Penerapan media Peta Konsep untuk meningkatkan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS kelas V MI Bina Bangsa Surabaya.

(1)

MATA PELAJARAN IPS KELAS V MI BINA BANGSA SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

ULVIA INDRIANI D07213039

PROGAM STUDI PEDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA APRIL 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Ulvia Indirani. 2017. Penerapan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal jenis-Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Mata Petajaran IPS Kelas V MI Bina Bangsa Surabaya.

Fakultas tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Dosen Pembimbing Zudan Rosyidi, SS. MA dan Wahyuniati, M.Si

Kata Kunci: Peta Konsep, Kemampuan Mengenal, Jenis-Jenis Kegiatan Ekonomi Latar belakang penulisan skripsi ini adalah kurangnya siswa dalam kemampuan mengenal pada materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia, dimana hal tersebut mengakibatkan perolehan nilai siswa pada mata pelajaran IIPS khususnya materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia juga kurang. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari total siswa 23 anak, siswa yang mampu mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia adalah 10 siswa dan 13 siswa lainnya belum mampu.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui penerapan media peta konsep dalam meningkatkan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indoensia mata pelajaran IPS kelas V MI Bina Bangsa Surabaya. (2) Untuk Mengetahui penerapan media peta konsep dalammeningkatkan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan gegiatan ekonomi di Indonesia pada mata petalajaran IPS kelas V MI Bina Bangsa Surabaya dengan menggunakan media peta konsep.

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah berbentuk penelitian tindakan kelas, dimana dalam satu siklus terdiri dari empat tahap. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara, dokumentasi, observasi, dan tes. Adapun analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Adapuan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan dengan: (1) Penerapan media peta konsep dalam meningkatkan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS kelas V sudah mengalami peningkatan. Hal tersebut terbutkti dari hasil siklus I aktivitas guru memperoleh nilai 79,16 dan pada siklus II meningkat menjadi 91,66. Sedangkan untuk aktivitas siswa pada siklus I memperoleh nilai 77,27 dan pada siklus II meningkat dengan perolehan nilai 86,36. (2) peningkatan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS kelas V MI Bina Bangsa Surabaya juga mengalami peningkatan, dimana prosentase nilai siswa pada siklus I sebesar 73,91% dengan perolehan rata-rata 77,63, kemudian pada siklua II meningkat menjadi 90,30% dengan rata-rata 85,32. Adapuan perolehan termasuk dari kategori sangat baik.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN MOTO ...ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...iii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ...iv

ABSTRAK ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR GRAFIK ...xv

DAFTAR RUMUS ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...11

C. Tindakan yang Dipilih...12

D. Tujuan Penelitian ...12

E. Lingkup penelitia ...13

F. Manfaat penelitian ...13

BAB II KAJIAN TEORI A. Media Peta Konsep ...16

1. Pengertian Media Pembelajaran ...16

2. Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran ...18


(8)

4. Pengertian Media Peta Konsep ...21

5. Macam-Macam Peta Konsep ...24

6. Cara Membuat Peta Konsep ...29

B. Kemampuan Mengenal ...30

1. Pengertian Kemampuan ...30

2. Pengertian Kemampuan Mengenal ...32

3. Indikator Kemampuan Mengenal ...37

C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)...39

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ...39

2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ...41

3. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ...44

D. Materi jenis-Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia ...46

1. Standar Konpetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPS Kelas V 46 2. Pengertian Kegiatan Ekonomi ...48

3. Jenis-Jenis Usaha dalam Bidang Ekonomi ...49

4. Jenis Usaha Ekonomi yang Dikelola Sendiri dan Dikelola kelompok52 5. Macam-Macam Kegiatan Ekonomi ...54

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian...56

B. Setting dan Subyek Penelitian ...59

C. Variable yang Diteliti ...59

D. Rencana Tindakan ...60

E. Data dan Cara pengumpulannya ...64

F. Indikator Kinerja ...82


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...85

B. Pembahasan ...131

BAB V PENUTUP A. Simpulan ...135

B. Hasil ...136

DAFTAR PUSTAKA ...137

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...140

RIWAYAT HIDUP ...141


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi Proses Kognitif ... 34

Tabel 2.2 SK dan KD Kelas V Semester I ... 47

Tabel 2.3 SK dan KD Kelas V Semester II... 47

Tabel 3.1 Kegiatan Guru dalam Rencana Pembelajaran (RPP) ... 61

Tabel 3.2 Pedoman Instrumen Wawancara Guru Sebelum Melakukan Penelitian Kepada Guru Kelas V Mi Bina Bangsa Surabaya... 66

Tabel 3.3 Pedoman Instrumen Wawancara Guru Sesudah Melakukan Penelitian Kepada Guru Kelas V Mi Bina Bangsa Surabaya... 66

Tabel 3.4 Pedoman Instrumen Wawancara Siswa Sebelum Melakukan Penelitian Kepada Siswa Kelas V Mi Bina Bangsa Surabaya ... 67

Tabel 3.5 Pedoman Instrumen Wawancara Siswa Sesudah Melakukan Penelitian Kepada Siswa Kelas V Mi Bina Bangsa Surabaya ... 67

Tabel 3.6 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 69

Tabel 3.7 Lembar Observasi Aktivtas Siswa ... 71

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Penilaian ... 73

Tabel 3.9 kisi-Kisi Butir Soal ... 73

Tabel 3.10 Rubik Penilaian Proses Kemampuan Mengenal jenis-jenis Usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia ... 75

Tabel 3.11 Kriteria Penilaian Proses kemampuan Mengenal Jenis-Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia ... 75


(11)

Tabel 3.12 Kriteria Tingkat Keberhasilan Prosentase Kemapuan Mengenal

JenisJenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia ... 81

Tabel 3.13 Kriteria Nilai Hasil Observasi Guru dan Siswa ... 82

Tabel 4.1 Daftar Nilai Siswa Kelas V MI Bina Bangsa Surabaya Sebelum Menerapkan Media Peta Konsep pada Materi Mengenal Jenis-Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia ... 86

Tabel 4.2 DaftarNilai Kemampuan Mengenal jenis-jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia pada Siklus I ... 95

Tabel 4.3 Daftar Nilai Tes Tulis siswa kelas V pada sklus I Materi Jenis-Jenis Usaha dan kegatan Ekonomi di ... 97

Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Pada Siklus I ... 98

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I ... 101

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas pada Siswa Siklus I ... 103

Tabel 4.7 Dartar Nilai Kemampuan Mengenal jenis-jenis Usaha dan kegiatan Ekonomi di Indonesia pada Siklus II ... 114

Tabel 4.8 DaftarNilai Tes Tulis siswa kelas V pada Siklus II Materi Jenis-Jenis Usaha dan kegiatan Ekonomi di Indonesia ... 116

Tabel 4.9 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Pada Siklus II ... 117

Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II ... 120


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Kosep Rantai Kejadian Tentang Rantai Makanan ... 25

Gambar 2.2 Peta Konsep Pohon Jarigan Tentang Komponen Ekosistem ... 27

Gambar 2.3 Peta Konsep Siklus Tentang Siklus Air ... 28

Gambar 2.4 Peta Konsep Laba-Laba Tentang Pencemaran Lingkungan ... 29

Gambar 2.5 Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif Revisi Taksonomi Bloom .... 38

Gambar 3.1 Alur PTK Model Kurt Lewin ... 58

Gambar 3.2 Model Analisis Data Kualitaatif Miles & Hubberman ... 77

Gambar 4.1 Guru Melakukan Kegiatan Pembuka ... 91

Gambar 4.2 Media Peta Konsep ... 92

Gambar 4.3 Siswa Menggunakan Media Peta Konsep Untuk Membantu Mengenal Materi ... 93

Gambar 4.4 Guru Menjelaskan Materi pada siswa dengan menggunakan Peta Konsep ... 94

Gambar 4.5 Siswa Mencoba Mengenali dengan Berlomba dalam Permainan Melengkapi Kolom Peta Konsep Tentang Jenis-Jenis Usaha Kegiatan Ekonomi di Indonesia ... 95

Gambar 4.6 Guru Melakukan Kegiatan Pembuka ... 112

Gambar 4.7 Media Peta Konsep ... 113

Gambar 4.8 Hasil Kemapuan Mengenal Jenis-Jenis Usaha dan kegiatan Ekonomi di Indonesia ... 114


(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik Peningkatan Hasil Observasi aktivitas Guru pada Siklus I dan Siklus II ... 129 Grafik 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Observasi aktivitas Siswa pada Siklus I dan

Siklus II ... 130 Grafik 4.3 Grafik Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa Tentang Kemampuan

Mengenal Jenis-Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia pada siklus I dan II ... 132 Grafik 4.4 Grafik Peningkatan Prosentase Nilai Siswa Tentang Kemampuan

Mengenal Jenis-Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia pada Siklus I dan II ... 133


(14)

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Menghitung Ketuntasan Kemampuan Mengenal Jenis-Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia ... 79 Rumus 3.2 Menghitung Rata-Rata Nilai Kelas ... 79 Rumus 3.3 Menghitung Prosentase Keberhasilan dan Peningkatan Kemapuan

Mengenal Jenis-Jenis Kegiatan Ekonomi di Indonesia ... 81 Rumus 3.4 Mengitung Hasil Observasi Guru dan Siswa ... 82


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian Dari Sekolah Lampiran 3 : Surat Pernyataan Nilai Siswa

Lampiran 4 : Profil MI Bina Bangsa Surabaya

Lampiran 5 : Instrumen Panduan Wawancara Pra Siklus Lampiran 6 :Hasil Validasi Pre Test

