PPT Kelompok 5A Informasi terkait Penatalaksanaan DM dan Hiperlipidemia
Informasi dalam penatalaksanaan diabetes disertai hiperlipidemia
Kelompok 5
Anna Veronika Sinurat 1106008990
Anti Nurul Latifah 1106016670
Dwi Oktaviana 1106051793 Hasti Ristina Sari 1106004563
Tazkia Khairina Fathin 1106051736
Novia Ayu Fajarningrum 1106022875 Penatalaksanaan
Tujuan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai target utama, yaitu: 1.
Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal.
Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi
Pengaturan diet Tanpa obat Olahraga Obat
Penatalaksanaan hipoglikemik oral
Dengan obat Insulin Obat
Kepatuhan Pasien
Faktor-faktor mempengaruhi ketidakpatuhan :
- Regimen yang kompleks
- Kurang pengetahuan pasien terhadap penyakitnya
- Kurang keyakinan pasien terhadap terapi/obat
- Kebingungan tentang petunjuk cara minum obat
- Biaya pengobatan yang cukup tinggi bagi pasien
- Ada gangguan psikologi terutama depresi
- Ada gangguan kognitif
- Kurangnya dukungan sosial dari keluarga atau kerabat
Konseling dan pemberian informasi
yang lengkap dan akurat tentang terapi Salah satu solusi Langkah yang dapat dilakukan:
1. Libatkan pasien
2. Spesifik; dapatkan rincian spesifik bila pasien mendiskusikan masalah obatnya.
3. Identifikasi hambatan utama
a. Apakah pasien mengerti cara meminum obatnya?
b. Apakah regimen obat terlalu kompleks?
c. Apakah pasien mengerti keuntungan utama dari obatnya?
d. Apakah pasien mengerti kalau obat dapat membantu
walaupun pasien tidak merasakan keuntungannya? e. Apakah biaya menjadi masalah?f. Apakah pasien depresi?
4. Simpulkan apakah pasien memerlukan perubahan sikap dan bagaimana melaksanakannya.
5. Memecahkan masalah (saran-saran); a.
Meminum obat sesuai dengan yang diresepkan adalah sangat penting b. Untuk mendapatkan hasil optimal, jadwal meminum obat harus dipatuhi c. Bila pasien memikirkan untuk berhenti meminum salah satu obat, atau
khawatir mengenai efek sampingnya, bicarakan dulu dengan dokter.
d.
Bila pasien khawatir dengan biaya obat, mungkin ada alternatif yang lebih murah yang sama keefektifannya. Beritahu dokter, jangan malu.
e.
Bila regimen obat terlalu susah, menjadi beban, atau membingungkan; tanyakan ke dokter atau Apoteker apakah ada alternatif lain yang lebih sederhana f. Jumlah obat yang diminum bukanlah pertanda betapa sehat atau tidak
sehat. Lebih baik didiskusikan dengan dokter atau Apoteker tentang
target pengobatan seharusnyaKonseling & Kondisi Psikologis
Anti Nurul Latifah 1106016670 Konseling Penting
Tujuan Pemberian Konseling 1.
Penderita DM memiliki harapan hidup lebih lama dengan kualitas hidup yang optimal.
2. Membantu penderita DM agar dapat merawat dirinya
sendiri, sehingga komplikasi yang mungkin timbul dapat diminimalkan
3. Penderita DM dapat berfungsi dan berperan optimal dalam
masyarakat 4. Penderita DM dapat lebih produktif dan bermanfaat 5. Menekan biaya perawatan Materi Konseling 1.
Kepatuhan konsumsi obat 2. Diet sehat 3. Olahraga 4. Informasi terkait obat yang dikonsumsi 5. Hal yang dilakukan saat mengalami kondisi hipoglikemia 6. Kondisi psikologi yang mungkin dialami, dan 7. Pemeriksaan laboratorium secara berkala Apa yang dikatakan dokter tentang peruntukan/kegunaan pengobatan Anda?
