Perkembangan Anak perkembangan anak perkembangan anak

Manusia adalah mahluk Allah yang paling
sempurna !!

SETIAP ANAK TERLAHIR GENIUS !!
IQ:
Kecerdasan Intelektual
1. 100 milyar Neuron
2.

1000 triliun titik
sambungan
sinaptik

3.

280 kuintiliun
memori

7 Kecerdasan
1.
LOGIKA MATE-MATIKA

Kognitif:
2. BAHASA

Hanya
3. SPASIAL
5% Sd 20% saja
4. SENI
Kontribusinya
5. KINETIK
terhadap
6. PENGELOLAAN DIRI!
keberhasilan
7. PENGELOLAAN ORANG
LAIN

Manusia adalah mahluk Allah yang paling
sempurna !!

SETIAP ANAK TERLAHIR SUCI !!
TABULA RASA


E Q & SQ :
Kecerdasan Emosi
&
Kecerdasan Spiritual
S.D 80% Kontribusi
terhadap
keberhasilan!

C. ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Ada 6 aspek perkembangan anak yang sangat penting dan harus
dipertimbangkan sebagai fungsi interaksi. Pertumbuhan anak
pada 6 aspek perkembangan ini membentuk fokus sentral dari
pengembangan kurikulum bermain kreatif pada anak usia dini.
1. Kesadaran Personal:
1.
2.

Bermain mendukung anak untuk tumbuh secara mandiri dan
memiliki kontrol atas lingkungannya.

Melalui bermain anak dapat menemukan hal yang baru
bereksplorasi, meniru dan mempraktikkan kehidupan sehari-hari
sebagai sebuah langkah dalam membangun keterampilan
menolong dirinya sendiri , keterampilan ini membuat anak
merasa kompeten

2. Pengembangan Emosi:
1.
Melalui bermain anak dapat belajar menerima , berekspresi dan
mengatasi masalah dengan cara yang positif

3. Membangun Sosialisasi:
1.

Bermain memberi jalan bagi perkembangan sosial anak ketika berbagi
dengan anak lain , sebagai sarana bagi pengembangan kemampuan
bersosialisasi dan memperluas empati terhadap orang lain serta
mengurangi sikap egosentris. Mereka juga belajar sikap prososial
seperti menunggu giliran, kerja sama, saling membantu dan berbagi


4. Pengembangan Komunikasi:
2.

3.

Bermain merupakan alat yang paling kuat untuk membelajarkan
kemampuan berbahasa anak. Anak dapat memperluas kosa kata dan
mengembangkan daya penerimaan serta pengekspresian kemampuan
berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang
dewasa pada situasi bermain secara spontan
Secara spesifik bermain dapat memajukan perkembangan komunikasi
dari segi komunikasi: bahasa reseptif (penerimaan; yaitu mengikuti
petunjuk-petunjuk dan memahami konsep dasar, ekspresif (yaitu
kebutuhan mengekspresikan keinginan, perasaan, penggunaan katakata, frase, kalimat dan berbicara secara jelas dan terang), komunikasi
nonverbal (yaitu penggunaan komunikasi kongruen , ekpresi muka ,
isyarat tubuh, isyarat tangan) dan memori pendengaran /pembedaan
(yaitu memahami bahas berbicara dan membedakan bunyi)

5. Pengembangan Kognitif :
 Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat


dengan lingkungan, untuk bermain dan bekerja menghasilkan suatu karya,
serta untuk memenuhi tugas –tugas perkembangan kognitif lainnya
 Selama bermain anak menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan
dan alat, berinteraksi dengan orang lain dan mulai merasakan dunia
mereka
 Bermain adalah awaln untuk semua fungsi kognitif lainnya

6. Pengembangan Kemampuan Motorik :
 Kesempatan

yang luas untuk bergerak, pengalaman belajar untuk
menemukan. Aktivitas sensori motor yang meliputi penggunaan otot besar
dan kecil memungkinkan anak untuk memenuhi perkembangan perseptual
motorik pada beberapa area:








Koordinasi pada mata-tangan atau mata-kaki : seperti menggambar, menulis,
melempar, menangkap, menendang dll
Kemampuan motorik kasar : seperti melompat, berbaris, berguling, merayap dll
Kemampuan statis (bukan motorik kasar): seperti menekuh, meraih, memutar dll
Manajemen tubuh dan kontrol : seperti menunjukkan kepekaan tubuh,
keseimbangan, kemampuan untuk memulai, berhenti

