T1 802007075 BAB III

(1)

46 A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel terikat : Learned Helplessness Variabel bebas : Status kelas:

- Kelas Reguler - Kelas Unggulan B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Learned Helplessness

Learned helplessness adalah kondisi dimana seseorang merasa menyerah dan putus asa terhadap kejadian yang sedang dialaminya yang disebabkan kegagalan yang dialami sebelumnya, ditambah lagi dengan kecenderungan dirinya untuk mengatribusikan kejadian tersebut sebagai sesuatu yang bersifat internal, permanen dan menyeluruh.

Tingkat learned helplessness siswa yang memiliki prestasi akademik terendah di kelas unggulan dan kelas reguler akan diukur menggunakan skala learned helplessness yang dimodifikasi oleh penulis dari helpless attribution style menurut Seligman (Nolen-Hoeksema et al, 1986) yang terdiri dari tiga komponen yaitu: locus of control, globalitas dan stabilitas.


(2)

Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek akan menunjukkan semakin tinggi tingkat learned helplessness yang dimiliki oleh subyek. Demikian sebaliknya, jika semakin rendah skor yang diperoleh subyek menunjukkan semakin rendah pula tingkat learned helplessness yang dimiliki oleh subyek.

2. Status Kelas

Status kelas yang digunakan adalah kelas reguler dan kelas unggulan, dimana didalam kelas tersebut terdapat sisiwa yang memiliki peringkat atau prestasi akademik rendah yaitu siswa yang memiliki peringkat 10 terbawah dari siswa satu kelas.

3. Kelas Reguler

Kelas regular adalah kelas yang menyelenggarakan program pendidikan nasional yang penyelenggaraan pendidikannya bersifat masal dan lebih heterogen dalam hal potensi, bakat, IQ serta biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah.

4. Kelas Unggulan

Kelas Unggulan adalah kelas yang dirancang untuk sejumlah siswa yang memiliki kemampuan, bakat,


(3)

kreativitas dan prestasi yang menonjol dibandingkan dengan siswa lainnya kemudian diberi program pengajaran yang sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan dan adanya tambahan materi pada mata pelajaran tertentu.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diselidiki dan dibatasi dengan individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama (Hadi, 1992). Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah siswa yang memiliki prestasi akademik terendah di kelas regular dan kelas unggulan di SMA Negeri 1 Cawas. Jumlah siswa yang memiliki prestasi akademik terendah di kelas regular adalah 180 siswa dan kelas unggulan 70 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu


(4)

(Sugiyono, 2005). Sampel penelitian berasal dari siswa-siswi kelas regular dan kelas unggulan yang memiliki prestasi akademik terendah didalam kelas. Karakteristik subyek yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah hanya siswa-siswi kelas unggulan dan kelas regular yang memiliki pretasi akademik terendah didalam kelas, dalam hal ini siswa termasuk dalam peringkat 10 terbawah di kelasnya.

Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling dimana peneliti membagi populasi kedalam beberapa kelompok dan sampel diambil pada masing-masing kelompok tersebut (Sugiyono, 2005). Dalam penelitian ini, populasi dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok siswa memiliki prestasi akademik terendah di kelas regular dan kelas unggulan. Selanjutnya sampel dipilih dari masing-masing kelompok tersebut. Jumlah siswa kelas unggulan dari SMA Negeri 1 Cawas adalah 127 yang terbagi dalam 4 kelas, sedangkan jumlah siswa reguler 162 siswa yang terbagi dalam 4 kelas. Setiap kelasnya diambil 10 orang siswa yang masuk pada peringkat 10 terbawah di kelasnya tersebut, sehingga total sampel adalah sebanyak 80 orang siswa.


(5)

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Arikunto, 2003). Sedangkan skala yang dipakai adalah skala tertutup, di mana skala tertutup menurut Arikunto (2003) adalah skala yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa, sehingga responden tinggal memberikan tanda centang pada kolom atau tempat yang sesuai (Arikunto, 2003). Skala yang digunakan adalah skala dari variabel learned helplessness dan dalam skala ini terdiri dari empat kategori pilihan bagi subyek untuk memberikan respon, yaitu:

Tabel 3.1 Skor skala Likert

Jawaban Skor

Favorable

Skor Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Dalam skala tersebut terdapat dua pernyataan yaitu favorable dan unfavorable, menurut Azwar (1999) pernyataan favorable adalah yang mendukung pada obyek


(6)

pernyataan sikap, sedangkan unfavorable adalah yang tidak memihak pernyataan sikap.

Tabel 3.2

Blueprint Skala Learned Helplessness

No Komponen Indikator Jumlah Item

1. Locus of control

Peristiwa yang terjadi dapat dikaitkan dengan faktor internal (di bawah kontrol individu)

4 Peristiwa yang terjadi dapat

dikaitkan dengan faktor maupun faktor ekternal (tidak di bawah kontrol individu)

4

2. Globalitas

Peristiwa yang terjadi dapat dikaitkan untuk menjadi sangat spesifik (hanya berlaku untuk satu atau beberapa situasi).

4

Peristiwa yang terjadi dapat dikaitkan untuk menjadi global (mempunyai efek yang luas pada kehidupan individu).

4

3. Stabilitas

Peristiwa yang terjadi dapat dipersepsikan sebagai stabil

(permanen) 4

Peristiwa yang terjadi dapat dipersepsikan sebagai tidak stabil (sementara).


