PENGETAHUAN DAN TEORI KEBENARAN FILSAFAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengetahuan
berkembang
dari
rasa
ingin
tahu,
yang
merupakan ciri khas manusia karena manusia adalah satusatunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara
sungguh-sungguh.Binatang
juga
mempunyai
pengetahuan,
namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya
(survival).Manusia
mengembangkan
pengetahuannya
untuk
mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini dan
berbagai problema yang menyelimuti kehidupan.
Manusia
ini.Yang
senantiasa
hendak
diraih
penasaran
terhadap
adalah
pengetahuan
cita-cita
yang
hidup
benar,
kebenaran hidup itu.Manusia merupakan makhluk yang berakal
budi yang selalu ingin mengejar kebenaran.Dengan akal budinya,
manusia mampu mengembangkan kemampuan yang spesifk
manusiawi, yang menyangkut daya cipta, rasa maupun karsa.
Ketika orang menyaksikan sebuah pantai, sebut saja pantai
Tanjung A’an di pulau Lombok, orang akan terheran-heran
dengan pasir putih. Kemegahan alami itu menggugah perhatian
manusia, setidaknya ingin mengetahui sesungguhnya apakah
hidup itu seperti pasir? Siapa yang menciptakan pasir putih
berib-ribu dan bahkan berjuta-juta butir, serta untuk apa
maknanya bagi manusia.
Pada
pembahasan
makalah
kali
ini
penulis
mencoba
menjelaskan tentang pengetahuan dan ukuran kebenaran, yang
meliputi hakikat pengetahuan, bagaimana cara memperoleh
pengetahuan, dimana atau dari mana pengetahuan itu diperoleh,
dan apakah pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan
1
yang benar adanya atau sebaliknya. Serta bagaimana ukuran
kebenaran dari pengetahuan yang didapat tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana defnisi pengetahuan?
2. Bagaimana jenis pengetahuan?
3. Apa perbedaan pengetahuan dengan ilmu?
4. Bagaimana hakikat pengetahuan?
5. Apa saja sumber pengetahuan?
6. Bagaimana defnisi kebenaran?
7. Bagaimana jenis-jenis kebenaran?
1.3 Tujuan Pembahasan
Untuk menjelaskan apa pengertian pengetahuan
Untuk menjelaskan bagaimana jenis pengetahuan
Untuk menjelaskan apa perbedaan pengetahuan dengan
ilmu
Untuk menjelaskan bagaimana hakikat pengetahuan
Untuk menjelaskan apa saja sumber pengetahuan
Untuk menjelaskan bagaimana defnisi kebenaran
Untuk menjelaskan bagaimana jenis-jenis kebenaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGETAHUAN
Secara etimologi
dalam
bahasa
encyclopedia
of
pengetahuan berasal dari kata
inggris
yaitu
Philolophy
knowledge.
dijelaskan
bahwa
Dalam
defnsi
pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge
is justified true belief).
Sedangkan secara
terminology akan dikemukakan
beberapa defnisi tentang pengetahuan. Menurut Drs. Sidi
Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau
hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil
dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Dengan
demikian
pengetahuan
merupakan
pengetahuan
merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. 1
Dalam kamus flsafat dijelaskan bahwa pengetahuan
(knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui
manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri.
Lebih lanjut lagi dijelaskan
bahwa pengetahuan
dalam arti luas berarti semua kehadiran internasional objek
dalam subjek. Namun dalam arti sempit dan berbeda
1
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Rajawali Pers, 2013, hlm 85
3
dengan imajinasi atau pemikiran belaka, pengetahuan
hanya berarti putusan yang benar dan pasti (kebenaran,
kepastian) .
Orang
pragmatis,
terutama
John
Dewey
tidak
membedakan pengetahuan dengan kebenaran (antara
knowledge dengan
truth). Jadi pengetahuan itu harus
benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi.2
1. DEFINISI PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan
untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang
sesuatu.Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah
selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang
diketahui
serta
diketahuinya
kesadaran
itu.Oleh
mengenai
karena
itu
hal
yang
pengetahuan
ingin
selalu
menuntut adanya subyek yang mempunyai kesadaran
untuk
mengetahui
tentang
sesuatu
dan
objek
yang
merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal yang
ingin diketahuinya.Jadi bisa dikatakan pengetahuan adalah
hasil
tahu
manusia
terhadap
sesuatu,
atau
segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang
dihadapinya atau hasil usaha manusia untuk memahami
suatu objek tertentu.
