HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG PIJAT BAYI DI BPM WAHIDAH, S.ST

  Jurnal Genta Kebidanan, Volume 6, Nomer 1, Juni 2016, Hal. 48-53

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU BALITA

TENTANG PIJAT BAYI DI BPM WAHIDAH, S.ST

  

TAHUN 2016

  Oleh G.A. Martha Winingsih, S.ST, MM, M.Kes

  

Abstract : Relation between knowledge and attitude of the mother about baby

massage. In Indonesia, baby massage is mostly done by baby spa because the

parents don't know or cannot do it, so they choose to take their baby to baby spa.

General purpose of this study is to know the relation between knowledge and

attitude of mother about baby massage in Wahidah, sst midwifery private practice

in 2016. The purpose of this study specifically are to know the knowledge of

mother about baby massage, to know the attitude of mother about baby massage,

and to know the relation between knowledge and attitude of mother about baby

massage in Wahidah, sst midwifery private practice in 2016. This study uses

analytic correlational design and uses cross sectional approach, the sampling

technique is purposive sampling with 96 total population. This study uses Rank

Sparman correlation with 48 sample respondents. The result of this study shows

most of the mother, 30 respondents (52,5%) have a good knowledge and almost

all of mother, 38 respondents (79,2%) have positive attitude to the baby massage.

There is a strong relation between knowledge and attitude of the mother about

baby massage in Wahidah, sst midwifery private practice in 2016.

  

Abstrak : Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Balita Tentang Pijat

Bayi Di Indonesia, pijat bayi kebanyakan dilakukan di baby spa karena orang tua

  belum mengetahui atau belum bisa melakukan pijat bayi, sehingga kebanyakan orang tua lebih memilih membawa bayinya ke baby spa.Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu balita tentang pijat bayi di BPM Wahidah, S.ST tahun 2016. Tujuan khusus dari penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan ibu balita tentang pijat bayi, mengetahui sikap ibu balita tentang pijat bayi, untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu balita tentang pijat bayi di BPM Wahidah, S.ST Tahun 2016.Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik korelasional dan menggunakan pendekatan Cross Sectional, teknik sampling yaitu purposive sampling dengan jumlah populasi 96 orang. Penelitian ini menggunakan kolerasi Rank Spearman, dengan jumlah sampel 48 responden. Hasil penelitian ini didapatkan sebagian besar 30 responden (62,5%) ibu balita memiliki pengetahuan yang baik, hampir seluruhnya 38 responden (79,2%) ibu balita memiliki sikap yang positif terhadap pijat bayi. Terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan dengan sikap ibu balita tentang pijat bayi di BPM Wahidah, S.ST tahun 2016.

  Kata kunci : Pengetahuan, Sikap Ibu Balita, Pijat Bayi

  Jurnal Genta Kebidanan, Volume 6, Nomer 1, Juni 2016, Hal. 48-53

  Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, para pakar telah membuktikan bahwa terapi sentuh dan pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan berupa peningkatan pertumbuhan, peningkatan daya tahan tubuh, dan kecerdasan emosi yang lebih baik (Aulia Syaukani, 2015).

   Pijat bayi adalah terapi sentuh

  tertua yang dikenal manusia dan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Bahkan diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan kedunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia (Roesli, 2008).

   Pijat bayi akan memberikan

  rangsangan, komunikasi verbal, dan perwujudan rasa cinta kasih orangtua terhadap bayi. Sehingga stimulasi pijat ini seharusnya dilakukan sendiri oleh ibu ataupun ayah dari bayi yang tentunya telah mendapat pelatihan (Irawan, 2010). Manfaat pijat bayi diantaranya adalah meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan, pijat bayi juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Orangtua belajar untuk memperhatikan dan memahami reaksi bayi saat disentuh, mengetahui perkembangan naluri alaminya, hal- hal yang disukai bayi dan tidak disukai bayi (Roesli, 2010).

