INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PERUBAHAN SOSIAL : STUDI EKSISTENSI KAMPUNG LOGAM DI TENGAH ARUS MODERNISASI DI DESA NGINGAS KECAMATAN WARU KABUPATEN SIDOARJO.

(1)

INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PERUBAHAN SOSIAL (Studi Eksistensi Kampung Logam Di Tengah Arus Modernisasi Di

Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Sosial (S.Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

MOH. BAGUS ARIF Y. NIM. B05212031

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL

PRODI SOSIOLOGI


(2)

INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PERUBAHAN SOSIAL (Studi Eksistensi Kampung Logam Di Tengah Arus Modernisasi Di

Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Sosial (S.Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

MOH. BAGUS ARIF Y. NIM. B05212031

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL

PRODI SOSIOLOGI


(3)

(4)

NIP.197402091998031002 · Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Mengesahkan, Surabaya, 20 Agustus 2016

NIP. 197008021997021001 NIP.197706232007101006

Amal Taufiq .Spd, M.Si, NIP.197704182011011007 NIP.198005032009121003

Muhammad Ilyas Rolis, S.Ag. M.Si Penguji I zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

o~ ~

Much. Ismatl S.Sos, MA

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi oleh Moh. Bagus Arif y. dengan judul :" Industri Rumah Tangga Dan Perubahan Sosial (Studi Eksistensi Kampung Logam Di Tengah Arns Modernisasi Di Desa Ngingas Kecamatan Warn Kabupaten Sidoarjo)" telah dipertahankan dan dinyatakan lulus di depan para tim penguji skripsi pada tanggal 17 agustus 2016.

PENGESAHAN

Penguji IV Penguji III


(5)

taoz,tz$ag,: ruIN

IA

g.Iou snrsn8v

t[

tfsqems.

'pefret tuef urqrrq-lsuerulesuoI opEes Etm8tueueur ugpas.rsqe,(us Jsei8eld gseq, ge8eqes us{Unq1p pdap ner pFqral lrstl us1pnun>llp 1u1 ;sdp1s epqody (g

'up1 Euuro e&a1sar pe$qd uerpdrusu uu:pq usp psqlrd Bruclrs eles ef,m1 [sotl $ueq-rBueq q?ppu tut tsdp15 (6

'mdede {urepmls rstreE uu:pudepueut TuIm tmduuuru uapprpuod uEeqruel upud uelndumllp qeued {sp$ 1u1 tsdplS (t

:atqrq u{mlnEtmsss ue6uep uuq4u{ue61

{opeoprg uspdnqe; ruB71\ nrtuulucey se8q8g ?se6 KI rteslureBolq snrg tpEuag 1g tuatqEmduey.Frrslsls{t t(pn6)

1elsos uuqaqruod tre6

ettluel

r1eun1 l4snpul : pdpqg ppnl poplsog

:

;pnls um6ol4

t€0ztzs0fI:

hlIN

'AJ1ly

snBuE'rIpW:

utII?N

:efus 'gu1 rturrBq Ip ua8uer epuelreq Euea wlqD,utgomlpl qqpfillus!&

ISdtuIs

NvsrTnnfld

rlYtrv&vfrlNllrlernruutrd


(6)

(7)

ABSTRAK

Moh. Bagus Arif Y.,2016, INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PERUBAHAN SOSIAL (Studi Eksistensi Kampung Logam Di Tengah Arus Modernisasi Di Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo), Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Eksistensi, Industri, Modernisasi, Kampung Logam.

permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah tentang cara beberapa industri logam rumahan di Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo dalam mempertahankan produksi agar tetap eksis di mata konsumen dan di pandang baik serta bermutu di tengah arus modernisasi pada saat ini, serta bentuk modernisasi dilingkungan kampung industri logam di Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam menganalisa fenomena yang terjadi pada kampung logam pada Desa Ngingas ini adalah Teori Fungsionalisme Struktural dengan penggagasnya yaitu Talcott Parson dengan konsep AGIL(Adaptation,Goal,Integration,Latensi).

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa: Mayoritas para pemilik industri dan para pekerja industri di sentral kampung logam ngingas sudah mempunyai wawasan dan pola pikir yang sangat maju, beberapa temuan yang peneliti rangkum : (1) inovasi untuk memproduksi barang(2) pengelolaan sistem managemen keuangan industri (3) mengunggulkan salah satu yang menjadikan konsumen tertarik seperti: kualitas, harga dll (4) mempromosikan secara tidak langsung melalui konsumen sebelumnya yang diberi keunggulan tertentu.


(8)

DAFTAR ISI : HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI .. v

ABSTRAK ... ... vi

KATA PENGANTAR ... ... vii

DAFTAR ISI... ... viii

DAFTAR TABEL ... ... xi

DAFTAR SKEMA ... xii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang . ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan ... ... 6

D. Manfaat ... ... 7

E. Penelitian Terdahulu...8

F. Definisi Konseptual ... 10

G. Kerangka Teoritik ... 12

H. Metode Penelitian ... 16

1.Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 16

2.Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 17


(9)

4.Tahap – Tahap Penelitan ... 17

5.Tekhnik Pengumpulan Data ... 19

6.Teknik Analisis Data ... 21

7.Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 22

I. Sistematika Pembahasan ... 24

BAB II: TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL...26

A.Fungsionalisme Struktural ... 26

B.AGIL... 29

C.Fungsi, Disfungsi, Fungsi Laten Dan Fungsi Manifest...32

BAB III: INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PERUBAHAN SOSIAL (STUDY EKSISTENSI KAMPUNG LOGAM DI TENGAH ARUS MODERNISASI DI DESA NGINGAS KECAMATAN WARUKABUPATEN SIDOARJO) A. Letak Dan Kondisi Desa Ngingas...36

B. Kondisi Geografis ... 48

C. Industri Rumah Tangga Desa Ngingas...43

D. Bentuk Arus Modernisasi Di Kampung Logam Desa Ngingas...65

E. Analisis Data Dengan Teori...84

BAB IV: PENUTUP ... 80

A. Simpulan ... 80


(10)

DAFTAR PUSTAKA ... 83 JADWAL PENELITIAN

LAMPIRAN

Pedoman Wawancara Dokumentasi

Jadwal Penelitian

Surat Keterangan (Bukti Melakukan Penelitian) Biodata Peneliti


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Wilayah Desa Ngingas...37

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Bersadarkan Jenis Kelamin...38

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia...39

Tabel 3.4 Data Pertumbuhan Penduduk Dari Setiap Tahun...39

Tabel 3.5 Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan...40

Tabel 3.6 Data Penduduk Berdasarkan Agama Dan Kepercayaan...40

Tabel 3.7 Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian...41


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi Desa Ngingas Waru Sidoarjo ...36

Gambar 3.2 Mesin Hidrolis Modern...46

Gambar 3.3 Mesin Hidrolis Manual...47

Gambar 3.4 Mesin Las...48

Gambar 3.4 Mesin Bubut CNC...49

Gambar 3.5 Proses Pembuatan Kursi Anak Kecil...53


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan seperti mesin.1 Atau bisa juga diartikan usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau Assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi berdasarkan suatu sistem adat istiadat tertentu yang kontinu dan menimbulkan ikatan rasa identitas yang sama. Dan masyarakat sendiri bersifat dinamis. Selalu bergerak ke arah perubahan. Perubahan itu sendiri dapat berdampak besar ataupun Kecamatanil yang melibatkan aspek-aspek sosial yang vital dalam masyarakat ataupun hanya berpengaruh kecil dan tidak merubah tatanan dasar masyarakat. Karena sifat dinamisnya masyarakat inilah mereka selalu berkembang dan sangat mungkin untuk mengalami perubahan. August Comte mengatakan bahwa masyarakat merupakan kelompok-kelompok mahkluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya tersendiri. Masyarakat membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa adanya

1Kamus Besar Bahasa Indonesia


(14)

2

kelompok, manusia tidak akan mampu untuk dapat berbuat banyak dalam kehidupannya.

Hasan Sadily mengatakan bahwa masyarakat dapat didefinisikan sebagai golongan besar atau Kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain. Adapun ciri-ciri masyarakat menurut Soerjono Soekamto adalah (1) manusia yang hidup bersama (2) berbaur untuk waktu yang lama (3) mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan (4) mereka merupakan suatu system hidup bersama. Berdasarkan ciri-ciri di atas berarti masyarakat bukan hanya sekedar sekumpulan manusia belaka, akan tetapi di antara mereka yang berkumpul itu harus ditandai dengan adanya hubungan atau pertalian satu sama lainya. Paling tidak setiap individu sebagai anggotanya (masyarakat) mempunyai kesadaran akan keberadaan individu yang lainya. Hal ini berarti setiap individu setidaknya mempunyai perhatian kepada individu lainya.2 Mereka individu yang berkumpul ini melakukan aktifitas, interaksi, dan saling membantu untuk mencapai apa yang mereka inginkan atau harapkan, dengan melalui bantuan individu lainnya untuk saling melengkapi.

Pada saat ini komunikasi tidak lagi harus bertatap muka akan tetapi dengan adanya teknologi yang mendukung sarana dan prasarana segala sesuatu yang tercipta atas dasar untuk mempermudah segala sesuatu aktifitas manusia dan hal ini terus saja berkembang karena adanya ketidak puasan masyarakat. Hal inilah yang sekarang menjadi suatu trend di masyarakat dan menjadikan segalanya semakin mudah. Karena mau tidak mau setiap individu pasti akan melakukan

2


(15)

3

perubahan dan mobilitas sosial. Entah dalam ranah sosial, ekonomi, bisnis dan lain sebagainya. Dan semua berpusat pada keinginan kesejahteraan yang terus mendekati sempurna. Kesejahteraan merupakan suatu keadaan yang diidam-diidamkan oleh semua orang, khususnya sejahtera dalam kehidupan berkeluarga. Dalam pencapaian kesejahteraan tersebut, harus ditempuh dengan cara-cara, yakni dengan bekerja. Karena sifat manusia inilah yang menjadikan mereka selalu berubah dan mobilitas sosialnya juga akan semakin meningkat karena adanya pengaruh globalisasi dan modernitas yang menjadikan setiap manusia ini fleksibel ke arah yang lebih maju atau modern.

