PERAN PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

(1)

MAKALAH

PERAN PENDIDIKAN DALAM KELUARGA SEBAGAI PILAR UNTUK MELAHIRKAN

GENERASI MUDA YANG KREATIF, MANDIRI, BERKARAKTER DAN BEBAS

KORUPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan

Dosen pembimbing : Dr. H Maman Rusmana M.Pd

Disusun Oleh :

Refni Nurul Mudrika

13222048

1-A

JURUSAN BAHASA INGGRIS

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

GARUT


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Illahi Robbi karena atas rahmat

dan hidayahNya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran

Pendidikan Dalam Keluarga Sebagai Pilar Untuk Melahirkan Generasi Muda

Yang Kreatif, Mandiri, Berkarakter dan Bebas Korupsi” dengan lancar. Tidak lupa

shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada nabi kita Nabi

Muhammad SAW.

Saya menyusun makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi salah satu

tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan.

Dalam penulisan makalah ini banyak bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena

itu saya menyucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penyusunan makalah ini.

Garut, Januari 2014

Penulis


(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B.

Tujuan dan Manfaat ... 1

BAB II PEMBAHASAN I ... 3

A. Pengertian Keluarga, Pendidikan Keluarga, Dan Peranan Orang Tua Dalam Keluarga ... 3

1.1. Pengertian Keluarga ... 3

1.2 Pengertian Pendidikan Keluarga ... 3

1.3 Peranan Orang Tua Dalam Keluarga ... 4

B. Pengertian Pendidikan Dalam Keluarga Untuk Membentuk Generasi Muda yang Aktif, Mandiri, Berkarakter Dan Bebas Korupsi ... 6

2.1 Membentuk Generasi yang Kreatif ... 6

2.2 Membentuk Generasi yang Mandiri ...6

2.3 Membentuk Generasi Berkarakter ... 7

2.4 Membentuk Generasi Bebas Korupsi ... 8

C. Pendekatan Dan Langkah Mewujudkan Pendidikan Dalam Keluarga ... 9

D. Lembaga Yang Terikat Untuk Terlaksananya Program Pendidikan Dalam Keluarga ... 9

3.1 Kantor Urusan Keluarga (KUA) ... 9

3.2 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ... 10

3.3 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja ... 10

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan ... 11

DAFTAR PUSAKA ... iii


(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Indonesia sedang mengalami gejolak sosial yang kian meluas. Permasalahan politik pemerintah, korupsi dan kecaman kriminalitas akan berdampak buruk bagi kehidupan bermasyarakat. Hal ini berakar dari banyaknya pengangguran di Indonesia setiap tahun dan dekadensi moral yang terjadi di Indonesia semakin memprihatinkan.

Perlu perhatian dan dukungan dari semua kalangan untuk mengatasi masalah ini. Untuk menciptakan generasi penerus bangsayang cerdas dan berkarakter tidak cukup dengan menyekolahkan anak saja seperti yang diyakini selama ini. Fatanya di sekolah guru hanya mengajarkan anak berdasarkan kurukilum yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan memprioritaskan pada pengajaran materi akademis saja.

Padahal endidikan yang utama adalah di dalam keluarga sebagai wadah utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Di dalam keluarga, orang tua berperan penting untuk mendidik anak sesuai dengan bakat, menumbuhkan kedisiplinan dan jiwa mandiri semenjak kecil hingga saat dewasa iya akan mandiri. Namun, perlu adanya peran serta aktif semua komponen bangsa untuk membentuk pribadi generasi muda yang berkarakter dan nasionalis. “Kita tidak bisa saling melempar tanggung jawab. Pembentukan karakter generasi muda adalah tugas kita semua” (Yulaelawati 2010).

B. Tujuan dan Manfaat yang Ingin Dicapai

Tujuan yang ingin dicapai yaitu :

1. Mewujudkan pendidikan keluarga yang akan berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Setiap orang tua memiliki bekal dan ilmu yang cukup untuk mendidik anak. 3. Dapat mewujudkan jiwa pengusaha bagi generasi muda Indonesia.


(5)

Manfaat yang ingin dicapai yaitu :

1. Dapat membangun peradaban rakyat Indonesia sesuai dengan kearifan dan menerima realitas plural yang ada.

2. Melalui pendidikan keluarga dapat melahirkan generasi muda yang kreatif, mandiri, berkarakter serta bebas korupsi.

3. Menjadikan generasi muda berjiwa mandiri dan menjadi pembuka lapangan kerja atau wirausaha hingga dapat menggerakan perekonomian Indonesia.


(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KELUARGA, PENDIDIKAN KELUARGA, DAN PERANAN ORANG

TUA DALAM KELUARGA

1.1 Pengertian Keluarga

Menurut Muhammad Zuhalli (2002), Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia hidup dan mendapatkan bimbingan. Dalam keluarga tumbuh berbagai bakat, terbentuknya

pemikiran, dan remaja beraktivitas dalam keluarga. Keluarga dalah institusi pendidikan utama untuk membentuk dan membangun generasi. Entah itu dengan pendidikan yang baik atau buruk, yang akan menghasilkan kebaikan atau keburukan, perasaan tertata atau tersesat. Masyarakat akan membaik atau rusak, umat akan menguat atau justru melemah.