  Dalam keputusan menteri tentang registrasi dan praktek bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh petugas kesehatan adalah pijat bayi. Pijat bayi sudah digunakan sejak dahulu sebagai teknik pengobatan sederhana dengan sentuhan yang memberikan kenyamanan bagi tubuh. Sebagai terapi sentuh, pijat bayi secara rutin memberi rasa rileks sekaligus sebagai cara yang luar biasa untuk berkomunikasi dan mempererat ikatan emosional antara ibu atau anggota keluarga yang lain dengan bayi (Suririah, 2009).

  Di Indonesia, pijat bayi kebanyakan dilakukan di baby spa.

  Spa merupakan salah satu metode

  perawatan yang dapat menjadi pilihan sang buah hati. Baby spa adalah perawatan tubuh yang diawali dengan melumuri tubuh bayi menggunakan air atau baby oil (Nadjibah Yahya, 2010). Bayi dan anak yang telah diterapi dengan spa bersemangat. Manfaat lain dari spa pada bayi dan anak adalah meningkatkan gerakan motorik anak, meningkatkan jumlah makanan yang diserap anak (termasuk ASI), meningkatkan imunitas bayi dan anak, karena orang tua belum mengetahui atau belum bisa melakukan pijat bayi, sehingga kebanyakan orang tua lebih memilih membawa bayinya ke baby spa, dan kebanyakan orang tua memilih membawa bayinya ke baby spa karena beralasan tidak menyempatkan diri memijat bayinya dan sibuk bekerja (Nadjibah Yahya, 2010). Daerah Indonesia sudah banyak melakukan penyuluhan tentang pijat bayi, dengan melakukan pijat bayi, bayi akan merasakan sentuhan kasih sayang dari orang tuanya, terutama ibu, sehingga ibu- ibu akan dapat melakukan pijat bayi sendiri di rumah, tanpa perlu membawa bayinya ke baby spa ( Aulia Syaukani, 2015).

  Seorang ibu mempunyai tanggung jawab untuk merawat bayinya, perawatan bayi bertujuan untuk mendukung tumbuh kembang belum mengetahui tentang pijat bayi (Aulia Syaukani, 2015). Dari studi pendahuluan yang dilaksanakan tanggal 22 November 2015 dengan tehnik wawancara kepada ibu yang datang memeriksakan bayinya ke BPM Wahidah, S.ST dari 10 orang ibu yang datang memeriksakan bayinya, diperoleh sebanyak enam orang (60%) belum memahami tentang pijat bayi dan sebanyak empat orang (40%) sudah memahami dan sudah menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.

  Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu tentang Pijat Bayi di BPM Wahidah, S.

  • – 28 Februari 2016.

  ST Tahun 2016?”

  METODE

  Jenis penelitian ini adalah

  analitik. Menurut Notoatmodjo

  (2007) penelitian analitik adalah penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel yaitu variabel independent dan dependent. Cara pendekatan terhadap subjek penelitian ini dengan adalah yang mana pengumpulan data dilakukan sekali pada suatu saat artinya tiap subyek penelitiannya hanya dilakukan satu kali saja (Notoatmodjo, 2007).

  Penelitian ini dilaksanakan di BPM Wahidah, S.ST, karena berdasarkan studi pendahuluan terdapat beberapa ibu balita yang belum mengetahui tentang pijat bayi.

  Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di BPM Wahidah, S.ST. Pemilihan lokasi ini juga berdasarkan atas pertimbangan, jarak dekat dengan rumah peneliti sehingga lebih mudah dalam pengumpulan data serta dapat menghemat biaya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22

  Menurut Sugiyono (2007), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita yang memeriksakan bayinya ke BPM orang dalam waktu tiga bulan terhitung dari bulan Oktober, November dan Desember rata-rata 96 orang setiap bulan.

  Menurut Notoatmodjo (2007), unit analisis adalah orang atau benda yang langsung diteliti. Unit analisis dalam penelitian ini adalah ibu balita yang memenuhi kriteria inklusi selama kurun waktu penelitian.

  Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, dimana besarnya sampel yang diperlukan dan penelitian ini adalah semua ibu balita yang memenuhi kriteria inklusi dalam kurun waktu penelitian. Winamo Surachmad dalam “Dasar dan Teknik Research

  Adapun karakteristik subjek Pengantar Metodologi Ilmiah”, memberikan pedoman sebagai dalam penelitian ini berdasarkan : umur, pendidikan, pekerjaan. berikut “apabila populasi cukup homogen (serba sama), terhadap Umur responden dalam populasi dibawah 100 dapat penelitian ini dikelompokkan dalam dipergunakan sampel se kategori < 20 tahun, 20-35 tahun, besar 50%”

  (Narbuko dan Achmadi, 2008). dan > 35 tahun. Pada tabel dibawah Populasi ibu balita yang ini akan disajikan data umur dari memeriksakan bayinya di BPM responden di BPM Wahidah, S.ST Wahidah, S.ST dalam tiga bulan Tabel 1 Distribusi Frekuensi

  Karakteristik Responden

  terakhir yaitu rata-rata 96 orang

  Berdasarkan Kelompok Umur di

  (dibawah 100), maka besar sampel BPM Wahidah, S.ST Tahun 2016

  N Kelomp Frekue Persent

  n = N x 50%

  o ok nsi (f) ase (%)

  n = 96 x 50%

  Umur

  n = 48 1 < 20 18 37,5

  Jadi, besar sampel dalam penelitian tahun ini adalah 48 orang.

  2 20-35 27 56,3 tahun

  Hasil dan Pembahasan

  3 > 35 3 6,2 Pengambilan sampel dalam tahun penelitian ini adalah purposive

  Jumlah 48 100

  sampling yaitu pengambilan sampel Sumber : Data Primer Penelitian Februari

  berdasarkan penilaian subjektif

  2016

  peneliti berdasarkan pada Berdasarkan tabel 1 diatas dari karakteristik tertentu yang dianggap

  48 responden diperoleh hampir mempunyai kaitan dengan setengahnya 18 responden (37,5%) karakteristik yang sudah diketahui berumur kurang dari 20 tahu, sebelumnya dengan pertimbangan sebagian besar 27 responden (56,3%) tertentu (Notoatmodjo, 2010). berumur 20-35 tahun dan sebagian kecil tiga responden (6,2%) berumur lebih dari 35 tahun.

  Tingkat pendidikan responden dikelompokkan menjadi tiga yaitu pendidikan dasar (SD/SMP), pendidikan menengan (SMA/SMK), dan pendidikan tinggi (Diploma/Sarjana/Pasca Sarjana). Pada tabel dibawah ini akan disajikan data pendidikan dari responden di BPM Wahidah, S.ST tahun 2016.

  Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di BPM Wahidah, S.ST Tahun 2016 N o Tingkat Pendidikan Frek uensi (f) Persent ase (%)

  1 Pendidikan dasar 20 41,7

  2 Pendidikan menengah 28 58,3

  3 Pendidikan tinggi Jumlah 48 100

  Sumber : Data Primer Penelitian Februari 2016

  Berdasarkan tabel 2 diatas didapat informasi bahwa dari 48 responden diperoleh hampir mempunyai tingkat pendidikan dasar dan sebagian besar 28 responden (58,3%) memiliki tingkat pendidikan menengah.

  Pada tabel dibawah ini akan disajikan jenis pekerjaan dari responden di BPM Wahidah, S.ST tahun 2016.

  Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di BPM Wahidah, S.ST Tahun 2016 N o Jenis Pekerja an Frekue nsi (f) Persenta se (%)

  1 Bekerja 17 35,5

  2 Tidak bekerja 31 64,5

  Jumlah 48 100

  Sumber : Data Primer Penelitian Februari 2016

  Berdasarkan tabel 3 didapatkan informasi bahwa dari 48 responden diperoleh hampir setengahnya 17 responden (35,5%) responden bekerja dan sebagian besar 31 responden (64,5%) responden tidak bekerja.