Anda? 3. Apa yang dikatakan dokter tentang harapan terhadap pengobatan Anda? Kondisi Psikologis
Permasalahan terkait psikologis dan sosial merusak
kemampuan penderita DM dalam menjalankan terapi (American Diabetes Association, 2015). Depresi adalah salah satu kondisi yang sering ditemukan pada
penderita DM (Snoek & Skinner, 2005). Depresi dapat dikaitkan (Snoek & Skinner, 2005):
Penurunan kepatuhan pasien terhadap terapi yang dilakukan,
Meningkatnya komplikasi, dan
Manajemen terapi DM melibatkan semua aspek kegiatan yang biasa dilakukan oleh penderita DM
Gaya hidup pada mayoritas penderita DM mengalami perubahan Beberapa hal yang memicu peningkatan stres penderita DM adalah (Snoek & Skinner, 2005):
Kondisi hiperglikemi,
Kondisi hipoglikemi, dan
Rasa takut menggunakan terapi insulin.
Cara mengatasi distress terkait DM (Snoek & Skinner, 2005):
Intervensi edukasi psikologis berupa pelatihan peningkatan kemampuan mengatasi masalah dan
Intervensi klinis berupa konsultasi dengan tenaga
Permasalahan
Psikologis
Depresi
Ansietas Eating Disorder Depresi
Diagnosis ditegakkan bila terdapat 5 atau lebih gejala-gejala khas berikut
ini (Soegondo dkk., 2011): 1. Perasaan sedih sepanjang hari dan hampir setiap hari 2.Sulit tidur atau tidur terlalu banyak yang hampir terjadi setiap hari 3. Merasa lesu, lelah, dan tidak bertenaga, hampir setiap hari 4. Perasaan murung dan hilang rasa senang setiap hari 5. Tidak ada minat terhadap semua aktivitas sehari-hari hampir setiap hari 6. Merasa hidup ini tidak berharga, tidak berguna, merasa bersalah tanpa alasan, hampir setiap hari 7. Pandangan suram dan pesimistik terhadap masa depan 8.
Tidak dapat berpikir/konsentrasi/mengambil keputusan, hampir setiap hari 9. Terus menerus memikirkan kematian, ingin mati, atau ingin bunuh diri.
Cara mengatasi depresi adalah (Soegondo dkk., 2011) :
1.Membiasakan diri untuk berjalan-jalan keluar,
2. Sering berkomunikasi (bercerita) dengan teman, 3.
Senantiasa menambahkan pikiran-pikiran positif setiap harinya, dan
4. Melakukan terapi yang dilakukan dengan bantuan dari tenaga kesehatan
Depresi
Ansietas
Diagnosis ditegakkan bila dalam waktu 6 bulan penderita mengalami minimal 3 dari 6 keadaan berikut (Soegondo dkk., 2011):
Kewaspadaan berlebihan sehingga mengganggu tidur, sukar konsentrasi 3. Mudah lelah 4. Merasa pikiran kosong 5. Mudah tersinggung 6. Otot-otot yang tegang (tidak bisa santai)
Tindakan yang dapat dilakukan dalam mengatasi ansietas yaitu (Soegondo
dkk., 2011) :1. mencoba mengidentifikasi penyebab kecemasan yang dialami, dan
Eating Disorder
Prevalensi sesungguhnya dari DM dengan eating disorder belum
diketahui secara pasti (Snoek & Skinner, 2005).
Penelitian terkini menuliskan bahwa 1/3 hingga ½ dari wanita
muda penderita DM tipe I mengkonsumsi insulin dengan jumlahyang kurang dari yang dibutuhkan ingin menjaga berat badan
mereka (Snoek & Skinner, 2005). Pola ini kadar glukosa dalam darah menjadi tetap tinggi yang dapat mengarah pada kondisi-kondisi yang lebih buruk (Snoek & Skinner, 2005).
Eating Disorder
Gejala yang dapat dijadikan sebagai pedoman kemungkinan terjadinya
gangguan pola makan yaitu (Soegondo dkk., 2011):1. Sangat khawatir akan menjadi gemuk (padahal masih berbadan kurus) 2.
Olahraga berlebihan, melebihi kebutuhan 3. Tidak mempedulikan akibat buruk dari kondisi badan yang buruk 4. Mempunyai kebiasaan makan banyak pada sekali makan (terjadi 2 kali seminggu dalam 3 bulan)
5. Mempunyai kebiasaan meminum obat pencahar/diuretik untuk menurunkan berat badan, memuntahkan makanan yang baru dimakan
DM adalah penyakit keluarga mempengaruhi orang yang mencintai, yang tinggal bersama atapun yang peduli terhadap keadaan penderita.
