perkembangan manusia dari pranatal sampa (1)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pasti akan mengalami perkembangan atau pertumbuhan yang
dimulai dari kita berbentuk janin sampai meninggal dunia, perkembanganperkembangan ini bisa kita lihat dan ketahui berdasarkan beberapa aspek dan
beberapa ciri-cirinya juga dan juga faktor-faktor yang menghambat dan
mempercepat pertumbuhannya.
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa perkembangan anak yang insya
Allah bisa menjawab tentang perkembangan apa saja yang terjadi pada diri
manusia. Mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan?
2. Apa faktor-faktor perkembangan?
3. Bagaimana cara manusia bisa berkembang?

C. Tujuan
1. Untuk memahami tentang perkembangan
2. Untuk mengetahui dan memahami cara kita merespon pertumbuhan
seseorang
3. Untuk memahami apa saja faktor-faktor yang menghambat dan

mempercepat pertumbuhan

14

4. Untuk mengetahui manfaat perkembangan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Pengembangan Peserta Didik
Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi
teoritis dan psikologi terapan. Psikologi teoritis dapat pula dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu psikologi umum dan psikologi khusus
Psikologi umum adalah psikologi teoritis yang mempelajari aktivitas-aktivitas
mental manusia yang bersifat umum dalam rangka mencari dalil-dalil umum dan
teori-teori psikologi. Sedangkan psikologi khusus adalah psikologi teoritis yang
menyelidiki segi-segi khusus aktivitas mental manusia. Psikologi khusus ini
terdiri dari:
a) Psikologi Perkembangan, mengkaji perkembangan tingkah laku dan
aktivitas mental manusia sepanjang rentang kehidupannya, mulai dari
masa konsepsi hingga meninggal dunia

b) Psikologi Sosial, mengkaji aktivitas mental manusia dalam kaitannya
dengan situasi sosial
c) Psikologi Kepribadian, mengkaji struktur kepribadian manusia
sebagai satu kesatuan yang utuh
d) Psikologi Abnormal, mengkaji aktivitas mental individu yang
tergolong abnormal
e) Psikologi Diferensial, menguraikan tentang perbedaan-perbedaan
antarindividu.

14

Psikologi khusus ini akanterus mengalami perkembangan sesuai dengan
situasi dan konsisi yang terjadi, maka tidak menntut kemungkinan akan timbul
lagi banyak cabang-cabang dari psikologi khusus ini.12
Melihat pengertian dan pembagian psikologi sebagaimana telah diuraikan di
atas, maka dapat dipahami bahwa psikologi perkembangan peserta didik adalah
bidang kajian psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari aspekaspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan
sekolah menengah.
Menurut Seifert & Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai
“long-term changes in a person’s growth, feelings, patterns of thinking, social

relationship, and motor skills”
Menurut Chaplin (2002) mengartiakan perkembangan sebagai: (1) Perubahan
yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati,
(2) Pertumbuhan, (3) Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagianbagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungional, (4) Kedewasaan atau
kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk
pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil
dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru
Menurut Santrock (1996),”Development is the pattern of change that begins at
conception and continues through the life span. Most development involves
growth, although it includes decay (as in death and dying). The pattern of
movement is complex because it is product of several processes-biological,
cognitif, and sociomotional
Kesimpulan dari definisi-definisi diatas adalah bahwa perkembangan tidaklah
terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di
dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terusmenerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang di
1 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja
Rodakarya, 2009), p.3.
2 Ibid., 4.


