Penerapan strategi berburu informasi dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS siswa kelas V MI Bahrul Ulum Menganti Gresik.

(1)

TENTANG KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA

PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V MI BAHRUL ULUM

MENGANTI GRESIK”

SKRIPSI Oleh: ISLAMIAH NIM. D77213072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA APRIL 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik.

Skripsi Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Pembimbing 1 H. Irfan Tamwifi, M.Ag dan Pembimbing 2 M. Bahri Musthofa, M.Pd.I, M.Pd

Latar belakang dilakukanya penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi di Indonesia siswa kelas V-A MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai rata-rata hasil tes pra siklus dari 27 siswa kelas V-A terdapat 11 siswa yang tuntas dalam tes. Penyebabnya adalah kurang inovatifnya strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kegiatan belajar sehingga siswa kurang aktif dalam

proses pemnbelajaran. Untuk dapat mengatasi masalah tersebut, dapat

menerapkan strategi berburu informasi.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui penerapan strategi berburu informasi dalam rangka meningkatkan pemahaman IPS materi kegiatan ekonomi di Indonesia pada di MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik. 2)Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa materi kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS siswa kelas V MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin dengan subjek penelitian 27 siswa kelas V-A MI Bahrul

Ulum Menganti-Gresik. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus

pembelajaran yang meliputi 4 tahap. Pada setiap siklus terdiri dari pelaksanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data diperoleh melalui

wawancara, observasi guru dan siswa, tes dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes uraian singkat.

Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Penerapan strategi berburu informasi pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi di Indonesia di kelas V-A MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik sangat baik. Skor aktivitas guru adalah 72,91 (cukup) pada siklus I naik menjadi 91,2 (sangat baik) pada siklus II. Aktivitas siswa juga mengalami kenaikan skor dari 63,54 (kurang) pada siklus I menjadi 90,62 (sangat baik) pada siklus II. 2) Pemahaman siswa pada materi kegiatan ekonomi di Indonesia pada siswa kelas V-A MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan ketika pra siklus mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 68,30 (kurang) dan 73,51 (cukup) pada siklus I menjadi 80,94 (baik) pada siklus II. Persentase tingkat ketuntasan belajar sebesar 40,74% (kurang) pada pra siklus, pada siklus I 66,66% (cukup), sedangkan pada siklus II 88,88% (baik) dan telah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan.


(7)

Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik.

Skripsi Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Pembimbing 1 H. Irfan Tamwifi, M.Ag dan Pembimbing 2 M. Bahri Musthofa, M.Pd.I, M.Pd

The background of this research is the lack of students' understanding on the subjects of social studies subjects in Indonesia V-A student grade Bahrul Ulum Menganti-Gresik. This can be proved from the average value of pre-cycle test results from 27 students of class V-A there are 11 students who completed the test. The reason is less innovative learning strategies applied by teachers in learning activities so that students are less active in the learning process. To be able to solve the problem, can implement information hunting strategy.

This research aims to: 1) To know the application of information hunting strategy in order to improve understanding of IPS material economic activity in Indonesia at MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik. 2) To know the improvement of students' understanding of economic activity material in Indonesia on social studies subjects of grade V of MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik.

The research method used is Classroom Action Research Method (PTK) model Kurt Lewin with the subject of research 27 students of class V-A MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik. This study was conducted in two learning cycles that included 4 stages. Each cycle consists of execution, action, observation and reflection. Data collection was obtained through interviews, teacher and student observations, tests and documentation. The instrument used in this research is a short description test. The results of the research can be explained as follows: 1) Application of information hunting strategy on IPS subject matter of economic activity in Indonesia in class V-A MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik very good. The teacher activity score was 72.91 (enough) in the first cycle rose to 91.2 (very good) in cycle II. Student activity also increased score from 63,54 (less) in cycle I to 90,62 (very good) in cycle II. 2) Students' understanding on the subject of economic activity in Indonesia in grade V-A students of Bahrul Ulum Menganti-Gresik has increased. This can be proven by when the pre cycle gets grade average of 68,30 (less) and 73,51 (enough) in cycle I to 80,94 (good) in cycle II. Percentage of learning mastery level is 40,74% (less) at pre cycle, at cycle I 66,66% (enough), while at cycle II 88,88% (good) and have fulfilled the indicator of performance specified.


(8)

HALAMAN MOTTO ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... vi

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR RUMUS ... xvii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tindakan Yang Dipilih ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Lingkup Penelitian ... 7

F. Signifikasi Penelitian ... 8

BAB II :KAJIAN TEORI A. Pemahaman IPS Materi Kegiatan Ekonomi di Indonesia 1. Pengertian Pemahaman ... 9

2. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 15

3. Materi Kegiatan Ekonomi di Indonesia ... 19

B. Cooperative Learning Tipe Berburu Informasi 1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 26


(9)

A. Metode Penelitian ... 36

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 38

C. Variabel Penelitian ... 39

D. Rencana Tindakan ... 40

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 42

F. Indikator Kinerja ... 50

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus ... 53

2. Siklus I ... 58

3. Siklus II ... 77

B. Pembahasan ... 93

1. Penerapan Strategi Berburu Informasi ... 94

2. Peningkatan Pemahaman ... 94

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 101

B. Saran ... 103 DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

yang diajarkan disekolah khususnya pada sekolah dasar. Ilmu Pendidikan

Sosial sendiri adalah gabungan dari beberapa disiplin ilmu sosial seperti

sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan berdasarkan realita dan fenomena yang

terjadi pada masyarakat.1

Dengan mempelajari IPS, diharapkan siswa untuk dapat menjadi

warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta

warga dunia yang cinta damai. Dalam kehidupan bermasyarakat siswa akan menghadapi masalah-masalah sosial yang berat karena kehidupan

masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Dengan alasan

tersebut maka siswa dibekali dengan mata pelajaran IPS yang dirancang

untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan

analisis masalah-masalah sosial yang terjadi dimasyarakat yang terus

berkembang secara dinamis.2

Dengan tujuan pembelajaran IPS yang telah disampaikan diatas,

dalam proses pembelajaran IPS guru perlu menekankan bagaimana cara

agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran sehingga

1

Nurhadi, Menciptak an Pembelajaran IPS,(Jakarta : Multi Kreasi Satu Delapan, 2010).4 2


(11)

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Hal tersebut akan

mudah dicapai apabila guru dapat memilih metode dan strategi yang sesuai

dengan materi yang akan disampaikan. Selain itu penggunaan media yang

tepat juga sangat diperlukan hal ini bertujuan untuk menarik minat siswa

dalam proses pembelajaran.3

Akan tetapi pada kenyataannya, penyampaian materi IPS biasanya

guru menggunakan model pembelajaran konvensional. Terdapat beberapa

kelemahan dari pembelajaran konvensional diantaranya, kurangnya

partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru cenderung

menggunakan ceramah pada saat penyampaian materi.4 Dengan

pembelajaran seperti itu kebanyakan dari siswa masih belum sepenuhnya paham dengan materi yang telah disampaikan, hal ini akan berdampak

pada hasil prestasi siswa yang tidak mencapai kriteria kelulusan minimal

yang telah ditetapkan.

Menurut hasil wawancara dan observasi dari guru diperoleh data

yang menunjukkan bahwa hasil evaluasi siswa pada pelajaran IPS hasilnya

kurang memuaskan. Untuk (Kriteria Kelulusan Minimal) KKM pada mata

pelajaran IPS diKelas V MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik yaitu 72,

terdapat sekitar 11 yang mampu mendapatkan nilai diatas KKM dan

selebihnya sebanyak 16 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa sebanyak kurang lebih 40% dari keseluruhan

3

Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS,( Jakarta : Prenadamedia, 2014), 2-3. 4


(12)

jumlah siswa yang mendapatkan nilai ketuntasan belajar siswa pada mata

pelajaran IPS. Hal tersebut diperkuat dengan adanya bukti autentik berupa

hasil nilai ulangan siswa pada mata pelajaran IPS.5

Berkaitan dengan permasalahan diatas diperlukan suatu

pembaharuan dari guru dalam menyampaikan suatu materi ajar, salah

satunya dengan cara mengubah atau mengembangkan strategi belajar .

Pada dasarnya tidak ada strategi yang paling ideal. Masing-masing strategi mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Hal ini sangat bergantung

pada tujuan yang hendak dicapai, ketersediaan fasilitas, dan kondisi siswa.

Proses belajar akan lebih efektif jika guru dapat mengkondisikan

siswa agar setiap siswa terlibat secara aktif dan terjadi hubungan yang dinamis dan saling mendukung antara siswa satu dengan siswa yang lain.

