IPTEK DAN PERAN KEKHALIFAHAN ALAM SEMEST (1)

IPTEK dan Peran Kekhalifahan Alam Semesta
I.

Pendahuluan
“Akal” adalah sesuatu yang mulia yang dikaruniakan pada makhluk
Allah, manusia. “Akal” menjadi pembeda dengan makhluk lainnya. Malaikat
juga memandang bahwa “Akal” sebagai kekuasaan, penguasaan atas berbagai
ilmu pengetahuan. Rasullulah bersabda: “Aku bertanya kepada Jibril, apa
kekuasaan itu? Dia berkata ‘akal’.”
Anugerah akal bagi manusia merupakan kekuatan terbesar untuk
memahami mekanisme kerja alam semesta dan kemudian dipergunakan untuk
merekonstruksi asal muasal alam semesta, planet, dan sistem tatasurya. Akal
manusia dipergunakan untuk memahami dan menginterpretasi fakta-fakta
kauniyah dan juga ayat-ayat Qur’aniyah.
Dengan akal pikiran yang telah diberikan oleh Allah SWT, islam
sejatinya menuntut manusia untuk mengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang harus mengangkat harkat dan martabat kehambaan kepada Allah
dan membenarkan dirinya sebagai khalifah Allah dimuka bumi, yaitu dengan
jalan mencari ilmu pengetahuan.
Agama Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu
sebagai hamba Allah (`abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifatullah) di

muka bumi. Sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil dan tak memiliki
kekuasaan. Oleh karena itu, tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan
berpasrah diri kepada-Nya. Tetapi sebagai khalifatullah, manusia diberi fungsi
sangat besar, karena Allah Maha Besar maka manusia sebagai wakil-Nya di
muka bumi memiliki tanggung jawab dan otoritas yang sangat besar

II.

Rumusan Masalah
1.
2.
3.

Apa saja tugas manusia sebagai khalifah alam semesta?
Bagaimana IPTEK membantu manusia dalam menjalankan tugasnya?
Sudahkah Mahasiswa Untirta menjalankan tugasnya dengan bantuan

IPTEK?

III.


Tujuan Penelitian dan Metode
1. Tujuan
Membantu mahasiswa Untirta untuk mengetahui tugas-tugasnya dimuka
bumi.
2. Metode
Metode penulisan yang digunakan adalah kulaitatif. Metode pengumpulan
data dengan studi pustaka dan wawancara.

IV.

Objektivitas
A.

Manusia Sebagai Khalifatullah
Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di

bumi. Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah.
Allah berfirman dalam QS. Al-Isra:70 yang artinya: “Dan sungguh Kami telah
muliakan keturunan Adam, dan Kami angkat mereka di daratan dan di lautan

dan Kami beri rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dari
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang
sempurna.”
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan kesempurnaan
tersebut Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Pengertian
khalifah disini adalah penguasa atau pengganti Allah yang mengatur segala
sesuatu yang terkandung di bumi. Agar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan
umat manusia.
Dalam QS. Al-Baqarah:30 Allah bersabda: “Dan ingatlah ketika Rabbmu
berfirman kepaada malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah
di muka bumi.” Mereka berkata,”Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah
di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan
darah padanya, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan
mensucikan Engkau?” Rabb berfirman, “Sesungguhnya aku lebih mengetahui
yang tidak kamu ketahui.”
Dengan memahami ayat surat al-Baqarah ayat 30, hendaknya manusia
berperilaku yang mencerminkan :
1. Kesadaran akan tugas hidupnya sebagai pengatur bumi.
2. Perbuatan yang baik kepada sesama manusia maupun terhadap makhluk
yang lain.