Bahm menyebutkan ada delapan hal penting yang
berfungsi membentuk struktur pikiran manusia, yaitu
sebagai berikut.
a. Mengamati (observes) ; pikiran berperan dalam mengamati
objek-objek. Dalam melaksanakan pengamatan terhadap
objek itu maka pikiran haruslah mengandung kesadaran.
b. Menyelidiki
(inquires)
;
ketertarikan
pada
objek
dikondisikan oleh jenis-jenis objek yang tampil. Tenggang
2
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Rajawali Pers, 2013, hlm 86
4
waktu atau durasi minat seseorang pada objek itu sangat
tergantung pada “daya tariknya”. Kehadiran dan durasi
suatu minat biasanya bersaing dengan minat lainnya,
sehingga paling tidak seseorang memiliki banyak minat
pada perhatian yang terarah. Minat-minat ini ada dalam
banyak cara. Ada yang dikaitkan dengan kepentingan
jasmaniah, permintaan lingkungan, tuntutan masyarakat,
tujuan-tujuan pribadi, konsepsi diri, rasa tanggung jawab,
rasa kebebasan bertindak dan lain lain.
c. Percaya (believes) ; manakala suatu objek muncul dalam
kesadaran, biasanya objek-objek itu diterima sebagai objek
yang
menampak.
Kata
percaya
biasanya
dilawankan
dengan keraguan.
d. Hasrat (desires) ; kodrat hasrat ini mencakup kondisi
biologis serta psikologis dan dialektik antara tubuh dan
jiwa. Karena pikiran dibutuhkan untuk aktualisasi hasrat,
kita dapat mengatakannya sebagai hasrat pikiran. Tanpa
pikiran tidak mungkin ada hasrat.
e. Maksud (intends) ; kendatipun memiliki maksud ketika
akan
mengobservasi,
menyelidiki,
menyelidiki
dan
berhasrat, namun sekaligus tidak berbeda atau bahkan
terdorong ketika melakukannya.3
Banyak pakar ilmu flsafat yang menganggap benar bahwa
pengetahuan itu terdiri atas sebagai berikut:
1. Pengetahuan akal
2. Pengetahuan budi
3. Pengetahuan indrawi
4. Pengetahuan kepercayaan
3
Surajiyo,Filsafat Ilmu dan Perkembangannya Di Indonesia, Bumi Aksara, 2013
5
5. Pengetahuan intuitif (bisikan hati)4
2.JENIS PENGETAHUAN
Pertama, pengetahuan biasa,
Yaitu pengetahuan yang dalam flsafat dikatakan dengan
istilah common sense , dan sering diartikan dengan good
sense,
karena
seseorang
memiki
sesuatu
di
mana
ia
menerima secara baik.
Dengan
common
sense,
semua
orang
sampai
pada
keyakinan secara umum tentang sesuatu, di mana mereka
akan berpendapat sama semuanya. Common sense diperoleh
dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk
menyiram bunga.
Kedua,pengetahuan ilmu,
Yaitu
ilmu
sebagai
terjemahan
dari
science.Dalam
pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukan
ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.
Ilmu pada prinsipnya merupakan suatu usaha untuk
mengorganisasikan dan mensistemasikan common sense,
suatu
pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.5
Ilmu merupakan suatu metode berpikir secara objektif
(objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan
memberi makna terhadap dunia fakual.Pengetahuan yang
diperoleh
dengan
ilmu,
diperolehnya
melalui
observasi,
eksperimen, klasifkasi.
4
5
Inu Kencana Syafi, pengantar filsafat, PT Refka Aditama, 2007, Hlm 31
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Rajawali Pers, 2013, hlm 87
6
Ketiga,pengetahuan flsaaatt
Yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang
bersifat kontemplatif dan spekulatif.Pengetahuan flsafat lebih
menekankan
pada
universalitas
dan
kedalaman
kajian
tentang sesuatu.Filsafat biasanya memberikan pengetahuan
yang refektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan
cenderung tertutp menjadi longgar kembali.
Keempat,pengetahuan agamat
Yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat
para utusan-Nya.Pengetahuan agama bersifat mutlak dan
wajib diyakni oleh para pemeluk agama.
3. PERBEDAAN PENGETAHUAN DENGAN ILMU
Dalam KamusBesar Bahasa Indonesia ilmu disamakan
artinya dengan pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan.
Dari asal katanya,kita dapat ketahui bahwa pengetahuan
diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge,
sedangkan ilmu diambil dari kata science dan peralihan
dari kata Arab ilm.6
The Liang Gie mengutip Paul Freedman dari buku The
Principles of Scientific Research memberi batasan ilmu
sebagai berikut:
Ilmu adalah suatu bentuk aktiva manusia yang dengan
melakukannya
umat
manusia
memperoleh
suatu
pengetahua dan senantiasa lebih lengka dan lebih cermat
tentang alam di masa lampau, sekarang dan kemudian
6
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Rajawali Pers, 2013, hlm 89
7
hari,
serta
kemampuan
yang
meningkat
untuk
menyesuaikan dirinya ada dan mengubah ingkungannya
serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.
Rumusan lain datang dari Carles Siregar yang menyatakan:
“ilmu adalah proses yang membuat pengetahuan”. Dalam
arti umum, ilmu sering dijadikan pembeda, umpamanya
untuk membedakan anntara disiplin Ilmu Pengetahuan
Alam
(IPA),
dengan
Ilmu
Pengetahuan
Sosial
(IPS).