14

miliki individu menuju tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan
belajar.3

B. Tujuan Psikologi Perkembangan Peserta Didik
1. Memberikan mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta
kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia dan yang
mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-anak
dimana saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
2. Mempelajari karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik secara
fisik, kognitif, maupun psikososial
3. Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau
masa perkembangan tertentu
4. Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan
reaksi yang berbeda
5. Mempelajari penyimpangan tingkah laku yang dialami sesseorang, seperti
kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan fungsionalitas inteleknya, dan lainlain.
C. Manfaat Psikologi Perkembangan
1. Dengan pengetahuan tentang perkembangan peserta didik, seorang guru akan

dapat memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja. Meskipun
hanya memberikan gambaran umum tentang perkembangan anak, tetapi
bagaimanapun pengetahuan ini akan sangat membantu kita mengetahui apa
yang diharapkan dari kekhasan masing-masing anak secara pribadi.
2. Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam memberikan
respon yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak. Psikologi
perkembangan inilah yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar
anak
3 Ibid., 9.

14

3. Pengetahuan tentang pengetahuan peserta didik dapat membantu guru
mengenali kapan perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai. Dengan
pengethuan perkemabangan normal ini, guru bisa menyusun pedoman dalam
bentuk skala tinggi-berat, skala usia-berat, skala usia-mental, dan skala
perkembangan sosial atau emosional. Karena pola perkembangan untuk setiap
anak normal hampir sama, ada kemungkinan untuk mengevaluasi setiap anak
menurut usia anak tersebut.
4. Dengan mengetahui pola normal peekembangan, memungkinkan para guru

uuntuk sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan
terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
5. Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para guru memberikan
bimbingan belajar yang tepat kepada anak. Bayi yang siap untuk berjalan
misalnya, dapat diberikan kesempatan uuntuk melakukannya dan dorongan
untuk tetap berusah hingga kepandaian berjalan dapat dikuasai. Tidak adanya
kesempatan dan dorongan akan menghambat perkembangan yang normal.
6. Studi perkembangan dapat membantu kita dalam memahami diri sendiri.
Melalui psikologi perkembangan kita akan mendapat wawasan dan
pengalaman perjalan hidup kita sendiri (sebagai bayi, anak, remaja, atau
dewasa), seperti bagaimana hidup kita kelak ketika kita bertumbuh sepanjang
tahun-tahun dewasa (sebagai orang dewasa tengah baya, sebagai orang
dewasa tua). Singkatnya, mempelajari psikologi perkembangan akan banyak
memberikan informasi tentang siapa kita, bagaimana kita dapat seperti ini, dan
kemana masa depan akan membawa kita. 45
D. Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan merujuk pada perjalanan hidupnya. Sebagian perkembangan
meliputi perkembangan, sekalipun kemunduran menjadi bagian didalamnya. Pola

4 Ibid., 5.

5 Ibid., 6.

14

dari perkembangan menjadi menjadi kompleks karena merupakan hasil dari
beberapa proses, yaitu:
A. Proses Fisik (physical process) meliputi perubahan yang bersifat biologis
individu. Gen yang diwariskan orangtuanya, perubahan horman pada masa
pubertas dan monopause, serta perubahan yang terjadi sepanjang hayat
otak, tinggi badan, berat badan.
B. Proses Kognitif (cognitive process) meliputi perubahan yang terjadi dalam
pikiran, kecerdasan, dan bahasa individu, dll. Semua itu menunjukan
proses kognitif dalam perkembangan.
C. Proses
Proses Biologis
Sosial-Emosional (socioemotional process) meliputi perubahan
dalam hubungan individu dengan orang lain, perubahan pada emosi, dan
perubahan pada kepribadiaan.
Proses fisik, kognitif dan sosial-emosional
saling berkaitan seperti pada Gambar 1.1.

Sebagai contoh proses sosial-emosional
membentuk proses kognitif, sementara
proses fisik mempengaruhi proses kognitif.
Proses sosialemosional

Proses Kognitif
Gambar 1.1
6

Pertumbuhan dari segi Anatomi adalah resultante (akibat) dari adanya
pengaruh mempengaruhi antara individu dengan sekitarnya jadi pertumbuhan
tersebut merupakan hasil bersama daripada dasar (pembawaan) dan pendidikan.7
Perkembangan Kanak-kanak
 Perkembangan prenatal

6 Laura A. King, Psikologi Umum, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), p.148.
7 Usman effendi and Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, (Bandung: Angkasa,
1984), p.54.