3.Usaha semaksimal mungkin untuk menghindari perbuatan yang dapat
menimbulkan kerusakan bagi siapapun.
4. Usaha utuk mewujudkan islah atau perdamaian di bumi dan menghindari
pertikaian yang akan membawa kerusakan.
Untuk lebih menegaskan fungsi kekhalifahan manusia di alam ini, dapat
dilihat pada ayat-ayat di bawah ini yang artinya :
“dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Di
meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat”. (QS.
Al-An’am : 165).
“Menurut Quraish Shihab (yang dikutp oleh Ramayulis), mengatakan bahwa
hubungan antara manusia dengan alam, atau hubungan manusia dengan
manusia, bukan merupakan hubungan antara penakluk dengan ditaklukan, atau
antara tuan dengan hamba, tetapi hubungan kebersamaan dalam ketundukkan
kepada Allah SWT. Oleh karena itu, manusia dalam visi kekhalifahannya,
bukan saja sekedar menggantikan, namun dengan arti yang luas ia harus
senantiasa mengikuti perintah yang digantikan (Allah).
Untuk melaksanakan tugasnya sebagai khalifah, Allah telah memberikan
kepada manusia seperangkat potensi (fitrah) yang berupa akal, qalb, dan nafs.
Akan tetapi fitrah itu sendiri tidaklah berembang secara otomatis, melainkan

bagaimana manusia itu sendiri yang mengembangkan fitrahnya sendiri. Untuk
itu, Allah telah menurunkan wahyu-Nya kepada para nabi agar menjadi
pedoman bagi manusia dalam mengaktualisasikan fitrahnya secara utuh dan
selaras dengan tujuan penciptanya.
Dengan kedudukan dan fungsi, serta kelebihan yang diberikan oleh
Allah SWT kepadanya melebihi makhluk lain, memiliki konsekuensi nilai
moral yang religius, dan manusia harus mempertanggungjawabkan semua

aktivitas kehidupannya di hadapan sang khalik. Rasulullah SAW bersabda yang
artinya:

“Dan Ibnu Umar ra berkata : “aku mendengar Rasulullah SAW bersabda
: “tiap-tiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta
pertanggungjawabannya terhadap apa yang dipimpinnya……. (HR. Mutafaq
‘Alaih).
Ahmad Hasan Firhat[10] (yang dikutip oleh Ramayulis), membedakan
kedudukan kekhalifahan manusia pada dua bentuk, yaitu : pertama, khalifah
kauniyah, yaitu wewenang manusia secra umum yang dianugerahkan Allah
SWT untuk mengatur dan memanfaatkan alam semesta beserta isinya bagi
kelangsungan kehidupan manusia di muka bumi, label kekhalifahan diberikan

kepada semua manusia sebagai penguasa alam semesta.
Dengan demikian, Allah telah memilih manusia untuk dijadikan
khalifah di muka bumi. Walaupun manusia itu dikenal sebagai perusak yang
akan selalu menumpahkan darah di muka bumi, Dibanding malaikat yang selalu
memuji, bertasbih, kepada Allah Sang Pencipta. Semua ini hanya Allah lah
yang tahu, kehendak Allah tak terbatas, meliputi langit, bumi dan seluruh alam
semesta. Selain itu Allah hanya meridhoi bahwa kehalifahan itu dipegang oleh
hamba-Nya yang shalih, yang dapat mengemban tugasnya dengan baik.

B. IPTEK
1. Ilmu pengetahuan dalam Al Qur’an
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘ilm yang berarti pengetahuan. Kata ‘ilm
memiliki kemiripan dengan kata ma’rifah, fiqh, hikmah, dan syu’ur. Dari
segi bahasa ilmu berarti jelas. Sedangkan ilmu dalam pengertian merupakan
pengetahuan ilmiah sekalipun juga merupakan keseluruhan bentuk upaya
kemanusiaan untuk mengetahui sesuatu, tetapi disertai dengan memperhatikan
objek yang ditelaah, cara yang dipergunakan dan kegunaannya. (Tim
Departemen Agama RI. 2004:1)
Al Qur’an adalah kitab yang memuat berbagai informasi, sebagai isyaratisyarat yang kadang jelas dan terang benderang pengertian dan maknanya,
tetapi terkadang berupa kata-kata yang samar dan belum terpecahkan makna

yang dikandungnya, atau belum ditemukan arti yang yang pas dan cocok, malah
ada kata yang sulit dimengerti, yang belum mampu diterjemahkan pada waktu
ini.
“Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (al Qur’an) kepada kamu. Diantara (isi)
nya ada ayat-ayat yang muhlkamal , itulah pokok-pokok isi al Qur’an dan yang
lain (ayat-ayat) mutasyabihat”.(QS. Ali Imran (3) : 7)
2.

