DAKWAH PADA GRUP FACEBOOK : ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DI GRUP FACEBOOK PUSTAKA ILMU TAHFIDHUL QUR'AN.

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Siti Indra Nur Jannah, B01212049, 2016. Dakwah pada Grup Facebook

(Analisis Isi Pesan Dakwah di Grup Facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul

Qur’an), Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Jurusan Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata kunci: Pesan Dakwah, Grup Facebook

Penelitian ini mengkaji tentang pesan dakwah yang di post oleh anggota grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an. Ada dua rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu (1) Apa pesan dakwah yang ada di grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an, (2) Sejauh mana pesan dakwah didiskusikan oleh anggotadi grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif, yang mana penelitian kuantitatif deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, menggambarkan, dan memaparkan objek penelitian berdasarkan apa yang terjadi. Sedangkan analisis yang dipakai untuk mengkaji data mengunakan analisis isi. Subjek dalam penelitian ini adalah dakwah, sedangkan objek yang diteliti adalah grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an dengan mengambil sampel secara acak. Proses pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan dokumentasi, observasi dilakukan dengan mengamati grup ini, sedangkan dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan post anggota grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an pada bulan Maret 2016.

Dari hasil analisis, peneliti menemukan bahwa dalam post bulan Maret 2016 terdapat 11 postingan dengan 3 kategori pesan dakwah, yakni: pesan aqidah, pesan syariah, pesan akhlak. Dari hasil perhitungan memakai rumus distribusi frekuensi, kemunculan pesan dakwah dalam post grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an bulan Maret 2016, diperoleh data penelitian sebagai berikut: (a) Pesan aqidah sebanyak 34 pesan atau 58,6 %, (b) Pesan syariah sebanyak 13 pesan atau 22,4 %, (c) Pesan akhlak sebanyak 11 pesan atau 19 %.

Tidak semua post ditanggapi oleh anggota lain artinya tidak semua post

terjadi proses mujadalah. Indikator mujadalah yang dipakai sepanjang post bulan Maret 2016 antara lain: Muhawarah, Munazarah, Musyawarah, dan Munaza’ah. Dengan menggunakan rumus yang sama yakni rumus distribusi frekuensi, indikator mujadalah dalam post grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an

bulan Maret 2016, diperoleh data penelitian sebagai berikut: (a) Muhawarah

sebanyak 123 komentar atau 21,8 %, (b) Munazarah sebanyak 17 komentar atau 3 %, (c) Musyawarah sebanyak 402 komentar atau 71,1 %, dan (d) Munaza’ah sebanyak 10 komentar atau 1,8 %.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

PENYATAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Ruang Lingkup dan Keterbatasan ... 7

E. Kegunaan Penelitian... 8

F. Definisi Operasional... 9

G. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Kerangka Teoritik ... 13

1. Pengertian Dakwah ... 13

2. Pesan Dakwah ... 17

a. Karakteristik Pesan Dakwah ... 18

b. Materi Dakwah ... 19

3. Internet Sebagai Media Dakwah... 24

a. Kelebihan dan Kekurangan Internet ... 24

b. Facebook Sebagai salah satu Media Dakwah ... 26

c. Grup Facebook sebagai Wadah Dakwah Mujadalah ... 30


(8)

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 40

BAB III: METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 47

B. Unit Analisis ... 51

C. Populasi dan Sampel ... 52

D. Instrumen Penelitian ... 53

E. Prosedur Pengumpulan Data ... 54

F. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 57

B. Penyajian Data ... 60

C. Interpretasi Teori ... 116

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 119

B. Rekomendasi ... 120 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Teori S – O – R ... 38 4.1 Grup Facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an ... 57


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 40

3.1 Kategori Pesan Dakwah ... 49

4.1 Post 1 (3 Maret 2016) ... 60

4.2 Post 2 (6 Maret 2016) ... 61

4.3 Post 3 (12 Maret 2016) ... 66

4.4 Post 4 (16 Maret 2016) ... 67

4.5 Post 5 (22 Maret 2016) ... 68

4.6 Post 6 (25 Maret 2016 (1)) ... 75

4.7 Post 7 (25 Maret 2016 (2)) ... 77

4.8 Post 8 (27 Maret 2016) ... 83

4.9 Post 9 (30 Maret 2016) ... 83

4.10 Post 10 (31 Maret 2016 (1)) ... 94

4.11 Post 11 (31 Maret 2016 (2)) ... 95

4.12 Pesan Aqidah ... 96

4.13 Pesan Syariah ... 102

4.14 Pesan Akhlak ... 104

4.15 Tabulasi Post (status) ... 108

4.16 Tabulasi Post (komentar) ... 109

4.17 Prosentase Pesan Dakwah ... 113

4.18 Tabulasi Mujadalah ... 114


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hadirnya akses internet merupakan media yang tidak bisa dihindari karena sudah menjadi peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat global. Dengan adanya akses internet, maka sangat banyak informasi yang dapat dan layak diakses oleh masyarakat, baik untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan lain-lain. Dimana munculnya jaringan internet dianggap sebagai sebuah revolusi dalam dunia komunikasi dan informasi.

Pada saat pertama kali internet diperkenalkan oleh para ilmuan barat, hampir dari kebanyakan tokoh Islam merasa curiga dan khawatir akan efek dari temuan teknologi tersebut. Namun pemikir Islam Syria Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi berkata: ternyata jaringan internet yang hampir menelan seluruh penjuru dunia adalah merupakan lahan luas yang di situ bertebaran podium-podium yang menyuarakan kepentingan Islam dengan memperkenalkan, mengajak (dakwah), membela, dan memecahkan berbagai problema.1

Pada dasarnya dakwah merupakan proses komunikasi dalam rangka mengembangkan ajaran Islam, dalam arti mengajak orang untuk

1


(12)

menganut agama Islam. Dalam istilah “mengajak” tersebut, sudah tentu selalu terkandung makna mempengaruhi orang lain agar orang lain itu mau dan mampu mengubah sikap, sifat, pendapat, dan perilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki orang yang mengajaknya.2 Upaya mempengaruhi dimaksud dapat disimak pada surat Ibrahim ayat 52 :











Artinya: (Al Quran) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran.3

Dakwah merupakan kegiatan untuk mempengaruhi seseorang agar bersedia ikut dalam hal kebajikan. Dakwah dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Bukan hanya tokoh agama atau ustad saja yang dapat dikatakan da’i (pelaku dakwah) seperti presepsi kebanyakan orang, karena siapapun juga dapat dikatakan pelaku dakwah. Hanya dengan sengaja mengajak seseorang agar terpengaruh untuk mengikuti kebajikan, hal tersebut juga dapat dikatakan melakukan kegiatan dakwah.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u. Adapun beberapa metode dakwah antara lain,

2

Kustadi Suhadang, Ilmu Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 24

3

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Madina Raihan Makmur, 2009), h. 261


(13)

dakwah bil-qalam (dakwah via tulisan), dakwah bil-lisan (dakwah via ceramah), dakwah bil-hal (dakwah melalui perbuatan).

Dakwah dengan tulisan berupa buku, majalah, surat kabar, spanduk, pamphlet, lukisan-lukisan, dan lain-lain. Dakwah bil-qalam atau yang biasa disebut dakwah melalui tulisan adalah salah satu metode penyampaian dakwah melalui tulisan. Dewasa ini dakwah melalui tulisan sudah tidak terbatas ruang dan waktu. Dakwah bil-qalam bukan hanya terdapat pada majalah-majalah islam saja, tetapi dakwah bil-qalam

merambah pada dunia maya.

Dakwah dengan lisan berupa ceramah, seminar, symposium, diskusi, khutbah, sarasehan, brain storming, dan lain-lain. Sedangkan dakwah bil-hal berupa perilaku yang sopan sesuai dengan ajaran Islam, memelihara lingkungan, mencari nafkah dengan tekun, ulet, sabar, semangat, kerja keras, menolong sesame manusia, misalnya mendirikan rumah sakit, mendirikan dan memelihara anak yatim piatu, mendirikan lembaga pendidikan, mendirikan pusat-pusat pencaharian nafkah seperti pabrik, pusat perbelanjaan, dan lain-lain, meliputi berbagai sektor kehidupan.4

Selain menggunakan sebuah metode, dakwah tanpa media juga tidak akan terlaksana dengan baik, karena media adalah salah satu komponen dakwah. Sebuah media dalam dakwah dibutuhkan untuk menyampaikan pesan kepada mad’u (pendengar dakwah). Untuk itu ada

4


(14)

beberapa media yang dapat digunakan dalam menyampaikan sebuah pesan yang meliputi media cetak, media elektronik, dan media online.

