PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN DAN MENGGUNAKA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

2015

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM INFORMASI TERUTAMA PADA PENGELOLAAN
HUTAN TROPIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Perpetaan
Asuhan Indah Nirtha , ST. M,S.

Oleh
Titis Sofi Hanifa

H1E114229

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU

2015/2016

1

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

2015

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM INFORMASI TERUTAMA PADA PENGELOLAAN
HUTAN TROPIS

1. PENDAHULUAN
Permasalahan Lingkungan sering terjadi akibat lemahnya perencanaan dalam
pembangunan wilayah, Permasalahan lingkungan perkotaan kemacetan dan pemukiman
merupakan contoh belum optimalnya perencanaan. Permasalahan lingkunagan seperti
kerusakan lahan, erosi, sampah merupakan akibat dari lemahnya perencanaan dalam
pembangunan. Dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan, khususnya dalam
perancanaan pembangunan wilayah, sistem informasi geografis dapat diandalkan untuk
berperan dalam proses perencanaan, selain itu SIG juga dapat melakukan pemantauan

atau monitoring dan membuat model yang berguna untuk memprediksi permasalahan ke
depan. Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola
data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan).
Atau dalam arti lain, merupakan salah satu sistem komputer yang memiliki
kemampuan membangun, menyimpan, mengelola dan menampilakan informasi
bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam
sebuah bentuk database, bisa juga memasukkan orang yang membangun dan
mengoprasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Hutan tropis merupakan ekosistem dan juga sumber daya alam yang penting,
baik secara lokal maupun global. Beberapa fungsi dari hutan tropis adalah: produktif
(ekonomis), perlindungan (ekologis), psikologis dan

keagamaan, serta wisata dan

pendidikan. Luas hutan tropis berkurang dengan sangat cepat selama tiga dekade
belakangan ini dan laju kerusakan hutan tropis adalah tertinggi di dunia. Faktor-faktor
pendorong kerusakan hutan tropis berbeda dari negara ke negara, tetapi pada dasarnya
bisa dikelompokkan menjadi tiga: faktor sosial-ekonomi, meliputi pertambahan
penduduk, pertumbuhan ekonomi, kemiskinan; faktor fisik dan lingkungan, meliputi
kedekatan dari sungai dan jalan, jarak ke pusat kota, topografi, kesuburan tanah; dan


2

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

2015

kebijakan pemerintah, meliputi kebijakan di bidang pertanian, kehutanan, dan lain-lain.
Dengan begitu banyaknya permasalahan yang ada pada hutan tropis ini untuk beberapa
Negara terutama Negara maju telah menggunakan Sistem Informasi Geografis untuk
pengelolaan pada hutan tropis tersebut.

2. PEMBAHASAN
Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data
yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti lain,
merupakan salah satu sistem komputer yang memiliki kemampuan membangun,
menyimpan, mengelola dan menampilakan informasi bereferensi geografis, misalnya
data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah bentuk database, bisa juga
memasukkan orang yang membangun dan mengoprasikannya dan data sebagai bagian
dari sistem ini. Berikut adalaha beberapa definisi Sistem Informasi Geografis yang telah

beredar :
a. Marbel et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
b. Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan
untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan
kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan
yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
c. Berry (1988), SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta
otomatisasi data keruangan.
d. Aronoff (1989), SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki
kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan
data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi
dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir
(output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah
yang berhubungan dengan geografi.

3

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

2015


e. Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan
keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi
dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi
tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang
diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur
organisasi.
f. Chrisman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang
digunakan

untuk

mengumpulkan,

menyimpan,

menganalisis,

dan


menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan
bumi.
g. Kang-Tsung Chang (2002), mendefinisikan SIG sebagai : is an a computer
system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic
data
Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara terperinci Sistem
Informasi Geografis dapat beroperasi dengan komponen - komponen sebagai berikut :
a. Orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang mengoperasikan,
mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang
yang menjadi bagian dari SIG beragam, misalnya operator, analis,
programmer, database administrator bahkan stakeholder.
b. Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi
informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query,
overlay, buffer, jointable, dsb.
c. Data yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis dapat berupa data
grafis dan data atribut.


Data posisi / koordinat / grafis / ruang / spasial, merupakan data


yang merupakan representasi fenomena permukaan bumi/keruangan yang
memiliki referensi (koordinat) lazim berupa peta, foto udara, citra satelit
dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebut.

4

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI



2015

Data atribut / non-spasial, data yang merepresentasikan aspek-

aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus
penduduk, catatan survei, data statistik lainnya.
d. Software adalah perangkat lunak Sistem Informasi Geografis berupa program
aplikasi yang memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan,
analisis dan penayangan data spasial ( contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO,

ILWIS, MapInfo, dll ).
e. Hardware, perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem berupa
perangkat komputer, printer, scanner, digitizer, plotter dan perangkat
pendukung lainnya.

