PDF ini PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BIRO UMUM SETDA PROVINSI SUMATERA BARAT | Rizal | 1 PB
Pengaruh Locus of Control dan Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja
Pegawai dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening pada Biro Umum Setda
Provinsi Sumatera Barat
Jhon Rizal, Syafrizal Chan, Yuhelmi
Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
email: jhonrizal64@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the role of motivation as a a variabel intervening between
locus of control, leadership, and job satisfaction in Bureau of the General Secretariat of West
Sumatera Province. The population of this study is civil servant that currently working in General
Secretariat of West Sumatera Province , in total are 122 employees. And this study was also
sampling technique, which is the Proportional cluster random sampling. In the research of the
hypotheses, the research was using multiple linear regression, simple and graded by using SPSS
version 15.0. The result of analysis revealed that a) there was a positive and significant effect of
locus of control and leadership on job satisfaction, b) there was a positive and significant effect of
locus of control and leadership on job motivation, c) There was a positive and significant effect of
motivation on job satisfaction, d) motivation acts as partial variabel intervening between the locus
of control, leadership and job satisfaction. And as result of this study, researcher suggest that the
civil servants should increase the locus of control and motivation of their job in the next future and
leaders are expected to give more attention and motivation to their subordinate, like how satisfied
they are about their job also service to the society is expected to be maximum.
Keywords:Locus of Control,L e a d e r s h i p , M o t i v a t i o n , a n d J o b S a t i s f a c t i o n
masyarakat.
PENDAHULUAN
Pelayanan
adalah
kegiatan
Untuk dapat memberikan
pelayanan yang baik
yang
Pegawai Negeri
ditawarkan oleh organisasi atau perorangan
Sipil harus mempunyai dan membentuk
yang tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki.
sikap dan prilaku yang baik, dan
Pengertian pelayanan adalah menyiapkan
mempunyai kepuasaan dalam bekerja,
(mengurus ) apa yang diperlukan seseorang.
Kepuasan kerja ( Job satisfaction )
Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparatur
adalah faktor yang sering digunakan
Negara dan abdi masyarakat harus
sebagi variabel penentu kinerja pegawai.
memberikan pelayanan yang baik kepada
Menurut Gibson (1997) kepuasan kerja
masyarakat.
dihasilkan dari persepsi karyawan atau
memberikan
Tujuan
pelayanan
pelayanan
yang
adalah
pegawai terhadap pekerjaanya.
dapat
Seseorang
memenuhi dan memuaskan pelanggan atau
1
mempunyai
tingkat
kepuasan kerja yang tinggi apabila sikap
Sumatera Barat kepada masyarakat yang
positip terhadap pekerjaanya, demikan pula
dalam hal ini kepada rekanan seperti
sebaliknya. Seseorang mempunyai sikap
pengadaan barang ( komputer, AC dan
negatip terhadap pekerjaannya, menunjukkan
meubilier ) dan jasa ( spanduk dll )
orang tersebut tidak puas. Kepuasan kerja
dipengaruhi juga dari kepribadian seseorang
Hipotesis
dan cara pandang yang berbeda yang dikenal
H1 : .Diduga ada pengaruh positif dan
dengan locus of control.
signifikan
Kepuasan kerja
antara
locus
of
control
juga dipengaruhi oleh motivasi kerja karena,
terhadap kepuasan kerja pegawai Biro
pegawai yang memiliki motivasi kerja yang
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.
tinggi cenderung akan puas
dalam
H2 : Diduga ada pengaruh positif dan
melaksanakan pekerjaannya. Kepuasan kerja
signifikan antara kepemimpinan terhadap
juga dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan
kepuasan kerja pegawai Biro Umum
karena kepemimpinan yang baik dapat
Setda` Provinsi Sumatera Barat.
menggerakkan
H3 : Diduga ada pengaruh positif dan
bawahannya
dan
bekerja
mengarahkan
lebih
maksimal.
signifikan
Biro Umum Setda Propinsi Sumatera
antara
locus of control
terhadap motivasi kerja pegawai Biro
Barat adalah aparatur pemerintah yang
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.
bertugas memberikan layanan kepada publik
H4 : Diduga ada pengaruh positif dan
atau masyarakat, yang tujuannya sudah jelas
signifikan antara kepemimpinan terhadap
memberikan
motivasi kerja pegawai Biro Umum
pelayanan
yang
maksimal
kepada masyarakat atau publik.
Setda`Provinsi Sumatera Barat.
Rendahnya kepuasan kerja pegawai
H5 : Diduga ada pengaruh positif dan
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera Barat
signifikan antara kepemimpinan terhadap
tentu akan membawa dampak kurang baik
kepuasan kerja pegawai Biro Umum
terhadap pelayanan kepada masyarakat, jika
Setda Provinsi Sumatera Barat.
pegawai merasa tidak puas dalam bekerja
H6 : Apakah motivasi berperan sebagai
maka tentunya pegawai akan memberikan
variabel intervening antara locus of
pelayanan yang kurang maksimal kepada
control terhadap kepuasan kerja pegawai
masyarakat.
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
Adapun bentuk layanan yang diberikan
Barat.
oleh pegawai Biro Umum Setda`Provinsi
2
H7 : Apakah motivasi berperan sebagai
Rivai dan Sagala,2009).
variabel intervening antara kepemimpinan
menggunakan 2 indikator dimana kedua
terhadap
indikator tersebut diukur dengan 16
kepuasan
kerja
pegawai
Biro
Umum Setda Provinsi Sumatera Bara
Variabel ini
pernyataan yang dikembangkan oleh
Spector ( 1988) dalam Mas’ud ( 2004 ).
METODE PENELITIAN
Kedua indikator tersebut yaitu external
Populasi dan Sampel
Populasi
locus of control dan internal locus of
penelitian
adalah
seluruh
control.
Pegawai pada Biro Umum Setda Provinsi
Kepemimpinan adalah kemampuan
Sumatera Barat yang berjumlah 175 orang,
seseorang untuk mempengaruhi orang lain
dan jumlah sampel adalah 122 orang dengan
( para bawahan ) sedemikian rupa
teknik penarikan sampel, yang digunakan
sehingga orang lain mau melakukan
adalah proportional cluster random sampling
yaitu,
penarikan
sampel
secara
kehendak
acak
pemimpin
(Siagian,
2008)
Indikator kepemimpinan ini adalah (
berdasarkan klaster (bagian ) dan proportional
Yeh,1996 ), kedua indikator tersebut
adalah orientasi pada tugas, dan orientasi
Definisi dan Operasional Variabel
Kepuasan Kerja
pada orang.
adalah seperangkat
perasaan yang dirasakan pegawai tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN
pekerjaannya yang menyenangkan atau tidak
Uji Validitas dan Reliabilitas
menyenangkan ( Simamora,2005 ), dan
item
Validitas merupakan alat uji untuk
pernyataan (Gellucy dan David ( 1978 ) dalam
mengetahui apakah suatu butir pertanyaan
Mas’ud (2004 )
dinyatakan valid atau tidak (Sekaran,
diukur
dengan
menggunakan
5
2006).
Motivasi kerja adalah dorongan yang
Untuk
mengetahui
apakah
memenuhi
pertanyaan-pertanyaan valid atau tidak,
kebutuhan dalam bekerja. Indikator pada
maka digunakan nilai corrected item-total
penelitian ini adalah ( Steer dkk,1976 ) dalam
correlation.
Mas’ud ( 2004), diukur dengan menggunakan
pertanyaan memiliki nilai corrected item-
3 item pernyataan.
total correlation lebih besar dari 0,30,
dirasakan
pegawai
dalam
Apabila
suatu
butir
Locus of control adalah tingkatan dimana
maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan
seseorang menerima tanggung jawab personal
valid, dan sebaliknya (Maholtra, 2009).
terhadap apa yang terjadi pada diri mereka (
Sedangkan reliabilitas merupakan alat uji
3
untuk mengetahui besar dari 0,70 (Sekaran,
responden ( TCR ) sebesar 65,77%. Hal
2006). Ringkasan hasil uji validitas
ini berarti variabel locus of control pada
dan
reliabilitas dapat dilihat sebagai berikut:
kriteria cukup baik.
Tabel 1. Uji Validitas dan Reliabilitas
b.Kepemimpinan
Variabel
Locus of
Control (X1)
Jumlah
item
16
Tidak Valid Cron Ketera
Valid
bach’ ngan
s
16
0,887
Reliabel
20
-
10
0,889 Reliabel
TCR 70,46%. Hal ini menunjukkan
-
15
0,981 Reliabel
bahwa indikator pada tugas cukup baik.
-
20
0,893 Reliabel
Selanjutnya
pada
indikator
yang
berorientasi pada orang dengan skor rata-
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Dari
berorientasi pada pada tugas diperoleh
skor rata rata sebesar 3,52 dengan tingkat
Kepemimpin 10
an (X2)
Motivasi (I) 15
Kepuasan
Kerja (Y)
Pada variabel kepemimpinan yang
tabel
diatas
dapat
rata 3,48 dengan tingkat capain responden
dilihat
( TCR ) 69,61%. Hal ini menunjukkan
bahwa semua item pernyataan pada variabel
bahwa indikator yang berorientasi pada
dinyatakan valid, karena memiliki nilai
orang cukup baik. Secara keseluruhan
corrected item total correlation lebih besar
hasil
dari 0,30, dan semua variabel dinyatakan
penelitian
pada
variabel
kepemimpinan diperoleh skor rata rata
reliabel karena memiliki cronbach’s alpha
sebesar 3,50 dengan TCR sebasar 70,03%
lebih besar dari 0,70.
pada kategori cukup baik.
c.Motivasi
Deskripsi Variabel
Pada
a.Locus of Control
Berdasarkan
variabel
motivasi
diperoleh
informasi bahwa skor rata indikator
hasil
analisis
deskriptif
kebutuhan
diperoleh informasi skor rata rata internal
berprestasi
sebesar
3,97
dengan TCR sebesar 79,38%. Hal ini
locus of control sebesar 3,68 dengan tingkat
menunjukkan bahwa indikator kebutuhan
capaian responden ( TCR ) sebesar 73,55 %
berprestasi
pada kriteria cukup baik. Selanjutnya pada
pada
kategori
sedang
,
Selanjutnya pada indikator kebutuhan
indikator external locus of control dengan
kekuasan diperoleh informasi bahwa skor
skor rata rata sebesar 2,90 dengan tingkat
rata rata 3.53 dengan TCR sebesar
capaian responden ( TCR ) sebesar 57,99%
70,62%. Hal ini menunjukkan indikator
pada kriteria kurang baik. Secara keseluruhan
kebutuhan
data hasil penelitian pada diperoleh skor rata
kategori
rata sebesar 3,29 dengan tingkat capaian
4
kekuasaan
sedang,
berada
pada
Selanjutnya
pada
indikator
kebutuhan
afliasi
diperoleh
kerja diperoleh skor rata rata sebesar 3.48
informasi bahwa skor rata rata sebesar 3,80
dengan TCR sebesar 69.59%. Hal ini
dengan TCR sebesar 76.07%.
menunjukkan bahwa variabel kepuasan
Hal ini
menunjukkan kebutuhan afliasi pada kategori
sedang.
