Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  Agar pembelajaran di KKG/MGMP berjalan dengan baik, maka guru peserta sebaiknya telah memahami materi: (1) proses pembelajaran program BERMUTU; (2) KTSP; dan (3) RPP. Pemahaman akan materi tersebut merupakan prasyarat untuk memulai diskusi topik pengembangan instrumen penilaian hasil belajar.

  BBM SUPLEMEN/ PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR Topik

  Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Jumlah jam

  4 jam tatap muka (4 x 50 menit) 4 jam tugas terstruktur (4 x 60 menit) 4 jam tugas mandiri

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

A. Pengantar

  Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini khususnya diperuntukkan bagi guru pemandu, kepala sekolah pemandu, dan pengawas sekolah pemandu, namun dapat pula digunakan oleh para guru, kepala sekolah, pengawas sekolah peserta kegiatan di KKG, MGMP, KKKS, MKKS, KKPS dan MKPS.

  Guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah diharapkan mampu mengembangkan indikator dan instrumen penilaian hasil belajar pada proses pembelajaran. Kemampuan tersebut merupakan salah satu pencapaian subkompetensi pedagogik guru seperti yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. BBM ini ditulis dalam rangka membantu guru pemandu, kepala sekolah pemandu dan pengawas sekolah pemandu berperan sebagai fasilitator membimbing guru anggota KKG/MGMP agar memiliki kemampuan tersebut.

  1. Kedudukan Topik Salah satu indikator keberhasilan program BERMUTU di KKG/MGMP adalah terwujudnya bank soal. BBM suplemen dengan topik pengembangan instrumen penilaian hasil belajar ini merupakan rangkaian dari topik-topik yang terkait dengan pengembangan bank soal. Topik BBM yang berkaitan dengan pengembangan bank soal adalah: (1) Penilaian Pembelajaran, (2) Instrumen Penilaian Hasil Belajar, dan (3) Analisis Butir Soal dan Bank Soal. BBM ini merupakan lanjutan dari BBM Penilaian Pembelajaran, khususnya terkait kegiatan belajar 2 tentang instrumen penilaian hasil belajar.

  2. Pentingnya Topik Banyak permasalahan-permasalahan dalam kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran di sekolah, salah satunya adalah yang terkait dengan komponen penilaian. Permasalahan pada komponen penilaian yang cukup menonjol adalah tentang pembuatan instrumen penilaian hasil belajar. Oleh karena itu topik ini penting dipelajari karena keterampilan dalam membuat soal akan membantu guru untuk mengetahui dan menyadari teknik peningkatan mutu siswa khususnya dalam mencapai SK-KD pada semua mata pelajaran.

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  3. Ruang Lingkup Ruang lingkup pembahasan dari BBM ini adalah pengembangan awal instrumen penilaian hasil belajar yang terdiri atas 5 subtopik sebagai berikut.

  a. Instrumen Penilaian bentuk Benar-Salah.

  b. Instrumen Penilaian bentuk Menjodohkan.

  c. Instrumen Penilaian bentuk Pilihan Berganda.

  d. Instrumen Penilaian bentuk Uraian.

  e. Instrumen Non-tes

  4. Petunjuk Kegiatan Kegiatan tatap muka di KKG/MGMP dalam topik ini dilakukan selama 4 jam (@ 50 menit).

  Dalam mempelajari topik pengembangan instrumen penilaian hasil belajar ini, para guru peserta belajar dalam satu kali pertemuan (minimal) kegiatan tatap muka di KKG/MGMP yang diikuti dengan kegiatan tugas terstruktur dan tugas mandiri.

  Pada saat mengikuti kegiatan belajar tatap muka di KKG/MGMP dengan BBM ini, setiap guru membawa contoh instrumen penilaian hasil belajar dengan bentuk: benar-salah, menjodohkan, pilihan berganda dan uraian untuk ditelaah bersama. Disarankan agar contoh instrumen yang dibawa adalah buatan sendiri.

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

  Kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi yang ingin dicapai pada kegiatan belajar dengan BBM ini sebagai berikut Instrumen Penilaian Hasil Belajar

  No Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi

  1 Menjelaskan pengertian, ragam, Mengembangkan kekuatan dan kelemahan instrumen penilaian instrumen tipe benar-salah. proses dan hasil belajar.

  Membuat instrumen tipe benar- salah yang beragam. Menjelaskan pengertian, kekuatan dan kelemahan instrumen tipe menjodohkan. Membuat instrumen tipe menjodohkan yang beragam. Menjelaskan pengertian, ragam, kekuatan dan kelemahan instrumen tipe pilihan berganda. Membuat instrumen tipe pilihan berganda yang beragam. Menjelaskan pengertian, kekuatan dan kelemahan instrumen tipe uraian. Membuat instrumen tipe uraian.

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

C. Persiapan

  Untuk mempelajari BBM ini diperlukan persiapan dari guru dan guru pemandu sebagai berikut.

  1. Pelajarilah konsep kurikulum, KTSP, Silabus dan RPP.

  2. Pelajari kesesuaian kompetensi dasar dengan indikator serta jenis penilaian yang akan dipergunalan

  3. Siapkan alat dan bahan dalam pertemuan, misalnya sebagai berikut.

  a. papan tulis/kertas plano, spidol/kapur;

  b. LCD dan laptop (bila memungkinkan);

  c. SK dan KD mata pelajaran.;

  d. Standar isi (SK-KD mata pelajaran yang diampu atau semua mata pelajaran (bagi guru SD).

  Contoh-contoh instrumen penilaian hasil belajar tipe benar salah yang beragam, menjodohkan, pilihan berganda yang beragam, uraian dan bentuk non-tes.

