BAB 1 PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pendekatan Inkuiri terhadap Peningkatan Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Perubahan kurikulum merupakan suatu kebutuhan yang mendasar dalam dunia pendidikan. Hal ini sangat dibutuhkan karena kurikulum merupakan pedoman yang digunakan untuk menyelengarakan pendidikan. Dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 1 butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan, kurikulum sudah selayaknya harus mengalami perubahan dalam rangka mengikuti perkembangan zaman dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

  Indonesia pada saat ini baru saja mengalami perubahan kurikulum dari kurikulum 2006 (KTSP) menjadi kurikulum 2013 kemudian sebagian besar sekolah harus kembali menggunakan kurikulum KTSP lagi. Dengan perubahan kurikulum ini diharapkan akan ada perbaikan dalam sistem pendidikan sehingga akan menghasilkan output yang lebih berkualitas. Hal ini sesuai dengan Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

  Penerapan kurikulum 2013 telah dilaksanakan selama 3 semester terhadap sekolah-sekolah yang telah ditunjuk oleh menteri pendidikan untuk menjadi sekolah uji coba penerapan kurikulum 2013 mulai dari semester ganjil tahun ajaran 2013-2014. Sedangkan untuk sekolah-sekolah yang bukan menjadi sekolah uji coba telak melaksanakan penerapan kurikulum 2013 secara serentak di

  penerapan kurikulum 2013 secara serentak banyak ditemukan masalah-masalah serta pro dan kontra dari banyak pihak yang terkait sebagai contoh masalah yang ditemukan adalah sebagai berikut:

  ” ...penerapan Kurikulum 2013 yang sebenarnya lebih disebabkan oleh ketidaksiapan guru, karena mayoritas guru baru memahami KTSP, tapi tiba-tiba ada rencana perubahan menjadi Kurikulum 2013”. Selain hal tersebut masih ada kendala lain dalam implementasi kurikulum 2013 yaitu terkait dengan pengadaan buku, distribusi buku ke sekolah-sekolah mengalami keterlambatan. Seharusnya distribusi buku harus sudah selesai sebelum tahun ajaran 2014-2015 dimulai, namun dalam pelaksanaannya mengalami kendala sehingga menjadi permasalahan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pada sekolah- sekolah. ” Persoalan keterlambatan pengiriman buku menjadi rumit karena pencetakan buku Kurikulum 2013 tersentralisasi di pusat (Jakarta), sehingga daerah tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelesaikan masalah ini” (Shesar Andriawan: 2013). Dari wacana di atas dapat diketahui bahwa banyak guru yang belum memahami kurikulum 2013 dengan baik namun dipaksa untuk mengajarkan kepada siswa, selain itu masalah distribusi buku yang juga belum merata ke seluruh Indonesia sampai diterapkannya kurikulum 2013. Dengan adanya kendala tersebut maka penerapannya di sekolah-sekolah pun banyak mengalami masalah, sehingga sudah selayaknya kurikulum 2013 perlu dikaji ulang oleh Mendikbud, dan baru diterapkan kembali di seluruh sekolah sampai benar-benar siap dalam segala aspek sehingga tidak menimbulkan berbagai permasalahan.

  Dalam rangka mengatasi ketidaksiapan penerapan kurikulum 2013 pada berbagai aspek, maka Menteri Pendidikan mengeluarkan surat edaran nomor: yang memutuskan bahwa:

  179342/MPK/KR/2014

  ...(1) Menghentikan pelaksanan kurikulum 2013 di sekolah- sekolah yang baru menerapkan satu semester.... (2) Tetap menerapkan kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang telah tiga semester menerapkan..... (3) Mengembalikan tugas pengembangan Kurikulum 2013 kepada Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Sementara sekolah yang baru satu semester menerapkan kurikulum 2013 kembali ke KTSP....

  Sementara waktu sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013 selama satu semester kembali ke KTSP, maka akan dilakukan pengkajian ulang terhadap kurikulum 2013 sampai benar-benar siap dilaksanakan secara menyeluruh. Untuk sekolah-sekolah yang sudah 3 semester melaksanakan kurikulum 2013 maka akan dijadikan sekolah pengembangan kurikulum 2013. Dengan demikian diharapkan semua kendala dan permasalahan yang terjadi selama penerapan kurikulum 2013 dapat diatasi dan dicari solusinya, kemudian ketika semua aspek yang berkaitan dengan kurikulum 2013 sudah siap dilaksanakan dan diterapkan di seluruh sekolah-sekolah kembali maka tidak akan menemui permasalahan yang sama.

  Sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013 selama 1 semester pada saat ini kembali menggunakan KTSP, maka hendaknya guru juga dapat memilah- milah sesuatu yang baik dari kurikulum 2013 untuk dikembangkan dalam pembelajaran, baik itu metode, materi, maupun penilaian, karena tidak semua yang menjadi aspek dalam kurikulum 2013 tidak bisa diterapkan. Justru ini adalah kesempatan emas guru untuk melakukan penelitian dan pengembangan baru dalam dunia pendidikan. Mendikbud menegaskan bahwa, “... tidak ada alasan lain bagi guru-guru di sekolah untuk tidak mengembangkan metode pembelajaran di kelas. Kreatifitas dan keberanian guru untuk berinovasi dan keluar dari praktik- praktik lawas adalah kunci bagi pergerakan pendidikan di Indonesia”. Dengan demikian maka kualitas pendidikan di Indonesia akan semakin membaik.

  Inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan guru terkait dengan kurikulum 2013 yaitu salah satunya dengan cara menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan, strategi, maupun model yang digunakan dalam kurikulum 2013. Adapun pendekatan, strategi, maupun model yang digunakan pada kurikulum 2013 tersebut tercantum dalam Lampiran Permendikbud Nomor 103 (2014:4) tentang pembelajaran pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah yaitu sebagai berikut,

  Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-

  based learning, problem-based learning, inquiry learning.

  Melalui pembelajaran kontekstual, diharapkan dapat mengembangkan motivasi siswa dalam belajar, pengetahuan, kemampuan berfikir, dan ketrampilan pada peserta didik. Untuk dapat mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan peserta didik tentunya diperlukan motivasi belajar peserta didik untuk mempelajari berbagai bidang ilmu dalam muatan mata pelajaran.

  Motivasi belajar sangat menentukan keberhasilan dalam suatu pembelajaran, apabila seorang siswa tidak termotivasi dalam mengikuti suatu mata pelajaran maka sudah dapat dipastikan bahwa siswa tersebut akan tidak akan berhasil menguasai materi pelajaran tersebut. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 80) motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika seorang siswa termotivasi untuk mempelajari sesuatu maka siswa tersebut akan memiliki dorongan mental yang kuat atau kemauan untuk mempelajari hal tersebut lebih dalam lagi.

  Dalam observasi yang telah dilakukan pada kelas 4 SD N Plumbon 01 dalam mata pelajaran IPS, pada saat mengikuti pelajaran siswa cenderung tidak tertantang untuk mempelajari materi baru tentang koperasi, selain itu siswa juga siswa terlihat tidak tertarik dengan pembelajaran IPS yang disampaikan guru. Sebagian besar siswa cenderung memilih berbicara sendiri daripada mendengarkan penjelasan dari guru. Guru menyampaikan pembelajaran dengan metode ceramah, sehingga siswa pasif dalam pembelajaran, selain itu dari hasil wawancara dengan guru, guru juga tidak membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran, RPP yang dimiliki guru hanyalah RPP dari hasil fotocopy milik teman. Untuk mengatasi kondisi kelas yang demikian, maka akan diadakan penelian adakah untuk mengetahui adakah pengaruh pendekatan inkuiri terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: adakah pengaruh yang signifikan pendekatan inkuiri terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015.

  1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pendekatan inkuiri terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

  Manfaat teoritis

  Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat untuk mengembangkan 2 variabel tentang bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS, serta memberi masukan kepada para guru tentang pengaruh penggunaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran terhadap motivasi belajar

  IPS.

  Manfaat Praktis

  a) Bagi Siswa

  Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu agar siswa mampu meningkatkan motivasi belajar, memberikan pengalaman baru tentang pembelajaran yang menarik menggunakan pendekatan inkuiri, serta melatih siswa untuk berpikir secara kritis.

  b) Bagi Guru

  Melalui penelitian ini guru dapat mengembangkan pendekatan inkuiri dalam berbagai pembelajaran dan melakukan Penelitian Tindakan Kelas, selain itu melalui pendekatan inkuiri guru dapat mendorong dan meningkatkan motivasi belajar siswa. c) Bagi Sekolah

  Dapat digunakan sebagai bahan acuan guna meningkatkan mutu pendidikan melalui proses kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan sekolah.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Model Discovery Learning dan Problem Solving pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SDN Gugus Diponegoro Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 20

0 0 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Model Discovery Learning dan Problem Solving pa

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Model Discovery Learning dan Problem Solving pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SDN Gugus Diponegoro Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 20

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Model Discovery Learning dan Problem Solving pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SDN Gugus Diponegoro Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 20

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Model Discovery Learning dan Problem Solving pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SDN Gugus Diponegoro Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 20

0 1 64

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Karanggondang 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 0 12

3.2. Variabel Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Karanggondang 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semes

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Karanggondang 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 0 47

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Karanggondang 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Karanggondang 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 2 78