Dengan adanya internet, beberapa media sosial muncul untuk memudahkan para penikmat internet untuk berkomunikasi satu sama lain. Diantara banyaknya media sosial yang berkembang, salah satu dari mereka marak digunakan dikalangan masyarakat adalah media sosial facebook. Facebook adalah sebuah media sosial yang laris digunakan oleh manusia, dari mulai remaja sampai orang tua. Facebook bukan hanya dapat digunakan untuk komunikasi antar personal tetapi juga komunikasi massa. Karena disana, tanpa face to face pengguna facebook dapat berdiskusi. Hal itu membuat facebook booming disemua kalangan. Beberapa fitur ada dalam media sosial facebook, diantaranya: Groups, Event, networkedBlogs, Blog RSS Feed Reader, Facebook Pages, dan lain-lain.

Dalam aplikasi facebook, seseorang dapat membuat group (grup), tempat berkumpulnya para pengguna facebook yang memiliki ketertarikan yang sama. Seseorang juga bisa bergabung dengan group orang lain. Dengan group, seseorang juga dapat berdiskusi via discussion board,

“mendata” penggemar anda, mengupload foto dan video, menulis wall, dan mempost item.5

Grup facebook merupakan salah satu fitur facebook yang memudahkan pengguna facebook dalam berdiskusi dengan beberapa

5


(15)

pengguna facebook lainnya. Biasanya dalam sehari mereka dapat berdiskusi dengan beberapa topik yang berbeda.

Fenomena muncul banyak alternatif yang digunakan sebagai sarana media dakwah inilah yang membuat sebagian pegiat dakwah mulai mengepakkan sayapnya berdakwah melalui internet. Pada kenyataannya grup facebook adalah salah satu lapak atau tempat berdakwah. Disanalah dakwah bil-qalam diterapkan oleh anggota yang bergabung dengan grup tersebut. Harapan kedepannya supaya orang-orang dapat lebih memanfaatkan dunia maya dengan baik khususnya dalam hal berdakwah.

Dalam penelitian ini, media yang digunakan adalah media online Facebook. Lebih khususnya pada grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an. Sebuah grup facebook yang berisi tentang anjuran dan keutamaan mengaji dan menghafal Al-Qur’an, foto dan video yang menginspirasi, serta berisi tentang beberapa anggota grup yang aktif dalam membagikan pesan-pesan dakwah kedalam grup facebook tersebut.

Meskipun penulisan di facebook nama grup ini adalah Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an. Namun dalam penulisan latin Arab, teknik penulisan yang benar dan baku adalah Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an. Jadi, secara umum penulisan nama grup didalam skripsi ini menggunakan teknik penulisan bahasa baku.


(16)

Dengan demikian akan lebih baik apabila media internet di gunakan sebagai sarana dakwah untuk mendukung keberhasilan dakwah yang telah dilakukan selama ini melalui media lain.6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena sosial dakwah diatas, maka penulis memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang akan diangkat dalam penelitian sebagai berikut:

1. Apa pesan dakwah yang ada di grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an?

2. Sejauh mana pesan dakwah didiskusikan oleh anggota di grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an?

C. Tujuan Penelitan

Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini sesuai dengan fokus penelitian di atas adalah:

1. Untuk mengetahui pesan dakwah yang ada di grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pesan dakwah didiskusikan oleh anggotadi grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an.

6

Nur Syam. Fisafat Dakwah, Pemahaman Filosof Tentang Ilmu Dakwah, (Surabaya: Jenggala Pustaka Utama, 2003), h. 14


(17)

D. Ruang Lingkup dan Keterbatasan

1. Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi: a. Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah Pesan Dakwah yang meliputi pesan aqidah, pesan syariah, pesan akhlak, dan mujadalah. Yang mana post anggota di grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an berpotensi sebagai pesan dakwah.

b. Populasi dan Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah post grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an pada bulan Maret 2016. Dalam hal ini yang dijadikan subjek oleh peneliti adalah dakwah. Sedangkan lokasi penelitian ini adalah grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an.

2. Batasan Penelitian

Adanya batasan penelitian ialah agar para pembaca tau fokus peneliti dalam penelitian tersebut. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini:

a. Post grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an bulan Maret 2016, karena pada bulan maret 2016 post anggota grup lebih banyak dan aktif.


(18)

b. Diskusi yang terjadi dalam post grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an bulan Maret 2016.

E. Kegunaan Penelitian

Setiap penelitian pastilah mempunyai manfaat atau kegunaan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat menjadi pelengkap bagi penelitian-penelitian yang lainnya.

Secara umum temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian untuk ikut serta dalam melakukan pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

Setiap individu mempunyai kewajiban untuk peduli terhadap sesamanya, saling membantu jika memang mampu untuk membantu sehingga kehidupan sosial akan seimbang serta sejahtera. Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan masyarakat tentang dakwah pada grup facebook, tak terkecuali di grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an.


(19)

F. Definisi Operasional

1. Dakwah

Secara etimologis perkataan dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti: Seruan – ajakan – panggilan. Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajakan tersebut dikenal dengan panggilan da’i = orang yang menyeru. Tetapi mengingat bahwa proses memanggil atau menyeru tersebut juga merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) atau pesan-pesan tertentu, maka dikenal pula istilah mubaligh yaitu orang yang berfungsi sebagai komunikator untuk menyampaikan pesan (message) kepada pihak komunikan.7

Sebagaimana yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Moh Ali Aziz, M.Ag dalam bukunya Ilmu Dakwah, Jamaluddin Kafie mengartikan dakwah adalah suatu sistem kegiatan dari seseorang, kelompok, atau segolongan umat Islam sebagai aktualisasi imaniyah yang dimanifestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan, undangan, do’a yang disampaikan dengan ikhlas dengan menggunakan metode, sistem, dan bentuk tertentu, agar mampu menyentuh kalbu dan fitrah

seseorang, sekeluarga, sekelompok, massa, dan masyarakat manusia, supaya dapat memengaruhi tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan tertentu.8

7

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: GayaMedia Pratama, 1997), h. 31

8


(20)

2. Pesan Dakwah

Pesan ialah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.9 Sedangkan yang dimaksud dengan pesan dakwah adalah isi yang akan disampaikan oleh da’i kepada mad’u.

Didalam penelitian ini difokuskan pada pesan dakwah yang di

post oleh anggota pada bulan Maret 2016 di grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an.

3. Grup Facebook

Grup facebook merupakan suatu forum yang di ikuti oleh beberapa pengguna facebook. Didalam grup facebook, anggota dapat mengirim pesan kedalam grup, mengajukan pertanyaan ataupun menjawabnya. Anggota grup juga dapat berdiskusi tentang suatu topik dengan angggota lainnya didalam grup. Isi dari grup pun bermacam-macam, biasanya tergantung nama dari grup tersebut.

Dalam grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an, berisi berbagai macam ajakan untuk mengaji dan menghafal Al-Qur’an serta keutamaannya. Selain itu grup Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an ini juga sebagai ajang untuk berdiskusi membahas ilmu agama Islam.

Untuk dapat melihat isi dari grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an, sebelumnya harus sudah masuk atau log in facebook terlebih dahulu. Kemudian cari grup Pustaka Ilmu Tahfidzul Qur’an di

9


(21)

kumpulan grup yang ada di facebook. Tetapi, pastikan sudah menjadi anggota grup karena grup Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an ini merupakan grup tertutup, hanya yang sudah menjadi anggota saja yang dapat melihat dan mengakses isi grup tersebut.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan skripsi ini, maka penulis akan menyajikan pembahasan ke dalam beberapa bab yang sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan tahapan awal dasar dari skripsi penelitian ini. Yang meliputi, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan, kegunaan penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN

Dalam bagian ini menjelaskan tentang kerangka teoritik, kajian teori, dan penelitian terdahulu yang relevan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pembahasan pada bab ini meliputi rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data.


(22)

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini tentang laporan hasil penelitian, mengenai data dan fakta objek penelitian dan menjawab dari rumusan masalah yang ada yang didasarkan atas hasil pengamatan, dokumentasi.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir yang didalamnya berisi tentang kesimpulan dan saran-saran atau rekomendasi.


