PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP OPERASI (1)
PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP OPERASI PENJUALAN
DI PT. FASTRATA BUANA TASIKMALAYA
1
1
Cecep M. Kapi & 2Astri Windiastuti
Komputerisasi Akuntansi Politeknik Triguna Tasikmalaya, 2 Mahasiswa POLITRI Tasikmalaya
ABSTRAK – Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis mengenai Audit
Internal, Operasi Penjualan, dan Pengaruh Audit Internal terhadap Operasi Penjualan di PT Fastrata
Buana Tasikmalaya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan
verifikatif, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Populasi yang digunakan
pada peneliti sebanyak 35 responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana
dan uji t.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Audit Internal memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Operasi Penjualan di PT Fastrata Buana Tasikmalaya,
Kata kunci: Audit Internal, Operasi Penjualan
ABSTRACT. The objectives of this research are to know and analyze about Internal Audit,
Sales Operations, and the influence of Internal Audit to Sales Operations at PT. Fastrata Buana
Tasikmalaya.
Research method which applied in this research is descriptive and verificative research
method, while data collecting technique is done by through qeustionaire. The population used in
the research as many as 35 respondents.The analyzer applied is simple regression technique and
t test.
The result of this research are indicated that the Internal Audit has positive and
significant influence of the sales Operations at PT. Fastrata Buana Tasikmalaya.
Keyword: Internal Audit, Sales Operations.
1.
PENDAHULUAN
Audit internal merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian intern dalam
suatu organisasi, yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur
pengendalian intern lainnya.
Menurut Hiro Tugiman (2006: 11), adalah : “ Internal auditing adalah suatu fungsi
penilaian yang independen dalam suatu organiasasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan
organisasi yang dilaksanakan”
Menurut Mulyadi (2008: 12), Audit Internal adalah aktivitas penilaian secara independen
dalam suatu organisasi untuk meninjau secara kritis tindakan pembukuan keuangan dan tindakan
lain sebagai dasar untuk memberikan bantuan bersifat proteksi (melindungi) dan konstruktif bagi
pimpinan perusahaan.
Berdasarkan pengertian di atas diketahui bahwa audit internal merupakan suatu fungsi
penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai
kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran kepada manajemen. Audit Internal yang
memadai suatu perusahaan akan membantu manajemen menjaga keamanan harta milik
perusahaan dan dapat mencegah serta menemukan kesalahan-kesalahan dan penggelapan yang
dapat merugikan perusahaan.
Tujuan dari audit internal adalah memberikan pelayanan kepada organisasi, dalam rangka
membantu semua anggota organisasi tersebut. Bantuan yang diberikan sebagai tujuan akhir
adalah agar semua anggota organisasi dapat melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya secara efektif, atau lebih jauh lagi mencapai efektivitas optimal.
Disamping itu audit internal membantu manajemen dalam mencari kemungkinan yang
terbaik dalam penggunaan modal secara efektif dan efisien, termasuk peningkatan efektifitas
pengendalian dalam batas-batas biaya yang wajar. Semua bantuan pemeriksaan intern tersebut
diberikan melalui analisis-analisis, penilaian-penilaian, saran-saran, bimbingan dan informasi
mengenai aktivitas yang diperiksanya.
Pihak-pihak yang diberi bantuan yaitu meliputi manajemen dari semua tingkat hingga
dewan direksi, audit internal bertanggung jawab untuk memberikan kepada mereka informasi
mengenai kelayakan dan efektivitas dari pengendalian intern serta kualitas pelaksanaannya.
Menurut Reider (2002: 30) tujuan audit internal adalah sebagai berikut:
1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi perusahaan.
2. Untuk menilai apakah sumber daya yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien
dan ekonomis.
3. Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam tujuan yang ditetapkan oleh manajemen.
4. Memberikan rekomendasi kepada top manajemen untuk memperbaiki kelemahankelemahan yang terdapat dalam struktur pengendalian intern dan prosedur operasional
perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan dan efektivitas kegiatan
operasi perusahaan.
Penjualan adalah salah satu perusahaan, selain itu kegiatan operasional perusahaan, yang
merupakan bagian penting bagi setiap kegiatan perusahaan. Penjualan dapat menjamin
kelangsungan hidup perusahaan karena dari penjualan ini perusahaan akan mendapatkan laba
yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidup penjualan yang maksimal atau sesuai target
yang direncanakan dapat menjadi ukuran keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan
kegiatan usaha.
Aktivitas semua fungsi di perusahaan berpengaruh besar terhadap keberhasilan
perusahaan dan salah satunya adalah fungsi penjualan. Fungsi penjualan merupakan fungsi yang
dianggap sangat penting karena mempengaruhi berbagai jenis pelaksanaan pada bagian-bagian
yang ada dalam perusahaan.
Siagian (2001: 209) mengatakan bahwa jika diterima pendapat bahwa fungsi penjualan
merupakan salah satu fungsi terpenting dalam kehidupan suatu perusahaan dan bahwa seluruh
aspek kegiatan penjualan harus terselenggara dengan tingkat yang setinggi mungkin, berarti
harus pula diterima pandangan bahwa audit fungsi penjualan wajar dan tepat dijadikan salah
satu sasaran audit. Pada intinya dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan proses audit dengan
menjadikan fungsi penjualan sebagai sasarannya berorientasi pada pencarian dan penemuan
fakta dan informasi tentang seluruh kegiatan penjualan. Informasi yang terungkap akan
digunakan oleh manajemen puncak sebagai masukan untuk pengambilan keputusan, bukan
hanya tentang penyelenggaran fungsi penjualan di masa yang akan datang melainkan juga pada
berbagai kegiatan lain yang terjadi karena dilakukannya pembelian tertentu.
Pemeriksaan dan pengendalian terhadap kegiatan penjualan harus dilakukan karena hasil
yang diperoleh dalam kegiatan penjualan mempengaruhi signifikan terhadap laba yang diperoleh
perusahaan. Volume penjualan yang tepat, meningkatkan kepuasan penjualan melalui pelayanan
yang baik dan optimalkan keuntungan.