Terdapat banyak strategi pembejaran yang dapat diterapkan oleh guru

dalam menyampaikan materi. Dan dari beberapa jenis srategi kelompok

yang ada, penulis memfokuskan pada strategi berburu Informasi

(informastion search).

Strategi belajar berburu informasi (informastion search) termasuk

bagian dari model pembelajaran cooperative learning yang mampu

membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran dengan . Strategi berburu

informasi adalah strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan

5

Observasi, dan wawancara Guru kelas Ayu Dwi Rachmawati S.Pd.I Tgl 4 November 2016. Menganti-Gresik.


(13)

kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar-mengajar dengan cara

siswa mencari sendiri informasi yang berkaitan dengan materi yang

diajarkan. Strategi berburu informasi bisa membantu menjadikan materi

yang semula biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.6

Dengan berbagai alasan yang dikemukaan diatas maka peneliti

melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Strategi Berburu Informasi Dalam Rangka Meningkatkan Pemahaman Tentang Kegiatan Ekonomi Di Indonesia Pada Mata Pelajaran Ips Siswa Kelas V MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik”. Dengan strategi ini diharapkan akan memberikan suasana baru dalam proses belajar mengajar di tingkat

sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran IPS

Penelitian dengan menggunakan strategi berburu informasi atau

search information sudah pernah dilaksanakan. Peneliti menemukan hasil

yang sudah menggunakan strategi search information, yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Pipin Santi Pamungkas Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Suanan Kalijaga Yogyakarta dengan

judul “Penggunaan Metode Informasi Search untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo Mertoyudan Magelang

6


(14)

Jawa Tengah” pada tahun 2014. Dalam penelitian ini diketahui bahwa

hasil prestasi siswa mengalami peningkatan sebesar 30 %.7

Penelitian selanjutnya adalah penelitian oleh Ari Zaid dengan judul

“Penerapan Metode Information Search dalam meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaranb Fiqih di SMP Islam Al-Hikmah

Pondok Canbe” pada tahun 2014. Dalam penelitian ini diketahui bahwa hasil belajar siswa menbgalami peningkatan yang signifikan, nilai akhir rata-rata hasil prestasi siswa adalah 81,2 meningkat dari hasil pre test

sebesar 69,4.8

Akan tetapi penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian

terdahulu, perbedaannya dapat dilihat dari subjek penelitian, yang mana penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas V MI bahrul Ulum Menganti

Gresik pada tahun 2016, sedangkan pada penelitian yang dilakukan Pipin

dilakukan di kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo Mertoyudan

Magelang Jawa Tengah dan juga penelitian yang dilakukan oleh Ari

dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Al-Hikmah Pondok Cane. Selain

itu, pada penelitian ini lebih menekankan tingkat pemahaman siswa,

sedangkan kedua penelitian terdahulu lebih menekankan pada hasil

belajar siswa.

7Pipin Santi Pamungkass, “

Penggunaan metode Information search untuk meningk atk an prestasi belajar IPS Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo mertoyudan magelang Jawa Tengah”. Skripsi (Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014)

8

Ari Zaid, “Penerapan Metode Information Search dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII”. Skripsi ( Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatollah Jakarta, 2014)


(15)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan strategi berburu informasi dalam rangka

menigkatkan pemahaman materi kegiatan ekonomi di Indonesia pada

mata pelajaran IPS siswa Kelas V MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi kegiatan ekonomi di

Indonesia pada mata pelajaran IPS siswa Kelas V di MI Bahrul Ulum

Menganti-Gresik setelah diterapkan strategi berburu informasi?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi di Indonesia adalah

dengan menggunakan strategi berburu informasi. Dengan menggunakan

strategi ini diharapkan pemahaman siswa dapat megalami peningkatan.

Strategi berburu informasi dapat memberikan suasana baru proses

pembelajaran.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan strategi berburu informasi dalam rangka

meningkatkan pemahaman IPS materi kegiatan ekonomi di Indonesia

pada di MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik.

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa materi kegiatan

ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS siswa Kelas V MI


(16)

E. Lingkup Penelitian

Untuk memfokuskan pada tujuan penelitian maka penulis membatasi

ruang lingkup proposal ini. Adapun yang menjadi ruang lingkup adalah :

1. Subjek penelitian adalah siswa Kelas V MI Bahrul Ulum

Menganti-Gresik semester Ganjil tahun ajaran 2016-2017.

2. Tindakan yang diambil dalam penelitian ini adalah strategi berbru

informasi pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomidi

Indonesia.

F. Signifikasi Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan mengkaji strategi pembelajaran

yang sesuai dengan kajian mata pelajaran IPS melalui strategi

Berburu Informasi. Dengan demikian penelitian ini akan

menambah pengetahuan di bidang strategi pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini, siswa akan merasakan beberapa

manfaat yaitu siswa memperoleh pengalaman baru dalam belajar

sehingga belajar mereka menjadi lebih bermakna. Dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning ini juga

dapat melatih mental siswa dalam mengemukakan pendapat


(17)

b) Bagi Guru

Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi

serta masukan berharga bagi para guru dalam melakukan berbagai

upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar dengan

penerapan strategi ini.

c) Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga

bagi kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang

paling tepat dalam kaitan dengan upaya menyajikan strategi pembelajaran yang efektif dan efesien di sekolah.

d) Bagi Penulis

Membuka wawasan dan mendorong penulis dalam memperkaya


(18)

KAJIAN TEORI

A. Pemahaman IPS Materi Kegiatan Ekonomi di Indonesia 1. Pengertian Pemahaman

Pemahaman adalah tipe belajar yang lebih tinggi daripada

sekerdar pengetahuan. Misalnya siswa dapat menjelaskan dengan

susunan kaliamatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan

petunjuk penerapan dari kasus lain. Dalam taksonomi Bloom,

kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan.

Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan

sebab untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau

mengenal.9

Pemahaman sendiri dapat berarti kemampuan seseorang untuk

mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan

diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang

sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik

dikatakan memahami sesuatu apabila dia dapat memberikan

9

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012) , 24


(19)

penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan

menggunakan kata-katanya sendiri.10

Pemahaman juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

menyerap arti dari suatu materi yang dipelajari. Kemampuan

memahami dapat di lihat dari beberapa aspek yaitu seberapa jauh

siswa dapat menerima, menyerap dan mengingat materi yang telah

disampaikan oleh guru maupun ia baca. Siswa akan lebih faham

apabila siswa melihat, merasakan maupun mengalaminya sendiri.11

Dari pengertian pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa Pemahaman adalah siswa mampu menangkap arti serta mampu

menjelaskan konsep-konsep dari sebuah materi yang telah diajarkan

oleh guru dengan bahasa mereka sendiri tanpa mengubah konteks dari

arti yang sesungguhnya.

Pemahaman bertujuan agar siswa tidak hanya memiliki kemampuan untuk tahu akan suatu materi akan tetapi siswa juga dapat

memahami seuatu materi sehinggah dengan tersendirinya siswa dapat

mengingat tentang materi tersebut. Siswa akan memahami suatu

materi apabila siswa mempelajari materi secara langsung dengan cara

melihat, mendengar, mendiskusikan, dan memikirkan tentang

bermacam-macam contoh.

10

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidik an, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 50. 11


(20)

a. Indikator Pemahaman

Siswa dikatakan dapat memahami suatu materi jika

memenuhi beberapa indikator yang di inginkan. Indikator

pemahaman yang dikehendaki beradasarkan kategori proses

kognitif yakni sebagai berikut: 12

Tabel 2.1 Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif

Kategori Proses Kognitif Contoh

1 Mengartikan menguraikan dengan kata-kata sendiri

pengertian produksi, distribusi, konsumsi.

2 Memberikan

Contoh

memberikan contoh macam-macam jenis

usaha dan kegiatan ekonomi yang ada di

Indonesia.

3 Mengkalsifikasikan mengamati atau menggambarkan tentang

kegiatan ekonomi di Indonesia.

4 Menyimpulkan menulis kesimpulan pendek mengenai

macam-macam jenis usaha dan kegiatan

ekonomi yang ada di Indonesia.

5 Menduga mengambil kesimpulan dari contoh yang

12


(21)

diberikan guru mengenai kegiatan

ekonomi yang ada di Indonesia.

6 Membandingkan membandingkan jenis-jenis koperasi.

7 Menjelaskan menjelaskan mengenai macam-macam

prinsip koperasi.

