – ciri yang harus terbentuk dalam penyelenggaraan sekolah dengan peserta didik cerdas istimewa dan atau bakat istimewa yang dirangkum sebagai berikut :
a) Masukan (input/intake) berupa peserta didik, diseleksi dengan kriteria tertentu. Peralatan seleksi yang digunakan, antara lain : tes intelligensi menggunakan Wechesler Adult Intelligence Scale dengan skor 130, tes kreativitas, dan skala Task Commitment. Untuk program akselerasi pada tahap ini diberikan juga tes proyektif sebagai tes penunjang untuk mengetahui aspek emosi dan sosial calon peserta didik anak berbakat.
b) Sarana dan prasarana yang menunjang untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik seperti ketersediaan laboratorium MIPA yang memadai, komputer yang tersambung dalam jaringan secara internal maupun eksternal (internet), serta perangkat pendukung dalam upaya pengembangan kecerdasan/ bakat non akademik melalui kegiatan ekstra kurikuler.
c) Lingkungan belajar (secara fisik maupun sosial psikologis) yang kondusif untuk berkembangnya potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa menjadi keistimewaan yang nyata.
d) Pendidikan untuk anak cerdas istimewa membutuhkan diferensiasi kurikulum yaitu memberikan tugas dan kegiatan belajar yang berbeda dari rata – rata anak sesuai dengan kebutuhan belajarnya.
commit to user
yang terdiri dari materi, proses, produk, dan lingkungan belajar.
e) Dalam pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik cerdas istimewa tidak cukup hanya dengan menu sumber isi maupun standar kompetensi yang saat ini ada. Kegiatan pembelajaran dapat difungsikan sebagai sarana penguatan menuju level berfikir tinggi melalui rekayasa model pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang menantang dan menghasilkan level berpikir tinggi untuk kelas akselerasi dikembangkan oleh Dave (2000).
f) Rentang waktu belajar di sekolah lebih lama dengan program sekolah reguler. Hal ini disebabkan peserta didik mendapatkan materi pengayaan maupun kegiatan –kegiatan lain seperti praktek di laboratorium. Dengan demikian sekolah dapat diselenggarakan dengan sistem fullday atau boarding. Untuk itu, sekolah dapat dilengkapi dengan asrama dalam mengoptimalkan pembinaan serta menampung peserta didik yang berasal dari berbagai lokasi geografis.
g) Pendidikan khusus bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Bakat Istimewa (PDCI / BI) merupakan bagian (inklusif) dari sistem pendidikan nasional dan tidak bersifat eksklusif. Konsekuensinya program ini tunduk kepada peraturan perundang -undangan yang ada, meskipun memiliki keleluasaan sesuai dengan misi dan tujuannya serta status pengelolaannya.
h) Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus bagi PDCI / BI diproyeksikan sebagai pusat keunggulan bagi sekolah –sekolah disekitarnya. Artinya sekolah ini tidak hanya memberi manfaat kepada peserta didik yang mengikuti pendidikan khusus bagi PDCI/BI, tetapi juga mereka yang tidak termasuk program serta sekolah lainnya. Dengan demikian sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus bagi PDCI / BI memiliki resonansi sosial kepada lingkungan sekitarnya. Depdiknas (2009:37)
commit to user
2). Kurikulum
Menurut Depdiknas (2009 : 44) Kurikulum Program Akselerasi dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah serta melibatkan tenaga ahli dan lingkungan perguruan tinggi, berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip –prinsip berikut :
a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
b) Beragam dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi,
dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d) Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.
e) Menyeluruh dan berkesinambungan
commit to user
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f) Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur – unsur pendidikan formal, nonformal dan informal,
dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan hal ini sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Depdiknas, 2009 : 44)
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip – prinsip yang dirangkum sebagai berikut :
a) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,
yaitu : (1) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa (2) Belajar untuk memahami dan menghayati
commit to user
(4) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain (5) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
c). Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan /atau percepatan sesuai potensinya, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan kemoralan.
d). Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tulada ( dibelakang memberikan daya dan kekuatan, ditengah membangun semangat dan prakarsa , di depan memberikann contoh dan teladan )
e). Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan.
f). Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g). Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran , muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan. (Depdiknas, 2009 :38)
commit to user
pendidikan khusus bagi PDCI/BI adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan, yang berdeferensiasi dan termodifikasi serta dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat memacu dan mewadahi integrasi antara pengembangan spiritual, logika, nilai-nilai, etika, dan estetika, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir holistik, kreatif, sistemik dan sistematis, linear, dan konvergen, untuk memenuhi tuntutan masa kini dan masa mendatang.