Suatu pernyataan modern ini tidak akan lepas dari sebuah pemikiran dan pengalaman-pengalaman masa lalu yang menjadikan manusia ini menjadi berubah atau berfikir lebih maju untuk memenuhi segala sesuatu yang mereka inginkan atau demi keberlangsungan hidup mereka. Beberapa masyarakat yang sudah terkena arus modernisasi mereka akan mempunyai pola pikir yang lebih maju dari sebelumnya dan keterbukaan mereka akan hal-hal yang baru untuk mereka terapkan, tentunya melalui sebuah pemrosesan rasionalitas dan pola pikir menurut setiap individu itu sendiri.

Beberapa tekhnologi, kebudayaan, interaksi, dan lain hal sebagainya yang dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat. Ada beberapa indikator yang dapat dilihat bahwa masyarakat sudah menjadi lebih maju atau modern. Berikut :

1. Rasionalitas

2. Budaya yang lebih maju


(16)

4

4. Sistematis 5. Tertib

Beberapa indikator tersebut dinilai dapat di telaah karena memang modernisasi menuntut keterlibatan akal untuk tetap merasionalkanya dan berusaha untuk mencapai segala sesuatu yang ingin mereka capai. Pada dasarnya modernitas adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu dapat di cerna oleh akal dan mengubah kehidupan masa lalu namun tetap tidak melupakan masa lalu.3

Bekerja adalah usaha serius yang dilakukan oleh manusia baik bersifat individu atau kolektif untuk menghasilkan barang ataupun kekayaan. Ia merupakan senjata pertama dalam memerangi kemiskinan.4 Pertumbuhan dan perkembangan dunia yang ditandai dengan berbagai perkembangan konsep dan paradigma baru yang ditunjang pula oleh proses globalisasi yang merangsang kompetisi, telah melahirkan suatu kehidupan dunia baru yang tanpa batas.

sejak dahulu orang-orang menyebut Desa Ngingas sebagai kampung logam dan tidak ada yang tahu mulai kapan berdirinya suatu sentral kampung industri logam ini, memang sampai saat ini tetap eksis dalam memproduksi beberapa jenis logam. Sudah sekian lama kampung logam ini bergerak dalam sektor industri mulai dari pembuatan kerangka sepeda sampai pada kerangka almari aluminium. Kampung logam ini bersebelahan dengan kampung produksi sandal atau biasa juga dibilang bercampur dengan area industri sandal memang sangat terlihat dari luar dan pemasaran kampung industri logam sendiri sudah

3

Medhy Aginta Hidayat, Menggugat Modernisme (Mengenali Rentang Pemikiran Postmodernisme Jean Baudrillard), (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), Hlm 10-29.

4


(17)

5

menembus pasar internasional. Walaupun tidak seeksis dengan negara lain dikarenakan proses produksi dan harga penjualan yang terlalu tinggi atau kalah bersaing dengan industri negara lain. Tetapi industri logam Desa Ngingas sendiri tidak sepenuhnya kalah di pasar internasional, mereka tetap menerima beberapa

job yang mengutamakan kualitas dan mereka juga masih tetap bisa bersaing dengan industri lokal sendiri yang sampai saat ini masih eksis dalam memproduksi logam. Para pegawai industri logam sendiri rata-rata laki-laki, mulai dari lulusan SMP hingga SMA. Namun tidak semua para pemodal memperkerjakan laki-laki, tetapi ada juga pekerja perempuan yang memang direkrut menjadi pegawai dengan skill dan kemampuan tertentu.

Seperti yang kita tahu bahwa mengembangkan usaha tidak semudah membalikan tangan tetapi harus dengan kerja keras dan dengan strategi pemasaran dan produksi yang matang untuk dapat mengembangkan lebih luas. Tidak hanya itu, harga bahan baku dan biaya produksi juga harus dihitung sangat akurat untuk mendapatkan hasil yang tidak mengecewakan dan juga kepuasaan konsumen dengan hasil produk mereka serta kualitas. Untuk itulah proses demi proses ini yang selalu mereka tekuni demi untuk keberlangsungan produksi besi dan pemasaran para masyarakat kampung logam ini di tengah mahalnya dan saingan antar industri lain serta harga dan kualitas yang bersaing.

Berada di tengah persaingan antar pengusaha walaupun mempunyai produksi yang berbeda-beda, mereka juga tidak bisa lepas dari efek globalisasi yang semakin marak dan membuat segalanya menjadi pertimbangan untuk produksi. Misalnya harga biji besi, UMR (Upah Minimum Regional), dan juga


(18)

6

industri lainnya dengan harga lebih murah, dan lebih berkualitas serta sudah mempunyai brand atau merk ternama.

Perkembangan teknologi dan informasi mengakibatkan peningkatan antar industri yang sejenis. Perusahaan-perusahan ini dituntut untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat beragam namun tetap pada harga yang wajar dan normal, entah dalam bentuk ketepatan waktu pengerjaan dan pengiriman atau pada kualitas produknya bahkan sampai pada bentuknya. Namun dalam industri, faktor utama adalah harga dan kualitas serta pemasaran yang mengunggulkan salah satu faktor tertunya. Hal ini sangat tidak mudah bagi pemilik modal untuk memenuhi segala permintaan pasar tanpa harus memperhatikan proses produksi dan kekuatan modal untuk produksi ulang.

Tidak jarang dan tidak dapat dipungkiri banyak industri yang terkadang menaik-turunkan harga demi memenuhi permintaan pasar dan naik-turunnya harga juga pasti akan berdampak pada konsumen. Ada beberapa dampak yang sangat vital yang harus diperhatikan dalam industri logam ini, yaitu:

1. Bahan baku yang digunakan. Ada beberapa jenis bahan baku yang dapat digunakan dan setiap jenisnya berbeda-beda.

2. Kemampuan dalam mengoptimalkan atau memanajemen industri. 3. Kemampuan mengunggulkan produk dalam pemasaran dan

persaingan di antara industri lainya.

4. Memperhitungkan harga dalam segala aspek. 5. Tenaga ahli.


(19)

7

Adanya beberapa hal ini yang harus diperhatikan tentu membuat para pemodal semakin berfikir tajam untuk mencapai kesuksesan dalam mengembangkan industrinya di tengah persaingan dan pengaruh global. Dan juga dalam memaksimalkan mesin dalam hal produksi. Mesin ini juga sangat berpengaruh untuk produksi, karena mesin inilah salah satu syarat kualitas dan ketepatan waktu pengerjaan produk. Tidak sedikit para pemilik modal yang harus menggulung tikar dikarenakan ketidakseimbangan harga jual, pendapatan serta harga modal. Seperti salah satunya kawasan industri logam yang satu ini masih tetap eksis walaupun pengerjaanya masih menggunakan mesin manual atau bisa dibilang tradisional.

Gaji sendiri adalah patokan utama seorang pegawai untuk bekerja dan pasti mengacu pada UMR. Namun ada juga yang biasa disebut sebagai istilah borongan atau gaji diukur dari hasil kerja para pegawai. Hal ini bersifat individu namun berimbas pada pegawai lain karena untuk menjadikan satu barang hasil produksi diperlukan beberapa pegawai yang berproses untuk menjadikan barang seperti biji besi menjadi besi dan juga pegawai yang bekerja dalam bidang pembentukan besi menjadi sebuah bentuk hingga proses finishing-nya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk arus modernisasi di tengah masyarakat kampung logam di Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo ?

2. Bagaimana eksistensi kampung logam dalam mengembangkan produksinya di Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo ?


(20)

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fenomena yang telah di deskripsikan dan dituliskan, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui bentuk arus modernisasi di Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui eksistensi kampung logam dalam mengembangkan produksinya di Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo. D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini ialah sebagai : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan masukan untuk perbandingan materi maupun sebagai materi, khususnya dalam bidang sosiologi. Sebagai pengaplikasian dari pelajaran, teori dan materi yang telah dipelajari dan yang telah diperoleh dari bangku perkuliahan, serta semoga dapat menjadi referensi bagi semua pihak di kalangan akademisi kampus, khususnya bagi mahasiswa Fakultas FISIP, Jurusan Sosiologi UIN Sunan Ampel Surabaya.

2. Manfaat Praktis

Hal ini diharapkan dapat menjadi wacana bagi warga Desa Ngingas sendiri sebagai bahan evaluasi atau sebagai bahan wawasan bagi mereka semua masyarakat khususnya Desa Ngingas sendiri untuk bisa lebih meningkatkan dan mensejahterakan. Bagi peneliti diharapkan


(21)

9

mampu memberikan kontribusi berupa pengetahuan dan wawasan sehingga dapat dilakukan penelitian lanjutan.

E. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian diperlukan juga sebuah penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai referensi dan sedikit acuan dan bahan perbandingan untuk menjelaskan data yang akan diperoleh dari hasil penelitian. Dengan mencari perbedaan dan persamaannyalah kita dapat sedikit tahu dan mempelajari dari penelitian terdahulu seperti contoh beberapa penelitian terdahulu ini yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang telah dilakukan oleh salah seorang mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas FISIP Jurusan Sosiologi pada tahun 2014 atas nama M. Khabibun Nashor dengan judul SOLIDARITAS MASYARAKAT DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO. Ada beberapa temuan dan kesimpulan yang tercantum dalam penelitiannya antara lain yaitu: Terdapat dua segi solidaritas masyarakat Desa Sugihwaras Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, yaitu solidaritas masyarakat dari segi konstruksi budaya masyarakat adalah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat dari segala sesuatu yang dipelajari melalui pola-pola perilaku yang normatif dan solidaritas masyarakat dari segi acara spiritual keagamaan adalah suatu


(22)

10

kegiatan yang menjadi aturan ataupun yang mempunyai nilai spiritual keagamaan.

Pertama, dari segi konstruksi budaya masyarakat meliputi menjenguk tetangga yang sakit; pengumpulan dana kematian; pengumpulan dana sosial; duduk pademi; memperingati 17 agustus; rewang hajatan; iring-iring; bowoan dan kegiatan kerja bakti menjelang ramadhan. Secara garis besar bentuk-bentuk solidaritas masyarakat tersebut dilatar belakangi oleh perasaan saling membutuhkan dan untuk berintegrasi sosial. Sedangkan ditinjau dari bentuk dan latar belakangnya solidaritas dari segi konstruksi budaya masyarakat didominasi oleh solidaritas organik. Kedua, solidaritas dari segi acara spiritual keagamaan meliputi tahlilan; muludan; nyelawat; walimatul ursy; walimatul khitan;

walimatul hamli; ruwat Desaao dan bancaan. Secara garis besar bentuk-bentuk solidaritas masyarakat tersebut dilatar belakangi oleh perasaan sepenanggungan dan untuk berintegrasi sosial. Sedangkan ditinjau dari bentuk dan latar belakangnya solidaritas dari segi konstruksi budaya masyarakat didominasi oleh solidaritas mekanik.

