KAWASAN DAN BIDANG GARAPAN TEKNOLOGI PEN

KAWASAN DAN BIDANG GARAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN Oktober
7, 2009
Filed under: Uncategorized — merymaswarita @ 3:24 pm

A. LATAR BELAKANG
Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua
aspek belajar manusia.
Teknologi pendidikan dapat dipandang dari berbagai sisi. Cara pandang tersebut melandasi
langkah gerak teknologi pendidikan dalam dunia pendidikan. teknologi pendidikan dapat
dipandang sebagai suatu disiplin ilmu, bidang garapan, dan profesi. Masing-masing sudut
pandang memiliki syarat-syarat tersendiri dan teknologi pendidikan sudah memenuhi seluruh
persyaratan ditinjau dari ketiga visi tadi.
Peningkatan teknologi pendidikan sebagai ilmu dan profesi ditentukan oleh kawasan dan bidang
garapan . Bidang garapan mengembangkan, menerapkan, membuktikan dan memperbaiki teori
berdasarkan masukan dari lapangan.
Teknologi pendidikan dalam arti sempit bisa merupakan media pendidikan yaitu hasil teknologi
sebagai alat bantu dalam pendidikan agar berhasil guna, efisien dan efektif. Sedangkan teknologi
dalam arti luas menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT)
adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan

organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan evaluasi dan
mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
Dari pengertian teknologi pendidikan tersebut dapat dipahami bahwa ruang lingkupnya sangat
luas, mencakup semua faktor yang terkait dan terlibat dalam proses pendidikan.

Dalam definisi teknologi pendidikan menurut Association for Educational Communication and
Technology (AECT) tahun 1994 menyatakan teknologi pendidikan adalah teori dan praktek
dalam desain, pengembangan, pemanfaataan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber
untuk belajar. (dalam Seels, Barbara B, 1994 : 10) Dari kelima hal ini merupakan kawasan dari
bidang teknologi pendidikan.
B. PERMASALAHAN
Yang menjadi permasalahan pokok yang akan dibahas dalam makalah ini adalah pemecahan
masalah belajar baik dalam pendidikan maupun pelatihan diperlukan tentang pemahaman
kawasan dan bidang garapan teknologi pendidikan terutama kawasan desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian.
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Agar mahasiswa dapat memahami kawasan dan bidang garapan teknologi pendidikan.
2. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuannya tentang kawasan dan bidang garapan
teknologi pendidikan.

PEMBAHASAN
A. Peranan Kawasan
Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian adalah 5 kawasan teknologi
pendidikan yang harus dikembangkan untuk mengidentifikasi hubungan timbal balik dari teori
dan praktik pembelajaran serta penelitian yang dilakukan untuk melihat kebenaran teori yang
ada.
Ronald L. Jacobs (dalam Seels, Barbara B, 1994:27) mengusulkan adanya suatu kawasan
teknologi kinerja manusia yang mencakup teori dan praktek dan mengidentifikasi tugas-tugas
para peraktisi. Berdasarkan kawasan yang diajukan oleh Jacobs terdapat tiga fungsi yaitu : fungsi
pengelolaan, fungsi pengembangan sistem kerja, dan komponen sistem kinerja manusia yang
merupakan dasar konseptual untuk melakukan fungsi yang lain.
Setiap fungsi mempunyai tujuan dan komponen . Subkomponen pengelolaan meliputi
administrasi dan personalia. Subkomponen pengembangan adalah langkah-langkah dalam proses
pengembangan. Sedangkan subkomponen dari sistem perilaku manusia adalah konsep-konsep
mengenai organisasi, motivasi, perilaku, kinerja serta umpan balik.
B. Hubungan Antar kawasan
Setiap kawasan dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi kepada pengembangan teori
dan praktik dan sebaliknya teori dan praktik dijadikan pengembangan kawasan. Tiap kawasan
tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan yang sistematik.
Hubungan antar kawasan ini bersifat saling melengkapi.