Secara
penelitian
pada
keseluruhan
variabel
data
hasil
motivasi
kerja
kerja berada pada kategori cukup puas.
Uji Asumsi Klasik
Tujuan menggunakan uji asumsi klasik
diperoleh skor rata 3,77 dengan TCR sebesar
75,36%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
adalah
sebagai
prasyarat
sebelum
motivasi pegawai pada kategori sedang.
melakukan analisis regresi linear. Uji
d. Kepuasan Kerja
asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji
Deskripsi selanjutnya pada variabel kepuasan
linearitas, uji multikolonearitas dan uji
kerja diperoleh informasi skor rata rata
heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011).
indikator terhadap gaji sebesar 3,13 dengan
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
TCR 62,50%. Hal ini menunjukkan bahwa
apakah dalam model regresi residual
indikator gaji berada pada kategori kurang
terdistribusi secara normal . Menurut
puas. Selanjutnya pada indikator kepuasan
Suliyanto
kerja terhadap promosi dilihat skor rata
digunakan untuk uji normalitas adalah uji
ratanya sebesar 3,35 dengan TCR sebesar
Kolmogorov Smirnov dimana kriteria uji
67,01%
Kolmogorov Smirnov adalah jika nilai
dengan
berikutnya
adalah
cukup
puas.
terhadap
Indikator
rekan
(
2011)
pedoman
yang
kerja
signifikasi lebih besar dari 0,05 maka
diperoleh informasi skor rata-rata sebesar 4,03
disimpulkan bahwa, residual terdistribusi
dengan TCR sebesar 80,66% dengan kategori
secara normal, sebaliknya jika nilai lebih
puas. Selanjutnya indikator kepuasan kerja
kecil dari 0,05 maka disimpulkan bahwa
terhadap atasan diperoleh skor rata rata
residual terdistribusi secara tidak normal.
sebesar 3,58 dengan TCR sebesar 71,56%
Hasil uji normalitas menunujukkan bahwa
dengan kategori cukup puas. Selanjutnya
residual terdistibusi secara normal karena
kepuasan kerja terhadap pekerjaan diperoleh
semua variabel memiliki signifikan lebih
informasi skor rata rata sebesar 3.31dengan
besar dari 0,05.
TCR sebesar 66,23%. Hal ini menunjukkan
Uji linearitas digunakan untuk melihat
kepuasan kerja terhadap pekerjaan berada
apakah fungsi persamaan regresi yang
pada kategori cukup puas. Secara keseluruhan
digunakan berbentuk linear. Uji linearitas
data hasil penelitian pada variabel kepuasan
ini
5
dapat
dilakukan
dengan
teknik
compare means dimana kriteria uji linearitas (
Glejser. Uji Glejser ini dilakukan dengan
Santoso, 2002 ) adalah, jika nilai signifikasi
cara meregres variabel bebas terhadap nilai
lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan bahwa
residualnya yang telah unstandardized.
persamaan regresi berbentuk linear, sebaliknya
Bila nilai signifikannya lebih besar dari
jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka
0,05 maka berarti tidak terdapat gejala
disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak
heteroskedatisitas
linear. Hasil uji linearitas menemukan bahwa
Hasil uji heterokedastisitas menemukan
terdapat
antara
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
kepuasan kerja dengan locus of control,
kerena semua variabel memilik nilai
kepemimpinan dan motivasi kerja
signifikan lebih besar dari 0,05.
hubungan
yang
linear
(Suliyanto, 2011).
Uji multikolinearitas digunakan untuk
menentukan apakah terdapat korelasi yang
Pengujian Hipotesis
tinggi antar variabel bebas. Model regresi
Pengujian H1, H2
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
Hipotesis H1 dalam penelitian ini
yang kuat diantara variabel bebas (Ghozali,
adalah locus of control berpengaruh
2011). Uji multikolonieritas
dapat dilakukan
signifikan terhadap kepuasan kerja pada
dengan melihat nilai tolerance dan variance
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerence
Barat.
lebih kecil dari 0,10 atau nilai VIF lebih
kepemimpinan berpengaruh signifikan
besar
terhadap kepuasan kerja
dari
10,
maka
terdapat
gejala
Hipotesis
H2
adalah
pada Biro
multikolonieritas, dan sebaliknya. Hasil uji
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.
multikolinearitas menemukan bahwa antar
Hasil pengujian kedua hipotesis tersebut
variabel bebas tidak memiliki korelasi yang
dapat dilihat sebagai berikut:
kuat karena semua variabel bebas memiliki
Tabel 2. Hasil Uji H1, H2
Variab Konstanta dan Koefisien Signifi
el
Variabel
Regresi
kan
Terika Konstanta
Bebas
Kepuas
(a)
34,793
0,000
an
0,375
0,000
Locus of
Kerja Control (X1)
(Y)
0,000
Kepemimpinan 0,430
(X2)
F hitung
22,541
0,000
2
R
0,275
Sumber: Data Primer yang diolah,2015
Tabel 2 diatas dapat dijelaskan
tolerance lebih besar dari 0,10 dan CIF lebih
kecil dari 10.
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah
dalam
ketidaksamaan
model
varian
regresi
dari
terjadi
residual
satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji
6
sebagai berikut:
locus of control berpengaruh signifikan
1. Koefisien regresi variabel locus of control
terhadap motivasi kerja pegawai pada
(X1) adalah 0,375 dengan signifikan 0,000
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
(lebih
Dengan
Barat. Hipotesis H4 adalah kepemimpinan
bahwa
berpengaruh signifikan terhadap motivasi
locus of control (X1) berpengaruh positif
kerja pegawai pada Biro Umum Setda
dan signifikan terhadap kepuasan kerja
Provinsi Sumatera Barat. Hasil pengujian
pegawai pada Biro Umum Setda Provinsi
kedua hipotesis tersebut dapat dilihat
Sumatera Barat, sehingga H1 dapat diterima.
pada Tabel 3.
kecil
demikian
dari 0,05).
dapat disimpulkan
2. Koefisien regresi variabel kepemimpinan
(X2)
adalah 0,430
dengan
Tabel 3. Hasil Uji H3, H4
Variabel
Konstanta dan Koefisien Signifi
Intervening Variabel
Regresi
kan
Bebas
Motivasi (I) Konstanta
(a)
37,656
0,000
0,000
Locus of Control 0,278
(X )
0,122
0,006
Kepemimpinan
(Xhitung
)
F
10,536
0,000
2
R
0,150
Sumber: Data Primer yang diolah,
2015
signifikan
0,000 (lebih kecil dari 0,05). Dengan
demikian
dapat
simpulkan
bahwa
kepemimpinan (X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai
pada Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
Barat sehingga H2 dapat diterima.
Berdasarkan
3. F hitung diperoleh sebesar 22,541 dengan
diinterpretasikan:
signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05).
Dengan
demikian,
dapat
1. Koefisien regresi variabel
disimpulkan
signifikan
locus of control, kepemimpinan terhadap
0,05).
kepuasan kerja adalah layak.
bahwa,
(X1)
kontribusi
Dengan
(lebih kecil dari
demikian
dapat
berpengaruh
positif
dan
signifikan terhadap motivasi kerja
variabel locus of control, kepemimpinan
terhadap kepuasan kerja
0,000
simpulkan bahwa, locus of control
4. R2 (R square) diperoleh sebesar 0,275
bermakna
locus of
control (X1) adalah 0,278 dengan
bahwa model penelitian tentang pengaruh
yang
tabel tersebut dapat
pegawai sehingga H3 dapat diterima.
adalah 27,5%,
2. Koefisien
dimana sisanya sebesar 72,5% merupakan
regresi
kepemimpinan
kontribusi variabel lainnya.
dengan
(X2)
signifikan
variabel
adalah 0,122
0,006 (lebih
kecil dari 0,05). Dengan demikian
Pengujian H3, H4
Hipotesis H3 dalam penelitian ini adalah
dapat simpulkan bahwa kepemimpinan
7
(X2) berpengaruh positif dan signifikan
diperoleh
terhadap
motivasi kerja pegawai pada
signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05).
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
Dengan demikian dapat simpulkan
Barat,sehingga H4 dapat diterima.
bahwa motivasi (I) berpengaruh positif
Dengan
0,000
(Y) pada Biro Umum Setda Propinsi
(lebih kecil dari 0,05).
demikian,
dapat
Sumatera Barat sehingga H5 dapat
disimpulkan
diterima.
bahwa model penelitian tentang pengaruh
locus
of
control,
kepemimpinan
2. F hitung diperoleh 34,903 dengan
dan
terhadap motivasi kerja pegawai adalah
signifikan
layak.
0,05).