Sementara itu, Jujun S. Suriasumantri dalam buku Ilmu
Dalam
Perspektif
Menulis:
“…
ilmu
lebih
bersifat
merupakan kegiatan daripada sekedar produk yang siap
dikonsumsikan”.
Perbedaan antar ilmu dan pengetahuan dapat ditelusuri
dengan melihat perbedaan ciri-cirinya, Herbert l. Searles
memperlihatkan ciri-ciri tersebut sebagai berikut: “Kalau
ilmu berebeda dengan flsafat berdasarkan empiris, maka
ilmu
berbeda
dari
pengtahuan
biasa
karena
ciri
sistematisnya”.7
4. HAKIKAT PENGETAHUAN
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan:
1. Realisme
Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau kopi
yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata(dari
fakta atau hakikat).
Ajaran realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau lain
cara,ada hal-hal yang hanya terdapat didalam dan tentang
dirinya sendiri.contohnya:
7
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Rajawali Pers, 2013, hlm 98
8
Fakta
menunjukkan,suatu
meja
tetap
sebagaimana
adanya,kendati tidak ada orang di dalam ruangan itu yang
menangkapnya.Jadi meja itu tergantung kepada gagasan
kita mengenainya,tetapi tergantung meja tersebut.
2. Idealisme
Kalau realisme mempertajam perbedaan antara yang
mengetahui
dan
senaliknya.Bagi
harus
yang
diketahui,
idealisme,dunia
dipandang
sebagai
idealisme
dan
hal-hal
adalah
bagian-bagiannya
yang
mempunyai
hubungan seperti orang tubuh dan bagian-bagiannya.
5. SUMBER PENGETAHUAN
1. Empirisme
Kata
ini
berasal
dari
yunani
empeirikos
artinya
pengalaman.
2. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian
pengetahuan.
3. Intuisi
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan.
4. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikanoleh allah
kepada manusia lewat perantaraan para nabi.
2.2 UKURAN KEBENARAN
Secara
umum
orang
merasa
bahwa
pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran.
9
tujuan
Kebenaran
Epistimologis
adalah
kebenaran
yang
berhubungan dengan pengetahuan manusia.
Kebenaran dalam arti ontologis adalah kebenaran sebagai
sifat dasar yang melekat pada hakikat segala sesuatu yang
adaatau diadakan.
Kebenaran dalam arti semantis adalah kebenaran yang
terdapat serta melekat dalam tutur kata bahasa.
Dalam
epistimologi
pembahasan
karena
ini
kebenaran
dibahas
yang
kebenaran
lainnya
secara
inheren akan masuk dalam kategori epistimologi.Teori
yang menjelaskan kebenaran epistimologi adalah sebagai
berikut:
1. Teori Korespondensi
Menurut teori ini,kebenaran atau keadaan benar itu apabila
ada kesesuaian antara arti yang di maksud oleh suatu
pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju oleh
pernyataan atau pendapat tersebut.
2. Teori Koherensi Tentang Kebenaran
Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan
antara putusan dengan sesuatu yang lain,yaitu fakta atau
realitas,tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu
sendiri.
3. Teori Pragmatisme Tentang Kebenaran.
Pragmatisme berasal dari bahasa yunani pragma artinya
yang dikerjakan,yang dilakukan,perbuatan,tindakan.
Menurut teori pragmatisme,suatu kebenaran dan suatu
pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan
tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia.
10
4. Agama sebagai Teori Kebenaran
Penalaran dalam mencapai ilmu pengetahuan yang benar
dengan
berfkir
setelah
melakukan
penyelidikan,pengalaman,dan percobaan sebagai trial and
error.
Sedangkan
kebenaran
manusia
sesuatu
mencari
dalam
dan
agama
menentukan
dengan
jalan
mempertanyakan atau mencari jawaban tentang berbagai
masalah asasi dari atau kepala kitab suci. Suatu hal
dianggap benar apabila sesuai dengan ajaran agama atau
wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.8
1. DEFINISI KEBENARAN
Kebenaran itu adalah kenyataan. Tetapi tidak semua
kenyataan yang terjadi sekarang adalah kebenaran, bahkan
yang tidak seharusnya terjadi akhirnya terjadi juga karena
das solen tidak sama dengan das sein.9
Dalam buku Filsafat Ilmu karangan Amsal Bakhtiar, teori
korespondensi digagas oleh bernard Russell, dan teori
pragmatisme oleh Peirce. Di cantumkan pula cara tahapan
menemukan kebenaran. Tentu dengan berasaskan kepada
teori diatas. Bila menurut Fuad Ihsan, sebuah teori harus
berasaskan kepada hal yang empat, yaitu Agama sebagai
Teori Ketuhanan.Bila kebenaran ilmiah hanya berasaskan
kepada tida teori diatas sangat tidak memberi kepuasan.
Karena dalam asas pragmatisme bila suatu kebenaran akan
dianggap
benar
bila
ilmu
tersebut
terus
digunakan.
