PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA IPM

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI
KABUPATEN LAMONGAN
Aris Budi Susanto dan Lucky Rachmawati
Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya
ABSTRACT
This study examines the influence of HumanDevelopment Indeks( HDI) and
inflation on economic growth in regency Lamongan on 2002-201. The purpose
of this research are to identified how influence the variables HDI and inflation
on economic growth in Lamongan regency. In order to verify resea rch
hypothesis the econometric model was used with OLS (Ordinary Least Square)
method. From the analysis result could be concluded that IPM variable and
inflation based on simultaneous test result, all variables simultaneously have
significant effect toward economic growth of Lamongan

Keyword: Human Development Indeks(HDI, inflation.

Pertumbuhan

ekonomi


memungkinkan terjadinya pembangunan

peningkatan

ekonomi di banyak bidang. Menurut

kemampuan dari suatu perekonomian

Kuznets pertumbuhan ekonomi adalah

dalam memproduksi barang-barang dan

kenaikan

jasa-jasa.

kemampuan

didefenisikan


sebagai

Pertumbuhan

ekonomi

jangka

panjang

dalam

negara

untuk

suatu

menunjukkan sejauh mana aktivitas


menyediakan semakin banyak jenis

perekomian

barang-barang

akan

menghasilkan

ekonomi

kepada

tambahan pendapatan masyarakat pada

pendudunya; kemampuan ini tumbuh

suatu


sesuai dengan kemajuan teknologi, dan

periode

tertentu.

(Sukirno,

2006:423).

penyesuaian kelembagaan dan ideologis

Pertumbuhan ekonomi adalah

yang diperlukannya (Jingan, 2010:57).

hal yang selalu diprioritaskan sebab
adanya

pertumbuhan


ekonomi

Pembangunan

yang

pendapatan

perkapita.

indonesia

dikarenakan

pertumbuhan

ini

ekonomi


yang

stabil sangat diharapkan oleh negara

mengindikasikan adanya pertambahan
hal

ekonomi

masalah

sedang

membangun

karena

dapat


kemiskinan,

seperti

mengatasi

pengangguran,

buta huruf meingkatkan kesejahteraan

yaitu

masyarakat dan memberi perhatian lebih

pertumbuhan ekonomi indonesia justru

di bidang kesehatan dan pendidikan

mengalami penurunan secara drastis.


(Masriah, 2011:23). Dengan kata lain

Penurunan

negara yang mengalami pertumbuhan

Indonesia di tahun 2009 adalah 1,43%.

ekonomi yang tinggi maka ia akan

Di tahun 2010 pertumbuhan ekonomi

mampu memberikan efek yang tinggi

Lamongan dan pertumbuhan ekonomi

terhadap bidang-bidang yang lain sebab

Indonesia mengalami kenaikan namun


ketika

mengalami

angka pertumbuhan ekonomi Lamongan

pertumbuhan ekonomi maka pendapatan

masih lebih baik dari pertumbuhan

nasional suatu negara akan terdongkrak

ekonomi Indonesia yaitu sebesar 6,89%

naik sehingga bisa dialokasikan untuk

dan pertumbuhan ekonomi Indonesia

pembiayaan pembangunan infrastruktur


6,20%. Pada data terakhir tahun 2011

perekonomian.

menunjukkan

suatu

negara

Oleh

sebab

itu

sebesar

0,09%


pertumbuhan

bahwa

namun

ekonomi

pertumbuhan

pertumbuhan ekonomi menjadi prioritas

ekonomi lamongan masih lebih tinggi

utama

sebesar 7,2% dari pada pertumbuhan

suatu

negara

guna

mensejahterakan penduduknya.
Menurut
pertumbuhan

BPS

ekonomi

Jatim

ekonomi

2012

Indonesia

yang

hanya

mencapai angka sebesar 6,46%.