14


Sejumlah obat-obtan seperti alkohol, dapat memberikan efek yang
membahayakn bagi janin. Kelahiran prematur juga menjadi salah satu
masalah, terutama apabila bayi dilahirkan masih terlampau kecil dan
tumbuh di lingkungan yang buruk.
 Perkembangan fisik di masa kanak-kanak
Bayi manusia adalah bayi paling tidak berdaya di muka bumi.
Salah satu alsan mengenai ketidakberdayaan ini adalah mereka dilahirkan
sebelum sepenuhnya ‘sempurna’. Dari sudut pandang evolusi, yang
membedakan manusia dengan hewan adalah ukuran otak kita yang besar.
Mereka akan teruh mengalami perkembangan dan pertumbuhan dari
makhluk yang nyaris tidak dapat bergerak sendiri menjadi makhluk yang
bergerak secepat kaki mereka dapat melangkah.
 Perkembangan Kognitif Pada Masa Kanak-Kanak
Sama luar biasanya dengan perkembangan fisik kanak-kanak, hal
yang sama dapat dikatakan atas perkembangan kognitif, perkembangan
kognitif merujuk pada bagaimana pikiran, kecerdasan, dan proses bahasa
mengalami perubahan seiring kematangan seseorang.8
Seblum piaget, pandangan psikologi terhadap perkembangan
kognitif anak didominasi oleh perspektif (sudut pandang) biologimaturasi.9

 Perkembangan sosial-Emosional Pada Masa Kanak-Kanak
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, mereka
bersosialisasi dengan orang lain seperti, orang tua, teman sebaya, dan
guru. Dunia mereka yang kecil kemudian semakin luas ketika dia
bertambah usia.
Kontak sosial pertama kali kita adalah dengan orang yang
mengasuh kita yakni orang tua. Seorang ahli psikologi yakin bahwa
8 Ibid., 52.
9 Rita L. Atkinson, et al., eds. Pengantar Psikologi Edisi Kesebelas, (Batam:
Interaksara), p.144.

14

perasaan dasar seseorang untuk percaya kepada orang lain ditentukan oleh
pengalaman tahun-tahun pertama kehidupannya.10
Perkembangan Masa Remaja.
 Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja
Perubahan fisik secara dramatis mewarnai masa remaja, terutama
pada masa awal remaja. Perubahan besar atas fisik remaja adalah masa
pubertas dan otak, yang dimana tulang-tulang membesar dan kematangan

seksual terjadi.
 Perkembangan Kognitif Pada Masa Remaja
Remaja mengalami perubahan kognitif yang signifikan, salah
satunya adalah kemajuan tahap piaget menjadi pemikiran formal
operasional, yang di tandai dengan pemikiran yang abstrak, idealis, dan
logis. Perubahan lainnya berhubungan dengan egosentrisme remaja, yang
berarti bahwa remaja merasa bahwa menyadari dan memperhatikan
mereka daripada sebenarnya.
 Perkembangan Sosial-Emosional Pada Masa Remaja
Peningkatan pemikiran yang abstrakdan idealis pada masa remaja
menjadi dasar untuk mencari identitas diri sendiri. Aspek sosial-emosional
seperti hubungan dengan orangtua, interaksi dengan teman sebaya dan
pershabatan.11
Penyebab terjadinya kenakalan ialah karena setiap anak memiliki
kepribadianan khusus. Keadaan inilah yang menjadi sumber dari perilaku
menyimpangan, keadaan khusus ini adalah keadaan konstitusi, potensi,
bakat atau sifat dasar anak yang kemudian mengalami proses
perkembangan atau perangsangan dari luar yang menjadi aktual, muncul
atau berfungsi.12
10 Ibid., 166.
11 Desmita, op.cit., p.60.
12 Singgih D.Gunarsa and Ny.Y.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Praktis, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1995), p.182.