Gambar dari Komponen SIG
Dengan Sistem Informasi Geografis kita akan dimudahkan dalam melihat
fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik.SIG mampu mengakomodasi
penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data
yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Dengan
tersedianya komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar seperti
saat ini, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan

5

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

2015

menampilkannya. SIG juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang

akan menjadi lebih mudah.
Manfaat Sistem Informasi Geografis dalam pengembangan lingkungan secara
umumnya yaitu:
1. Memberikan informasi yang mendekati kondisi dunia nyata, memprediksi suatu
hasil dan perencanaan strategis.
2. Menjelaskan tentang lokasi atau letak. Lokasi dapat dijelaskan dengan memberi
keterangan tentang, nama, kode pos, letak latitude dan atribut lain tentang suatu
daerah. SIG menyimpan informasi ini sebagai data atribut dan digambarkan
secara spasial. Contoh : menjelaskan tentang lokasi.
3. Menjelaskan kondisi ruang. Ruang yang dimaksud adalah tempat tertentu
dengan satu atau beberapa syarat tertentu. Misal : dibutuhkan informasi untuk
pemukiman yang ideal, sedangkan pemukiman yang ideal pasti memiliki syarat
tertentu yang sesuai dengan pemukiman tersebut Pada akhirnya dengan SIG,
dapat menjelaskan secara keseluruhan tentang kondisi suatu kawasan dalam
kaitannya dengan tujuan tertentu
4. Menjelaskan suatu kecenderungan(TREND).

Beberapa Peranan SIG yaitu:
1. Meningkatkan pengintegrasian organisasi
Banyak organisasi yang sudah mengimplementasi SIG menemukan kenyataan,

bahwa keuntungan utama yang mereka dapatkan adalah peningkatan kinerja manajemen
terhadap organisasi maupun pengelolaan sumberdayanya. hal itu terjadi karena SIG
memiliki kemampuan untuk menghubungkan berbagai perangkat data secara bersamaan
berdasarkan geografis, memfasilitasi informasi-informasi yang terjadi antar bagian,
untuk saling termanfaatkan dan dikomunikasikan.
Dengan membuat sebuah database yang bisa dimanfaatkan bersama, maka
sebuah bagian akan memperoleh keuntungan dari hasil kerja dari bagian lain, di mana

6

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

2015

akan berlaku ketentuan, bahwa data cukup sekali dikoleksi, tetapi bisa dimanfaatkan
berkali-kali.
2. Membuat keputusan-keputusan lebih sempurna
SIG bukan sebuah sistem yang mampu membuat keputusan secara otomatis. SIG
hanya sebuah sarana untuk pengambilan data, menganalisanya, dari kumpulan data
berbasis pemetaan untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Teknologi SIG

banyak digunakan untuk membantu berbagai kegiatan pekerjaan seperti penyajian
informasi pada saat pembuatan perencanaan, membantu memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kekacauan teritorial.SIG juga bisa digunakan untuk membantu meraih
keputusan mengenai lokasi perumahan baru yang memiliki sesedikit mungkin pengaruh
lingkungan, berada di lokasi yang memiliki resiko paling sedikit, dan berada dekat
dengan pusat kegiatan kependudukan. Informasi bisa disajikan secara ringkas dan jelas
berupa gambar peta, yang dilampiri dengan laporan, memungkinkan para pemgambil
keputusan untuk memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah nyata dibanding
dengan upaya memahami data. Karena produk SIG bisa dibuat secepatnya, dengan
berbagai skenario, untuk kemudian dievaluasi secara efektif dan efisien.
Sistem kerja Sistem Informasi Geografis terdiri dari Sistem manual (analog)
dan, Sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar
terletak pada cara pengelolaannya. Sistem informasi manual biasanya menggabungkan
beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto
udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Dari kesemua data tersebut
dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer . Sistem Informasi
Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui
proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta
foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi. SIG
menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atribut-atributnya di dalam
satuan yang disebut layer. Sungai bangunan jalan, laut batas-batas administrasi,
perkebunan dan hutan merupakan contoh-contoh layer. Kumpulan dari layer-layer ini
akan membentuk basisdata SIG.