4. R2 (R square) diperoleh sebesar
0,000
Dengan
(lebih
variabel locus of control, kepemimpinan
kepuasan kerja adalah layak.
dapat
pengaruh motivasi terhadap
3. R2 (R square) diperoleh 0,225 yang
terhadap motivasi adalah 15%, dimana
85%
dari
disimpulkan bahwa model penelitian
tentang
sebesar
kecil
demikian,
0,150 yang bermakna bahwa, kontribusi
sisanya
dengan
dan signifikan terhadap kepuasan kerja
3. F hitung diperoleh sebesar 10,536 dengan
signifikan
sebesar 0,658
merupakan
bermakna bahwa kontribusi variabel
kontribusi variabel lainnya.
motivasi terhadap kepuasan kerja pada
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
Pengujian H5
Hipotesis H5 dalam penelitian ini adalah
Barat adalah 22,5%, dimana
sebesar 77,5% merupakan kontribusi
motivasi berpengaruh signifikan terhadap
variabel lainnya.
kepuasan kerja pegawai pada Biro Umum
Setda Provinsi Sumatera Barat. Hasil uji H5
Pengujian H6, H7
Hipotesis H6 dalam penelitian ini
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Uji H5
Variabel
Terikat
Kepusan
Kerja (Y)
Konstanta dan
Variabel
Intervening
Konstanta (a)
Motivasi (I)
F hitung
R2
adalah
Koefisien
Regresi
Signifikan
32,410
0,658
34,903
0,225
0,000
0,000
0,000
sisanya
motivasi
berperan
sebagai
variabel intervening antara locus of
control dan kepuasan kerja pada Biro
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.
Hipotesis H7 adalah Motivasi berperan
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4 diatas dapat dijelaskan sebagai
sebagai
berikut:
kepemimpinan dan kepuasan kerja pada
1. Koefisien regresi variabel m o t i v a s i (I)
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
8
variabel
intervening
antara
sebesar 0,000 atau lebih kecil dari
Barat.
Untuk
pengujian
H6,
H7
0,05.
digunakan
teknik
3. F hitung adalah sebesar 22,541 dan
statistic yang digunakan untuk mengetahui
signifikan 0,000 atau lebih kecil
pengaruh variabel intervening (Baron dan
dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan
Kenny, 1986).
bahwa model penelitian pada tingkat
hierarchical regression yaitu
1 adalah layak.
4. R2 (R square) diperoleh 0,275 yang
bermakna bahwa besarnya pengaruh
Tabel 5. Pengujian H6, H7,
Variabel
Terikat
Konstanta,
Tingkat 1
Tingkat 2
langsung
variabel locus of control
Variabel
Bebas dan
Intervening
Koefisien Sig.
Regerasi
Koefisien Sig.
Regerasi
(X1), kepemimpinan (X2) terhadap
Kepuasan
kerja (Y)
Konstanta (a) 34,793
0,000 17,587
0,008
Locus of
0,375
0,000 0,249
0,014
Kepemimpina 0,430
0,000 0,374
0,001
kepuasan
kerja
(Y) adalah
27,5%.
Control (X1)
1. Variabel locus of control (X1) masih
n(X2)
Motivasi
(I)
-
-
F hitung
22,541
0,000 22,795
2
R
2
R Change
0,275
0,457
0,000
berpengaruh
0,000
kepuasan kerja (Y) karena
0,092
dapat diartikan bahwa
kepuasan
of
control
dan
motivasi (I)
antara locus of control (X1) dan
Model 1
positif
nilai
berperan sebagai partial intervening
5 dapat dijelaskan sebagai berikut:
berpengaruh
terhadap
kecil dari 0,05. Dengan demikian
Hasil hierarchical regression pada Tabel
locus
signifikan
signifikannya adalah 0,000 atau lebih
0,367
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
1. Variabel
Model 2
(X1)
kerja
(Y),
sehingga
hipotesis H6 dapat diterima.
signifikan
2. Variabel kepemimpinan (X2) masih
terhadap kepuasan kerja (Y) karena,
berpengaruh
memiliki nilai signifikan sebesar 0,000
signifikan
terhadap
kepuasan kerja (Y) karena
atau lebih kecil dari 0,05.
nilai
signifikannya adalah 0,000 atau lebih
2. Variabel kepemimpian (X2) berpengaruh
kecil dari 0,05. Dengan demikian
positif dan signifikan terhadap kepuasan
dapat diartikan bahwa motivasi (I)
kerja (Y) karena, memiliki nilai signifikan
berperan sebagai partial intervening
9
antara kepemimpinan (X2) dan kepuasan
signifikan terhadap kepuasan kerja pada
kerja (Y), sehingga hipotesis H7 dapat
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
diterima.
Barat Temuan ini memberikan makna
3. F hitung adalah sebesar 22,795 dan
bahwa apabila dimasa yang akan datang
signifikan 0,000 atau lebih kecil dari
Biro Umum Propinsi Sumatera Barat
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dapat meningkatkan locus of control yang
model penelitian pada tingkat 2 adalah
tinggi, memiliki pemimpin yang
layak.
baik maka kondisi tersebut akan dapat
meningkatkan kepuasan kerja pegawai
4. R2 (R square) diperoleh 0,367 yang
pada
bermakna bahwa besarnya pengaruh tidak
Biro
Umum
Setda
Propinsi
Sumatera Barat.
langsung variabel locus of control (X1),
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
kepemimpinan (X2) terhadap kepuasan
H3, H4 diketahui bahwa locus of control,
kerja (Y) yaitu melalui motivasi (I) adalah
dan kepemimpinan berpengaruh positif
36,7%.
dan signifikan terhadap motivasi kerja
Berdasarkan penjelasan Model 1 dan 2,
pegawai pada Biro Umum Setda Propinsi
maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh
langsung
lebih
variabel
kepemimpinan
locus
of
Sumatera Barat, Temuan ini memberikan
control,
makna bahwa apabila dimasa yang akan
terhadap kepuasan kerja
(27,5%) lebih kecil dari pada pengaruh tidak
langsungnya yaitu melalui variabel motivasi
datang
Biro Umum Setda Propinsi
Sumatera
Barat
dapat
memberikan
motivasi yang tinggi kepada pegawainya,
(36,7%). Dengan demikian maka peranan
locus of control yang tinggi, memiliki
motivasi sebagai variabel intervening telah
pimpinan yang lebih baik yang selalu
meningkatkan pengaruh variabel kualitas
memperhatikan
locus of control, kepemimpinan terhadap
bawahannya,
maka
kondisi tersebut akan dapat meningkatkan
kepuasan kerja sebesar 9,2% (R2 Change =
motivasi kerja pegawai pada Biro Umum
0,092)
Setda Propinsi Sumatera Barat itu sendiri.
Hasil pengujian hipotesis H5 diketahui
PEMBAHASAN
bahwa variabel motivasi berpengaruh
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis H1,
positif dan signifikan terhadap kepuasan
H2 diketahui bahwa locus of control, dan
kepemimpinan
berpengaruh
positif
kerja pada Biro Umum Setda Propinsi
dan
Sumatera Barat, Temuan ini memberikan
10
65,77% .
makna bahwa apabila dimasa yang akan
datang Biro Umum Setda Propinsi Sumatera
2. Locus of control mempunyai pengaruh
Barat Kantor, dapat lebih meningkatkan
yang signifikan terhadap kepuasan
motivasi pegawai maka kondisi tersebut akan
kerja
dapat meningkatkan kepuasan kerja pegawai
3. Locus of control mempunyai pengaruh
pada Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
pengaruh
Barat.
motivasi
Hasil
pengujian
diketahui
hipotesis
bahwa
variabel
berperan sebagai variabel
H6,
H7
4. Kepemimpinan pegawai pada Biro
motivasi
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat
intervening antara
locus of control, k e p e m i m p i n a n
kepuasan kerja
yang signifikan terhadap
cukup
dan
baik
dengan
TCR
sebesar
70,03%.
pegawai pada Biro Umum
5. Kepemimpinan mempunyai pengaruh
Setda Propinsi Sumatera Barat, Temuan ini
yang signifikan terhadap kepuasan
memberikan makna bahwa apabila dimasa
kerja.
yang
akan
datang
Setda
Propinsi
Biro Umum
Sumatera
dapat lebih meningkatkan
6. kepemimpinan mempunyai pengaruh
Barat,
Signifikan terhadap motivasi
motivasi kerja,
7. Motivasi pegawai pada Biro Umum
locus of control, kepemimpinan dan kepuasan
Setda
kerja maka kondisi tersebut akan
termasuk kategori sedangdengan TCR
meningkatkan
m ot i va s i
dapat
kerja pegawai
yang tinggi dan seterusnya akan
Provinsi
Sumatera
Barat
sebesar 75,36%.
dapat
8. Motivasi mempunyai pengaruh yang
kepuasan kerja yang tinggi pula pada Biro
signifikan terhadap kepuasan kerja
Umum Setda Propinsi Sumatera Barat.
9. Motivasi sebagai intervening terbukti
memiliki pengaruh antara locus of
KESIMPULAN DAN SARAN
control dengan kepuasan kerja
Kesimpulan
Berdasarkan
kesimpulan
10.Motivasi sebagai variabel intervening
hasil
penelitian,
penelitian
beberapa
yang
terbukti memiliki pengaruh antara
kepemimpinan dan kepuasan kerja.
dapat
11.Kepuasan kerja pegawai pada Biro
disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Locus of control, pegawai pada Biro Umum
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat
Setda Propinsi Sumatera Barat termasuk
termasuk kategori cukup puas dengan
kategori cukup baik denagn TCR sebesar
TCR sebesar 69,59%.