14

Perkembangan Dewasa dan Penuaan
 Tumbuh Dewasa
Transisi dari remaja ke dewasa kini disebut sebgai tumbuh dewasa.
Pada titik ini banyak individu masih mencari jalur karier yang mereka
inginkan, identitas apa yang ingin mereka miliki, dan gaya hidup apa yang
ingin mereka anut. Jeffrey Arnett (2006) menyimpulkan 5 hal yang
menandai seorang tumbuh dewasa:


Pencarian identitas



Ketidakstabilan



Fokus diri



Merasa berada “di tengah-tengah”



Usia dengan segala kemungkinan, masa dimana individu memiliki
kesempatan untuk mengubah hidup mereka

 Perkembangan Fisik Pada Masa Dewasa


Perubahan Fisik Pada Masa Dewasa Awal



Perubahan Fisik Pada Masa Dewasa Tengah



Penuaan



Penyakit Otak dan Alzheimer

 Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa


Kognisi Pada Dewasa Awal



Kognisi Pada Dewasa Tengah



Kognisi Pada Dewasa Akhir

 Perkembangan Sosial-Emosional Pada Masa Dewasa


Pernikahan



Pola Asuh



Masa Dewasa.13

13 Desmita, op.cit., p.196.

14

E. Fase-Fase Perkembangan
1. Periodaesasi (Penahapan) Berdasarkan Ciri-Ciri Biologis
Titik berat pembagian dalam fase ini didasarkan pada gejala-gejala
perubahan fisik anak, atau didasarkan atas proses proses biologis tertentu.
Yang dikemukakan oleh:
 Aristoteles
Ia membagi fase perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21
tahun kedalam tiga masa, yaitu:
 Fase anak kecil atau masa bermain (0 - 7) tahun, yang


diakhiri dengan tanggal (pergantian) gigi.14
Fase anak Sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang
dimulai dari tumbuhnya gigi baru sampai timbul gejala



berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin
Fase remaja (Pubertas) atau masa perlihan dari masa anak
menjadi dewasa (14-21) tahun, yang dimulai dari
bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akakn

memasuki masa remaja.
 Sigmund Freud
Dasar-dasar pembagiannya ialah pada cara-cara reaksi-reaksi
bagian-bagian tubuh tertentu. Yaitu:
 Fase Infantile, umur 0 - 5 tahun. Fase ini dibagi menjadi 3,
yaitu:
a) Fase oral, umur 0 – 1 tahun, dimana anak
mendapatkan kepuasan seksuil melalui mulutnya
b) Fase anal, umur 1 – 3 tahun, dimana anak
mendapatkan kepuasan seksuil melalui anusnya
c) Fase phalis, umur 3 – 5 tahun, dimana anak
mendapatkan kepuasan seksuil melalui alat


kelaminnya
Fase laten, umur 5 – 12 tahun.
Fase ini anak akan nampak tenang, desakan seksuil anak
mengendur. Anak dapat dengan mudah melupakannya dan

14 Desmita, op.cit., p.20.

14

mengalihkan perhatiannya pada masalah-masalah yang


berkaitan dengan sekolah dan teman sejenisnya.
Fase pubertas, umur 12 – 18 tahun
Dalam fase ini dorongan-dorongan kembali muncul, dan
apabila dorongan-dorongan ini dapat ditransfer dan
disublimasikan dengan baik, anak akan sampai pada



kematangan terakhir, yaitu fase genital
Fase genital, umur 18 – 20 tahun
Dorongan seksuil pada masa laten kini berkobar kembali,
dan mulai sungguh-sungguh tertarik pada jenis kelamin
lain. Pada fase ini, konflik internal lebih stabil dan
seseorang dapat mencapai struktur ego yang kuat untuk
dapat berhubungan dengan dunia realita. Pencapaian egoideal yang didambakan akhirnya bisa dicapai, yaitu

keseimbangan antara cinta dan kerja
 Maria Montessori
Menurutnya perkembangan itu adalah melaksanakan kodrat
alam dengan asas pokok, yaitu asas kebutuhan vital (masa peka),
dan asas kesibukan sendiri. Fase-fasenya, yaitu:
 Periode I, umur 0 – 7 tahun, yaitu periode penangkapan dan