Kabupaten

Menurut Solow pertumbuhan

Lamongan dari tahun 2008 hingga tahun

ekonomi selalu bersumber dari satu atau

2011

pertumbuhan

lebih dari tiga faktor kenaikan kuantitas

ekonomi Indonesia . Pada tahun 2007

dan kualitas tenaga kerja (melalui

pertumbuhan ekonomi lamongan sebesar

pertubuhan

5,7%

perbaikan

selaludi

dan

atas

pertumbuhan

ekonomi

jumlah

penduduk

pendidikan),

dan

penambahan

Indonesia sebesar 6,35%, namun pada

modal dan teknologi. Sedangkan salah

tahun

ekonomi

satu alat untuk mengukur pembangunan

lamongan mengalami kenaikan yang

kualitas dan kuantitas tenaga kerja

sangat tajam sebesar 0,46 sedangkan

adalah IPM (Todaro, 2003:150). Indek

pertumbuhan ekonomi indonesia justru

pembangunan manusia merupakan suatu

mengalami penurunan sebesar 0,34. Di

indeks komposit yang mencakup tiga

tahun

bidang

2008

2009

pertumbuhan

pertumbuhan

ekonomi

Lamongan mengalami kenaikan lagi

dianggap

pembagian
sangat

manusia

yang

mendasar

yaitu

kesehatan yang diukur dari rata-rata usia

pertumbuhan ekonomi Lamongan adalah

harapan

paling rendah.

hidup,

pengetahua

dan

pendidikan yang diukur dari rata-rata

Inflasi merupakan salah satu

lama sekolah dan angka melek huruf dan

indikator penting dalam pengendalian

standar hidup layak (kesejahteraan)

ekonomi makro yang berdampak luas

secara

terhadap

keseluruhan

BPS

Jatim

berbagai

sektor

ekonomi.

Dengan syarat dan batas-batas yang

(2002:28).
IPM berperan penting dalam
pembangunan

perekonomian

modern

masih toleran. Dengan begitu, inflasi
akan mendorong perekonomian. Laju

sebab pembangunan manusia yang baik

inflsi

akan menjadikan faktor-faktor produksi

mengganggu

mampu

Mutu

meningkatkan taraf hidup masyarakat.

penduduk yang baik akan mampu untuk

Demikian pula dengan tingkat inflasi

berinovasi

faktor-

yang terlalu rendah, karena sektor

faktor produksi yang ada. Selain dari

produksi tidak memiliki dorongan untuk

pada itu pembangunan manusia yang

memacu produksinya.

di

maksimalkan.

mengembangkan

tinggi

pula

sehingga

akan

terlalu

tinggi

usaha

dapat

pemerintah

Inflasi berdampak buruk pada

tinggi mengakibatkan jumlah penduduk
akan

yang

perekonomian

khususnya

pada

menaikkan tingkat konsumsi. Hal ini

redistribusi pendapatan dan terjadinya

akan

untuk

distorsi harga, distorsi penggunaan uang

menggalakkan pertumbuhan ekonomi

dan distorsi pajak Menurut Samuelson

(sukirno

Namun

dalam Djohanputro (2006:153). Tentu

pada

saja hal ini akan berdampak negatif pada

mempermudah

2006:430).

kenyataannya

yang

terjadi

Kabupaten lamongan, IPM yang cukup

pertumbuhan

tinggi pertumbuhan ekonominya masih

dari

rendah. Menurut BPS Jatim tahun 2012

Kabupaten

jika di bandingkan dengan beberapa kota

ekonomi selalu mengalami kenaikan

di

Kabupaten

baik ketika tingkat inflasi menurun

Lamongan lebih tinggi di bandingkan

ataupun naik. Berdasarkan BPS Jatim

kabupaten

Kabupaten

tahun 2012 pada tahun 2003, 2005,

Tuban, Kabupaten Banyuwangi dan

2006, 2011 inflasi dan pertumbuhan

Kabupaten

ekonomi

Jawa

Timur

IPM

Bojonegoro,

Pasuruan

namun

perekonomian.

pertumbuhan
Lamongan

naik,

Namun

ekonomi

di

pertumbuhan

bahkan

kenaikan

pertumbuhan ekonomi di tahun 2011

maka

masih mencapai angka 0,23%.

masyarakat

Berdasarkan

latar

belakang

diatas masalah yang akan dibahas dan

pengaruh

IPM

terhadap

sebagai

pendapatan
pemilik

faktor

produksi juga akan meningkat (Sukirno,
2006:423).