Lampiran 7 :Soal Pre Test

Lampiran 8 : Hasil Validasi Dokumen RPP Siklus I Lampiran 9 : RPP Siklus I

Lampiran 10 : Hasil Validasi Evaluasi Kemampuan Mengeanal JenisJenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Siklus I

Lampiran 11 :Tabel Penilaian kemampuan Mengeanal JenisJenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Siklus I

Lampiran 12 : Hasil Validasi Tes Tulis Siklus I Lampiran 13 : Soal Tes Tulis Siklus I

Lampiran 14 : Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I Lampiran 15 : Hasil Validasi Dokumen RPP Siklus II Lampiran 16 : RPP Siklus II

Lampiran 17 : Hasil Validasi Evaluasi Kemampuan Mengeanal JenisJenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Siklus II

Lampiran 18 :Tabel Penilaian kemampuan Mengeanal JenisJenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Siklus II


(16)

Lampiran 19 : Hasil Validasi Tes Tulis Siklus II Lampiran 20 : Soal Tes Tulis Siklus II

Lampiran 21 : Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II Lampiran 22 : Peta Konsep

Lampiran 23 : Surat Tugas Bimbingan Lampiran 24 : Kartu Konsultasi Bimbingan


(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembelajaran IPS merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh guru kepada siswa untuk membangun pemahaman terhadap IPS, yang bertujuan mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat dan kemampuan dalam bidang IPS.1 Dalam pembelajaran IPS Ilmu pengetahuan yang disampaikan mencakup berbagai wawasan dan pengetahuan yang terdapat dalam lingkungan sosial.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai SD/MI sampai dengan jenjang SMP/MTS. Pada tingkat SD/MI, IPS memuat berbagai Konpetensi Dasar yang harus diterapkan dan diajarakan pada siswa, dengan tujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowlwdge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitude and values) yang mana agar dapat digunakan sebagai kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.2

1

Agung Eko Purwana, Pembelajaran IPS MI, (Surabaya: Aprinta, 2009), 11.

2


(18)

Dalam mempelajari IPS terdapat konsep-konsep dasar yang meliputi fakta, konsep dan generalisasi, yang telah disederhanakan. Namun dalam penyajiannya yang mana terkadang pelajaran IPS ini masih disajikan dengan materi yang banyak dan luas, serta berkonstribusi kepada pengembangan keterampilan siswa (intelektual, personal, dan sosial), sehingga dalam hal ini dibutukan pembelajaran yang bermakna dalam mempelajari materi-materi tersebut agar ketika siswa terjun pada masyarakat kelak siswa mampu menjalin sosialisasi dan berinteraksi dengan mudah.

Pada mata pelajaran IPS kelas V semester I terdapat Kompetensi Dasar (KD) 1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia. Pada KD tersebut terdapat materi tentang jenis-jeis usaha dan keiatan ekonomi di Indonesia, yang mana pada materi tersebut berisikan tentang konsep-konsep pengenalan mulai dari pengertian kegiatan ekonomi beserta tujuannya, jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi, dan macam-macam kegiatan ekomoni yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga materi ini sangat penting untuk diajarkan kepada siswa.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terdapat pada KD tersebut, maka dibutuhkan suatu kemampuan dalam mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi. Dalam materi yang harus dicapai adalah bagaimana siswa mengenal dengan mengingat dan kemudian memahami


(19)

hal-hal yang berhubungan dengan materi tersebut untuk kemudian

hasilnya adalah siswa mampu menyebutkan, memahami, dan

mempraktekkan bagian-bagian materi yang telah dipelajari.

Terkait dengan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia, kemampuan mengenal adalah kemampuan menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut.3 Kemampuan mengenal ini adalah tindakan mencari tau atau mengenali ciri-ciri sesuatu atau menentukan identitas sesuatu baik individu, benda, atau sesuatu hal yang baru sehingga sesuatu hal tersebut tidak bermakna ganda.

Dalam taksonomi kognitif oleh Anderson dan Krathohwohls atau yang dikenal dengan taksonomi kognitif revisi Bloom’s mengenal merupakan salah satu dari 2 macam proses kognitif yang termasuk dalam tingkat pertama yaitu mengingat (Remembering). Mengingat adalah mendapatkan pengetahuan yang relevan dari memori yang panjang.4 Mengenali sendiri memiliki nama lain mengidentifikasi, yang bermakna penempatan pengetahuan dalam memori yang panjang secara konsisten dengan materi yang dipersebahkan, yang mana hal tersebut mencakup proses kogniif untuk menarik kembali informasi awal yang tersimpan

3

Imam Gunawan dan Anggraini Retno Palupi, Taksonmi Bloom-Revisi Ranah Kognitif; Kerangka

Landasan Untuk Pembelajran, Pengajaran, dan penilaian, (Jurnal Online), (http://akhmadsudrajad.fi...evisi-taksonomi-bloomdf. Diakses 20/10/2016), 36.

4


(20)

dalam memori jangka panjang yang identik atau sama dengan informasi yang baru.

Perlunya kemampuan mengenal ini adalah bahwa kemamuan ini

merupakan suatu kemampuan yang diharapkan dicapai dalam

pembelajaran IPS sebelum siswa tersebut memahami hingga

mengaplikasikan dan merupakan tahap awal yang dicapai sebelum melangkah pada tahap berpikir selanjutnya. Pada pembelajaran tentang jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi, siswa diharapkan mampu mengenal dengan menyebutkan pengetian, tujuan jenis-jenis usaha dan contohnya, membedakan istilah macam-macam kegiatan ekonomi.

Dalam pembelajaran IPS materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesi pada siswa kelas V MI Bina Bangsa Surabaya mengalami permasalahan yang cukup menonjol, yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam mengenal jenis-jenis dan usaha kegiatan ekonomi. Permasalahan ini terlihat dari hasil observasi dimana kenyatan di lapangan menunjukkan suasana pembelajaran yang terlihat pasif kurangnya interaksi yang aktif, di mana 23 siswa yang ada di kelas sekitar 4 siswa yang aktif menjawab, 10 siswa lain terkesan diam dan kurang aktif, 5 siswa yang lain mengobrol sendiri dan 4 siswa lainnya bermain


(21)

sendiri ada yang menggambar dan ada yang meletakkan kepala diatas bangku dalam pembelajaran saat guru sedikit mengajukan tanya jawab.5

Selain itu juga, berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru smata pelajaran IPS , serta hasil pre test mengenai kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia, diperoleh bahwa, dari 23 siswa hanya 43,47% atau 10 siswa yang mampu mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia dengan menyebutkan dan mendefinisikan pengetian dan tujuan kegiatan ekonomi, menyebutkan jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di indonesia, sedangkan 56,53% atau 13 belum mampu mengenal materi terbut dengan baik.6

Dari beberapa hal di atas jika tidak diantisipasi maka akan bisa memberi pengaruh negatif pada kemampuan anak sebelum memahami sebuah konsep dimana tahap awal seorang anak sebelum memahami adalah mengenal terlebih dahulu materi tersebut. Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran yang terkait dan untuk mencapai hasil yang optimal dalam hal kemampuan mengenal sebuah konsep pada mata pelajaran IPS, khususnya pada materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia, dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang efektif yang diterapkan oleh guru agar penyampaian sebuah konsep dan nilai-nilai yang terkandung dalam materi tersebut tersampaikan dengan tepat.

5

Hasil Observasi awal pembelajran kelas 5 MI bina Bangsa Surabaya, tanggal 29 November 2016 6

Hasil wawancara dengan bapak Drs. Ahmad Hafid, M.Pd. guru mata pelajaran IPS kelas 5 MI Bina Bangsa Surabaya, Taggal 29 November 2016


(22)

Kelas V MI Bina Bangsa Surabaya dibimbing oleh Wali kelasnya yaitu Bapak Drs. Ahmad Hafid, M.Pd. Dalam pengajarannya, suasana yang terjadi di kelas tersebut dirasa kurang terkondisikan, sebagian besar ada yang tidak memperhatikan, bermain sendiri, melamun bahkan ada yang menggambar sendiri. Proses pembelajaran di kelas tersebut termasuk dikategorikan kurang baik, sebab pembelajaran yang terjadi berlangsung hanya berpusat pada guru dengan menggunakan metode ceramah dan terkadang sedikit diberikan perpaduan metode tanya jawab tanpa adanya alat perantara atau media yang digunakan dalam penyampaiannya. Tidak ada stimulus untuk mengajarkan materi pada siswa, sehingga tidak ada kegiatan atau aktifitas yang merangsang siswa aktif dalam membatu berpikir siswa dalam mengenal dan mempelajari sesuatu materi yang baru, khususnya pada kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia selain hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa ada gambaran atau media yang digunakan.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka diperlukan kesiapan guru untuk mengelola proses belajar mengajar sehingga berjalan secara efektif. Di dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar, dituntut untuk menguasai dalam hal berupa pengetahuan, kemampaun, dan sikap agar proses itu dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.


(23)

Dalam sebuah pembelajaran selain dengan menggunakan strategi dan metode terdapat sebuah alat bantu untuk menyampaikan materi dan sumber belajar yang sangat penting agar pengajaran menjadi lebih menarik, lebih mudah dipahami, dan lebih bervariasi, yaitu media pembelajaran. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran, sebab pembelajaran adalah proses komunikasi anatara pelajar, pengajar, dan bahan ajar.7 Melalui proses komunikasi tersebut pesan dapat diterima, diserap, dan dipahami oleh penerima pesan. Maka agar tidak terjadi kesalahan dalam proses komunikasi, perlu digunakan sarana yang dapat membatu proses komunikasi yang disebut media.