Bagaimana bila semua kebenaran yang kita anut merupakan
hal yang salah dalam kebenaran agama? Bagaimana pula bila
8
Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu. PT Raja Grafndo Persada, 2013
Inu Kencana Syafi, pengantar filsafat, PT Refka Aditama, 2007
9
11
penganut
agama?
tersebut
Namun
tidak
dalam
memiliki
pandangan
tentang
kehidupan
haruslah
terdapat
keseimbangan, antara ilmu ilmiah dengan agama.
Bila kebenaran ilmiah adalah sesuatu yang berdasarkan
metode, maka problem kebenaran ilmiah menurut Aholiab
Wathloly,
memacu
tumbuh
dan
berkembangnya
epistemologi.Kebenaran ini berhubungan dengan manusia,
melekat pada sesuatu yang ada, dan terdapat melekat dalam
tutur kata. Bila menurut Fort, kebenaran ilmiah berhubungan
dengan asas korespondensi, maka menurut Keraf A dan
Mikhael Dua (2000), menyatakan bahwa kebenaran ilmiah
mempunyai sekurang-kurangnyaa tiga siaat dasar, yaitu
rasional logis, isi empiris, dan dapat diterapkan (pragmatis).
Menurut Jujun Suriasumantri, kebenaran adalah apabila
berdasarkan kepada tiga asas, namun hanya dua asas yang
digunakan untuk berfkir secara ilmiah, atau kebenaran
ilmiah, yaitu teori koherensi dan korespondensi. Sedangkan
pragmatisme digunakan untuk
pengetahuan alam yang
berguna untuk menafsirkan gejala-gejala alam. Pengetahuan
ilmiah menurut asas ini tidak akan betahan lama, lalu
bagaiman bila manusia terus berusaha mencari kebenaran
dengan asas ini hingga menggunakan segala cara? Maka
kehidupan tidak akan mengikuti asas ketuhanan lagi.10
2. JENIS-JENIS KEBENARAN
Telaah dalam flsafat ilmu, membawa orang kepada
kebenaran dibagi dalam tiga jenis.Menurut A.M.W. Pranarka
(1987)
tiga
jenis
kebenaran
10
itu
adalah
Suwardi Emdraswara, Filsafat Ilmu, PT Buku Seru Ihsan, 2012
12
1.Kebenaran
epistemologikal;
2.Kebenaran
ontologikal;
3.kebenaran
semantikal.
Kebenaran epistemologikal
adalah pengertian kebenaran dalam hubunganya dengan
pengetahuan manusia. kadang-kadang disebut dengan istilah
veritas cognitionis ataupun veritas logica.
Kebenaran ontologikal
adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat kepada
segala
sesuatu
yang
ada
ataupun
diadakan.
Apabila
dihubungkan dengan kebenaran epistemologikal kadangkadang disebut juga kebenaran sebagai sifat dasar yang ada
di dalam objek itu sendiri.
Kebenaran semantikal
adalah kebenaran yang terdapat serta melekat di dalam tutur
kata dan
bahasa. Kebenaran semantikal disebut juga
kebenaran moral (veritas moralis) karena apakah tutur kata
dan bahasa itu mengkhianati atau tidak terhadap kebenaran
epistemologikal ataupun kebenaran ontologikal tergantung
kepada manusianya yang mempunyai kemerdekaan untuk
menggunakan tutur kata atau pun bahasa itu.11
11
Surajiyo.Filsafat Ilmu Dan Perkembangannya Di Indonesia. Bumi Aksara,
2013
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebenaran adalah sesuatu yang berbeda menurut setiap
pendangan
manusia.
Kebenaran
ilmiah
adalah
kebenaran
dengan menggunakan metode sistematis, manusia sebagai
subjek, dan objek yang rasional, hingga mendapatkan kebenaran
namun tidak bertentangan dengan asas ketuhanan. Kebenaran
14
ilmiah dapat diuji dengan menggunakan teori korespondensi,
koherensi, dan ketuhanan.Sedangkan teori pragmatisme dapat
digunakan hanya sebagai penerapan, bukan panutan.
Perbedaan antara pengetahuan dengan ilmu dapat diketahui
dengan
melihat
perbedaan
ciri-cirinya,
Herbert
l.
Searles
memperlihatkan ciri-ciri tersebut sebagai berikut: “Kalau ilmu
berebeda dengan flsafat berdasarkan empiris, maka ilmu
berbeda dari pengtahuan biasa karena ciri sistematisnya”.
Telaah dalam flsafat ilmu, membawa orang kepada kebenaran
dibagi dalam tiga jenis.Menurut A.M.W. Pranarka (1987) tiga jenis
kebenaran itu adalah 1.Kebenaran epistemologikal; 2.Kebenaran
ontologikal; 3.kebenaran semantikal.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers.
Bakhtiar, Amsal. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafndo
Persada.
15
Emdraswara, Suwardi. 2012. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: PT Buku
Seru Ihsan.
Inu Kencana Syafi. 2004. Pengantar Filsafat. Bandung: PT Refka
Aditama.