7

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

2015

Beberapa alasan penggunaan SIG, antara lain:
a. SIG sangat efektif dalam membantu proses-proses pembentukan, pengembangan,atau
perbaikan peta mental yang telah dimiliki oleh setiap orang yang selalu
berdampingan dengan lingkungan dunia nyata.
b. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang effektif, menarik, dan menantang
dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, dan pendidikan
mengenai ide atau konsep lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan unsur-unsur
geografis yang terdapat dipermukaan bumi berikut data atribut terkait yang
menyertainya.
c. SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan komprehensif terhadap suatu
masalah nyata yang terkait spasial permukaan bumi. Semua entitas yang dilibatkan
dapat divisualkan untuk memberikan informasi baik yang tersirat (implisit) maupun
yang tersurat (eksplisit).
d. SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi hingga
sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun non-spasial, memiliki
kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
e. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut
atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan
untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan
mudah.
f. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di
permukaan bumi ke dalam bentuk layer, tematik, atau coverage data spasial. Dengan
layer ini permukaan bumi dapat ‘’direkonstruksi’’ kembali atau dimodelkan ke
dalam bentuk nyata (real world tiga dimensi) dengan menggunakan data ketinggian
berikut layer tematik yang diperlukan.
g. SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan untuk selalu
melakukan interpretasi secara manual. Dengan demikian, SIG dengan mudah dapat
menghasilkan data spasial tematik yang merupakan (hasil) turuan dari data spasial
yang lain (primer) dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.

8

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

2015

Penggunaan Sistem Informasi Geografis untuk kehutanan tropis di Negara
berkembang belum lama dimulai, dan cukup bervariasi antar negara, yaitu dalam hal
tujuannya, aplikasi, skala operasional, kesinambungan, dan pembiayaan. Proses
dimulainya penggunaan Sistem Informasi Geografis di Negara berkembang pada
umumnya adalah dari proyek percontohan, dan bukan sistem yang berjalan secara
operasional. Oleh karena itu SIG sebagian besar dikembangkan tanpa sebuah obyektif
jangka panjang untuk mengintegrasikannya dengan SIG atau basis data lain. Sistem
Informasi Geografis sebagian besar bukan dimaksudkan untuk digunakan oleh banyak
orang dan biasanya dirancang untuk keperluan khusus.
Sistem Informasi Geografis lebih banyak dikembangkan pada level regional
daripada level nasional dan urban. Dataset kebanyakan terdiri dari data biofisik,
sedangkan data sosial-ekonomi jarang tercakup. Karena pendanaan dari pengembangan
SIG kebanyakan dari bantuan internasional, proyek SIG cenderung dikelola oleh ahli
yang biasanya masa kerjanya pendek, dan bukan oleh staf lokal. Selain kendala yang
berkaitan dengan proses dimulainya pengembangan SIG di atas, beberapa faktor lain
yang menghambat pemakaian dan pengembangan SIG di Negara berkembang adalah
kurangnya sumber dana , kurangnya pendidikan pada bidang ini, kurangnya komunikasi
antara para birokrat dengan teknokrat, rendahnya alur informasi, faktor politis yang
berubah dengan cepat, kurangnya keleluasaan untuk memilih dan mengembangkan SIG
karena bantuan asing yang biasanya cukup mengikat.
Sebagaimana diketahui, inventori dan monitoring merupakan dasar dari
pengelolalaan hutan yang baik. Kendala utama dalam inventori dan monitoring adalah
keterbatasan dalam pengambilan data, karena luasnya area, sulitnya mencapai area,
panjangnya waktu yang diperlukan dan keterbatasan sumber daya manusia. SIG,
terutama dengan sistem PJ, yang bisa menjangkau area yang luas dengan dukungan
frekuensi yang cukup tinggi merupakan sebuah terobosan dalam aspek inventori dan
monitoring. Akan tetapi di Negara berkembang praktek inventori dan monitoring
dengan menggunakan SIG masih sangat jauh dari optimal. Perlindungan hutan dari
akibat kegiatan manusia, api, gulma dan penyakit adalah aspek penting dalam
kehutanan tropis. Aplikasi SIG dalam aspek ini terutama adalah untuk mempelajari

9

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

2015

kebakaran hutan. Akan tetapi sebagian besar proyek ini adalah proyek penelitian dan
bukan perencanaan dan pengelolaan yang operasional.
Hasil hutan yang paling utama adalah kayu. Penebangan hutan yang
mempertimbangkan dampak negative yang ditimbulkan

terhadap lingkungan

memerlukan perencanaan yang baik dan benar. Pemodelan hutan secara spasial
menggunakan Sistem Informasi Geografis sangat membantu dalam perencanaan dan
strategi penebangan hutan, akan tetapi aplikasi ini kebanyakan dipakai di Negara-negara
maju, dan pada umumnya masih dalam tahap penelitian.
Rehabilitasi hutan begitu penting dilakukan,