D. Sumber Belajar

  Sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembela- jaran di KKG/MGMP meliputi: No. Judul Keterangan

  Instrumen Penilaian Hasil Belajar Tipe Benar- Lampiran 1 1. Salah Instrumen Penilaian Hasil Belajar Tipe Lampiran 2 2. Menjodohkan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Tipe Pilihan Lampiran 3

  3 Berganda Lampiran 4

  4. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Tipe Uraian Lampiran 5

  5 Instrumen Penilaian Hasil Belajar Tipe Non-tes

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR Contoh-contoh instrumen penilaian hasil belajar Lihat contoh tipe benar-salah yang bergam, tipe instrumen

  6 menjodohkan, tipe pilihan berganda yang buatan guru beragam untuk dikaji di KKG/MGMP pada saat kegiatan tatap muka.

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

E. Kegiatan Belajar

  Penjelasan tentang kegiatan yang akan dipelajari dan hasil belajar yang akan dicapai.

  Kegiatan 2 ( 15 menit) Membuat Tipe tes

  Benar-Salah Kegiatan 3 (15 menit) Membuat

  Tipe Tes Menjodohkan

  Kegiatan 5 (40 menit) Membuat Tipe uraian

  Kegiatan 4 (30 menit) Membuat Tipe tes pilihan beganda

  Alur Kegiatan Belajar Kegiatan 1 (10 menit) Pendahuluan Penjelasan Alur Kegiatan Belajar: Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit)

  Pada kegiatan pendahuluan guru/kepala sekolah/pengawas sekolah pemandu menginformasikan kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, kegiatan belajar yang akan dilakukan, dan hasil belajar yang diharapkan dalam pembahasan topik pengembangan instrumen hasil belajar. Selanjutnya ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali

  Kegiatan 6 (60 menit) Membuat Tipe Non-tes

  Penutup Rangkuman, kesimpulan, dan pemberian tugas

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR pengetahuan awal peserta. Pertanyaan yang dapat diajukan, misalnya:

   Ibu/Bapak selalu mengembangkan tes pada

  waktu melakukan penilaian. Berdasarkan konstruksinya tes dapat dikelompokkan ke dalam kelompok apa saja? Apa saja macam dan ragam tes itu?

   Apa saja yang harus diperhatikan pada saat

  akan mengembangkan instrumen hasil penilaian?

  Untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mengembangkan instrumen penilaian hasil belajar, ajaklah guru mempelajari sumber belajar 1 s.d ampiran 1-6. 6 yang terdapat pada l

  Kegiatan 2. Latihan membuat tes bentuk Benar-Salah (15 menit)

  Dalam kegiatan 1 ini, ajaklah guru untuk memahami dan berlatih mengembangkan instrumen bentuk tes obyektif benar-salah. Walaupun sekarang ini banyak guru yang jarang menggunakan bentuk ini, tetapi sebagai instrumen penilaian hasil belajar, bentuk tes objektif benar-salah tetap harus dipahami. Mintalah guru untuk membaca lampiran 1, setelah itu ajaklah untuk mengembangkan tes benar-salah sesuai kaidah yang ditetapkan.

  Kegiatan 3. Latihan membuat tes bentuk menjodohkan (15 menit)

  Guru mempelajari sumber belajar pengembangan instrumen penilaian bentuk menjodohkan pada lampiran 2. Setelah kegiatan membaca sekitar 10 menit, ajaklah guru mengembangkan instrumen tes bentuk menjodohkan.

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR Kegiatan 4. Latihan membuat tes bentuk

pilihan ganda (30 menit)

  Sebelum kegiatan membuat tes pilihan ganda, Guru Pemandu, meminta beberapa guru untuk menayangkan hasil kegiatan 2 dan 3. Mintalah komentar dan masukan dari guru-guru peserta belajar lainnya. Kegiatan pembahasan tes benar-salah dan menjodohkan dialokasikan 20 menit. Setelah pembahasan contoh tes benar-salah dan menjodohkan, ajaklah guru mempelajari dan berlatih mengembangkan instrumen bentuk pilihan ganda.

  Kegiatan 5. Latihan membuat tes tipe uraian (40 menit)

  Setelah selesai berlatih membuat instrumen pilihan ganda, mintalah guru mempelajari pengembangan tes

  Kegiatan 6. Latihan membuat tipe non-tes (60 menit)

  Sebelum menyusun tipe non-tes ini dilaksanakan peserta menyimpulkan manfaat dari tipe tes. Kemudian berlatih membuat instrumen non-tes, mintalah guru mempelajari pengembangan non-tes dalam lampiran ke-6.

  Kegiatan 7. Pembahasan hasil latihan dan Penutup (30 menit)

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR Pemandu meminta guru menayangkan hasil kegiatan 4 ,5 dan 6 lalu meminta guru lainnya menanggapi dan memberikan masukan-masukan untuk pengembangan instrumen tes pilihan ganda dan uraian. Setelah ada pemahaman bersama mengenai pengembangan instrumen tes. Pemandu meminta guru merefleksikan hasil belajar yang telah dicapai. Selanjutnya, pemandu menginformasikan tugas-tugas yang harus diselesaikan guru di sekolah/di rumah.

  Tugas terstruktur dan mandiri

Tugas terstruktur: membuat instrumen penilaian hasil

belajar bentuk benar-salah yang beragam, menjodohkan,

pilihan berganda yang beragam dan uraian serta non-tes.

Tugas mandiri: mencermati instrumen penilaian yang

digunakan pada RPP masing-masing, apakah sudah ditulis

sesuai kaidah-kaidah yang berlaku).

F. Penilaian

  Dokumen portofolio belajar hasil tugas terstruktur dan tugas

  mandiri setiap guru peserta pada topik Pengembangan

  Instrumen Penilaian Hasil Belajar ini adalah contoh instrumen

  penilain hasil belajar yang digunakan di kelas yang diampu masing-masing. Instrumen tersebut terdiri dari bentuk: (1) benar-salah yang beragam, (2) menjodohkan, (3) pilihan berganda yang beragam, dan (4) uraian.