Surajiyo.2013. Filsafat Ilmu Dan Perkembangannya Di Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara.
http://aprita14.blogspot.com/2013/05/makalah-flsaaatilmu.html
16
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengetahuan
berkembang
dari
rasa
ingin
tahu,
yang
merupakan ciri khas manusia karena manusia adalah satusatunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara
sungguh-sungguh.Binatang
juga
mempunyai
pengetahuan,
namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya
(survival).Manusia
mengembangkan
pengetahuannya
untuk
mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini dan
berbagai problema yang menyelimuti kehidupan.
Manusia
ini.Yang
senantiasa
hendak
diraih
penasaran
terhadap
adalah
pengetahuan
cita-cita
yang
hidup
benar,
kebenaran hidup itu.Manusia merupakan makhluk yang berakal
budi yang selalu ingin mengejar kebenaran.Dengan akal budinya,
manusia mampu mengembangkan kemampuan yang spesifk
manusiawi, yang menyangkut daya cipta, rasa maupun karsa.
Ketika orang menyaksikan sebuah pantai, sebut saja pantai
Tanjung A’an di pulau Lombok, orang akan terheran-heran
dengan pasir putih. Kemegahan alami itu menggugah perhatian
manusia, setidaknya ingin mengetahui sesungguhnya apakah
hidup itu seperti pasir? Siapa yang menciptakan pasir putih
berib-ribu dan bahkan berjuta-juta butir, serta untuk apa
maknanya bagi manusia.
Pada
pembahasan
makalah
kali
ini
penulis
mencoba
menjelaskan tentang pengetahuan dan ukuran kebenaran, yang
meliputi hakikat pengetahuan, bagaimana cara memperoleh
pengetahuan, dimana atau dari mana pengetahuan itu diperoleh,
dan apakah pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan
1
yang benar adanya atau sebaliknya. Serta bagaimana ukuran
kebenaran dari pengetahuan yang didapat tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana defnisi pengetahuan?
2. Bagaimana jenis pengetahuan?
3. Apa perbedaan pengetahuan dengan ilmu?
4. Bagaimana hakikat pengetahuan?
5. Apa saja sumber pengetahuan?
6. Bagaimana defnisi kebenaran?
7. Bagaimana jenis-jenis kebenaran?
1.3 Tujuan Pembahasan
Untuk menjelaskan apa pengertian pengetahuan
Untuk menjelaskan bagaimana jenis pengetahuan
Untuk menjelaskan apa perbedaan pengetahuan dengan
ilmu
Untuk menjelaskan bagaimana hakikat pengetahuan
Untuk menjelaskan apa saja sumber pengetahuan
Untuk menjelaskan bagaimana defnisi kebenaran
Untuk menjelaskan bagaimana jenis-jenis kebenaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGETAHUAN
Secara etimologi
dalam
bahasa
encyclopedia
of
pengetahuan berasal dari kata
inggris
yaitu
Philolophy
knowledge.
dijelaskan
bahwa
Dalam
defnsi
pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge
is justified true belief).
Sedangkan secara
terminology akan dikemukakan
beberapa defnisi tentang pengetahuan. Menurut Drs. Sidi
Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau
hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil
dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Dengan
demikian
pengetahuan
merupakan
pengetahuan
merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. 1
Dalam kamus flsafat dijelaskan bahwa pengetahuan
(knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui
manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri.
Lebih lanjut lagi dijelaskan
bahwa pengetahuan
dalam arti luas berarti semua kehadiran internasional objek
dalam subjek. Namun dalam arti sempit dan berbeda
1
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Rajawali Pers, 2013, hlm 85
3
dengan imajinasi atau pemikiran belaka, pengetahuan
hanya berarti putusan yang benar dan pasti (kebenaran,
kepastian) .
Orang
pragmatis,
terutama
John
Dewey
tidak
membedakan pengetahuan dengan kebenaran (antara
knowledge dengan
truth). Jadi pengetahuan itu harus
benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi.2
1. DEFINISI PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan
untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang
sesuatu.Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah
selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang
diketahui
serta
diketahuinya
kesadaran
itu.Oleh
mengenai
karena
itu
hal
yang
pengetahuan
ingin
selalu
menuntut adanya subyek yang mempunyai kesadaran
untuk
mengetahui
tentang
sesuatu
dan
objek
yang
merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal yang
ingin diketahuinya.Jadi bisa dikatakan pengetahuan adalah
hasil
tahu
manusia
terhadap
sesuatu,
atau
segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang
dihadapinya atau hasil usaha manusia untuk memahami
suatu objek tertentu.