11
bersikap
meningkatkan
penyampaian
kepuasan kerja
keluhan,
pegawai pada Biro Umum Setda Propinsi
hendaknya
Sumatera Barat dimasa yang akan datang
komitmen
maka
melaksanakan pekerjaan.
disarankan,
meningkatkan
agar
lebih
kepuasan Kerja
karena
motivasi kerja dan selanjutnya motivasi
kerja di pengaruhi oleh locus of control
dan kepemimpinan.
upaya
kerja
pegawai
yang
dimaksudkan pada poin diatas, maka Biro
Umum Setda Propinsi Sumatera Barat
perlu melakukan peningkatan locus of
dapat
dilaksanakan dengan cara memberikan
Antoni
dan
Govindarajan
(2004)
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Binarupa Aksara, Jakarta
arahan yang positip memasukan nilai nilai
agama yang kuat, prinsiatif, yang dapat
membedakan mana hal yang baik dan
Arikonto, Suharsismi. ( 2009 ) Prosedur
Penelitian,
suatu
Pendekatan
Praktek Penerbit ,Rineka Cipta
Jakarta
buruk dalam menjalani kehidupan.
4. Perbaikan
kepemimpinan
dilaksanakan
dengan
cara
dapat
melakukan
Baron,RM dan Kenny, DA ( 1986 ). The
Moderator–Mediator
Variable
Distinction in Social Psychological
Research: Conceptual, Strategic, and
Statical consideration. Journal of
Personality
and
Social
Psychology.Vol 51 No.6 Pp 1173-118
rekuitmen kepemimpinan, tes, dan pelatihan
kepemimpinan
memilih
yang
diharapkan
dapat
yang
dapat
pemimpin
mengarahkan
bawahan
dan
dalam
Agustina, Arianto. T. 2009. Analis faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja pada Staf Kantor Akuntan
Publik. Jurnal Akutansi & Keuangan
Vol.3 No.2
control, kepemimpinan dan motivasi kerja
locus of control
tinggi
Agung,Wibowo (2013). Analisis Peran
Locus of Control dan Tekanan
Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan
Komitmen Organisasi Auditor.
Jurnal Ilmiah Dinamika Ekonomi
dan Bisnis Vol 1 No.1
meningkatkan kepuasan
sebagaimana
yang
menujukkan
Adedeji,T., Adeyinka,T., dan Ollufemi
,A.2009. Locus of control ,interest
in
schooling,self-efficacy
and
academic-achievement.
Cypriot
Jurnal of Educational Sciences Vol
4
bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh
2. Dalam
selalu
pegawai
REFERENSI
hasil penelitian ini telah membuktikan
3. Perbaikan
kepada
pengunjung, mempermudah prosedur
Saran-Saran
1. Untuk
bersahabat
dapat
memotivasi bawahan sehingga bawahan
merasa
terlindungi
dan
Brahmasari dan Suprayetn.2008 . Analisis
diperhatikan,
12
Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan
Kerja dan Kinerja Pegawai di PTSang
Hyang Sari (Persero ) Regional III
Malang. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol
10 No 4
Dessler, Gery. ( 2007 ).Manajemen Sumber
Daya Manusia.10th ed Jilid 1.PT Indeks
Jakarta.
10,pp.68
Jeffrey,L dan Jhon,S.1998.Relationship
Between Metacognition.Motivation
Locus of Control,Self-Efficacy, and
Achademic Achievement Canadian
Journal of Councelling Vol 32 No,3
Julianto,2002.Analisis
Pengaruh
Kepuasan Kerja terhadap Locus of
control, Konflik Peran, Komitmen
Organisasi dan Job Insecurity yang
mempengaruhi
Keinginan
Berpindah Kerja pada Perusahan
Freight Forwading di Jakarta
Jurnal Empirik Vol 14.No 10,pp 68
Dubrin Andrewj. 2005.Leadership Terjemahan
edisi Kedua : Prenada Media, Jakarta,
Ghozali, Imam, 2007, Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Kreitner dan Kincki. 2005. Prilaku
Organisasi, Salemba empat, Jakarta
Gibson,IvanelevichDonelly.1997.
Organization (terjemahan): Cetakan ke
empat PT Gelora Aksara Pratama.Jakarta.
Koncoro, Mudrajat. 2003, Metode Riset
untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga.
Jakarta
Greenberg J and Baron R.A 1997 .Behavior
in Organization: Managing the Human
Side of Work, New Jersey : Practice Hall
International,Inc
Luthan, Fred. 2006. Prilaku Organisasi :
Andi, Yogyakarta
Maholtra, N.K ( 1993 ). Marketing
Research,4th. Prentice Hall New
Jersey.
Handoko,T
Hani
2001,Manajemen
Personalia
dan
Sumber
Daya
Manusia,FE UGM,Yogyakarta
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu.
2006. Evaluasi Kinerja SDM.
Bandung : PT Refika Aditama
Mas’ud Fuad 2004 : Survai Diagnosis
Organisisional: Konsep dan Aplikasi
Semarang
:
Badan
Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hans,A Mubee,SA,dan Ghabshi AS.2013. A
Study on Locus of Control and Job
Satisfaction
in
Semi-Government
Organization in Sultanate og Oman.The
SIJ Transaction on Industrial, Finacial &
Business Management ( IFBM ) Vol 1
No2,May-June .
Munandar, A.S. 2008. Psikologi Industri
dan Organisasi . : UI-Press ,Jakarta
Hasibuan,Malayu,SP
2006.
Manajemen
Sumber Daya Manusia ,Bumi,Jakarta.
Nimran,Umar.2004.Prilaku Organisasi :
CV Citra Media,Surabaya
Ida,J dan Agus,2008. Analisi Pengaruh
Kepemimpinan,Job
Insecurity
dan
Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja
pada Perusahan Freight Forwading di
Jakarta. Jurnal Empirik Vol 14.No
Nitisemito, Alex. A. 2002. Manajemen
Personalia, Manajemen Sumber Daya
Manusia : Ghalia Indonesia, Jakarta
13
Aksara, Jakarta.
Prasetyo, Puji 2002” Pengaruh Locus of
control terhadap Hubungan Antara
Ketidakpastian
Lingkungan
dengan
Karakteristik Informasi Sistem Akutansi
Manajemen” Jurnal Riset Akutansi ,Vol.5
No.1 Januari : 119-136
Simamora, Henry. 2005. Manajemen
Sumber Daya Manusia .STIE YKPN,
Jakarta
Soewartono, C.T,Armanu,T, Djumilah
Z,dan Minarti, R, 2012. Pengaruh
Gaya
Kepemimpinan
terhadap
Kinerja Dosen dengan Kepuasan
Kerja dan Motivasi Kerja sebagai
Mediator( Studi pada Perguruan
Tinggi Swasta di Jayapura ) Jurnal
Aplikasi Manajeme.Vol.10,No.3.
Reffiani,2009.Pengaruh Budaya
Organisasi,Motivasi Kerja,dan Gaya
Kepemimpinan yang diinteerasikan
dengan pengendalian Sikap Individu (
Locus of Control ) terhadap Prestasi
Kerja pada pusat Pelatihan Kelapa
Sawit ( PPKS ) Medan.Tesis Universitas
Sumatera Utara Medan.
Sopiah. 2008. Prilaku Organisasi
Penerbit Andi, Yoyakarta.
Reis, Michelle dan Kaushik Mitra ( 1998 )”
The Effect of Individual Difference
Factor on The Acceptability of Ethical
and Unethical Workplace Behavior”
Jurnal of Business Ethiss 17.
:
Sudarwan 2004. Kepemimpinan: Konsep
dan Aplikasi: Dewi Ruci, Bandung
Sudiyanto, 2010. Analisis Budaya
Organisasi
dan
Kepemimpinan
melalui Kepuasan Kerja Pengaruhnya
terhadap Intent to Leave Karyawan
pada Industri Jasa Perhotelan di
Kabupaten Badung dan Kota
Denpasar.Jurnal Mitra Ekonomi dan
Manajemen Bisnis Vol.3 No.1.
Ridwan dan Akdon ( 2007 ),Aplikasi Statistik
dan Metode Penelitian untuk Administrasi
dan Manajemen, : Dewi Ruci,Bandung.
Rivai,Veithzal dan Sagala,Ella Jauvani
2009,Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk Perusahaan: Dari Teori ke
Praktek, Rajagrafindo Persada, Jakarta
Sugiyono,2007. Metode Penelitian
Kuantitaif dan Kualitatif dan R & D:
Alfabeta, Bandung.
Robbins, Stephen P. 2006. Prilaku
Organisasi. Edisi ke sepuluh. Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta
Suliyanto.2011.Ekonometrika Terapan:
Teori & Aplikasi dengan SPSS.CV
Andi Offset.
Sekaran, Umar.( 2006 ). Metode Penelitian
Untuk Bisnis. Buku 1 dan 2. Penerbit
Salemba. Jakarta.
Usaman,Untung.2009.Pengaruh
Karakteristik
Personal,Karakteristik
Kerja dan Pengalaman Kerja terhadap
motivasi dan Kepuasan Kerja.Jurnal
Manajemen Sumber Daya Manusia.Vol
3 No.1.
Seniati, L 2006” Pengaruh Masa Kerja, Trait
Kepribadian, Kepuasan Kerja, dan Iklim
Psikologis Terhadap Komitmen Dosen
pada Universitas Indonesia” Makara
Sosial Humaniora,10,2 .Desember.
Vivi
Ariyani.2011.Pengaruh
Kepemimpinan
Transformasional
terhadap Motivasi Kerja Dosen pada
Siagian, Sondang, 2008. Manajemen Sumber
Daya Manusia ( cetakan 15 ) Bumi
14
Universitas yang berada di Madiun.Jurnal
Widya Warta No.01 Tahun XXXV.
Wahyusumidjo.2002.Kepemimpinan,Tinjauan
Teoritik dan Permasalahannya: PT Raja
Grafindo Persada,Jakarta.
Wiyono,J dan Hakim,S.2009.Pengaruh Role
Conflict dan Motivasi terhadap Kepuasan
Kerja ( Studi pada KAP di Sumatera
Bagian Selatan ).Jurnal Ekonomi dan
Akutansi.Vol.2 No.3.