Pengertian Teknologi

Teknologi (technology) terdiri dari kata technique dan logie. Technique ,
secara harfiah berarti rancang bangun tentang sesuatu, sedangkan logie berarti
ilmu pengetahuan. Dengan demikian, teknologi secara harfiah adalah ilmu
tentang teknik. Teknologi adalah perpaduan antara teknik dan ilmu pengetahuan
atau penggunaan ilmu pengetahuan yang mendasari teknik atau penggunaan
teori-teori ilmu pengetahuan dalam rancang bangun tentang sesuatu. ( Abuddin
Nata, 2010 : 243 )

Pengertian


teknologi

yang

lain

adalah

kemampuan

teknik

dalam

pengertiannya yang utuh dan menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan ilmuilmu alam yang bersandar kepada proses teknis tertentu. (Tim Departemen
Agama RI, 2004 : 45)
Dalam pembahasan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari segi
Islam , sudah selayaknya bila kita meneliti kembali sumber ajarannya yaitu al
Qur’an mengenai hal tersebut. Karena “pengembangan” merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan. (Achmad Baiquni, 1996 : 65)


C. Manfaat IPTEK
Agama Islam sangat mendukung umatnya untuk mempelajari ilmu
pengetahuan. Karena dengan menguasai ilmu pengetahuan serta perenungan
yang mendalam tentang hakikat keesaan serta kebesaran Allah SWT akan
banyak hal yang diperoleh.
Tujuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Al Qur’an disamping untuk
mencapai suatu kebenaran juga sebagai petunjuk juga mengandung hikmah
untuk kesejahteraan manusia.
Manfaat ilmu pengetahuan antara lain:
a. Menunjukkan kebenaran
b. Mengenal kebaikan
c. Meningkatkan kemakmuran/ kesejahteraan
d. Meningkatkan harkat dan martabat manusia
e. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban
f. Meningkatkan rasa percaya diri
g. Meningkatkan produktivitas kerja
h. Memperoleh amal jariyah apabila diamalkan
i. Memiliki keunggualan hidup dunia dan akhirat
Manfaat Tekenologi

a. Memperoleh kemudahan
Manusia sebagai khalifah Allah diberikan kemampuan akal pikiran untuk
memanfaatkannya dengan tepat. Untuk meraih kebutuhan hidup yang tidak
mungkin dicapai melalui kemampuan fisik semata. Kemampuan itu

memang telah ditentukan oleh Allah SWT, sebagaimana Allah menyatakan
dalam firman-Nya:
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada
di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi
kaum yang berfikir”. (QS. al-Jatsiyah (45) : 13)
Memperoleh kemudahan dalam hidup dengan mengembangkan
potensi diri dan dengan memanfaatkan segala yang Allah tundukkan bagi
manusia di alam ini sejalan dengan kehendak Allah. Hal itu dinyatakan oleh
Allah dalam firman-Nya:
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu”. (QS. al-Baqarah (2) : 185)
Allah juga menyatakan bahwa memang Allah sengaja memberikan
berbagai kemudahan kepada manusia agar manusia hidup dengan mudah.
“Dan


Kami

memberi

kemudahan

agar

kamu

memperoleh

kemudahan”. (QS. al-A’la (87) : 8)
b.

Mengenal dan mengagugkan Allah
Kesempurnaa alam dengan struktur dan sistemnya terbentuk dengan

sempurna karena Allah SWT. Semakin luas dan dalam pengetahuan
manusia akan rahasia alam ini, maka semakin dekat manusia untuk
mengenal Allah. Hal itu dapat kita pahami dari berbagai ayat al-Qur’an ,
diantaranya:
“(17) Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia
diciptakan?
(18) Dan langit, bagaimana dia ditinggikan?
(19) Dan gunung- gunung, bagaimana dia ditegakkan?
(20) Dan bumi, bagaimana dia dihamparkan?
(21) Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang
yang memberikan peringatan”.
(QS. al-Ghasyiyah (88) : 17-21)

Teknologi dan sains hanyalah sarana untuk lebih meningkatkan
pengenalan manusia kepada Allah SWT. Kebesaran Allah akan lebih jelas
bagi orang yang berpengetahuan dibandingkan dengan orang yang kurang
pengetahuan. Karena itu Allah menyatakan:
“sesungguhnya orang yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya , hanyalah orang yang berilmu pengetahuan”.
c.