Salah satu media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran terutama pada materi mengenalkan jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia adalah penggunaan media peta konsep. Peta konsep adalah merupakan bagan gambar yang menunjukkan suatu daerah yang berisi konsep yang diwakili dengan kata kunci yang dihubungkan satu dengan yang lainnya menggunakan tanda hubung.8 Media peta konsep merupakan salah satu media pembelajaran visual berbentuk grafis yang berfungsi menyalurkan pesan dari sumber pesan ke

7

Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif Inovatif, (bantul: Kaukaba Dipantara, 2013),

3. 8

Sarwi, Sugiarto, Penerapan Peta Konsep Pada Pokok Bahasan Tekanan untuk Mendeskripsikan

Penguasaan Konsep Siswa, (Jurnal Online), (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej Diakses 2/12/2016), 2.


(24)

penerima pesan (reserver), dimana pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang atau simbol komunikasi visual.

Melalui penerapan media tersebut diharapkan dapat membantu penyampaian materi dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah dalam mengenal materi, memahami dan mengingat materi yang diajarkan oleh guru, sehingga membuat kemampuan siswa dalam mengenal konsep-konsep dari mata pelajaran IPS khususnya pada materi jenis-jenis usaha kegiatan ekonomi di Indonesia meningkat serta dapat dengan mudah mencapai tujuan indikator dari kompetensi dasar yang akan dicapai.

Penggunaan media peta konsep dianggap efektif dalam proses pembelajaran karna didaari pada penelitian-penelitian yang terdahulu. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penerapan media peta konsep dalam memberikan dampak positif dalam sebuah pembelajaran. Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh David Yoga Harianto, pada Skripsinya yang berjudul “Penerapan Mind Mapping

Sebagai Media dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar IPA pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sengare Kabupaten Pekalongan”, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media mind mapping dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA serta aktivitas siswa kela IV SD Negeri 1 Sengare pekalongan, yang dapat dilihat dari perolehan hasil dari awal siklus I diperleh hasil 60% dengan kriteria cukup. Setelah diadakan siklus II


(25)

diperoleh hasil 73,33% dengan kriteria baik, dan pada siklus III diperoleh hasil mencapai 87% dengan kriteria amat baik, sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa media peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar.9

Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Ismi Septiana, pada Skripsinya yang berjudul “Keefektifan Peggunaan Media Peta Konsep Pohon Jaringan Pada Pembelajaran Menulis Cerpen di Kels X SMA Negeri 1 Mojotengah Kabupaten Wonosobo”, penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojotengah menunjukkan bahwa penerapan media peta konsep pohon jaringan pada pembelajaran menulis cerpen efektif digunakan. Hal ini terbukti dari hasil analisis pada skor pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok control. Pada post-test kelompok control terdapat 7 siswa endapatkan skor dengan kategori rendah, 15 siswa mendapat skor sedang, dan 12 siswa mendapatkan skor tinggi. Dan pada post-test kelompok eksperimen tidak terdapat siswa yang mendapatkan skor pada kategori rendah, 14 siswa mendapat skor kaegori sedang, dan 20 siswa mendapatkan skor dengan kategori tnggi.10

Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Indrawati Sambo, Syamsu, dan Amiruddin Kade, pada jurnalnya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Penggunaan Peta Konsep Berbantu LKS pada Mata

9

David Yoga Harianto, Penerapan Mind Mapping Sebagai Media dalam Meningkatkan

Kemampuan Belajar IPA pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sengare Kabupaten Pekalongan, Skripsi, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2013).

10

Ismi Septiana, Keefektifan Peggunaan Media Peta Konsep Pohon Jaringan Pada Pembelajaran

Menulis Cerpen di Kels X SMA Negeri 1 Mojotengah Kabupaten wonosobo, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2011).


(26)

Pelajaran IPA di Kelas IV SD Inpres Nantikole”, pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas awal adalah 60 dengan ketuntasan belajar klasikal 55% dan KKM di sekolah tersebut 70. Kemudian setelah dilakukan siklus I dan siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan perolehan skor rata-rata 54,2 menjadi 65,8 dengan ketuntasan klasikal 41,6% menjadi 66,7%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan peta konsep berbantu LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Mantikole pada mata pelajarn IPA.11

Keempat, Penelitian yang dilakukan oleh Umi Uswatun Chaanah, Iriwi L.S. Sinon, dan Sri Wahyu Widyaningsih, pada jurnalnya yang berjudul “Penerapan Model Kooperatif Tipe STDA (Student Team Achivement divisions) dengan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IX A SMP Negeri 19 Manokwari”, pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan kooperatif tipe STDA dengan media peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yang mana hal tersebut terlihat dari data awal yang dipeoleh. Dari 28 jumlah peserta didik hanya 3-5 peserta didik yang nilaianya mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) dan hal tersebut masih tergolong cukup rendah. Kemudian setelah diadakan pembelajaran pada siklus I dan II menunjukkan peningkatan, yaitu pada siklus I rata-rata nilai hasil belajar

11

Indrawati Sambo dkk, Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Penggunaan Peta Konsep

Berbatu LKS pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Inpres Nantikole,Jurnal kreatif Tadulako Vol.5 No.8 (Palu: Uiversitas Tadulako).


(27)

sebesar 58, 74 dengan prosesnase 51,52% dan pada siklus II rata-rata nilai meningkat sebesar 67,12 dengan prosentase 78,79%.12

Berdasarkan pada ulasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Penerapan

Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Jenis-Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Bina Bangsa Surabaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan media Peta Konsep dalam meningkatakan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS kelas V MI Bina Bangsa Surabaya? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan

kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS kelas V MI Bina Bangsa Surabaya dengan menggunakan media Peta Konsep?

12

Umi Uswatun Chaanah dkk, Penerapan Model Kooperatif Tipe STDA (Student Team

Achivement divisions) dengan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IX A SMP Negeri 19 Manokwari, Jurnal Pancaran, Vol. 5 No. 2 Mei 2016, (Papua: Universitas Papua, 2016).


(28)

C. Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tindakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah penerapan media peta konsep pada mata pelajaran IPS kelas V MI Bina Bangsa Surabaya. Penerapan media peta konsep ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada siswa kelas V MI Bina Bangsa Surabaya serta mampu membatu dalam penyampaian materi sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif, menyenangkan, aktif, dan khususnya kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia siswa dapat meningkat.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, penulis memiliki tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui penerapan media Peta Konsep dalam meningkatkan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS kelas V MI Bina Bangsa Surabaya. 2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal jenis-jenis

usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS kelas V MI Bina Bangsa Surabaya dengan menggunakan media Peta Konsep.


(29)

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menimbulkan kekeliruan atau meluasnya pembahasan, maka perlu dibatasi masalah-masalah yang akan dibahas. Adapun ruang lingkup pembahasaan penelitian ini adalah: 1. Ruang lingkup kajian dari segi bidang studi, hanya difokuskan pada

mata pelajaran IPS kelas V semester 1 khususnya pada kemampuan mengenal jenis-jenis usaha kegiatan ekonomi di Indonesia yang berhubungan dengan SK 1 tentang “Menghargai peninggalan dan tokoh sejarah nasional pada masa Hindu-Buddha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia” dan KD 1.5 “Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.”

2. Subyek penelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas V tahun pelajaran 2016-2017 di MI Bina Bangsa Surabaya.

3. Implementasi penelitian ini menggunakan media peta konsep.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan penyusunan dan sumber referensi bagi penelitian selanjutnya. Hasilnya


(30)

juga dapat dijadikan sebagai gambaran dalam melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan media peta konsep.

2. Manfaat praktis a. Bagi siswa

1) Dengan penerapan media peta konsep dapat meningkatkan kemampuan, hasil belajar dan pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPS.

2) Mampu meningkatkan kemampuan mengenal materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS kelas V.

b. Bagi guru

1) Guru dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan sistem pengajarannya, sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan. 2) Memberikan informasi bagi guru untuk menggunakan media

peta konsep sebagai alternatif alat komunikasi atau alat penyampaian sumber belajar guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.

c. Bagi sekolah

1) Memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka

perbaikan pembelajaran serta profesionalisme guru yang bersangkutan.


(31)

2) Memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.

d. Bagi peneliti

1) Menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam berbentuk karya ilmiyah yang berupa tulisan serta landasan mengajar IPS.

2) Data dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan, dan refleksi peneliti saat menjadi tenaga pendidik.


(32)

BAB II KAJIAN TEORI A. Media Peta Konsep

1. Pengertian Media Pembelajaran

Secara bahasa kata media berasal dari bahasa latin yang berarti “medius” yang berarti “tengah”, “perantara”, atau pengantar.1 Selain

itu kata media dalam bahasa Arab adalah (لِئا سَ و) atau pengantar pesan

dari pengirim kepada penerima pesan. Sedangkan secara Istilah beberapa ahli telah mendefinisikan mengenai pengertian media pembelajaran, diantarannya menurut Gerlach & Ely mengatakan bahwa secara garis besar media dipahami sebagi manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh keterampiran, pengetahuan, atau sikap.2 Dalam pengertian tersebut menjelaskan bahwa semua yang terdapat di sekeliling siswa baik guru, buku teks, dan seluruh yang berada pada lingkungan sekolah merupakan media.