15
16
Pegawai dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening pada Biro Umum Setda
Provinsi Sumatera Barat
Jhon Rizal, Syafrizal Chan, Yuhelmi
Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
email: jhonrizal64@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the role of motivation as a a variabel intervening between
locus of control, leadership, and job satisfaction in Bureau of the General Secretariat of West
Sumatera Province. The population of this study is civil servant that currently working in General
Secretariat of West Sumatera Province , in total are 122 employees. And this study was also
sampling technique, which is the Proportional cluster random sampling. In the research of the
hypotheses, the research was using multiple linear regression, simple and graded by using SPSS
version 15.0. The result of analysis revealed that a) there was a positive and significant effect of
locus of control and leadership on job satisfaction, b) there was a positive and significant effect of
locus of control and leadership on job motivation, c) There was a positive and significant effect of
motivation on job satisfaction, d) motivation acts as partial variabel intervening between the locus
of control, leadership and job satisfaction. And as result of this study, researcher suggest that the
civil servants should increase the locus of control and motivation of their job in the next future and
leaders are expected to give more attention and motivation to their subordinate, like how satisfied
they are about their job also service to the society is expected to be maximum.
Keywords:Locus of Control,L e a d e r s h i p , M o t i v a t i o n , a n d J o b S a t i s f a c t i o n
masyarakat.
PENDAHULUAN
Pelayanan
adalah
kegiatan
Untuk dapat memberikan
pelayanan yang baik
yang
Pegawai Negeri
ditawarkan oleh organisasi atau perorangan
Sipil harus mempunyai dan membentuk
yang tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki.
sikap dan prilaku yang baik, dan
Pengertian pelayanan adalah menyiapkan
mempunyai kepuasaan dalam bekerja,
(mengurus ) apa yang diperlukan seseorang.
Kepuasan kerja ( Job satisfaction )
Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparatur
adalah faktor yang sering digunakan
Negara dan abdi masyarakat harus
sebagi variabel penentu kinerja pegawai.
memberikan pelayanan yang baik kepada
Menurut Gibson (1997) kepuasan kerja
masyarakat.
dihasilkan dari persepsi karyawan atau
memberikan
Tujuan
pelayanan
pelayanan
yang
adalah
pegawai terhadap pekerjaanya.
dapat
Seseorang
memenuhi dan memuaskan pelanggan atau
1
mempunyai
tingkat
kepuasan kerja yang tinggi apabila sikap
Sumatera Barat kepada masyarakat yang
positip terhadap pekerjaanya, demikan pula
dalam hal ini kepada rekanan seperti
sebaliknya. Seseorang mempunyai sikap
pengadaan barang ( komputer, AC dan
negatip terhadap pekerjaannya, menunjukkan
meubilier ) dan jasa ( spanduk dll )
orang tersebut tidak puas. Kepuasan kerja
dipengaruhi juga dari kepribadian seseorang
Hipotesis
dan cara pandang yang berbeda yang dikenal
H1 : .Diduga ada pengaruh positif dan
dengan locus of control.
signifikan
Kepuasan kerja
antara
locus
of
control
juga dipengaruhi oleh motivasi kerja karena,
terhadap kepuasan kerja pegawai Biro
pegawai yang memiliki motivasi kerja yang
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.
tinggi cenderung akan puas
dalam
H2 : Diduga ada pengaruh positif dan
melaksanakan pekerjaannya. Kepuasan kerja
signifikan antara kepemimpinan terhadap
juga dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan
kepuasan kerja pegawai Biro Umum
karena kepemimpinan yang baik dapat
Setda` Provinsi Sumatera Barat.
menggerakkan
H3 : Diduga ada pengaruh positif dan
bawahannya
dan
bekerja
mengarahkan
lebih
maksimal.
signifikan
Biro Umum Setda Propinsi Sumatera
antara
locus of control
terhadap motivasi kerja pegawai Biro
Barat adalah aparatur pemerintah yang
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.
bertugas memberikan layanan kepada publik
H4 : Diduga ada pengaruh positif dan
atau masyarakat, yang tujuannya sudah jelas
signifikan antara kepemimpinan terhadap
memberikan
motivasi kerja pegawai Biro Umum
pelayanan
yang
maksimal
kepada masyarakat atau publik.
Setda`Provinsi Sumatera Barat.
Rendahnya kepuasan kerja pegawai
H5 : Diduga ada pengaruh positif dan
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera Barat
signifikan antara kepemimpinan terhadap
tentu akan membawa dampak kurang baik
kepuasan kerja pegawai Biro Umum
terhadap pelayanan kepada masyarakat, jika
Setda Provinsi Sumatera Barat.
pegawai merasa tidak puas dalam bekerja
H6 : Apakah motivasi berperan sebagai
maka tentunya pegawai akan memberikan
variabel intervening antara locus of
pelayanan yang kurang maksimal kepada
control terhadap kepuasan kerja pegawai
masyarakat.
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
Adapun bentuk layanan yang diberikan
Barat.
oleh pegawai Biro Umum Setda`Provinsi
2
H7 : Apakah motivasi berperan sebagai
Rivai dan Sagala,2009).
variabel intervening antara kepemimpinan
menggunakan 2 indikator dimana kedua
terhadap
indikator tersebut diukur dengan 16
kepuasan
kerja
pegawai
Biro
Umum Setda Provinsi Sumatera Bara
Variabel ini
pernyataan yang dikembangkan oleh
Spector ( 1988) dalam Mas’ud ( 2004 ).
METODE PENELITIAN
Kedua indikator tersebut yaitu external
Populasi dan Sampel
Populasi
locus of control dan internal locus of
penelitian
adalah
seluruh
control.
Pegawai pada Biro Umum Setda Provinsi
Kepemimpinan adalah kemampuan
Sumatera Barat yang berjumlah 175 orang,
seseorang untuk mempengaruhi orang lain
dan jumlah sampel adalah 122 orang dengan
( para bawahan ) sedemikian rupa
teknik penarikan sampel, yang digunakan
sehingga orang lain mau melakukan
adalah proportional cluster random sampling
yaitu,
penarikan
sampel
secara
kehendak
acak
pemimpin
(Siagian,
2008)
Indikator kepemimpinan ini adalah (
berdasarkan klaster (bagian ) dan proportional
Yeh,1996 ), kedua indikator tersebut
adalah orientasi pada tugas, dan orientasi
Definisi dan Operasional Variabel
Kepuasan Kerja
pada orang.
adalah seperangkat
perasaan yang dirasakan pegawai tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN
pekerjaannya yang menyenangkan atau tidak
Uji Validitas dan Reliabilitas
menyenangkan ( Simamora,2005 ), dan
item
Validitas merupakan alat uji untuk
pernyataan (Gellucy dan David ( 1978 ) dalam
mengetahui apakah suatu butir pertanyaan
Mas’ud (2004 )
dinyatakan valid atau tidak (Sekaran,
diukur
dengan
menggunakan
5
2006).
Motivasi kerja adalah dorongan yang
Untuk
mengetahui
apakah
memenuhi
pertanyaan-pertanyaan valid atau tidak,
kebutuhan dalam bekerja. Indikator pada
maka digunakan nilai corrected item-total
penelitian ini adalah ( Steer dkk,1976 ) dalam
correlation.
Mas’ud ( 2004), diukur dengan menggunakan
pertanyaan memiliki nilai corrected item-
3 item pernyataan.
total correlation lebih besar dari 0,30,
dirasakan
pegawai
dalam
Apabila
suatu
butir
Locus of control adalah tingkatan dimana
maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan
seseorang menerima tanggung jawab personal
valid, dan sebaliknya (Maholtra, 2009).
terhadap apa yang terjadi pada diri mereka (
Sedangkan reliabilitas merupakan alat uji
3
untuk mengetahui besar dari 0,70 (Sekaran,
responden ( TCR ) sebesar 65,77%. Hal
2006). Ringkasan hasil uji validitas
ini berarti variabel locus of control pada
dan
reliabilitas dapat dilihat sebagai berikut:
kriteria cukup baik.
Tabel 1. Uji Validitas dan Reliabilitas
b.Kepemimpinan
Variabel
Locus of
Control (X1)
Jumlah
item
16
Tidak Valid Cron Ketera
Valid
bach’ ngan
s
16
0,887
Reliabel
20
-
10
0,889 Reliabel
TCR 70,46%. Hal ini menunjukkan
-
15
0,981 Reliabel
bahwa indikator pada tugas cukup baik.
-
20
0,893 Reliabel
Selanjutnya
pada
indikator
yang
berorientasi pada orang dengan skor rata-
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Dari
berorientasi pada pada tugas diperoleh
skor rata rata sebesar 3,52 dengan tingkat
Kepemimpin 10
an (X2)
Motivasi (I) 15
Kepuasan
Kerja (Y)
Pada variabel kepemimpinan yang
tabel
diatas
dapat
rata 3,48 dengan tingkat capain responden
dilihat
( TCR ) 69,61%. Hal ini menunjukkan
bahwa semua item pernyataan pada variabel
bahwa indikator yang berorientasi pada
dinyatakan valid, karena memiliki nilai
orang cukup baik. Secara keseluruhan
corrected item total correlation lebih besar
hasil
dari 0,30, dan semua variabel dinyatakan
penelitian
pada
variabel
kepemimpinan diperoleh skor rata rata
reliabel karena memiliki cronbach’s alpha
sebesar 3,50 dengan TCR sebasar 70,03%
lebih besar dari 0,70.
pada kategori cukup baik.
c.Motivasi
Deskripsi Variabel
Pada
a.Locus of Control
Berdasarkan
variabel
motivasi
diperoleh
informasi bahwa skor rata indikator
hasil
analisis
deskriptif
kebutuhan
diperoleh informasi skor rata rata internal
berprestasi
sebesar
3,97
dengan TCR sebesar 79,38%. Hal ini
locus of control sebesar 3,68 dengan tingkat
menunjukkan bahwa indikator kebutuhan
capaian responden ( TCR ) sebesar 73,55 %
berprestasi
pada kriteria cukup baik. Selanjutnya pada
pada
kategori
sedang
,
Selanjutnya pada indikator kebutuhan
indikator external locus of control dengan
kekuasan diperoleh informasi bahwa skor
skor rata rata sebesar 2,90 dengan tingkat
rata rata 3.53 dengan TCR sebesar
capaian responden ( TCR ) sebesar 57,99%
70,62%. Hal ini menunjukkan indikator
pada kriteria kurang baik. Secara keseluruhan
kebutuhan
data hasil penelitian pada diperoleh skor rata
kategori
rata sebesar 3,29 dengan tingkat capaian
4
kekuasaan
sedang,
berada
pada
Selanjutnya
pada
indikator
kebutuhan
afliasi
diperoleh
kerja diperoleh skor rata rata sebesar 3.48
informasi bahwa skor rata rata sebesar 3,80
dengan TCR sebesar 69.59%. Hal ini
dengan TCR sebesar 76.07%.
menunjukkan bahwa variabel kepuasan
Hal ini
menunjukkan kebutuhan afliasi pada kategori
sedang.