Kurikulum pendidikan PDCI / BI termasuk di dalamnya untuk Program Akselerasi dikembangkan secara berdiferensiasi, mencakup 4 (empat) dimensi yang berintegrasi dan dirangkum sebagai berikut :
a) Dimensi umum Merupakan bagian inti kurikulum yang memberikan pengetahuan, keterampilan dasar, pemahaman nilai, dan sikap yang memungkinkan peserta didik berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat atau tuntutan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kurikulum inti merupakan kurikulum dasar yang diberikan pula kepada peserta didik lain dalam jenjang pendidikan tersebut.
b) Dimensi Diferensiasi Merupakan bagian kurikulum yang erat dengan ciri khas perkembangan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa, yang merupakan program khusus dan pilihan terhadap bidang studi tertentu serta diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat tertentu lainnya. Diferensiasi kurikulum bagi peserta didik cerdas istimewa dapat dilakukan melalui tiga jalur : (a) Enrichment (pengayaan).(b) Extension (pendalaman). (c). Accelleration (percepatan).
Peserta didik memilih bidang studi / bidang pengembangan bakat yang diminati untuk dikuasai secara luas dan mendalam.
commit to user
Implementasi kurikulum berdiferensiasi bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa menuntut adanya penggunaan media pembelajaran seperti belajar melalui radio, televisi, internet, CD-ROM, Pusat Belajar dan Riset Guru (Teacher Research and Resource Centre ), wawancara pakar, dan sebagainya.
d) Dimensi suasana belajar Pengalaman belajar yang dijabarkan dari lingkungan keluarga dan sekolah harus mampu menciptakan iklim akademis yang menyenangkan dan menantang, sistem pemberian apresiasi hubungan antar peserta didik, antrara guru dan peserta didik, antara guru dan orang tua peserta didik, dan antara orang tua dan peserta didik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka serta hangat dengan prinsip tut wuri handayani.
e) Dimensi co-kurikuler Sekolah memberi kesempatan kepada siswa untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman di luar sekolah, misalnya kujungan ke museum sejarah dan budaya, panti asuhan, pusat kajian ilmu pengetahuan, cagar alam dan lain – lain. (Depdiknas,2009:43)
Menurut Depdiknas (2009 : 49-50) diferensiasi kurikulum hendaknya dikembangkan dengan berfokus pada :
a) Kecepatan belajar yang dipercepat dengan pengulangan
(repetisi) minimal
b) Penguasaan kurikulum nasional dalam waktu lebih singkat
c) Materi lebih abstrak, lebih kompleks, lebih mendalam
d) Penggunaan keterampilan belajar dan menerapkan strategi
pemecahan masalah
e) Berorientasi pada peserta didik
f) Belajar berkelanjutan serta menerapkan strategi pemecahan
masalah
g) Berorientasi pada peserta didik
h) Belajar berkelanjutan serta menerapkan keterampilan penelitian
i) Bekerjasama secara mandiri j) Adanya interaksi dengan pakar
commit to user
Diferensiasi kurikulum hendaknya dilakukan pada segenap elemen yang terdiri dari materi, proses, produk, dan lingkungan belajar. Menurut Depdiknas (2009 : 51) uraiannya adalah sebagai berikut :
a) Diferensiasi materi dilakukan dengan melakukan penyesuaian kebutuhan belajar peserta didik dengan mempertimbangkan, yaitu : (1) Tingkat abstraksi materi. (2) Tingkat kompleksitas materi. (3) Tingkat variasi materi. (4) Melibatkan pengorganisasian nilai belajar. (5) Memasukkan unsur studi tentang manusia, yakni tidak sekedar mempelajari teori, tapi juga tokoh yang menemukan atau mengembangkan suatu teori. (6) Studi tentang metode misalnya metode belajar dan metode penelitian
b) Diferensiasi proses dilakukan dengan melakukan penyesuaian kebutuhan belajar peserta didik dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu : (1) Penggunaan ranah kognitif tingkat tinggi. (2) Tugas yang bersifat divergen. (3) Memungkinkan penemuan-penemuan. (4) Menuntut bukti penalaran. (5) Memberikan kebebasan untuk memilih pada peserta didik. (6) Melibatkan interaksi kelompok. (7) Menerapkan berbagai variasi kecepatan belajar sesuai kebutuhan peserta didik.