Hubungan antar kawasan yang terdapat dalam Gambar 1.1 tersebut akan lebih mudah dimengerti

bagaimana kawasan-kawasan tersebut saling melengkapi dengan ditunjukkannya lingkup
penelitian dan teori dalam setiap kawasan. Gambar kawasan Teknologi Pendidikan merupakan
rangkuman tentang wilayah utama yang merupakan dasar pengetahuan setiap kawasan.
Gambar 1.1.
Kawasan Teknologi Pembelajaran (dalam Seels,Barbara B, 1994:28)
Berdasarkan kawasan-kawasan tersebut, maka seorang sarjana teknologi pendidikan dapat
berprofesi atau memiliki bidang garapan sebagai berikut :
1. Perancang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan
sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar
2. Pengembangan proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi
pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis computer, teknologi
terpadu.
3. Pemanfaatan/penggunaan proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi
pemanfaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institutionalisasi
serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
4. Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek,
pengelolaan sistem informasi pendidikan.
5. Evaluasi/ penilaian; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah,

pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif.
Gambar. 1.2 Hubungan Antar Kawasan Dalam Bidang
(dalam Seels, Barbara B, 1994:29)
Dari Gambar 1.2 terlihat dengan jelas bahwa setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap
kawasan yang lain dan kepada penelitian maupun teori yang digunakan bersama ialah teori
mengenai umpan balik yang dalam berapa hal digunakan oleh setiap kawasan. Umpan balik
dapat masuk dalam desain pesan. Putaran umpan balik digunakan dalam sistem pengelolaan dan
penilaian juga memberikan umpan balik.
C. Deskripsi Kawasan
Untuk melihat keterkaitan antara teori, praktek dan penelitian berikut akan diuraikan setiap
kawasan teknologi pendidikan. Dalam makalah ini hanya akan dibahas
kawasan teknologi pendidikan.
1. Kawasan Desain
DESAIN
DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN
DESAIN PESAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
KARATERISTIK PEMELAJAR

Kawasan desain memiliki asal usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Melalui Jim Finn dan

Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi
suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran. Demikian juga
Gagne dan briggs pada tahun 1960an telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran
dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep pembelajaran menjadi hidup.
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk
menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro seperti program dan kurikulum; dan pada
tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Kawasan desain meliputi studi mengenai desain
sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karateristik pemelajar.
Desain Sistem Pembelajaran (DSP)
Adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah penganalisaan, perancangan,
pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Dalam istilah yang sederhana,
penganalisaan adalah proses perumusan apa yang akan dipelajari; perancangan adalah proses
penjabaran bagaimana cara mempelajarinya; pengembangan adalah proses penulisan dan
pembuatan bahan pembelajaran; pengaplikasian adalah pemanfaatan bahan dan strategi
pembelajaran; dan penilaian adalah proses penentuan ketepatan pembelajaran. Semua proses ini
harus tuntas agar dapat berfungsi sebagai alat kontrol.
Desain Pesan
Menurut Grabowski desain pesan meliputi ” perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari
pesan” (dalam Seels, Barbara B, 1994:33) yang mengandung prinsip perhatian, persepsi dan
daya serap agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima. Menurut Flemming dan levi

”Membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau simbol yang memodifikasi perilaku
kognitif,afektif dan psikomotor” (dalam Seels, Barbara B.1994 :34). Karakteristik desain harus
spesifik terhadap medianya dan tugas belajarnya.
Strategi Pembelajaran
Menurut Reigeluth Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan
peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Strategi pembelajaran
meliputi situasi belajar seperti belajar induktif serta komponen proses belajar mengajar seperti
motivasi dan elaborasi (dalam Seels, Barbara B, 1994:34).
Menurut Reigeluth (1983a) membagi strategi pembelajaran menjadi 2 variabel strategi:
1. Variabel strategi mikro adalah metode dasar untuk mengorganisasikan pembelajaran dalam
suatu gagasan tunggal (yaitu sebuah konsep, prinsip yang tunggal dan sebagainya). Hal tersebut
mencakup komponen strategi seperti definisi, contoh, latihan, dan bentuk sajian lain.
2. Variabel strategi makro adalah metode dasar untuk mengorganisasikan aspek-aspek
pembelajaran yang berhubungan dengan gagasan lebih dari satu, seperti mengurutkan, membuat
sintesa, dan membuat ringkasan (mempreview dan mereview) gagasan-gagasan yang diajarkan
(dalam Seels, Barbara B, 1994:35).
Karakteristik Pemelajar
Karakteristik pemelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman pemelajar yang berpengaruh
terhadap efektivitas proses belajarnya. Lingkup strategi pembelajaran menggunakan penelitian
motivasi untuk mengidentifikasi variabel yang harus diperhitungkan dan bagaimana caranya hal

tersebut dapat diperhitungkan. Oleh sebab itu karakteristik pemelajar mempengaruhi komponen
belajar yang diteliti dalam lingkup strategi pembelajaran. Karakteristik pemelajar tidak hanya
berinteraksi dengan strategi pembelajaran juga dengan situasi atau konteks dan isi (menurut
Bloom, 1976). (dalam Seels, Barbara B, 1994:35)
2. Kawasan Pengembangan

PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI CETAK
TEKNOLOGI AUDIOVISUAL
TEKNOLOGI BERBASIS KOMPUTER
TEKNOLOGI TERPADU
Kawasan pengembangan ini berakar pada produksi media. Diawali dengan perkembangan buku
teks dan alat bantu pembelajaran non proyeksi sampai munculnya media film yang merupakan
tonggak perkembangan era audiovisual ke era teknologi pembelajaran modern.
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam variasi teknologi yang
digunakan dalam pembelajaran. Kawasan pengembangan dapat dijelaskan dengan adanya pesan
yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori dan manifestasi fisik dari
teknologi berupa perangkat keras, perangkat lunak dan bahan pembelajaran.
Kawasan pengembangan diorganisasikan dalam 4 kategori : teknologi cetak, teknologi
audiovisual, teknologi berasaskan komputer dan teknologi terpadu.

Teknologi Cetak
Adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku dan bahan –bahan
visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Teknologi ini
adalah dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pelajaran lain. Hasil
teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah contoh penggunaan
teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk cetakan, inilah
yang merupakan teknologi cetak. Berikut karakteristik dari teknologi cetak/visual :
1. Teks dibaca secara linier, sedang visual direkam menurut ruang.
2. Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah.
3. Keduanya berbentuk visual statis.
4. Pengembangannya sangat bergantung pada prinsip linguistik dan persepsi visual.
5. Keduanya berpusat pada pemelajar.
6. Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.
Teknologi Audiovisual
Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan peralatan mekanis dan
elektronis untuk menyajikan pesan audio (melalui pendengaran) dan visual (melalui
penglihatan). Peralatan audiovisual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran
suara dan penayangan visual yang berukuran besar seperti film, film bingkai dan transparansi.
Televisi merupakan teknologi unik yang menjembatani teknologi audiovisual ke teknologi
komputer dan terpadu. Karakteristik teknologi audiovisual sebagai berikut:

