MODEL PENGINJILAN RASUL PAULUS DITINJAU

MODEL PENGINJILAN RASUL PAULUS DITINJAU DARI II KORINTUS 5:
18-21) DAN PENERAPANNYA PADA MASA KINI

Paper
Di serahkan kepada
Bapak. Jaem Runut M.Th
Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah
Strategi Pelayanan Kota Dan Desa

Di Susun Oleh
Perianus Tafonao
Nim

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI LINTAS BUDAYA BATAM
NOVEMBER 2016/2017

Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN


BAB II

LANDASAN TEORI DAN KENSEPTUALISASI
Pengertian Penginjilan
Kendalan dalam penginjilan……………………………………………………… 6
Defenisi Penginjilan
Manfaat Penginjilan

BAB III

APLIKASI INJIL KEPADA MASA KINI
Metode Penginjilan
Penerapan Model Penginjilan Yesus Berdasarkan Injil Matius Pada Masa Kini

BAB IV

KESIMPULAN

Daftar Perpustakaan


BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan perintah yang diberikan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya pada waktu
naik ke sorga yaitu “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukaan segala sesuatu yang
telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir
zaman.” (Matius 28:19-20). Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus ini diperuntukkan, agar semua
orang percaya pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk bukan
merupakan suatu tantangan, melainkan suatu perintah, amanat ini merupakan suatu tanggung jawab
yang harus dipikul. Setiap orang percaya mengemban amanat untuk membaktikan diri dalam
membuat Injil menjadi perhatian seluruh umat manusia, ini merupakan tanggung jawab yang tidak
dapat diabaikan.

Penginjilan itu lebih dari sekedar metode, penginjilan adalah sebuah berita

Keselamatan. Berita tentang kasih Allah, tentang dosa manusia, tentang kematian Kristus, tentang
penguburan-Nya, dan kebangkitan-Nya. Penginjilan adalah berita tentang pengampunan dosa dari
Allah, yang menuntut suatu tanggapan menerima Injil itu dengan iman, lalu menjadi murid Yesus.
Penginjilan bukan hanya menyampaikan kabar baik dengan penuh kesetiaan tapi juga menuntut

keberhasilan membawa jiwa-jiwa baru bagi Tuhan.
Oleh karena itu penulis akan menguraikan penjelasan beberapa hal dan maksud, dari judul
yang sedang dibahas. Dengan tujuan agar setiap orang boleh memahami injil sebagai dan berguna
dalam pelayanan bahkan bagi pertumbuhan iman orang percaya kepada Kristus.

 TUJUAN
Ada pun tujuan dalam pembuatan makalah ini yakni, :Memberikan wawasan kepada pembaca.
Mengingatkan pula kepada umat Kristen agar lebih menjaga kitab-kitab Allah
Dan diutamakan untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Kristen

BAB II
LANDASAN TEORI DAN KENSEPTUALISASI
1. Pengertian Injil
Injil berasal dari kata Yunani “Eanggelion” yang artinya kabar sukacita. Disebut kabar
sukacita karena berita yang dibawa melalui Injil tersebut adalah berita yang menyelamatkan manusia.
Jelas bahwa inilah Firman Tuhan yang disampaikan oleh para Rasul pada zaman dahulu kala, ini juga
pesan yang dikabarkan kepada gereja-gereja mula-mula. “Bahkan sampai kepada gereja Tuhan
zaman sekarang ini. Maka hal yang penting di sadari ialah bahwa Injil adalah kekuatan Tuhan, yang
menyelamatkan manusia. Injil yang adalah berita kabar baik atau kabar sukacita, mengandung isi
tentang pengampunan dosa dan pertobatan (Mat 28:19-20, Luk, 16:15-16 )” 1. Orang yang berada di

dalam Kristus akan mengalami pembaharuan hidup ketika Berita Injil masuk ke dalam dirinya, dia
akan tahu bagaimana dia harus hidup di hadapan Tuhan sedangkan orang yang di luar Berita Injil
akan menegakkan otoritas diri, kembali kepada setan, dan akhirnya hidup berputar di dalam dosa.
“Orang yang hidup di dalam dosa akan mengumbar seluruh nafsu diri dan tidak lagi memikirkan
bagaimana dia harus hidup suci, hidup benar, mengejar kualitas hidup yang tinggi mereka hidup
semakin rendah dan di dalam kebohongan. Kalau kita hidup dalam kebohongan, bagaimana mungkin
kita dapat bersukacita. Sukacita sejati dapat terjadi pada waktu hidup kita bersih”2.
Dari teks ini kita dapat mengetahui bahwa isi dari Injil yang disampaikan kepada segala
bangsa ialah dalam Yesus ada pengampunan dan juga berita kelepasan.Tentang berita pengampunan
dosa, Alkitab memberikan hal-hal yang praktis bagaimana kita mengalami pengampunan, bagaimana
kita menerima kelepasan.
2. Defenisi Penginjilan
Injil merupakan salah satu kabar yang membawa kabar baik atau kabar sukacita tentang
kerajaan Allah. “Dimana dalam Penginjilan ini adalah berita anugerah bahwa ada pengampunan
1 Y. Tomatala, “Penginjilan Masa Kin”i (Malang: Gandum Mas, 2004) hal. 8.
2 Murray W. Downey, “Cara-cara Memenangkan Jiwa” (Bandung: Kalam Hidup, 1957) hal. 5.