Setiap perusahaan yang bersifat profit oriented bertujuan untuk memperoleh laba yang
maksimal dalam menjalankan usahanya, sedangkan perusahaan menghadapi berbagai kendala
seperti kelangkaan output berupa produk, daya, sarana dan prasarana sehingga tidak pernah ada
alasan apapun yang membenarkan adanya inefisiensi dalam pengelolaan output tersebut.
Dalam kenyataannya, seringkali tujuan perusahaan untuk mencapai penjualan maksimal
tersebut terhambat oleh praktik-praktik kecurangan yang terjadi di dalam perusahaan. Dari sudut
pandang akuntansi dan audit, kecurangan adalah penggambaran yang salah dari fakta material
dalam buku besar atau laporan keuangan. Pernyataan yang salah dapat ditujukan pada organisasi
itu sendiri dengan cara menutupi atau menyamarkan penggelapan uang, ketidakcakapan,
penerapan dana yang salah atau pencurian atau penggunaan aktiva organisasi yang tidak tepat
oleh petugas, pegawai dan agen.
Kecurangan yang dilakukan oleh bagian penjualan adalah tidak sesuainya uang kas, cek,
giro yang diterima dan disetor dari pelanggan, terdapat penyimpangan price list, dan discount
yang diberikan kepada pelanggan, adanya penyatuan tugas antara penjualan, pengiriman barang
dan bagian penagihan. Kecurangan yang terjadi pada operasi penjualan akan mengakibatkan
perusahaan tidak bisa mencapai tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien sehingga bisa
merugikan perusahaan dalam jumlah besar.
Penelitian ini menitikberatkan pada kecurangan yang dilakukan oleh pihak di dalam
perusahaan, baik itu karyawan maupun manajemen. Perusahaan kecil maupun perusahaan besar,
milik negara atau daerah maupun swasta tidak kebal terhadap pencurian dan kecurangan. Akan
tetapi, seringkali pemilik perusahaan-perusahaan yang tidak begitu besar tidak percaya bahwa
hal itu bisa terjadi kepada mereka, padahal perusahaan tersebut juga rentan terhadap adanya
praktik pencurian dan kecurangan.
Perusahaan-perusahaan dengan skala yang tidak begitu besar biasanya mempunyai
karyawan yang tidak terlalu banyak, sehingga masih kurang dalam hal pemisahan tugas,
pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik
kepada karyawannya.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP OPERASI PENJUALAN DI PT.
FASTRATA BUANA TASIKMALAYA”.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Audit Internal
Auditing menurut Arens dan Loebbecke (2008: 19) didefinisikan sebagai “Proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai
suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria yang telah
ditetapkan”.
Pengertian audit internal menurut Hiro Tugiman (2004: 12-13) “Teori-teori dasar dan
konsep-konsep audit telah menjawab bahwa keberdaan atau alasan diadakan suatu audit dalam
organisasi adalah bahwa audit ditunjukan untuk memperbaiki kinerja. Suatu fungsi dapat
berbentuk sebuah perusahaan divisi, departemen, seksi, unit bisnis, fungsi bisnis, proses bisnis,
layanan informasi, sistem atau proyek. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan kinerja
organisasi maka berarti menunjang kearah perbaikan kinerja secara keseluruhan”. menyangkut
masalah-masalah operasi yang mempunyai cakupan luas.
Menurut Hiro Tugiman (2004: 44) aktivitas-aktivitas dalam ruang lingkup audit internal
terdiri dari:
1. Aktivitas kepatuhan (compliance) dilakukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan terhadap
prosedur, rencana, kebijakan, dan prinsip akuntansi yang telah diterapkan oleh manajemen
dan terhadap peraturan-peraturan pemerintah.
2. Aktivitas pengujian (verification) dilakukan untuk menguji keandalan data-data yang
disajikan atau dihasilkan oleh tiap-tiap bagian perusahaan yang meliputi pengujian terhadap
pengamanan harta perusahaan dari kemungkinan kerugian.
3. Aktivitas penilaian (evaluating) sangat erat kaitannya dengan kelayakan dan aktivitas
pengendalian intern perusahaan seperti penilaian terhadap efisiensi operasi dan prosedur
pencatatan serta penilaian terhadap pelaksanaan otorisasi dan tingkat kualifikasi hasil
penugasan yang berkaitan satu sama lain.
Hiro Tugiman (2004:20) tentang kualifikasi auditor internal: Kualifikasi auditor internal
mempunyai kewajiban pada profesi, manajemen, pemegang saham dan pada masyarakat umum
untuk selalu memelihara standar perilaku profesional yang tinggi.
Kualifikasi auditor internal terdiri dari:
1. Independensi
2. Kompetensi.
Menurut Hiro Tugiman (2004: 56) program audit internal adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Audit
Tahap perencanaan audit merupakan langkah yang paling awal dalam pelaksanaan kegiatan
audit intenal.
b. Pengujian dan pengevaluasian informasi
Pada tahap ini audit intern haruslah mengumpulkan, menganalisa, menginterprestasi dan
membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil audit.
c. Penyampaian hasil pemeriksaan
Laporan audit internal ditujukan untuk kepentingan manajemen yang dirancang untuk
memperkuat pengendalian audit internal, untuk menentukan ditaati tidaknya
prosedur/kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
d. Tindak lanjut hasil pemeriksaan
Audit intern terus menerus meninjau/melakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan
bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang
tepat.
2.2. Operasi Penjualan
Konsep penjualan menurut Basu Swastha (2000: 13) didefinisikan sebagai “Konsep
pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan, konsep
pemasaran
tersebut
terdiri
dari
orientasi
konsumen,
volume penjualan, dan
koordinasi/integrasi.”
Tiga elemen pokok konsep pemasaran yaitu:
1. Orientasi konsumen
2. Volume penjualan yang menguntungkan
3.
Koordinasi dan Integrasi.