1. Bersifat linier.
2. Menampilkan visual yang dinamis.
3. Digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembangnya.
4. Cenderung berupa bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak.
5. Dikembangkan berdasarkan prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif.
6. Sering berpusat pada guru, kurang interaktif dengan pemelajar.
Teknologi Berbasis Komputer
Merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat
yang bersumber pada mikroprosesor. Teknologi ini berbeda dengan teknologi lain karena
menyimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital bukan sebagai bahan cetak/visual
dan ditampilkan melalui tayangan di layar monitor. Beberapa jenis aplikasi komputer biasanya

disebut Computer Based Instruction (CBI), Computer Assisted Instruction (CAI), atau Computer
Managed Instruction (CMI). Pengaplikasiannya dapat bersifat tutorial, dimana pembelajaran
utama diberikan: latihan dan perulangan untuk mengembangkan kefasihan dalam bahan yang
telah dipelajari, permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengethauan
yang baru dipelajari, dan sumber data yang memungkinkan pemelajar mengakses sendiri.
Teknologi komputer baik perangkat lunak maupun keras memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Digunakan secara acak disamping secara linier.
2. Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang dirancang

desainer/pengembang.
3. Gagasan diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol dan grafis.
4. Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi.
Teknologi Terpadu
Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis
media yang dikendalikan komputer. Komponen perangkat keras dari sistem terpadu dapat terdiri
dari komputer dengan memori besar yang dapat mengakses secara acak, memiliki internal hard
drive, dan sebuah monitor beresolusi tinggi. Peralatan pelengkapnya mencakup alat pemutar
video, alat penayangan tambahan, perangkat keras jaringan (networking), dan sistem audio.
Sedang perangkat lunaknya berupa disket video, compact disk, program jaringan, serta informasi
digital. Kesemuanya dijalankan dan dikendalikan dalam suatu program belajar hymermedia
menggunakan sistem authoring seperti hypercard atau toolbook. Pembelajaran dengan teknologi
terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Digunakan secara acak disamping secara linier.
2. Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang dirancang
desainer/pengembang.
3. Gagasan diungkapkan secara realistik dalam konteks pengalaman pemelajar, relevan dengan
kondisi pemelajar dan dibawah kendali pemelajar.
4. Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi.
5. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan

bahan pembelajaran.
6. Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengethauan
terbentuk pada saat digunakan.
7. Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dari banyak sumber.
3. Kawasan Pemanfaatan
PEMANFAATAN
PEMANFAATAN MEDIA
DIFUSI INOVASI
IMPLEMENTASI DAN INSTITUSIONALISASI
KEBIJAKAN DAN REGULASI
Pemanfaatan mungkin merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran / Pendidikan tertua diantara
kawasan-kawasan yang lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara teratur mendahului
meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran sistematik.
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar mereka yang
terlibat dalam pemafaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokan pemelajar dengan
bahan dan aktivitas yang specifik, menyiapkan pemelajar agar dapat berintekrasi dengan bahan
aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, membekan penilaian atas hasil

yang dicapai pemelajar serta memasukkannya ke dalam prosedur organisasi yang berkelanjutan.
Pemanfaatan Media
Pemanfaatan Media adalah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Proses
pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi
desain pembelajaran.
Difusi Inovasi
Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk
diadopsi. Menurut Rogers (1983) langkah-langkah difusi tersebut adalah pengetahuan, persuasi
atau bujukan, keputusan, implementasi, dan konfirmasi.
Implementasi dan Pelembagaan
Implementasi dan pelembagaan adalah pengunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam
keadaan yang sesungguhnya, sedangkan pelembagaan adalah penggunaan yang rutin dan
pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.
Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan Regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat/ wakilnya yang
mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan Teknologi Pendidikan. Bidang Teknologi
Pendidikan telah ikut berjasa dalam penentuan kebijakan tentang televisi pembelajaran dalam
masyarakat
4. Kawasan Pengelolaan
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN PROYEK
PENGELOLAAN SUMBER
PENGELOLAAN SISTEM PENYAMPAIAN
PENGELOLAAN INFORMASI
Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pendidikan / Pembelajaran melalui
Perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Secara singkat ada empat
Kategori dalam kawasan pengelolaan yaitu pengelolaan proyek, pengelolaan sumber,
Pengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaan informasi.
Pengelolaan Proyek
Pengelolaan Proyek meliputi perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain dan
pengembangan. Menurut Rothwell dan Kazanas (1992) pengelolaan proyek berbeda dengan
pengelolaan tradisional, yaitu organisasi garis & staf.
Pengelolaan Sumber
Pengelolaan Sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung
dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber sangat penting artinya karena mengatur
pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup personil, keuangan, bahan baku, waktu,
fasilitas, dan sumber pembelajaran.
Pengelolaan Sistem Penyampaian
Pengelolaan Sistem Penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan, pengendalian,”cara
bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan…. Hal tersebut merupakan suatu
gabungan medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pendidikan/
pembelajaran kepada pemelajar” (Ellington dan Harris, 1986:47). (dalam Seels, Barbara B,
1994:56).
Pengelolaan Informasi
Pengelolaan Informasi meliputi perencanaan, pemantauan dan pengendalian cara penyimpanan,