Bahm menyebutkan ada delapan hal penting yang
berfungsi membentuk struktur pikiran manusia, yaitu
sebagai berikut.
a. Mengamati (observes) ; pikiran berperan dalam mengamati
objek-objek. Dalam melaksanakan pengamatan terhadap
objek itu maka pikiran haruslah mengandung kesadaran.
b. Menyelidiki
(inquires)
;
ketertarikan
pada
objek
dikondisikan oleh jenis-jenis objek yang tampil. Tenggang
2
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Rajawali Pers, 2013, hlm 86
4
waktu atau durasi minat seseorang pada objek itu sangat
tergantung pada “daya tariknya”. Kehadiran dan durasi
suatu minat biasanya bersaing dengan minat lainnya,
sehingga paling tidak seseorang memiliki banyak minat
pada perhatian yang terarah. Minat-minat ini ada dalam
banyak cara. Ada yang dikaitkan dengan kepentingan
jasmaniah, permintaan lingkungan, tuntutan masyarakat,
tujuan-tujuan pribadi, konsepsi diri, rasa tanggung jawab,
rasa kebebasan bertindak dan lain lain.
c. Percaya (believes) ; manakala suatu objek muncul dalam
kesadaran, biasanya objek-objek itu diterima sebagai objek
yang
menampak.
Kata
percaya
biasanya
dilawankan
dengan keraguan.
d. Hasrat (desires) ; kodrat hasrat ini mencakup kondisi
biologis serta psikologis dan dialektik antara tubuh dan
jiwa. Karena pikiran dibutuhkan untuk aktualisasi hasrat,
kita dapat mengatakannya sebagai hasrat pikiran. Tanpa
pikiran tidak mungkin ada hasrat.
e. Maksud (intends) ; kendatipun memiliki maksud ketika
akan
mengobservasi,
menyelidiki,
menyelidiki
dan
berhasrat, namun sekaligus tidak berbeda atau bahkan
terdorong ketika melakukannya.3
Banyak pakar ilmu flsafat yang menganggap benar bahwa
pengetahuan itu terdiri atas sebagai berikut:
1. Pengetahuan akal
2. Pengetahuan budi
3. Pengetahuan indrawi
4. Pengetahuan kepercayaan
3
Surajiyo,Filsafat Ilmu dan Perkembangannya Di Indonesia, Bumi Aksara, 2013
5
5. Pengetahuan intuitif (bisikan hati)4
2.JENIS PENGETAHUAN
Pertama, pengetahuan biasa,
Yaitu pengetahuan yang dalam flsafat dikatakan dengan
istilah common sense , dan sering diartikan dengan good
sense,
karena
seseorang
memiki
sesuatu
di
mana
ia
menerima secara baik.
Dengan
common
sense,
semua
orang
sampai
pada
keyakinan secara umum tentang sesuatu, di mana mereka
akan berpendapat sama semuanya. Common sense diperoleh
dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk
menyiram bunga.
Kedua,pengetahuan ilmu,
Yaitu
ilmu
sebagai
terjemahan
dari
science.Dalam
pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukan
ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.
Ilmu pada prinsipnya merupakan suatu usaha untuk
mengorganisasikan dan mensistemasikan common sense,
suatu
pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.5
Ilmu merupakan suatu metode berpikir secara objektif
(objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan
memberi makna terhadap dunia fakual.Pengetahuan yang
diperoleh
dengan
ilmu,
diperolehnya
melalui
observasi,
eksperimen, klasifkasi.
4
5
Inu Kencana Syafi, pengantar filsafat, PT Refka Aditama, 2007, Hlm 31
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Rajawali Pers, 2013, hlm 87
6
Ketiga,pengetahuan flsaaatt
Yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang
bersifat kontemplatif dan spekulatif.Pengetahuan flsafat lebih
menekankan
pada
universalitas
dan
kedalaman
kajian
tentang sesuatu.Filsafat biasanya memberikan pengetahuan
yang refektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan
cenderung tertutp menjadi longgar kembali.
Keempat,pengetahuan agamat
Yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat
para utusan-Nya.Pengetahuan agama bersifat mutlak dan
wajib diyakni oleh para pemeluk agama.
3. PERBEDAAN PENGETAHUAN DENGAN ILMU
Dalam KamusBesar Bahasa Indonesia ilmu disamakan
artinya dengan pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan.
Dari asal katanya,kita dapat ketahui bahwa pengetahuan
diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge,
sedangkan ilmu diambil dari kata science dan peralihan
dari kata Arab ilm.6
The Liang Gie mengutip Paul Freedman dari buku The
Principles of Scientific Research memberi batasan ilmu
sebagai berikut:
Ilmu adalah suatu bentuk aktiva manusia yang dengan
melakukannya
umat
manusia
memperoleh
suatu
pengetahua dan senantiasa lebih lengka dan lebih cermat
tentang alam di masa lampau, sekarang dan kemudian
6
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Rajawali Pers, 2013, hlm 89
7
hari,
serta
kemampuan
yang
meningkat
untuk
menyesuaikan dirinya ada dan mengubah ingkungannya
serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.
Rumusan lain datang dari Carles Siregar yang menyatakan:
“ilmu adalah proses yang membuat pengetahuan”. Dalam
arti umum, ilmu sering dijadikan pembeda, umpamanya
untuk membedakan anntara disiplin Ilmu Pengetahuan
Alam
(IPA),
dengan
Ilmu
Pengetahuan
Sosial
(IPS).
Sementara itu, Jujun S. Suriasumantri dalam buku Ilmu
Dalam
Perspektif
Menulis:
“…
ilmu
lebih
bersifat
merupakan kegiatan daripada sekedar produk yang siap
dikonsumsikan”.