  Penelitian ini dilaksanakan di BPM Wahidah, S.ST pada bulan Februari 2016, pada tabel dibawah ini akan disajikan hasil pengamatan terhadap objek penelitian meliputi pengetahuan dan sikap.

  Berdasarkan pengetahuan dapat dibedakan menjadi tiga yauitu baik, cukup, kurang.

  Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita tentang Pijat Bayi di BPM Wahidah, S.ST Tahun 2016 Sumber : Data Primer Penelitian Februari 2016

  Berdasarkan tabel 4 diatas dari 48 responden diperoleh sebagian besar 30 responden (62,5%) memiliki pengetahuan baik, hampir setengahnya 13 responden (27,1%) memiliki pengetahuan cukup, dan sebagian kecil lima responden (10,4%) memiliki pengetahuan kurang jadi diperoleh hasil dari 48 responden sebagian besar atau 30 responden (62,5%) memiliki pengetahuan baik. Selain karena informasi yang didapat dari sosial media bidan juga berperan penting dalam hal ini, setelah pemeriksaan bidan juga memberikan KIE mengenai pijat bayi serta membimbing ibu untuk melakukan pijat bayi agar ibu balita juga dapat melakukannya sendiri di rumah.

  Sikap dikelompokkan ke dalam dua kategori positif dan negatif. Berikut disajikan data sikap responden tentang pijat bayi di BPM Wahidah, S.ST tahun 2016

  Ibu Balita tentang Pijat Bayi di BPM Wahidah, S.ST Tahun 2016 Sumber : Data Primer Penelitian Februari 2016

  Berdasarkan tabel 5 diperoleh bahwa dari 48 responden hampir seluruhnya 38 responden (79,2%) memiliki sikap yang positif dan sebagian kecil 10 responden (20,8%) memiliki sikap negatif. Diperoleh hampir seluruhnya atau 38 responden (79,2%) memiliki sikap yang positif.

  No Pengeta huan Frekuensi (f) Prese ntase (%)

  1 Baik 30 62,5

  2 Cukup 13 27,1

  3 Kurang 5 10,4 Jumlah 48 100

  No Sikap Frekuensi (f) Prese ntase (%)

  1 Positif 38 79,2

  2 Negatif 10 20,8 Jumlah 48 100 Sikap adalah suatu respon orang yang masih tertutup terhadap simulasi atau objek tertentu yang melibatkan faktor pendapat. Pada awalnya, istilah sikap atau “attitude” digunakan untuk menunjukan status mental individu (Notoatmodjo, 2012). Hal ini sejalan dengan teori pengetahuan yang baik akan mempengaruhi sikap yang positif. Penentu sikap yang utuh, pengetahuan memegang peranan (Notoatmodjo, 2010).

  Hubungan pengetahuan dengan sikap ibu balita tentang pijat bayi di BPM Wahidah, S.ST tahun 2016

  Tabel 6 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Balita tentang Pijat Bayi di BPM Wahidah Tahun 2016 Sumber : Data Primer Penelitian Februari 2016

  Berdasarkan tabel 6 diperoleh bahwa dari 38 responden yang memiliki sikap positif hampir seluruhnya 29 responden (76,3%) memiliki pengetahuan baik dan sebagian kecil sembilan responden (23,7%) memiliki pengetahuan cukup. Dari 10 responden yang memiliki sikap negatif sebagian kecil satu responden (10%) memiliki pengetahuan baik, hampir setengahnya empat responden (40%) sebagian kecil lima responden (50%) memiliki pengetahuan kurang. Menurut asumsi peneliti pengetahuan sangat mempengaruhi sikap, dilihat dari karakteristik umur yang masih produktif mencari informasi tentang pijat bayi baik di majalah maupun sosial media lainnya.