Kebijakan dan prosedur operasi penjualan menurut Basu Swastha dalam Manajemen
Pemasaran Modern (2000: 58) “Kebijakan dan merupakan peraturan yang dibuat oleh
manajemen untuk melaksanakan kegiatan. Kebijakan ini merupakan peraturan untuk bertindak
dengan cara dan keadaan tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai suatu pedoman, keharusan,
atau pembatasan tindakan. Sedangkan prosedur adalah metode atau cara-cara yang digunakan
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan selaras dengan kebijakan yang telah ditentukan.
Kebijakan dan prosedur tersebut meliputi persiapan sebelum menjual, penerbitan lokasi
operasi penjualan, dan pendekatan pendahuluan.”
Kebijakan dan prosedur tersebut adalah:
1. Persiapan sebelum menjual
2. Penentuan lokasi operasi penjualan
3. Pendekatan Pendahuluan
4. Pelaksanaan Operasi Penjualan
3.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut
Sugiyono (2010:29), “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.”
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 7), “Metode verifikatif pada dasarnya ingin menguji
kebenaran kebenaran pengumpulan data di lapangan”.
3.1. Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2009: 59), “ Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa operasional variabel berfungsi untuk
menentukan jenis indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian,
sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Untuk
mengukur variabel penelitian, maka gambaran masing-masing variabel dirangkum pada tabel
operasionalisasi variabel berikut ini:
Variabel
Dimensi
a.
b.
c.
a.
2. Kualifikasi Auditor b.
Internal
a.
3. Program
Audit b.
Internal
c.
Audit
Internal 1. Ruang
Lingkup
(Variabel X)
Audit Internal
Indikator
Aktivitas Kepatuhan
Aktivitas Pengujian
Aktivitas Penilaian
Independensi
Kompetensi
Perencanaan Audit
Pengujian
&
Pengevaluasian Informasi
Penyampaian
Hasil
Pemeriksaan.
d. Tindak
Lanjut
Hasil
Skala
Likert
Operasi
Penjualan 1. Konsep Penjualan
(Variabel Y)
2. Kebijakan
&
Prosedur Operasi
Penjualan
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
Pemeriksaan
Orientasi Konsumen
Likert
Volume Penjualan
Koordinasi & Integrasi
Persiapan
sebelum
menjual
Penentuan
lokasi
penjualan
Pendekatan Pendahuluan
Pelaksanaan
Operasi
Penjualan
3.2. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah karyawan di PT. Fastrata Buana Tasikmalaya
sebanyak 35 orang.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik yaitu:
1. Wawancara (Interview).
Teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung denga pihakpihak yang terkait langsung dn berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti
(Sugiyono, 2013: 231).
2. Kuesioner.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009 :199)
3. Studi Kepustakaan
Menurut Nazir (2005: 65) “Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mempelajari, mengkaji dan memahami sumber-sumber data yang ada pada beberapa buku
yang terkait dalam penelitian.”
3.4. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Uji Validitas
b. Uji Reliabilitas
c. Analisi Terhadap Kuesioner
d. Analisis Regresi
e. Analisis Koefisien Determinasi.
3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan.
Menurut Sugiyono (2010:172) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data
yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Hasil uji validitas variabel independen yaitu Audit Internal menggunakan SPSS sebagai berikut:
Tabel 2. Uji Validitas Audit Internal
No.
r hitung
r tabel
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
0,506
0,689
0,875
0,734
0,691
0,501
0,700
0,514
0,630
0,678
0,578
0,630
0,507
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner
Berdasarkan hasil output di atas maka semua butir Audit Internal dikatakan valid karena
nilai rhitung pada semua butir lebih besar dari rtabel.
Hasil uji validitas variabel independen yaitu Operasi Penjualan menggunakan SPSS sebagai
berikut:
Tabel 3. Uji Validitas Operasi Penjualan
No. r hitung
r tabel
Keterangan
1
0,843
0,3338 Valid
2
0,821
0,3338 Valid
3
0,751
0,3338 Valid
4
0,569
0,3338 Valid
5
0,906
0,3338 Valid
6
0,670
0,3338 Valid
7
0,611
0,3338 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner
Berdasarkan hasil output di atas maka semua butir Operasi Penjualan dikatakan valid
karena nilai rhitung pada semua butir lebih besar dari rtabel.
3.4.2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2012: 121), “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Kondisi
itu dipengaruhi oleh konsistensi hasil dari penggunaan alat ukur yang sama yang dilakukan
secara berulang dan memberikan hasil yang relatif sama dan tidak melanggar kelaziman. Untuk
pengukuran subjektif, penilaian yang dilakukan oleh minimal dua orang bisa memberikan hasil
yang relatif sama (reliabilitas antar penilai). Menurut Eisingerich dan Rubera (2010: 27), “Nilai
tingkat keandalan Cronbach’s Alpha minimum adalah 0,70”. Dari keterangan di atas dapat
disimpulkan bahwa suatu data dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha> 0,70.
Hasil uji reliabilitas variabel independen yaitu Audit Internal sebagai berikut:
Tabel 4. Uji Reliabilitas Audit Internal
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.870
13
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner dengan SPSS
Dari hasil uji reliabilitas dengan SPSS diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,870,
karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70 maka pernyataan/pertanyaan variabel Audit
Internal dikatakan reliabel atau stabil dari waktu ke waktu.
Hasil uji reliabilitas variabel dependen yaitu Operasi penjualan sebagai berikut:
Tabel 5. Uji Reliabilitas Operasi Penjualan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.861
7
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner dengan SPSS
Dari hasil uji reliabilitas dengan SPSS diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,861,
karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70 maka pernyataan/pertanyaan variabel
efektivitas pelayanan jasa dikatakan reliabel atau stabil dari waktu ke waktu.
3.4.3.
Analisis Terhadap Kuesioner
Menurut Sugiyono (2007: 144), “Analisis terhadap kuesioner adalah teknik
pertimbangan data untuk menentukan pembobotan jawaban responden dilakukan dengan
menggunakan skala likert untuk jenis pertanyaan/ pernyataan tertutup yang berskala normal”.