(23)

13

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kerangka Teoretik

1. Pengertian Dakwah

Dakwah merupakan bahasa Arab, berasal dari kata da’wah, yang bersumber pada kata: da’a, yad’u, da’watan yang bermakna seruan, panggilan, undangan atau do’a.10

Menurut istilah secara umum dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik dan yang lebih baik.11

Dakwah secara bahasa mempunyai makna bermacam-macam;

a. Memanggil dan menyeru, seperti dalam firman Allah Q.S Yunus ayat 25 :























Artinya : “Dan Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan member petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (Islam)”12

10

Tata Sukayat, Quantum Dakwah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 1

11

Wahyu Ilahi, Komunikasi dakwah, h. 17

12


(24)

14

b. Menegaskan atau membela, baik terhadap yang benar ataupun yang salah, yang positif ataupun yang negatif.

c. Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan untuk menarik seseorang kepada suatu aliran atau agama tertentu.

d. Doa (permohonan), seperti dalam firman Allah dalam surat Al-Mu’min ayat 60 :













………..



Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu….”13

e. Meminta dan mengajak seperti ungkapan, da’aa bi as-syai’ yang artinya meminta dihidangkan atau didatangkan makanan atau minuman.14

Adapun beberapa ahli mendefinisikan dakwah sebagai berikut:

a. Menurut Ali Mafudz, dakwah adalah mendorong (memotivasi) manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta memerintah mereka berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat.15

b. Menurut M. Arifin, dakwah adalah suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang

13

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 474 14

Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 4

15


(25)

15

dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai

message yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.16

c. Menurut Drs. Hamzah Yaqub dalam bukunya “Publisistik Islam” memberikan pengertian dakwah dalam Islam ialah ”mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya”. (47 : 9)17

d. Menurut Ahmad Ghalwasy dalam kitabnya ad-Da’wat al -Islaamiyyat: Dakwah adalah pengetahuan yang dapat memberikan segenap usaha yang bermacam-macam, yang mengacu kepada upaya penyampaian ajaran Islam kepada seluruh manusia yang mencakup akidah, syariat, dan akhlak.18

e. Menurut Masdar Helmy (1973:31), dakwah adalah “mengajak dan menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam), termasuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar untuk bias memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat”.19

16

M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 6

17

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 19

18

Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, h. 5

19


(26)

16

Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 104 :









































Artinya: “Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar; Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”20

Allah SWT mewajibkan kepada kaum Muslimin supaya diantara mereka ada suatu golongan atau badan yang bekerja untuk menjalankan tugas dakwah kepada kebaikan, menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat salah supaya syariat Islam dapat terjaga dan batas-batasnya jangan sampai dilanggar oleh orang-orang yang suka melanggar hukum. Juga untuk memelihara hukum-hukum agama jangan sampai di injak-injak oleh orang-orang yang suka menuruti hawa nafsunya.

Perintah tersebut ditujukan kepada segenap kaum muslimin dan kepada mereka dipikulkan kewajiban untuk membentuk diantara mereka suatu golongan atau organisasi yang akan mengerjakan kewajiban dakwah. Maka disini terdapat dua kewajiban pertama untuk segenap kaum muslimin dan kedua kepada golongan atau organisasi

20


(27)

17

dakwah yang telah dibentuk untuk menjalankan tugas dakwah tersebut.21

2. Pesan Dakwah

Materi atau pesan dakwah adalah isi pesan yang disampaikan

da’i kepada mad’u.22 Yang menjadi materi dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri, sebab semua ajaran Islam dapat dijadikan pesan dakwah.23

Keseluruhan materi dakwah pada dasarnya bersumber dari dua sumber, yaitu :

a. Al-Qur’an dan Al-Hadits

Agama Islam adalah agama yang menganut ajaran kitab Allah yakni Al-Qur’an dan Al-Hadits Rasulullah saw. yang mana kedua ini merupakan sumber utama ajaran-ajaran Islam. Oleh karenanya materi dakwah Islam tidaklah dapat terlepas dari dua suber tersebut, bahkan bila tidak berstandar dari keduanya (Al-Qur’an – Hadits) seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia dan dilarang oleh syari’at Islam.

b. Rakyu Ulama (opini ulama)

Islam menganjurkan ummatnya untuk berpikir-pikir, berijtihad menemukan hukum-hukum yang sangat operasional sebagai tafsiran

21

Hamzah Tualeka. Pengantar Ilmu Dakwah, (Surabaya: Alpha, 2005), h. 10

22

Wahyu Ilahi, Lukman Hakim, Yusuf Amrozi, Tias Satrio Adhitama, Komunikasi Dakwah, (Surabaya; IAIN Sunan Ampel Press, 2013), h. 37

23


(28)

18

dan akwil Al-Qur’an dan Hadits. Maka dari hasil pemikiran dan penelitian para ulama ini dapat pula dijadikan sumber kedua setelah Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dengan kata lain penemuan baru yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits dapat pula dijadikan sebagai sumber materi dakwah.24

a. Karakteristik Pesan Dakwah

Adapun tujuh karakter pesan dakwah yakni25:

1) Orisinal dari Allah SWT.

Pesan dakwah Islam yang benar-benar dari Allah SWT., Allah SWT. telah menurunkan wahyu melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW., selajutnya, Nabi SAW. mendakwahkan wahyu tersebut untuk membimbing manusia kejalan yang benar.

2) Mudah 3) Lengkap 4) Seimbang

5) Universal (mencakup semua bidang kehidupan dengan nilai-nilai mulia yang diterima oleh semua manusia beradab)

6) Masuk akal

7) Membawa kebaikan.

24

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 64

25


(29)

19

b. Materi Dakwah

Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu: Masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syari’ah), masalah budi pekerti (akhlakul karimah).26

1) Masalah keimanan (aqidah) atau pesan aqidah.

Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah aqidah Islamiyah. Aspek aqidah ini yang akan membentuk moral (akhlak) manusia.27 Aqidah dalam Islam adalah bersifat I’tikad bathiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukkan oleh Rasulullah saw. dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berbunyi:

لمو ه ب مؤت يْ

ِْ َِْْ و ُُِِو ُِِِو َِِِ

) ع ع مِسم ه وُ( .ه شو ه َِ ُ ْ ب مؤتو

Artinya: “Iman itu ialah bahwa engkau mempercayai Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhirat

26

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h.60

27


(30)

20

dan engkau percaya dengan qadar, baik dan buruknya.”(Diriwayatkan oleh Muslim dari Umar).28

Jadi, pesan Aqidah meliputi; Iman kepada Allah swt, Iman kepada Malaikat-Nya, Iman kepada Kitab-kitab-Nya, Iman kepada Rasul-rasul-Nya, Iman kepada Hari Akhir, Iman kepada Qadha-Qodhar.29

2) Masalah keislaman (syariah) atau pesan syariah.

Hukum atau syariah sering disebut sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang, dan sempurna, maka peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya. Pelaksanaan syariah merupakan sumber yang melahirkan peradaban Islam, yang melestarikan dan melindunginya dalam sejarah. Syariah inilah yang akan selalu menjadi kekuatan peradaban di kalangan kaum muslim.30

Syariah dalam Islam adalah yang berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka menaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia. 31 Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW. yang berbunyi:

28

Fachruddin HS, Irfan Fachruddin, Pilihan Sabda Rasul (Hadits-hadits Pilihan), (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.159

29

Wahyu Ilahi, Lukman Hakim, Yusuf Amrozi, Tias Satrio Adhitama, Komunikasi Dakwah, h. 37

30

Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 26

31


(31)

21

,ةلَصْ مَ تو, ً َش ِب شت ْو ه ِعت : ِلُْ

حتو , ضمُ ِْصتو ,ةضو ْ ة ُ َزْ ي ؤتو

َج

َشْ ه وُ( .تَِْ

)

Artinya: “Islam itu adalah bahwa engkau menyembah Allah, tiada mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, mengerjakan sembahyang, membayar zakat yang wajib, puasa di bulan Ramadan, dan menziarahi Ka’bah (naik haji).” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)32

Hadits tersebut diatas mencerminkan hubungan antara manusia dengan Allah swt. Artinya masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah syariah bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi masalah-masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara sesama manusia diperlukan juga. Seperti hukum jual beli, berumah-tangga, bertetangga, warisan, kepemimpinan, dana mal-amal saleh lainnya. Demikian juga larangan-larangan Allah seperti minum, berzina, mencuri, dan sebagainya termasuk pula masalah-masalah yang menjadi materi dakwah Islam (nahi anil munkar).33

32

Fachruddin HS, Irfan Fachruddin, Pilihan Sabda Rasul (Hadits-hadits Pilihan), h. 166

33


(32)

22

Dalam buku Komunikasi dakwah pesan syariah dibagi menjadi dua:

a) Ibadah: Thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji. b) Muamalah:

- Hukum Perdata meliputi: Hukum Niaga, Hukum Nikah, dan Hukum Waris.