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR LAMPIRAN Lampiran 1: Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Tipe Benar Salah

  Butir soal bentuk tes benar-salah adalah butir soal yang terdiri atas sebuah pernyataan yang oleh peserta tes harus dijawab dengan benar atau salah. Cara menjawab biasanya dengan melingkari huruf B atau S yang disediakan di depan pernyataan. Ragam tes benar-salah selain ragam yang memerlukan jawaban B atau S adalah ragam yang memerlukan (a) jawaban B atau S yang disertai petunjuk untuk memberikan jawaban benar bila siswa menjawab pernyataan tersebut salah, (b) beberapa pernyataan yang jawabannya mengacu pada satu informasi sama (ragam benar-salah berganda), (c) jawaban ya tidak, dan (d) jawaban ya tidak yang disertai petunjuk untuk memberikan alasan bila siswa menjawab pertanyaan dengan ‘tidak’. Berikut adalah contoh soal dari masing-masing ragam tersebut.

  Ragam Tes Benar-Salah.

  Jumlah semua sudut dalam sebuah segitiga adalah 180 . B* S Besar X dalam persamaan X + 3 x 2 = 16 adalah 5. B S*

  

Ragam Tes Benar Salah yang disertai petunjuk untuk memberikan

jawaban benar bila siswa memilih jawaban Salah.

  Jumlah semua sudut dalam sebuah segiempat adalah 270 . B S* Jika kamu menjawab S, tuliskan jawaban yang benar. ________________________________________________________________ Ragam Tes Benar-Salah Berganda.

  Undang-undang kebebasan pers menyatakan bahwa koran .... 1. bebas menulis apa saja tanpa batasan. B S*

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR 2. ijinnya dapat dicabut jika mengkritik pemerintah. B S* 3. mempunyai hak mengamati aktivitas pemerintah. B* S Ragam Tes Ya Tidak.

  Mungkinkah presiden terpilih tanpa memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan presiden? Ya Tidak*

  Ragam Tes Ya Tidak yang disertai petunjuk untuk memberikan alasan jika siswa memilih jawaban Tidak.

  Lurah harus memperoleh dukungan terbanyak di masyarakat Ya Tidak

Tidak, uraikan alasannya.

Jika kamu menjawab ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ J ________________________________________________________________ Ebel (1979: 111-112) adalah seorang ahli pendidikan yang lebih dari yang lain dalam mempertahankan gagasan bahwa bentuk tes benar-salah cocok sekali untuk tes hasil belajar (untuk selanjutnya akan disebut THB). Argumen yang diajukannya untuk meyakinkan validitas bentuk tes benar- salah adalah (1) esensi hasil belajar adalah menguasai pengetahuan verbal bermakna, (2) semua pengetahuan verbal dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan (proposisi), (3) proposisi adalah setiap kalimat yang dapat ditetapkan benar salahnya dan (4) tingkat hasil belajar siswa ditunjukkan oleh keberhasilannya menetapkan benar salahnya proposisi-proposisi yang relevan. Kekuatan lain dari bentuk tes benar salah adalah (1) sejumlah aspek materi pokok dapat dirumuskan dalam pernyataan verbal, (2) tes dapat meliput banyak materi pokok, (3) tes relatif mudah dibuat dan (4) penskoran tes relatif mudah dilakukan.

  Kelemahan bentuk tes benar salah adalah tes cenderung menguji fakta sepele, tidak mengukur kemampuan tingkat tinggi, dirumuskan dengan kalimat tidak jelas, dapat dijawab dengan menebak dan mendorong siswa memahami hanya pernyataan kebenaran dalam bentuk sangat disederhanakan. Beberapa petunjuk umum dan khusus berikut merupakan upaya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut.

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  Teknik-teknik umum yang harus diperhatikan untuk membuat instrumen tes tertulis berbentuk obyektif (termasuk untuk membuat tes benar-salah) adalah sebagai berikut: 1. Petunjuk menjawab soal harus jelas.

  2. Perhatikan kekuatan dan kelemahan dari bentuk tes benar-salah.

  3. Jangan menggunakan kata selalu, kadang-kadang , seringkali, ke- banyakan, biasanya, mungkin dan sejenisnya yang meragukan.

  4. Kata negatif (tidak, bukan, kecuali) harus digarisbawahi atau ditulis dengan huruf tebal atau huruf miring sehingga jelas terlihat.

  5. Hindari adanya penyataan negatif ganda, seperti “tidak boleh tidak makan”.

  6. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta komunikatif.

  Jangan gunakan bahasa setempat atau bahasa daerah. Teknik-teknik khusus sehubungan dengan pembuatan bentuk tes benar- salah dapat diuraikan menjadi bentuk/daftar cek untuk menguji kualitas bentuk tes benar-salah. Daftar cek tersebut adalah sebagai berikut.

  Tabel 2. Ceklis untuk Menguji Kualitas Tipe Tes Benar-Salah Aspek yang Diuji Temuan No.Soal

  1. Apakah soal menguji aspek pembelajaran penting? Ya Tidak

  2. Apakah tiap pernyataan berisi satu gagasan, kon- Ya Tidak sep, prinsip, atau pemahaman?

  3. Apakah soal dapat dijawab benar atau salah tanpa Ya Tidak informasi lebih lanjut?

  4. Apakah soal tidak diambil dari kalimat yang ada di Ya Tidak buku pelajaran?

  5. Apakah rumusan pernyataan tidak menggunakan Ya Tidak kalimat yang panjang?

  6. Apakah rumusan pernyataan tidak mengandung Ya Tidak petunjuk pada jawaban benar?

  7. Apakah rumusan pernyataan benar dan pernyataan Ya Tidak salah sama panjang?

  8. Apakah jawaban benar-salah tidak berpola? Ya Tidak Berikut adalah penjelasan daftar cek tersebut. Penjelasan disertai dengan contoh soal jika diperlukan. Aspek pertama, dalam daftar cek adalah perta-nyaan mengenai kesesuaian soal dengan tujuan dan proses

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut hanya guru itu sendiri yang dapat menjawabnya. Meskipun demikian teman sejawat atau yang lainnya dapat membantu memeriksa konstruksi tes.