Setelah data terkumpul melalui kuesione maka langkah selanjutnya adalah melakukan
tabulasi, yaitu memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Scoring
dilakukan dengan menggunakan skala likert 5-4-3-2-1.
Perhitungan hasil kuesioner dengan prosentase menggunakan rumus sebagai berikut:
X
F
x100%
n
Sumber: Sudjana (2000: 76)
Dimana:
X = Jumlah prosentase jawaban
F = Jumlah jawaban/ frekuensi
n = Jumlah responden
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran yaitu output program SPSS tersebut. Dari
output SPSS tersebut dapat dilakukan analisis hasil regresi sebagai berikut:
1. Persamaan Regresi
Tabel 6. Tabel Hasil Output SPSS untuk Persamaan Regresi
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardiz ed
ed
Coefficient
Coefficients s
Model
1
Std.
Error Beta
B
T
Sig.
(Con
1.499
stant)
.747
2.006 .053
AI
.170
.580 4.089 .000
.697
a. Dependent
Variable: OP
Hasil dari uji Coefficients, nilai konstanta a = 1,499 dan b = 0,697 sehingga diperoleh
persamaan regresi linier sebagai berikut:
Y = 1,499 + 0,697X
Keterangan:
a. Nilai konstanta (a) adalah 1,499. Hal ini dapat diartikan jika koefisien Audit Internal bernilai
0, maka Operasi Penjualan bernilai positif yaitu 1,499.
b. Nilai koefisien regresi variabel Operasi Penjualan (b) bernilai positif yaitu 0,697. Hal ini
dapat diartikan setiap peningkatan Audit Internal 1, maka Operasi Penjualan juga meningkat
sebesar 0,697.
2. Koefisien Determinasi
Tabel 7. Hasil Output SPSS Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Mode
l
R
1
R
Adjusted Std. Error of
Square R Square the Estimate
.580
a
.336
.316
.317
a. Predictors: (Constant), AI
b. Dependent Variable: OP
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Audit Internal terhadap Operasi Penjualan
menggunakan koefisien determinasi dengan menggunakan rumus Kd = r 2 x 100%. Untuk
lebih jelas dapat dilihat di tabel 6.
Dari tabel model summary diperoleh angka R square sebesar 0.336. Hal ini menunjukkan
pengertian bahwa Audit Internal berpengaruh sebesar 33,6% terhadap Operasi Penjualan,
sedangkan sisanya 66,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti seperti kualitas
sumber daya manusia, kualitas sistem informasi, sarana dan prasarana, iklim kerja organisasi
dan lain-lain.
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji apakah hipotesis diterima atau ditolak dan seberapa besar signifikasi
pengaruh tersebut, penulis menggunakan uji t. Adapun Rumusan hipotesis yang akan diuji
adalah sebagai berikut:
Ho : ρ = 0, Audit Internal tidak berpengaruh terhadap Operasi Penjualan di PT. Fastrata
Buana Tasikmalaya.
Ha : ρ ≠ 0,
Audit Internal berpengaruh terhadap Operasi Penjualan di PT. Fastrata Buana
Tasikmalaya.
Berdasarkan Tabel 4.29 (Tabel Coefficient) pada kolom t, diperoleh thitung = 3,423 adapun
ttabel untuk tingkat signifikan α = 0,05, derajat kebebasan= 35-2 = 33 didapat ttabel = 2,035.
Ternyata nilai thitung >ttabel atau 3,423>2,035, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa Audit Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Operasi
Penjualan di PT. Fastrata Buana Tasikmalaya.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa
Audit Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Operasi Penjualan di PT. Fastrata
Buana Tasikmalaya sebesar 33,6%.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, untuk itu peneliti mencoba memberikan saran yang
mungkin dapat dijadikan masukan bagi auditor dan bagian penjualan, diantaranya:
1. Sebaiknya auditor lebih meningkatkan untuk selalu mendiskusikan rencana audit dan
penggalian informasi mengenai bagian/unit yang diperiksa agar proses audit dapat berjalan
dengan lancer.
2. Sebaiknya bagian penjualan lebih meningkatkan prosedur pelaksanaan kegiatan penjualan
agar berjalan dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amin.2004. Internal Auditing Suatu pengantar Akuntansi. Jakarta: Harvarindo.
Arens,A Alvin, James K. Loebbecke. 2008. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Basu Swastha. 2000. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Penerbit Andi
Beni Ahmad Saebani. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., and Kell, Walter G. (2008) Modern Auditing, 7th
Edition, New York : John Willey and Sons Inc.
Eric,L.Kohler. 2002. Marketing Management. New Jersey.
Hiro Tugiman. (2000), Standar Profesional Audit Internal, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
___________. (2004), Menuju Audit Internal Organisasi yang Efektif, Yogyakarta: Kanisisus
Husein Umar. 2002. Study Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2001), Standar Profesi Akuntan Publik, Yogyakarta: Bagian
penerbitan STIE YPKN.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. (2004), Standar Profesi Audit Internal. Jakarta.
Moeller, Robert and Herbert N .Witt (2000), Brink’s Modern Internal Auditing, 5th Edition, New
York : Jhon Wiley & Sons, inc.
Mohamad Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
Mudrajad Kuncoro. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.Ratminto,
Atik Septi Winarsih. 2009. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyadi. 2008. Auditing. Edisi Keenam, Cetakan Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat
Payne. (2000), Marketing Manajemen , The Third Edition, Chicago: Prentice Hall, Inc
Philip Kotler. (2000), Marketing Management, The Millenium Edition, New Jersey : Prentice
Hall, Inc.
Siagian P. Sondang. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sudjana. 2000. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta.
__________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
_________. 2013. Metodelogi Penelitian Bisnis Catatan Ke-17. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta
Suraida, (2005), Auditing, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Penerbit Panduan
Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Genesis.