dosa oleh Allah melalui Yesus yang mati di kayu salib” 3. “Edmund Woga mengutip D. Senior dalam
bukunya menganilisa bahwa Matius memiliki kecenderungan membagi sejarah penyelamatan Allah
dalam tiga periode yakni “masa Israel” yang merupakan kurun waktu antara masa Abraham sampai

masa Yohanes Pembaptis. Yang kemudian beralih dengan datangnya Yesus ke dunia yang dibuatnya
sebagai periode sentral yakni “masa Yesus” dan periode ketiga ialah “masa Gereja” dimana gerak
Injil mulai beralih, yang awalnya keselamatan itu seolah-olah hanya kepada Israel Yahudi pada masa
ini beralih kepada orang-orang non Yahudi”4.
Misi dan penginjilan merupakan sebuah tugas esensial gereja, tugas yang khusus, yang harus
dilaksanakan dengan khusus pula mengingat bahwa tugas itu ialah perintah dari Yesus sendiri. "Injil
adalah kabar baik rencana kekal Sang Pencipta untuk berbagi kehidupan dan kasihNya dengan umat
manusia yang berdosa dengan mengutus PutraNya, Yesus Kristus, satu-satunya Juruselamat dunia.
Sebagai kuasa Allah yang menyelamatkan, Injil berpusat pada kehidupan, kematian, kebangkitan dan
kedatangan kembali Yesus dan memimpin ke dalam suatu kehidupan yang kudus, bertumbuh dalam
anugerah dan berisikan pengharapan meskipun ada harga mahal yang harus dibayar dalam
pemuridan. Injil meliputi pemberitahuan tentang kemenangan Yesus atas kuasa kegelapan dalam keTuhan-anNya yang tertinggi atas semesta"5.
3. Manfaat Penginjilan
Bagi penulis lebih mengetahui dan memahami model penginjilan Yesus menurut Injil Matius
dan dapat menerapkannya ketika masuk dalam pelayanan. Menurut P. Agusman dalam bukunya
mengatakan : “Penginjilan yang berhasil tidak pernah bergantung pada debatan-debatan yang hebat
atau teknik-teknik yang diterapkan secara sempurna. Berpikir dan belajar secara cermat tentang
begaimana memberitakan Injil secara lebih baik tetap merupakan hal yang penting. Jika tidak
demikian, pasti kita tidak buku-buku seperti ini. Namun betapapun menariknya kesaksian kita ini
3 Billy Graham, Beritakan Injil, ( Bandung : Yayasan Baptis Indonesia 1992 ) hal, 17.

4 Edmond Woga Dasar-Dasar Misiologi ( Yogyakarta : Kanisius, 2002 ),hal 85.
5 Amsterdam "Satu Iman" (Jakarta: Gunung Mulia 2000). hal. 6.

tidak akan berguna jika hidup kita tidak mencerminkan kepribadian Kristus”. 6 Jadi penulis kira ini
sangatlah berguna dan bermanfaat bagi para penginjil agar teliti dan memperhatikan petunjuk yang
sebaiknya.
4. Kendala Dalam Proses Penginjilan
“Dalam proses penginjilan, kita harus memahami situasi sosial, ekonomi, budaya, strategis,
dan lain-lain”7. Dengan arti, dalam penginjilan kita akan menemui beberapa kendala, adapun
beberapa kendala dalam penginjilan, anatara lain.
1. Blindness (Kebutaan Budaya), hal ini akan menjadikan kita menjadi komunikator yang tidak efektif
dalam konteks asing. Bahkan membuat kita berasumsi bahwa masalahnya terletak pada orang lain
dan bukan pada kita.
2. World View yang sempit, hal ini akan membuat kita salah dalam konsep berpikir.

Selain kedua hal diatas, masih ada beberapa hal yang menjadi penghambat dalam proses
penginjilan, dan penghambat itu berasal dari diri kita sendiri, antara lain.
1. Kesuam-suam kukuan kita dalam pelayanan.
2. Sifat yang berubah-ubah, atau tidak benar-benar menetapkan hati.
3. Ketidaksiapan pikiran dan hati.