dicari jawabannya adalah: (1) Apakah
ada

diharapkan

Menurut Kuznets pertumbuhan
ekonomi

adalah

kenaikan

jangka

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

panjang dalam kemampuan suatu negara

Lamongan. (2) Apakah ada pengaruh

untuk menyediakan semakin banyak

inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi

jenis barang-barang ekonomi kepada

di Kabupaten Lamongan. (3) Apakah

pendudunya; kemampuan ini tumbuh

ada pengaruh IPM dan inflasi terhadap

sesuai dengan kemajuan teknologi, dan

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

penyesuaian kelembagaan dan ideologis

Lamongan secara bersama-sama.

yang diperlukannya (Jingan, 2010:57).
Dengan

Pertumbuhan Ekonomi

disimpulkan

demikian
bahwa

dapat

pertumbuhan

ekonomi adalah perkembangan dalam
Secara
ekonomi

umum,

pertumbuhan

didefenisikan

sebagai

peningkatan kemampuan dari suatu
perekonomian

dalam

barang-barang
Pertumbuhan

memproduksi

dan

jasa-jasa.

ekonomi

menunjukkan

sejauh mana aktivitas perekomian akan
menghasilkan

tambahan

kegiatan ekonomi yang ditandai dengan
kenaikan

output

sehingga

berimbas

pada

perekonomian

pada

jasa

kenaikan

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi

pendapatan

dasarnya
suatu

aktivitas

Menurut Sukirno faktor-faktor
penting

yang

dapat

mewujudkan

proses

pertumbuhan ekonomi adalah: (1) Tanah

produksi

dan kekayaan alam lainnya. (2) Jumlah

untuk menghasilkan output, maka proses

dan mutu dari penduduk dan tenaga

ini pada gilirannya akan menghasilkan

kerja. (3)

suatu aliran balas jasa terhadap faktor

dan tingkat teknologi. (4) Sistem sosial

produksi yang dimiliki oleh masyarakat.

dan sikap masyarakat

penggunaan

adalah

dan

pendapatan perkapita.

masyarakat pada suatu periode tertentu.
Karena

barang

faktor-faktor

Dengan adanya pertumbuhan ekonomi

Barang-barang

modal

Faktor produksi adalah sebagai

1956 dijelaskan bahwa pertumbuhan

kekuatan utama yang mempengaruhi

ekonomi

pertumbuhan

pertumbuhan,

Beberepa

(Jhingan,

faktor

2010:67).

ekonomi

tersebut

terdiri

tradisional,

dari

lima

yaitu

tahap

masyarakat

masyarakat

untuk

lepas

adalah: (1) Tanah dan kekayaan alam

landas, masyarakat lepas landas, gerakan

lainnya. (2) Akumulasi modal. (3)

ke arah kedewasaan dan masa konsumsi

Organisasi. (4) Kemajuan teknologi. (5)

tinggi (Adisasmita, 2013:67).

Pembagian kerja dan skala produksi
Inflasi dan Dampaknya
Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi
Inflasi adalah proses kenaikan
(1)Teori Pertumbuhan Klasik. Dalam

harga-harga umum secara terus menerus.

teori klasik yang menjadi tumpuan

Yang berakibat pada turunnya daya beli

utama dalam pertumbuhan ekonomi

masyarakat

adalah kekayaan alam dan jumlah

pendapatannya juga menurun. Jadi jika

penduduk.

ini

ada kenaikan harga pada suatu barang

pertumbuhan penduduk pada mulanya

namun kenaikan itu bersifat sementara

akan meningkatkan pendapatan nasioal

maka hal tersebut belum bisa di

namun pertambahan penduduk yang

katatakan inflasi (Putong, 2003:254).

Menurut

teori

terus menerus pada akhirnya akan

karena

sebab

berada pada titik produksi marjinal sama

menerus

dengan pendapatan perkapita (sukirno

terjangkau

2006:433). (2) Teori Schumpeter. Dalam

(Putong, 2003:263).

ia

menjelaskan

riil

Inflasi dapat berakibat buruk

menurunkan hasil lebih. Sehingga akan

teorinya

secara

kenaikan

harga

kemungkinan
oleh

yang

terus

tidak

dapat

semua

masyarakat

bahwa

pengusaha adalah golongan yang terus

Jenis-jenis Inflasi

menerus membuat usaha atau inovasi
dalam
tersebut

kegiatan
meliputi

barang-barang

ekonomi.