2. Seorang peneliti yang bernama Uswatun Kasanah seorang mahasiswa UIN Sunan Ampel Jurusan Management Dakwah dengan judul : “STRATEGI MEMBANGUN KEMITRAAN MELALUI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN DI POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU) SURABAYA”. Ada beberapa temuan dan kesimpulan yang tercantum dalam penelitianya antara lain


(23)

11

yaitu: Dari penelitian ini peneliti bisa menyimpulkan bahwa ada enam strategi yang dilakukan PKPU dalam membangun kemitraan dengan perusahaan. Pertama adalah Service Excellent yaitu memberikan layanan prima kepada perusahaan yang bermitra dengan menyediakan devisi dan SDM khusus yang berkompeten dalam melaksanakan program CSR. Kedua yaitu keaktifan individu dalam mencari peluang kemitraan di ruang informal. Selanjutnya yang ketiga adalah adanya sinergi antara PKPU Surabaya dengan cabang-cabang se-Indonesia dan pusat PKPU di Jakarta. Sedangkan yang keempat adalah menjalin komunikasi intens dengan para mitra meskipun kontrak sudah habis dengan mengadakan acara seperti

workshop, seminar dan gathering. Kemudian yang kelima adalah mengidentifikasi serta menganalisa karakter dan keinginan atau kebutuhan dari perusahaan. Selanjutnya yang terakhir adalah penceritaan success story dan keberhasilan staff PKPU Surabaya dalam menjalankan program CSR. Jadi, enam hal di atas adalah strategi yang digunakan PKPU dalam membangun kemitraan dengan suatu perusahaan tertentu.

F. Definisi Konseptual

Proposal yang berjudul “Industri Rumah Tangga Dan Perubahan

Sosial (Study Eksistensi Kampung Logam Di Tengah Arus Modernisasi Di Desa Ngingas Kecamatan WaruKabupaten Sidoarjo)” untuk dapat memperoleh suatu gambaran mengenai materi dari penelitian ini, penulis memberikan gambaran definisi konseptual. Adapun pengertian dari maksud judul tersebut adalah sebagai berikut:


(24)

12

1. Eksistensi

Eksistensi dapat diartikan keberadaan, kehadiran yang mempunyai unsur bertahan. Jadi eksistensi dapat disimpulkan sebagai cara mempertahankan keberadaan dan kehadiran dari sesuatu itu sendiri. 2. Kampung Logam

Kampung logam sendiri adalah suatu daerah yang di dalamnya terdapat atau mayoritas penduduknya memproduksi logam sebagai mata pencaharian mereka.

3. Arus Modernisasi

Arus adalah suatu pergerakan atau mobilitas dapat berwujud suatu pergerakan atau perubahan menurun ataupun perubahan peninkatan. Istilah “modern” berasal dari istilah latin akhir abad ke-5 yang digunakan untuk membedakan keadaan orang kristen dengan orang romawi dari masa pagan yang telah lewat. Sesudah itu istilah tersebut digunakan untuk menempatkan kondisi masa kini dengan hubungan berlalunya jaman purbakala, yang muncul dan muncul kembali namun demikian dengan Querelle des Anciens et des Modernes dan munculnya pencerahan perancis berbagai konsep berkembang, tentang modernitas sebagai periode khas dan superior dalam sejarah manusia. 5

Dalam hubunganya dengan akal, agama dan apresiasi estetik telah dinyatakan bahwa jaman modern lebih maju, lebih baik dan memiliki kebenaran yang melimpah dari pada saat jaman kuno. Serta seni yang

5

Bryan Turner, Teori-Teori Sosologi modernitas postmodernitas), yogyakarta, pustaka pelajar offset, 2008, hal.28-29


(25)

13

sesuai dengan logikanya masing-masing untuk mencapai kesatuan rasional dari kehidupan sosialnya. 6

sedangkan menurut peneliti sendiri arus modernisasi adalah suatu pergerakan atau mobilitas masyarakat yang sedang mengembangkan segala sesuatu tentang kehidupanya, entah meliputi budaya, ekonomi, hukum, finansial, sosial, pola pikir dan lain sebagainya. Modernisasi ini dapat juga diartikan sebagai suatu kondisi dimana segala sesuatu sudah semakin berkembang dan mengarah pada peningkatan kualitas hidup dan beberapa keterlibatan tekhnologi. Entah peningkatan secara sosial ataupun secara budaya serta pola pikir karena hubungan interaksi sosial. 4. Industri

Industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan seperti mesin.7 Atau bisa juga diartikan usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

6

Ibid

7Kamus Besar Bahasa Indonesia


(26)

14

G. Kerangka Teoretik

Dari hasil pemaparan yang peneliti jelaskan akan eksistensi kampung logam di Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo ini. Untuk mengkaji lebih detail mengenai hal ini peneliti melakukan kajian dengan melibatkan teori dalam sosiologi dan salah satunya yaitu teori fungsionalisme struktural dengan skema AGIL yang digagas oleh Talcott Parson. Dalam pemikiranya, Parson berkonsentrasi pada struktur masyarakat dan hubungan mereka satu sama lain, bagaimana dia berfokus pada sebuah sistem atau tatanan yang ada dalam masyarakat serta sebuah sistem tindakan. Fungsionalisme struktural dapat di artikan sebagai suatu sistem-sistem atau struktur yang akan dan harus menjalankan fungsinya masing-masing. Atau bisa juga dapat diartikan bahwa penganut teori fungsionalisme struktural lebih cenderung tidak menghendaki suatu pergejolakan atau suatu konflik dalam segala hal dalam hidupnya atau melihat segala sesuatu memang sudah dalam ranah dan kaidahnya walaupun hal ini juga di awali dari sebuah pergejolakan atau perubahan sistem melalui pertentangan.8

Mereka memang tidak menolak keberadaan konflik di dalam masyarakat, akan tetapi mereka percaya benar bahwa masyarakat itu sendiri akan mengembangkan mekanisme yang dapat mengontrol konflik yang timbul. Agar seluruh sistem dapat hidup dan berlangsung, maka terdapat fungsi atau kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi. Dua hal pokok yang dari kebutuhan itu adalah yang berubungan dengan kebutuhan sistem internal atau kebutuhan

8

I.B. Wirawan, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Definisi Sosial Dan Perilaku Sosial), Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2012, hal.42-43


(27)

15

sistem ketika berhubungan dengan lingkungan dan yang berhubungan dengan pencapaian sasaran atau tujuan, serta sarana yang perlu untuk mencapai tujuan tersebut. Dari premis ini, secara deduktif Parson menciptakan empat kebutuhan fungsional, yakni yang biasa di sebut dengan AGIL (adaptation, goal attainment, integration, laten maintenance)9.

Model skematika AGIL ini merujuk pada kebutuhan setiap sistem sosial untuk memenuhi persyaratan fungsional yaitu penyesuaian, pencapaian tujuan, integritas, dan pemeliharaan pola-pola yang laten. Tekanan dalam analisis struktural fungsional Parson adalah pada mekanisme yang meningkatkan stabilitas dan keteraturan dalam sistem sosial.

Sebagai upaya mempertahankan stabilitas masyarakat agar tetap eksis, maka beberapa prasyarat fungsionalya harus tetap terjawab, misalnya fungsi adaptasi (adaptation) terhadap lingkunganya yang menjamin kelangsungan hidup masyarakat agar tetap bertahan lama, kemudian barulah mengejar tujuan (goal), sebab suatu sistem selayaknya dapat berfungsi jika diorientasikan menuju pada tujuanya. Selanjutnya integrasi (integration), sebuah sistem harus mengatur hubungan antar bagian-bagian yang menjadi komponenya. Sistem juga harus mengelola antar hubungan ketiga penting lainya (A_G_I), dan sasaran akhir dari sebuah sistem adalah terpeliharanya model-model dan norma (latent pattern). Karena itu setiap subsistem harus memastikan empat fungsi AGIL agar tetap eksis (survive). Inti dari pemikiran Parson tersebut yaitu empat sistem tindakan yang digunakan pada semua tingkat dalam sistem teoritisnya. Pertama,

9

I.B. Wirawan, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Definisi Sosial Dan Perilaku Sosial), Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2012, hal.25-26


(28)

16

organisme perilaku yaitu sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi dengan cara menyesuaikan diri dan mengubah lingkungan eksternal.

Kedua,sistem kepribadian melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan menetapkan tujuan sistem dan memobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapainya. Ketiga,sistem sosial menanggulangi fungsi integrasi dengan mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Keempat,sistem kultur melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan menyediakan actor seperangkat norma dan nilai yang menjadi motivasi dalam bertindak. Berdasarkan focus kajian Parson tentang tindakan sosial dan sistem sosial menunjukan bahwa mainstream berfikirnya lebih bernuansa struktural fungsional ketimbang revolusioner. Dengan kata lain, stabilitas lebih menjadi prioritas utama dalam mengemukakan beberapa asumsi dasarnya tentang fungsionalime struktural.

1. Sistem memiliki properti keteraturan dan bagian-bagian yang saling tergantung.

2. Sistem kecenderungan bergerak kearah mempertahankan keteraturan diri atau keseimbangan.

3. Sistem mungkin statis atau bergerak dalam proses perubahan yang teratur.

4. Sifat dasar bagian suatu sistem berpengaruh terhadap bentuk bagian-bagian lain.

5. Sistem memelihara batas-batas dengan lingkungan.

6. Alokasi dan integrasi merupakan dua proses fundamental yang diperlukan untuk memelihara keseimbangan sistem.


(29)

17

7. Sistem cenderung mengarah pada keseimbangan diri, yaitu pemeliharaan batas-batas dan pemeliharaan hubungan antar bagian-bagian dengan keseluruhan sistem, mengendalikan lingkungan yang berbeda-beda dan mengendalikan kecenderungan untuk mengubah sistem dari dalam.10

Tanpa adanya perencanaan secara seksama terhadap bagian tertentu, dalam tipe sistem sosial kita, dan dalam sistem sosial lainya, berkembang mekanisme yang dalam batas-batas tersebut mampu mencegah dan melawan kuatnya kecenderungan terjadinya penyimpangan. Itu semua agar sistem sosial tidak terjebak di luar kendali yang membuatnya tidak dapat dikendalikan oleh sanksi biasa berupa persetujuan-penolakan dan hukuman-imbalan.11

Dari sinilah peneliti melihat adanya hubungan atau mobilitas yang terjadi pada setiap industri logam di Desa Ngingas tidak lepas dari ranah sistem sosial dan keteraturan yang disepakati bersama guna untuk mengesampikan adanya segala sesuatu yang tidak di kehendaki. Seperti halnya harga pasar yang terlalu tinggi sampai norma dan budaya yang lain dengan melibatkan individu atau organisasi lain atau dirinya sendiri sebagai rujukan perubahan, agar tetap eksis di dunia industri seorang pemodal sedikit banyak, sadar ataupun tidak sadar menerapkan pola ini.