Winardi. 2001. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
RIWAYAT PENULIS
Cecep Mohamad Kapi, S.Kom., MM. adalah dosen tetap pada Program Studi Komputerisasi
Akuntansi Politeknik Triguna Tasikmalaya
Astri Windiastusi adalah mahasiswa Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik Triguna
Tasikmalaya
DI PT. FASTRATA BUANA TASIKMALAYA
1
1
Cecep M. Kapi & 2Astri Windiastuti
Komputerisasi Akuntansi Politeknik Triguna Tasikmalaya, 2 Mahasiswa POLITRI Tasikmalaya
ABSTRAK – Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis mengenai Audit
Internal, Operasi Penjualan, dan Pengaruh Audit Internal terhadap Operasi Penjualan di PT Fastrata
Buana Tasikmalaya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan
verifikatif, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Populasi yang digunakan
pada peneliti sebanyak 35 responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana
dan uji t.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Audit Internal memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Operasi Penjualan di PT Fastrata Buana Tasikmalaya,
Kata kunci: Audit Internal, Operasi Penjualan
ABSTRACT. The objectives of this research are to know and analyze about Internal Audit,
Sales Operations, and the influence of Internal Audit to Sales Operations at PT. Fastrata Buana
Tasikmalaya.
Research method which applied in this research is descriptive and verificative research
method, while data collecting technique is done by through qeustionaire. The population used in
the research as many as 35 respondents.The analyzer applied is simple regression technique and
t test.
The result of this research are indicated that the Internal Audit has positive and
significant influence of the sales Operations at PT. Fastrata Buana Tasikmalaya.
Keyword: Internal Audit, Sales Operations.
1.
PENDAHULUAN
Audit internal merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian intern dalam
suatu organisasi, yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur
pengendalian intern lainnya.
Menurut Hiro Tugiman (2006: 11), adalah : “ Internal auditing adalah suatu fungsi
penilaian yang independen dalam suatu organiasasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan
organisasi yang dilaksanakan”
Menurut Mulyadi (2008: 12), Audit Internal adalah aktivitas penilaian secara independen
dalam suatu organisasi untuk meninjau secara kritis tindakan pembukuan keuangan dan tindakan
lain sebagai dasar untuk memberikan bantuan bersifat proteksi (melindungi) dan konstruktif bagi
pimpinan perusahaan.
Berdasarkan pengertian di atas diketahui bahwa audit internal merupakan suatu fungsi
penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai
kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran kepada manajemen. Audit Internal yang
memadai suatu perusahaan akan membantu manajemen menjaga keamanan harta milik
perusahaan dan dapat mencegah serta menemukan kesalahan-kesalahan dan penggelapan yang
dapat merugikan perusahaan.
Tujuan dari audit internal adalah memberikan pelayanan kepada organisasi, dalam rangka
membantu semua anggota organisasi tersebut. Bantuan yang diberikan sebagai tujuan akhir
adalah agar semua anggota organisasi dapat melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya secara efektif, atau lebih jauh lagi mencapai efektivitas optimal.
Disamping itu audit internal membantu manajemen dalam mencari kemungkinan yang
terbaik dalam penggunaan modal secara efektif dan efisien, termasuk peningkatan efektifitas
pengendalian dalam batas-batas biaya yang wajar. Semua bantuan pemeriksaan intern tersebut
diberikan melalui analisis-analisis, penilaian-penilaian, saran-saran, bimbingan dan informasi
mengenai aktivitas yang diperiksanya.
Pihak-pihak yang diberi bantuan yaitu meliputi manajemen dari semua tingkat hingga
dewan direksi, audit internal bertanggung jawab untuk memberikan kepada mereka informasi
mengenai kelayakan dan efektivitas dari pengendalian intern serta kualitas pelaksanaannya.
Menurut Reider (2002: 30) tujuan audit internal adalah sebagai berikut:
1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi perusahaan.
2. Untuk menilai apakah sumber daya yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien
dan ekonomis.
3. Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam tujuan yang ditetapkan oleh manajemen.
4. Memberikan rekomendasi kepada top manajemen untuk memperbaiki kelemahankelemahan yang terdapat dalam struktur pengendalian intern dan prosedur operasional
perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan dan efektivitas kegiatan
operasi perusahaan.
Penjualan adalah salah satu perusahaan, selain itu kegiatan operasional perusahaan, yang
merupakan bagian penting bagi setiap kegiatan perusahaan. Penjualan dapat menjamin
kelangsungan hidup perusahaan karena dari penjualan ini perusahaan akan mendapatkan laba
yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidup penjualan yang maksimal atau sesuai target
yang direncanakan dapat menjadi ukuran keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan
kegiatan usaha.
Aktivitas semua fungsi di perusahaan berpengaruh besar terhadap keberhasilan
perusahaan dan salah satunya adalah fungsi penjualan. Fungsi penjualan merupakan fungsi yang
dianggap sangat penting karena mempengaruhi berbagai jenis pelaksanaan pada bagian-bagian
yang ada dalam perusahaan.
Siagian (2001: 209) mengatakan bahwa jika diterima pendapat bahwa fungsi penjualan
merupakan salah satu fungsi terpenting dalam kehidupan suatu perusahaan dan bahwa seluruh
aspek kegiatan penjualan harus terselenggara dengan tingkat yang setinggi mungkin, berarti
harus pula diterima pandangan bahwa audit fungsi penjualan wajar dan tepat dijadikan salah
satu sasaran audit. Pada intinya dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan proses audit dengan
menjadikan fungsi penjualan sebagai sasarannya berorientasi pada pencarian dan penemuan
fakta dan informasi tentang seluruh kegiatan penjualan. Informasi yang terungkap akan
digunakan oleh manajemen puncak sebagai masukan untuk pengambilan keputusan, bukan
hanya tentang penyelenggaran fungsi penjualan di masa yang akan datang melainkan juga pada
berbagai kegiatan lain yang terjadi karena dilakukannya pembelian tertentu.
Pemeriksaan dan pengendalian terhadap kegiatan penjualan harus dilakukan karena hasil
yang diperoleh dalam kegiatan penjualan mempengaruhi signifikan terhadap laba yang diperoleh
perusahaan. Volume penjualan yang tepat, meningkatkan kepuasan penjualan melalui pelayanan
yang baik dan optimalkan keuntungan.