Inovasi

Menurut Putong ( 2003:260)

memperkenalkan

berdasarkan penyebab awal

baru

bagi

dan

menjadi:

(1)

Inflasi

inflasi di
tarikan

mengembangkan sumber bahan mentah

permintaan. (2) Inflasi desakan biaya.

yang baru (Sukirno, 2006:434). (3) Teori

(3) Inflasi di Impor.

pertumbuhan Rostow. Menurut rostow

Menurut

Putong

(2003:260)

kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga

berdasarkan asalnya Inflasi dikarenakan

kerja

oleh: (1) Pengaruh kejadian ekonomi di

penduduk dan perbaikan pendidikan),

dalam negeri. (2) Imported Inflation atau

penambahan modal dan teknologi. Salah

inflasi yang tertular dari luar negeri.

satu alat untuk mengukur pembangunan

Menurut

Putong

(2003:260)

Jenis inflasi menurut sifatnya adalah:
(1)

Inflasi

(melalui

pertubuhan

jumlah

kualitas dan kuantitas tenaga kerja
adalah IPM (Todaro, 2003:150).

merayap/rendah

(creeping inflation), yaitu inflasi yang

Perhitungan

besarnya kurang dari 10% pertahun; (2)

Manusia

Indeks

Pembangunan

Inflasi menengah (galloping inflation)
besarnya 10 – 30% pertahun; (3) Inflasi

Adapun

metode

perhitungan

berat (high inflation), yaitu inflasi yang

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

besarnya antara 30% - 100% pertahun;

yang terdiri dari tiga komponen yaitu

(4)

(hyper

lamanya hidup dukur dengan harapan

inflation), yaitu inflasi yang ditandai

hidup saat lahir, tingkat pendidikan

oleh naiknya harga secara drastis hingga

diukur dengan kombinasi antar angka

4 digit atau di atas 100%.

melek huruf pada penduduk dewasa

Inflasi

sangat

tinggi

(dengan bobot dua per tiga) dan rata-rata
lama sekolah (dengan bobot sepertiga),

Indeks Pembagunan Manusia

dan tingkat kehidupan yang layak diukur
Pertumbuhan

dan

dengan pengeluaran perkapita yang telah

pertumbuhan Angkatan Kerja (AK)

disesuaikan (PPP rupiah) (BPS Jatim,

secara

2010:110).

tradisional

penduduk

dianggap

sebagai

salah satu faktor positif yang memacu
pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga

Penelitian Terdahulu

kerja yang lebih besar berarti akan
menambah tingkat produksi (Todaro,

Hasil penelitian Amira salhab
(2011) “Pengaruh Inflasi, Tenaga Kerja,

2006:54).
bahwa

Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap

pertumbuhan ekonomi selalu bersumber

Pertumbuhan Ekonomi Bali”, tujuan

dari satu atau lebih dari tiga faktor

penelitian ini adalah untuk mengetahui

Solow

menjelaskan

pengaruh inflsi, jumlah tenaga kerja dan

jumlah

pengeluaran

pendidikan dan pengeluaran kesehatan

pemerintah

terhadap

penduduk.

pertumbuhan ekonomi. Hasil regresi

juga

menunjukkan

pertumbuhan ekonomi.

secara

simultan

dan

tidak

persial terhadap pertumbuhan ekonomi

Pengeluaran

berpengaruh

Hasil

penelitian

terhadap

Sitepu

dan

di Bali. Penelitian ini menggunakan

Sinaga (2005) yang berjudul “Dampak

regresi linier berganda, hasil penelitian

Investasi sumberdaya manusia terhadap

menunjukkan

dan

pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan

simultan tingkat inflasi, jumlah tenaga

di Indonesia”. yang bertujuan untuk

kerja,

menganalisis

dampak

investasi

sumberdaya

manusia

terhadap

secara

parsial

dan

pengeluaran

pemerintah

berpengaruh

signifikan

terhadap

pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali.

pertumbuhan ekonomi dan kiskinan di

Adanya inflasi atau kenaikan harga akan

Indonesia.