Antara lain (adaptasi) yang harus di lakukan demi keberlangsungan industrinya dan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar segala sesuatu yang di

10

Ambo Upe, Tradisi Aliran Dalam Sosiologi (Dari Filosofi Positivistik Ke Post Positivistik),Jakarta,Rajawali Pers,2010, hal.115-122

11

George Ritzer, Teori Sosiologi (Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern), Bantul, Kreasi Wacana, 2014, hal. 261


(30)

18

ambil di anggap wajar atau tidak. (pencapaian tujuan) pemodal dan segala yang tercakup dalam perubahan pasti akan berusaha untuk mencapai tujuanya dengan tidak mengenyampingkan segala sesuatu yang dibuat pertimbangan. (integrasi) segala sesuatu yang telah tercipta lebih cenderung mereka pelihara dan mereka atur dengan memainkan fungsinya masing-masing agar dapat berjalan dengan lancar dengan mengaturnya sedemikian rupa sesuai dengan kehendaknya.

(Latensi) pemodal dan segala yang tercakup dalam perubahan pasti akan memelihara hasil kerja kerasnya itu tadi, dapat berupa sistem, kebiasaan ataupun budaya yang telah mereka bentuk bersama.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh oleh seorang peneliti dengan cara tertentu untuk menggali data dengan acuan akademis yang berlaku. Atau dapat juga dikatakan sebagai prosedur dari sebuah cara penggalian data yang ingin di ambil. Dengan begitu seorang peneliti tidak akan kesulitan dalam pencarian data atau pengumpulan data. Dengan menggunakan acuan metode penelitian yang telah di ambil dan benar menurut akademis maka penggalian data tersebut akan tertata secara rinci tanpa adanya manipulasi data penelitian.

1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian.

Dalam penulisan ini penulis menguraikan prosedur tentang langka-langka yang dilaksanakan dalam mengadakan penelitian ilmiah secara sistimatis dan berencana guna memperoleh masalah, melalui metode penelitian ini dapat diperoleh petunjuk tentang cara kerja dan cara-cara


(31)

19

pencerahan secara sistimatis dalam melaksanakan penelitian sehingga diperoleh hasil yang dan dapat dipertanggungjawabkan. Metode penelitian yang di pakai ialah metode penelitian kualitatif deskriptif jenis penelitian yang menghasilkan temuan-temuan data dengan cara wawancara langsung kepada informan tanpa menggunakan prosedur statistik atau dengan cara lain dari pengukuran (kuantifikasi)12

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi atau tempat penelitian di pilih oleh peneliti di Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo dan waktu yang diperlukan oleh peneliti untuk menggali data di tempat itu setidaknya atau kurang lebih dua bulan.

3. Pemilihan Subyek Penelitian

Sasaran penelitian yang akan dilakukan adalah masyarakat Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo. (selaku pekerja dan pemilik modal).

4. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti akan menjabarkan gambaran umum dari proses penggalian data yang akan diperoleh atau diambil. Tahapan dari proses pengambilan data tersebut yaitu:

12


(32)

20

a.Melakukan Diskusi Intensif

Langkah ini adalah langkah pertama yang akan dilakukan pra-penelitian. Diskusi secara intensif yang dilakukan di kelas dengan cara mengumpulkan berbagai pendapat dan gagasan mengenai cara-cara yang tepat dalam melakukan penelitian. Langkah ini penting supaya semua yang terlibat dalam penelitian mempunyai pengetahuan dan orientasi yang jelas ketika terjun di lokasi penelitian.

b. Melihat Fenomena

Melihat dari situasi dan kondisi di Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo. dan langkah ini ditujukan agar postulat / anggapan sementara yang telah dicerna oleh peneliti dapat berkembang dan terbukti real atau nyata adanya. Karena sebuah penelitian tidak boleh adanya prakiraan atau anggapan sementara. Segala sesuatu yang tercantum atau yang ditulis harus benar-benar apa adanya tanpa adanya manipulasi atau plagiasi.

c.Melakukan Penulisan Proposal

Langkah selanjutnya adalah menulis proposal penelitian. Langkah ini dimaksudkan untuk menggambarkan atau membuat kerangka penelitian sebelum melakukan penggalian data agar kelak saat peneliti melakukan penggalian data, bentuk datanya benar-benar tersusun dengan rapi dan sistematis serta turut mengikuti aturan akademisi yang berlaku.


(33)

21

d. Melakukan Penelitian

Langkah ini merupakan inti dari kegiatan penelitian yang akan dilakukan, yang bertujuan untuk mencari, memperoleh dan menganalisa data yang telah diperoleh dari terjun lapangan untuk penelitian.

e.Melakukan Penulisan Laporan

Setelah memperoleh dan menganalisa data yang didapat dari penelitian lapangan, pada langkah ini dilakukan penulisan laporan secara Deskriptif-interpretatif.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ada beberapa teknik pengumpulan data antara lain sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi yang dilakukan karena dalam mengumpulkan data seorang peneliti memang dituntut untuk seteliti dan sedetail mungkin agar nantinya sistematis dan rapi. Observasi sendiri adalah pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang terdapat di lingkungan baik yang sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan yang meliputi berbagai aktifitas perhatian terhadap suatu kajian objek dengan menggunakan pengindraan.


(34)

22

b. Wawancara

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (indepth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana peneliti dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Biasanya untuk mempermudah wawancara peneliti menggunakan alat perekam seperti handphone dan lain sebagainya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ini juga hal penting dalam proses pengambilan data karena sebagai penguat peneliti harus mengabadikan gambar atau rekaman dari seorang


(35)

23

informan untuk bukti bahwa data yang di peroleh benar-benar real adanya.

6. Tekhnik Analisis Data

Menurut Bogdan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah di fahami dan temuanya dapat di informasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkanya kedalam unit-unit melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari dan membuat kesimpulan yang dapat di ceritakan kepada orang lain. Analisis data kualitatif adalah bersifat bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi interpretasi data.

Pada tahap analisis data ini terdapat tiga langkah yang dapat di gunakan untuk menganalisis data yaitu :

1. Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar yang diperoleh di lapangan studi.


(36)

24

2. Penyajian data yaitu Deskripsi dalam bentuk teks naratif berdasarkan kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi mencari makna dari setiap gejala yang diperolehnya di lapangan, mencatat keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dan proposisi. Selama penelitian masih berlangsung, setiap kesimpulan yang ditetapkan akan terus-menerus di verifikasi hingga benar-benar diperoleh konklusi yang valid dan kokoh.

Dengan tiga langkah analisis data tersebut memudahkan peneliti untuk menganalisis data dari informan. Peneliti juga menggunakan kategorisasi untuk mengklasifikasikan data-data kunci sehingga bisa lebih mudah untuk menarik kesimpulan hasil pengumpulan data. Data juga dianalisis dengan menggunakan teori yang dipakai dalam penelitian ini yaitu teori pertukaran sosial yang digagas oleh George C. 7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam proses penelitian tidak semua pernyataan atau informasi yang didapatkan dari informan itu sesuai atau valid. Maka dari itu uraian informasi, tindakan dan ungkapan yang didapat perlu terlebih dahulu diukur keabsahan datanya. Proses ini sangat penting, dimaksudkan agar informasi yang diperoleh memiliki derajat ketepatan dan kepercayaan sehingga hasil penelitian bisa dipertanggung jawabkan. Agar data yang diperoleh benar-benar valid maka informasi


(37)

25

yang telah diperoleh dari satu informan dicoba untuk ditanyakan kembali kepada informan yang lain dalam beberapa kesempatan dan waktu yang berbeda. Pada tahap ini, langkah yang dilakukan peneliti adalah menegecek kembali keterangan-keterangan yang diberi informan dan memastikan informan dengan keterangan yang dilakukan. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Trianggulasi.13

Tehnik Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. Berikut adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data menggunakan tekhnik Trianggulasi:

a. Trianggulasi Sumber

Trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

b. Trianggulasi Tekhnik

cara ini sebenarnya hampir sama dengan cara tekhnik trianggulasi sumber namun berdeba tekhniknya peneliti melakukan pengecekan keabsahan data melalui turlap atau turun lapangan dengan cara observasi, dokumentasi, atau menanyakan pedoman wawancara. Dengan cara itu maka akan didapatkan data yang berbeda-beda dan untuk keabsahan

13

Lexy J Moeloeng, Metodepenelitian Kualitatif ( Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2005 ) hal 330


(38)

26

datanya sendiri seorang peneliti melakukan diskusi dengan sumber data yang di anggap benar.

c. Trianggulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan tekhnik wawancara di pagi hari pada saat itu narasumber masih belum mempunyai banyak masalah atau masih segar dalam artian belum terlibat penuh dengan kegiatanya sehari-hari. Dan jika dirasa kurang atau belum yakin dengan kepastian datanya maka bisa dilakukan dengan cara wawancara tetapi dengan waktu yang berbeda-beda.14

d. Cara Menentukan Informan

yaitu dengan cara snowball, yaitu dengan cara menentukan informan dari hasil rekomendasi orang yang di kenal.

I. Sistematika Pembahasan

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini seorang peneliti memaparkan suatu pembahasan mengenai ranah seorang peneliti itu dan biasanya di mulai dari

14


(39)

27

pembahasan umum ke khusus. Dan pembahasan itu masuk ke dalam latar belakang dan rumusan masalah dalam pembahasanya.

BAB II Kajian Teori

Dalam bab kajian teori ini peneliti harus memaparkan definisi konseptual dan pemaparan penggunaan teori dalam tesisnya, untuk menganalisa data temuan yang di dapat dan di kolerasikan dengan teorinya, selain itu harus memperhatikan relevansi dalam menganalisis datanya.

BAB III Penyajian Dan Analisis Data

Data primer maupun skunder dari hasil penggalian data yang dilakukan oleh seorang peneliti akan disajikan secara rinci dan di gambarkan dalam berbagai bentuk model seperti tabel, grafik, maupun secara tulisan. Guna untuk lebih mudah dalam memaparkan datanya.