Selain itu, pendapat lain dari AECT (Association for Education and Comunication Technology) mendefinisikan bahwa media adalah sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau diucapkan beserta instrumen yang digunakan dengan baik dalam

1

Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputan Pers, 2002), 11. 2


(33)

kegiatan belajar mengajar3, yang dapat dipengaruhi efektifitas progam instruksional. Selai itu ada pendapat lain juga dari NEA (National Education Assiciation), mengatakan bahwa media adalah suatu bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual serta peralatannya. Sedang seorang ilmuan yang bernama Gagne, mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. 4

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai perantara penyampaian materi atau bahan ajar dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien serta mendapat hasil yang optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran sangatlah penting digunakan untuk membatu penyampaian materi dan proses pembelajaran, sebab taraf berfikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimuali dari berfikir konkret menuju keberfikir abstrak, dimulai dari berfikir sederhana menuju berfikir kompleks. Selain itu juga media pembelajaran juga dapat menjadikan pengajaran lebih menarik, bahan ajar akan lebih

3

Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputan Pers, 2002), 11. 4

Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif Inovatif, (bantul: Kaukaba Dipantara, 2013),


(34)

jelas, metode yang digunakan akan lebih bervarisi, dan siswa akan lebih banyak kegiatan dan aktif.

2. Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu alat atau sarana untuk meningkatkan kualitas dalam kegiatan proses belajar mengjar.5 Namun, tidak semua media dapat langsung cocok digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran. Dalam penggunaannya media pembelajaran tidaklah dilihat dari segi kecanggihan medianya, tetapi fungsi dan peranannya dalam membatu mempertinggi proses

pembelajaran. Adapun dalam memilih media, hendaklah

mempertimbangkan beberapa hal berikut: a. Berorientasi pada tujuan Pengajaran6

Media yang dipilih hendaklah selaras dan dapat menunjang tujuan pembelajaran dan merupakan komponen utama yang harus diperhatikan dalam memilih media.

b. Bahan ajar atau materi

Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidak antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.

5

Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputan Pers, 2002), 15. 6

Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif Inovatif, (bantul: Kaukaba Dipantara, 2013),


(35)

c. Kondisi audiens (siswa)

Kondisi audiens (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak.7 Selain itu juga harus disesuaikan dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalam dapat dipahami oleh para siswa.

d. Kemudahan memperoleh media

Media dan alat yang diperlukan mudah diperoleh, dan setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu akan mengajar.

e. Keterampilan guru dalam mengguakan

Apapun jenis media yang diperlukan dalam pembelajaran, syarat utama lainnya adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran.8 nilai manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat interaksi belajar belajar siswa dengan lingkungannya.

f. Pengelompokan sasaran

Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu efektif untuk digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat digunakan ntuk jenis kelompok besar, kecil, sedang, dan perorangan.

7

Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputan Pers, 2002), 15. 8

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: CV Sinar Baru Bandung, 1997),


(36)

3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Dalam pengelompokanya media pembelajaran dikelompokkan dalam beberapa jenis, diantaranya adalah yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Lestin, Pollock & Reigeluth mengklasifikasikan media kedalam lima kelompok, yaitu: (a) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan kelompok, field-trip), (b) Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan (workbook), alat bantu kerja, dan lembaran lepas), (c) Media berbasis visual (buku, alat batu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparasi, slide), (d) Media berbasis audio-visual (video, film, progam slide-tape, televise), dan selanjutnya (e) Media berbasis computer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video, hypertexti).9

Sedangkan Hujair AH Sanaki dalam bukunya Media pembelajaran Interaktif-Inovatif membagi jenis dan karakteristik media pembelajaran, sebagai berikut:

a. Media pembelajaran, dilihat dari sisi aspek bentuk fisik, dengan mempertimbankan jenis dan karakteristiknya, dikelompokkan sebagaimana berikut ini:

1) Media elektronik, seperti televisi, film, radio, slide, video, VCD, DVD, LCD, computer, internet, dll.

9


(37)

2) Media non-elektronik, seperti buku, handout, modul, diklat, media grafis, dan alat peraga.

b. Dilihat dari aspek panca indra dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Media audio (dengar)

2) Media visual (melihat), termasuk media grafis. 3) Media audio-visual (dengar-melihat)

c. Dilihat dari aspek alat dan bahan yang digunakan, yaitu:

1) Alat perangkat keras (hard ware) sebagai sarana yang menampilkan pesan.

2) Perangkat lunak (software), sebagai pesan atau informasi.10 Dari beberapa pendapat diatas mengenai jenis-jenis media pembelajaran, bahwa dalam penentuan jenis media pembelajaran dapat ditentukan berdasarkan beberapa sudut pandang baik berdasarkan bentuk, penggunaan panca indra, alat dan bahan yang digunakan, dan juga bisa berdasarkan bendanya, yang meliputi media asli, cetak, visual, uaudio, audio-visual, dan computer.

4. Pengertian Peta Konsep

Pembelajaran adalah sebuah komunikasi antara materi atau sumber belajar, siswa, dan guru. Komunikasi dalam pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien diperlukan adanya bantuan

10

Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif Inovatif, (bantul: Kaukaba Dipantara, 2013), 46.


(38)

media dalam proses pembelajaran. Salah satu media yan dapat membantu peserta didik dengan dalam mengenal dan memahami sebuat konsep dan materi adalah media peta konsep. Media peta konsep adalah media yang dapat membatu siswa dan guru dalam meringkas materi-materi pelajaran agar dapat mudah dipelajarai dan diingat oleh siswa.

Mengenai pengertian peta konsep para ahli mendifinisikan peta konsep sebagai diantaranaya adalah croasdell, mendefinisikan bahwa peta konsep adalah bagan gambar atau yang menunjukkan atau menjelaskan suatu hal yang berisi konsep yang diwakili dengan kata kunci yang dihubungkan suatu dengan yang lain satu dengan yang lainnya menggunakan garis tau tanda hubung. 11 dalam pengertian tersebut menjelaskan bahwa tanda hubung yang ada pada konsep tersebut menunjukkan bahwa suatu konsep bersifat konseptual dan logis dihubungkan dengan suatu alat antar dua konsep atau lebih yaitu peta konsep.

Menurut Aina, peta konsep adalah sebagai alat untuk mewakili adanya hubungan yang bermakna antara suatu konsep hingga membentuk suatu proposisi. Proposisi adalah dua atau lebih konsep yang dihubungkan dengan garis yang diberi kata penghubung sehingga

11

Sarwi, Sugiarto, Penerapan Peta Konsep Pada Pokok Bahasan Tekanan untuk Mendeskripsikan

Penguasaan Konsep Siswa, (Jurnal Online), (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej Diakses 2/12/2016), 2.


(39)

memiliki suatu pengertian.12 Dan merunut Martin, peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan kekonsep-konsep lain pada kategori yang sama.13

Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa peta konsep adalah bagan atau gambar yang berupa ilustrasi grafis yang menjelaskan tentang suatu hal yang berisi tentang hubungan antara beberapa konsep dengan konsep lainnya yang ditunjukkan atau diwakili dengan kata kunci dan dihubungkan dengan garis, sehingga dapat menggambarkan sebuah pengertian secara ringkas dan mudah dipahami.

Penggunaan peta konsep sangatlah penting sebab peta konsep membantu membuat informasi yang abstrak menjadi konkret dan dapat mengingkatkan ingatan akan suatu konsep dalam sebuah materi pelajaran karna materi disajikan dengan ringkas dan dengan menghubungkan konsep satu degan yang lain dan diwakili dengan kata kunci sebagai bentuk pengingat dan penanda sebuah konsep. Selain itu dalam pembelajaran media peta konsep dapat digunakan untuk menyajikan materi oleh guru dengan mencatat, mempersiapkan

12

Ifa Muhimmati, Penerapan Tugas Peta Konsep dalam Project –Based Learning (PJBL) untuk Mahasiswa Pendidikan Biologi UMM di Mata Kuliyah Sumber Belajar dan Media Pembelajaran, Jurnal Saintifika, Volume 16, Nomor 2, Desember 2014, (Jember: Universitas Jember, 2014), 31. 13


(40)

pembelajaran dan mengatur waktu pembelajaran, sehingga materi dapat disampaikan secara efisien.

5. Macam-Macam Peta Konsep

Menurut Trianto dalam bukunya menyebutkan bahwa ada empat macam peta konsep, yaitu rantai kejadian (events chain), pohon jaringan (network tree), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).

a. Rantai kejadian (events chain)

Peta konsep rantai kejadian, merupakan peta konsep yang dapat digunakan untuk menunjukkan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam sebuat prosedur, atau suatu tahapan dalam suatu proses, seperti halnya dapat digunakan dalam melakukan suatu eksperimen.14 Adapun dalam penerapannya, rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan langkah-langkah dalam suatu prosedur tertentu, memberikan tahapan-tahapan dalam suatu proses, dan urutan suatu kejadian. Adapun contoh gambar peta konsep rantai kejadian adalah sebagai berukut:

14


(41)

Gambar 2.1

Peta Konsep Rantai Kejadian Tentang Rantai Makanan

Pada peta konsep rantai kejadian di atas, menjelaskan tentang proses urutan rantai makanan pada sebuah ekosisitem laut, dimana pada tingkat pertama yang merupakan produsen meliputi

phitoplangton, zooxanthalae, rumput laut, dan alga merah. Kemudian pada tingkatan kedua yaitu disebut konsumen tingkat I meliputi zooplakton, larva invertebrate, bivalves, gastropods, tunicita, spons, ikan keci, landak daut. Konsumen tingkat II meniluti molusca, krustacae, triggerfish, lobster, shrimp, dan


(42)

karnivora lainnya. Sedagkan pada tingkatan akhir disebut decomposer atau pengurai meliputi bakteri dan fungi.

b. Pohon jaringan (network tree)

Peta konsep pohon jaringan merupakan peta konsep yang ide-ide pokok suatu konsep dibuat dalam sebuat persegi empat, sedangkan beberapa kata yang lain dituliskan dan dihubungkan dengan garis-gais penghubung, dan garis-garis penghubung tersebut menunjukkan hubungan antara ide-ide tersebut.15

Adapun peta konsep pohon jaringan cocok diguanakan untuk memvisualisasikan suatu hal yang menunjukkan sebab-akibat, suatu hirarki, prosedur yang cabang, dan istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan. Adapun contoh dari peta konsep pohon jaringan adalah sebagi berikut:

15

Septiana, Keefektifan Peggunaan Media Peta Konsep Pohon Jaringan Pada Pembelajaran

Menulis Cerpen di Kels X SMA Negeri 1 Mojotengah Kabupaten wonosobo, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2011), 14.