Perasaan tidak didukung merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan stres penderita DM.
Perasaan tidak didukung seringkali berkembang menjadi rasa dikucilkan/isolasi, frustasi, marah, ataupun rasa bersalah.
Hal yang tepat dilakukan oleh keluarga adalah
Jika keluarga merasa belum memiliki pengetahuan terkait DM, maka
mencari referensi yang bersumber dari (Snoek & Skinner, 2005) :
Buku-buku,
Bertanya pada orang yang memiliki keluarga dengan kondisi DM ataupun
Meminta saran kepada tenaga ahli kesehatan terkait
Informasi Nutrisi
Prinsip diet
Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal Mencapai dan mempertahankan kadar lipid optimal Memberi kecukupan energi untuk
mempertahankan atau mencapai BB normal
Menghindari atau menangani komplikasi akut
pasien yang menggunakan insulinJumlah kalori
Yang harus
diperhatikan
Kebiasaan Jenis makanan Kebutuhan kalori Kalori/kg BB Ideal
Status gizi Kerja Santai Sedang Berat Gemuk
25
30
35 Normal
30
35
40 Kurus
35 40 40-50 Perhitungan berat badan ideal
Berat badan idaman = 90% x (TB dalam cm -100) x 1
kg Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita dibawah 150 cm, rumus dimodifikasi menjadi:Berat badan ideal = (TB dalam cm
- – 100) x 1 kg
Menurut Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu berat badan (kg)/tinggi
Penurunan berat badan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respons sel-sel β terhadap stimulus glukosa. Komposisi diet Karbohidrat 45-65%
Protein 10-15% Natrium < 3 g
Lemak 20-25% Serat 25 g Informasi terkait penatalaksanaan pasien DM dan hiperlipidemia
Pasien disarankan untuk membatasi lemak jenuh kurang dari 7% dari total kalori dan mengurangi total asupan kolesterol kurang dari 200 mg per hari.
Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal
lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.Apabila pasien merupakan pecandu alkohol, maka anjuran bagi pasien yang tidak dapat meninggalkan alkohol adalah sebagai berikut:
Alkohol tidak boleh dikonsumsi apabila:
Kadar glukosa darah belum terkendali
Kadar trigliserida darah meningkat
Menggunakan obat diabetes sulfonilurea generasi pertama
karena dapat memberikan efek samping Menderita penyakit gastritis, pankreatitis, tipe tertentu penyakit ginjal atau Sjantung. Alkohol memiliki kalori tinggi sehingga tidak baik bagi seseorang yang obesitas
Tidak diminum dalam perut kosong karena dapat menyebabkan hipoglikemia Referensi:
Chisholm-Burns, Marie, Wells, Barbara, Schwinghammer, Terry, Malone, Patrick, Kolesar, Jill, Rotschafer, John, dan Dipiro, Joseph. 2008. Pharmacotherapy Principles & Practice.
United States of America: The McGraw-Hill.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care
untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Linn, William, Wofford, Marion, O’keefe, Mary, dan Posey,
Michael. 2009. Pharmacotherapy in Primary Care. United States of America: The McGraw-Hill.
Ndraha, Suzanna. 2014. Diabetes Melitus tipe 2 dan Tatalaksana Terkini. Medicinus Vol. 27 No. 2.
Hasti Ristina sari Olahraga yang dianjurkan aerobic low impact
Senam Jogging
Berenang Bersepeda Porsi latihan
Intensitas
Berat ringannya latihan
Lama Latihan
Waktu/durasi yang diperlukan Sekitar 30
- – 60 menit, 5 menit pemanasan, 5 menit pendinginan
Frekuensi Banyaknya latihan persatuan waktu yang berkaitan dengan
Ketika olahrga, sel-sel otot
bekerja lebih keras lebih
membutuhkan gula dan
oksigen yang lebih banyak
untuk diubah menjadi energi
daripada saat istirahat
Olahraga gula dalam darah
digunakan oleh sel otot
untuk diubah menjadi energi
kadar gula dalam darah Menurunkan berat badan Menghambat dan memperbaiki faktor resiko penyakit kardiovaskuler
Keuntungan psikologis Mencegah diabetes dini
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM OLAHRAGA
Kadar gula darah Sepatu yang pas dan sesuai
Pendamping yang mengetahui cara mengatasi hipoglikemia
Membawa permen atau sedikit gula untuk pertolongan hipoglikemia Senam diabetes
Gerakan senam diabetes gerakan energik tapi tidak menghentak (SKJ) dan tidak low impact (senam lansia)
Senam diabetes membakar kalori tubuh dapat menurunkan gula kadar gula darah
Anna Veronika S.