D. POLA PERKEMBANGAN ANAK
Kelahiran sd 3
Thn

3 – 4 Tahun

5– 6 Tahun

7 – 8 Tahun

Kelahiran sd 3

Thn

3 – 4 Tahun

5– 6 Tahun

7 – 8 Tahun

a. Tahap Sensori Motor (Usia 0-2 tahun):
 Terbatas pada gerakan refleks
 Waktu sekarang dan ruang yang dekat saja
 Mulai
mengembangkan
kebiasaan-kebiasaan

awal
 Mereproduksi
berbagai
kejadian
yang

menurutnya menarik
 Mulai menggunakan beberapa hal atau peralatan
untuk mencapai tujuannya
 Melakukan
berbagai
eksperimen
dan
menemukan berbagai cara baru

b. Tahap Pra-Operasional (Usia 2 – 7 tahun):
 Adalah prosedur melakukan tindakan secara mental
terhadap objek-objek, mulai menerima rangsangan yang
masih terbatas
 Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan
secara logika tidak memadai. (intuitif dan imajinatif)
 Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan
merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata.
Kemampuan bahasa mulai berkembang walau pola pikir
masih statis dan belum bisa berpikir abstrak
 Persepsi mengenai waktu dan tempat masih terbatas

 Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan
untuk melihat dari sudut pandang orang lain.
 Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu
ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau
bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua
benda bulat walau warnanya berbeda-beda.

•Perkembangan yang jelas terlihat pada masa ini
berbeda dengan masa sebelumnya ialah
kemampuan mempergunakansimbol.
•Fungsi simbolik, yakni kemampuan untuk
mewakilkan sesuatu yang tidak ada, tidak terlihat
dengan sesuatu yang lain atau sebaliknya sesuatu
yang tidak ada. Fungsi simbolik ini bisa nyata atau
abstrak.
•Dengan berkembangnya kemampuan
mensimbolisasikan ini, anak memperluas ruang
lingkup aktivitasnya yang menyangkut hal-hal yang
sudah lewat, atau hal-hal yang akan datang, dan
masa sekarang.

•Pada akhir masa pra-operasional, dasar-dasar
pengelompokkan benda atas dasar sifat-sifat
khusus dan benda-benda tersebut sudah bisa
dilakukan, tetapi baru dengan satu dimensi saja.
Piaget mengatakan anak-anak pada masa pra
operasional belum bisa memusatkan perhatian pada dua

b. Tahap Konkret -Operasional (Usia 7 – 11 tahun):
 Mulai
bisa menjalankan operasional dan menggunakan
logika (mulai bisa menyelesaikan tugas menggabungkan,
memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan
membagi)
 Proses tahapan pentingnya :
 Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut
ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda
berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda
yang paling besar ke yang paling kecil.
 Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan


mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya,
ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa
serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya
ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki
keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua
benda hidup dan berperasaan)

 Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau

benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan
awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa
4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah
sebelumnya.
 Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau
jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan
pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda
tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang
seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air
dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas
itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
 Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk
melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat
orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai
contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan
boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian
Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru
Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit
akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka
itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu

b. Tahap Formal -Operasional (Usia 11 – dewasa)
 Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan
untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan
menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.
 Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal
seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala
sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada
"gradasi abu-abu" di antaranya.
 Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat
pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya),
menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis,
kognitif, penalaran moralperkembangan psikoseksual, dan
perkembangan sosial.
 Beberapa
orang
tidak
sepenuhnya
mencapai
perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak
mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa
dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional
konkrit.

CIRI TERPENTING HARUS DIPAHAMI DARI
4 TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF :
1. Walau

2.
3.

4.
5.

6.

tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia
bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada
tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
Universal (tidak terkait budaya)
Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi
yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua
konsep dan isi pengetahuan
Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang
terorganisasi secara logis
Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup
elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih
terdiferensiasi dan terintegrasi)
Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif
dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN ANAK
(Teori Piaget)
2. ASPEK PERKEMBANGAN FISIK:
 Perkembangan motorik merupakan pengendalian gerakan
jasmaniah melalui
kegiatan pusat syaraf dan otot-otot
terkoordinasi
 Terdiri :
 Keterampilan Motorik Kasar :

Keterampilan atau gerakan kasar seperti

berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga.


Keterampilan Motorik Halus :

Perkembangan motorik halus anak ditekankan pada
koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan
dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu
objek dengan menggunakan jari tangan.