(43)

Gambar 2.2

Peta Konsep Pohon Jaringan Tentang Komponen Ekosistem

Pada peta konsep pohon jaringan diatas menjelaskan tentang komponen dari sebuah ekosistem dan istilah-istilah yang berkaitan.

c. Peta konsep siklus (cycle concept map)

Peta konsep siklus adalah peta konsep yang didalamnya memuat rangkaian kejadian yang tidak menghasilkan suatu hasil atau final. Kejadian terakhir pada rantai tersebut menghubungkan kembali pada kejadian awal, sehingga siklus berulang dengan sendirinya. Pada peta konsep ini cocok digunakan untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.


(44)

Gambar 2.3

Peta Konsep Siklus Tentang Siklus Air

Peta konsep di atas menjelaskan tentang siklus air yang terus berputar sehingga siklus berulang dengan sendirinya. Pada siklus air teradapat tahap yang berulang dari air, kemudian mengalami evaporasi, kondensasi, presipitasi, infitrasi, dan kembali lagi pada awalnya.

d. Peta konsep laba-laba (spider concept map)

Peta konsep laba-laba merupakan peta konsep yang biyasanya digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapat, ide-ide berasal dari suatu ide yang sentral, sehingga dapat memperoleh beberapa ide yang bercampur aduk. Banyak ide-ide yang tumbuh dan berkaitan dengan ide sentral, namun belum tentu ide-ide tersebut berhubungan antara ide satu dengan yang lain. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan konsep yang tidak menurut hirarki, kategori

kondensasi

Presipitasi

infitrasi Air


(45)

yang tidak paralel, dan hasil curah pendapat. Berikut adalah gambar peta konsep laba-laba.

Gambar 2.4

Peta Konep Laba-Laba Tentang Pencemaran Lingkungan

Pada gambar peta konsep di atas murupakan contoh peta konsep laba-laba tentang pencemaran lingkungan yang mana berisikan tenang ide-ide yang berkaitan dengan ide sentral, yaitu pencemaran lingkungan.

6. Cara Membuat Peta Konsep

Peta konsep sangatkan berperan dalam proses pebelajaran agara pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam wujudnya media peta konsep disajikan dlam bentuk visual, sehingga peta konsep ini termasuk dalam media pembelajaran visual yang berbentuk grafis. Berikut adalah contoh dari gambar media peta konsep.

Adapun dalam pembuatantan peta konsep, langkah-langkahnya adalah sebagai berukut:


(46)

a. Menentukan topik atau materi dan memilih bahan bacaan yang sesuai dengan topik pembahasan.

b. Menentukan konsep-konsep yang relevan dengan pokok bahasan. c. Mengurutkan konsep-konsep yang telah ditentukan mulai dari

yang inklusif ke yang kurang inklusif.

d. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam sebuah bagan, dengan letak konsep yang inklusif diletakkan pada bagian atas atau tengah yang merupakan bagian inti dari konsep, dan kemudian dihubungkan dengan garis atau kata penghubng misalnya “terdiri dari”, “terdiri atas”, “menggunakan”, dan lain-lain.16

B. Kemampuan Mengenal 1. Pengertian Kemampuan

Kata kemampuan menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata mampu yang berati kuasa, bisa, sanggup, dan mampu melakukan sesuatu hal.17 Sedangkan secara istilah mengenai pengertian kemampuan Mulyasa dalam bukunya menjelaskan bawa arti kemampuan adalah sesuatu potensi yang dimliki oleh seseorang untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan yang harus dikerjakannya.18 Selain itu seorang ahli yang bernama Stepen P. Robbin juga

16

Ibid., 160. 17

Wikipedia, Pengertian Kemampuan, (Online), (http://id.m.wikipedia.org/wiki/kemampuan

Diakses 15/11/2016). 18


(47)

mendefinisikan istilah kemampuan adalah suatu kapasitas seorang untuk mengerjakan dan melakukan berbagai tugas tertentu dalam sebuah pekerjaan.

Selanjutnya, Stepen P. Robbin juga menambahkan bahwa kemampuan Individu pada dasarnya terdiri dari dua kelompok faktor, yaitu:

a. Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability), adalah kemampuan yang digunakan dan dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental atau yang berhubungan dengan pikiran (berpikir, menalar, dan memecahkan masalah)

b. Kemampuan fisik (Physical Ability), adalah kemampuan untuk melakukana tugas-tugas yang membutuhkan stamina, keterampilan kekuatan, dan hal yang memiliki karakteristik serupa.19

Selain pengertian secara umum, dalam pembelajaran, Uno menjelaskan bahwa kemampuan adalah dorongan internal dan eksternal pada diri seorang siwa yang sedang mempelajari suatu hal untuk mengadakan perubahan tingkah laku dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung perubahan tersebut.

Dari pengertian di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dengan segala potensi yang dimiliki untuk melakukan suatu

19


(48)

pekerjaan. Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan atau kompetensi mendasar yang perlu dikuasai oleh siswa yang sedang mempelajari sebuah materi dalam suatu mata pelajaran tertentu yang dalam hal ini khususnya pada kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.

2. Pengertian Kemampuan Mengenal

Mengenal menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata kenal yang berarti tahu, mengetahui, dan berusaha mengerti.20 Mengenal adalah suatu proses dimana seseorang berusaha mengetaui sesuatu hal yang mana kemudian pengetahuan tersebut akan dipangggil kembali. Selain itu, mengenal juga memiliki nama lain yaitu mengidentifikasi.

Mengidentifikasi menurut Yp Chapin adalah proses pengenalan terhadap sesuatu, penempatan suatu obyek atau individu dalam suatu kelas atau katergori sesuai dengan karakteristiknya. Sedangkan menurut Purwadarminto, identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas seseorang atau benda. Sejalan dengan pernyataan tersebut, menurut Shovoong identifikasi adalah pemberian tanda-tanda

20KBBI.co.id, Arti kata “Kenal” menurut KBBI, (online), (

http://kbbi.co.id/arti-kata/kenal Diakses 3/12/2016)


(49)

pada golongan barang-barang atau sesuatu agar memiliki perbedaan dengan yang lain.21

Dari beberapa pengertian diatas mengenai mengenal dan mengidentifkasi, kemampuan mengenal adalah kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh siswa yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu dalam bentuk tindakan mencari tahu ciri-ciri individu, benda, benda, dalan sebagainya. Sehingga dalam pembelajaran kemampuan ini sangat diperlukan untuk membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lain terutama terhadap sesuatu yang baru dikenalnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan dan ambiguitas. Dengan mengenal dapatlah suatu komponen baik berbentuk konsep atau materi itu diketahui serta dapat juga dikenali masuk dalam golongan atau jenis mana.

Selain itu terkait kemampuan mengenal lainnya, dalam taksonomi kognitif Anderson dan kathwohl’s, atau yang dikenal dengan taksonomi tujuan pendidikan revisi Bloom, mengenal merupakan termasuk dari taksonomi kognitif tingkat pertama yaitu meningat. Mengingat adalah pengetahuan yang relevan dari memori yang panjang, dimana maksudnya adalah mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang

21

Erika Z. Mainggolan, Meningkatkan Kemmapuan Mengidentifikasi Bentuk Bangun Datar

Melalui Metode Bermain Pada Siswa Kelas II SDN Pulubala Kabupaten Gorotalo, (Jurnal online), (http://kim.ung.ac.id/../4039 Diakses 2/12/2016), 4.


(50)

telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.22 Pada tahap mengingat ini, kemampuan siswa yang diminta adalah mengenal dan mengingat kembali tentang konsep, fakta, atau istilah-istlah sebelum menuju pada tahap memahami dan mengapilikasikan, menganalisis, mengevaluasi. Dan mencipta.

Untuk lebih jelasnya terkait dengan mengenal sebagaimana dijelaskan oleh bagan tabel berikut ini:23

Tabel 2.1

Dimensi Proses Kognitif Kategori dan

Proses Kognitif

Nama Lain Definisi

1. Mengingat

Pengetahuan yang relevan dari memori yang panjang

1.1 Mengenal Mengidentifikasi Penempatan Pengetahuan

dalam memori yang panjang secara konsisiten dengan materi yang dipersembahkan.