Meningkatkan

kualitas

(QS. Fathir (35) : 28)

pengabdian

kepada

Allah

Manusia diciptakan oleh Allah hanyalah untuk mengabdi kepada-Nya.
Demikian dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya:
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk
mengabdi kepada-Ku”. (QS. al-Dzariyat (51) : 56)
Teknologi apabila dirancang dan dimanfaatkan secara benar, maka
teknologi diyakini akan mampu meningkatkan kualitas pengabdiannya
kepada Allah. Apabila berbagai kemajuan yang dicapai manusia diniatkan
dan diarahkan untuk kepentingan peningkatan kualitas pengabdiannya
kepada Allah, maka kemajuan yang dicapai itu tidak membuat manusia
menjadi lalai akan tugas kehidupannya. Karena itu Allah memerintahykan
dalam firman-Nya:
“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku,
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.(QS. al-An’am (6) : 162)
d.

Memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup
Kemudahan- kemudahan manusia yang diperoleh dari pemanfaatan

teknologi

membuat

manusia

dapat

memperoleh

kesenangan

dan

kebahagiaan hidup dalam ruang lingkup yang halal yang diridhai Allah.
Untuk memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup yang disediakan
Allah, manusia diberikan sarana kebutuhan yang serba lengkap di bumi.
“Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
sekalian dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya

tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesutu”. (QS. al-Baqarah (2)
: 29).
e. Meningkatkan kemampuan memanfaatkan kekayaan alam
Teknologi meningkatkan kemampuan manusia untuk mengolah kekayaan
alam secara optimal. Bumi diciptakan oleh Allah dengan baik , maksudnya
bumi memiliki kesempurnaan dan keseimbangan sehingga dapat bertahan
dan menyediakan berbagai kebutuhan hidup manusia. Karena itu
pemanfaatan kekayaan alam yang ada di bumi ini jangan sampai
mengganggu keseimbangan alam tersebut. Hal itu Allah ingatkan dalam
firman-Nya:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima ) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. al-A’raf (7) : 56).
f. Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah
Rasa syukur kepada Allah yang paling ringan adalah mengucapkan
“alhamdulillahi rabbil ‘alamin”. Namun syukur yang sebenarnya adalah
memanfaatkan nikmat itu secara benar untuk meningkatkan ketakwaan
kepada Allah. Bagi orang yang beriman, sekecil apapun nikmat yang ia
dapatkan dari rezeki halal yang diberikan Allah kepadanya akan melahirkan
rasa syukur kepada-Nya sebagai pemberi nikmat. Allah mengingatkan:
Artinya: “Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya
jika kamu bersyukur , pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih”.( QS. Ibrahim (14) : 7)
4.

Tujuan

pengembangan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

Dalam pengembangan teknologi, sebagai karya manusia diharapakan

mempunyai tujuan yang sesuai dengan fungsi dan kedudukannya yang
dijadikan Allah selaku khalifah di bumi, dan hambaNya. Tujuan yang
dimaksud antara lain:
a. Menerapkan ilmu yang bermanfaat
Dalam kaitannya dengan penerapan ilmu menjadi teknologi
hendaklah diarahkan pada kemajuan dan pengembangannya secara
luas yang tetap memperhatikan manfaatnya. Sebaliknya tidak
diabaikan sikap dan tindakan menghindari hal-hal yang merusak baik
terhadap

diri

manusia

sendiri

maupun

lingkungannya.