Bab IV Penutup

Penutup adalah dimana letak bagian seorang peneliti menuliskan kesimpulan dari data yang ia temukan serta saran dan perekomendasian bagi pembaca atau pelaku dari obyek yang di ambil dari peneliti.


(40)

BAB II

TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL

A. FUNGSIONALISME STRUKTURAL

Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan pembahasanya yang dikaitkan dengan teori, korelasi pembahasan penelitian dengan teori dan juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul “Industri Rumah Tangga Dan Perubahan Sosial (Study Eksistensi Kampung Logam Di Tengah Arus Modernisasi Di Desa Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten

Sidoarjo)” ini.

Struktur sosial merupakan suatu tatanan masyarakat secara vertikal maupun horisontal yang secara langsung atau tidak langsung mempunyai kendali atas segala sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat. Tatanan yang dibentuk secara sengaja atupun tidak sengaja oleh masyarakat itu sendiri

dan hal ini bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Sedangkan teori fungsionalisme struktural sendiri adalah suatu teori yang

memandang bahwa lapisan-lapisan pada masyarakat adalah suatu struktur yang baik, normal dan berjalan sesuai dengan fungsinya serta tidak menghendaki adanya konflik walaupun nyatanya tidak ada perubahan tanpa adanya konflik dan konsep utamanya yaitu fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest dan keseimbangan. Asumsi dasar dari teori fungsionalisme struktural ini adalah setiap struktur dalam sistem sosial dan berfungsi dengan semestinya jika tidak maka ia akan hilang dengan sendirinya.


(41)

29

Para kalangan penganut fungsional struktural ini memandang masyarakat sebagai berikut : (1) sebagai kelompok yang saling bekerja sama secara terorganisasi dan secara teratur. (2) sebagai segala sesuatu yang stabil dan teratur serta cenderung mengarah pada keteraturan dan keseimbangan. (3) melihat masyarakat dan segala jenis lembaga memang sudah seharusnya berada pada posisinya yang sekarang. (4) melihat perilaku yang sekarang terjadi karena adanya fungsional, maka dari itu masih tetap bertahan sampai sekarang. 15

Penggagas teori ini adalah Talcott Parsons dan Robert K Merton. Parsons beranggapan bahwa masyarakat dilihat sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat bagian-bagian atau sub-sub sistem yang masing-masing mempunyai fungsi untuk mencapai keseimbangan di dalam masyarakat.16 Dalam teori fungsionalisme struktural ini memandang juga bahwa setiap masyarakat didasarkan pada sistem organik. Fungsionalisme ini berarti melihat bahwa masyarakat adalah suatu sistem atau sub-sub yang saling berhubungan. Ada beberapa persyaratan yang harus di penuhi untuk dapat tercapainya suatu tujuan dan bertahan di masyarakat, teori fungsionalisme ini menggolongkan syarat-syarat yang harus terpenuhi yaitu sebagai AGIL. Dan hal ini menjadi rujukan keteraturan suatu sistem sosial dalam lapisan masyarakat, AGIL sendiri adalah (Adaptation, Goal attainment, Integration, dan Latency).

Teori ini memusatkan fokusnya pada keteraturan dalam masyarakat dan juga struktur yang ada dalam masyarakat, keteraturan yang

15

I.B. Wirawan, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Definisi Sosial Dan Perilaku Sosial), Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2012, hal 41-44

16


(42)

30

diakibatkan keberagaman fungsi dalam sistem sosial. Fungsi-fungsi diantara unsur-unsur sistem sosial ini kemudian menjadi salah satu kerangka dasar untuk melihat potensi konflik sosial. Maka para sosiolog fungsionalisme struktural ini menganggap bahwa konflik sosial itu memang terjadi akibat sesuatu yang tidak beres pada salah satu sistem sosialnya. Dan menurut Durkheim, ketidakberesan atau konflik ini disebut sebagai situasi anomie. Anomie tersebut adalah kehilangan kendali atas norma dan nilai sosial yang ada dalam masyarakat karena perubahan sistem masyarakat. Sedangkan anomie sendiri diartikan sebagai ketidaksetabilan peran institusi sosial dalam mengarakhan keseimbangan hidup masyarakat. Di era modern dan demokratis saat ini, budaya

feodalisme dalam kehidupan masyarakat tidak lagi menjadi hal yang kontekstual, sebab suara dan aspirasi dari kebutuhan masyarakat berangkat dari arus bawah, bukan dari penguasanya. Dengan kata lain, adanya keteraturan di dalam masyarakat terjadi bukan hanya di pengaruhi oleh penguasa tetapi juga oleh para masyarakat - masyarakat lain atau bahkan oleh masyarakat golongan menengah kebawah. Pandangan Durkheim ini menjadi pijakan pemikiran bagi Robert K Merton untuk membaca situasi atau kondisi konflik sosial di masyarakat. Merton mengatakan bahwa anomie yang terjadi pada setiap lapisan masyarakat di karenakan adanya kebutuhan sosial yang meningkat. 17

17

Ardhie Raditya, sosiologi tubuh (membentang teori di ranah aplikasi),Yogyakarta, Kaukaba,2014, hal 17-18


(43)

31

B. AGIL

Agil adalah alur terciptanya sebuah keteraturan yang sengaja oleh parson ciptakan sebagai sebuah skema ketepatan sasaran yang memang oleh para penganut fungsionalisme struktural dianggap sangat penting. berikut adalah pemaparan dari skema AGIL yang digunakan pada fungsionalisme struktural.

1. Adaptation sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang dari dari luar. Sistem itu sendiri harus dapat beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhanya.

2. Pencapaian tujuan, sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan-tujuan utamanya.

3. Integrasi, sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menjadi komponenya, ia harus mengatur hubungan antar ketiga imperative fungsional tersebut.

4. Latensi, (pemeliharaan pola). Sistem harus melengkapi, memelihara, dan memperbarui motivasi individu dan pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut.

Parson mendesain skema AGIL agar dapat digunakan pada semua level sistem teoritisnya, organisme behavior adalah sistem tindakan yang menangani fungsi adaptasi dengan menyesuaikan dan mengubah dunia luar. Sistem kepribadian yang menjalankan fungsi pencapaian tujuan dengan mendefinisikan tujuan sistem dan memobilisasi sumber daya untuk


(44)

32

mencapainya. Ada tujuh asumsi yang dikemukakan parson dalam penerapan skema AGIL di atas yaitu sebagai berikut :

a. Sistem memiliki tatanan dan bagian yang tergantung satu sama lain.

b. Sistem cenderung menjadi yang memelihara dirinya untuk sebuah keteraturan.

c. Sistem bias jadi statis atau mengalami proses perubahan secara tertata.

d. Sifat satu bagian sistem berdampak pada kemungkinan bagian lain.

e. Sistem memelihara batas-batas dengan lingkungan mereka. f. Alokasi dan integrasi adalah dua proses fundamental yang

diperlukan bagi kondisi ekuilibrium sistem.

g. Sistem cenderung memelihara dirinya yang meliputi pemeliharaan batas dan bagian-bagian dengan keseluruhan, kontrol variasi lingkaran dan kontrol kecenderungan untuk mengubah sistem dari dalam.

Asumsi-asumsi ini cenderung untuk mendorong Parson membuat analisis tentang tatanan struktur masyarakat sebagai prioritas utama. Dalam analisis sistem sosialnya, Parson terutama tertarik pada komponen-komponen struktural. Selain perhatianya terhadap suatu peran, Parson juga tertarik pada komponen sistem sosial secara besar. Sosialisasi dan kontrol sosial adalah mekanisme utama yang memungkinkan sistem sosial dapat mempertahankan ekuilibriumnya. Jumlah individu yang sedikit dan berbagai bentuk


(45)

33

penyimpangan dapat terakomodasi, namun bentuk-bentuk yang lebih ekstrim harus diakomodasi oleh mekanisme penyeimbang baru. Demikianlah yang dikemukakan Parson tentang tatanan sosial yang terbangun menjadi struktur sistem sosial.18

Seperti halnya sebuah industri logam rumahan yang terletak di Desa Ngingas sendiri yang sampai saat ini industri itu bertahan dan eksis, industri ini tetap bertahan hingga sekarang dikarenakan keteraturan sistem sosial yang dipelihara untuk menjaga keteraturan segala sesuatu yang ada di dalamnya termasuk industri rumah tangga di Desa Ngingas. Kita tahu bahwa setiap sistem ada bagian-bagian yang saling berhubungan dan hal ini tidak mungkin lepas dari pengaruh bagian lain, industri kampung logam ini juga dapat mempertahankan eksistensinya dengan berbagai cara yang ditempuh melalui adaptasi, goal hingga pada tingkat penjagaan keteraturan dan keseimbangan yang memang sistem dan mereka inginkan. Jelas mereka tidak menghendaki adanya ketimpangan dalam segala sesuatunya. Oleh karena itu hal ini mereka jaga untuk kesejahteraan dan keberlangsungan sistem yang mereka bentuk dan mereka jaga.

18


(46)

34

C. FUNGSI, DISFUNGSI, FUNGSI LATEN DAN FUNGSI MANIFEST Malinowski berusaha menjelaskan fakta-fakta berdasarkan peran-peranya dalam sistem integral kebudayaan, berdasarkan hubungan yang satu dengan yang lain didalam sistem tersebut, dan berdasarkan hubungan sistem ini dengan lingkungan fisik yang mengitarinya. Dengan demikian pandangan fungsionalis menekankan prinsip bahwa setiap tipe peradaban, setiap-setiap adat-istiadat, objek material ide dan keyakinan memiliki fungsi-fungsi vital tertentu, punya tugas masing-masing yang harus diembanya, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem secara keseluruhan. Kita bisa mencatat bahwa fungsi proses fisiologis yang berlangsung terus-menerus adalah kaitanya dengan proses ini dengan kebutuhan (yaitu, syarat mutlak eksistensi dalam sebuah kehidupan) organisme. Kelangsungan struktur dijaga oleh proses kehidupan sosial, yang terdiri dari aktifitas dan interaksi antar individu dan yang dilakukan oleh kelompok terorganisasi tempat mereka disatukan. Fungsi segala aktifitas yang berlangsung secara terus menerus adalah peran yang dimainkanya, dan sekaligus kontribusi yang diberikanya, dalam mempertahankan kelangsungan struktur.19

Seperti yang sudah di ketahui bahwa setiap struktur di dalam lapisan-lapisan masyarakat tidak semuanya berfungsi dengan penuh dan juga ada yang memang tidak berfungsi sama sekali karena memang kuran berperan. Untuk mengetahu lebih jelasnya adapun jenis jenis fungsi yang dapat di bedakan menjadi empat macam yaitu : yang pertama,

19

Thomas McCarthy,Metodologi Teori Kritis Jurgen Habermas(Bantul:Kreasi Wacana,2011) hal 165-166


(47)

35

1. Fungsi

Fungsi sendiri adalah dimana sesuatu hal dapat meringankan bebanya sendiri atau dapat membantu meringankan beban yang lain dengan atau atas dasar yang mereka inginkan contohnya seperti buku yang berfungsi sebagai salah satu sumber pengetahuan dengan kriteria tertentu atau dapat juga sebuar struktur dalam masyarakat yaitu ketua RT yang berfungsi untuk mengayomi setiap masyarakat yang ada dalam rung lingkupnya dan hal ini dapat membantu untuk meringankan beban dari kedua belah pihak.