- Hukum Publik meliputi: Hukum Pidana, Hukum Negara, Hukum Perang dan Damai.34

3) Masalah budi pekerti (akhlakul karimah) atau pesan akhlak.

Secara etimologis, kata akhlaq berasal dari Bahasa Arab, jamak dari “khuluqun” yang berarti budi pekerti, perangai, dan tingkah laku atau tabiat. Kalimat-kalimat tersebut memiliki segi-segi persamaan dengan perkataan “khalqun” yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan Khaliq yang berarti pencipta, dan “makhluq” yang berarti yang diciptakan.35

Sedangkan secara terminologi, pembahasan akhlak berkaitan dengan maslah tabiat atau kondisi temperatur batin yang mempengaruhi perilaku manusia. Ilmu akhlak bagi Al-Farabi, tidak lain dari bahasan tentang keutamaan-keutamaan

34

Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, h.102

35


(33)

23

yang dapat menyampaikan manusia kepada tujuan hidupnya yang tertinggi, yaitu kebahagiaan, dan tentang berbagai kejahatan atau kekurangan yang dapat merintangi usaha pencapaian tujuan tersebut.36

Berdasarkan pengertian ini, maka ajaran akhlak dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang merupakan ekspresi dari kondisi kejiwaannya.37

Masalah akhlak dalam aktivitas dakwah (sebagai materi dakwah) merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keIslaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak adalah sebagai penyempurna keimanan dan keIslaman.38 Sebab Rasulullah SAW. sendiri pernah bersabda yang artinya:

م م تِ تثعب َ

لِ ِ ُِ َ

Artinya: “Aku (Muhammad) diutus oleh Allah di dunia ini hanya untuk menyempurnakan akhlak”.

Singkatnya pesan Akhlak, meliputi; Akhlak terhadap Allah swt, akhlak terhadap Makhluk yang meliputi; akhlak

36

Ibid, h.29

37

Ibid, h.29

38


(34)

24

terhadap manusia; diri sendiri, tetangga, masyarakat lainnya, akhlak terhadap bukan manusia; flora, fauna dan sebagainya.39

3. Internet Sebagai Media Dakwah

a. Kelebihan dan Kekurangan Internet

Intermet berasal dari kepanjangan International Connection Networking. International berarti global atau seluruh dunia;

connection berarti hubungan komunikasi; networking berarti jaringan. Dengan demikian, internet adalah suatu sistem jaringan komunikasi (berjuta komputer) yang terhubung di seluruh dunia.40 Adapun beberapa kelebihan dan kekurangn internet, antara lain:

1) Kelebihan Internet:

a) Media baru yang menawarkan keberagaman dan kebebasan akses informasi tanpa harus terikat pembatasan dan sensor.41

b) Sebagai sarana telepon gratis keseluruh penjuru dunia. Sebagai sarana berkirim surat elektronik dan SMS gratis keseluruh penjuru dunia. Sebagai sarana pembentuk jaringan komunitas pertemanan. Sebagai sarana ekspresi diri (blog). Sebagai ajang diskusi topik tertentu.42

39

Wahyu Ilahi, Lukman Hakim, Yusuf Amrozi, Tias Satrio Adhitama, Komunikasi Dakwah, h. 37

40

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, h. 420

41

Apriadi Tamburaka, Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 77

42


(35)

25

c) Media baru yang menyatukan semua yang dimiliki media lama. Jika surat kabar dapat dibaca dalam media kertas, radio hanya dapat didengar, televisi hanya menyatukan audio dan visual. Melalui internet semua itu disatukan baik tulisan, suara dan gambar hidup.43

d) Dapat menambah wawasan dan ilmu apabila digunakan secara positif.44

e) Sumber ilmu pengetahuan dan sarana pembelajaran yang dapat diperoleh dengan mudah. Data dan informasi terkini dapat diperoleh dengan sangat cepat dari berbagai sumber informasi, di dalam dan di luar negeri, dengan mengakses berbagai situs berita dan informasi. Korespondensi dan pertukaran data digital dengan pihak lain dapat dilakukan dengan mudah, murah, dan cepat menggunakan layanan e-mail atau file sharing. Komunikasi langsung (via text, audio, atau video) secara real time dapat dilakukan dengan biaya yang sangat murah bahkan gratis menggunakan layanan instant messenger dan telepon VpIP.45

2) Kekurangan Internet:

Kemudahan akses internet membawa masalah yang cukup rumit juga. Tidak adanya batasan minimal usia dan

43

Apriadi Tamburaka, Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa, h. 77

44

Bagus Pratama, Internet untuk Orang Awam, h. 1

45

KEMINFO, Panduan Plus Internet Sehat dan Aman, (Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, 2012), h. 1


(36)

26

kurangnya pendampingan dari sisi orang tua, dimana celah bagi anak-anak untuk membuka situs-situs yang tidak sesuai, dan hal ini merupakan warning sekaligus tantangan bagi para orang tua untuk memberikan pengawasan bagi anak-anaknya saat mengakses internet. Terlepas dari apapun, setiap perubahan teknologi akan memberikan resiko yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Kelemahan lain dari internet adalah kekuatannya untuk menjauhkan orang-orang dari dunia nyata. Clifford Stoll seorang pengarang buku mengenai internet menyatakan bahwa masalahnya adalah waktu tiga atau empat jam habis hanya untuk berdiam di depan komputer tetapi tidak dengan keluarga.46

b. Facebook sebagai salah satu Media Dakwah

Facebook adalah salah satu dari sekian banyak Social Network atau Situs Jejaring Sosial yang ada di jagad web. Bila anda sebelumnya telah mengenal MySpace atau Friendster, maka Facebook pun tak jauh berbeda seperti kedua Social Network

tersebut. Facebook pertama kali hadir pada bulan Februari 2004 dengan Mark Zuckerberg sebagai pendirinya. Di awal-awal berdirinya, Facebook hanya ditujukan untuk kalangan Mahasiswa Universitas Harvard. Baru di tahun 2005 Facebook membuka

46

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_internet&ei=8yfyD5wa&lc=id-ID&s=1&m=929&host=www.google.co.id, (diakses pada tanggal 14-08-2016 13:30)


(37)

27

keanggotaan untuk kalangan anak sekolah. Setahun kemudian tepatnya tahun 2006 Facebook membuka keanggotaan secara universal alias siapa saja, dari belahan bumi manapun, orang bisa bergabung dengan Facebook.47 Hingga bulan September 2012, Facebook telah memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, dimana lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam.48

Facebook adalah salah satu dari sekian banyak media sosial yang sangat memudahkan penggunanya dalam hal berkomunikasi jarak jauh dengan seseorang. Dengan Facebook, seseorang tidak hanya bisa bergaul secara aktif, tetapi juga memperoleh banyak ilmu pengetahuan yang penting. Karena itu sampai sekarang Facebook tetap populer.49

Adapun beberapa menu yang mendukung dalam facebook:

1) Bagian atas halaman facebook terdapat beberapa tombol yaitu :

Home, Profile, Friends, Inbox, Setting dan Logout.

2) Bagian bawah halaman facebook dari kiri ke kanan terdapat

Application box, 5 bookmarked application icon, Facebook Chat (online friends), Notification, Chat Setting.

3) Menu status update.

47

https://indovisualprojector.wordpress.com/2013/11/18/pengertian-fungsi-keuntungan-dan-kerugian-facebook/(diakses pada tanggal 24-03-2016 10:25)

48

Edy Winarno, Ali Zaki, SmitDev Community, Panduan Lengkap Berinternet, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015), h. 151

49


(38)

28

4) Menu di Slidebar (sebelah kanan layar) terdapat beberapa tombol yaitu: request, Application, Invite your friends, Pokes, Birthdays, People You May Know.

Selain menu di atas, ada beberapa menu atau fitur lain dalam Facebook yaitu:

1) Facebook Application, diantaranya: Groups, Events, NetworkedBlogs, Blog RSS Feed Reader, dll.