Setiap perusahaan yang bersifat profit oriented bertujuan untuk memperoleh laba yang
maksimal dalam menjalankan usahanya, sedangkan perusahaan menghadapi berbagai kendala
seperti kelangkaan output berupa produk, daya, sarana dan prasarana sehingga tidak pernah ada
alasan apapun yang membenarkan adanya inefisiensi dalam pengelolaan output tersebut.
Dalam kenyataannya, seringkali tujuan perusahaan untuk mencapai penjualan maksimal
tersebut terhambat oleh praktik-praktik kecurangan yang terjadi di dalam perusahaan. Dari sudut
pandang akuntansi dan audit, kecurangan adalah penggambaran yang salah dari fakta material
dalam buku besar atau laporan keuangan. Pernyataan yang salah dapat ditujukan pada organisasi
itu sendiri dengan cara menutupi atau menyamarkan penggelapan uang, ketidakcakapan,
penerapan dana yang salah atau pencurian atau penggunaan aktiva organisasi yang tidak tepat
oleh petugas, pegawai dan agen.
Kecurangan yang dilakukan oleh bagian penjualan adalah tidak sesuainya uang kas, cek,
giro yang diterima dan disetor dari pelanggan, terdapat penyimpangan price list, dan discount
yang diberikan kepada pelanggan, adanya penyatuan tugas antara penjualan, pengiriman barang
dan bagian penagihan. Kecurangan yang terjadi pada operasi penjualan akan mengakibatkan
perusahaan tidak bisa mencapai tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien sehingga bisa
merugikan perusahaan dalam jumlah besar.
Penelitian ini menitikberatkan pada kecurangan yang dilakukan oleh pihak di dalam
perusahaan, baik itu karyawan maupun manajemen. Perusahaan kecil maupun perusahaan besar,
milik negara atau daerah maupun swasta tidak kebal terhadap pencurian dan kecurangan. Akan
tetapi, seringkali pemilik perusahaan-perusahaan yang tidak begitu besar tidak percaya bahwa
hal itu bisa terjadi kepada mereka, padahal perusahaan tersebut juga rentan terhadap adanya
praktik pencurian dan kecurangan.
Perusahaan-perusahaan dengan skala yang tidak begitu besar biasanya mempunyai
karyawan yang tidak terlalu banyak, sehingga masih kurang dalam hal pemisahan tugas,
pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik
kepada karyawannya.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP OPERASI PENJUALAN DI PT.
FASTRATA BUANA TASIKMALAYA”.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Audit Internal
Auditing menurut Arens dan Loebbecke (2008: 19) didefinisikan sebagai “Proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai
suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria yang telah
ditetapkan”.
Pengertian audit internal menurut Hiro Tugiman (2004: 12-13) “Teori-teori dasar dan
konsep-konsep audit telah menjawab bahwa keberdaan atau alasan diadakan suatu audit dalam
organisasi adalah bahwa audit ditunjukan untuk memperbaiki kinerja. Suatu fungsi dapat
berbentuk sebuah perusahaan divisi, departemen, seksi, unit bisnis, fungsi bisnis, proses bisnis,
layanan informasi, sistem atau proyek. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan kinerja
organisasi maka berarti menunjang kearah perbaikan kinerja secara keseluruhan”. menyangkut
masalah-masalah operasi yang mempunyai cakupan luas.
Menurut Hiro Tugiman (2004: 44) aktivitas-aktivitas dalam ruang lingkup audit internal
terdiri dari:
1. Aktivitas kepatuhan (compliance) dilakukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan terhadap
prosedur, rencana, kebijakan, dan prinsip akuntansi yang telah diterapkan oleh manajemen
dan terhadap peraturan-peraturan pemerintah.
2. Aktivitas pengujian (verification) dilakukan untuk menguji keandalan data-data yang
disajikan atau dihasilkan oleh tiap-tiap bagian perusahaan yang meliputi pengujian terhadap
pengamanan harta perusahaan dari kemungkinan kerugian.
3. Aktivitas penilaian (evaluating) sangat erat kaitannya dengan kelayakan dan aktivitas
pengendalian intern perusahaan seperti penilaian terhadap efisiensi operasi dan prosedur
pencatatan serta penilaian terhadap pelaksanaan otorisasi dan tingkat kualifikasi hasil
penugasan yang berkaitan satu sama lain.
Hiro Tugiman (2004:20) tentang kualifikasi auditor internal: Kualifikasi auditor internal
mempunyai kewajiban pada profesi, manajemen, pemegang saham dan pada masyarakat umum
untuk selalu memelihara standar perilaku profesional yang tinggi.
Kualifikasi auditor internal terdiri dari:
1. Independensi
2. Kompetensi.
Menurut Hiro Tugiman (2004: 56) program audit internal adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Audit
Tahap perencanaan audit merupakan langkah yang paling awal dalam pelaksanaan kegiatan
audit intenal.
b. Pengujian dan pengevaluasian informasi
Pada tahap ini audit intern haruslah mengumpulkan, menganalisa, menginterprestasi dan
membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil audit.
c. Penyampaian hasil pemeriksaan
Laporan audit internal ditujukan untuk kepentingan manajemen yang dirancang untuk
memperkuat pengendalian audit internal, untuk menentukan ditaati tidaknya
prosedur/kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
d. Tindak lanjut hasil pemeriksaan
Audit intern terus menerus meninjau/melakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan
bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang
tepat.
2.2. Operasi Penjualan
Konsep penjualan menurut Basu Swastha (2000: 13) didefinisikan sebagai “Konsep
pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan, konsep
pemasaran
tersebut
terdiri
dari
orientasi
konsumen,
volume penjualan, dan
koordinasi/integrasi.”
Tiga elemen pokok konsep pemasaran yaitu:
1. Orientasi konsumen
2. Volume penjualan yang menguntungkan
3.
Koordinasi dan Integrasi.