2. Disfungsi

Disfungi adalah dimana kondisi sesuatu itu menjadi tidak berfungsi atau tidak dapat menjalankan peranya sesuai dengan yang di berikan, perlu di perhatikan bahwa segala sesuatu dapat mempunya akibat yang negative ataupun positif seperti halnya disfungsi ini, lebih cenderung kebanyakan orang memandang bahwa disfungsi ini adalah suatu ketidak tepatan sasaran atas ranahnya atau tidak berfungsi dengan semestinya.20

3. Fungsi Laten

Fungsi laten sendiri adalah suatu fungsi yang tidak terlihat dan biasanya dan kebanyakan orang atau masyarakat tidak menginginkan adanya fungsi laten ini karena cenderung merugikan bagi mereka. Contoh saja seperti para pekerja di industri logam ini mereka bekerja untuk mencari nafkah dan fungsi latenya mereka bisa saja malas karena adanya

20


(48)

36

tekan dan aturan yang di terapkan pada pekerjaan mereka untuk terus teratur dalam bekerja.

4. Fungsi Manifest

Fungsi manifest sendiri adalah suatu fungsi yang terlihat dan lebih banyak di inginkan oleh masyarakat karena sifatnya yang menguntungkan atau keteraturan. Fungsi inilah yang terkadang menjadi tolak ukur dalam segala hal, karena fungsi ini outputnya adalah menghasilkan sesuatu yang memang diinginkan oleh masyarakat. Contohnya seperti sebuah struktur masyarakat yang ada pada setiap lapisan masyarakat sudah seharusnya menjalankan kewajibanya untuk memenuhi tugas sesuai dengan ranah yang struktur itu ambil dan hal ini juga sangat di harapkan oleh masyarakat. Seperti ketua RT dll.

Oleh karena itu peneliti berusaha mengungkap dari segala rumusan masalah yang sudah tercantumkan di atas untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana bentuk arus modernisasi di lingkungan masyarakat kampung logam ini dan bagaimana cara para industri logam dalam mempertahankan eksistensinya di tengah arus modernisasi serta bagaimana entrepreneurship yang mereka lakukan untuk mengatasi masalah ini. Hal ini dapat berdampak besar bagi mereka dan juga dapat berdampak negatif, beberapa fungsi dari langkah yang mereka ambil. Dan juga adakalanya fungsi itu sendiri menjadi disfungsi bahkan sama sekali tidak diinginkan dalam proses pengelolaan produksi mereka.

Kaitan teori fungsionalisme struktural ini dengan ranah penelitian yang peneliti ambil adalah proses produksi dan proses keberlangsungan


(49)

37

produksi yang di terapkan oleh para pemodal dan juga para pekerja untuk tetap bertahan hingga sekarang, dimana setiap hubungan dari setiap lapisan masyarakat atau struktur di dalam industri sendiri menjadi berfungsi dengan semestinya dan tetap dalam jalur yang mereka inginkan sebagai suatu hubungan timbal balik yang terjadi di antara mereka, yang sama-sama ingin memenuhi sebuah kebutuhan yang mereka inginkan menjadi terwujud dengan minimnya suatu ketidaknyamanan di antara mereka.


(50)

BAB III

INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PERUBAHAN SOSIAL (STUDY EKSISTENSI KAMPUNG LOGAM DI TENGAH ARUS MODERNISASI

DI DESA NGINGAS KECAMATAN WARU KABUPATEN SIDOARJO)

A. LETAK DAN KONDISI DESA NGINGAS

Desa Ngingas adalah salah satu desa yang mempunyai sentral industri logam dan biasa disebut sebagai kampung logam, Desa Ngingas Sendiri berada di Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur, desa ini bersebelahan dengan Desa Wedoro yang cenderung para masyarakatnya lebih banyak bekerja sebagai buruh sandal. Memang daerah wedoro sendiri adalah wilayah produktif penghasil sandal yang terkenal di sidoarjo. Bahkan sekilas orang tidak akan tahu bahwa desa wedoro dan desa ngingas ini mempunyai ektor industri khusus yang berbeda da. Desa Ngingas memiliki luas wilayah 189,400 Ha. Yang terbagi menjadi 11 RW dan 39 RT dengan jumlah penduduk 13.605 jiwa.

Untuk mengetahui letak geografis Desa ngingas, dapat dilihat pada gambar Gambar 3.1


(51)

39

1. Batas Desa :

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Wedoro dan Desa Tropodo, Kecamatan Waru.

b. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Janti dan Desa Wedoro Kecamatan Waru.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kureksari Kecamatan Waru. d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sawotratap Kecamatan

Gedangan dan Desa Pabean Kecamatan Sedati.

2. Wilayah RW dan RT

Wilayah Desa Ngingas terdiri dari 11 RW dan 39 RT yang dapat dilihat pada tabel Tabel 3.1 sebagai berikut :

No. Wilayah Jumlah RW Jumlah RT

1 Jl .Kol.Sugiono 1 4

2 Jl. Ngingas Selatan 1 4

3 Dusun Ambeng ambeng 1 3

4 Dusun Pandean 1 2

5 Dusun Ngingas 1 2

6 Perum Delta Sari Baru 5 22

7 Perum Graha Tirta 1 2

JUMLAH 11 39


(52)

40

B. KONDISI GEOGRAFIS

Desa Ngingas terdiri dari hamparan tanah darat, yang dibatasi oleh sungai, sebelah Utara Sungai/Kali Buntung yang perbatasan dengan Desa Janti sepanjang ± 1 Km. dan sebelah Selatan Sungai yang dulunya merupakan saluran irigasi sepanjang ± 1 Km yang berbatasan dengan Desa Sawotratap. Dan sungai tersebut digunakan sebagai saluran pembuangan/drainase.

Desa Ngingas tergolong wilayah yang dekat dengan sarana transportasi darat dan udara yaitu terminal Purabaya, Stasiun Kereta Api Waru dan Bandara Juanda

Penduduk di desa ngingas sendiri dapat di lihat dan di kategorikan menurut pekerjaan, pendidikan, usia dan serta agama.

Berikut adalah penggolongan dan penjabaran dalam bentuk table 3.2 dibawah ini :

No. Laki laki Perempuan Jumlah Jumlah KK

1 6847 6758 13605 3532

Sumber : Profil Desa Ngingas, Tahun 2014

Berdasarkan table di atas dapat di ketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih mendominasi dari pada penduduk wanita, walaupun selisih perbedaan hanya sedikit.

Data Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok Usia dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini :

No. Usia (Th) Laki laki Perempuan Jumlah

1 0 – 5 579 563 1142

2 6 - 10 697 690 1387


(53)

41

4 16 – 20 514 511 1025

5 21 – 25 536 534 1070

6 26 – 30 673 678 1351

7 31 – 35 735 730 1465

8 36 – 40 688 680 1368

9 41 – 45 565 561 1126

10 46 – 50 420 402 822

11 51 – 55 287 278 565

12 56 – 60 212 210 422

13 61 – 65 324 319 643

14 65 > 51 56 107

Jumlah 6847 6758 13605

Sumber : Profil Desa Ngingas, Tahun 2014

Berdasarkan pemaparan table di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa usia 31 sampai usia 35 cenderung mendominasi mayoritas di antara lainya dengan jumlah 1465 orang, dan yang paling sedikit adalah pada usia 56 sampai 60 tahun yang hanya berjumlah 422 orang.

Data pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun dapat di lihat pada tabel 3.4 di bawah ini :

Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah

penduduk 13.091 13.190 13.322 13.379 13.403 13.605 Prosentase

Pertumbuhan Dari Tahun Sebelumnya

1 % 0,75 % 1 % 0,43 % 0,18 % 1,5%

Sumber : Profil Desa Ngingas, Tahun 2014

Tabel di atas menandakan adanya pertumbuhan penduduk pada Desa Ngingas yang lebih cenderung terus meningkat dari pada tahun-tahun sebelumnya.


(54)

42

Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini :

No. Tingkat Pendidikan Laki laki Perempuan Jumlah

1 2 3 5 6 7 8 9 10

Tidak tamat SD TK dan PG (Play Group)

Tamat SD/sederajat Tamat SLTP/ sederajat Tamat SLTA/sederajat

Akademi/ D1,D2. Sarjana /D3, S.I Pasca Sarjana/S.II SLB 601 485 874 1165 1667 607 248 65 1 681 467 896 1136 1639 649 179 40 2 1282 952 1770 2301 3306 1256 427 105 3

Jumlah 5.713 5.689 11.402

Sumber : Profil Desa Ngingas, Tahun 2014

Table di atas menunjukan angka pendidikan di daerah desa ngingas dengan total persentase 11.402. persentase tertinggi ada pada pendidikan SLTA atau SMA dengan jumlah total 3306, dan nilai paling rendah dari pendidikan di desa ngingas adalah pada pendidikan Pasca Sarjana atau S.II setelah SLB dengan jumlah persentase 105 orang pada pendidikan ini.

Data Penduduk Berdasarkan Agama dan Kepercayaan dapat dilihat pada tabel 3.6 dibawah ini :

No Agama / Kepercayaan Jumlah ( orang ) Prosentase (%)

1 Islam 11.738 86,39

2 Kristen 681 4,99

3 Katholik 934 6,92

4 Hindu 68 0,43

5 Budha 173 1,19

6 Konghuchu 9 0,04

7 Aliran Kepercayaan 2 0,01

Sumber : Profil Desa Ngingas, Tahun 2014

Berdasarkan angka persentase di atas dapat di ketahui bahwa agama islam adalah agama yang mayoritas masyarakat di desa ngingas dengan jumlah persentase 86,39 persen, dan jumlah persentase terkecil di ketahui


(55)

43 adalah agama atau aliran kepercayaan tertentu dengan nilai persentase 0,01 persen atau bias di sebut paling minoritas di antara agama lain yang di anut oleh masyarakat desa ngingas.

Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian dapat dilihat pada tabel 3.7 dibawah ini :

No Jenis Pekerjaan Laki laki Perempuan Jumlah

1 Petani - - -

2 Buruh serabutan 127 84 211

3 Pegawai Negri Sipil 106 87 193

4 Pengrajin/pengolahan Rumah Tangga 1 5 6

5 Pertukangan 15 - 15

6 Dokter Swasta 3 2 5

7 Bidan - 3 3

8 Perawat 3 2 5

9 Guru swasta 26 56 82

10 Pembantu Rumah Tangga - 12 12

11 Peternakan - - -

12 TNI 5 - 5

13 POLRI 7 2 9

14 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 48 15 63

15 Pengusaha kecil/menengah 215 1 216

16 Wiraswasta/Pedagang 83 32 115

17 Nelayan - - -

18 Karyawan Swasta 2447 1538 3985

19 Karyawan BUMN 5 2 7

JUMLAH 3.091 1.841 4.932

Sumber : Profil Desa Ngingas, Tahun 2014

Karyawan swasta adalah nilai persentase tertinggi sebagai mata pencaharian di desa ngingas ini, dengan nilai persentase 3985 orang sebagai pegawai swasta. Dan jumlah persentase minoritas di dapat pada pekerjaan karyawan BUMN dengan nilai persentase 7 orang. Sedangkan jumlah terbesar ketiga di dapat pada pengusaha kecil atau menengah dengan berbagai bentuk


(56)

44 usaha yang mereka jalankan dan mendapati dengan jumlah persentase 216 orang sebagai pengusaha.

Data Penduduk Miskin dapat dilihat pada tabel 3.8 di bawah ini :

No Tahun Jml. Jiwa Jumlah Penduduk Miskin Prosentasi (%)

1 2009 779 352 KK 5,8

2 2010 800 359 KK 6,0

3 2011 800 359 KK 6,0

4 2012 695 278 KK 5,1

5 2013 695 278 KK 5,1

6 2014 697 279 KK 5,1

Sumber : Profil Desa Ngingas, Tahun 2014

dari hasil persentase tabel di atas dapat disimpulkan bahwa angka

kemiskinan pada daerah desa ngingas paling banyak adalah pada tahun 2010 dan 2011. sedangkan angka ini mulai menurun pada tahun 2012 hingga sekarang dengan persentase 5,1.


(57)

45

C. Industri Rumah Tangga Desa Ngingas

Hampir setengah atau bahkan lebih, wilayah desa ngingas ini sendiri di penuhi dengan industri logam sampai pada industri sandal walaupun hanya sedikit, namun lebih cenderung mengarah pada industri logam dan berbagai jenis industri kecil lainya yang juga berbentuk logam. Sebagian dari masyarakat Desa Ngingas rata-rata mempunyai industri rumahan sendiri. Mereka yang bekerja sebagai buruh di industri logam rata-rata mereka yang berpendidikan SMA dan SMP dan tidak meneruskan ke jenjang selanjutnya. Walaupun dilihat dengan kasat mata bahwa industri logam yang berada di desa ngingas memang tidak terlalu mencolok, tetapi jika di telusuri lebih lanjut, kawasan ini adalah kawasan yang sangat berpengaruh besar bagi kawasan sekitarnya. Karena hampir setiap rumah mempunyai industri sendiri dan hal ini mengakibatkan sebagian besar perekonomian mereka tergantung pada industri logam ini.

Banyak produk yang mereka buat dan sangat beragam kualitasnya antara lain : rangka sepeda pancal, tutup meter PDAM, pagar besi, pagar aluminium, setir sepeda, plafon atau atap rumah, hingga pada penutup gorong-gorong yang biasanya banyak kita temukan di trotoar saat berjalan kaki. Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang mudah karena membutuhkan skill dan kemampuan yang sangat ahli, maka dari itu jarang dari mereka para pekerja yang tidak tetap atau pekerja sementara. Karena alat yang mereka operasikan adalah alat-alat berat yang setiap alat mempunyai tekhnisi ahli tersendiri, seperti alat las kuningan, mesin hidrolis, mesin bubut CNC dan lain sebagainya. Banyak juga di antara mereka yang tetap bekerja walaupun sudah


(58)

46 lanjut usia, karena keahlian khusunyalah yang sulit di temukan di antara pekerjaan lain. Rata-rata mereka bekerja mulai dari jam setengah delapan hingga pada jam 11 siang, dan mereka istirahat lalu bekerja lagi pada jam 1 siang. Bahkan di beberapa industri yang cukup besar ada yang mempunyai sift malam, sift mala mini di berlakukan karena banyaknya pesanan serta ketepatan waktu pengiriman harus sesuai dengan yang mereka janjikan. Mas Doni contohnya, dia hampir setiap hari lembur apabila

pemilik usaha menerima tender atau orderan yang harus di selesaikan tepat satu minggu dan unit hasil produksinya harus sudah di kirim. Karena ketepatan waktu sangat di unggulkan, jika tidak mereka akan terkena cash atau denda telat pengiriman barang. Seperti contohnya saat peneliti sedang ke sana mas doni dan mas agus sedang mengerjakan tempat dudukan untuk anak kecil yang biasanya di taruh pada motor. Dan ternyata unitnya sangatlah banyak yaitu antara 600 sampai 650 untit untuk setiap pemesanan.

Beberapa dari mereka menjadi pekerja tetap dan ada juga yang tidak tetap, karena terkadang beberapa industri logam kecil yang sedang berkembang masih sedikit agak sulit untuk mengumpulkan dana dan mengembangkanya, karena itu ada di antara mereka yang lebih memilih memperkerjakan orang saat ada tender atau kerjaan jika memang dilakukan dengan orang sedikit masih terasa berat.

Industri kecil lebih cenderung untuk bekerja sama dengan industri lainya agar sama-sama memberikan kepuasan yang sulit diciptakan sendiri. Banyak diantara mereka yang membagi kerjaan bahkan ada juga yang menyuruh pekerjanya untuk membantu industri lain atau biasa disebut


(59)

47 transferan di kalangan mereka. Tidak hanya itu mereka terkadang juga hal seperti itu karena di beberapa industri logam kecil terkadang sepi atau tidak menerima kerjaan atau tender dari konsumen, dan pada akhirnya pekerja ini di panggil oleh beberapa industri logam lain untuk membantu mengerjakan proses produksinya.

Desa ngingas sendiri ini merupakan sektor kawasan industri logam yang cukup terkenal di sidoarjo dan memiliki julukan kampung logam ngingas, karena kampung ini hampir setiap masyarakatnya bekerja atau mempunyai industri rumahan sendiri. Produk-produk yang di hasilkan juga lumayan bagus, karena rata-rata atau bahkan memang hampir semua proses produksi sudah menggunakan mesin yang canggih dan juga tenaga ahli, namun tidak semuanya mesin lama disampingkan. Karena memang ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh mesin manual yang tidak tidak dimiliki oleh mesin modern. Beberapa pekerjaan terkadang juga lebih memilih untuk menggunakan mesin manual agar hasil dapat dilihat secara kasat mata dan pengukuranya secara manual. ada beberapa tipe mesin yang mereka gunakan antara lain :

1. Mesin hidrolis Modern

Berikut adalah gambar dari mesin hidrolis modern yang sudah menggunakan kompresor atau tekanan angin:


(60)

48 Gambar 3.2 Mesin Hidrolis Modern

Sumber : Lapangan

mesin hidrolis ini mempunyai banyak fungsi anatara lain yaitu untuk membuat lubang pada besi dengan ukuran ketebalan tertentu sesuai dengan mata plong yang akan di gunakan, dan mesin ini sudah sangat modern karena sistem kerjanya memakai bantuan tekanan udara untuk mengoprasikanya dan sudah tidak lagi seperti manual yang biasanya menggunakan tangan atau memukulnya. Cara kerjanya cukup mudah yaitu dengan memilih mata plong sesuai ukuran ketebalan besi atau logam yang akan di lubangi dan setelah itu di tata di wadah pelubangan dan tinggal tekan panel bawah yang tersedia di kaki untuk menggerakan mata plong dan ia akan bekerja dengan sendirinya.

Ada beberapa tipe mesin hidrolis yang sering digunakan, akan tetapi cara pengerjaanya sama dan pengoprasianya juga sama, dan yang membedakan hanyalah ukuran, kekuatan tekanan, konsumsi listrik serta kecepatan pengerjaanya.


(61)

49 2. Berikut adalah mesin hidrolis manual :

Gambar 3.3 Mesin Hidrolis Manual

Sumber : Lapangan

Mesin hidrolis manual ini sebenarnya sama dengan mesin hidrolis modern namun juga masih tergolong modern karena kekuatan dan cara pakainya yang tidak sesulit mesin hidrolis manual, hanya saja pengukuranya harus manual yaitu dengan pengukuran skala nyata, dan cara pengoprasianya masih banyak menggunakan tangan. Mesin ini juga sangat besar sehingga lebih banyak kekurangan dari pada mesin hidrolis modern, kekurangan mesin hidrolis manual ini antara lain yaitu : ukuran yang sangat besar, dalam segi pengamanan juga belum terlalu di aman atau di perhatikan, pengoprasianya membutuhkan daya listrik yang lebih besar, waktu pengoprasianya sedikit lebih lambat.


(62)

50 3. Mesin las kuningan

Gambar 3.4 mesin las kuningan

sumber : http://www.agrarische-techniek.nl/klas-3/elektrisch-booglassen-1 gambar di atas adalah sebuah gambar las menggunakan bahan bakar gas, hanya saja perbedaanya dengan las kuningan hanyalah pada bahan bakar dan pada ujung gagang yang dapat secara terus menerus mengeluarkan kuningan saat di operasikanya. mesin ini konsepnya sama dengan mesin las seperti umumnya hanya saja mesin las kuningan ini khusus untuk logam yang berbahan keras seperti baja murni dan lain sebagainya. Mesin las kuningan ini mempunyai keunggulan yaitu dapat secara terus menerus mengeluarkan tembaga atau kuningan dari selangnya dan mesin las ini hanya di pergunakan untuk proses penyambungan logam yang berbahan keras serta bersifat permanen. Cara kerjanya cukup simpel, yaitu dengan menaruh atau menata bagian logam satu dengan bagian logam lain yang akan di sambung dan selanjutnya di las dengan mesin las kuningan yang secara bersamaan alat las kuningan ini dapat mengeluarkan kuningan atau tembaga sebagai media


(63)

51 perekat penyambungan dan logam yang akan di sambungkan tidak akan ikut meleleh tapi hanya terkena pemanasan agar dapat terhubung secara sempurna. 4. Mesin bubut CNC (computer numberically controlled),

mesin bubut CNC merupakan mesin yang cara pengoprasianya menggunakan komputer dan memiliki tambahan motor servo yang dapat mengontrol alat pahat mengikuti titik-titik yang telah di tandai atau diinginkan dengan cara memasukanya ke dalam sistem komputernya.21 Serta pengukuran

dengan skala nyata dalam komputer agar hasil sesuai dengan yang di inginkanya.