2) Facebook Pages. Facebook pages dapat digunakan untuk keperluan bisnis, misalnya toko buku, atau profil penyanyi, tokoh politik, band, dll.50

Arti istilah media bila dilihat dari asal katanya (etimologi), berasal dari Bahasa Latin yaitu “median”, yang berarti alat perantara. Sedangkan kata media merupakan jamak daripada kata median tersebut. Pengertian sematiknya media berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat (perantara) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.51

Menurut A. Hasjmy, menyebut dakwah dan sarana dakwah atau alat dakwah dan medan dakwah ada enam macam, yaitu

mimbar (podium); dan khithabah (pidato/ceramah); qalam (pena)

50 Osa Rosita, Gabung di Facebook Coy…, h. 17 51


(39)

29

dan kitabah (tulisan); masrah (pementasan) dan malhamah

(drama); seni suara dan seni bahasa; adrasah dan dayah (surau); serta lingkungan kerja dan usaha.

Menurut Al-Bayanuni, hanya memilah media dakwah menjadi dua, yaitu media materi (madiyyah) dan nonmateri (ma’nawiyah). Yang disebut media materi adalah segala yang bisa ditangkap pancaindra untuk membantu pendakwah dalam dakwahnya, seperti ucapan, gerakan, alat-alat, perbuatan, dan sebagainya. Jika tidak bisa ditangkap panca indra yaitu berupa perasaan (hati) dan pikiran, maka dinamakan media nonmateri, seperti keimanan dan keikhlasan pendakwah.

Dalam ilmu komunikasi, media dapat juga diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:

1) Media terucap (The spoken Words) yaitu alat yang bisa mengeluarkan bunyi seperti radio, telepon, dan sejenisnya. 2) Media Tertulis (The Printed Writing) yaitu media berupa

tulisan atau cetakan seperti majalah, surat kabar, buku, pamphlet, lukisan, gambar, dan sejenisnya.

3) Media Dengar Pandang (The Audio Visual) yaitu media yang berisi gambar hidup yang bisa dilihat dan didengar yaitu film, video, televisi, dan sebagainya.52

52


(40)

30

Dalam penelitian ini media yang diambil adalah media sosial facebook yang termasuk dalam golongan media tertulis. Facebook adalah sosial media paling populer di dunia. Kepopuleran domain Facebook.com ini hampir sama dengan

search engine seperti Google dan Yahoo.53 Oleh karena itu facebook dapat menjadi salah satu media dakwah.

c. Grup Facebook sebagai Wadah Dakwah Mujadalah

Aplikasi ini (grup facebook) sudah terinstall secara default

di account facebook. Klik applications bar yang ada disudut kiri bawah, kemudian akan muncul daftar aplikasi, klik groups/grup. Dengan aplikasi ini, seseorang dapat membuat grup, tempat berkumpulnya para pengguna facebook yang memiliki ketertarikan yang sama. Seseorang juga dapat bergabung dengan grup orang lain. Dengan grup, seseorang juga dapat berdiskusi via discussion board, “mendata” penggemar anda, mengupload foto dan video, menulis wall, mempost item.54

Grup Facebook biasanya berisi beberapa pengguna facebook yang mengirim post tentang ide-ide kreatif, hal-hal yang bermanfaat, saling bertukar ide, dan berdiskusi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil isi post Grup Facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an sebagai bahan penelitian.

53

Edy Winarno, Ali Zaki, SmitDev Community, Panduan Lengkap Berinternet, h. 151


(41)

31

Grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an ini adalah sebuah grup facebook yang isinya berbagai ragam diskusi yang bertema tentang Islam khususnya anjuran dan keutamaan mengaji dan menghafal Al-Qur’an. Adapun beberapa anjuran dan larangan dalam mengirim post ke dalam grup ini dari admin grup Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an ini :

1) Anjuran postingan :

a) Memotivasi atau menyemangati b) Tips, metode atau yang semisal

c) Tanya jawab seputar Tahfidz dan Al-Qur’an d) Mendo’akan (seputar Tahfidz)

e) Mengenalkan pondok pesantren Hufadz f) Diskusi seputar Tahfidz dan Al-Qur’an

g) Memberi jempol atau like untuk postingan bagus h) Menyundul postingan bagus yang tenggelam i) Menjawab pertanyaan

2) Larangan ; a) Berdebat

b) Melontarkan perkataan yang menyakitkan atau berbau sara, dewasa, politik, dan lain-lain.

c) Tauziah yang tidak ada hubungannya dengan Tahfidz dan Al-Qur-an


(42)

32

e) Postingan yang mengandung kata yang dapat melemahkan semangat menghafal Al-Qur’an

f) Promosi barang, kecuali produk yang mendukung hafalan dan harus disertai izin dari pengurus grup Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an

g) Menyunting file grup tanpa izin dari penyimpan file

3) Pertanyaan bab fiqih yang jauh dari bahasan Tahfidz dan Al-Qur'an tidak diperbolehkan diposting di grup Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an, silahkan dikirim digrup tetangga yag membahas bab fiqih.

4) Di perbolehkan ; Bercanda, diskusi (bukan debat), dan lain-lain yang semisal.

5) Sanksi pelanggaran peraturan grup Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an adalah di keluarkan dari grup atau diblokir permanen dari aplikasi grup.

6) Untuk tauziah, dakwah atau nasihat-nasihat dan lain-lain yang semisal tapi tidak ada kaitanya dengan Tahfidz dan Al-Qur'an yang diposting diberanda grup meskipun bermanfa'at Admin akan langsung menghapus dan mengeluarkan atau memblokir pengirim, agar beranda grup tertata rapi dengan postingan-postingan khusus bahasan seputar Tahfidz & Al-Qur'an agar selaras dengan nama grup.


(43)

33

7) Untuk postingan copy paste dari grup Tetangga atau lainya bukan bikinan sendiri harap di sertakan link atau nama penulis. Namun apabila penulis ikhlas dicopy paste tanpa namanya atau linknya silahkan diposting tanpa nama atau link.

Mengenai Postingan yg di kirim di PITQ tanpa izin penulis bila ada grup tetangga atau penulis postingan yg protes, Admin PITQ tidak bertanggung jawab.55

Dari segi etimologi (bahasa) lafadz mujadalah terambil dari kata “jadala” yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambah

alif pada huruf jim yang menikuti wazan Faa ala, “jaa dal” dapat bermakna berdebat, dan “mujadalah” perdebatan.56

Sedangkan dari segi istilah (terminologi) terdapat beberapa pengertian al-Mujadalah (al-hiwar). Al-Mujadalah (al-hiwar)

berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergi tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya.57

Mujadalah sebagai metode dakwah berarti mendakwahi manusia melalui diskusi dan dialog (debat) secara baik berdasarkan etika dan mekanisme diskusi (adab al-munadharah). Di antara

55

www.facebook.com/groups/709798949038747?ref=bookmarks, (diakses pada tanggal 07-04-2016 15:30)

56

M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h.17

57


(44)

34

prinsip dasar diskusi (debat) menurut ajaran Islam ialah mempertinggi kualitas argumen dan menghindari sentimen.58

Adapun cara-cara yang dipergunakan untuk menyampaikan pendapat atau gagasan, baik berupa sikap, ucapan, tulisan, analogi, pencegahan atau penangguhan terhadap permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini, ia meliputi mufawadah, muhawarah, munazarah, musyawarah, munaza’ah, mukhasamah dan mumarah.59

a. Mufawadah– konsultasi

Mufawadah didefinisikan sebagai usaha setiap orang yang saling menyerahkan segala persoalannya kepada yang lain, terutama kepada Allah dengan sepenuh hati dan kebulatan tekad. Hakekat mufawadah tertuju pada penyerahan sepenuh hati kepada yang lain atau pendapat yang dikemukakan dengan penuh kepercayaan kepada yang lain.60

b. Muhawarah– Diskusi

Muhawarah diartikan sebagai taanya jawab dalam

suatu pembicaraan dan saling mengembalikan

pembicaraannya. Secara operasional Muhawarah dapat diartikan sebagai penjelasan terhadap suatu masalah melalui

58

Tata Sukayat, Quantum Dakwah, h.45

59

Aswadi Syuhadak, Teori dan Teknik Mujadalah dalam Dakwah Debat Diskusi Musyawarah Perspektif Al-Qur’an, (Gresik: Dakwah Digital Press, 2007), h.43

60


(45)

35

tanya jawab dalam sebuah pembicaraan dengan disertai nasihat menuju jalan yang benar. Oleh karena itu, hakekat muhawarah

dapat difokuskan pada jawaban yang jelas dengan pemberian nasihat pada jalan yang benar.61

c. Munazarah – Adu Argumen

Munazarah didefinisikan sebagai proses penalaran melalui penelitian dan pembahasan secara sungguh-sungguh dalam mencapai hakekat sesuatu yang dilakukan antara dua orang atau lebih dengan merindukan eksistensi kebenaran dan menghilangkan kesalahan. Sedangkan hakekat munazarah

adalah pandangan terhadap sesuatu dan memikirkannya.62

d. Musyawarah – Kompromi

Kompromi adalah persetujuan dengan jalan damai atau saling mengurangi tuntutan.63 Musyawarah diartikan sebagai usaha sebuah forum dalam mengeluarkan kesepakatan bersama dari masing-masing individu yang dimintai pendapat dan mengeluarkannya terhadap persoalan yang mereka hadapi dengan maksud memperoleh suatu kemaslahatan umum.