Kebijakan dan prosedur operasi penjualan menurut Basu Swastha dalam Manajemen
Pemasaran Modern (2000: 58) “Kebijakan dan merupakan peraturan yang dibuat oleh
manajemen untuk melaksanakan kegiatan. Kebijakan ini merupakan peraturan untuk bertindak
dengan cara dan keadaan tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai suatu pedoman, keharusan,
atau pembatasan tindakan. Sedangkan prosedur adalah metode atau cara-cara yang digunakan
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan selaras dengan kebijakan yang telah ditentukan.
Kebijakan dan prosedur tersebut meliputi persiapan sebelum menjual, penerbitan lokasi
operasi penjualan, dan pendekatan pendahuluan.”
Kebijakan dan prosedur tersebut adalah:
1. Persiapan sebelum menjual
2. Penentuan lokasi operasi penjualan
3. Pendekatan Pendahuluan
4. Pelaksanaan Operasi Penjualan
3.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut
Sugiyono (2010:29), “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.”
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 7), “Metode verifikatif pada dasarnya ingin menguji
kebenaran kebenaran pengumpulan data di lapangan”.
3.1. Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2009: 59), “ Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa operasional variabel berfungsi untuk
menentukan jenis indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian,
sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Untuk
mengukur variabel penelitian, maka gambaran masing-masing variabel dirangkum pada tabel
operasionalisasi variabel berikut ini:
Variabel
Dimensi
a.
b.
c.
a.
2. Kualifikasi Auditor b.
Internal
a.
3. Program
Audit b.
Internal
c.
Audit
Internal 1. Ruang
Lingkup
(Variabel X)
Audit Internal
Indikator
Aktivitas Kepatuhan
Aktivitas Pengujian
Aktivitas Penilaian
Independensi
Kompetensi
Perencanaan Audit
Pengujian
&
Pengevaluasian Informasi
Penyampaian
Hasil
Pemeriksaan.
d. Tindak
Lanjut
Hasil
Skala
Likert
Operasi
Penjualan 1. Konsep Penjualan
(Variabel Y)
2. Kebijakan
&
Prosedur Operasi
Penjualan
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
Pemeriksaan
Orientasi Konsumen
Likert
Volume Penjualan
Koordinasi & Integrasi
Persiapan
sebelum
menjual
Penentuan
lokasi
penjualan
Pendekatan Pendahuluan
Pelaksanaan
Operasi
Penjualan
3.2. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah karyawan di PT. Fastrata Buana Tasikmalaya
sebanyak 35 orang.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik yaitu:
1. Wawancara (Interview).
Teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung denga pihakpihak yang terkait langsung dn berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti
(Sugiyono, 2013: 231).
2. Kuesioner.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009 :199)
3. Studi Kepustakaan
Menurut Nazir (2005: 65) “Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mempelajari, mengkaji dan memahami sumber-sumber data yang ada pada beberapa buku
yang terkait dalam penelitian.”
3.4. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Uji Validitas
b. Uji Reliabilitas
c. Analisi Terhadap Kuesioner
d. Analisis Regresi
e. Analisis Koefisien Determinasi.
3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan.
Menurut Sugiyono (2010:172) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data
yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Hasil uji validitas variabel independen yaitu Audit Internal menggunakan SPSS sebagai berikut:
Tabel 2. Uji Validitas Audit Internal
No.
r hitung
r tabel
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
0,506
0,689
0,875
0,734
0,691
0,501
0,700
0,514
0,630
0,678
0,578
0,630
0,507
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
0,3338
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner
Berdasarkan hasil output di atas maka semua butir Audit Internal dikatakan valid karena
nilai rhitung pada semua butir lebih besar dari rtabel.
Hasil uji validitas variabel independen yaitu Operasi Penjualan menggunakan SPSS sebagai
berikut:
Tabel 3. Uji Validitas Operasi Penjualan
No. r hitung
r tabel
Keterangan
1
0,843
0,3338 Valid
2
0,821
0,3338 Valid
3
0,751
0,3338 Valid
4
0,569
0,3338 Valid
5
0,906
0,3338 Valid
6
0,670
0,3338 Valid
7
0,611
0,3338 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner
Berdasarkan hasil output di atas maka semua butir Operasi Penjualan dikatakan valid
karena nilai rhitung pada semua butir lebih besar dari rtabel.
3.4.2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2012: 121), “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Kondisi
itu dipengaruhi oleh konsistensi hasil dari penggunaan alat ukur yang sama yang dilakukan
secara berulang dan memberikan hasil yang relatif sama dan tidak melanggar kelaziman. Untuk
pengukuran subjektif, penilaian yang dilakukan oleh minimal dua orang bisa memberikan hasil
yang relatif sama (reliabilitas antar penilai). Menurut Eisingerich dan Rubera (2010: 27), “Nilai
tingkat keandalan Cronbach’s Alpha minimum adalah 0,70”. Dari keterangan di atas dapat
disimpulkan bahwa suatu data dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha> 0,70.
Hasil uji reliabilitas variabel independen yaitu Audit Internal sebagai berikut:
Tabel 4. Uji Reliabilitas Audit Internal
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.870
13
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner dengan SPSS
Dari hasil uji reliabilitas dengan SPSS diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,870,
karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70 maka pernyataan/pertanyaan variabel Audit
Internal dikatakan reliabel atau stabil dari waktu ke waktu.
Hasil uji reliabilitas variabel dependen yaitu Operasi penjualan sebagai berikut:
Tabel 5. Uji Reliabilitas Operasi Penjualan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.861
7
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner dengan SPSS
Dari hasil uji reliabilitas dengan SPSS diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,861,
karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70 maka pernyataan/pertanyaan variabel
efektivitas pelayanan jasa dikatakan reliabel atau stabil dari waktu ke waktu.
3.4.3.
Analisis Terhadap Kuesioner
Menurut Sugiyono (2007: 144), “Analisis terhadap kuesioner adalah teknik
pertimbangan data untuk menentukan pembobotan jawaban responden dilakukan dengan
menggunakan skala likert untuk jenis pertanyaan/ pernyataan tertutup yang berskala normal”.