b. Kemakmuran dunia
Manusia adalah makhluk Allah yang diberi potensi dan
kekayaan yang dikenal dengan akal dan budi. Dari potensi dan
kekayaan akal budi tersebut, muncul karya- karya manusia yang terus
berkembang , baik untuk kebutuhan jasmani maupun rohani. Yang
termasuk didalamnya adalah hasil-hasil ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Sebagai makhluk Allah yang diberi tugas untuk

memakmurkan dunia ini, hendaklah hasil karya manusia khususnya
teknologi dapat menjadi bagian dari amal shaleh , dan upaya manusia
dalam rangka menjalankan fungsi khalifah, memakmurkan dunia ini.
Selain itu, meningkatkan ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT.
c. Kemajuan peradaban manusia
Peradaban manusia dulu

dan

kini

dibangun

melalui

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejarah peradaban
mengajarkan bahwa manusia tidak dapat hidup dari alam pertama
(asli) sebagai layaknya hewan. Manusia mulanya memang hidup dari
pemberian kekayaan alam sekitarnya yang masih mentah dan belum
diolah. Karena keberhasilan ilmu pengetahuan, kini kehidupan

manusia menjadi lebih baik dengan teknologi yang dikembangkannya.
d.

Memberikan kemudahan dalam berama shaleh
Manusia diciptakan untuk mengemban tugas sebagai hamba

Allah dan khalifah-Nya dimuka bumi ini, dimaksudkan agar mampu
mengisi dan mengarahkan dinamika kehidupan itu sehingga dapat
menghasilkan nilai-nilai kebajikan, amal shaleh yang abadi di sisi
Allah.
Tujuan pengembangan teknologi bagi umat Islam secara umum selalu
dikaitkan dengan tujuan hidup manusia yaitu mancari ridha Allah
melalui dua fungsi hidupnya yaitu selaku hamba Allah berkewajiban
untuk senantiasa beribadah dan mengabdikan diri untuk menggapai
ridha-Nya dan selaku khalifah-Nya, bertugas melestrikan lingkungan
alam semesta dan menatanya untuk kemakmuran hidup manusia.
Karena itu, teknologi sebagai suatu hasil karya manusia harus
digunakan untuk mendukung kehidupan manusia agar hidupnya dapat
bahagia, sejahtera, adil dan seimbang. Dengan teknologi, alam yang
terbentang luas ini sengaja diciptakan oleh Allah agar dimanfaatkan
sebesar- besarnya bagi kemakmuran hidup manusia.

D. IPTEK Dalam Membantu Mahasiswa Menjalankan
Tugasnya Sebagai Khalifah
Dari hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa untirta S1
Akuntansi, dapat diketahui beberapa hal. Beberapa mahasiswa
mengasumsikan bahwa IPTEK memberikan mahasiswa pemahaman atas
kuasa Allah yang begitu luar biasa, sehingga dapat mengenal Allah.

Mereka masih belum mengetahui mengenai manfaat IPTEK untuk
lungkungan, bahkan ada mahasiswa yang sama sekali tidak mengetahui
tugasnya sebgai khalifah. Jika manusia itu sendiri tidak mengetahui
tugasnya, bagaimana mereka dapat mengamalkan IPTEK.

E. Simpulan
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna mengemban tugas sebagai
khalifah di alam semesta ini. Tugas ubudiyah manusia adalah beribadah kepada Allah,
Secara Fungsional sebagai khalifah, dan tugas oprasionalnya adalah memakmurkan
dan memilhara bumi.
IPTEK membantu manusia untuk lebih mengenal tuhan. IPTEK membuktikan
kebesaran Allah yang telah tercantum di al-qur’an. Selain itu, IPTEK juga membantu
manusia dari berbagia aspek, baik untuk ibadah maupun lingkungan.
Masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui perannya sebagai khalifah
dimuka bumi ini.

F. Daftar Pustaka
Sudjana, Eggi, Dr.” Islam fungsional. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
An-Najjar, Zaghlul, Prof. Dr. “Sains Dalam Hadis”. Jakarta: Amzah,
2011.
Avicena. Kontroversi Islam Dan Sains. Yogyakarta: leutikaprio, 2012.
Kementrian Agama RI, “Tafsir Ilmi: Penciptaan Jagat Raya”.
Kementrian Agama RI, 2012.
http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-tugas-dan-peranmanusia-sebagai.html
http://www.gudangnews.info/2015/02/makalah-pendidikan-agama-islamtentang_12.html
http://dstarzmuslim.blogspot.co.id/2013/03/fungsi-peranan-dan-fungsimanusia.html