  Pertanyaan kedua adalah tentang isi tiap pernyataan yang harus terdiri dari satu gagasan, konsep, prinsip, atau pemahaman. Kekecualian yang diperbolehkan adalah jika soal mengandung relasi antardua gagasan, konsep, prinsip, atau pemahaman. Sebagai contoh: Hubungan antara hukum I Newton dan hukum II Newton terlihat ketika kecepatan benda tetap. B* S Pertanyaan kedua juga mengandung arti bahwa tiap pernyataan tidak boleh mengandung pengetahuan yang sepele atau pengetahuan yang kebenarannya relatif. Contoh butir soal yang lemah dan yang lebih baik adalah sebagai berikut.

  Lemah:

  Bung Hatta dilahirkan di Bukittinggi B* S

  Lebih baik :

  Konsep Bung Hatta tentang hak azasi manusia diabadikan dalam pasal-pasal UUD 1945 B* S

  Lemah:

  Matahari terbit setiap pagi di timur B S*

  Lebih baik :

  Di daerah tropis, matahari terbit setiap pagi di timur B* S Pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan ketiga, menanyakan jika soal dapat dijawab benar atau salah tanpa informasi lebih lanjut. Contoh butir soal yang lemah dan yang lebih baik adalah sebagai berikut.

  Lemah:

  Kecepatan mobil dapat ditentukan jarak yang dapat di- tempuhnya.

  B S

  Lebih baik :

  Kecepatan mobil ditentukan jarak dan waktu tempuh yang dicapainya.

  B* S

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  Pertanyaan keempat adalah tentang apakah soal tidak diambil dari kalimat yang ada di buku pelajaran. Pernyataan soal tidak boleh diambil langsung (tanpa diubah sama sekali) dari buku pelajaran yang digunakan siswa. Jika penting dan diperlukan, maka kutipan tersebut adalah dengan mengubah pernyataan positif menjadi pernyataan negatif, yaitu dengan menambahkan kata tidak, bukan, dst yang senada.

  Pertanyaan berikutnya adalah tentang ada tidaknya petunjuk untuk pada jawaban benar dalam rumusan pernyataan. Petunjuk semacam itu terlihat misalnya dari ada tidaknya dalam rumusan yang menggunakan kata selalu, kadang-kadang, seringkali, kebanyakan, biasanya, dst. Dengan kata lain, soal melanggar satu hal umum yang tidak boleh dilakukan ketika menulis tes.

  Akhirnya, pertanyaan ke-7 dan ke-8 anda lakukan hanya setelah suatu perangkat tes benar salah selesai ditulis. Jika ada beberapa rumusan soal benar-salah yang menonjol panjang atau pendek, maka harus anda upayakan agar rumusan setara dengan rumusan soal lainnya. Begitu juga jika jawaban pada tes benar salah tersebut berpola seperti misalnya BBBSSSBBB, BBSSBBSS, BSSBSSBSS, dst. maka pola jawaban tersebut harus diubah.

  Daftar Pustaka

  Dalam kegiatan belajar 1 ini bahan bacaan yang dapat dibaca adalah sebagai berikut. Zainul, A. dan Nasution, N. (2005) Penilaian Hasil Belajar, PAU PPAI Nitko, A. J. (1983, 2nd), Educational Assessment of Students, Prentice Hall, Ohio. Ebel, R.L. (1979, 3rd ed) Essentials of Educational Measurement, Englewood Cliffs, Prentice Hall, N.J. Ebel, R.L. dan Frisbie, D.A., (1991, 5th ed) Essentials of Educational Measurement, Englewood Cliffs, Prentice Hall, N.J. Gronlund, N.E. (1976, 3rd) Measurement and Evaluation in Teaching, Prentice Hall, N.J.

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  Lampiran 2: Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Bentuk Menjodohkan

  Bentuk tes menjodohkan terdiri atas (1) petunjuk untuk memasangkan (asosiasi) premis dan respon, (2) premis, yaitu sederet nama, obyek, pernyataan, dst. yang di depannya diberi isian pendek ( __ )untuk menjawab soal dan (3) respon, yaitu sederet jawaban yang harus dipasangkan dengan premis. Kekuatan tipe tes menjodohkan adalah (1) banyak materi pokok yang diliput dengan ringkas padat, (2) mengukur kemampuan asosiasi siswa, (3) jika respon berupa materi yang harus disimpulkan dari prinsip, aturan, hukum, dst. yang sudah diajarkan, maka tingkat pemahaman (kognisi) yang diuji cenderung tinggi (aplikasi, analisis, sintesis atau evaluasi), (4) tes relatif mudah dibuat dan (4) penskoran tes relatif mudah dilakukan. Kelemahan tes bentuk menjodohkan ialah kecenderungan menguji aspek ingatan seperti nama, tahun, peristiwa, dst. dengan asosiasi sederhana. Kelemahan bentuk tes menjodohkan tersebut dapat ditangani di antaranya dengan teknik-teknik umum dan khusus untuk membuat soal bentuk menjodohkan. Teknik- teknik umum yang harus diperhatikan untuk membuat instrumen tes tertulis berbentuk obyektif (termasuk untuk membuat tes menjodohkan) adalah sebagai berikut:

  1. Petunjuk menjawab soal harus jelas.

  2.Perhatikan kekuatan dan kelemahan dari bentuk tes menjodohkan.