Untuk memahami suatu konsep yang baik dan

menyenangkan akan memnbuat ingatan siswa akan menjadi lebih

kuat. Untuk memperoleh suatu pemahaman diperlukan cara yang

tepat dalam proses pengajaran. Setiap proses pengajaran yang

berbeda akan berdampak berbeda dari sisi ingatan siswa. Siswa

dapat mengingat suatu konsep 10% apabila siswa membaca, 20% apabila siswa mendengar, 30% saat siswa melihat secara langsung

dan siswa akan mengingat 50% apabila siswa melih dan mendengar

langsung. Dan yang paling baik adalah apabila siswa berdiskusi,

menulis atau mempraktikkan suatu konsep tersebut maka siswa

akan mengingat sebanyak 70%. Hal ini dapat dijelaskan seperti

ilustrasi seperti gambar 2.1.13

13

Nur Wakhidah, Strategi Scaffolding Inspiring-Modeling-Writing-Reporting (IMWR) dalam Menerapk an Pendek atan Saintifik Untuk Meningk atk an Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2016). 55


(22)

Gambar 2.1 Piramida Belajar b. Tahapan-tahapan Pemahaman

Terdapat tiga jenis perilaku yang mencerminkan

pemahaman seseorang. Pertama terjemahan artinya seseorang dapat

mengkomunikasikan kedalam bahasa lain, istilah lain atau bentu

lain. Minsalnya, siswa dapat terjemahan dalam arti yang

sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan Merah

Putih.14

Kedua adalah pemahaman tafsiran, yakni kemampuan yang

digunakan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat

dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan sebelumnya

dengan pengetahuan yang diperoleh selanjutnya, menghubungkan

14


(23)

antara grafik dengan kondisi yang dijabarkan sebenarnya, dan

dapat membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok. 15

Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah

pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan

seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat

ramalan tentaang konsekuensi atau dapat memperluas presepsi

dalam arti waktu, dimensi, kasusu, ataupun masalahnya. 16

Meskipun pemahaman dapat dipilahkan menjadi tiga

tingkatan di atas, perlu disadari bahwa menarik garis yang tegas antara ketiganya tidaklah mudah. Penyusun tes dapat membedakan

item yang susunanya termasuk sun-kategori tersebut, tetapi tidak

perlu terlarut-larut mempermasalahkan ketiga perbedaan itu.

Sejauh dengan mudah dapat dibedakan anatara pemahaman

terjemahan, pemahaman penafsiran, dan ekstrapolasi, bedakanlah

untuk kepentingan penyusunan soal tes hasil belajar.17

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman

siswa yang sekaligus mempengaruhi tingkat keberhasilan dari

suatu proses pembelajaran diantaranya yaitu:18

15

Ibid, 44. 16

Ibid, 44-45. 17

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar 24. 18


(24)

1) Latar belakang siswa yang menakup: tingkat kecerdasan siswa,

bakat siswa, minat siswa dalam belajar, sikap siswa, motivasi

siswa dalam belajar, keyakinan siswa dalam belajar, kesadaran

siswa untuk belajar, kedisiplinan dan tanggung jawab siswa

dalam proses belajar.

2) Pengajar yang profesional yang memiliki pengetahuan dan

sikap personal yang baik.

3) Kegiatan pembelajaran yang baik dengan menciptakan suasana

belajar yang aktif inovatif, kreatif, efektiktif dan

menyenangkan.

4) Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.

5) Kurikulum sebagai arahan perubahan perilaku siswa yang

berkaitan dengan kognitif, afektif maupun psikomotor.

6) Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu, dan

tekonologi, serta lingkungan alam sekitar yang mendukung

proses pembelajaran.

2. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ahmad Susanto mengatakan bahwa Ilmu Pendidikan Sosial (IPS)

merupakan intregasi dari berbagai cabang disiplin ilmu-ilmu sosial


(25)

hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar

realitas dan fenomena sosial terjadi pada masyarakat.19

Dengan adanya pengajaran ilmu sosial di tigkat SD/MI

diharapakan agar siswa dapat terbekali dengan pengetahuan, sikap dan

keterampilan dasar untuk memahami kenyataan yang dihadapi siswa

dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pengajaran sejarah yang

terdapat dalam materi ilmu pengetahuan sosial berfungsi untuk

menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap masyarakat

Indonesia dan Negara Indonesia sejak masa lampau.20

Tim IKIP Surabaya, mengemukakan bahwa IPS merupakan

bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan

membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah human

relationship hingga benarbenar dapat dipahami dan diperoleh

pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, kemudian disederhanakan

sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah.21

Sedangkan menurut Drs. Nurhadi berpendapat bahwa IPS adalah

gabungan dari beberapa disiplin ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah,

geografi, ekonomi politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan

19

Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2014), 6. 20

Ibid, IPS, 6-7. 21

Irfan Tamwifi, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial 1 “Paket 1”, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008), 10.


(26)

Sosial dirumuskan berdasarkan realita dan fenomena yang terjadi pada

masyarakat.22

Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa IPS adalah IPS

merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat

peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial. Pada jenjang MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,

Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta

didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang

demokratis,dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

a. Tujuan Pembelajaran IPS

Dalam kurikulum tahun 2006 atau yang biasa disebut dengan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan

pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial adalah agar siswa memiliki

kemampuan sebagai berikut : 23

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungan.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan

dalam kehidupan sosial.

22

Nurhadi, Menciptak an Pembelajaran IPS,(Jakarta : Multi Kreasi Satu Delapan, 2010). 4 23


(27)

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat

lokal, nasional, dan global.

Secara garis besar pembelajaran IPS bertujuan untuk

mengembangkan potensi siswa agar mereka peka dan peduli

terhadap masalah-masalah yang terjadi dilingkungan masyarakat.

Selain itu, pembelajaran IPS di SD bertujuan untuk membekali siswa agar mampu menghadapi masalah-masalah yang terjadi pada

dirinya maupun masalah-masalah yang terjadi masyarakat.24

Hal diatas juga dibenarkan oleh Ahmad Susanto yang

mengatakan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah untuk

membekali siswa agar memiliki kemampuan dasar berpikir logis dan kritis sehingga siswa dapat mengatasi masalah-masalah yang

sedang ia hadapi, selain itu agar siswa mampu menentukan sikap

dalam kehidupan sosial lingkungan masyarakat sekitar.25

24

Nurhadi, Menciptak an Pembelajaran IPS, 6 25


(28)

3. Meteri Kegitan Ekonomi di Indonesia a. Jenis-jenis Usaha

Sejak dulu hingga sekarang, setiap manusia berusaha

mencukupi kebutuhan hidupnya dengan berbagai macam cara.

Cara-cara yang ditempuh akan mendatangkan hasil untuk

mencukupi kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan hidup manusia

antara lain, makan, pakaian, perumahan/ tempat tinggal,

pendidikan, kesehatan, rekreasi, komunikasi, dan transportasi. Itu

semua merupakan sebagian dari kebutuhan lahir (materi). Tetapi, kebutuhan batin seperti harga diri, keamanan, ketenteraman, dan

kenyamanan juga merupakan kebutuhan hidup setiap manusia.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam masyarakat, ada

beberapa kegiatan dan jenis usaha yang dapat menghasilkan barang

dan jasa.26

1)Pertanian

2)Industri

3)Perdagangan

4)Jasa

b. Kegiatan Ekonomi di Indonesia

1) Produksi, Distribusi, dan Konsumsi

26

Sri Mulyaningsih, Tuju Widodo, Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2009), 62


(29)

Kegiatan produksi berhubungan dengan nilai guna suatu

barang atau jasa selain untuk memperoleh keuntungan, kegiatan

produksi juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Kegiatan produksi dilakukan oleh produsen yang disebut

pengusaha. Mereka menghasilkan barang-barang untuk dijual

kepada konsumen (pembeli). Barang dan jasa yang dihasilkan

oleh produsen dapat digunakan oleh konsumen apabila barang

tersebut tersedia pada waktu dan tempat yang tepat.

Penyaluran suatu barang dan jasa kepada konsumen disebut distribusi. Kegiatan distribusi merupakan kegiatan ekonomi

yang menghubungkan produsen sebagai penghasil barang dan

jasa dengan konsumen sebagai pengguna barang dan jasa

tersebut. Konsumsi adalah kegiatan manusia dalam

memanfaatkan nilai guna barang dan jasa untuk memenuhi

kebutuhannya. Tujuan konsumsi adalah untuk memenuhi

kebutuhan manusia yang tidak terbatas jumlahnya. Kegiatan

produksi, distribusi, dan konsumsi tidak dapat dipisah-pisahkan.

Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang saling

memengaruhi.27

2) Badan Usaha

27


(30)

Dalam kegiatan ekonomi di Indonesia terdapat tiga bentuk

badan usaha, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan

Usaha Milik Swasta, dan Koperasi.28

a) Badan Usaha Milik Negara ( BUMN)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha

yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh

negara. BUMN ditujukan sebagai perintis kegiatan usaha

yang belum dapat dilaksanakan oleh pihak swasta maupun

koperasi. Selain untuk mendapatkan laba yang

diperuntukkan bagi penerimaan negara, BUMN juga

bertujuan untuk memberikan pelayanan umum bagi

masyarakat luas. Ada tiga jenis BUMN, yaitu sebagai

berikut.29

(1) Perusahaan Umum ( PERUM)

Perusahaan umum merupakan perusahaan negara yang

seluruh modalnya berasal dari negara. Perum bertujuan

memperoleh keuntungan dan juga melayani masyarakat.

Perusahaan negara yang berbentuk Perum di antaranya

Perum Percetakan Negara Indonesia dan Perum

Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri).

28

Ibid, 65. 29


(31)

(2) Perusahaan Perseroan ( PERSERO)

Ada beberapa perusahaan negara yang berubah menjadi

perusahaan perseroan (Persero). Contohnya adalah

Perum Pos dan Giro yang sekarang berubah menjadi PT

Pos Indonesia. Perusahaan perseroan berbentuk

perseroan terbatas (PT) dan modalnya dimiliki oleh

negara (melalui Kementerian BUMN). Selain melayani

masyarakat, Persero juga mencari keuntungan. Contoh

Persero adalah PT PLN, PT Jasa Raharja, PT Balai Pustaka, dan PT Telkom.

(3) Perusahaan Jawatan ( PERJAN).

Tujuan didirikannya Perjan adalah untuk mengabdikan

diri dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Perjan yang ada saat ini umumnya bergerak di bidang pelayanan kesehatan, misalnya Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo di Jakarta.30

b) Badan Usaha Milik Swasta

(1) Perusahaan perorangan

30

Endang Susilaningsih, Ilmu Pengetahuan Sosial k elas 5, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), 117


(32)

Perusahaan perorangan merupakan badan usaha yang

dimiliki oleh satu orang dan dijalankan sendiri oleh

pemiliknya.

(2) Firma adalah badan usaha yang dimiliki oleh beberapa

orang.

Nama firma biasanya diambil dari nama anggota. Para

pemilik firma menyerahkan kekayaan pribadi sesuai

yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan. Harta

tersebut menjadi harta atau kekayaan firma. Demikian juga hutang, ditanggung bersama oleh para anggotanya.

Badan usaha ini didasari oleh kepercayaan antar anggota.

(3) Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas (PT) adalah bentuk perusahaan yang

didirikan dengan modal yang dibagi atas kepemilikan saham perusahaan. Para pemegang saham (pesero) ikut

serta dalam pengambilan keputusan dan kebijakan

perusahaan, yang disesuaikan dengan besar atau kecilnya

saham. Kepemilikan saham dapat dipindahtangankan dan

diperdagangkan di pasar saham.

(4) Persekutuan Komanditer (CV)

Badan usaha berbentuk CV didirikan oleh beberapa


(33)

mereka. Oleh karena itu, dalam CV dikenal anggota aktif

dan anggota pasif. Anggota aktif bertanggung jawab

penuh terhadap CV dengan mempertaruhkan seluruh

kekayaannya. Anggota pasif bertanggung jawab hanya

sebatas modal yang ditanam dalam CV.31

c) Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang

atau badan hukum yang berlandaskan pada asas

kekeluargaan. Tujuan utama pembentukan koperasi adalah

untuk memajukan kesejahteraan anggotanya serta

masyarakat. Koperasi sesuai dengan UUD 1945 Pasal 33

ayat 1 yang berbunyi: Perekonomian disusun sebagai usaha

bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi lahir di

Indonesia pada tanggal 12 Juli 1967. Mohammad Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Koperasi

memiliki landasan sebagai berikut. Landasan idiil adalah

Pancasila.

(1) Landasan struktural adalah UUD 1945.

(2) Landasan mental adalah setia kawan dan kesadaran

pribadi.

31


(34)

(3) Landasan operasional adalah Undang-Undang

Perkoperasian. Dalam Undang-Undang RI No. 25

Tahun 1992, tentang perkoperasian pada Pasal 5

disebutkan, bahwa koperasi harus melaksanakan prinsip

koperasi.32

Koperasi memiliki prinsip-prinsip dalam mengelolanya,

dimaksud dengan prinsip koperasi adalah sebagai berikut.

(1) Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.

(2) Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.

(3) Sisa hasil usaha yang merupakan keuntungan dari

usaha yang dilakukan oleh koperasi dibagi berdasarkan

besarnya jasa masing- masing anggota.

(4) Modal diberi balas jasa secara terbatas.

(5) Koperasi bersifat mandiri.

Adapun jenis-jenis koperasi antara lain sebagai berikut.

(1) Koperasi Produksi

Koperasi ini memproduksi barang-barang atau

menampung hasil-hasil produksi anggotanya, kemudian

menjualnya, seperti pembuatan tempe, kerajinan, dan

gula merah.

32

Reny Yuliati, Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI k elas V Departemen Pendidikan Nasional, 2008), 83


(35)

(2) Koperasi Konsumsi

Koperasi yang menyediakan kebutuhan pokok para

anggotanya dan harganya lebih murah dari toko

lainnya.

(3) Koperasi Sekolah

Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di

lingkungan sekolah yang anggotanya adalah siswa

sekolah tersebut. Koperasi sekolah menyediakan

alat-alat tulis.

(4) Koperasi Unit Desa (KUD)

Anggota KUD adalah warga desa khususnya petani.

KUD menyediakan bibit tanaman, pupuk, dan membeli

hasil bumi dari para petani. Adanya KUD dapat

menghindarkan petani dari jerat rentenir/ lintah darat.33

B. Cooperative Learning Tipe Berburu Informasi

1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning

Pembelajaran koopertaif (Cooperative Learning) adalah model

pembelajaran yang dilakukan dengan cara membagi siswa dalam

kelompok-kelompok belajar kecil dengan memberikan kesempatan

kepada setiap siswa untuk bekerjasama dan saling membantu satu

33


(36)

sama lainnya sebagai satu kelompok dalam mengerjakan tugas-tugas

yang diberikan oleh guru.34

a. Tujuan Model Pembelajaran Cooperative Learning

Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar untuk

bekerjasama dalam kelompok belajar untuk mempermudah

mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kondisi belajar yang

demikian akan membuat siswa dapat mengembangkan

keterampilan sosial sebagaimana yang terjadi di masyarakat.

Terdapat tiga tujuan dari pembelajaran kooperatif diantaranya :

1) Dengan pembelajaran kooperatif diharpakan siswa terhindar

dari rasa jenuh saat mengikuti proses pembelajaran serta

membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa sehingga

prestasi siswa akan meningkat.

2) Memberikan peluang bagi siswa untuk bekerja sama dalam

proses pengajaran sehingga menumbuhkan sikap sosial antar

teman menjadi lebih akrab.

3) Penerimaan terhadap perbedaan yang terjadi antar siswa.

b. Unsur-unsur Model Pembelajaran Cooperative Learning35

1) Saling ketergantungan yang positif yang artinya setiap anggota

harus menyadari bahwa keberhasilan seseorang merupakan

34

Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS, 204. 35


(37)

keberhasilan dari yang lainnya, dan kegagalan seseorang

adalah kegagalan yang lainnya. Dengan demikian, diantara

sesama anggota saling membantu dalam menyelesaikan

tugasnya. Bagi siswa yang kurang mampu akan dibantu oleh

temannya dalam satu tim dan berusaha untuk meningkatkan

kemampuannya, sedangkan untuk siswa yang pandai akan

membantu temannya dalam satu tim. Suasana belajar seperti

itu akan menciptakan suasana kerjasama yang harmonis dan

menyenangkan.

2) Tanggung jawab perseorangan

Dalam pembelajaran kooperatif siswa secara individu memiliki

dua tanggung jawab sekaligus yaitu, mengerjakan dan

memahami materi atau tugas bagi keberhasilan dirinya dan

juga keberhasilan kelompokntya.

3) Interaksi tatap muka

Setiap anggota kelompok memiliki latar belakang dan

pengalaman yang berbeda-beda, hal ini akan menjadikan siswa

dapat bertukar pikiran dalam memecahkan suatu

permasalahan. Setiap anggota kelompok diberi kesempatan

untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain. Dengan

demikian maka diantara anggota kelompok dapat saling


(38)

kekurangan masing-masing anggota sehingga hasil yang

dicapai akan jauh lebih baik dibandingkan dengan dikerjakan

sendiri.