Setelah data terkumpul melalui kuesione maka langkah selanjutnya adalah melakukan
tabulasi, yaitu memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Scoring
dilakukan dengan menggunakan skala likert 5-4-3-2-1.
Perhitungan hasil kuesioner dengan prosentase menggunakan rumus sebagai berikut:
X
F
x100%
n
Sumber: Sudjana (2000: 76)
Dimana:
X = Jumlah prosentase jawaban
F = Jumlah jawaban/ frekuensi
n = Jumlah responden
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran yaitu output program SPSS tersebut. Dari
output SPSS tersebut dapat dilakukan analisis hasil regresi sebagai berikut:
1. Persamaan Regresi
Tabel 6. Tabel Hasil Output SPSS untuk Persamaan Regresi
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardiz ed
ed
Coefficient
Coefficients s
Model
1
Std.
Error Beta
B
T
Sig.
(Con
1.499
stant)
.747
2.006 .053
AI
.170
.580 4.089 .000
.697
a. Dependent
Variable: OP
Hasil dari uji Coefficients, nilai konstanta a = 1,499 dan b = 0,697 sehingga diperoleh
persamaan regresi linier sebagai berikut:
Y = 1,499 + 0,697X
Keterangan:
a. Nilai konstanta (a) adalah 1,499. Hal ini dapat diartikan jika koefisien Audit Internal bernilai
0, maka Operasi Penjualan bernilai positif yaitu 1,499.
b. Nilai koefisien regresi variabel Operasi Penjualan (b) bernilai positif yaitu 0,697. Hal ini
dapat diartikan setiap peningkatan Audit Internal 1, maka Operasi Penjualan juga meningkat
sebesar 0,697.
2. Koefisien Determinasi
Tabel 7. Hasil Output SPSS Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Mode
l
R
1
R
Adjusted Std. Error of
Square R Square the Estimate
.580
a
.336
.316
.317
a. Predictors: (Constant), AI
b. Dependent Variable: OP
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Audit Internal terhadap Operasi Penjualan
menggunakan koefisien determinasi dengan menggunakan rumus Kd = r 2 x 100%. Untuk
lebih jelas dapat dilihat di tabel 6.
Dari tabel model summary diperoleh angka R square sebesar 0.336. Hal ini menunjukkan
pengertian bahwa Audit Internal berpengaruh sebesar 33,6% terhadap Operasi Penjualan,
sedangkan sisanya 66,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti seperti kualitas
sumber daya manusia, kualitas sistem informasi, sarana dan prasarana, iklim kerja organisasi
dan lain-lain.
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji apakah hipotesis diterima atau ditolak dan seberapa besar signifikasi
pengaruh tersebut, penulis menggunakan uji t. Adapun Rumusan hipotesis yang akan diuji
adalah sebagai berikut:
Ho : ρ = 0, Audit Internal tidak berpengaruh terhadap Operasi Penjualan di PT. Fastrata
Buana Tasikmalaya.
Ha : ρ ≠ 0,
Audit Internal berpengaruh terhadap Operasi Penjualan di PT. Fastrata Buana
Tasikmalaya.
Berdasarkan Tabel 4.29 (Tabel Coefficient) pada kolom t, diperoleh thitung = 3,423 adapun
ttabel untuk tingkat signifikan α = 0,05, derajat kebebasan= 35-2 = 33 didapat ttabel = 2,035.
Ternyata nilai thitung >ttabel atau 3,423>2,035, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa Audit Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Operasi
Penjualan di PT. Fastrata Buana Tasikmalaya.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa
Audit Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Operasi Penjualan di PT. Fastrata
Buana Tasikmalaya sebesar 33,6%.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, untuk itu peneliti mencoba memberikan saran yang
mungkin dapat dijadikan masukan bagi auditor dan bagian penjualan, diantaranya:
1. Sebaiknya auditor lebih meningkatkan untuk selalu mendiskusikan rencana audit dan
penggalian informasi mengenai bagian/unit yang diperiksa agar proses audit dapat berjalan
dengan lancer.
2. Sebaiknya bagian penjualan lebih meningkatkan prosedur pelaksanaan kegiatan penjualan
agar berjalan dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amin.2004. Internal Auditing Suatu pengantar Akuntansi. Jakarta: Harvarindo.
Arens,A Alvin, James K. Loebbecke. 2008. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Basu Swastha. 2000. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Penerbit Andi
Beni Ahmad Saebani. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., and Kell, Walter G. (2008) Modern Auditing, 7th
Edition, New York : John Willey and Sons Inc.
Eric,L.Kohler. 2002. Marketing Management. New Jersey.
Hiro Tugiman. (2000), Standar Profesional Audit Internal, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
___________. (2004), Menuju Audit Internal Organisasi yang Efektif, Yogyakarta: Kanisisus
Husein Umar. 2002. Study Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2001), Standar Profesi Akuntan Publik, Yogyakarta: Bagian
penerbitan STIE YPKN.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. (2004), Standar Profesi Audit Internal. Jakarta.
Moeller, Robert and Herbert N .Witt (2000), Brink’s Modern Internal Auditing, 5th Edition, New
York : Jhon Wiley & Sons, inc.
Mohamad Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
Mudrajad Kuncoro. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.Ratminto,
Atik Septi Winarsih. 2009. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyadi. 2008. Auditing. Edisi Keenam, Cetakan Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat
Payne. (2000), Marketing Manajemen , The Third Edition, Chicago: Prentice Hall, Inc
Philip Kotler. (2000), Marketing Management, The Millenium Edition, New Jersey : Prentice
Hall, Inc.
Siagian P. Sondang. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sudjana. 2000. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta.
__________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
_________. 2013. Metodelogi Penelitian Bisnis Catatan Ke-17. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta
Suraida, (2005), Auditing, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Penerbit Panduan
Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Genesis.
Winardi. 2001. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
RIWAYAT PENULIS
Cecep Mohamad Kapi, S.Kom., MM. adalah dosen tetap pada Program Studi Komputerisasi
Akuntansi Politeknik Triguna Tasikmalaya
Astri Windiastusi adalah mahasiswa Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik Triguna
Tasikmalaya