  3. Cantumkan hanya 3 titik (…) untuk pengisian di tengah kalimat dan 4 titik (….) pada akhir kalimat premis.

  4. Jangan menggunakan kata selalu, kadang-kadang , seringkali, kebanyakan, biasanya, mungkin dan sejenisnya yang meragukan.

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  Ya Tidak

  8. Apakah sudah ditambahkan satu atau dua pilihan jawaban/respon sebagai pengecoh? Ya Tidak

  7. Apakah pada tiap kelompok pokok uji menjodohkan tidak lebih dari 10 soal? Ya Tidak

  6. Satu kelompok pokok uji harus diletakkan pada halaman yang sama agar tidak menyulitkan siswa Ya Tidak

  Ya Tidak

  5. Apakah rumusan soal diletakkan di sebelah kiri dan diberi nomor, sedangkan jawaban diletakkan di sebelah kanan dan diberi nomor dengan huruf abjad?

  4. Apakah soal tidak diambil dari kalimat yang ada di buku pelajaran? Ya Tidak

  3. Apakah rumusan soal/masalah yang dikemukakan dalam satu kelompok pokok uji menjodohkan sejenis (tentang alat ukur, satuan pengukuran, nama para ahli dan nama penemunya, zat dan sifat-sifatnya, nama tetapan dan harga tetapan, dan sebagainya)?

  5. Jika pernyataan premis merupakan kalimat belum lengkap maka kalimat alternatif jawaban harus diawali dengan huruf kecil.

  2. Apakah tiap pernyataan berisi satu gagasan, konsep, prinsip, atau pemahaman? Ya Tidak

  1. Apakah soal menguji aspek pembelajaran penting? Ya Tidak

  Tabel 3. Daftar Cek untuk Menguji Kualitas Bentuk Tes Menjodohkan Aspek yang Diuji Temuan No.Soal

  9. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta komunikatif. Jangan gunakan bahasa setempat atau bahasa daerah. Selain teknik-teknik umum, juga terdapat sejumlah teknik khusus agar soal bentuk menjodohkan dibuat dengan baik. Sejumlah teknik khusus tersebut disajikan dalam bentuk daftar cek sebagai berikut.

  8. Hindari adanya penyataan negatif ganda, seperti “tidak boleh tidak makan”.

  7. Kata negatif (tidak, bukan, kecuali) harus digarisbawahi atau ditulis dengan huruf tebal atau huruf miring sehingga jelas terlihat.

  6. Jika pernyataan premis merupakan kalimat tanya maka kalimat pilihan jawaban harus diawali dengan huruf kapital.

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  9. Adakah tidak pola jawaban dalam tiap kelompok Ya Tidak pokok uji?

  Berikut adalah penjelasan daftar cek tersebut. Penjelasan disertai dengan contoh soal jika diperlukan. Aspek pertama, dalam daftar cek adalah pertanyaan mengenai kesesuaian soal dengan tujuan dan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut hanya guru itu sendiri yang dapat menjawabnya. Meskipun demikian teman sejawat atau yang lainnya dapat membantu memeriksa konstruksi tes.

  Selanjutnya, dalam contoh soal yang lebih baik berikut ini, terlihat bahwa pertanyaan ke-2 sampai ke-8 dapat dijawab dengan ya. Soal yang konstruksi lemah dapat diperbaiki agar menjadi lebih baik. Indikator baik tidaknya soal adalah banyak tidaknya daftar cek tersebut dijawab dengan ya. Semakin banyak dijawab dengan ya, semakin makin soal bentuk menjodohkan yang dibuat. Lemah: Pasangkan pengertian-pengertian berikut dengan respon yang tepat!

  Premis Respon

  _C__ 1. Demorasi liberal

  A. Ir. Soekarno _D__ 2. Makhluk laut yang melahirkan

  B. Pertanian _B__ 3. Prioritas pembangunan

  C. Persaingan bebas _A__ 4. Proklamator kemerdekaan

  D. Ikan paus

  E. Pemilu

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  E. Sultan Hamengkubuwono Berikut adalah saran tentang pokok uji yang premis dan responnya dapat dijodohkan satu dengan lainnya.

  Dalam kegiatan belajar 2 ini bahan bacaan yang dapat dibaca adalah sebagai berikut. Zainul, A. dan Nasution, N. (2005) Penilaian Hasil Belajar, PAU PPAI Nitko, A. J. (1983, 2nd), Educational Assessment of Students, Prentice Hall, Ohio. Ebel, R.L. (1979, 3rd ed) Essentials of Educational Measurement, Englewood Cliffs, Prentice Hall, N.J.

  Daftar Pustaka

  Simbol, tanda Judul karya, buku, dst. Penulis, seniman Istilah asing Arti, makna (dalam bahasa Indonesia) Kegunaan dan fungsi Bagian dan mesin Nama benda Gambar benda

  Pencapaian, prestasi Nama orang Peristiwa terkenal Tanggal. tahun Definisi Istilah dan frasa Contoh, penerapan Aturan, prinsip, hukum, klasifikasi Konsep (gagasan, operasi, kuantitas, kualitas)

  Tabel 4. Contoh Pokok uji yang dapat Dijodohkan. Perangkat Premis Perangkat Respon

  D. Moh. Hatta

  Lebih baik: Kepada siapa gelar berikut tepat diberikan?

  C. Syahrir

  B. Soeharto

  A. Soekarno

  Respon

  __B_1. Bapak Pembangunan __A_2. Bapak Revolusi Indonesia __E_3. Bapak Pramuka Indonesia __D_4. Bapak Koperasi Indonesia

  Premis

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR Ebel, R.L. dan Frisbie, D.A., (1991, 5th ed) Essentials of Educational Measurement, Englewood Cliffs, Prentice Hall, N.J. Gronlund, N.E. (1976, 3rd) Measurement and Evaluation in Teaching, Prentice Hall, N.J.