Secara
penelitian
pada
keseluruhan
variabel
data
hasil
motivasi
kerja
kerja berada pada kategori cukup puas.
Uji Asumsi Klasik
Tujuan menggunakan uji asumsi klasik
diperoleh skor rata 3,77 dengan TCR sebesar
75,36%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
adalah
sebagai
prasyarat
sebelum
motivasi pegawai pada kategori sedang.
melakukan analisis regresi linear. Uji
d. Kepuasan Kerja
asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji
Deskripsi selanjutnya pada variabel kepuasan
linearitas, uji multikolonearitas dan uji
kerja diperoleh informasi skor rata rata
heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011).
indikator terhadap gaji sebesar 3,13 dengan
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
TCR 62,50%. Hal ini menunjukkan bahwa
apakah dalam model regresi residual
indikator gaji berada pada kategori kurang
terdistribusi secara normal . Menurut
puas. Selanjutnya pada indikator kepuasan
Suliyanto
kerja terhadap promosi dilihat skor rata
digunakan untuk uji normalitas adalah uji
ratanya sebesar 3,35 dengan TCR sebesar
Kolmogorov Smirnov dimana kriteria uji
67,01%
Kolmogorov Smirnov adalah jika nilai
dengan
berikutnya
adalah
cukup
puas.
terhadap
Indikator
rekan
(
2011)
pedoman
yang
kerja
signifikasi lebih besar dari 0,05 maka
diperoleh informasi skor rata-rata sebesar 4,03
disimpulkan bahwa, residual terdistribusi
dengan TCR sebesar 80,66% dengan kategori
secara normal, sebaliknya jika nilai lebih
puas. Selanjutnya indikator kepuasan kerja
kecil dari 0,05 maka disimpulkan bahwa
terhadap atasan diperoleh skor rata rata
residual terdistribusi secara tidak normal.
sebesar 3,58 dengan TCR sebesar 71,56%
Hasil uji normalitas menunujukkan bahwa
dengan kategori cukup puas. Selanjutnya
residual terdistibusi secara normal karena
kepuasan kerja terhadap pekerjaan diperoleh
semua variabel memiliki signifikan lebih
informasi skor rata rata sebesar 3.31dengan
besar dari 0,05.
TCR sebesar 66,23%. Hal ini menunjukkan
Uji linearitas digunakan untuk melihat
kepuasan kerja terhadap pekerjaan berada
apakah fungsi persamaan regresi yang
pada kategori cukup puas. Secara keseluruhan
digunakan berbentuk linear. Uji linearitas
data hasil penelitian pada variabel kepuasan
ini
5
dapat
dilakukan
dengan
teknik
compare means dimana kriteria uji linearitas (
Glejser. Uji Glejser ini dilakukan dengan
Santoso, 2002 ) adalah, jika nilai signifikasi
cara meregres variabel bebas terhadap nilai
lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan bahwa
residualnya yang telah unstandardized.
persamaan regresi berbentuk linear, sebaliknya
Bila nilai signifikannya lebih besar dari
jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka
0,05 maka berarti tidak terdapat gejala
disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak
heteroskedatisitas
linear. Hasil uji linearitas menemukan bahwa
Hasil uji heterokedastisitas menemukan
terdapat
antara
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
kepuasan kerja dengan locus of control,
kerena semua variabel memilik nilai
kepemimpinan dan motivasi kerja
signifikan lebih besar dari 0,05.
hubungan
yang
linear
(Suliyanto, 2011).
Uji multikolinearitas digunakan untuk
menentukan apakah terdapat korelasi yang
Pengujian Hipotesis
tinggi antar variabel bebas. Model regresi
Pengujian H1, H2
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
Hipotesis H1 dalam penelitian ini
yang kuat diantara variabel bebas (Ghozali,
adalah locus of control berpengaruh
2011). Uji multikolonieritas
dapat dilakukan
signifikan terhadap kepuasan kerja pada
dengan melihat nilai tolerance dan variance
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerence
Barat.
lebih kecil dari 0,10 atau nilai VIF lebih
kepemimpinan berpengaruh signifikan
besar
terhadap kepuasan kerja
dari
10,
maka
terdapat
gejala
Hipotesis
H2
adalah
pada Biro
multikolonieritas, dan sebaliknya. Hasil uji
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.
multikolinearitas menemukan bahwa antar
Hasil pengujian kedua hipotesis tersebut
variabel bebas tidak memiliki korelasi yang
dapat dilihat sebagai berikut:
kuat karena semua variabel bebas memiliki
Tabel 2. Hasil Uji H1, H2
Variab Konstanta dan Koefisien Signifi
el
Variabel
Regresi
kan
Terika Konstanta
Bebas
Kepuas
(a)
34,793
0,000
an
0,375
0,000
Locus of
Kerja Control (X1)
(Y)
0,000
Kepemimpinan 0,430
(X2)
F hitung
22,541
0,000
2
R
0,275
Sumber: Data Primer yang diolah,2015
Tabel 2 diatas dapat dijelaskan
tolerance lebih besar dari 0,10 dan CIF lebih
kecil dari 10.
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah
dalam
ketidaksamaan
model
varian
regresi
dari
terjadi
residual
satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji
6
sebagai berikut:
locus of control berpengaruh signifikan
1. Koefisien regresi variabel locus of control
terhadap motivasi kerja pegawai pada
(X1) adalah 0,375 dengan signifikan 0,000
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
(lebih
Dengan
Barat. Hipotesis H4 adalah kepemimpinan
bahwa
berpengaruh signifikan terhadap motivasi
locus of control (X1) berpengaruh positif
kerja pegawai pada Biro Umum Setda
dan signifikan terhadap kepuasan kerja
Provinsi Sumatera Barat. Hasil pengujian
pegawai pada Biro Umum Setda Provinsi
kedua hipotesis tersebut dapat dilihat
Sumatera Barat, sehingga H1 dapat diterima.
pada Tabel 3.
kecil
demikian
dari 0,05).
dapat disimpulkan
2. Koefisien regresi variabel kepemimpinan
(X2)
adalah 0,430
dengan
Tabel 3. Hasil Uji H3, H4
Variabel
Konstanta dan Koefisien Signifi
Intervening Variabel
Regresi
kan
Bebas
Motivasi (I) Konstanta
(a)
37,656
0,000
0,000
Locus of Control 0,278
(X )
0,122
0,006
Kepemimpinan
(Xhitung
)
F
10,536
0,000
2
R
0,150
Sumber: Data Primer yang diolah,
2015
signifikan
0,000 (lebih kecil dari 0,05). Dengan
demikian
dapat
simpulkan
bahwa
kepemimpinan (X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai
pada Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
Barat sehingga H2 dapat diterima.
Berdasarkan
3. F hitung diperoleh sebesar 22,541 dengan
diinterpretasikan:
signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05).
Dengan
demikian,
dapat
1. Koefisien regresi variabel
disimpulkan
signifikan
locus of control, kepemimpinan terhadap
0,05).
kepuasan kerja adalah layak.
bahwa,
(X1)
kontribusi
Dengan
(lebih kecil dari
demikian
dapat
berpengaruh
positif
dan
signifikan terhadap motivasi kerja
variabel locus of control, kepemimpinan
terhadap kepuasan kerja
0,000
simpulkan bahwa, locus of control
4. R2 (R square) diperoleh sebesar 0,275
bermakna
locus of
control (X1) adalah 0,278 dengan
bahwa model penelitian tentang pengaruh
yang
tabel tersebut dapat
pegawai sehingga H3 dapat diterima.
adalah 27,5%,
2. Koefisien
dimana sisanya sebesar 72,5% merupakan
regresi
kepemimpinan
kontribusi variabel lainnya.
dengan
(X2)
signifikan
variabel
adalah 0,122
0,006 (lebih
kecil dari 0,05). Dengan demikian
Pengujian H3, H4
Hipotesis H3 dalam penelitian ini adalah
dapat simpulkan bahwa kepemimpinan
7
(X2) berpengaruh positif dan signifikan
diperoleh
terhadap
motivasi kerja pegawai pada
signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05).
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
Dengan demikian dapat simpulkan
Barat,sehingga H4 dapat diterima.
bahwa motivasi (I) berpengaruh positif
Dengan
0,000
(Y) pada Biro Umum Setda Propinsi
(lebih kecil dari 0,05).
demikian,
dapat
Sumatera Barat sehingga H5 dapat
disimpulkan
diterima.
bahwa model penelitian tentang pengaruh
locus
of
control,
kepemimpinan
2. F hitung diperoleh 34,903 dengan
dan
terhadap motivasi kerja pegawai adalah
signifikan
layak.
0,05).