Perbedaan antar ilmu dan pengetahuan dapat ditelusuri
dengan melihat perbedaan ciri-cirinya, Herbert l. Searles
memperlihatkan ciri-ciri tersebut sebagai berikut: “Kalau
ilmu berebeda dengan flsafat berdasarkan empiris, maka
ilmu
berbeda
dari
pengtahuan
biasa
karena
ciri
sistematisnya”.7
4. HAKIKAT PENGETAHUAN
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan:
1. Realisme
Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau kopi
yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata(dari
fakta atau hakikat).
Ajaran realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau lain
cara,ada hal-hal yang hanya terdapat didalam dan tentang
dirinya sendiri.contohnya:
7
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Rajawali Pers, 2013, hlm 98
8
Fakta
menunjukkan,suatu
meja
tetap
sebagaimana
adanya,kendati tidak ada orang di dalam ruangan itu yang
menangkapnya.Jadi meja itu tergantung kepada gagasan
kita mengenainya,tetapi tergantung meja tersebut.
2. Idealisme
Kalau realisme mempertajam perbedaan antara yang
mengetahui
dan
senaliknya.Bagi
harus
yang
diketahui,
idealisme,dunia
dipandang
sebagai
idealisme
dan
hal-hal
adalah
bagian-bagiannya
yang
mempunyai
hubungan seperti orang tubuh dan bagian-bagiannya.
5. SUMBER PENGETAHUAN
1. Empirisme
Kata
ini
berasal
dari
yunani
empeirikos
artinya
pengalaman.
2. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian
pengetahuan.
3. Intuisi
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan.
4. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikanoleh allah
kepada manusia lewat perantaraan para nabi.
2.2 UKURAN KEBENARAN
Secara
umum
orang
merasa
bahwa
pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran.
9
tujuan
Kebenaran
Epistimologis
adalah
kebenaran
yang
berhubungan dengan pengetahuan manusia.
Kebenaran dalam arti ontologis adalah kebenaran sebagai
sifat dasar yang melekat pada hakikat segala sesuatu yang
adaatau diadakan.
Kebenaran dalam arti semantis adalah kebenaran yang
terdapat serta melekat dalam tutur kata bahasa.
Dalam
epistimologi
pembahasan
karena
ini
kebenaran
dibahas
yang
kebenaran
lainnya
secara
inheren akan masuk dalam kategori epistimologi.Teori
yang menjelaskan kebenaran epistimologi adalah sebagai
berikut:
1. Teori Korespondensi
Menurut teori ini,kebenaran atau keadaan benar itu apabila
ada kesesuaian antara arti yang di maksud oleh suatu
pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju oleh
pernyataan atau pendapat tersebut.
2. Teori Koherensi Tentang Kebenaran
Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan
antara putusan dengan sesuatu yang lain,yaitu fakta atau
realitas,tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu
sendiri.
3. Teori Pragmatisme Tentang Kebenaran.
Pragmatisme berasal dari bahasa yunani pragma artinya
yang dikerjakan,yang dilakukan,perbuatan,tindakan.
Menurut teori pragmatisme,suatu kebenaran dan suatu
pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan
tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia.
10
4. Agama sebagai Teori Kebenaran
Penalaran dalam mencapai ilmu pengetahuan yang benar
dengan
berfkir
setelah
melakukan
penyelidikan,pengalaman,dan percobaan sebagai trial and
error.
Sedangkan
kebenaran
manusia
sesuatu
mencari
dalam
dan
agama
menentukan
dengan
jalan
mempertanyakan atau mencari jawaban tentang berbagai
masalah asasi dari atau kepala kitab suci. Suatu hal
dianggap benar apabila sesuai dengan ajaran agama atau
wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.8
1. DEFINISI KEBENARAN
Kebenaran itu adalah kenyataan. Tetapi tidak semua
kenyataan yang terjadi sekarang adalah kebenaran, bahkan
yang tidak seharusnya terjadi akhirnya terjadi juga karena
das solen tidak sama dengan das sein.9
Dalam buku Filsafat Ilmu karangan Amsal Bakhtiar, teori
korespondensi digagas oleh bernard Russell, dan teori
pragmatisme oleh Peirce. Di cantumkan pula cara tahapan
menemukan kebenaran. Tentu dengan berasaskan kepada
teori diatas. Bila menurut Fuad Ihsan, sebuah teori harus
berasaskan kepada hal yang empat, yaitu Agama sebagai
Teori Ketuhanan.Bila kebenaran ilmiah hanya berasaskan
kepada tida teori diatas sangat tidak memberi kepuasan.
Karena dalam asas pragmatisme bila suatu kebenaran akan
dianggap
benar
bila
ilmu
tersebut
terus
digunakan.