4. Memiliki rasa takut yang berlebihan.
5. Kita tidak siap untuk melawan musuh kita, yakni iblis dan penguasa-penguasa di udara.
5. Strategi Yang Baik Dalam Proses Penginjilan
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam proses penginjilan, antara lain :
Merencanakan, Mendoakan,

Menjajaki (orangnya, wilayahnya, pendekatannya, dll), Menginjili,

Membimbing.

6 P. Agusman “Sedapat Mungkin Aspek-Aspek Komunikasi Lintas Budaya” (Jokja, Jawa. 1996).
Hal 8.
7 H. Venema. “Injil Untuk Semua Orang”, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta, 2006, Hal. 79.

1)

Merencanakan, melalui perencanaan dalam penginjilan akan melatih diri kita dalam membenahi
kepribadian sebagai seorang Kristen yang benar.

2)


Mendoakan, kita harus meminta hikmat dan kuasa Tuhan untuk menjamah hati orang-orang yang
akan kita injili. (Yoh. 6:44). Berdoa secara khusus meminta hikmat dari Tuhan tentang cara dan katakata yang tepat dari Tuhan.

3)

Menjajaki, melalui penjajakan kita akan berusaha menjadikan orang yang akan kita injili menjadi
teman kita. Kita akan mengadakan pengenalan, kemudian berteman lalu menginjili.

4) Meminta bimbingan dari para mentor.
Selain langkah-langkah tersebut diatas, kita juga perlu memperhatikan hal-hal yang
dibutuhkan oleh seorang penginjil, supaya proses penginjilan dapat berjalan dengan baik, antara lain:
1) Mengenal dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi.
2) Memiliki keyakinan kepastian akan keselamatan kekal.
3) Memiliki tujuan hidup yang seperti kehendak Allah.
4) Rela berkorban demi kehendak Allah yang berlaku dalam hidupnya.
5) Mengasihi Allah dan Firman-Nya (Yoh. 13:14-17, 34-35).
6) Siap melayani Tuhan dalam segala kondisi (2 Tim. 4:1-5).
7) Mempercayai Allah untuk keberhasilan pelaksanaan pelayanan-Nya.
8) Siap bekerja sama dengan semua orang (1 Kor. 3:6-9; Rom. 8:28).

9) Mengasihi sesama dalam kata dan perbuatan (Rom. 12:9-21).
10) Mampu bertahan dan menang terhadap dosa dan godaan (Ayb. 28:28).
11) Mendisiplinkan diri untuk hidup takut akan Allah (1 Kor. 9:24-27).
12) Memiliki keberanian karena sesungguhnya ia dipimpin oleh Roh Kudus
Rom. 8:16).

(2 Tim. 1:7-12; Kis. 1:8;

BAB III
APLIKASI INJIL KEPADA MASA KINI
1. Metode Penginjilan
Pendekatan yang alkitabiah ada cara yang benar da nada juga cara yang salah untuk
melakukan segala sesuatu. Pendekatan yang alkitabiah untuk menyaampaikan kabar baik ialah hidup
berdampingan dengan orang-orang yang belum mendengarnya, kemudian ceritakan Injil kepadanya.
Yesus memakai cara ini di jalan ke Emaus (Lukas 24:13-35). Dia berjalan berdampingan dengan dua
orang yang sedang berjalan dan berbicara tentang arti penyliban Yesus dan tentang kebangkitan-Nya.
Dia ikut berbicara degan mereka. Dia mengarahkan percakapan mereka pada pesan nabi-nabi di
dalam firman Allah. Beberapa waktu kemudian, mereka mengerti apa yang Yesus jelaskan kepada
mereka. Begitulah cara Yesus berkomunikasi dari waktu ke waktu.
Filipus, si penginjil pun, melakukan hal yang serupa (Kis 8:26-40). Allah memanggil dia

untuk pergi ke Padang Gurun dekat Gaza. Ketika sedang berjalan, filipun mendekati seseorang yang
berada di dalam kereta. Maka Filipus berlari-lari disampingnya, orang itu sedang membaca dari kita
Nabi Yesaya dan mempunyai beberapa pertanyaan, dia mengundang Filipus mengambil kesempatan
itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan orang tersebut. Lalu dia mengarahkan percakapan itu
kepada kebar baik. Namun secara kiasan, aturan yang sama tetap berlaku. Kita harus berjalan ke
arah yang sama dengan orang itu. Kita melakukan hal itu sambil berusaha mengetahui bagaimana ia
berpikir. Kita harus memasuki dialog ( percakapan dua arah dengan dia), atau memberi ceramah.
2.