  Lampiran 3: Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Bentuk Pilihan

Berganda

  Bentuk tes pilihan berganda adalah tes yang soal-soalnya terdiri atas (1) pokok soal yang berisi pokok uji atau masalah yang harus dijawab dan (2) pilihan jawaban yang terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distructor). Kekuatan dari bentuk tes pilihan berganda adalah kemampuannya (1) meliput banyak materi secara padat dan ringkas, (2) dapat mengukur kemampuan berpikir tinggi jika dikonstruksi dengan baik, (3) menskor dengan obyektif dan mudah, (4) mudah mengubah tingkat pengetahuan dan tingkat kesukarannya, yaitu dengan memodifikasi pilihan jawaban dan (5) mudah dibantu analisis soal untuk meningkatkan kualitasnya. Contoh soal berikut menunjukkan bahwa pokok soal yang sama memerlukan jawaban yang makin sulit atau makin memerlukan pengetahuan spesifik, Kapan perang dunia pertama terjadi?

  A. 1776

  B. 1812

  C. 1917*

  D. 1945 Kapan perang dunia pertama terjadi?

  A. 1901

  B. 1917*

  C. 1945

  D. 1950

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  Kapan perang dunia pertama terjadi?

  A. 1901

  B. 1913

  C. 1914

  D. 1917* Sama seperti bentuk tes objektif lainnya, kelemahan bentuk tes pilihan berganda antara lain adalah kecenderungannya mengukur pengetahuan sepele dan sulit untuk dikonstruksi. Untuk itu, diperlukan teknik-teknik yang umum maupun khusus sifatnya agar konstruksi pilihan berganda sesuai dengan harapan. Teknik-teknik umum yang harus diperhatikan untuk membuat instrumen tes tertulis berbentuk obyektif (termasuk untuk membuat tes pilihan berganda) adalah sebagai berikut: 1. Petunjuk menjawab soal harus jelas.

  2. Perhatikan kekuatan dan kelemahan dari tipe tes pilihan ganda.

  3. Perhatikan juga kekuatan dan kelemahan dari setiap ragam tes pilihan ganda.

  4. Cantumkan hanya 3 titik (…) untuk pengisian di tengah kalimat dan 4 titik (….) pada akhir kalimat.

  5. Jangan menggunakan kata selalu, kadang-kadang , seringkali, kebanyakan, biasanya, mungkin dan sejenisnya yang meragukan.

  6. Jika pernyataan merupakan kalimat belum lengkap maka kalimat alternatif jawaban harus diawali dengan huruf kecil.

  7. Jika pernyataan merupakan kalimat tanya maka kalimat pilihan jawaban harus diawali dengan huruf kapital.

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  8. Kata negatif (tidak, bukan, kecuali) harus digarisbawahi atau ditulis dengan huruf tebal atau huruf miring sehingga jelas terlihat.

  9. Hindari adanya penyataan negatif ganda, seperti “tidak boleh tidak makan”.

  10. Hindari pilihan seperti semua jawaban benar, semua jawaban salah/tidak satupun jawaban di atas benar/salah.

  11. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta komunikatif. Jangan gunakan bahasa setempat atau bahasa daerah.

  Ragam Tes Pilihan Ganda Biasa dan Analisis Kasus

  Pokok uji yang dikemukakan pada ragam pilihan berganda biasa dan pilihan berganda lainnya merupakan kesatuan- kesatuan yang berdiri sendiri. Artinya tiap pokok uji mengandung semua informasi yang dibutuhkan untuk menjawab pokok uji itu. Pada ragam tes analisis kasus, sebagian informasi berbentuk tulisan, grafik, gambar, diagram, tabel, uraian suatu jurnal, potongan artikel dalam majalah, dan sebagainya. Pokok uji berkaitan dengan informasi yang tersebut. Pokok uji dapat terdiri dari pokok uji sejenis atau beragam. Jumlah pokok uji hendaknya lebih dari dua. Soal yang mengikutinya tidak dapat dijawab tanpa menggunakan informasi dimaksud.

  Selain teknik-teknik umum, juga terdapat sejumlah teknik khusus agar soal bentuk pilihan ganda dibuat dengan baik. Sejumlah teknik khusus tersebut disajikan dalam bentuk daftar cek sebagai berikut.

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  Tabel 5. Daftar Cek untuk Menguji Kualitas Ragam Tes Pilihan Berganda Biasa Ragam Tes Pilihan Berganda Analisis Kasus Aspek yang Diuji Temuan No. Soal

  Ya Tidak Berikut adalah penjelasan daftar cek tersebut. Penjelasan disertai dengan contoh soal jika diperlukan. Aspek pertama, dalam daftar cek adalah pertanyaan mengenai kesesuaian soal dengan tujuan dan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut hanya guru itu sendiri yang

  16.Kunci jawaban hendaknya diletakkan secara acak (tidak berpola).

  Ya Tidak

  15. Apakah pilihan jawaban berupa angka diurut dari yang terbesar ke terkecil atau sebaliknya dan yang berupa kata/frasa pendek diurut secara alfabetis?