61

Ibid, h. 52

62

Ibid, h. 58

63

Indrawan WS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini, (Surabaya: Cipta Media, t.th.) h.157


(46)

36

Sedangkan hakekat musyawarah adalah kesepakatan bersama dalam suatu pendapat.64

e. Munaza’ah – Konfrontatif

Munaza’ah diartikan sebagai perbedaan pendapat dalam suatu kelompok yang saling membatalkan argumentasi dan menyalahkannya dengan dorongan kepentingan pribadinya masing-masing sehubungan dengan persoalan yang mereka hadapi. Esensinya munaza’ah berkaitan dengan pertentangan yang tidak sehat.65

f. Mukhasamah – Debat Kusir

Mukhasamah diartikan sebagai pertengkaran dalam sebuah forum dengan taraf saling mengalahkan dan memperoleh kemenangan terhadap persoalan yang mereka hadapi, sekaligus menggunakan argumentasi yang tidak sebenarnya. Sedangkan hakekat dari mukhasamah merupakan perebutan sesuatu dengan alasan yang tidak dapat dibenarkan.66

64

Aswadi Syuhadak, Teori dan Teknik Mujadalah dalam Dakwah Debat Diskusi Musyawarah Perspektif Al-Qur’an, h. 69

65

Ibid, h. 73

66


(47)

37

g. Mumarah– Pelecehan

Mumarah dapat diartikan sebagai usaha saling menyangkal pendapat orang lain yang mengandung keraguan, kerancuan, dan kebohongan dalam sebuah forum dengan menimpakan kebodohan atau pelecehan secara eksplisit maupun implisit yang bertujuan untuk mematahkan lawan dan memuji kepentingan pribadinya. Sedangkan hakekat mumarah

adalah pelecehan terhadap orang lain.67

Grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an sebagai wadah dakwah mujadalah, yakni bagaimana sebuah proses

mujadalah terjadi didalam grup facebook tersebut. Ada beberapa macam mujadalah yang berpotensi terjadi didalam post anggota di grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an.

B. Kajian Teori

Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori S-O-R. Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus – Organism – Response. Objek materialnya adalah manusia yang jiwanya meliputi komponen– komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat

67


(48)

38

mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif, misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Jadi unsur model ini adalah :

1. Pesan (Stimulus,S)

2. Komunikan (Organism,O) 3. Efek (Response, R)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

Gambar 2.1 Teori S – O – R

Organisme:

1. Perhatian

2. Pengertian

3. penerimaan

Stimulus

Response (Perubahan sikap)


(49)

39

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu.

Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :

a. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dilanjutkan kepada proses berikutnya.

c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar – benar melebihi


(50)

40

dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. 68

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu merupakan tinjauan pustaka yang berasal dari penelitian - penelitian yang sudah pernah dilakukan. Dalam penelitian terdahulu diuraikan secara sistematis mengenai hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pesan dakwah disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu yang Relevan

No. Keterangan Penelitian Terdahulu

1 Judul Facebook dan Dakwah: Analisis Pesan

Dakwah Admin Fan Page Hidayatul Qur’an

68

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Cipta Aditya Bakti, 2003), h. 256


(51)

41

Pada Bulan Juli 2013

Lokasi Penelitian Halaman Fan Page Hidayatul Qur’an

Tahun Penelitian 2015

Metode Penelitian Metode eksplorasi campuran

Hasil Penelitian a. Postingan bulan Juli 2013 terdapat 13 posting dengan 5 kategori pesan dakwah, diantaranya adalah: Al-Qur‟an, Hadits, pendapat ulama, temuan penelitian, dan karya seni.

b. Prosentase dalam pesan dakwah oleh admin fan page Hidayatul Qur’an dibulan Juli 2013 menunjukkan bahwa pesan dakwah dengan Al-Qur’an menjadi pilihan utama admin fan page dengan perolehan 52% karena menurut admin fan page Hidayatul Qur‟an, Al-Qur’an menggambarkan berbagai kejadian dan apa yang ada didunia ini. c. Fan page Hidayatul Qur’an didominasi

oleh pesan dakwah tentang Al-Qur‟an, disusul dengan pesan dakwah dengan pendapat ulama sebesar 21,7usul dengan


(52)

42

pesan dakwah yang berisi penelitian ilmiah sebesar 13%, kemudian hadis dengan 8,7%, dan pesan dakwah dengan karya seni sebesar 4,4%.

Tujuan Penelitian Mengetahui dan memahami jenis pesan dakwah fan page Hidayatul Qur‟an

Persamaan Lokasi, analisis, subjek, objek,

Perbedaan Metode penelitian

2 Judul Reduksi Moral Dalam Sinetron (Analisis Isi

Pada Sinetron Yang Muda Yang Bercinta Di RCTI)

Lokasi Penelitian Sinetron Yang Muda Yang Bercinta Di RCTI

Tahun Peneliti 2014

Metode Penelitian Metode Deskriptif

Hasil Penelitian 1. Bentuk-bentuk reduksi moral dalam sinetron Yang Muda Yang Bercinta ditampilkan dalam tiga adegan, antara lain adegan pertengkaran, adegan pelecehan seksual, dan adegan mengejek. Dari pemaparan temuan data,


(53)

43

peneliti menemukan reduksi moral dalam bentuk adegan pertengkaran yang lebih mendominasi yaitu, sebanyak 38 tampilan selama sepuluh episode.

2. Dari tabel distribusi frekuensi kemunculan reduksi moral yang ditampilkan dalam sinetron Yang Muda Yang Bercinta selama sepuluh episode, diperoleh data penelitian sebagai berikut : adegan pertengkaran sebanyak 38 kali atau 53%, adegan pelecehan seksual sebanyak 8 kali atau 11%, dan adegan mengejek sebanyak 26 kali atau 36%. Frekuensi kemunculan reduksi moral yang ditampilkan paling banyak adalah adegan pertengkaran sebanyak 38 kali selama sepuluh episode. Jadi diperoleh total frekuensi kemunculan reduksi moral dalam sinetron tersebut sebanyak 72 kali selama sepuluh episode.

Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk- bentuk reduksi moral seperti apa yang ada dalam sinetron “Yang Muda


(54)

44

Yang Bercinta” di RCTI.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan banyaknya frekuensi kemunculan reduksi moral dalam sinetron “Yang Muda Yang Bercinta” di RCTI

Persamaan Metode, pendekatan, analisis

Perbedaan Lokasi, subjek, objek

3 Judul Pesan Dakwah pada Website

www.akhlakmuliacenter.com (Analisis Isi Pesan Dakwah Ustadz Mas Dhanu Pada Artikel Awal Penyakit Menurut Al-Qur’an dan Akhlak Mulia-Sebuah Solusi Penyembuh Penyakit Secara Islami)

Lokasi Penelitian Website www.akhlakmulicenter.com

Tahun Penelitian 2011

Metode Penelitian Discourse analysis

Hasil Penelitian Secara skematik, terdapat isi wacana, pemecahan masalah, dan penutup. Secara semantik, ketika kita sakit, ikhtiar

lahiriah adalah hal yang wajar, Namun jangan melupakan ikhtiar batin yaitu ikhtiar


(55)

45

untuk segera kembali pada jalanNya, bersegera memohon ampunan atas dosa-dosa kita dan memohon agar diberi kesembuhan. Secara sintaksis, terdapat koherensi antar kata dan kalimat, pemakaian kata ganti, dan bentuk kalimat yang tepat. Secara stilistik, terdapat kata yang

digunakan oleh pengasuh dalam

mengkonstruksi wacana yang akan disampaikan pembaca, kalimat terhadap realita media. Secara retorisnya, dicantumkan ayat-ayat Al-Qur’an (metafora) serta tampilan grafis dari website www.akhlakmuliacenter.com.

Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui lebih jauh lagi isi pesan dakwah pada artikel ”Awal Penyakit Menurut Al-Qur’an” dalam situs www.akhlakmuliacenter.com ditinjau dari analisis wacana pendekatan Teun A. Van Dijk.

2. Untuk mengetahui lebih jauh lagi isi pesan dakwah pada artikel ”Akhlak


(56)

46

Mulia-Sebuah Solusi Penyembuh Penyakit Secara Islami” dalam situs www.akhlakmuliacenter.com ditinjau dari analisis wacana pendekatan Teun A. Van Dijk

Persamaan Objek, analisis

Perbedaan Lokasi, subjek, metode penelitian.


(57)

47

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan tuntunan tentang bagaimana secara berurut penelitian dilakukan, menggunakan alat atau bahan apa, prosedurnya bagaimana.69 Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan teks. Yang mana penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.70 Fokus penelitian ini adalah pada pesan dakwah yang terkandung dalam post anggota di grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an.

Dalam penelitian yang berjudul Dakwah pada Grup Facebook (Analisis Isi Pesan Dakwah di Grup Facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an), peneliti melakukan penelitian seperti observasi (pengamatan)

69

Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 68

70

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 44


(58)

48

dan dokumentasi. Subjek penelitiannya adalah dakwah. Sedangkan objek penelitiannya adalah grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an.

Sumber primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.71 Dalam pengumpulan data primer terdapat beberapa cara, yakni Observasi, Wawancara, Kuisioner, dan Data Eksperimen. Dalam penelitian ini hanya menggunakan sumber data observasi. Observasi atau pengamatan terhadap postingan yang ada di grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidzul Qur’an.

Data yang dipakai merupakan sumber data sekunder. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan.72 Yang mana data tersebut berupa dokumen. Dokumen tersebut di dapat dari post grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an pada bulan Maret 2016.

Variabel penelitian adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep operasional, penjelasan macam ini tergantung pula pada jenis penelitian yang dilakukan. Variabel dibedakan menjadi tiga bentuk variabel yakni independent variable (variabel bebas), dependent variable (variabel tergantung), intervening variable (variabel penyela),

71

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian kuantitatif, h. 132

72


(59)

49

dan variabel lain (yang mengikuti).73 Namun dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan pendekatan kuantitatif yang menyebarkan angket atau kuesioner dalam mengumpulkan data, melainkan menggunakan analisis isi kuantitatif model deskriptif. Dalam menggunakan jenis penelitian ini, peneliti tidak menguji antar variabel dan hipotesis atau mengukur sebuah pengaruh dari data yang diperoleh. Sifat dari analisis isi deskriptif ini hanya menggambarkan atau mendeskripsikan satu variabel yang terkandung dalam tema penelitian. Jadi, variabel dalam penelitian ini adalah pesan dakwah. Adapun yang dijadikan kategori sebagai berikut:

1. Pesan Aqidah 2. Pesan Syariah 3. Pesan Akhlak

4. Mujadalah

Tabel 3.1

Kategori Pesan Dakwah

Variabel Kategori Indikator

Pesan Dakwah

1. Pesan Aqidah a. Iman kepada Allah swt b. Iman kepada Malaikat-Nya c. Iman kepada Kitab-kitab-Nya d. Iman kepada Rasul-rasul-Nya e. Iman kepada Hari Akhir

73


(60)

50

f. Iman kepada Qadha-Qodhar

2. Pesan Syariah a) Ibadah: Thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji.

b) Muamalah:

1) Hukum Perdata meliputi:

Hukum Niaga, Hukum

Nikah, dan Hukum Waris. 2) Hukum Publik meliputi:

Hukum Pidana, Hukum

Negara, Hukum Perang dan Damai

3. Pesan Akhlak a. Akhlak terhadap Allah swt b. Akhlak terhadap Makluk yang

meliputi; akhlak terhadap manusia; diri sendiri, tetangga, masyarakat lainnya, akhlak terhadap bukan manusia; flora, fauna dan sebagainya.

4. Mujadalah a. Mufawadah– Konsultasi b. Muhawarah – Diskusi


(61)

51

d. Musyawarah – Kompromi

e. Munaza’ah– Konfrontatif f. Mukhasamah– Debat Kusir g. Mumarah– Pelecehan

B. Unit Analisis

Unit analisis merupakan langkah awal yang penting dalam analisis isi. Krippendorff yang dikutip Eriyanto dalam buku Analisis Isi mendefinisikan unit analisis sebagai apa yang diobservasi, dicatat dan dianggap sebagai data, memisahkan menurut batas-batasnya dan mengidentifikasi untuk analisis berikutnya. Unit analisis secara sederhana dapat digambarkan sebagai bagian apa dari isi yang kita teliti dan kita pakai untuk menyimpulkan isi dari suatu teks. Bagian dari isi ini dapat berupa kata, kalimat, foto, scene (potongan adegan), paragraf. Bagian-bagian ini harus terpisah dan dapat dibedakan dengan unit yang lain, dan menjadi dasar kita sebagai peneliti untuk melakukan pencatatan.74

Unit analisis yang ada dalam analisis isi, dapat dibagi ke dalam tiga bagian besar, yakni unit sampel (sampling units), unit pencatatan (recording units), unit konteks (context units). Unit sampel adalah bagian dari objek yang dipilih (diseleksi) oleh peneliti untuk didalami. Unit pencatatan adalah bagian atau aspek dari isi yang menjadi dasar

74


(62)

52

dalam pencatatan dan analisis. Sementara unit konteks adalah konteks apa yang diberikan oleh peneliti untuk memahami atau memberi arti pada hasil pencatatan.75

Dalam penelitian ini unit analisis yang dipakai untuk menganalisis hasil unit pencatatan adalah unit sintaksis. Unit Sintaksis (Syntactical Units) merupakan unit analisis yang menggunakan elemen atau bagian bahasa dari suatu isi.76

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua anggota dari objek yang ingin diketahui isinya.77 Populasi berasal dari kata bahasa Inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.78 Sedangkan pengertian dari Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.79 Secara umum, dari beragam metode penarikan sampel ini, dapat dibagi ke dalam dua bagian besar, yakni penarikan sampel acak (random/probability sampling) dan penarikan sampel tidak acak ( non-random/non-probability sampling).

75

Ibid, h. 61

76

Ibid, h. 71

77

Ibid. h. 109

78

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian kuantitatif, h. 109

79

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 81


(63)

53

Dalam menentukan penarikan sampel penelitian, peneliti menggunakan metode penarikan sampel tidak acak ( non-random/non-probability sampling). Penarikan sampel tidak acak adalah teknik penarikan sampel yang tidak menggunakan hukum probabilitas, dimana anggota populasi tidak mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.80 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah post grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an pada bulan Maret 2016 yang berjumlah 30 post, dan mengambil sampel sebanyak 11 post pada bulan Maret 2016 karena postingan tersebut berpotensi mengandung unsur dakwah.

D. Instrumen penelitian

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Dalam bahasa Krippendorff yang dikutip Eriyanto dalam buku Analisis Isi, arti penting validitas ini dikatakan sebagai “kualitas hasil penelitian yang membawa seseorang untuk meyakini bahwa fakta-fakta yang ada tidak dapat ditentang”. Ada lima validitas utama yang biasa dipakai dalam analisis isi, yaitu validitas muka (face validity), validitas kecocokan (concurrent validity), validitas konstruk (construct validity), validitas prediktif (predictive validity), dan validitas isi (content validity).81 Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi (content

80

Eriyanto, Analisis Isi, h. 115

81


(64)

54

validity). Yang mana validitas isi merupakan sejauh mana alat ukur secara lengkap memasukkan semua kategori yang ingin dilihat. Karena dengan validitas isi peneliti dapat secara lengkap dan detail mencatat post di grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an. Dalam hal ini Uji Reliabilitas yang dipakai adalah Uji Ahli.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.82 Di setiap pembicaraan mengenai metodologi penelitian, bahasan metode pengumpulan data adalah bagian instrument pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Pada penelitian kuantitatif dikenal beberapa metode, antara lain metode angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi.83

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Metode observasi merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik, dan selektif dalam mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi. Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi tipe non-partisipan (non-participant observation), seorang peneliti tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan atau aktifitas grup, dan hanya sebagai pengamat pasif, melihat,

82

Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 211.

83


(65)

55

mengamati, mendengarkan semua aktifitas dan mengambil kesimpulan dari hasil observasi tersebut.