menjadi insentif bagi perusahaan untuk

Hasil

meningkatkan produksinya

investasi sumebrdaya manusia mampu

Hasil

pemelitian

simulasi

menunjikkan

bahwa

Lestari

meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Sukarmiati (2008) “Pengaruh sumber

dan pendapatan rumah tangga. indeks

daya manusia terhadap pertumbuhan

rasio kemiskinan, indeks kesenjangan

ekonomi dalam jangka pendek dan

dan indeks intensitas kemiskinan juga

jangka panjang”, menunjukan bahwa

menurun, kecuali rumah tanga bukan

tujuan dilakukan penelitian ini adalah

angkatan kerja.

untuk mengetahui apakah dalam jangka
pendek

dan

jangka

mempunyai

panjang

pengaruh

SDM

Metode Penelitian

tehadap

ertumbuhan ekonomi.

Jenis penelitian dalam penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ini

dalam

(explanation).

jangka

pendek

variabel

adalah

penelitian
Sedangkan

pengeluaran pendidikan, pengeluaran

tingkat

kesehatan dan jumlah penduduk tidak

merupakan

penelitian

berpengaruh

hubungan

yang

ekonomi.
variabel

terhadap
Dalam

yang

pertumbuhan

jangka

berpengaruh

panjang
adalah

eksplanasi
menurut

penjelasannya, penelitian ini

mengetahui

asosiatif

bertujuan

hubungan

antara

atau
untuk
dua

variabel atau lebih (Sugiyono, 2009:10).

Kemudian digunakan analisis regresi

dari

ganda (Multiple regression analysis).

sebagai bahan masukan terutama untuk

Rancangan

sumber-sumber

yang

relevan

penelitian

analisis dan pembahasan. Data sekunder

menggambarkan variabel-variabel dalam

yang diperoleh berupa dokumen, yaitu

suatu penelitian agar pola pikir penulis

dari BPS. Selain dari BPS data yang

dapat

dipeoleh juga dari internet service yang

dipahami

Rancangan

oleh

penelitian

pembaca.
yang

yang

digunakan dapat digambarkan sebagai

telah diolah kembali oleh peneliti serta
sumber-sumber lainnya yang relevan.

berikut:

Pada

IPM (x1)

penelitian

ini

teknik

analisis data yang digunakan adalah
Regresi sederhana metode analisis yang

Pertumbuhan
Ekonomi
Kabupaten

dipakai adalah metode OLS (Ordinary

Lamongan
(Y)

Inflasi
PDRB
(X2)

Least Squares) yang sering digunakan
untuk

mengestimasi

fungsi

regresi

populasi dari fungsi regresi sampel, uji

Dalam

penelitian ini yang

asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji

menjadi variabel bebas adalah IPM

heteroskedastisitas, uji linearitas, uji

(X¬1), inflasi PDRB (X2) di Kabupaten

multikolinearitas serta uji autokorelasi

Lamongan tahun 2002-2011. Sedangkan

dan

yang menjadi variabel terikat adalah

bertujuan

pertumbuhan ekonomi Lamongan 2002-

berpengaruh

20011

bebas terhadap variabel terikat dan
Populasi dalam peneltian ini

uji

regresi

berganda

untuk
atau

dimana

mengetahui

tidaknya

variabel

seberapa besar pengaruhnya dengan

Kabupaten

tingkat signifikansi sebesar 5 persen (α =

Lamongan. Sedangkan sampel yang

5%). Formula regresi berganda yang

diambil sampel yang diambil dalam

digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian ini antara lain pertumbuhan

sebagai berikut:

adalah

perekonomian

ekonomi Kabupaten Lamongan, IPM,
inflasi PDRB tahun 2002 – 2011.
Teknik

pengumpulan

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + µi
Dimana:

data

Y

= pertumbuhan ekonomi

adalah Dokumentasi yaitu dengan cara

α

= konstanta

mencari data sekunder yang diperoleh

X1

= IPM

X2

variabel inflasi tetap maka pertumbuhan

= inflasi

β1-β2 = koefisien regresi

ekonomi mengalami kenaikan sebesar

µi

8%. Tanda (+) positif menunjukkan

= residual/error

adanya hubungan yang searah antara
Pengujian Instrumen

IPM dan pertumbuhan ekonomi, yaitu

Analisis Regresi

jika IPM tinggi maka pertumbuhan

Analisis regresi berganda adalah suatu

ekonomi akan tinggi;