INFORMASI TERKAIT HIPOGLIKEMIA Definisi
Hipoglikemia terjadi ketika kalau kadar glukosa darah turun di bawah 50-60 mg/dL
Terdiri dari 3 jenis:
Hipoglikemia ringan
Hipoglikemia sedang
Hipoglikemia berat
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
Usia
Menurut Lefebvre, gejala (symptom) hipoglikemia muncul lebih berat dan terjadi pada kadar gula darah yang lebih tinggi pada orang tua dibanding dengan usia yang lebih muda
Kelebihan (ekses) insulin
Dosis insulin atau obat penurun gula darah yang terlalu tinggi. Konsumsi glukosa yang berkurang.
Produksi glukosa endogen berkurang, misal setelah konsumsi alkohol.
Peningkatan penggunaan glukosa oleh tubuh, misal setelah
berolahraga. Peningkatan sensitivitas terhadap insulin.
Obat hipoglikemik oral yang berisiko menyebabkan hipoglikemia
Penggunaan obat hipoglikemik oral yang memiliki cara kerja meningkatkan sekresi insulin pada pankreas dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia. Obat
- – obat tersebut antara lain dipeptydil peptidase-4 inhibitor, glucagon-like peptide-1, golongan glinide, golongan sulfonylurea: glibenclamide, glimepiride
Jika mengabaikan gejala hipoglikemia terlalu lama, maka akan mungkin mengalami kehilangan kesadaran. Hal itu terjadi karena otak memerlukan glukosa untuk berfungsi dengan baik. Untuk itu, kenalilah tanda dan gejala hipoglikemia awal karena hipoglikemia yang tidak diobati dapat menyebabkan penurunan kesadaran hingga kematian.
Seiring waktu, episode berulang dari hipoglikemia dapat menyebabkan koma hipoglikemia. Tubuh dan otak tidak lagi memproduksi tanda-tanda dan gejala yang memperingatkan bahwa gula darah rendah. Penanganan
Gejala awal biasanya dapat diobati dengan mengonsumsi 15 sampai 20 gram karbohidrat atau gula. Makanan tersebut termasuk permen, jus buah, dan lain-lain.
Makanan yang mengandung lemak atau protein yang tidak baik untuk perawatan hipoglikemia, karena protein dan lemak dapat memperlambat penyerapan tubuh dari gula.
Periksa kembali kadar gula darah 15 menit setelah pengobatan. Jika kadar gula darah masih di bawah 70 mg/dL, ulangi langkah ini sampai gula darah di atas 70 mg/d.
Setelah kadar gula darah kembali normal, penting sekali untuk mengonsumsi makanan ringan atau makanan untuk membantu menstabilkan gula darah Anda. Hal ini juga membantu glikogen untuk tersimpan kembali, karena telah habis selama hipoglikemia. Lipodistrofi
Terdapat 2 jenis:
Lipoatrofi (terjadi lekukan dibawah kulit tempat suntikan akibat atrofi jaringan lemak)
Lipohipertrofi (pengumpulan jaringan lemak subkutan di tempat suntikan akibat lipogenik insulin)
Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat
dijadikan tempat menyuntikkan insulin. Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan
di daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat.
Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah rendah, hindarilah penyuntikkan pada daerah perut.
Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat adalah dari perut, lengan atas dan paha. Insulin akan lebih cepat diserap apabila daerah suntikkan digerak- gerakkan. Penyuntikkan insulin pada satu daerah yang sama dapat mengurangi variasi penyerapan.
Lipodistrofi Dapat menurunkan absorbsi insulin
Rotasi penyuntikan sangat dianjurkan untuk mencegah timbulnya lipodistrofi
Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 1inchi (+ 2,5cm) dari daerah sebelumnya.
Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu baru pindah ke daerah yang lain
Kaki Diabetes Dwi Oktaviana (1106051793) Pendahuluan
- Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes mellitus yang tidak terkendali.
- Kelainan kaki DM dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan, dan adanya infeksi.
- Kaki diabetes yang tidak dirawat dengan baik dan benar akan mudah mengalami luka dan cepat berkembang menjadi ulkus ganggren. Hal ini merupakan penyebab dari mayoritas amputasi pada penderita diabetes.
- Oleh karena itu diperlukan edukasi agar orang dengan diabetes mengetahui tentang penyakitnya dan dapat
GangguanPembuluh Darah Keadaan hiperglikemia yang terus menerus menyebabkan kemampuan kontraksi dan relaksasi pembuluh darah menurun.
Akibatnya sirkulasi darah tubuh menurun, terutama pada kaki, dengan gejala:
- Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dan melakukan kegiatan fisik
- Jika diraba kaki terasa dingin/ tidak hangat
- Rasa nyeri kaki pada waktu istirahatdan malam hari
- Sakit pada telapak kaki setelah berjalan
- Jika luka sukar sembuh
- Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang
Gangguan Persyarafan (Neuropati)
- Neuropati pada kaki akan menghambat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi ke otak sehingga penderita tidak sadar bila terjadi bahaya atau luka pada kaki.
Neuropati pada Kaki
- Ditandai perasaan baal atau kebal (parastesia), kurang
Neuropati berasa (hipestesia) terutama ujung kaki terhadap rasa panas, dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki.
Sensorik
- Ditandai dengan kelemahan sistem otot, otot
Neuropati mengecil, mudah lelah, kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari seperti palu (hammer toe), sulit mengatur keseimbangan tubuh.
Motorik
- Ditandai dengan kulit menjadi kering, pecah-pecah
Neuropati dan tampak mengkilat karena kelenjar keringat di
bawah kulit berkurang. Infeksi
Penurunan sirkulasi darah di daerah kaki akan menghambat proses penyembuhan luka sehingga kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi. Kadar gula darah yang tinggi akan menghambat kerja leukosit dalam mengtasi infeksi sehingga luka menjadi ulkus ganggren dan terjadi perluasan infeksi sampai ke tulang (osteomielitis). Jika ulkus ganggren sudah meluas maka sulit diatasi dan memerlukan amputasi. Masalah Umum pada Kaki Diabetes
Orang dengan diabetes memiliki resiko lebih tinggi terhadap masalah kaki karena:
- Sirkulasi darah dari jantung ke kaki dan tungkai menurun >Berkurangnya indra rasa pada
- Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi
Kapalan Radang ibu mata ikan jari kaki
Masalah
Kutil melepuh
Kaki
kutu air Cantengan Kulit kaki Kapalan dan Mata Ikan
- Kapalan (callus), mata ikan (corn atau kutilmulmus)
merupakan penebalan atau pengerasan kulit akibat adanya neuropati dan penurunan sirkulasi darah dan gesekan atau tekanan yang berulang pada daerah tertentu di kaki. Jika tidak diobatai maka akan timbul luka pada jaringan dibawahnya yang dapat berlanjut menjadi ulkus Melepuh
- Kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh
pemakaian sepatu yang sempit. Hal ini jangan diobati sendiri karena kulit yang iritasi sering disertai infeksi (ulkus) dan kadang tidak dirasa karena adanya neuropati, sehingga baru diketahui setelah keluar cairan atau nanah yang merupakan tanda awal masalah.
- Ulkus harus diobati dan dirujuk ke podiatrist atau tim kesehatan.
Cantengan (kuku masuk ke dalam jaringan)
Cantengan merupakan luka infeksi pada jaringan sekitar kuku akibat pertumbuhan kuku yang salah. Hal ini disebabkan karena perawatan kuku yang tidak tepat misalnya memotong kuku yang salah (terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor. Kuku merupakan sumber kuman sehingga bila ada luka di sekitarnya maka akan mudah terkena infeksi. Cantengan ditandai dengan sakit di sekitar kuku, merah, bengkak, dan keluar cairan nanah yang harus segera ditanggulangi. Kulit Kaki Retak dan Luka Kutu Air
Kerusakan syaraf dapat menyebabkan kulit kering, bersisik , retak dan pecah-pecah terutama pada sela-sela jari kaki.