  14. Apakah kunci jawaban tidak cenderung lebih pan- jang atau lebih pendek dari pengecohnya? Ya Tidak

  13.Apakah panjang masing-masing pilihan jawaban re- latif sama? Ya Tidak

  12.Apakah dalam pilihan jawaban tidak ada pengu- langan kata yang sama? Ya Tidak

  11.Apakah pengecohnya diambil dari akibat kesalahan yang kebanyakan dilakukan oleh siswa? Ya Tidak

  10. Apakah pengecoh (distructor) menarik dan tidak mencolok kesalahannya? Ya Tidak

  9. Apakah hanya ada satu kunci (jawaban benar)? Ya Tidak

  Ya Tidak

  8. Apakah sudah dihindari penggunaan pilihan jawaban ’semua jawaban benar’, ’semua jawaban salah’?

  7. Apakah option atau pilihan jawaban homogen dalam arti dalam satu konteks? Ya Tidak

  6. Apakah pokok soal dan pilihan jawaban berada pada halaman yang sama? Ya Tidak

  5. Apakah soal diambil dari kalimat yang ada di buku pelajaran? Ya Tidak

  4. Apakah rumusan pokok soal dan pilihan jawaban singkat, padat serta jelas? Ya Tidak

  Ya Tidak

  3. Apakah satu pokok uji tergantung pada jawaban pokok uji lainnya.

  2. Apakah pokok soal mengandung pertanyaan yang harus dijawab? Ya Tidak

  1. Apakah soal menguji aspek pembelajaran penting? Ya Tidak

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR dapat menjawabnya. Meskipun demikian teman sejawat atau yang lainnya dapat membantu memeriksa konstruksi tes. Pertanyaan kedua adalah mengenai ada tidaknya pertanyaan yang harus dijawab di dalam pokok soal. Pertanyaan sama berlaku sekali pun pokok soal dirumuskan dengan pernyataan. Pernyataan secara implisit harus mengandung masalah atau pertanyaan yang harus dijawab. Contoh-contoh soal untuk pertanyaan kedua dan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya disajikan berikut ini. Di dalam contoh-contoh tersebut jika perlu disajikan soal yang konstruksinya lemah dan yang konstruksinya lebih baik. Soal yang mengandung kata negatif Hal yang TIDAK benar tentang virus adalah ....

  A. hidup hanya di tumbuhan dan hewan.

  B. menimbulkan penyakit C. mereproduksi dengan sendirinya.

  D. terdiri atas sel hidup berukuran besar* Butir soal yang pokok soalnya tidak mengandung pertanyaan (dan dengan demikian pilihan jawabannya tidak homogen).

  Lemah: Pulau Jawa adalah pulau yang ....

  A. menghasilkan banyak minyak

  B. Penduduknya terpadat*

  C. dijadikan objek wisata

  D. mendapat julukan pulau perca

  Lebih baik : Pulau yang terpadat penduduknya adalah pulau ....

  A. Jawa*.

  B. Sumatera

  C. Sulawesi

  D. Kalimantan

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR Butir soal yang mengandung kata-kata atau frasa tidak perlu.

  Lemah :

  40 orang siswa yang baru masuk sekolah ditimbang dan beratnya rata-rata adalah 35 kg. Dari ke-30 siswa tersebut 20 orang yang masuk kelas A beratnya rata-rata 30 kg. Berapa rata-rata berat ke-20 orang lainnya yang masuk ke kelas B?

  A. 25 kg.

  B. 30 kg.

  C. 35 kg.

  D. 40 kg.

  Lebih baik :

  40 siswa beratnya rata-rata 35 kg. 20 siswa diantaranya mempunyai berat rata-rata 30 kg. Berapa rata-rata berat ke-20 siswa lainnya? A. 25 kg.

  B. 30 kg.

  C. 35 kg.

  D. 40 kg. Butir soal linking (butir soal yang jawabannya tergantung pada jawaban soal lain).

  Lemah :

  1. Keliling sebuah persegi empat adalah 18 m. Panjangnya lebih 1 meter dari lebarnya. Berapa lebar persegipanjang tersebut? A. 3 m.

  B. 4 m.* C. 5 m.

  D. 6 m.

  2. Berapa luas persegipanjang yang disebut pada soal nomor 1? A. 12 m.

  B. 20 m.*

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR C. 30 m.

  D. 42 m. (Perhatikan bahwa pilihan jawaban tergantung pada salah tidaknya menjawab soal nomor 1. Selain itu, pilihan jawaban soal nomor tersusun secara logis atas kemungkinan peserta tes tergantung pada jawaban nomor 1: 3 x (3+1) = 12, 4 x (4+1) = 20, 5 x (5 +1) = 30 dan 6 x (6 + 1) = 42).

  Lebih baik :

  1. Berapa luas persegipanjang yang panjangnya 5 m dan lebarnya 4 m? A. 12 m.

  B. 20 m.* C. 30 m.

  D. 42 m. Soal yang menguji kemampuan tingkat tinggi (interpretatif, analisis, sintesis, dst.). Jika di bagian luar peti terdapat tanda payung, apa yang harus kita lakukan terhadap peti tersebut?

  A. Membukanya bila ada hujan.

  B. Menyimpannya di tempat yang teduh.* C. Tidak boleh membalik peti.

  D. Memayungi peti jika dibawa pergi.

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  Butir soal yang mengandung istilah-istilah yang tidak perlu.

  Lemah:

  Hal yang tidak termasuk ke dalam kritik ahli psikologi tentang pengunaan tes ialah tes cenderung ....

  A. menimbulkan anxiety

  B. mengandung cultural bias

  C. mengukur hal trivial

  D. tergantung pada pemahaman (kognisi) siswa

  Lebih baik :

  Hal yang tidak termasuk ke dalam kritik ahli psikologi tentang pengunaan tes ialah tes cenderung ....

  A. menimbulkan kecemasan peserta tes

  B. mengandung mengandung nilai budaya tertentu C. mengukur hal yang tidak penting

  D. tergantung pada pengetahuan siswa Butir soal analisis kasus yang sebagian informasinya berbentuk tulisan, grafik, gambar, diagram, tabel, uraian suatu jurnal, potongan artikel dalam majalah, dan sebagainya.