1.2 Mengingat kembali Mendapat kembali Mendapatkan

kembaliPengetahuan Yang relevan dari materi yang lama

2. Memahami

Membangun pengertian dari pesan pembelajaran, meliputi oral, tulisan dan komunikasi grafis

2.1 Mengartikan Klarifikasi,

menguraikan dengan kata-kata sendiri, menggambarkan, menerjemahkan

Mengubah dari satu bentuk gambaran (numerik) ke bentuk yang lain (verbal)

2.2 Memberikan contoh

Ilustrasi Menentukan contoh khusus

atau ilustrasi konsep atau prinsip

2.3 Mengklasifikasi Mengkategorikan, Menentukan sesuatu

22

Imam Gunawan dan Anggraini Retno Palupi, Taksonmi Bloom-Revisi Ranah Kognitif;

Kerangka Landasan Untuk Pembelajran, Pengajaran, dan penilaian, (Jurnal Online), (http://akhmadsudrajad.fi...evisi-taksonomi-bloomdf. Diakses 20/10/2016), 26.

23


(51)

mengolongkan kedalam kategori

2.4 Menyimpulkan Meringkas,

menggeneralisasi

Meringkas tema umum atau khusus

2.5 Menduga Menyimpulkan,

meramalkan, menyisipkan, memprediksi

Menggambarkan kesimpulan logika dari informasi yang ada

2.6 Membandingkan Membedakan,

memetakan, mencocokan

Mendeteksi korespondensi antara dua ide, objek, dan semacamnya

2.7 Menjelaskan Menciptakan model Menciptakan sistem model

penyebab dan pengaruh

3. Menerapkan

Menerapkan/ menggunakan prosedur dalam situasi yang diberikan

3.1 Menjalankan Membawa Menerapkan prosedur

ketugas yang umum

3.2 Melaksanakan Menggunakan Menerapkan prosedur

menjadi tugas yang tidak umum

4. Menganalisis

Menerapkan atau menggunakan prosedur dalam situasi yang diberikan atau yang dihadapi

4.1 Membedakan Mendeskriminasikan,

memusatkan, menyeleksi

Membedakan bahan-bahan yang relevan atau tidak relevan atau yang penting dengan yang tidak penting

4.2 Mengatur Menemukan hubungan,

intergrasi, meringkas, menguraikan, menyusun

Menerapkan bagaimana elemen-elemen cocok atau berfungsi dalam sebuah struktur

4.3 Menghubungkan Membangun Menetapkan pandangan,

gangguan, nilai-nilai, atau maksud yang mendasari materi

5. Menilai

Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standarisasi

5.1 Memeriksa Mengoordinasi,

mendeteksi, mengawasi. Menilai

Mendeteksi ketidak konsekenan atau buah pikiran dalam sebuah proses atau hasil, menetapkan proses atau hasil yang masuk akal, mendeteksi ketidak efetifan prosedur sebagai hasil yang sudah dilaksanakan

6. Meniptakan

Menaruh bagian-bagian dalam keseluruhan fungsi menjadi sebuah pola atau struktur yang baru

6.1 Menghasilkan Hipotesis Alternative hipotesisi


(52)

6.2 Merencanakan Merancang Melengkapi prosedur untuk menyempurnakan beberapa tugas

6.3 Mengeluarkan Menghasilkan Menciptakan sebuah

produk

Pada tabel diatas, dijelaskan bahwa dalam mengingat terdapat dua proses kognitif yaitu mengenal atau mengenali (Recognizing) dan mengingat kembali (Recalling).24 Mengenal (Recognizing) adalah menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut. jadi disini dalam proses mengenal sebuah konsep materi yang baru diketahui konsep atau pengetahuan tersebut disimpan dan diletakkan dalam memori jangka panjang untuk kemudian sewaktu-waktu ditarik kembali ketika terdapat informasi baru yang identik atau sama. Kemampuan ini digunakan untuk mengetahui adanya konsep, fakta, istilah-istilah atau pengetahuan baru yang diingat untuk kemudian dipahami. Kata kerja oprasional yang dapat digunakan untuk membuat indikator dalam tujuan pembelajaran

dalam kemampuan ini adalah menyebutkan, menuliskan,

memasangkan, menghafal, menamai, menyatakan, dan

mengidentifikasi.

24

Ari Widodo, Revisi Taksonomi Bloom dan pengembangan Butir Soal, Buletin Puspendik, 2006,


(53)

Adapun kemampuan mengenal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemmapuan siswa dalam mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.

3. Indikator kemampuan mengenal

Dalam pengertiannya, indikator adalah penanda pencapaian kompetensi dasar yang diwujudkan dalam bentuk perubahan perilaku yang dapat diukur dan diamati, mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.25 Dalam pengertian lain indikator juga disebut dengan kriteria kinerja atau tingkat kinerja yang akan didemonstrasikan untuk setiap kompetensi dasar atau sejauh mana setiap uraian dalam kompetensi dapat tercapai dan terukur.

Selain itu dalam penentuan indikator atau kriteria kinerja dalam mengukur kompetensi, indikator yang dikembangkan juga harus sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur atau dapat diobservasi atau dinilai.26

Dalam menginat terdapat beberapa kata kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atau proses kognitif yang ada di dalamya, yaitu mengenal dan mengingat kembali. Adapun kata kerja

25

Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 270.

26


(54)

operasional yang dapat digunakan untuk indikator dalam kemampuan ini adalah sebagaimana yang telah dijelaskan dalan gambar dibah ini:

Gambar 2.5

Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif Revisi Taksonomi Bloom

Dalam menginat terdapat dua kemampuan yang harus dicapai yaitu mengenal (Rekognizing) dan Mengingat kemabali (Recalling). Dalam mengenal terdapat proses kognitif untuk meletakkan informasi baru dan disimpan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut. adapun bentu tes yang dapat digunakan untuk mengkur kemampuan ini adalah dengan menentukan benar atau salah, menjodohkan, uraian singkat, dan pilihan gandan.27

Adapun dalam kemampuan mengenal pada penelitian ini adalah kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi diIndonesia. Dan indikator yang harus dicapai siswa adalah:

27

Ari Widodo, Revisi Taksonomi Bloom dan pengembangan Butir Soal, Buletin Puspendik, 2006,


(55)

1. siswa mampu mencocokkan anatara istilah-istilah dalam materi jenis-jenis dan kegiatan ekonomi di indeonesia dengan penjelasannya.

2. menyebutkan pengertian dan tujuan, serta contoh jenis-jenis usaha dan macam-macam kegiatan ekonomi di indonesia.

C. Ilmu Pengethuan Soial (IPS)

1. Pengertia Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial” disingkat IPS merupakan nama mata pelajaran di sekolah dasar dan menengah atau nama progam studi di pergutuan tinggi.28 Secara bahasa, ilmu penegtahuan sosial merupakan transelitrasi dari bahasa inggris yaitu “sosial studies

yang berarti beberapa studi, kajian-kajian atau berbagai telaah tentang masyarakat. IPS adalah perpanduan beberapa ilmu yang mempelajari masyarakat dari berbagai segi atau beberapa sudut pandang keilmuan, yang mana dalam konteks pembelajaran guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik pemerintahan dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Mengenai pengertian IPS secara jelas, berikut merupakan pemaparan dari berbagai ahli:

28


(56)

a. Menurut Edgar B Wesley mendefinisikan bahwa IPS adalah kumpulan dari beberapa cabang ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan disekolah.

b. Menurut john Jaeolimek mengemukakan bahwa IPS adalah

merupakan bagian dari kurikulum sekolah dasar menyajikan mata pelajaran yang berasal dari ilmu-ilmu sosial seperti, sejarah, sosiologi, ilmu politik, psikologi sosial, filsafat, antropologi dan ekonomi. IPS telah didefinisikan sebagai sajian ilmu-ilmu sosial yang diseleksi untuk tujuan pendidikan.29

Dari definisi tersebut menjelaskan bahwa IPS disini lebih merupakan sebagai mata pelajaran atau beberapa cabang ilmu sosial yang telah disederhanakan. Sejalan dengan pemikiran para ahli Amerika, yang mana pemikiran tersebut, berikut juga dikemukakan mengenai pengertian IPS oleh para pendidikan dan IPS di Indonesia: a. Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS merupakan

perwujutan dari pendekatan Interdisipliner dari ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ekonomi manusia yang disusun untuk

29

Ali Mustofa, Materi dan Pembelajaran IPS/ PKN Madrasah Ibtidaiyah (MI), (Surabaya: LPTK


(57)

tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.

b. Nu’man soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendididkan tingkat SD, SMP, SMA.30

IPS merupakan studi tentang manusia sebagai objek material, yang tidak menekankan pada aspek keilmuan yang teoritis, tetapi lebih pada aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang mana keluasan dan bobot materinya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan progam pendidikan, perpaduan atau kumpulan dari beberapa bidang ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, sejarah, geografi, psikologi sosial, ekonomi, sosologi, ilmu politik dan sebagainya, yang dikaji berdasarkan seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi

30

Syafizal Febriawan, skripsi: Pembelajaran IPS Terpadu, (Semarang: Universitas Negeri


(58)

kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya, memanfaatkan sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat.31 Dalam IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

Dalam IPS yang dipelajari di dalamnya adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, adapun ruang lingkup kajian IPS meliputi: (a) Subtansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan maysarakat, (b) Gejala, masalah, dan peristiwa sosial tenang kehidupan masyarakat. Dari kedua lingkup pengajaran IPS ini harus dijarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau

31


(59)

yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai tujuan.32

Menurut Sumaatmadja ruang lingkup IPS tidak hanya sebatas pada kehidupan sosial pada tingkat lokal, melainkan telah sampai pada tingkat dunia atau global.33 Karena begitu luasnya cakupan IPS, maka pada tiap-tiap jenjang harus dibatasi dan disesuaikan dengan kemampuan dan karateristik setiap peserta didik, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada tiap jenjang juga berbeda. Sebagimana telah dijelaskan sebelumnya, karna masing-masing jenjang memiliki ruang lingkup yang berbeda, adapun ruang lingkup yang diajarakan di tingkat sekolah dasar dibatasi samapai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah, terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan peserta didik.