  Uji hipotesis Setelah data tersebut diolah kemudian dilakukan pengujian data untuk menguji hubungan pengetahuan dengan sikap ibu balita tentang pijat bayi di BPM Wahidah, S.ST tahun 2016 dengan menggunakan rumus Rank Spearman

  No Pengeta huan Sikap Positif Negatif f % F %

  1 Baik

  2 9 76,3

  1

  10

  2 Cukup 9 23,7

  4

  40

  3 Kurang 0

  5

  50 Jumlah 38 100 10 100

  melalui bantuan windows SPSS Versi 17 sebagai berikut :

   Tabel 7 Korelasi Rank Spearman

  • – 0,799 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap tentang pijat bayi dengan tingkat korelasi kuat. diatas, maka dapat dibuktikan bahwa hipotesis diterima yaitu adanya hubungan pengetahuan dengan sikap ibu balita tentang pijat bayi. hal ini sesuai dalam Notoatmodjo (2008) dikatakan untuk menyimpulkan suatu respon dalam bentuk sikap dari subyek terhadap obyek perlu dimulai dari pengetahuan.
    • . Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

  • – 0,799 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,000 (p<0,05).

  Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan tingkat korelasi kuat antara pengetahuan dengan sikap ibu balita tentang pijat bayi di BPM Wahidah, S.ST tahun 2016. Analisa tersebut berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan uji korelasi rank

  spearman melalui komputerisasi

  SPSS versi 17 dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,641 yang terletak antara 0,60

  Berdasarkan frekuensi pengetahuan dengan sikap ibu balita tentang pijat bayi, didapatkan pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,641 yang terletak antara 0,60

  Berdasarkan hasil diatas ada kecenderungan semakin baik pengetahuan, maka sikap ibu balita tentang pijat bayi semakin positif dan semakin sedikit atau kurang pengetahuan tentang pijat bayi maka sikap yang dilakukan akan negatif (Fishbein, 2008).

  Correlations Penget ahuan

  Sikap Sp ear ma n's rho

  Pengeta huan Correlation Coefficient 1,000 ,641 ** Sig. (2-tailed) . ,000 N

  48

  48 Sikap Correlation Coefficient ,641

  • **

    1,000

    Sig. (2-tailed) ,000 . N

  48

  48

  

DAFTAR PUSTAKA Suririah. (2009). Buku Pintar

Merawat Bayi . Jakarta : Fishbein, M., &Yzer, M.

  C. Gramedia Pustaka. (2008).Using Theory to Syaukani, Aulia. 2015. Petunjuk Design Effective Health Praktis Pijat Senam dan Yoga Behavior Sehat untuk Bayi. Araska, Interventions.Communication Yogyakarta.

  Theory, 13(2), 164 Winarno, Surakhmad. 2004.

  • –183. Irawan, Didik. 2010. Pemijatan Pengantar Penelitian Ilmiah, Optimalkan Tumbuh Dasar, Metode, dan Teknik. Kembang Bayi. Retrived : Bandung: Tarsito Pebruari 15 2016, from

  http://www.harianjoglosemar/ pemijatan-optimalkan- tumbuh-kembang-bayi- 14287.html

  Nadjibah Yahya. (2010). Spa Bayi

  dan Anak . Jakarta : Rineka Cipta.

  Narbuko dan Achmadi. (2008) Metodelogi Penelitian .

  Cetakan Kesembilan. Jakarta : Bumi Aksara. Notoatmodjo,s. 2007. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta :

  PT Rineka Cipta Notoatmodjo, s. 2008. Perilaku kesehatan dan ilmu perilaku,

  Jakarta: PT Rineka Cipta Notoatmodjo,s. 2010. Ilmu Perilaku

  Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

  Notoatmodjo. (2012) Promosi

  Kesehatan dan Prilaku Kesehatan . Jakarta: Rineka

  Cipta. Roesli. (2010) Pedoman Pijat Bayi.

  Jakarta: Trubus Agriwidya Saryono. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .

  Jakarta: PT Rineka Cipta Sugiyono. (2009) Statistika Untuk

  Penelitian . Bandung:

  Alfabeta Bandung