Sedangkan metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, website, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.84 Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data berupa

post status facebook di grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an pada bulan Maret 2016.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penghimpunan atau pengumpulan, pemodelan dan transformasi data dengan tujuan untuk menyoroti dan memperoleh informasi yang bermanfaat, memberikan saran, kesimpulan dan mendukung pembuatan keputusan.85

Dalam proses analisis data jelas peneliti melakukan klasifikasi data dengan cara memilah-milah data sesuai dengan kategori yang disepakati oleh peneliti. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis isi.

Analisis isi adalah setiap prosedur sistematis yang dirancang untuk mengkaji isi informasi terekam. Datanya bisa berupa dokumen-dokumen tertulis, film-film, rekaman-rekaman audio, sajian-sajian

84

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), h. 236

85


(66)

56

video, atau jenis media komunikasi yang lain. Termasuk didalamnya adalah media massa seperti radio, televisi, bioskop, papan poster, iklan, buku, majalah, piringan hitam, pita 8 track, Koran, dan sebagainya.86

Penelitian dengan menggunakan analisis isi deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan apa yang diteliti, desain analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, atau menguji hubungan di antara variabel.87

Pada penelitian kuantitatif deskriptif, terdapat pengolahan hasil penelitian dengan statistik deskriptif. Dalam penelitian ini teknik statistik yang digunakan memakai distribusi frekuensi. Yakni digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi frekuensi pada suatu data.88 Untuk menghitung frekuensi pesan dakwah yang terkandung dalam post grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an,

yakni dengan menggunakan rumus:

P = FxN x 100%

Keterangan: P = Prosentase Frekuensi

Fx = Frekuensi Kategori Muncul

N = Jumlah Kejadian

86

Michael H. Walizer, Paul L. Wienir, Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 48

87

Eriyanto, Analisis Isi, h. 47

88


(67)

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Gambar 4.1

Grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an

Kisah hidup seorang laki-laki tentang jerih payahnya ingin menghafal Al-Qur’an adalah latar belakang terbentuknya grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an ini. Namanya Muhammad Saichu, dia adalah ketua pengurus atau ketua admin grup Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an.

Meskipun penulisan di facebook nama grup ini adalah Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an. Namun dalam penulisan latin Arab, teknik penulisan yang benar dan baku adalah Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an. Jadi, secara umum


(68)

58

penulisan nama grup didalam skripsi ini menggunakan teknik penulisan bahasa baku.

PITQ adalah singkatan dari Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur'an. Berdiri hari Rabu, 14 November 2013. Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an adalah sebuah komunitas yang bermukim di jejaring sosial (internet). Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an bukan milik pesantren atau yayasan Tahfidhul Qur’an, melainkan sebuah komunitas pengafal Al-Qur'an yang anggotanya dari berbagai elemen santri dan non-santri, penghafal dan non-penghafal.

Grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an dipantau dan di awasi oleh para khodim grup yang berkiprah di dunia maya dan di dunia nyata. Grup ini tumbuh dan berkembang menjadi sebuah organisasi penghafal Al-Qur'an yang kini jumlahnya mencapai 83.960 anggota (Tercatat 25 Mei 2016). Di sana biasa mengajarkan dan belajar ilmu seputar Tahfidz dan Al-Qur'an, tips-tips, metode-metode menghafal, motivasi, tanya jawab online 24 jam seputar Tahfidhul Qur'an oleh sesama anggota grup para Hafidz-Hafidzah senior, junior maupun yang masih dalam niat saja, dari dalam negeri maupun luar negeri secara bergantian. Para anggota gemar berbagi tips dan menjawab keluhan-keluhan para pemula menghafal (junior). Banyak dari anggota grup Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an yang mana sebelumnya tidak tahu apa itu Tahfidhul Qur'an setelah masuk belajar akhirnya ikut menghafal. Keterangan ini di peroleh dari ucapan terima kasih para anggota yang terinspirasi. Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi para mujawwib, pengirim post, penyimpan file, admin website dan segenap anggota grup lainya yang


(1)

119

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang berjudul Dakwah pada Grup Facebook (Analisis Isi Pesan Dakwah di Grup Facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an), peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam post bulan Maret 2016 terdapat 11 post dengan 3 kategori pesan dakwah, yakni: pesan aqidah, pesan syariah, pesan akhlak. Dari hasil perhitungan memakai rumus distribusi frekuensi, kemunculan pesan dakwah dalam post grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an bulan Maret 2016, diperoleh data penelitian sebagai berikut:

a. Pesan aqidah sebanyak 34 pesan atau 57 % b. Pesan syariah sebanyak 14 pesan atau 23 % c. Pesan akhlak sebanyak 12 pesan atau 20 %

2. Dalam post bulan Maret 2016, tidak semua post ditanggapi oleh anggota lain artinya tidak semua post terjadi proses mujadalah. Indikator mujadalah yang dipakai sepanjang post bulan Maret 2016 antara lain: Muhawarah, Munazarah, Musyawarah, dan Munaza’ah. Dari hasil perhitungan memakai rumus distribusi frekuensi, indikator mujadalah dalam post grup facebook Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an


(2)

120

a. Muhawarah sebanyak 123 komentar atau 21,8 % b. Munazarah sebanyak 17 komentar atau 3 % c. Musyawarah sebanyak 402 komentar atau 71,1 %

d. Munaza’ah sebanyak 10 komentar atau 1,8 %

B. Rekomendasi

Peneliti menyarankan agar para anggota grup Pustaka Ilmu Tahfidhul Qur’an untuk lebih giat mengirim post pesan-pesan dakwah serta lebih aktif dalam berpendapat. Kemudian saran kepada admin untuk mengingatkan kepada anggota yang mengirim post berisi hadits supaya di kaji kembali keshahihan hadits tersebut.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adhitama, Tias Satrio, Wahyu Ilahi, Lukman Hakim, Yusuf Amrozi. Komunikasi Dakwah. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press. 2013

Arifin, M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bumi Aksara. 1993

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT Rineka Cipta. 1998

Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah Edisi Revisi. Jakarta: Kencana. 2009

Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian ilmu dakwah. Jakarta: Logos. 1997

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Madina Raihan Makmur. 2009

Effendi, Lalu Muchsin dan Faizah. Psikologi Dakwah. Jakarta: Kencana. 2006

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Cipta Aditya Bakti. 2003


(4)

Fachruddin, Irfan, Fachruddin HS. Pilihan Sabda Rasul (Hadits-hadits Pilihan). Jakarta: Bumi Aksara. 2001

Ilaihi, Wahyu, Muhammad Munir. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana. 2006.

Ilaihi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010

KEMINFO. Panduan Plus Internet Sehat dan Aman. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 2012

M. Munir, M. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1988

Pratama, Bagus. Internet untuk Orang Awam. Palembang: Maxikom. 2006

Rosita, Osa. Gabung di Facebook Coy…. Yogyakarta: Panduan. 2009

Studi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN Ampel Press. 2009

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: IAIN Ampel Press. 2009

Suhadang, Kustadi. Ilmu Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013.


(5)

Syam, Nur , Fisafat Dakwah. Pemahaman Filosof Tentang Ilmu Dakwah. Surabaya: Jenggala Pustaka Utama. 2003

Syarif H, N. Faqih. Kiat Menjadi Dai Sukses. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2015

Syuhadak, Aswadi. 2007. Teori dan Teknik Mujadalah dalam Dakwah Debat Diskusi Musyawarah Perspektif Al-Qur’an. Gresik: Dakwah Digital Press.

Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. 1983

Tamburaka, Apriadi. Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2013

Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta: GayaMedia Pratama. 1997

Tualeka, Hamzah. Pengantar Ilmu Dakwah. Surabaya: Alpha. 2005

Widi, Restu Kartiko. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010

Wienir, Paul L., Michael H. Walizer. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan. Jakarta: Erlangga. 1978

WS, Indrawan. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Surabaya: Cipta Media.


(6)

INTERNET

Indovisual Blog, 18 November 2013, “Pengertian, Fungsi, Keuntungan dan Kerugian

Facebook”(https://indovisualprojector.wordpress.com/2013/11/18/pengert

ian-fungsi-keuntungan-dan-kerugian-facebook/) diakses pada tanggal 24 Maret 2016 10:25

Grup Facebook Pustaka Ilmu Tahfidzul Qur’an, 3 Maret 2016 (www.facebook.com/groups/709798949038747?ref=bookmarks) diakses 7 April 2016 15:30.

Wikipedia.org, 2014, “Perkembangan Internet”

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_internet&ei=8yfyD5wa&l c=id-ID&s=1&m=929&host=www.google.co.id) diakses 14 Agustus 2016 13:30