Dari penjelasan diatas mengenai ruang lingkup materi IPS, dapat disimpulkan bahawa ruang lingkup merupakan integrasi

bahan-bahan kajian dilakukan secara terpadu yang merupakan

penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi sesuai dengan jenjang masing-masing dan untuk tujuan pembelajaran. Adapun ruang

32

Fitriyah Nur, Peningkatan Motivasi Belajar SKI Materi peristiwa Akhir Hayat Rasulullah Melalui Strategi Team quiz pada Siswa Kelas V A MINU Brebek Waru Sidoarjo, Skripsi, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016), 17.

33

Beni Rosyidini, Penerapan Model Pembelajaran Aktif TipeTeam Quiz Melalui Pemberdayaan Anak BerbakatUntuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Pembelajaran IPS di Kelas V A SDN )& Kota Bengkulu, Skripsi, ( Bengkulu:UniversitasBengkulu, 2014), 13.


(60)

lingkup IPS pada tingkat sekolah dasar adalah bertujuan agar siswa

mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan

masyarakat terutama di Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini agar menjadi warga negara yang memiliki kebanggan sebagai bangsa Indonesia.

3. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Tujuan merupakan fundamental dan menjadi fokus dari sutu progam pendidikan. Tujuan dalam pembelajaran IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki, tujuan pendidikan nasional pada tataran operasional dijabarkan dalam tujuan institusional tiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya pencapaian tujuan institusional ini secara praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran pada setiap bidang dalam kurikulum, termasuk bidang studi IPS. 34 Menurut Ischak tujuan kurikuler IPS yang yang harus dicapai sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut :

a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat.

b. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

34


(61)

c. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian.

d. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak tepisahkan.

e. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan Kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.

Tujuan pembelajaran IPS MI adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa siswi untuk mengembangakan diri sesuai bakat, minat dan kemampuan dan lingkungannya dalam bidang pembelajran IPS. Tujuan IPS yang lebih spesifik bisa ditelaah sebagaiman berikut ini :

a. Mengembangkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi,

ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.

b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.

c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.


(62)

d. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan kompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional, mpun global.35

Selain itu mengenai tujuan IPS seorang ahli bernama Bank mengemukakan bahwa tujuan IPS mencakup tiga aspek, yaitu pengertian (understanding), Sikap dan nilai (attitude and values), dan Keterampilan (skills).36

Berdasarkan pemaparan dan pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa IPS bertujuan agar siswa mampu menjadi warga negara yang baik, berperilaku sesusai dengan norma yang ada dimasyarakat, memiliki konsep diri yang baik, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, bekerja sama, berpartisipasi secara aktif, dan mampu berkompetisi dengan baik dalam kehidupan masyarkat yang beranekaragam, mampu berpikir kritis dan memiliki percaya diri, rasa ingin tahu, serta memilki kemampuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sosial.

D. Materi Jenis-Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia

1. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetansi Dasar (KD) IPS kelas V

a. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPS kelas V semester I

35

Agung Eko Purwana dkk, Pembelajaran IPS MI, (Surabaya:Aprinta, 2009), 10.

36

Riswan Jaenidin, Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial dalm Sistem Pendidikan di ndonesia,Jurnal


(63)

Tabel 2.2

SK dan KD IPS Kelas V Semester I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menghargai berbagai

peninggalan dan tokoh sejarah yang berkala nasional pada masa

Hindu-Budha dan Islam,

keberagaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.

1.1 Mengenal makna

peninggalan-peninggalan sejarah yang

berskala nasional dari masa

Hindu-Budha dan Islamdi

Indonesia.

1.2 Menceritakan tokoh-tokoh

sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam.

1.3 Mengenal keragaman

kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu

Indonesia dengan

menggunakan peta/atlas/globe dan media lainya.

1.4 Menghargai keragaman suku

bangsa dan budaya di

Indonesia.

1.5 Mengenal jenis-jenis usaaha

dan kegiatan ekonomi di

Indonesia.

Tabel di atas menerangkan tentang SK dan KD pada mata pelajaran IPS kelas V. sedangkan SK dan KD untuk semester 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3

SK dan KD IPS Kelas V Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Menghargai peran para tokoh

pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan

Indonesia.

2.1 Mendeskripsikan perjuangan

para tokoh pejuang pada masa

penjajahan Belanda dan

Jepang.

2.2 Menghargai jasa dan peranan

tokoh perjuangandalam

mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

2.3 Menghargai jasa dan peranan

tokh dalam

memproklamasikan kemerdekaan.

2.4 Menghargai perjuangan para


(64)

kemerdekaan.

Dari SK dan KD di atas, maka yang menjadi kajian pada penelitian ini adalah SK dan KD pada semester1, yaitu SK 1 “Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berkala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keberagaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia” dan KD 1.5 “Mengenal jenis-jenis udaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia”.

2. Pengertian kegiatan ekonomi

Orang memiliki tujuan yang sama ketika bekerja, yaitu untuk mendapatkan uang atau penghasialan. Penghasilan itu kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. pernyataan tersebut merupakan gambaran tenang kegiatan ekonomi.

Kegiatan ekonomi adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. dalam kehidupan sehari-hari tak seorangpun dapat membuat semua barang yang dibutuhkannya. Oleh sebab itu ada kerja sama antar orang yang satu dengan orang lainnya. Kerja sama itu saling melengkapi. Ada orang yang bekerja sebagai petani yang memeproduksi bahan pangan dan ada juga yang membuat pakaian untuk dijual dan diperdagangkan dan lain sebagainya.


(65)

3. Jenis-Jenis Usaha dalam Bidang Ekonomi

Ada banyak potensi dibidang usaha di negara indonesia. Berikut adalah jenis–jenis usaha dibidang ekonomi di Indonesia: a. Pertanian

Pertanian adalah jenis usaha perekonomian dibidang agraris. Pertanian merupakan jenis usaha yang memanfaatkan lahan tanah untuk ditanami jenis tanaman, misalnya padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan.

b. Perkebunan

Perkebunan merupakan usaha penanaman lahan dengan tanaman-tanaman keras. Ada dua macam perkebunan, yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Perkebunan rakyat yaitu perkebunan yang dikelolah oleh rakyat. Sedangkan perkebunan besar adalah perkebunan yang biasanya dikelola oleh pemerintah atau perusahaan perkebunan.

Tanaman perkebunan dapat digolongkan menjadi dua goongan, yaitu :

 Tanaman perkebunan musiman atau yang berumur pendek, contohnya: tebu, tembakau, dan rosella.

 Tanaman perkebunan tahunan atau berumur panjang,


(66)

c. Peternakan

Peternakan adalah usaha memelihara binatang peliharaan yang diambil manfaatnya. Usaha peternakan menghasilkan daging, telur, susu, dan kulit. Usaha peternakan digolongkan menjadi tiga, yaitu :  Peternakan hewan besar, contohnya sapi, kerbau, dan kudu. Peternakan dilakukan didaerah padang rumput yang luas contohnya di Nusa Tenggara Timur.

 Peternakan hewan kecil, contohnya kambing, domba, dan kelinci.

 Peternakan unggas adalah peternakan jenis burung contohnya ayam, itik, entok, dan burung.

d. Perikanan

Usaha penangkapan ikan ataupun pembudidayaan ikan, baik perikanan darat maupun perikanan laut atau asin. Usaha perikanan dibagi menjadi dua, yaitu:

 Perikanan darat adalah perikanan yang usaha penangkapan dan pemeliharaan ikan dipermukaan perairan darat contoh perikanan air tawar diusahakan di sungai, danau, rawa, waduk, atau bendungan dan perikanan air payau diusahakan di tambak-tambak. Contoh perikanan darat adalah Nila, Mujaer, Lele, dan Bandeng.


(67)

 Perikanan air laut adalah usaha penangkapan dan memelihara ikan di laut contohnya ikan cakalang, budidaya ikan krapu di kramba.

e. Pertambangan

Usaha pengololahan atau pemanfaatan mineral yang berada di alam secara langsung demi kesejahteraan manusia. Barang tambang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

 Bahan tambang mineral logam, contohnya timah, bauksit, besi, nikel, tembaga, dan emas.

 Bahan tambang bukan logam contohnya belerang, marmer, dan semen.

 Bahan tambang sumber energi contohnya minyak bumi, batu bara, dan gas.

f. Perindustrian

Usaha atau kegiatan untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi. Industri digunakan untuk meningkatkan mutu dan nilai suatu barang. Contoh industri adalah industri pembuatan ban, sepeda motor, makanan kaleng, tahu, dan kerupuk.


(68)

Perdagangan adalah kegiatan yang bertujuan menyalurkan barang, membeli barang dari salah satu perusahaan dan menjualnya lagi kepada konsumen. Seorang yang melakukan perdagangan disebut pedagang. Contohnya dari kegiatan ini adalah agen dan pedagan sembako.

h. Jasa

Jasa merupakan suau jenis usaha yang memberikan hasil kepada orang lain atau kegiatan ekonomi yang berbentuk pelayanan kepada konsumen. Contoh dari jasa adalah guru, dokter, sopir, warung telekomunikasi, tukang cukur.