4. R2 (R square) diperoleh sebesar
0,000
Dengan
(lebih
variabel locus of control, kepemimpinan
kepuasan kerja adalah layak.
dapat
pengaruh motivasi terhadap
3. R2 (R square) diperoleh 0,225 yang
terhadap motivasi adalah 15%, dimana
85%
dari
disimpulkan bahwa model penelitian
tentang
sebesar
kecil
demikian,
0,150 yang bermakna bahwa, kontribusi
sisanya
dengan
dan signifikan terhadap kepuasan kerja
3. F hitung diperoleh sebesar 10,536 dengan
signifikan
sebesar 0,658
merupakan
bermakna bahwa kontribusi variabel
kontribusi variabel lainnya.
motivasi terhadap kepuasan kerja pada
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
Pengujian H5
Hipotesis H5 dalam penelitian ini adalah
Barat adalah 22,5%, dimana
sebesar 77,5% merupakan kontribusi
motivasi berpengaruh signifikan terhadap
variabel lainnya.
kepuasan kerja pegawai pada Biro Umum
Setda Provinsi Sumatera Barat. Hasil uji H5
Pengujian H6, H7
Hipotesis H6 dalam penelitian ini
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Uji H5
Variabel
Terikat
Kepusan
Kerja (Y)
Konstanta dan
Variabel
Intervening
Konstanta (a)
Motivasi (I)
F hitung
R2
adalah
Koefisien
Regresi
Signifikan
32,410
0,658
34,903
0,225
0,000
0,000
0,000
sisanya
motivasi
berperan
sebagai
variabel intervening antara locus of
control dan kepuasan kerja pada Biro
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat.
Hipotesis H7 adalah Motivasi berperan
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4 diatas dapat dijelaskan sebagai
sebagai
berikut:
kepemimpinan dan kepuasan kerja pada
1. Koefisien regresi variabel m o t i v a s i (I)
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
8
variabel
intervening
antara
sebesar 0,000 atau lebih kecil dari
Barat.
Untuk
pengujian
H6,
H7
0,05.
digunakan
teknik
3. F hitung adalah sebesar 22,541 dan
statistic yang digunakan untuk mengetahui
signifikan 0,000 atau lebih kecil
pengaruh variabel intervening (Baron dan
dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan
Kenny, 1986).
bahwa model penelitian pada tingkat
hierarchical regression yaitu
1 adalah layak.
4. R2 (R square) diperoleh 0,275 yang
bermakna bahwa besarnya pengaruh
Tabel 5. Pengujian H6, H7,
Variabel
Terikat
Konstanta,
Tingkat 1
Tingkat 2
langsung
variabel locus of control
Variabel
Bebas dan
Intervening
Koefisien Sig.
Regerasi
Koefisien Sig.
Regerasi
(X1), kepemimpinan (X2) terhadap
Kepuasan
kerja (Y)
Konstanta (a) 34,793
0,000 17,587
0,008
Locus of
0,375
0,000 0,249
0,014
Kepemimpina 0,430
0,000 0,374
0,001
kepuasan
kerja
(Y) adalah
27,5%.
Control (X1)
1. Variabel locus of control (X1) masih
n(X2)
Motivasi
(I)
-
-
F hitung
22,541
0,000 22,795
2
R
2
R Change
0,275
0,457
0,000
berpengaruh
0,000
kepuasan kerja (Y) karena
0,092
dapat diartikan bahwa
kepuasan
of
control
dan
motivasi (I)
antara locus of control (X1) dan
Model 1
positif
nilai
berperan sebagai partial intervening
5 dapat dijelaskan sebagai berikut:
berpengaruh
terhadap
kecil dari 0,05. Dengan demikian
Hasil hierarchical regression pada Tabel
locus
signifikan
signifikannya adalah 0,000 atau lebih
0,367
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
1. Variabel
Model 2
(X1)
kerja
(Y),
sehingga
hipotesis H6 dapat diterima.
signifikan
2. Variabel kepemimpinan (X2) masih
terhadap kepuasan kerja (Y) karena,
berpengaruh
memiliki nilai signifikan sebesar 0,000
signifikan
terhadap
kepuasan kerja (Y) karena
atau lebih kecil dari 0,05.
nilai
signifikannya adalah 0,000 atau lebih
2. Variabel kepemimpian (X2) berpengaruh
kecil dari 0,05. Dengan demikian
positif dan signifikan terhadap kepuasan
dapat diartikan bahwa motivasi (I)
kerja (Y) karena, memiliki nilai signifikan
berperan sebagai partial intervening
9
antara kepemimpinan (X2) dan kepuasan
signifikan terhadap kepuasan kerja pada
kerja (Y), sehingga hipotesis H7 dapat
Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
diterima.
Barat Temuan ini memberikan makna
3. F hitung adalah sebesar 22,795 dan
bahwa apabila dimasa yang akan datang
signifikan 0,000 atau lebih kecil dari
Biro Umum Propinsi Sumatera Barat
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dapat meningkatkan locus of control yang
model penelitian pada tingkat 2 adalah
tinggi, memiliki pemimpin yang
layak.
baik maka kondisi tersebut akan dapat
meningkatkan kepuasan kerja pegawai
4. R2 (R square) diperoleh 0,367 yang
pada
bermakna bahwa besarnya pengaruh tidak
Biro
Umum
Setda
Propinsi
Sumatera Barat.
langsung variabel locus of control (X1),
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
kepemimpinan (X2) terhadap kepuasan
H3, H4 diketahui bahwa locus of control,
kerja (Y) yaitu melalui motivasi (I) adalah
dan kepemimpinan berpengaruh positif
36,7%.
dan signifikan terhadap motivasi kerja
Berdasarkan penjelasan Model 1 dan 2,
pegawai pada Biro Umum Setda Propinsi
maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh
langsung
lebih
variabel
kepemimpinan
locus
of
Sumatera Barat, Temuan ini memberikan
control,
makna bahwa apabila dimasa yang akan
terhadap kepuasan kerja
(27,5%) lebih kecil dari pada pengaruh tidak
langsungnya yaitu melalui variabel motivasi
datang
Biro Umum Setda Propinsi
Sumatera
Barat
dapat
memberikan
motivasi yang tinggi kepada pegawainya,
(36,7%). Dengan demikian maka peranan
locus of control yang tinggi, memiliki
motivasi sebagai variabel intervening telah
pimpinan yang lebih baik yang selalu
meningkatkan pengaruh variabel kualitas
memperhatikan
locus of control, kepemimpinan terhadap
bawahannya,
maka
kondisi tersebut akan dapat meningkatkan
kepuasan kerja sebesar 9,2% (R2 Change =
motivasi kerja pegawai pada Biro Umum
0,092)
Setda Propinsi Sumatera Barat itu sendiri.
Hasil pengujian hipotesis H5 diketahui
PEMBAHASAN
bahwa variabel motivasi berpengaruh
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis H1,
positif dan signifikan terhadap kepuasan
H2 diketahui bahwa locus of control, dan
kepemimpinan
berpengaruh
positif
kerja pada Biro Umum Setda Propinsi
dan
Sumatera Barat, Temuan ini memberikan
10
65,77% .
makna bahwa apabila dimasa yang akan
datang Biro Umum Setda Propinsi Sumatera
2. Locus of control mempunyai pengaruh
Barat Kantor, dapat lebih meningkatkan
yang signifikan terhadap kepuasan
motivasi pegawai maka kondisi tersebut akan
kerja
dapat meningkatkan kepuasan kerja pegawai
3. Locus of control mempunyai pengaruh
pada Biro Umum Setda Provinsi Sumatera
pengaruh
Barat.
motivasi
Hasil
pengujian
diketahui
hipotesis
bahwa
variabel
berperan sebagai variabel
H6,
H7
4. Kepemimpinan pegawai pada Biro
motivasi
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat
intervening antara
locus of control, k e p e m i m p i n a n
kepuasan kerja
yang signifikan terhadap
cukup
dan
baik
dengan
TCR
sebesar
70,03%.
pegawai pada Biro Umum
5. Kepemimpinan mempunyai pengaruh
Setda Propinsi Sumatera Barat, Temuan ini
yang signifikan terhadap kepuasan
memberikan makna bahwa apabila dimasa
kerja.
yang
akan
datang
Setda
Propinsi
Biro Umum
Sumatera
dapat lebih meningkatkan
6. kepemimpinan mempunyai pengaruh
Barat,
Signifikan terhadap motivasi
motivasi kerja,
7. Motivasi pegawai pada Biro Umum
locus of control, kepemimpinan dan kepuasan
Setda
kerja maka kondisi tersebut akan
termasuk kategori sedangdengan TCR
meningkatkan
m ot i va s i
dapat
kerja pegawai
yang tinggi dan seterusnya akan
Provinsi
Sumatera
Barat
sebesar 75,36%.
dapat
8. Motivasi mempunyai pengaruh yang
kepuasan kerja yang tinggi pula pada Biro
signifikan terhadap kepuasan kerja
Umum Setda Propinsi Sumatera Barat.
9. Motivasi sebagai intervening terbukti
memiliki pengaruh antara locus of
KESIMPULAN DAN SARAN
control dengan kepuasan kerja
Kesimpulan
Berdasarkan
kesimpulan
10.Motivasi sebagai variabel intervening
hasil
penelitian,
penelitian
beberapa
yang
terbukti memiliki pengaruh antara
kepemimpinan dan kepuasan kerja.
dapat
11.Kepuasan kerja pegawai pada Biro
disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Locus of control, pegawai pada Biro Umum
Umum Setda Provinsi Sumatera Barat
Setda Propinsi Sumatera Barat termasuk
termasuk kategori cukup puas dengan
kategori cukup baik denagn TCR sebesar
TCR sebesar 69,59%.