(7)

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data 1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data yang hendak diteliti secara tepat (Arikunto, 2002). Ada beberapa cara untuk mengukur validitas alat ukur, yaitu dengan melihat dari validitas eksternal dan internalnya. Validitas eksternal dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrument tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Sedangkan validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrument dengan instrument secara keseluruhan (Arikunto, 2002). Salah satu caranya adalah dengan melihat daya beda item dari sebuah instrument penelitian. Untuk melihat daya beda sebuah butir item dalam penelitian ini digunakan uji korelasi pearson product moment dengan rumus sebagai berikut:

rit = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total item


(8)

N = jumlah subyek yang diteliti ∑i = jumlah skor aitem

∑t = jumlah skor total aitem

∑it = jumlah perkalian antara skor aitem dan skor total

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan standard validitas dari Azwar (1999) yang menyatakan bahwa item dikatakan valid apabila koefisien item totalnya ≥ 0,30. Namun apabila jumlah item yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria dari 0,30 menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai.

2. Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tes tersebut dapat dipercaya (Suryabrata, 2000). Metode reliabilitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode konsistensi internal dengan uji cronbach alpha, dan yang dimaksud reliabel dalam metode ini berarti tingginya konsistensi di antara komponen-komponen yang membentuk tes secara keseluruhan. Rumus cronbach alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan


(9)

0, misalnya angket atau soal bentuk uraian (Arikunto, 2002). Berikut rumus uji cronbach alpha:

α = koefisien reliabilitas cronbach alpha N = jumlah aitem

∑S2

tot = Varian dari skor total S2 X = Varian dari skor aitem

Menurut Azwar (1999) reliabilitas dinyatakan oleh koefisian reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti menunjukkan semakin rendah reliabilitas.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah uji beda rata-rata. Terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test dan uji homogenitas data dengan menggunakan uji Levene’s. Jika data terdistribusi normal dan homogen maka pengujian beda rata-rata menggunakan uji parametrik berupa independent sample t-test. Namun apabila data tidak terdistribusi normal


(10)

dan tidak homogen maka pengujian beda rata-rata menggunakan uji non-parametrik berupa Mann Whitney U Test.


(1)

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Arikunto, 2003). Sedangkan skala yang dipakai adalah skala tertutup, di mana skala tertutup menurut Arikunto (2003) adalah skala yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa, sehingga responden tinggal memberikan tanda centang pada kolom atau tempat yang sesuai (Arikunto, 2003). Skala yang digunakan adalah skala dari variabel learned helplessness dan dalam skala ini terdiri dari empat kategori pilihan bagi subyek untuk memberikan respon, yaitu:

Tabel 3.1 Skor skala Likert

Jawaban Skor

Favorable

Skor Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Dalam skala tersebut terdapat dua pernyataan yaitu favorable dan unfavorable, menurut Azwar (1999) pernyataan favorable adalah yang mendukung pada obyek


(2)

pernyataan sikap, sedangkan unfavorable adalah yang tidak memihak pernyataan sikap.

Tabel 3.2

Blueprint Skala Learned Helplessness

No Komponen Indikator Jumlah Item

1. Locus of control

Peristiwa yang terjadi dapat dikaitkan dengan faktor internal (di bawah kontrol individu)

4 Peristiwa yang terjadi dapat

dikaitkan dengan faktor maupun faktor ekternal (tidak di bawah kontrol individu)

4

2. Globalitas

Peristiwa yang terjadi dapat dikaitkan untuk menjadi sangat spesifik (hanya berlaku untuk satu atau beberapa situasi).

4

Peristiwa yang terjadi dapat dikaitkan untuk menjadi global (mempunyai efek yang luas pada kehidupan individu).

4

3. Stabilitas

Peristiwa yang terjadi dapat dipersepsikan sebagai stabil

(permanen) 4

Peristiwa yang terjadi dapat dipersepsikan sebagai tidak stabil (sementara).


(3)

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data 1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data yang hendak diteliti secara tepat (Arikunto, 2002). Ada beberapa cara untuk mengukur validitas alat ukur, yaitu dengan melihat dari validitas eksternal dan internalnya. Validitas eksternal dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrument tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Sedangkan validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrument dengan instrument secara keseluruhan (Arikunto, 2002). Salah satu caranya adalah dengan melihat daya beda item dari sebuah instrument penelitian. Untuk melihat daya beda sebuah butir item dalam penelitian ini digunakan uji korelasi pearson product moment dengan rumus sebagai berikut:

rit = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total item


(4)

N = jumlah subyek yang diteliti ∑i = jumlah skor aitem

∑t = jumlah skor total aitem

∑it = jumlah perkalian antara skor aitem dan skor total

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan standard validitas dari Azwar (1999) yang menyatakan bahwa item dikatakan valid apabila koefisien item totalnya ≥ 0,30. Namun apabila jumlah item yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria dari 0,30 menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai.

2. Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tes tersebut dapat dipercaya (Suryabrata, 2000). Metode reliabilitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode konsistensi internal dengan uji cronbach alpha, dan yang dimaksud reliabel dalam metode ini berarti tingginya konsistensi di antara komponen-komponen yang membentuk tes secara keseluruhan. Rumus cronbach alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan


(5)

0, misalnya angket atau soal bentuk uraian (Arikunto, 2002). Berikut rumus uji cronbach alpha:

α = koefisien reliabilitas cronbach alpha N = jumlah aitem

∑S2

tot = Varian dari skor total S2 X = Varian dari skor aitem

Menurut Azwar (1999) reliabilitas dinyatakan oleh koefisian reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti menunjukkan semakin rendah reliabilitas.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah uji beda rata-rata. Terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test dan uji homogenitas data dengan menggunakan uji Levene’s. Jika data terdistribusi normal dan homogen maka pengujian beda rata-rata menggunakan uji parametrik berupa independent sample t-test. Namun apabila data tidak terdistribusi normal


(6)

dan tidak homogen maka pengujian beda rata-rata menggunakan uji non-parametrik berupa Mann Whitney U Test.