pengenalan dunia luar dengan pancaindra.15
Periode II, umur 7 – 12 tahun, yaitu periode abstrak,
dimana anak-anak mulai menilai perbuatan manusia atas



dasar baik-buruk dan mulai timbulnya insan kamil.
Periode III, umur 12 – 18 tahun, yaitu periode penemuan



diri dan kepekaan sosial.
Periode IV, umur 18 tahun ke atas, yaitu periode pendidikan

perguruan tinggi.
 Elizabeth B. Hurlock
Ia membaginya berdasarkan konsep biologis atas lima fase, yaitu:
 Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi hingga


masa kelahiran, lebih kurang 280 hari.
Fase infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari

15 Desmita, op.cit., p.,21.

14



Fase babyhood (bayi), mulai usia 2 minggu sampai sekitar



usia 2 tahun.
Fase childhood (kanak-kanak), mulai usia 2 tahun sampai



usia pubertas.
Fase adolescence (remaja), mulai usia 11 dan 14 tahun
sampai usia 21 tahun, yang dibagi atas 3 masa, yaitu:
a) Fase pre adolescence, mulai usia 11 – 13 tahun
untuk wanita, dan usia-usia setahun kemudian bagi
pria.
b) Fase early adolescence, mulai usia 13 – 14 tahun
sampai 16 – 17 tahun.
c) Fase late adolescence, masa-masa akhir dari
perkembangan seseorang atau hampir bersamaan
dengan masa ketika seseorang tengah menempuh

perguruan tinggi.16
2. Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktif.
Dasar pembagian pada fase-fase perkembangan adalah materi dan
cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Johann Amos
Comenius, seorang ahli didik di morvia, ia mengembagi fase-fase
perkembangan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai
dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah.
Yaitu:


0 – 6 tahun = sekolah ibu, merupakan masa
mengembangkan alat-alat indra dan memperoleh
pengetahuan dasar dibawah asuhan ibunya dilingkungan



rumah tangga
6 – 12 tahun = sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak
mengembangkan daya ingatnya dibawah pendidikan
sekolah rendah. Masa ini, mulai diajarkan bahasa ibu
(vernacula)17

16 Desmita, op.cit., p.22.
17 Desmita, op.cit., p.23.

14



12 – 18 tahun = sekolah bahasa latin, merupakan masa
mengembangkan daya ingatnya dibawah sekolah menengah
(gymasium). Pada masa ini diajarkan bahasa latin sebagai



bahasa asing.
18 – 24 tahun = sekolah tinggi dan pengembaraan,
merupakan masa mengembangkan kemauannya dan
memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung dibawah

perguruan tinggi.
3. Periodesasi Perkembangan berdasarkan ciri-ciri psikologis
Periodasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol,
yang menandai masa dalam periode tersebut. Yaitu:
 Oswald Kroch
Pengalaman keguncangan jiwa yang di manifestasikan dalam
bentuk sifat trotz atau “keras kepala”. Ia membagi menjadi 3,
yaitu:
 Fase anak awal: umur 0 – 3 tahun. pada akhir fase ini
terjadi trotz pertama, dengan anak serba membantah orang


lain.
Fase keserasian: umur 3 – 13 tahun. Pada fase ini timbul
trotz kedua. Dengan anak serba membantah orang lain



terutama membantah dan menentang orang tuanya.
Fase kematangan: umur 13 – 21 tahun. Setelah terjadinya
trotz kedua, anak mulai menyadari kekurangan-kekurangan
dan kelebihan-kelebihannya. Ia dapat menghargai pendapat
orang lain, dapat memberikan toleransi kepada orang lain,
karena menyadari bahwa orang lain mempunyai hak sama

yang sama.
 Khonstamm
Ia membagi fase perkembangan ini dilihat berdasarkan sisi
pendidikan dan tujuan luhur umat manusia, yaitu:
 Periode vital: umur 0 – 1,5 tahun, disebut juga fase
menyusu.