c) Diferensiasi produk dilakukan dengan melakukan penyesuaian kebutuhan belajar peserta didik dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu : (1) Produk yang terkait dengan pemecahan masalah nyata dalam kehidupan. (2) Produk disajikan untuk narasumber yang nyata, misalnya topik tentang hutan dapat mengundang narasumber dari dinas kehutanan. (3) Transformasi produk dari satu bentuk ke bentuk lain, misalnya produk verbal berupa tulisan diubah menjadi berupa drama atau gambar. (4) Perlu dipertimbangkan produk dengan berbagai variasi, format produk dapat ditentukan sendiri oleh peserta didik. (5) Dilakukan evaluasi produk yang tepat.
d) Diferensiasi lingkungan perlu dilakukan, karena lingkungan memberikan pengaruh terhadap optimalisasi pengembangan potensi peserta didik cerdas istimewa. Diferensiasi lingkungan belajar mencakup beberapa hal, yaitu : (1) Belajar dalam lingkungan yang aktual yakni belajar di lapangan sesuai topik yang dipelajari. (2) Adanya batasan waktu yang fleksibel. (3) Lingkungan belajar hendaknya memungkinkan penelitian yang mendalam. (4) Jika dimungkinkan peserta didik dapat bekerja bersama dengan mentor.
3). Pembelajaran Program Akselerasi
Pendidikan khusus bagi PDCI/BI untuk satuan SMA / MA menggunakan sistem kredit semester. Sistem kredit semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
commit to user
setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan, dan satu jam kegiatan mandiri tidak terstruktur. ( Depdiknas, 2009 :53-54)
Kegiatan pembelajaran menurut Dave (2009) dapat difungsikan sebagai sarana penguatan menuju level berpikir tinggi melalui rekayasa model pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang menantang dan menghasilkan level berpikir tinggi selalu melibatkan pemikiran dan pemecahan masalah. Model pembelajaran yang dikembangkan oleh Dave khusus untuk akselerasi ini dinamakan SAVI (somatic, auditory,visual and, Intelektual) approach to learning. Depdiknas(2009:54)
Model SAVI approach to learning menurut Dave(2009) memiliki ciri khas yang yang dimunculkan pada model SAVI adalah pembelajaran yang selalu mengandung kegiatan yang selalu bergerak dinamis (mobile) dan selalu memberi peluang bagi peserta didik untuk mencoba mengerjakannya, demikian pula peserta didik diberi pengalaman pembelajaran melalui kombinasi pemberian pembelajaran yang dikomunikasikan secara verbal dan pembelajaran yang diperdengarkan,
observasi
serta
pemecahan masalah. Depdiknas(2009:53) Penetapan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik cerdas istemewa membawa konsekuensi kepada guru untuk memodifikasi kegiatan pembelajaran bagi peserta didik reguler ke corak kegiatan pembelajaran yang menuntut corak berpikir tingkat tinggi. Pola pembelajaran yang banyak digunakan adalah pola pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan mengutamakan produk/ proyek yang lebih banyak digunakan. Menurut Depdiknas (2009 :55) sebagai konsekuensi dari pemilihan tipe problem solving
commit to user
bobot materi juga harus bertipe setidaknya C4 (analisis) dan jika dimungkinkan sampai C6 (evaluasi) yang mendorong peserta didik berfikir tingkat tinggi dan kritis.
4). Penilaian Program Akselerasi