Kulit kaki yang pecah mudah terkena infeksi jamur seperti kutu air yang dapat berlanjut menjadi ulkus ganggren.
Kutil pada Telapak Kaki
Kutil disebabkan oleh virus yang sulit disembuhkan, hampir mirip dengan callus. Jangan diobati sendiri. Periksaakn ke dokter.
Radang Ibu Jari Kaki (jari seperti martil)
Peradangan dapat disebabkan oleh luka akibat pemakaian sepatu yang terlalu sempit. Neuropati dan peradangan pada ibu jari kaki dapat menyebabkan perubahan bentuk ibu jari kaki seperti palu (hammer toe). Hal ini juga dapat disebabkan adanya kelainan anatomik yang dapat menimbulkan titik tekan abnormal pada kaki. Pembedahan terkadang diperlukan untuk mencegah komplikasi ke tulang. Daftar Pustaka
Soegondo, Sidartawan; Pradana Soewondo; dan Imam Subekti. (2011). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu Edisi Kedua: Panduan Penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter dan Edukator. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Johnson, Marilyn. (1998). Diabetes: Terapi dan Pencegahannya.
Bandung: Indonesia Publishing House.
Pencegahan, Pemeriksaan,
Pemeliharaan dan Perawatan Kaki Upaya Pencegahan Primer
Edukasi kesehatan DM, komplikasi dan perawatan kaki
Status gizi yang baik dan pengendalian DM
Pemeriksaan berkala DM dan komplikasinya
Pemeriksaan berkala kaki penderita
Pencegahan/ perlindungan terhadap trauma
- – sepatu khusus
Higiene personal termasuk kaki
Menghilangkan faktor biomekanis yang mungkin menyebabkan ulkus Pemeriksaan Kaki sehari-hari
Periksa bagian atas atau punggung, telapak, sisi-sisi kaki dan sela jari.
Periksa apakah ada kulit retak atau melepuh
Periksa apakah ada luka dan tanda-tanda infeksi (bengkak, kemerahan, hangat, nyeri, darah atau cairan lain yang keluar dari luka, dan bau) Perawatan Kaki sehari-hari
Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi. Bila perlu
gosok kaki dengan sikat lembut. Keringkan kaki dengan handuk lembut dan bersih termasuk sela-sela jari
Berikan pelembab pada daerah kaki yang kering agar kulit tidak menjadi
retak. Tapi jangan berikan pelembab pada sela jari karena dapat menjadi
sangat lembab dan tumbuh jamur Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk jari normal, tidak terlalu pendek atau dekat dengan kulit
Pakai alas kaki untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka, juga didalam
rumah. Jangan menggunakan sandal jepit karena dapat menyebabkan lecet
Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetik:
Panjang sepatu ½ inchi lebih panjang dari jari kaki terpanjang saat berdiri
Ujung sepatu lebar
Tinggi tumit kurang dari 2 inchi
Bagian dalam bawah sepatu (insole) tidak kasar dan licin, dengan tebal 10-12 mm
Ruang dalam sepatu longgar lebar sesuai bentuk kaki
Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda tajam seperti duri. Lepas sepatu setiap 4-6 jam serta gerakkan pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik
Bila menggunakan sepatu baru, lepaskan sepatu setiap 2 jam kemudian periksa keadaan kaki
Pilih kakus kaki berbahan katun atau wol. Bahan katun
menyerap keringat sehingga mencegah infeksi jamur
Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa apakah ada tanda-tanda radang
Segera ke dokter bila kaki mengalami luka
Periksakan kaki ke dokter secara rutin Hal-hal yang Perlu Dilihat
Kemerahan, memar atau sesuatu yang berubah warna
Gelembung
Luka-luka atau goresan-goresan
Retak-retak atau infeksi jamur diantara sela jari kaki
Iritasi atau gesekan Yang Tidak Boleh Dilakukan
Merendam kaki terlalu lama
Menggunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki
Berjalan diatas aspal atau batu panas
Menggunakan silet untuk mengurangi kapalan (callus)
Memakai sepatu atau kaus kaki sempit
Menggunakan sepatu berhak tinggi dan atau ujung sepatu lancip
Menyilangkan kaki terlalu lama
Menggunakan obat-obat pada kaki tanpa anjuran dokter
Membiarkan luka kecil pada kaki, sekecil apapun luka tersebut
Olahraga / Senam Kaki Senam Kaki Diabetes
Kaki diabetes yang mengalami gangguan sirkulasi darah dan neuropati dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani dan senam kaki.