14



Periode estetis: umur 1,5 – 7 tahun, disebut juga fase



pencoba dan fase bermain.
Periode intelektuil: umur 7 – 14 tahun, disebut juga masa



sekolah.
Periode sosial: umur 14 – 21 tahun, disebut juga masa



remaja.
Periode matang: umur 21 tahun keatas, disebut juga masa

dewaasa.18
4. Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Konsep Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah ciri-ciri perkembangan yang
diharapkan timbul dan di miliki setiap anak pada setiap masa dalam
periode perkembangannya. diantaranya dikemukakanoleh Robert J.
Havighurst, yaitu: 19
 Masa bayi dan kanak-kanak (infancy and early childhood):


umur 0 – 6 tahun.
Masa sekolah atau pertengahan kanak-kanak (middle





childhood): umur 6 – 12 tahun.
Masa remaja (adolescence): umur 12 – 18 tahun.
Masa awal dewasa (early adulthood): umur 18 – 30 tahun.
Masa dewasa pertengahan (middle age): umur 30 – 50

tahun.
 Masa tua (latter maturity): umur 50 tahun keatas.
5. Periodesasi Perkemabangan Menurut Konsep Islam
Periode ini memperhatiakan Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah
SAW. Secara garis besarnya dapat dibedakan atas tiga fase, yaitu:
 Periode pra-konsepsi, yaitu perkembangan manusia


sebelum masa pembuahan sperma dan ovum.
Periode pra-natal, yaitu perkembangan manusia yang
dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa
kelahiran.
a) Fase nuthfah (zigot), dimulai sejak pembuahan
sampai usia 40 hari dalam kandungan.
b) Fase ‘alaqah (embrio) selama 40 hari

18 Desmita, op.cit., p.24.
19 Desmita, op.cit., p.25.

14

c) Fase mudhghah (janin) selama 4 hari, dan
d) Fase peniupan ruh kedalam jasad janin dalam


kandungan setelah genap berusia 4 bulan.
Periode kelhiran sampai meninggal dunia, yang terdiri
atas:
a) Fase neo-natus, mulai dari kelahiran sampai kirakira minggu keempat.
b) Fase al-thifl (kanak-kanak), mulai dari usia 1 bulan
sampai usia sekitar 7 tahun.
c) Fase tamyiz, fase dimana anak mulai mampu
membedakan yang baik dengan yang buruk, yang
benar dan yang salah. Usiasekitar 7 sampai 12 atau
13 tahun.
d) Fase baligh, yaitu fase dimana usia anak telah
mencapai usia muda, yang ditandai dengan mimpi
bagi laki-laki dan haid bagi perempuan. Fase ini
dimulai usia sekitar 15 sampai 40 tahun.
e) Fase kearifan dan kebajikan, fase dimana
seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan
kecerdasan emosional moral, spritual dan agama
secara mendalam. Usia 40 tahun sampai meninggal
dunia.20
f) Fase meninggal, fase dimana hilangnya nyawa dan
jasad manusia, dase ini diawali dengan adanya
naza’ yaitu awal pencabutan nyawa oleh malaikat
Izrail.21

F. Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Perkembangan
1. Faktor Yang Berasal dari Dalam Diri Individu
Diantara faktor-faktor dari dalam diri manusia yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah:
 Bakat atau Pembawaan
20 Desmita, op.cit., p.26.
21 Desmita, op.cit., p.27.