4) Komunikasi antar anggota

Sebelum menugaskan siswa dalam bentuk kelompok siswa

perlu dibekali dengan bagaimana cara berkomunikasi yang

baik. hal ini disebabkan karena tidak semua siswa memiliki

kemampuan mendengar dan berbicara yang baik. Dengan

komunikasi yang baik antar kelompok maka akan

mempermudah setiap anggota kelompok mengutarakan

pendapatnya sehingga terjalin kerjasama yang baik.

5) Evaluasi proses kelompok

Dalam melaksanakan evaluasi proses kelompok, guru

hendaknya menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama

mereka agar selajutnya bisa bekerja sama dengan efektif. Agar

siswa mengetahui apa yang harus diperbaiki, maka guru

hendaknya memberikan evaluasi dan memberikan arahan

terhadap hasil pekerjaan siswa dan kegiatan mereka selama

proses pembelajaran berlangsung.

Dalam proses evaluasi, siswa bersama guru dapat menilai


(39)

itu pemberian reward berupa pujian ataupun hadiah akan

menambah semangat setiap kelompok dalam mengerjakan

tugasnya.

2. Strategi Pembelajaran Berburu informasi

a. Pengertian Strategi Pembelajaran Berburu informasi

Menurut Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si, Information search

adalah suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk belajar diluar kelas. Belajar diluar ruangan

kelas yang terkadang dirasa siswa sumpek dan penuh dengan peraturan dan hal tersebut membuat siswa mudah bosan. Dengan

kata lain siswa dapat belajar diperpustakaan, warnet mencari jurnal

dan sumber-sumber lainnya.36

Strategi ini digunakan karena dilihat dari kenyataannya

semakin banyak siswa menemukan sesuatu yang dia peroleh dan dia juga mengerjakan sesuatu tersebut untuk dirinya sendiri, hal itu

akan lebih diingat dari pada dia hanya menerima informasi dengan

tanpa mencobanya mencari sendiri.37

Dalam penerapan strategi berburu informasi terdapat kelebihan

dan kekurangannya. Kelebihanya yaitu dapat membuat siswa lebih

36

Pipin Santi Pamungkas, Penggunaan metode Information search untuk meningk atk an prestasi belajar IPS Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo mertoyudan magelang Jawa Tengah. (skripsi :2014),7.

37


(40)

aktif dalam proses pembelajaran sehingga meciptakan suasana

yang kondusif.38 Sedangkan untuk kekurangannya yaitu siswa bisa

salah mencari informasi. Namun hal ini dapat diatasi dengan cara

guru dapat memberikan arahan kepada siswa agar tidak terjadi hal

tersebut.

b. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berburu informasi

Dalam penerapan strategi berburu informasi, langkah-langkahnya

adalah:39

1) Guru menyiapkan sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan kepada siswa.

2) Guru menyiapkan sumber materi yang biasanya berupa : buku

pegangan, dokumen, buku teks, melalui internet, ataupun

berupa eksperimen.

3) Guru membagikan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya.

4) Guru memerintahkan siswa untuk mencari infromasi dalam

tim-tim kecil. Pembelajaran dengan membentuk kelompok

akan menumbuhkan minat siswa untuk lebih aktif dalam

proses pembelajaran.

38

Melvin L Siberman, Active Learning,(Bandung: Nuansa Cendikia, 2014).164 39


(41)

5) Setiap kelompok dieberikan waktu untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberika oleh guru.

6) Setelah siswa selesai menjawab pertanyaan-pertanyaan

tersebut, setiap perwakilan kelompok mempresentasikan

jawabannya.

Selain itu langkah-langkah pembelajaran menggunakan

strategi berburu informasi diatas dapat diaplikasikan dengan

menggunakan beberapa variasi seperti :40

1) Guru menjadi salah satu sumber informasi. Hal ini dilakukan

agar guru dapat meminimalisir apabila ada kesalahan pada

siswa.

2) Sumber informasinya dapat berupa siswa lain atau kelompok

lainnya. Jadi, setiap kelompok dapat bertukar informasi yang

mereka dapat.

3) Pemberian nomer pada sumber informasinya.

4) Pertanyaan-pertanyaan dapat berupa sort card. Hal ini

digunakan agar dapat mempermudah siswa dalam mencari

informasi.

c. Kelebihan Strategi Pembelajaran Berburu informasi

Terdapat beberapa kelebihan dalam penggunaan strategi berburu

informasi antara lain: 40


(42)

1) Siswa aktif dalam proses pembelajaran.

2) Materi yang telah disampaikan akan lebih mudah diingat hal

ini dikarenakan siswa mencari tahu sendiri tentang sendiri

materi yang dibahas.

3) Siswa dapat memecahkan masalah sendiri.

d. Kekurangan Strategi Pembelajaran Berburu informasi.

Siswa dapat kebingungan dalam proses pencarian informasi,

selain itu terkadang siswa dalam bentuk kelompok ada yang

bersifat pasif dan cenderung memasrahkan tugasnya kepada siswa

lain dikelompoknya. Untuk menyiasati kekurangan tersebut

diperlukan beberapa variasi yang dapat dilakukan oleh guru salah

satunya dengan memnberikan reward dan punishment.

3. Reward dan Punishment

Reward merupakan ganjaran, hadiah atau memberi penghargaan.

Suharsimi Arikunto, menjelaskan hadiah adalah sesuatu yang

diberikan kepada orang lain karena sudah bertingkah laku sesuai

dengan yang dikehendaki yakni mengikuti peraturan sekolah dan tata

tertib yang sudah ditentukan.

Tujuan diberikan reward atau penghargaan kepada siswa adalah

untuk membangkitkan atau mengembangkan minat. Penghargaan

adalah alat bukan tujuan hendaknya diperhatikan jangan sampai


(43)

dalam belajar adalah bahwa setelah seorang menerima penghargaan

karena telah melakukan kegiatan belajar dengan baik, ia akan terus

melakukan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas.41

Indikator reward

a. Adanya penghargaan dari guru atas prestasi seorang siswa.

b. Adanya pujiaan ketika anak/siswa yang mampu melaksanakan

tugas dengan baik atau mampu menjawab pertanyaan dari guru.

c. Guru memberikan tepukan punggung dalam proses belajar

mengajar pada saat anak mampu menjawab pertanyaan dari guru.

d. Guru selalu memberikan senyuman pada saat anak mampu

menjawab pertanyaan.

e. Guru memberikan kata-kata manis pada saat proses belajar

mengajar.

f. Guru memberikan hadiah berupa benda kepada anak.

Hukuman atau Punisment adalah suatu perbuatan, dimana kita

secara sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa kepada orang lain, yang

baik dari segi kejasmanian maupun dari segi kerohanian orang lain itu

mempunyai kelemahan bila dibandingkan dengan diri kita. Oleh

karena itu kita mempunyai tanggung jawab untuk membimbingnya

dan melindunginya. Suatu hukuman itu pantas, bilamana nestapa yang

41

Kholifatul Musfiroh, “Pengaruh Pemberian Reward Dan Punishment Terhadap Minat Belajar Siswa” Skripsi (Salatiga: STAIN Salatiga, 2012), 23


(44)

ditimbulkan itu mempunyai nilai positif, atau mempunyai nilai

paedagogis. Hukuman tidak dirasakan oleh anak didik sebagai

pelanggaran pribadinya, dan tidak menimbulkan keretakan hubungan

antara pendidik dan anak didik, akan diterima anak didik dengan

senang hati, merasa tidak ada paksaan.

Indikator Punishment42

a. Guru mentertawakan siswa ketika siswa salah dalam menjawab

pertanyaan.

b. Adanya sanksi ketika anak tidak mengerjakan tugas.

c. Adanya ancaman kepada siswa ketika siswa melanggar aturan.

d. Adanya hukuman berupa fisik terhadap siswa.

e. Guru memberikan perkataan yang jelek terhadap siswa.

42Kholifatul Musfiroh, “

Pengaruh Pemberian Reward Dan Punishment Terhadap Minat Belajar Siswa. 24


(45)

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (classroom action research) yang dapat diartikan sebagai

proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi

diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara

melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta

menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.43

Secara etimologis ada tiga istilah yang berhubungan dengan PTK,

yakni penelitian, tindakan dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan

terkontrol. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu

yang dilakukan peneliti. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja

yang dilakukan guru. Ketiga, kelas menunjukkan pada tempat proses

pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan didalam kelas yang tidak di

setting untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi

berlangsung dalam keadaan dan kondisi yang real tanpa direkayasa.44

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan

43

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindak an Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), 2. 44


(46)

pihak lain. Dimana dalam penelitian ini, yang menjadi pihak lain adalah

guru mata pelajaran. Pada saat proses penelitian, peneliti bertindak sebagai

pengajar pada proses pembelajaran. Sedangkan, guru mata pelajaran

bertindak sebagai pengamat. Penanggung jawab pada penelitian tindakan

kelas adalah peneliti. Tujuan utama dari penilitian ini adalah untuk

mengetahui apakah dapat peningkatkan pemahaman materi jenis usaha dan

kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS melalui strategi

berburu informasi kelas V MI Bahrul Ulum Gresik .