pengiriman/pemindahan atau pemprosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk
kegiatan belajar.
5. Kawasan Penilaian
PENILAIAN
ANALISIS MASALAH
PENGUKURAN BERACUKAN PATOKAN
PENILAIAN FORMATIF
PENILAIAN SUMATIF
Dalam pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia sehari-hari. Kawasan
penilaian mencakup : analisis masalah, pengukuran beracukan patokan, penilaian formatif,
penilaian sumatif. Penilaian adalah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan
belajar.
Analisis Masalah
Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan
strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan.
Pengukuran Beracukan Patokan
Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan pebelajar
menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya.
Penilaian Formatif
Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan penggunaan
informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya.
Penilaian Sumatif
penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk
pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan
Menurut Michael Scrives (1976) (dalam Seels, Barbara B, 1994 : 62-63)
Penilaian formatif dilaksanakan pada waktu pengembangan atau perbaikan program atau produk
(atau orang, dsb.). Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan staf dalam lembaga program dan
biasanya tetap bersifat intern; akan tetapi penilaian ini dapat dilaksanakan oleh evaluator dalam
atau luar atau (lebih baik lagi) kombinasi. Perbedaan antara formatif dan sumatif telah
dirangkum dengan baik dalam sebuah kiasan dari Bob Stake “Apabila juru masak mencicipi sup,
hal tersebut formatif, apabila para tamu mencicipi sup tersebut, hal tersebut sumatif (h.56).
Penilaian sumatif dilaksanakan setelah selesai dan bagi kepentingan pihak luar atau para
pengambil keputusan (sebagai contoh : lembaga penyandang dana atau calon pengguna,
walaupun hal tersebut dapat dilaksanakan baik oleh evaluator dalam atau dalam untuk gabungan.
Untuk alasan kredibiltas, lebih baik evaluator luar dilibatkan dari pada sekedar merupakan
penilaian formatif. Hendaknya jangan dikacaukan dengan penilaian hasil (outcome) yang
sekedar menilai hasil, bukannya proses hal tersebut dapat berupa baik formatif maupun sumatif
(h.130)
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Kelima kawasan Teknologi Pendidikan/Pembelajaran menunjukkan keragaman dari bidang.
Disamping itu, kawasan-kawasan itu sendiri merupakan kesatuan yang komplek. Materi ini
mengetengahkan sifat taksonomis dari struktur kawasan. Setiap orang dapat meneruskan proses
perumusan definisi dan pengembangan tingkat taksonomi yang lebih rinci. Pekerjaan teknologi
pendidikan untuk masa datang adalah membuat definisi yang lebih sempit dari subkategori
maupun cakupan yang ada di dalamnya.
Setiap kawasan dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi kepada pengembangan teori
dan praktik dan sebaliknya teori dan praktik dijadikan pengembangan kawasan. Tiap kawasan
tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan yang sistematik.
Hubungan antar kawasan ini bersifat saling melengkapi.
B. SARAN
1. Supaya kita dapat menerapkan pendekatan sistem dalam rangka pengembangan pembelajaran,
baik pada tingkat kelas maupun dalam konteks pendidikan.