14

Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. Bakat ini
dapat diumpankan bibit kesanggupan atau bibit kemungkinan yang
terkandung dalam diri anak. Setiap individu memiliki bermacammacam bakat sebagai pembawaannya.
 Sifat-Sifat Keturunan
Sifat keturunan dipusakai oelh orang tua ataupun nenek moyang
berupa fisik maupun mental, seperti halnya hidung, bentuk badan,
sifat pemalas, pendiam, dll. Namun, pendidikan dan lingkungan
dapat menghambat tumbuhnya sifat-sifat buruk dan menghambat
sifat baik.
 Dorongan dan Insting
Dorongan adalah kodrat hidup manusia yang mendorong manusia
melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya, sedangkan
insting atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang
menyuruh atau membisikan bagaimana cara melaksanakan
dorongan batin.
2. Faktor-Faktor yang berasal Dari Luar Individu
 Makanan
Makanan merupkan faktor utuk pertumbuhan tidak hanya kuantitas
(junlah), tetapi juga kualitas (mutu). Pentingnya memperhatikan
kualitas makanan dari segi kehalalannya ini adalah karena
mempunyai pengaruh besar, terhadap jasmani, malainkan juga
pemikiran, perkembangan jiwa, pikiran dan tingkah laku
seseorang.
 Iklim
Sifat-sifat iklim, alam dan udara mempengaruhi pula sifat-sifat
individu dan jiwa bangsa yang berada dalam iklim yang
bersangkutan.
 Kebudayaan
Misalnya latar belakang budaya desa, keadaan jiwanya masih
murni, masih yakin akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan,.
 Ekonomi
Orangtua yang ekonominya lemah, sering kurang memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan anaknya, sehingga melahirkan
14

rasa rendah diri pada anak, dan juga mengakibatkan pada tekanan
jiwanya.22
 Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga
Bila anak itu anak tunggal, biasanya perhatiannya tercurah
padanya, sehingga ia cenderung memiliki sifat manja. Sebaliknya,
seorang anak memiliki banyak sodara, jelas orang tuanya membagi
perhatiannya.
3. Faktor-faktor Umum
 Intelegensi
Tingkat intelegensi yang tinggi erat kaitannya dengan kecepatan
kaitannya.
 Jenis Kelamin
Sejak lahir anak laki-laki lebih besar. Tapi, anak perempuan lebih
cepat tumbuhnya, demikian juga dengan tingkat kematangnnya.
 Kelenjar Gondok
Kelenjar gondok ini mempengaruhi perkembangan baik pada
waktu sebelum lahir, maupun pertumbuhan dan perkembangan
setelahnya.
 Kesehatan
Mereka yang kondisi kesehtannya baik dan sempurna akan
mengalami pertumbuhan yang memadai, sebaliknya jika
kesehatannya terganggu, pertumbuhan dan perkembangannya pun
mengalami hambatan.
 Ras
Misalnya anak dari ras mediterranean (sekitar laut tengah)
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
dibandingkan dengan bangsa-bangsa Eropa Utara. Dengan
demikian anak-anak negro lebih cepat dripada anak berkulit putih.

BAB III
PENUTUP

22 Desmita, op.cit., p.31.

14

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa perkembangan tidaklah
terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan
di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung
secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan
rohaniah yang di miliki individu menuju tahap kematangan melalui
pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.
Perkembangan merujuk pada perjalanan hidupnya. Sebagian
perkembangan meliputi perkembangan, sekalipun kemunduran menjadi
bagian didalamnya. Pola dari perkembangan menjadi menjadi kompleks
karena merupakan hasil dari beberapa proses, yaitu: proses fisik, proses
kognitif, dan proses sosial-emosional.

B. Saran
Kita sebagai manusia layaknya mengetahui perkembangannya
seperti apa, karena dengan kita mengetahuinya kita bisa menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari untuk bagaimana meresponnya dengan
dengan baik dan seharusnya terhadap perkembangan anak, orangtua,
teman, ataupun oranglain disekitar kita.

DAFTAR PUSTAKA


Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT



Remaja Rodakarya, 2009.
King, Laura A. Psikologi Umum. Jakarta: Salemba Humanika,
2010.

14



Effendi, Usman dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi.



Bandung: Angkasa, 1984.
Atkinson, Rita, L. Pengantar Psikologi. Vol.11 No.1. Batam:



Interaksara.
Gunarsa, Singgih, D. dan Ny.Y.Singgih D.Gunarsa, Psikologi
Praktis.Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995.

14