Metode penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah metode penelitian kombinasi. Metode penelitian ini mengkombinasikan atau

menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan metode kuantitatif.

Metode kualitatif dan metode kuantitatif digunakan bersama-sama dalam

penelitian, sehingga didapat hasil penelitian yang akurat dan mendalam,

yang memiliki kemampuan menjelaskan dan memahami secara simultan.45

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model

Kurt Lewin. Tujuan menggunakan model ini apabila dalam awal

pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan , maka perencanaan

dan pelaksanaan tindakan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya

sampai target yang diinginkan tercapai. Pada setiap siklusnya terdiri dari

empat tahapan yaitu: perencanaan atau planning, tindakan atau action,

45


(47)

pengamatan atau observing, dan refleksi atau reflecting. Berikut adalah

gambaran dari siklus model Kurt Lewin.46

3.1 Proses penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi:

a. Tempat penelitian: Kelas V MI Bahrul Ulum Gresik .

b. Subyek penelitian: siswa Kelas V MI Bahrul Ulum Gresik tahun

ajaran 2016 - 2017 dengan jumlah siswa sebanyak 27 yang terdiri

dari 16 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.

c. Waktu penelitian: penelitian akan dilakukan pada semester Ganjil

tahun ajaran 2016/ 2017.

46


(48)

2. Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas V MI Bahrul Ulum

Gresik karena peneliti menemukan masalah yaitu berupa kurangnya

tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS materi kegiatan

ekonomi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyaknya materi

yang membutuhkan hafalan, selain itu materi Kegiatan ekonomi

termasuk materi sejarah yang membutuhkan banyak cerita sehingga

cenderung membuat siswa segan belajar dan merasa bosan sehingga

hal tersebut membuat siswa menjadi kurang mampu dalam memahami pelajaran.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah peningkatan

pemahaman siswa melalui penggunaan strategi berburu informasi dalam

mata pelajaran IPS materi jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada siswa Kelas V MI Bahrul Ulum Gresik . Disamping variabel tersebut

masih ada beberapa variabel yang lain yaitu:

1. Variabel input : Siswa Kelas V MI Bahrul Ulum Gresik .

2. Variabel proses : Penggunaan strategi berburu informasi

3. Variabel output : Peningkatan pemahaman materi jenis usaha dan

kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS Kelas V MI


(49)

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus, sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap perncanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan

peneliti antara lain:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

sesuai dengan materi kegiatan ekonomi di Indonesia

menggunakan strategi berburu informasi RPP ini digunakan

sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

2) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan

pembelajaran dan lembar observasi. Pedoman observasi

digunakan untuk mencatat hasil pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran serta digunakan untuk mencatat segala

perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

3) Menyiapkan media yang cocok untuk mengoptimalkan


(50)

4) Membuat lembar penilaian untuk mengukur tingkat pemahaman

siswa dalam materi kegiatan ekonomi di Indonesia.

5) Menyusun dan mempersiapkan lembar evaluasi siswa.

b. Tindakan (action)

Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya

dilaksanakan tindakan dengan penerapan strategi berburu informasi

pada pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi di Indonesia sesuai

dengan RPP yang telah dibuat. Tindakan tersebut meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dalam pembelajaran.

c. Observasi (observing)

Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan

selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi

dilaksanakan untuk mengamati setiap proses dan perkembangan

yang terjadi pada peserta didik. Observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan pedoman observasi yang telah di buat.

d. Refleksi (reflection)

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data

yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari

lembar observasi. Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru

dari hasil pengamatan yang dilakukan, baik kekurangan maupun

ketercapaian. Pembelajaran dari siklus pertama sebagai


(51)

2. Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan

sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua

identik dengan siklus pertama yaitu diawali dengan perencanaan

(planning), dilanjutkan dengan tindakan (action), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflection). Pada tahap refleksi, dilakukan

refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II serta diskusi dengan

guru kolabolator untuk mengevaluasi dan membuat kesimpulan atas

pelaksanaan pembelajaran IPS materi jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia melalui penerapan strategi berburu informasi dalam

meningkatkan pemahaman siswa setelah melaksanakan rangkaian

kegiatan mulai dari siklus I sampai siklus II.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan

responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam

bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian

yang dimaksud.

a. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan


(52)

kata-kata. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian

ini, yaitu gambaran tentang kegiatan pembelajaran siswa Kelas V

MI Bahrul Ulum Gresik dengan penerapan strategi berburu

informasi, yang berkaitan dengan aktifitas siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran, perhatian, antusias dalam pembelajaran,

kepercayaan diri belajar.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud

angka-angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif dalam penelitian ini, meliputi:

1). Data jumlah siswa Kelas V.

2). Data presentase ketuntasan minimal.

3). Data nilai siswa.

4). Data presentase aktivitas guru dan siswa. 2. Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar

bisa mendapatkan data yang yang benar-benar valid, maka peneliti

melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan


(53)

bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan

keterangan pada si peneliti.47

Teknik wawancara dilakukan sebagai upaya untuk

memperoleh data tentang pendapat guru mengenai proses belajar

pada siswa Kelas V. Selain itu wawancara juga di gunakan untuk

memperoleh informasi tentang penigkatan pemahaman IPS materi

kegiatan ekonomi di Indonesia Kelas V MI Bahrul Ulum Gresik

sebelum dan sesudah penerapan strategi berburu informasi.

2. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data)

untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai

sasaran. Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap

suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi

mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,

pendengaran, peraba, dan pengecap.48

Hal-hal yang diamati dalam kegiatan observasi meliputi :

1) Aktivitas guru pada saat poses pembelajaran dengan

menggunakan strategi berburu informasi

2) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan

metode berburu informasi

47

Fitri Yuliawati, dkk, Penelitian Tindak an Kelas untuk Tenaga Pendidik Profesional,

(Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2012), 61. 48


(54)

Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa

pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun,

seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang

diharapkan. Dengan observasi, diharapkan gejala ketidak

berhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat diketahui

sedini mungkin sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana

tindakan sebelum berjalan lebih lanjut Instrumen yang digunakan

dalam kegiatan observasi ini bisa menggunakan lembar observasi

aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.

Aspek yang diamati untuk diberikan penilaian terhadap

aktivitas siswa dalm kelompok meliputi :

1) Pemahaman siswa.

Pemahaman siswa dalam menguasai materi. Siswa yang aktif

dalam proses pembelajaran akan mudah menerima informasi yang diberikan oleh guru, dan jika siswa yang pasif akan sulit

untuk menerima informasi yang diberikan oleh guru.

2) Kekompakan dengan anggota kelompok.

Kerjasama yang baiak dalam kelompok akan menjadikan

suasana menjadi lebih kondusif.


(55)

Dokumentasi adalah instrumen untuk mengumpulkan data

tentang peristiwa yang telah didokumentasikan.49 Dokumentasi

digunakan untuk mengungkap data hasil pelaksanaan penilaian

siswa dalam penguasaan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial mengenai materi jenis usaha dan kegiatan ekonomi di

Indonesia Kelas V MI Bahrul Ulum Gresik pada masing-masing

siklus, sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik.

Dokumentasi nilai siswa sebagai gambaran dan perbandingan

sebelum penelitian berlangsung, pada saat pelaksanaan perbaikan tiap siklus dan evaluasi pada akhir penelitian.

c. Tes

Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok.50 Teknik tes digunakan

untuk mengetahui pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS

materi kegiatan ekonomi di Indonesia. Tes atau evaluasi ini juga

sekaligus digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan

penerapan strategi berburu informasi sekaligus mengukur tingkat

keberhasilan penelitian itu sendiri.