analisis/metode

(c) b2 = + 0.9258794094 Artinya jika

digunakan

statistika
untuk

yang

menentukan

variabel

inflasi

bertambah

1%

kemungkinan bentuk hubungan antar

sedangkan variabel IPM tetap maka

variabel-variabel yaitu variabel bebas

pertumbuhan

dan variabel terikat secara bersama-

mengalami

sama dengan bantuan program Eviews 5

Tanda (+) positif menunjukkan adanya

diperoleh hasil sebagai berikut :

hubungan yang searah antara inflasi

Koefisien Regresi

denga pertumbuhan ekonomi, yaitu jika

LNPE

=

-33.97550141

8.040507285*LNIPM

ekonomi
kenaikan

(Y)

akan

sebesar

0,9%.

+

inflasi tinggi maka pertumbhan ekonomi

+

akan tinggi.

0.9258794094*LNINFLASI
Dari persamaan diatas, hasil yang dapat

Uji Asumsi Klasik

dijelaskan

Normalitas

(a).Nilai

adalah
konstanta

sebagai
sebesar

berikut:
-33.97

Dari Hasil pengujian data di atas

artinya jika nilai IPM, Inflasi bernilai 0,

diperoleh

maka

Prob.Obs.R2(X2) > α atau 0,692455 >

pertumbuhan

ekonomi

turun

data

dengan

nilai

sebesar 33%;

0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data

(b) b1 = + 8.040507285 Artinya jika

memiliki sebaran yang normal dan lolos

variabel IPM bertambah 1% sedangkan

dalam

uji

normalitas.

Uji Normalitas
2.4
Series: Residuals
Sample 2002 2011
Observations 10

2.0
1.6

Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis

1.2
0.8
0.4

2.35e-15
-0.008812
0.080083
-0.069023
0.053394
0.315261
1.831027

Jarque-Bera
Probability

0.0
-0.05

-0.00

0.05

0.735024
0.692455

0.10

Multikolinieritas

tersebut, dapat dilihat dari koefisien

Menunjukkan hubungan multikol antara

korelasi

variabel

bebas.

Hubungan

antar

variabel

bebas

multikol

Tabel 1.1
Uji Multikolinieritas
IPM

INFLASI

IPM

1

0.0462611576841098

INFLASI

0.0462611576841098

1

Dari hasil pengujian data di atas

Heteroskedastisitas

diperoleh data dengan nilai semua

Heteroskedastisitas

variabel < 0,8 maka data lolos dalam uji

dimana faktor gangguan tidak memiliki

multikolinieritas

varian

adalah

yang

Tabel 1.2
Uji Heteroskedastisitas
White Heteroskedasticity Test:

F-statistic

0.042716

Prob. F(4,5)

0.659527

Obs*R-squared

0.330439

Prob. Chi-Square(4)

0.497979

keadaan

sama

Dari
Nilai

Prob.Obs.R2(X2)

hasil

pengujian

data

sebesar

diperoleh data dengan semua nilai Prob

α = 49,79 yang

(t-statistic) dari masing-masing variabel

lebih besar dari α = 5%, berarti

dependen IPM < α, inflasi < α, maka

kesimpulannya

semua variabel dependen berpengaruh

0.497979 atau pada

tidak

ada

heteroskedastisitas

secara parsial
terhadap

pertumbuhan

ekonomi

di

Kabupaten Lamongan

Autokorelasi
Autokorelasi

merupakan

keadaan

Adapun rincian dari masing-

dimana faktor-faktor pengganggu yang

masing

satu

saling

masing-masing variabel dependen antara

berhubungan. Uji autokorelasi lolos jika

lain; (a) IPM (X1), Nilai dari Prob(t-

nilai X adalah: 1,54

Dokumen yang terkait

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KLUB SENAM SASANA SUMBERSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG

34 239 24

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124

PENGARUH PERMAINAN KONSTRUKTIF DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK TUNARUNGU

9 134 29

PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT HALUS DENGAN PASIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PCC

5 68 1