  Rata-rata Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Suhu: C

  29

  29

  30

  31

  31

  30

  31

  31

  32

  32

  31

  30 Curah hujan: cm

  14

  12

  12

  14

  22

  24

  20

  14

  6

  4

  12

  22 Daerah mana yang cenderung mempunyai suhu dan

  curah hujan seperti terlihat dalam tabel?

  A. Gurun

  B. Tundra

  C. Padang Savana

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  D. Hutan Tropis*

  

Ragam Tes Pilihan Ganda Analisis Hubungan (Sebab Akibat) dan Ragam Tes

Pilihan Ganda Kompleks

  Bentuk analisis hubungan sebenarnya merupakan perpaduan antara bentuk betul-salah dan pilihan berganda. Jadi petunjuk penulisan pokok uji kedua bentuk obyektif tersebut berlaku bagi penulisan bentuk analisis hubungan. Hal yang khas bagi penulisan pokok uji analisis hubungan ini ialah pernyataan dan alasan harus ada pada konteks yang sama. Pada petunjuk jawaban benar pada bentuk tes pilihan berganda analisis hubungan, hubungannya biasanya ditulis sebagai berikut:

  A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab-akibat.

  B. Jika pernyataan benar dan alasan benar, tetapi keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab-akibat.

  C. Jika penyataan benar dan alasan salah.

  D. Jika penyataan salah dan alasan benar.

  E. Jika penyataan dan alasan keduanya salah.

  Contoh butir soal bentuk pilihan ganda kompleks adalah sebagai berikut.

  Frekuensi detak nadi orang yang baru berlari cepat akan naik.

  SEBAB Pada waktu berlari cepat denyut jantung bertambah cepat.

  Ragam tes pilihan ganda kompleks sama dengan pilihan ganda biasa. Hanya saja jika dalam pilihan ganda biasa terdapat hanya satu jawaban benar atau paling benar, maka pada ragam pilihan ganda kompleks jawaban benar terdapat 2 atau 3 jawaban yang benar. Adapun petunjuk

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  untuk melengkapi pilihan berganda kompleks adalah sebagai berikut : A. Jika (1) dan (2) benar.

  B. Jika (1) dan (3) benar.

  C. Jika (2) dan (3) benar.

  D. Jika semuanya benar. Contoh butir soal bentuk pilihan ganda kompleks adalah sebagai berikut.

  Salah satu vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin yang terdapat dalam .... (1) minyak ikan dan telur. (2) bayam, ikan dan telur. (3) air susu dan wortel.

PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  Lampiran 4: Pengembangan Tes Uraian

  a. Pengertian Tes bentuk uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes dalam bentuk uraian tertulis(Asmawi Zainul dan Noehi Nasution, 1993: 30; Depdikbud, 1997: 1).

  Tes uraian memiliki kelebihan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks dan memerlukan jawaban ekspresif atau kreatif. Tes uraian cocok digunakan untuk mengukur hasil belajar yang menekankan pada kemampuan: mengaplikasikan konsep, menginterpretasikan hubungan, menyatakan inferensi, mengenal relevansi dari suatu informasi, merumuskan dan mengenal hipotesis serta merumuskan kesimpulan.

  Kelebihan lain dari tes uraian adalah relatif lebih mudah dalam menyusunnya dan lebih meningkatkan motivasi peserta tes untuk belajar dibandingkan dengan bentuk tes lain, karena menuntut kemampuan mengekspresikan dengan kata-kata sendiri, maka diperlukan penguasaan materi secara penuh.

  Kelemahan tes uraian di antaranya memerlukan waktu yang cukup banyak dalam pengerjaannya dan reliabilitas tes rendah, artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten bila tes yang sama atau yang paralel diuji ulang beberapa kali. Penyebab rendahnya reliabilitas ini di antaranya keterbatasan sampel bahan yang tercakup dalam soal tes dan kemungkinan adanya subyektivitas dalam penskoran.

b. Prinsip-prinsip dalam Mengkonstruksi Soal Bentuk Uraian

  Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengkonstruksi soal bentuk uraian adalah sebagai berikut. 1) Gunakan bentuk tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang cocok, misalnya untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengekspresikan pikirannya dengan kata-kata sendiri. 2) Pertanyaan dipilih untuk mengukur tujuan/ hasil belajar yang penting saja. 3) Pertimbangkan kemampuan dan keterampilan menulis siswa. 4) Jangan memberikan butir soal yang tidak dapat dipilih atau tidak dapat dikerjakan.

BBM SUPLEMEN/ INSTRUMEN PHB

  INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

  5) Tulislah petunjuk awal yang jelas dan juga petunjuk untuk setiap butir soal harus rinci dan dapat dipahami oleh peserta tes. 6) Waktu yang tersedia harus diperkirakan cukup. 7) Pertanyaan hendaknya menuntut respon yang bersifat pemikiran peserta tes. 8) Perhatikan kombinasi jenis tes uraian terbatas dan bebas. 9) Rumusan butir soal menggunakan bahasa yang sederhana, tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan siswa, tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. Gunakan kata-kata deskriptif, misalnya tulislah garis besar, berilah contoh, atau bandingkanlah atau kata-kata perintah lainnya. 10) Dalam setiap butir soal upayakan pencantuman skor maksimal yang dapat diperoleh bila jawaban peserta tes sesuai dengan yang diminta dan jelaskan pula batasan-batasan jawaban yang diminta, misalnya panjang uraian, arah pemaparan, banyaknya aspek atau butir jawaban yang diminta.

c. Pedoman Penskoran Dalam menilai hasil tes uraian kadang-kadang ada unsur subyektivitas.

  Untuk menguranginya hal ini, perlu diperhatikan aspek-aspek berikut:

  a. tentukan jawaban yang paling baik untuk satu butir pertanyaan uraian;

  b. tentukan butir-butir yang harus ada dalam jawaban pertanyaan uraian;