49

Mulyasa, Prak tik Penelitian Tindak an Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 69. 50


(56)

Tes yang digunakan dalam mengetahui tingkat pemahaman

siswa berupa tes tulis sebagai teknik pengumpulan data pada

siklus I dan siklus II. Tes tulis adalah tes yang dilakukan dengan

cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis.51Tes

yang digunakan dalam penelitian ini berupa 20 butir soal uraian

singkat. Soal yang digunakan merupakan soal yang dikategorikan

dari sedang dikarenakan soal yang diberikan berupa soal yang

mengharuskan siswa mengartikan dan memberikan contoh serta

mengklasifikasikan jenis dan kegiatan ekonomi. 3. Teknik Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi

kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan

untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

a. Analisis Test

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya

dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai

51


(57)

rata-rata. Nilai rata-rata kelas didapat dengan menggunakan

rumus:52

X =

× 100 (Rumus 3.1)

Keterangan:

X : Nilai rata-rata kelas

∑X : Jumlah keseluruhan nilai perolehan siswa

∑N : Jumlah siswa

Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam kelas dapat

digunakan rumus sebagai berikut:

P =

× 100% (Rumus 3.2)

Keterangan:

P : Persentase ketuntasan belajar

∑ : Jumlah

Hasil yang diperoleh diklasifikasikan kedalam bentuk

penskoran nilai siswa dengan menggunakan kriteria tingkat

keberhasilan siswa sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skala Persentase Keberhasilan Belajar Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

52


(58)

91%-100% A Sangat baik

81%-90% B Baik

71%-80% C Cukup

61%-70% D Kurang

< 60% E Gagal

b. Analisis Observasi Guru

Analisis observasi guru diperoleh dari pengamatan terhadap

guru pada saat proses pembelajaran. Untuk menghitung

presentasinya menggunakan rumus:

P = × 100 (Rumus 3.3)

Keterangan:

P = Nilai Observasi

F = Skor yang diperoleh N = Skor maksimal

c. Analisis Observasi Siswa

Analisis observasi siswa diperoleh dari pengamatan terhadap

siswa pada saat proses pembelajaran. Untuk menghitung

presentasinya menggunakan rumus:


(59)

Keterangan:

P = Nilai Observasi

F = Skor yang diperoleh

N = Skor maksimal

Hasil yang diperoleh diklasifikasikan kedalam bentuk

penskoran nilai dengan menggunakan kriteria tingkat keberhasilan

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skala Hasil Observasi Guru dan Siswa

Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

91-100 A Sangat Baik

81-90 B Baik

71-80 C Cukup

61-70 D Kurang

< 60 E Gagal

F. Indikator Kinerja

Penelitian mengenai peningkatan pemahaman materi jenis usaha


(60)

strategi berburu informasi ini dianggap selesai apabila sudah memenuhi

kriteria dibawah ini:

a. Ketuntasan belajar ≥ 80%.

b. Nilai rata-rata siswa ≥ 73.

c. Kinerja guru ≥ 80.

d. Kinerja siswa ≥ 80.

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan berkolaborasi dengan

guru mata pelajaran IPS, tugas peneliti adalah melakukan tindakan dalam penelitian, sedangkan guru saling bekerja sama membantu pelaksanaan

kegiatan penelitian maupun segala hal yang bersangkutan dengan

penelitian tersebut.

1. Guru

a. Nama : Ayu Dwi Rachmawati, S.Pd.I

b. Jabatan : Guru Mata Pelajaran IPS kelas V A

c. Tugas :

1) Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan pembelajaran.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan

Strategi papan memori yang telah di siapkan oleh peneliti.

3) Terlibat dalam perencanaan, observasi, dan merefleksi pada


(61)

2. Peneliiti

a. Nama : Islamiah

b. NIM : D77213072

c. Status : Mahasiswi

d. Tugas :

1) Menyusun perencanaan pembelajaran, menyusun instrumen

penelitian, dan membuat lembar observasi.

2) Menilai instrumen aktivitas guru dan aktivitas siswa.

3) Menilai hasil tugas dan evaluasi akhir materi.

4) Membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran.


(62)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi tentang kegiatan

ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS siswa kelas V-A MI Bahrul

Ulum Menganti- Gresik ini dilakukan melalui tahapan pra siklus, siklus I, dan

siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan

(planning), tahap pelaksanaan (action), tahap observasi (observing), dan

refleksi (reflection). Hasil dari tiap-tiap siklus dapat dipaparkan sebagai

berikut.

1. Pra Siklus

Pada tahap pra siklus peneliti melakukan pengumpulan data awal tentang hasil belajar dan cara mengajar guru di kelas dengan cara

wawancara kepada guru IPS Kelas V-A ibu Ayu Dwi Rachmawati, S.Pd.I

. Tahap pra siklus dilakukan pada hari jumat tanggal 24 November 2016.

Mula-mula peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah seputar

perizinan akan melaksanakan penelitian, kemudian oleh Kepala Sekolah

peneliti diantarkan menemui guru IPS. Peneliti dan Guru IPS melakukan

wawancara, dari hasil wawancara tersebut peneliti mendapatkan informasi

bahwa rata-rata pada materi kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran


(63)

maksimal atau masih banyak yang belum mencapai KKM. Hal tersebut

dapat dibuktikan dengan melihat hasil tes yang dilakukan oleh guru pada

hari sebelumnya. Dari data tersebut dapat dikatakan nilai ketuntasannya

sebesar 40,74% dari 27 siswa dalam satu kelas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa-siswi kelas V

beberapa siswa menyatakan mereka kurang menyukai pelajaran IPS karena

pelajaran IPS terlalu banyak bacaan, sehingga perlu menghafal untuk

mengingatnya. Selain itu menurut guru mata pelajaran IPS kelas V-A

beliau mengatkan bahwa beberapa kendala saat kegiatan belajar mengajar yang berdampak pada pemahaman siswa terhadap materi kegiatan

ekonomi di Indonesia. Kendala tersebut diantaranya kurang antusiasnya

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu siswa merasa bahan

bacaan terlalu banyak sehingga siswa malas untuk membaca buku ajar

yang menjadi sarana penunjang pembelajaran IPS.

Selain faktor-fatror diatas terdapat faktor yang lain yaitu, guru sering

menggunakan strategi yang kurang sesuai dengan materi sehingga kegiatan

belajar mengajar dirasa kurang menyenangkan. Guru sering menggunakan

metode ceramah dan penugasan LKS sehingga hal tersebut membuat siswa

bosan dan kurang aktif dalam pembelajaran. Tidak hanya cara guru dalam

menyampaikan materi kepada siswanya, akan tetapi kurangnya dalam

menginovasi pembelajaran, menjadi penyebabnya. Disempurnakan lagi


(64)

kegiatan ekonomi di Indonesia kurang mengena. Menjadikan serta

menambah kurangnya ketercapaian siswa dalam memahami materi.

Setelah mengetahui demikian maka peneliti meminta dokumentasi

guru tentang nilai hasil belajar . Berikut ini merupakan nilai perolehan

hasil belajar siswa kelas V-A MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik mata

pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi di Indonesia. Dibawah ini

merupakan perolehan hasil belajar siswa pra siklus :

Tabel 4.1

Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

No. Nama Nilai KKM Keterangan

1. AF 82 73 Tuntas

2. ADA 61 73 Tidak Tuntas

3. AF 51 73 Tidak Tuntas

4. ARN 70 73 Tidak Tuntas

5. AS 64 73 Tidak Tuntas

6. ANK 73 73 Tuntas

7. AF 79 73 Tuntas


(65)

9. AS 54 73 Tidak Tuntas

10. CIM 70 73 Tidak Tuntas

11. DNA 51 73 Tidak Tuntas

12. DP 79 73 Tuntas

13. DSNW 76 73 Tuntas

14. DA 51 73 Tidak Tuntas

15. EDS 67 73 Tidak Tuntas

16. END 82 73 Tuntas

17. FS 51 73 Tidak Tuntas

18. GMPR 75 73 Tuntas

19. HA 82 73 Tuntas

20. HNA 70 73 Tidak Tuntas

21. HAF 61 73 Tidak Tuntas

22. MFH 82 73 Tuntas


(66)

24. MAY 61 73 Tidak Tuntas

25. MRWY 82 73 Tuntas

26. ND 54 73 Tidak Tuntas

27. NHL 67 73 Tidak Tuntas

Jumlah 1844

Nilai rata-rata tes siswa = ̅ = ∑ ∑

= 68,30

Jumlah siswa yang tuntas = 11

Presentase Ketuntasan = Jumlah Siswa Yang Tuntas Hasil Belajar x 100%

Hasil Belajar Jumlah Siswa

=

x 100 % = 40,74 %

Berdasarkan tabel diatas yang merupakan perolehan hasil pra siklus

siswa pada materi keegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran

IPS dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih belum mencapai

hasil yang maksimal. Terbukti dari hasil nilai rata-rata pra siklus siswa

pada pelajaran IPS masih 68,30, nilai ini masih di bawah standar

ketuntasan yang ditetapkan oleh MI Bahrul Ulum Menganti Gresik pada


(67)

dengan kata lain tuntas hanya 11 siswa dari 27 siswa. Sedangkan siswa

yang tidak tuntas adalah 16 siswa dari 27 siswa. Hal tersebut dapat

dikalkulasikan dalam presentase ketuntasan belajar yang secara

keseluruhan berjumlah 40,74 %. Dan hasil demikian, dapat dijadikan

pertimbangan dalam perencanaan siklus I.