Penerapan Model Penginjilan Yesus Berdasarkan Injil Matius Pada Masa Kini
Kristus adalah Tuhan yang memerintah, Ia sekarang menawarkan pengampunan dosa dan

mengaruniakan Roh Kudus kepada semua orang yang bertobat dan yang percaya. Penginjilan itu
sendiri ialah pemberitaan bahwa Kristus yang dikenal dalam sejarah dan dari Kitab Suci adalah Juru
Selamat dan Tuhan. “Adapun tujuan pemberitaan itu ialah supaya orang-orang mau datang kepadaNya secara pribadi dan dengan demikia mereka diperdamaikan dengan Allah. Waktu kita

mengundang agar orang mau menerima Kristus, kita tidak boleh menyembunyikan hal-hal yang
seharusnya dilakukan oleh seorang murid Yesus. Hasil dari penginjilan mencakup hidup patuh
kepada Kristus, menggabungkan diri dengan gereja-Nya, dan melayani Tuhan dengan penuh
tanggung jawab di dunia.


dimengerti sebagai "completeness, wholeness, unified, danentirety",

semuanya merujuk pada keutuhan”8.
Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara
perkataan dan perbuatan. Yakobus mendefinisikan integritas sebagai "sempurna dan utuh dan tak
kekurangan suatu apa pun" (Yakobus 1:4). Iman dan perbuatan adalah satu. Bahkan dari
perbuatannya, orang lain dapat melihat imannya (Yakobus 2:8).

istilah etika, moralitas, dan

integritas digunakan secara bergantian untuk menunjukkan maksud yang sama. Padahal ketiganya
memiliki perbedaan. Etika adalah standar tentang mana yang baik dan jahat, benar dan salah.
Sedangkan moralitas adalah tindakan actual tentang hal yang baik dan jahat, benar dan salah. Secara
sederhana, etika adalah teoretikanya, sedang moralitas adalah praktikanya. Integritas adalah integrasi
antara etika dan moralitas. Semakin keduanya terintegrasi, semakin tinggi integritas yang ada.
Sebagai seorang penginjil, intergritas merupakan sesuatu yang mutlak harus ada, karena jika tidak,
akan menjadi batu sandungan bagi berita Injil itu sendiri. Paulus adalah salah seorang penginjil yang
mempunyai integritas yang tinggi.

BAB IV
8 Bonnke, Reinhard. Penginjilan Dengan Api. (Jakarta: Yayasan Pekabaran
Injil Immanuel, 1978). Hal 196.

KESIMPULAN
Setelah penulis membahas topic tentang Model Penginjilan Yesus Ditinjau Dari Injil Matius Dan
Penerapannya Pada Masa Kini, penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
edalam mata kuliah “Strategi Pelayanan Kota Dan Desa”, dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
penulis miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak pembaca. Penulis sangat mengharapkan
demi penyempurnaannya agar setiap orang pembaca atau dosen yang memberikan tugas kepada
pihak penulis supaya setiap kata yang kurang menyempurnakan dihati agar dimaklumi. Dalam
penulisan makalah ini penullis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihakpihak pembaca dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah memberikan
tugas dan petunjuk, kepada pembuat makalah. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tanpa banyak alasan. Untuk mendukung dan menyelesaikan makalah ini, penulis memakai bukubuku di perpustaka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dan sebgai pendukung judul yang
telah diberikan.

DAFTAR PUTAKA
1. Y. Tomatala, “Penginjilan Masa Kin”i (Malang: Gandum Mas, 2004) hal. 8.

2.

Murray W. Downey, “Cara-cara Memenangkan Jiwa” (Bandung: Kalam Hidup, 1957) hal. 5.

3. Billy Graham, Beritakan Injil, ( Bandung : Yayasan Baptis Indonesia 1992 ) hal, 17.
4. Edmond Woga Dasar-Dasar Misiologi ( Yogyakarta : Kanisius, 2002 ),hal 85.
5. Amsterdam "Satu Iman" (Jakarta: Gunung Mulia 2000). hal. 6.
6. P. Agusman “Sedapat Mungkin Aspek-Aspek Komunikasi Lintas Budaya” (Jokja, Jawa.
1996). Hal 8.
7. H. Venema. “Injil Untuk Semua Orang”, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta, 2006,
Hal. 79.
8. Bonnke, Reinhard. Penginjilan Dengan Api. (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel,
1978). Hal 196.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

INTERVENSI OBAT NEUROPROTEKTIF DITINJAU DARI PERBAIKAN GCS DAN CER TERHADAP PASIEN CVA Hemorrhagic DI RSD dr. SOEBANDI JEMBER

1 82 18

MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR

0 2 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62