11
bersikap
meningkatkan
penyampaian
kepuasan kerja
keluhan,
pegawai pada Biro Umum Setda Propinsi
hendaknya
Sumatera Barat dimasa yang akan datang
komitmen
maka
melaksanakan pekerjaan.
disarankan,
meningkatkan
agar
lebih
kepuasan Kerja
karena
motivasi kerja dan selanjutnya motivasi
kerja di pengaruhi oleh locus of control
dan kepemimpinan.
upaya
kerja
pegawai
yang
dimaksudkan pada poin diatas, maka Biro
Umum Setda Propinsi Sumatera Barat
perlu melakukan peningkatan locus of
dapat
dilaksanakan dengan cara memberikan
Antoni
dan
Govindarajan
(2004)
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Binarupa Aksara, Jakarta
arahan yang positip memasukan nilai nilai
agama yang kuat, prinsiatif, yang dapat
membedakan mana hal yang baik dan
Arikonto, Suharsismi. ( 2009 ) Prosedur
Penelitian,
suatu
Pendekatan
Praktek Penerbit ,Rineka Cipta
Jakarta
buruk dalam menjalani kehidupan.
4. Perbaikan
kepemimpinan
dilaksanakan
dengan
cara
dapat
melakukan
Baron,RM dan Kenny, DA ( 1986 ). The
Moderator–Mediator
Variable
Distinction in Social Psychological
Research: Conceptual, Strategic, and
Statical consideration. Journal of
Personality
and
Social
Psychology.Vol 51 No.6 Pp 1173-118
rekuitmen kepemimpinan, tes, dan pelatihan
kepemimpinan
memilih
yang
diharapkan
dapat
yang
dapat
pemimpin
mengarahkan
bawahan
dan
dalam
Agustina, Arianto. T. 2009. Analis faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja pada Staf Kantor Akuntan
Publik. Jurnal Akutansi & Keuangan
Vol.3 No.2
control, kepemimpinan dan motivasi kerja
locus of control
tinggi
Agung,Wibowo (2013). Analisis Peran
Locus of Control dan Tekanan
Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan
Komitmen Organisasi Auditor.
Jurnal Ilmiah Dinamika Ekonomi
dan Bisnis Vol 1 No.1
meningkatkan kepuasan
sebagaimana
yang
menujukkan
Adedeji,T., Adeyinka,T., dan Ollufemi
,A.2009. Locus of control ,interest
in
schooling,self-efficacy
and
academic-achievement.
Cypriot
Jurnal of Educational Sciences Vol
4
bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh
2. Dalam
selalu
pegawai
REFERENSI
hasil penelitian ini telah membuktikan
3. Perbaikan
kepada
pengunjung, mempermudah prosedur
Saran-Saran
1. Untuk
bersahabat
dapat
memotivasi bawahan sehingga bawahan
merasa
terlindungi
dan
Brahmasari dan Suprayetn.2008 . Analisis
diperhatikan,
12
Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan
Kerja dan Kinerja Pegawai di PTSang
Hyang Sari (Persero ) Regional III
Malang. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol
10 No 4
Dessler, Gery. ( 2007 ).Manajemen Sumber
Daya Manusia.10th ed Jilid 1.PT Indeks
Jakarta.
10,pp.68
Jeffrey,L dan Jhon,S.1998.Relationship
Between Metacognition.Motivation
Locus of Control,Self-Efficacy, and
Achademic Achievement Canadian
Journal of Councelling Vol 32 No,3
Julianto,2002.Analisis
Pengaruh
Kepuasan Kerja terhadap Locus of
control, Konflik Peran, Komitmen
Organisasi dan Job Insecurity yang
mempengaruhi
Keinginan
Berpindah Kerja pada Perusahan
Freight Forwading di Jakarta
Jurnal Empirik Vol 14.No 10,pp 68
Dubrin Andrewj. 2005.Leadership Terjemahan
edisi Kedua : Prenada Media, Jakarta,
Ghozali, Imam, 2007, Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Kreitner dan Kincki. 2005. Prilaku
Organisasi, Salemba empat, Jakarta
Gibson,IvanelevichDonelly.1997.
Organization (terjemahan): Cetakan ke
empat PT Gelora Aksara Pratama.Jakarta.
Koncoro, Mudrajat. 2003, Metode Riset
untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga.
Jakarta
Greenberg J and Baron R.A 1997 .Behavior
in Organization: Managing the Human
Side of Work, New Jersey : Practice Hall
International,Inc
Luthan, Fred. 2006. Prilaku Organisasi :
Andi, Yogyakarta
Maholtra, N.K ( 1993 ). Marketing
Research,4th. Prentice Hall New
Jersey.
Handoko,T
Hani
2001,Manajemen
Personalia
dan
Sumber
Daya
Manusia,FE UGM,Yogyakarta
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu.
2006. Evaluasi Kinerja SDM.
Bandung : PT Refika Aditama
Mas’ud Fuad 2004 : Survai Diagnosis
Organisisional: Konsep dan Aplikasi
Semarang
:
Badan
Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hans,A Mubee,SA,dan Ghabshi AS.2013. A
Study on Locus of Control and Job
Satisfaction
in
Semi-Government
Organization in Sultanate og Oman.The
SIJ Transaction on Industrial, Finacial &
Business Management ( IFBM ) Vol 1
No2,May-June .
Munandar, A.S. 2008. Psikologi Industri
dan Organisasi . : UI-Press ,Jakarta
Hasibuan,Malayu,SP
2006.
Manajemen
Sumber Daya Manusia ,Bumi,Jakarta.
Nimran,Umar.2004.Prilaku Organisasi :
CV Citra Media,Surabaya
Ida,J dan Agus,2008. Analisi Pengaruh
Kepemimpinan,Job
Insecurity
dan
Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja
pada Perusahan Freight Forwading di
Jakarta. Jurnal Empirik Vol 14.No
Nitisemito, Alex. A. 2002. Manajemen
Personalia, Manajemen Sumber Daya
Manusia : Ghalia Indonesia, Jakarta
13
Aksara, Jakarta.
Prasetyo, Puji 2002” Pengaruh Locus of
control terhadap Hubungan Antara
Ketidakpastian
Lingkungan
dengan
Karakteristik Informasi Sistem Akutansi
Manajemen” Jurnal Riset Akutansi ,Vol.5
No.1 Januari : 119-136
Simamora, Henry. 2005. Manajemen
Sumber Daya Manusia .STIE YKPN,
Jakarta
Soewartono, C.T,Armanu,T, Djumilah
Z,dan Minarti, R, 2012. Pengaruh
Gaya
Kepemimpinan
terhadap
Kinerja Dosen dengan Kepuasan
Kerja dan Motivasi Kerja sebagai
Mediator( Studi pada Perguruan
Tinggi Swasta di Jayapura ) Jurnal
Aplikasi Manajeme.Vol.10,No.3.
Reffiani,2009.Pengaruh Budaya
Organisasi,Motivasi Kerja,dan Gaya
Kepemimpinan yang diinteerasikan
dengan pengendalian Sikap Individu (
Locus of Control ) terhadap Prestasi
Kerja pada pusat Pelatihan Kelapa
Sawit ( PPKS ) Medan.Tesis Universitas
Sumatera Utara Medan.
Sopiah. 2008. Prilaku Organisasi
Penerbit Andi, Yoyakarta.
Reis, Michelle dan Kaushik Mitra ( 1998 )”
The Effect of Individual Difference
Factor on The Acceptability of Ethical
and Unethical Workplace Behavior”
Jurnal of Business Ethiss 17.
:
Sudarwan 2004. Kepemimpinan: Konsep
dan Aplikasi: Dewi Ruci, Bandung
Sudiyanto, 2010. Analisis Budaya
Organisasi
dan
Kepemimpinan
melalui Kepuasan Kerja Pengaruhnya
terhadap Intent to Leave Karyawan
pada Industri Jasa Perhotelan di
Kabupaten Badung dan Kota
Denpasar.Jurnal Mitra Ekonomi dan
Manajemen Bisnis Vol.3 No.1.
Ridwan dan Akdon ( 2007 ),Aplikasi Statistik
dan Metode Penelitian untuk Administrasi
dan Manajemen, : Dewi Ruci,Bandung.
Rivai,Veithzal dan Sagala,Ella Jauvani
2009,Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk Perusahaan: Dari Teori ke
Praktek, Rajagrafindo Persada, Jakarta
Sugiyono,2007. Metode Penelitian
Kuantitaif dan Kualitatif dan R & D:
Alfabeta, Bandung.
Robbins, Stephen P. 2006. Prilaku
Organisasi. Edisi ke sepuluh. Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta
Suliyanto.2011.Ekonometrika Terapan:
Teori & Aplikasi dengan SPSS.CV
Andi Offset.
Sekaran, Umar.( 2006 ). Metode Penelitian
Untuk Bisnis. Buku 1 dan 2. Penerbit
Salemba. Jakarta.
Usaman,Untung.2009.Pengaruh
Karakteristik
Personal,Karakteristik
Kerja dan Pengalaman Kerja terhadap
motivasi dan Kepuasan Kerja.Jurnal
Manajemen Sumber Daya Manusia.Vol
3 No.1.
Seniati, L 2006” Pengaruh Masa Kerja, Trait
Kepribadian, Kepuasan Kerja, dan Iklim
Psikologis Terhadap Komitmen Dosen
pada Universitas Indonesia” Makara
Sosial Humaniora,10,2 .Desember.
Vivi
Ariyani.2011.Pengaruh
Kepemimpinan
Transformasional
terhadap Motivasi Kerja Dosen pada
Siagian, Sondang, 2008. Manajemen Sumber
Daya Manusia ( cetakan 15 ) Bumi
14
Universitas yang berada di Madiun.Jurnal
Widya Warta No.01 Tahun XXXV.
Wahyusumidjo.2002.Kepemimpinan,Tinjauan
Teoritik dan Permasalahannya: PT Raja
Grafindo Persada,Jakarta.
Wiyono,J dan Hakim,S.2009.Pengaruh Role
Conflict dan Motivasi terhadap Kepuasan
Kerja ( Studi pada KAP di Sumatera
Bagian Selatan ).Jurnal Ekonomi dan
Akutansi.Vol.2 No.3.
15
16