2. Siklus 1

Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari jumat

tanggal 9 Desember 2016 selama dua jam pelajaran (2x35 menit).

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu dengan menggunakan strategi berburu informasi. Jumlah siswa yang

mengikuti pembelajaran adalah sebanyak 27 siswa yang terdiri dari 12

siswa laki-laki dan 15 siwa perempuan. Materi pembelajaran IPS tentang

kegiatan ekonomi di Indonesia . Kegiatan dalam penelitian siklus I adalah

sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Dalam kegiatan ini yang dilakukan oleh peneliti adalah :

1) Melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang akan disampaikan kepada siswa.

Standar kompetensi (SK) pada penelitian ini adalah

“Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman


(1)

Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian mengalami peningkatan dalam empat aspek: yakni (1) aspek aktivitas guru siklus I dan siklus II terjadi peningkatan sebesar 18,29. (2) aspek akitivitas siswa siklus I dan siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 27,08. (3) aspek rata-rata kelas dari prasiklus ke siklus I ke terjadi peningkatan sebesar 5,21. Lalu dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 7,43. (4) aspek ketuntasan belajar dari prasiklus ke siklus I terjadi peningkatan sebesar 25,92%. Lalu dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan persentase sebesar 22,22%.

Pada siklus II nilai siswa mengalami peningkatan karena peneliti memperhatikan kekurangan-kekurangan yang sebelumnya pada siklus I

yang tidak maksimal selama pembelajaran dan berusaha

memaksimalkan di Siklus II agar pembelajaran lebih maksimal. Hasil penelitian pada siklus II guru lebih aktif membimbing siswa dan mampu mengkondisikan kelas. Siswa juga aktif dalam mengikuti pembelajaran, ketika diberikan tugas mereka melakukan dengan penuh tanggung jawab dan lebih percaya diri dari siklus sebelumnya


(2)

PENUTUP

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari dua siklus yang telah dideskripsikan sesuai dengan observasi, pembahasan, dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, dengan menerapkan strategi berburu informasi dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi di Indonesia di kelas V-A MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Penerapan strategi berburu informasi pada mata pelajaran IPS kelas V-A MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik dikategorikan sedang. Karena dalam pelaksanaannya harus dilakukan dua siklus hingga dapat memperoleh hasil yang di harapkan. Hal ini dibuktikkan dengan data observasi guru dan siswa pada dua siklus. Pada siklus I pembelajaran penerapan strategi berburu informasi dalam pembelajaran IPS belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni 80 untuk penilaian aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I sebesar 63,54 menjadi 90,62 pada siklus II, dan hasil observasi aktivitas guru mendapat 72,91 pada siklus I dan meningkat menjadi 91,2 pada siklus II. Pada siklus I siswa merasa belum terbiasa dengan strategi berburu informasi dalam pembelajaran IPS, masih banyak siswa yang kurang fokus pada kegiatan pembelajaran sehingga ketuntasan tes pemahaman siswa belum tercapai,


(3)

selain itu guru kurang membimbing siswa dalam mengerjakan soal kelompok yang mengakibatkan masih terdapat beberapa kesalahan pada saat siswa berkelompok mengisi data mengenai kegiatan ekonomi di Indonesia pada tabel kelompok yang diberikan oleh guru, sehingga mempengaruhi terhadap siswa dalam memahami materi kemudian berpengaruh terhadap hasil akhir lembar kerja siswa. Pada pelaksanaan siklus II, peneliti mengacu pada kekurangan yang ada pada siklus I dan memperbaikinya dengan memberikan variasi tulisan pada peta konsep dan juga lebih memperhatikan pengaturan pengelolaan kelas.

2. Peningkatan pembelajaran IPS di kelas V-A MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik materi IPS dapat dikatakan berhasil dan mampu meningkatkan pemahaman siswa dengan peningkatan yang dapat dikategorikan tinggi. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa yang meningkat pada setiap siklus, prosentase nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa sebesar 40,74% dengan nilai rata-rata pada pra siklus sebesar 68,30 dan meningkat menjadi 66,66% pada siklus I dengan nilai rata-rata 73,51, kemudian pada siklus II menjadi 88,88% dengan nilai rata-rata 80,94. Hasil ini sudah memenuhi presentasi ketuntasan belajar rata-rata yang ditetapkan sebesar 80%. Dengan hasil akhir ini maka pembelajaran IPS pada kelas V-A MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik dapat dikategorikan baik.


(4)

B.Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan penerapan stretegi berburu informasi dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi di Indonesia pada siswa kelas V-A MI Bahrul Ulum Menganti-Gresik, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Strategi berburu informasi dapat dijadikan sebagai alternative dalam melaksanakan pembelajaran IPS karena dengan penerapan strategi ini dapat melatih siswa lebih mudah dalam menangkap materi.

2. Strategi berburu informasi merupakan salah satu solusi strategi pembelajaran yang dapat membuat anak lebih dapat memahami isi sebuah materi dengan proses berpikir dan dengan cara siswa mencari sendiri materi yang dibahas.

3. Untuk penelitian lebih lanjut mengenai peningkatan pemahaman siswa dapat digunakan berbagai macam bentuk pembelajaran agar diperoleh prestasi belajar yang lebih meningkat.

4. Penggunaan strategi pembelajaran yang inovatif harus lebih ditingkatkan lagi, agar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa menjadi lebih aktif.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: PT. Bumi Aksara).

Ginnis, Paul. 2008. Trik & Taktik Mengajar. (Indonesia : Macanan Jaya Cemerlang).

Hanafiah, Nanang. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. (Bandung : Refika Aditama).

Kuswana, Wowo Sunaryo. 2012. Taksonomi Kognitif. (Bandung: PT remaja Rosdakarya).

Mulyaningsih, Sri, dan Widodo, Tuju. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional).

Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Putra, Nusa, dan Hendarman. 2013. Metode Riset Campur Sari. (Jakarta: PT Index).

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Prenada Media).

Santi Pamungkas, Pipin. 2014. Skirpsi “Penggunaan metode Information search untuk meningkatkan prestasi belajar IPS Kelas IV MI Muhammadiyah

Danurejo mertoyudan magelang Jawa Tengah”. (Yogyakarta : UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Siberman, Melvin L. 2014. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. (Bandung: Nuansa Cendika).

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).

Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Susanto,Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS. (Jakarta : Prenadamedia).


(6)

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta :Kencana). Susilaningsih, Endang. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 5. (Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasiona)l.

Tamwifi, Irfan, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 1 “Paket 1”. Surabaya: LAPIS-PGMI.

Wakhidah, Nur. 2016. Strategi Scaffolding Inspiring-Modeling-Writing-Reporting (IMWR) dalam Menerapkan Pendekatan Saintifik Untuk Meningk atkan

Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep. (Surabaya:

Universitas Negeri Surabaya).

Yuliawati, Fitri, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidik

Profesional. (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani).

Yuliati, Reny. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI kelas V. (Departemen : Pendidikan Nasional).

Zaid, Ari. 2014. Skripsi “Penerapan Metode Information Search dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII”. Skripsi (Jakarta :


Dokumen yang terkait

Peningkatan pemahaman materi Tayamum mata pelajaran Fiqih melalui metode Scramble pada siswa Kelas III MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

6 47 105

Peningkatan pemahaman materi jenis-jenis pekerjaan mata pelajaran IPS melalui strategi Concept Sentence siswa kelas III MI Bahrul Ulum.

0 0 133

Penerapan media Peta Konsep untuk meningkatkan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS kelas V MI Bina Bangsa Surabaya.

0 2 155

Peningkatan pemahaman materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS melalui model Active Learning tipe Role Reversal Question pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Banjaran Driyorejo Gresik.

10 78 131

Peningkatan pemahaman materi alat pencernaan manusia mata pelajaran IPA melalui model Word Square siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

0 1 110

Peningkatan pemahaman materi jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS melalui strategi College Ball di kelas V MI al Azhar Surabaya.

0 0 104

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO (LAGU) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL ULUM SIDOWUNGU MENGANTI GRESIK.

4 16 115

Peningkatan pemahaman materi kegiatan ekonomi mata pelajaran IPS melalui strategi rotating review pada siswa kelas IVa MI Ma'arif Sukodono Sidoarjo.

0 2 130

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN IPS MATERI SEMANGAT KERJA MELALUI TEKNIK PROBING PROMPTING PADA SISWA KELAS III MI BAHRUL ‘ULUM BESUR SEKARAN LAMONGAN.

0 1 112

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI BELAJAR PQ4R SISWA KELAS III MI BAHRUL ULUM SAHLANIYAH KRIAN.

0 0 156