3. ASPEK PERKEMBANGAN BAHASA:
Tahapan perkembangannya :
1. Periode Pre-Lingual (Usia 0-1 tahun) :




Ciri utama adalah anak mengoceh untuk dapat berkomunikasi dengan
orang tua
Bersifat pasif menerima stimulus dari luar tapi akan memberi respon
yang berbeda (senyum pada yang dikenal, menangis kepada yang tidak
dikenal atau ditakutinya)

Periode Lingual (Usia 1- 2,5tahun):

2.


Sudah mampu membuat kalimat , satu dua kata dalam percakapan
dengan orang lain

Periode Diferensial (Usia 2,5 – 5 tahun):

3.




Anak memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan peraturan tata
bahasa yang baik dan benar,
Perbendaharaan katanya sedang berkembang secara baik dilihat dari
kuantitas dan kualitas

Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk
bisa membaca menulis anak perlu mengenal beberapa kata dan
beranjak memahami kalimat. Dengan membaca anak belajar banyak
kosa kata. Anak belajar bahasa melalui membaca buku cerita dengan
nyaring untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa

4. ASPEK PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL
Tahapannya :
1. Percaya vs Curiga (usia 0-2tahun):

Bila dalam merespon rangsangan anak mendapat pengalaman
yang menyenangkan akan percaya diri dan sebaliknya bila
mendapat pengalaman tidak menyenangkan akan curiga
2. Mandiri vs Ragu (usia 2-3 tahun):

Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau
melemaskan seluruh otot tubuhnya yang akan menimbulkan rasa
mandiri jika lingkungan tidak memberi kepercayaan dan terlalu
banyak bertindak untuknya maka akan menimbulkan rasa malu
dan ragu-ragu
3. Berinisiatif vs Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun):

Anak mulai lepas dari orang tuanya dan mampu bergerak bebas &
berhubungan dengan lingkungan sehingga akan menimbulkan
inisiatif pada anak. Namun jika belum bisa lepas dari ikatan orang
tua dan berinteraksi dengan lingkungan akan muncul rasa bersalah
pada diri anak
4. Percaya Diri vs Rasa Rendah Diri (Usia 6 tahun – pubertas):

Anak sudah dapat melakukan tugas perkembangan dan
menyiapkan diri masuk usia dewasa, Perlu menguasai
keterampilan tertentu agar percaya diri

DETEKSI TUMBUH
KEMBANG
UNTUK MELAKUKAN SUATU DETEKSI TUMBANG HARUS

DIPAHAMI DULU TENTANG PERKEMBANGAN ANAK
SALAH SATU ALATNYA ADALAH DDTK (DETEKSI DINI
TUMBUH KEMBANG ANAK) YANG DISUSUN MENURUT 5
ASPEK PERKEMBANGAN DAN KELOMPOK UMUR ANAK
1. GERAKAN MOTORIK KASAR
2. GERAKAN MOTORIK HALUS
3. PENGAMATAN
4. BICARA AKTIF
5. SOSIALISASI

USIA ANAK DALAM BULAN:

Gerakan Kasar
Gerakan Halus
Sosialisasi

8

4

Pengamatan

Bicara

USIA ANAK DALAM BULAN:

Gerakan Kasar
Gerakan Halus
Sosialisasi

18

1
2

Pengamatan

Bicara

USIA ANAK DALAM BULAN:
Gerakan Kasar
Gerakan Halus
Sosialisasi

3
6

2
4

Pengamatan

Bicara

USIA ANAK DALAM BULAN:
6
0

4
8

DETEKSI DILAKUKAN SETIAP 4 BULAN SAMPAI USIA 1

TAHUN, LALU SETIAP 6 BULAN SAMPAI 2 TAHUN DAN
SETIAP TAHUN SAMPAI USIA 5 TAHUN
JIKA KEMAMPUAN:
TERTINGGAL HANYA 1 ASPEK DAN 1 TINGKAT USIA MAKA
PERLU PERANGSANGAN
TERTINGGAL 1 ASPEK TETAPI LEBIH DARI 1 TINGKAT USIA
MAKA PERLU DIRUJUK KARENA TERMASUK ANAK LAMBAT
BERKEMBANG
TERTINGGAL LEBIH DARI 2 ASPEK DAN 1 TINGKAT UMUR
MAKA TERMASUK ANAK FAKTOR RESIKO BERKEBUTUHAN
KHUSUS DAN PERLU DIRUJUK
JADI KITA DAPATKAN:
1. ANAK YANG SESUAI PERKEMBANGAN
2. ANAK YANG TERLAMBAT PERKEMBANGAN
3. ANAK YANG TERMASUK FAKTOR RESIKO , BERKEBUTUHAN
KHUSUS