Berikut adalah mesin bubut CNC dapat dilihat pada gambar 3.5 derikur ini :

Sumber : http://filosofi-mesinbubut.blogspot.co.id/2013/01/mesin-bubut-cnc.html

21 Hanif Parewangi “Hanif Pare Blog” diakses 03 july 2016.


(64)

52 Banyak dari industri logam sendiri yang tidak membuang mesin manual atau mengeyampingkanya, karena dibeberapa proses mesin manual dapat bekerja dan memiliki keunggulan tertentu dibandingkan dengan mesin modern. Pengerjaan dan proses produksi di tuntut untuk teliti dalam memproses barang, karena setiap industri mempunyai spesifikasi keunggulan tersendiri dari setiap produk yang mereka buat, antara lain kualitas yang bias termasuk keawetan barang, kerapian dan pengerjaan. Harga yang bersaing, dimana setiap industri menetapkan harganya masing-masing sesuai dengan apa yang mereka pertimbangkan. Karena harga juga termasuk sesuatu yang banyak konsumen cari untuk menaruh atau meminta pengerjaan. Terkadang harga terjangkau dan kualitas standart juga banyak konsumen cari. Ketepatan waktu juga sangat perlu di perhatikan, waktu pengerjaan ini juga dapat mempengaruhi konsumen agar terus bersedia memesan dari industri yang sama, karena sebuah proyek juga akan mempunyai masa kontrak atau batasan waktu pengerjaanya.

Semua hal ini dapat tergantung oleh beberapa faktor yaitu : tenaga ahli, bahan baku, mesin yang digunakan, serta pertimbangan lainya seperti perkiraan ukur waktu masa pakai suatu barang dan lain-lain. Mesin ini sendiri mempunya beberapa tipe dan lebih mudahnya dapat di sebut dengan mesin modern dan mesin manual, mesin manual sendiri mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain yaitu : pengukuran manual dan secara kasat mata, minim penggunaan listrik sehingga dapat menghemat pemakaian listri, lebih awet karena minim penggunaan tekhnologi dan lain sebagainya. Mesin manual ini


(65)

53 sendiri juga banya mempunyai kekurangan apabila di bandingkan dengan mesin modern yaitu antara lain : lama pengerjaan karena segalanya serba manual, menghabiskan banyak tenaga, kejelian dalam pengukuran atau pemrosesan produk barang tidak efisien, rumit, dan lain sebagainya. Begitu pula dengan mesin modern yang juga mempunyai kekurangan di banding dengan mesin manual atau mesin lama yaitu : lebih cepat, lebih mudah di gunakan, memakan tenaga yang sedikit di bandingkan dengan mesin manual dan lain sebagainya. Ada pula kekurangan dari mesin modern ini yaitu pemakaian tenaga listrik besar, butuh tenaga ahli yang biasa mengoprasikanya, segala pengerjaan melalui computer sehingga perkiraan barang jadi harus di perhatikan dengan sebuah pengukuran skala nyata agar sama dengan hasil yang diinginkan.

Dari hasil kerja mesin inilah ketetapan waktu, proses pengerjaan dan produksi barang industri logam mereka lakukan, serta kejelian tenaga ahli untuk memproses barang produksi sedemikian rupa sesuai dengan yang di kehendaki.

Dari beberapa pemaparan tentang mesin yang digunakan oleh beberapa industri ini juga berpengaruh terhadap penerimaan upah yang diterima oleh para pekerjanya. Karena mesin modern ini akan semakin mempercepat pemosesan barang industri dan hal ini berdampak karena para pekerja yang sudah tidak susah payah lagi dengan mengoprasikan mesin manual yang membutuhkan tenaga besar.

Dari sini didapat beberapa sumber data yang di dipaparkan oleh informan bahwa setiap mesin berpengaruh kepada setiap gaji yang di terima


(1)

79 lalu untuk terus mengembangkan produksinya agar dapat secara halus menarik para konsumen menyepakati bersama hingga pada akhirnya sampailah pada terbentuknya kepuasan diantara kedua belah pihak yang bersangkutan.

Fungsionalisme struktural dapat melihat hal ini sebagai suatu timbal balik yang sedang dilakukan oleh kedua belah pihak yang menginginkan kepuasan bersama dengan cara melihat potensi-potensi yang semestinya dapat menguntungkan dan menganggap bahwa setiap lapisan masyarakat harus berusaha mencapai hal itu. Karena tidak semudah membalikan telapak tangan untuk menilai segala sesuatu yang sesuai fungsinya dengan mengenyampingkan segala sesuatu yang bertentangan menurut struktur lapisan masyarakat dan fungsi dari struktur itu sendiri termasuk pada pemilik usaha dan konsumen.

Memahami dan menilai serta melaui fungsi AGIL ini sendiri para pemilik usaha tetap berusaha memberikan sebuah kepuasan bahkan desain baru dari sebuah ide untuk para konsumen agar dapat saling menguntungkan dari kedua belah pihak. sebab faktor perkembangan jaman juga mempunyai efek yang dapat merubah pola pikir setiap manusia untuk terus dapat berkembang sesuai dengan segala sesuatu yang manusia itu sendiri. termasuk juga dalam hal industri yang sebab akibatnya pun berawal dari sebuah pola pikir untuk menciptakanya hingga sampai saat ini berkembang pesat dan mempunyai andil dalam segala aspek di dalam kehidupan ini.


(2)

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan beberapa hal pokok yang menjadi sebuah hal penting atau sebuah inti penggalian data, kesimpulan dari uraian di atas antara lain :

1. Mayoritas para pemilik industri dan para pekerja industri di sentral kampung logam ngingas sudah mempunyai wawasan dan pola pikir yang sangat maju, hal ini terbukti dari sebuah cara mereka memproduksi barang industri yang hampir semua orang yang bekerja di sana sudah menjadi tenaga ahli dan mesin yang digunakan sangat modern, seperti beberapa mesin seperti : mesin hidrolis, mesin las canggih yang dapat mengeluarkan kawat kuningan saat di operasikan, dan mesin bubut cnc. Serta banyak lagi macam-macam mesin yang sudah modern.

Serta sebuah pemikiran untuk menjadikan sebuah barang produksinya menjadi lebih baik seperti membuat inovasi baru di barang produksinya sehingga mempunyai harga jual dan ketertarikan


(3)

81

a. Mengunggulkan salah satu yang menjadi penyebab para konsumen tertarik. Seperti halnya harga yang sedikit miring dan kualitas yang bagus.

b. sistem pembayaran dengan menentukan waktu beberapa pelanggan yang masih mempunyai hutang kepada pemilik industri dan harga itu juga tergantung dengan seberapa lamanya waktu yang para konsumen minta (konsumen yang berhutang).

c. Dengan cara seperti terus mengembangkan inovasi dan

kekreativitasan agar dapat menonjolkan kelebihan dan dapat menarik konsumen.


(4)

82

B. SARAN

1. Kepada para pemilik usaha setempat.

Beberapa dari kendala mungkin menjadi masalah tetapi coba untuk berfikir leluasa dalam memberikan atau mencari solusi dari sebuah kendala itu. seperti contoh berunding dengan yang bersangkutan atau

beberapa teman untuk meminta saran untuk dapat terus

mengembangkan usahanya. akan tetapi tetap harus adanya filterisasi dari beberapa masukan yang di terima dan di padukan juga dengan kemampuannya.

2. Kepada masyarakat setempat.

Harus dapat ikut andil dalam membangun kualitas industri di Desa Logam Ngingas sendiri agar terus menjadi sumber mata pencaharian yang mempunyai nilai budaya dan menjadi ikon.

3. Kepada lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan kelompok karangtaruna agar dapat mempelajari dan ikut mengembangkan dengan cara mengetahui pola-pola kehidupan masyarakat setempat untuk menciptakan suatu inovasi baru yang mampu menunjang kesejahteraan masyarakat.


(5)

83

hadapi oleh beberapa industri dapat mendapatkan jalan keluar, atau dengan menyarankan untuk membuat paguyuban khusus bagi pemilik dan pekerja industri kampung logam. Agar semakin terstruktur rapi dan pemasaran dapat berjalan lancar, dari paguyuban ini juga mereka menjadi lebih dapat wawasan tentang dunia tekhnik yang lebih luas.

karena beberapa industri kecil masih kewalahan dalam mengembangkan industrinya yang serba terbatas secara finansial dan wawasan. maka dari itu diharapkan pemerintah ikut andil dalam mengembangkannya.


(6)

Daftar Pustaka

Adbulsyani,sosiologi skematika,teori,dan terapan,(Jakarta,pt bumi aksara,1992)

Suwandi Dan Basrowi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rinika Cipta, 2008) Moeloeng Lexy J, MetodePenelitian Kualitatif ( Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2005 ) Prof. Dr. Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif,(Bandung,CV.Alfabeta,2012)

Wirawan I.B., Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Definisi Sosial Dan Perilaku Sosial), (Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2012)

Upe Ambo, Tradisi Aliran Dalam Sosiologi (Dari Filosofi Positivistik Ke Post Positivistik),(Jakarta,Rajawali Pers,2010)

George Ritzer, Teori Sosiologi (Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern), (Bantul, Kreasi Wacana, 2014)

Yusuf Qaradhawi, Teologi Kemiskinan, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002) Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta,Balai Pustaka,2007)

Ardhie Raditya, sosiologi tubuh (membentang teori di ranah aplikasi),(Yogyakarta, Kaukaba,2014)

Thomas McCarthy,Metodologi Teori Kritis Jurgen Habermas(Bantul:Kreasi Wacana,2011) Sahrul Maulidi, Perintis Kajian Ilmu Sosial,(Jakarta,Dian Rakyat,2012)

Bryan S. Turner, Teori-Teori Sosiologi Modernitas Postmodern, (yogyakarta,pustaka pelajar offset, 2008)