Bagaimana bila semua kebenaran yang kita anut merupakan
hal yang salah dalam kebenaran agama? Bagaimana pula bila
8
Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu. PT Raja Grafndo Persada, 2013
Inu Kencana Syafi, pengantar filsafat, PT Refka Aditama, 2007
9
11
penganut
agama?
tersebut
Namun
tidak
dalam
memiliki
pandangan
tentang
kehidupan
haruslah
terdapat
keseimbangan, antara ilmu ilmiah dengan agama.
Bila kebenaran ilmiah adalah sesuatu yang berdasarkan
metode, maka problem kebenaran ilmiah menurut Aholiab
Wathloly,
memacu
tumbuh
dan
berkembangnya
epistemologi.Kebenaran ini berhubungan dengan manusia,
melekat pada sesuatu yang ada, dan terdapat melekat dalam
tutur kata. Bila menurut Fort, kebenaran ilmiah berhubungan
dengan asas korespondensi, maka menurut Keraf A dan
Mikhael Dua (2000), menyatakan bahwa kebenaran ilmiah
mempunyai sekurang-kurangnyaa tiga siaat dasar, yaitu
rasional logis, isi empiris, dan dapat diterapkan (pragmatis).
Menurut Jujun Suriasumantri, kebenaran adalah apabila
berdasarkan kepada tiga asas, namun hanya dua asas yang
digunakan untuk berfkir secara ilmiah, atau kebenaran
ilmiah, yaitu teori koherensi dan korespondensi. Sedangkan
pragmatisme digunakan untuk
pengetahuan alam yang
berguna untuk menafsirkan gejala-gejala alam. Pengetahuan
ilmiah menurut asas ini tidak akan betahan lama, lalu
bagaiman bila manusia terus berusaha mencari kebenaran
dengan asas ini hingga menggunakan segala cara? Maka
kehidupan tidak akan mengikuti asas ketuhanan lagi.10
2. JENIS-JENIS KEBENARAN
Telaah dalam flsafat ilmu, membawa orang kepada
kebenaran dibagi dalam tiga jenis.Menurut A.M.W. Pranarka
(1987)
tiga
jenis
kebenaran
10
itu
adalah
Suwardi Emdraswara, Filsafat Ilmu, PT Buku Seru Ihsan, 2012
12
1.Kebenaran
epistemologikal;
2.Kebenaran
ontologikal;
3.kebenaran
semantikal.
Kebenaran epistemologikal
adalah pengertian kebenaran dalam hubunganya dengan
pengetahuan manusia. kadang-kadang disebut dengan istilah
veritas cognitionis ataupun veritas logica.
Kebenaran ontologikal
adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat kepada
segala
sesuatu
yang
ada
ataupun
diadakan.
Apabila
dihubungkan dengan kebenaran epistemologikal kadangkadang disebut juga kebenaran sebagai sifat dasar yang ada
di dalam objek itu sendiri.
Kebenaran semantikal
adalah kebenaran yang terdapat serta melekat di dalam tutur
kata dan
bahasa. Kebenaran semantikal disebut juga
kebenaran moral (veritas moralis) karena apakah tutur kata
dan bahasa itu mengkhianati atau tidak terhadap kebenaran
epistemologikal ataupun kebenaran ontologikal tergantung
kepada manusianya yang mempunyai kemerdekaan untuk
menggunakan tutur kata atau pun bahasa itu.11
11
Surajiyo.Filsafat Ilmu Dan Perkembangannya Di Indonesia. Bumi Aksara,
2013
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebenaran adalah sesuatu yang berbeda menurut setiap
pendangan
manusia.
Kebenaran
ilmiah
adalah
kebenaran
dengan menggunakan metode sistematis, manusia sebagai
subjek, dan objek yang rasional, hingga mendapatkan kebenaran
namun tidak bertentangan dengan asas ketuhanan. Kebenaran
14
ilmiah dapat diuji dengan menggunakan teori korespondensi,
koherensi, dan ketuhanan.Sedangkan teori pragmatisme dapat
digunakan hanya sebagai penerapan, bukan panutan.
Perbedaan antara pengetahuan dengan ilmu dapat diketahui
dengan
melihat
perbedaan
ciri-cirinya,
Herbert
l.
Searles
memperlihatkan ciri-ciri tersebut sebagai berikut: “Kalau ilmu
berebeda dengan flsafat berdasarkan empiris, maka ilmu
berbeda dari pengtahuan biasa karena ciri sistematisnya”.
Telaah dalam flsafat ilmu, membawa orang kepada kebenaran
dibagi dalam tiga jenis.Menurut A.M.W. Pranarka (1987) tiga jenis
kebenaran itu adalah 1.Kebenaran epistemologikal; 2.Kebenaran
ontologikal; 3.kebenaran semantikal.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers.
Bakhtiar, Amsal. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafndo
Persada.
15
Emdraswara, Suwardi. 2012. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: PT Buku
Seru Ihsan.
Inu Kencana Syafi. 2004. Pengantar Filsafat. Bandung: PT Refka
Aditama.
Surajiyo.2013. Filsafat Ilmu Dan Perkembangannya Di Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara.
http://aprita14.blogspot.com/2013/05/makalah-flsaaatilmu.html
16