4. Jenis usaha ekonomi yang dikelola sendiri dan yang dikelola kelompok

a. Usaha ekonomi yang dikelola sendiri

Adalah jenis usaha ekonomi yang dikelola perseorangan atau diusahakan sendiri. Biasanya modal dari jenis usaha ini terbatas. Contoh dari jenis kegiatan ekonomi ini adalah usaha pertanian yang pemilikknya adalah perorangan, industri kecil seperti industri

rumahan, dan usaha perdagangan yang dikelola secara

perseorangan.

b. Usaha ekonomi yang dikelola kelompok

Adalah usaha ekonomi yang dikolah oleh kelompok, dijalankan secara bersama-sama, baik dalam ham modal,


(1)

134

kemudian pada siklus I diperoleh prosentase nilai siswa yaitu 73,91% meningkat menjadi 90,30% pada siklus II.


(2)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan media peta konsep dalam meningkatakan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS kelas 5 MI Bina Bangsa Surabaya, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan media peta konsep dalam meningkatakan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS kelas V MI Bina Bangsa Surabaya sudah mengalami peningkatan dan dikatakan baik. Hal tersebut terbukti dari data yang diperoleh dari hasil observasi guru dan siswa pada siklsu I dan siklus II. Pada siklus I aktivitas guru memperoleh nilai 79,16 dengan kategori (cukup) dan pada siklus II meningkat dengan perolehan nilai 91,66 dengan kategori (sangat baik). Sedangkan untuk aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dimana pada siklus I memperoleh nilai 77,27 dengan kategori (cukup) dan mengalami penngkatan pada siklus II dengan perolehan nilai 86,36 dengan kategori (baik).

2. Adapun peningkatan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS kelas V MI Bina Bangsa Surabaya juga mengalami peningkatan. Peningkatan


(3)

136

ketuntasan belajar siswa. Adapun prosentase nilai siswa pada siklus I sebesar 73,91% dengan perolehan rata-rata 77,63, kemudian pada siklsu II meningkat menjadi 90,30% dengan rata-rata 85,32. Adapun perolehan tersebut termasuk dari kategori Sangat baik.

B. Saran

Menurut hasil penelitian yang dilakukan di MI Bina Bangsa Surabaya ini, terdapat beberapa saran yang dapat membangaun dan meningkatkan pembelajaran di MI Bina Bangsa Surabaya ini diantaranya: 1. Hendaknya seorang guru harus lebih kreatif dan inovatif dengan

menerapkan model, metode, strategi, dan media pembelajaran yang menarik dan bervariasi agar pembelajaran lebih bermakna dan menumbuhkan motivasi kepada siswa sehingga siswa lebih semangat dalam belajar.

2. Diharapkan media peta konsep yang diterapkan dalam meningkatkan kemampuan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia juga dapat digunakan oleh sekolah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agstyaningrum, Nina dan Helen Tio Simanungkalit. 2016. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Tunas Baru Jin- Seung Batam Tahun Ajaran 2014/201, Jurnal Pythagoras, 5(1) April 2016, (Batam: Universitas Riau Kepulauan Batam).

Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. (Jakarta: Ciputan Pers).

Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: Remaja Rosdakarya). Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. (Jakarta:Rajawali Pers).

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: Kencana). Chaanah, Umi Uswatun dkk. 2016. Penerapan Model Kooperatif Tipe STDA

(Student Team Achivement divisions) dengan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IX A SMP Negeri 19 Manokwari, Jurnal Pancaran, Vol. 5 No. 2 Mei 2016, (Papua: Universitas Papua).

Gunawan, Imam dan Anggraini Retno Palupi, Taksonmi Bloom-Revisi Ranah Kognitif; Kerangka Landasan Untuk Pembelajran, Pengajaran, dan penilaian, (Jurnal Online), (http://akhmadsudrajad.fi...evisi-taksonomi-bloomdf. Diakses 20/10/2016).

Harianto, David Yoga. 2013. Penerapan Mind Mapping Sebagai Media dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar IPA pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sengare Kabupaten Pekalongan. Skripsi. (Semarang: Universitas Negeri Semarang).

Judge, Stephen Robbi P., Timothy. 2008. Perilalu Organisasi Buku 1. (Jakarta : Selemba Empat).

Kurniant, Rido dkk. 2009. Penelitian Tindakan kelas paket 5.Surabaya: Aprinta. Kuswana, Wowo Sunaryo. 2014. Taksonomi Kognitif. (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya).

Mainggolan, Erika Z. Meningkatkan Kemmapuan Mengidentifikasi Bentuk Bangun Datar Melalui Metode Bermain Pada Siswa Kelas II SDN


(5)

138

Pulubala Kabupaten Gorotalo, (Jurnal online), (http://kim.ung.ac.id/../4039 Diakses 2/12/2016).

Muhimmati, Ifa. 2014. Penerapan Tugas Peta Konsep dalam Project –Based Learning (PJBL) untuk Mahasiswa Pendidikan Biologi UMM di Mata Kuliyah Sumber Belajar dan Media Pembelajaran, Jurnal Saintifika, Volume 16, Nomor 2, Desember 2014. (Jember: Universitas Jember).

Mulyasa, 1993. Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Gramedia).

Mustofa, Ali. 2009. Materi dan Pembelajaran IPS/ PKN Madrasah Ibtidaiyah (MI). (Surabaya: LPTK IAIN Sunan Ampel Surabaya).

Nur, Fitriyah. 2016. Skripsi: Peningkatan Motivasi Belajar SKI Materi peristiwa Akhir Hayat Rasulullah Melalui Strategi Team quiz pada Siswa Kelas V A MINU Brebek Waru Sidoarjo. (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya). Purwana, Agung Eko. 2009. Pembelajaran IPS MI. (Surabaya: Aprinta).

Riswan Jaenidin, 2014. Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial dalm Sistem Pendidikan di ndonesia,Jurnal Forum Sosial, Vol YII, No. 01. Februari 20014.

(Palembang: Uiversitas Sriwijaya).

Rosyidini, Beni. 2014. Skripsi: Penerapan Model Pembelajaran Aktif TipeTeam Quiz Melalui Pemberdayaan Anak BerbakatUntuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Pembelajaran IPS di Kelas V A SDN) & Kota Bengkulu.

(Bengkulu: Universitas Bengkulu).

Saliratri, “Teknik Analisis Data Dalam PTK”, Makalah disampaikan pada Kegiatan Workshop Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas dalam Rangka Lustrum ke -3 SMA 1 Mlati, Sleman, Tanggal7 Mei 2011 di Lab Fisika SMA 1 Mlati, 5.

Sambo, Indrawati dkk. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Penggunaan Peta Konsep Berbatu LKS pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Inpres Nantikole,Jurnal kreatif Tadulako Vol.5 No.8 (Palu: Uiversitas Tadulako). Sanaky, Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif Inovatif, (bantul:

Kaukaba Dipantara).

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Kencana). Sapriya. 2012. Pendidikan IPS. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).


(6)

139

Septiana, Ismi. 2011. Keefektifan Peggunaan Media Peta Konsep Pohon Jaringan Pada Pembelajaran Menulis Cerpen di Kels X SMA Negeri 1 Mojotengah Kabupaten wonosobo. Skripsi. (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta).

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1997. Media Pengajaran. (Bandung: CV Sinar Baru Bandung).

Sugiarto, Sarwi. Penerapan Peta Konsep Pada Pokok Bahasan Tekanan untuk Mendeskripsikan Penguasaan Konsep Siswa, (Jurnal Online), (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej Diakses 2/12/2016).

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. (Bandung: Alfabrta). Susilaningsih, Endang, Linda S. Linbong. 2008. Ilmu Pengethuan Sosial. (Jakarta:

PT Jepe Press Media Utama).

Syafizal Febriawan, skripsi, Pembelajaran IPS Terpadu, (Semarang: Universitas Negeri semarang).

Tamwifi, Irfan dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Surabaya: amanah Pustaka. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajran Inovatif-Progresif, (Jakarta:

Kencana).

Widodo, Ari. 2006. Revisi Taksonomi Bloom dan pengembangan Butir Soal, Buletin Puspendik, 2006. (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia).

Wikipedia, Identification, (Online),

(http://en.wikipedia.org/wiki/Identification_information Diakses 3/12/2016).

Wikipedia, Pengertian Kemampuan, (Online).


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA ADOBE FLASH PADA MATERI MENGENAL JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS III SD

6 18 24

PENERAPAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK TERHADAP MATA PELAJARAN Penerapan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bagi Peserta Didik Kelas V Mi Sudirman Kaliboto Mojoge

0 3 14

PENERAPAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA Penerapan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bagi Peserta Didik Kelas V Mi Sudirman Kaliboto

0 3 14

PENGARUH PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI.

1 3 40

Peningkatan pemahaman materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia mata pelajaran IPS melalui model Active Learning tipe Role Reversal Question pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Banjaran Driyorejo Gresik.

10 78 131

Peningkatan pemahaman materi jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS melalui strategi College Ball di kelas V MI al Azhar Surabaya.

0 0 104

Peningkatan pemahaman jenis-jenis pekerjaan mata pelajaran ips melalui media scrapbook di kelas III MI Manbaul ulum Mojokerto tahun pelajaran 2016/2017.

1 8 105

Soal IPS Kelas 5 SD BAB Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi

0 2 6

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPS PADA SISWA KELAS V MI AL HIKMAH SENDANG KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 137

PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V MATERI MENGENAL JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DENGAN STRATEGILECTURE BINGO DI SD IT MUHAMMADIYAH CIPETE

0 0 16