terutama mengingat besarnya

luasan hutan yang rusak, adalah aspek yang sanga t memerlukan banyak perhatian
sekaligus sangat kompleks dengan tingkat kesuksesan yang rendah. Sistem Informasi
Geografis dapat membantu masalah dari rehabilitasi hutan dalam tahap penelitian dan
pemetaan lokasi, pemilihan species yang cocok, lokasi pembibitan dan infrastruktur lain
dan juga dalam tahap monitoring dan evaluasi. Akan tetapi proyek atau penelitian yang
berkaitan dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk rehabilitasi hutan sangat
sedikit, meskipun di negara maju sekalipun.
Dalam beberapa dekade ini ada kecenderungan bergesernya fokus kehutanan
dari industri ke arah perlindungan lingkungan dan kegunaannya untuk masyarakat lokal.
Informasi tersebut sebenarnya merupakan syarat untuk menentukan arah dari
pelaksanaan pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat. Informasi sosial-ekonomi
terutama merupakan informasi yang sangat penting. Penggunaan Sistem Informasi
Geografis dalam aspek ini, baik di negara berkembang maupun di negara maju, masih
sangat minimal .
Dalam aspek konservasi hutan dan keragaman hayati, menentukan area prioritas
dan hotspot dari keragaman hayati adalah hal paling mendasar. Aplikasi SIG untuk ini,
baik di negara maju maupun di negara berkembang, sudah cukup banyak. Hutan tropis
mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam perubahan pada iklim global. Sistem
Informasi Geografis merupakan alat yang sangat berguna dalam penelitian perubahan
iklim, yaitu dalam hal pengorganisasian data, dalam bentuk basis data global, dan
kemampuan analisa spasial untuk pemodelan.

10

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

2015

Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk penelitian perubahan iklim
berkembang pesat, tetapi untuk negara berkembang masih sangat terbatas. Basisdata
spasial akan semakin penting dalam hal mendukung pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan pengelolaan hutan. Beberapa basisdata global yang mencakup area
hutan tropis sudah tersedia, yaitu meliputi basisdata topografi, hutan tropis basah, iklim
global, perubahan iklim global, citra satelit, konservasi dan tanah.

3. KESIMPULAN
Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data
yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Dengan Sistem Informasi
Geografis kita akan dimudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif
yang lebih baik. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan
penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra
satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Dengan tersedianya komputer dengan
kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat ini, SIG akan mampu
memproses data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya dengan sangat baik. SIG
juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang akan menjadi lebih
mudah.
Dalam penggunaan Sistem Informasi Geografis untuk pengelolaan hutan tropis
memang banyak kelebihan yang diperoleh namun tidak dapat dihindari adapula
kekurangan dalam penggunaan Sistem Informasi Geografis ini, seperti harus tersedianya
dana yang cukup besar, kurangnya pendidikan pada bidang ini, kurangnya komunikasi
antara para birokrat dengan teknokrat, rendahnya alur informasi, faktor politis yang
berubah dengan cepat, kurangnya keleluasaan untuk memilih dan mengembangkan SIG
karena bantuan asing yang biasanya cukup mengikat. Namun dari beberapa kekurangan
tersebut

penggunaan

Sistem

Informasi

Geografis

sangat

membantu

dalam

menyelesaikan masalah dari rehabilitasi hutan dalam tahap penelitian dan pemetaan
lokasi, pemilihan species yang cocok, lokasi pembibitan dan infrastruktur lain dan juga
dalam tahap monitoring dan evaluasi pada lingkungan hutan tropis tersebut.

11

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

2015

DAFTAR PUSTAKA

Anisah Aini .2007. Sistem Informasi Geografis Pengertian Dan Aplikasinya.
Stmik Amikom. Yogyakarta.
Boy Macklin, Kharistya Amaru, Nurpilihan Bafdal. 2011. Sistem Informasi Geografis.
Padjadjaran. Bandung.
Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan Arcview Gis.
Andi Offset. Yogyakarta.
Darmawan, Mulyanto.2011. Sistem Informasi Geografi (Sig) Dan Standarisasi
Pemetaan Tematik . Bakosurtanal. Jakarta
Ida Narulita, Arif Rahmat, Rizka Maria. 2008. Aplikasi Sistem Informasi Geografi
Untuk Menentukan Daerah Prioritas Rehabilitasi Di Cekungan Bandung. Pusat
Penelitian Geoteknologi. Bandung.
Irwansyah, Edy. 2013. Sistem Informasi Geografis Prinsip Dasar Dan Perkembangan .
Digibooks. Yogyakarta.
Jusupta Tarigan, Atie Puntodewo, Sonya Dewi.2003. Sistem Informasi Geografis Untuk
Pengelolaan Sumberdaya Alam. Cifor. Jakarta.
Notohadiprawiro,

Tejoyuwono.

2006.

Sistem

Informasi

Pengertian

dan

Kepentingannya. Universitas Gajah Mada.Yogyakarta
Sudariyono. 2008. Rencana Induk Pengembangan Manajemen Data Spasial.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Jakarta.
Zainuddin, Mukti.2006. Aplikasi sistem Informasi Geografis Dalam Penelitian
Perikanan Dan Kelautan. Universitas Hasanuddin. Makasar.

12