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki (deformitas).
Selain itu juga dapat meningkatkan kekuatan otot betis dan paha, juga mengatasi keterbatasan gerak sendi.
Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk dan tidur dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki, misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat, mengangkat dan menurunkan kaki.
Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat, mencengkram dan meluruskan jari-jari kaki.
Berjalan sedikitnya 30-40 menit sehari. Berjalan lebih cepat akan menambah kelancaran peredaran darah tetapi harus sesuai dengan kondisi fisik dan anjuran dokter. Daftar pustaka
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Panduan Penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter dan Edukator. Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
Johnson, Marlyn. Diabetes, Terapi dan Pencegahannya
Pemeriksaan Berkala
Pengendalian daibetes yang baik pengaturan diet, olahraga, menggunakan obat sesuai petunjuk dokter, dan ecaluasi kesehatan secara berkala diantaranya pemeriksaan kadar Glukosa darah puasa (GDP) dan 2 jam postpondial (setelah makan/GD2PP), serta HbA1c
Tes Glukosa
Darah
Pemeriksaan klinis menggunakan HbAicPemeriksaaan Darah Mandiri/Self Monitoring
Pemeriksaan Glukosa Darah Mandiri/Self
Monitoring Blood Glucose Bersifat praktis dengan menggunakan glukometer. Hasil tes glukometer hanya sebatas monitoring agar glukosa darah penderita tetap terkontrol dalam batas idealnya.
Glukosa darah yang dikehendaki sebesar 100 mg/Dl (glukosa darah puasa) dan 140 mg/dL (glukosa darah sesudah makan/postprandial) Beberapa hal yang mempengaruhi akurasi pengukuran darah oleh glukometer
Faktor kualitas alat glukometer dan kelengkapannya (tingkat akurasi alat, kualitas strip tes, kemampuan alat untuk menghindari interferensi pembacaan glukosa akibat adanya zat lain dalam darah pasien)
Faktor internal pengguna yang melingkupi keterampilan dalam mengoperasikan serta merawat alat.
ADA (The American Diabetes Association) merekomendasikan seseorang untuk melakukan pemeriksaan gula darah jika berada pada kondisi seperti :
Mendapat terapi insulin/obat diabetes
Sedang menjalani terapi insuin secara intensif
Sedang dalam masa kehamilan
Mengalami kesulitan mengendalikan kadar glukosa darah
Memiliki tingkat glukosa darah yang sangat rendah atau muncul keton karena kadar glukosa darah yang tinggi
Memiliki kadar glukosa darah yang rendah tanpa didahului munculnya tanda-tanda peringatan.
Waktu pemeriksaan bervariasi tergantung tujuan pemeriksaan yang terkait dengan terapi
Pemeriksaan glukosa darah menggambarkan kadar glukosa darah saat diperiksa tidak menggambarkan pengendalian jangka panjang
Namun tetap diperlukan dalam pengelolaan diabetes untuk mengtasi permasalahan yang mungkin timbul karena perubahan kadar glukosa darah secara mendadak Pemeriksaan klinis menggunakan HbA1c
Pemantauan pengendalian kadar glukosa darah untuk menilai keberhasilan pengobatan/terapi.
ADA merekomendasikan pemeriksaan HbA1c
setiap 3 bulan pada pasien yang memiliki kontrol glikemi rendah ataupun yang mengalami pergantian terapi
Setiap 6 bulan pada pasien yang memiliki kontrol glikemik yang baik. Pemeriksaan glukosa urin
Untuk memperkirakan kadar glukosa darah namun tidak selektif.
Dipengaruhi fungsi ginjal pemeriksaan ini tidak dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan terapi.
Ambang ginjal terhadap glukosa berkisar antara 60-180 mg/dL Daftar Acuan
American Diabetes Association: Standards of medical care in diabetes 2015