1.2 Pengertian pendidiikan keluarga

Pendidikan keluarga adalah kegiatan yang berkaitan dengan memperkenalkan berbagai nilai, prinsip, dan sikap yang baik terhadap anggota keluarga. Tujuannyaialah untuk memperluas dan memperkaya pengalaman anggota keluarga untuk berpartisipasi dengan terampil dalam kehidupan keluarga sebagai satu kesatuan kelompok dan dapat mengetahui perannya di dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Suharsono (2001), Pendidikan yang harus diberikan oleh orang tua kepada anaknya, tidaklah cukup dengn cara “menyerahkan” anak tersebut kepada suatu lembaga pendidikan. Tetapi lebih dari itu, orang tua haruslah menjadi guru yang terbaik bagi anak-anaknya. Orang tua yang demikian, tidak hanya mengajarkan pengetahuan (yang harus diketahui) dan menjawab pertnyaan – pertanyaan anaknya, tetapi lebih dari itu orang tua juga haus mennjadi teladan yang baik bagi anaknya. Melalui keteladanan dan kebiasaan orang tua yang gandrung pada ilmu inilah anak – anak bisa meniru, mengikuti dan menarik pelajaran berharga.


(7)

1.3 Peranan orang tua dalam keluarga a. Peranan ayah dalam keluarga

Berikut ini peranan ayah dalam keluarga :

 Ayah adalah seorang pembangun kestabilan mental. Karakter laki-laki yang lebih tahan banting secara emosional, hal ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari keluarga.

 Laki-laki harus diakui memiliki daya analisa yang tajam, dalam kondisi berat seorang ayah

lebih kuat dan tahan banting.

 Ayah adalah seorang pembangun keberanian. Harus diakui laki-laki mempunyai adrenalin yang lbih tinggi, seringkali ayah memperlakukan sesuatu sampai batas sesaat sebelum batas akhir. Seorang ayah masih dapat melempar-lempar anaknya ke atas dalam taraf yang “terhitung “ dan aman. Hal ini penting untuk membangun keberanian.

 Ayah pemberi contoh pemecahn masalah, sering kali ayah memberi solusi atas hal yag seringkali dianggap tidak mungkin. Ayah juga memberi warna cara mengambil keputusan, semakin berumur laki-laki semakin bijaksana dan arif. Perkataan ayah biasanya lebih didengar dari pada permintaan ibu.

b. Peranan ibu dalam keluarga

Berikut peranan ibu dalam keluarga :

 Ibu membentuk emosional dan watak seorang anak. Seorang ibu biasanya lebih mengerti

sifat anaknya. Seorang ibu yang telah mengandung, melahirkan dan merawat anaknya berperan untuk memberikan didikan yang baik kepada anaknya. Seorang ibu sebaiknya mengajari budi pekerti yang baik dan menjadi contoh yang baik untuk anaknya, karena seorang anak sangat mudah meniru dalam proses pembelajaran.

 Seorang ibu mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan generasi muda yang

berkarakter kreatif, inovatif, prestatif, edukatif, dan produktip. Peran ibu akan lebih berpengaruh terhadap perkembangan anak, ibu mempunyai waktu lebih banyak dengan anaknya dirumah sehingga seorang ibu harus mampu memberikan pelajaran yang bermnfaat.

 Ibu merupakan parameter baik buruknya suatu keluarga. Kalau ibunya baik, maka baiklah

suatu kelurga. Ibu memegang peranan penting dalam keluarga. Sifat anak sangat berkaitan dengan didikan ibu, jika seorang ibu menjalankan perannya dengan baik, maka seluruh anggota keluarga juga akan baik dan hidup harmonis.

4


(8)

secara berimbang. Keduanya berperan penting dalam membentuk karakter anak. Orang tua menanamkan nilai dan sikap-sikap yang teladan kepada anaknya sehingga mereka dapat menjdi pribadi yang tangguh. Setiap anggota keluarga juga harus ikut berprtisipasi penuh dalam setiap aktivitas keluarga.


(9)

B. PENGARUH PENDIDIKAN DALAM KELUARGA UNTUK MEMBENTUK

GENERASI MUDA YANG KRETIF, MANDIRI, BERKARAKTER DAN BEBAS

KORUPSI

Pendidikan dalam keluarga memberikan pengaruh besar bgi perkembangan anak. Dalam pendidikan keluargalah seorang anak pertama kali memperoleh pengetahuan, keterampilan, motivasi, minat, mengetahui sikap dan nilai-nilai yang baik, dan belajar tentang bagaimana mengatur emosi. Para orang tua berkewajiban membimbing dan mengarahkan prilaku anak ke hal yang baik. Dengan begitu, anak terbiasa melakukan hal-hal yang baik semenjak dini hingga ia dewasa meskipun tanp pengawasan orang tuanya lagi ketika ia berada jauh dari orang tua.

2.1 Membentuk Generasi yang Kreatif

Melalui aktivitas keluarga, orang tua dapat mengetahui bakat dan minat yang di miliki anak. Orang tua berperan untuk memotivasi anak dalam pengembangan bakatnya.

Melihat bakat anak mereka dan mengembangkan bakat itu menjadi lebih baik misalnya mempelajari seni dan budaya di Indonesia atau mempelajari keterampilan tentang kerajinan khas daerah dan tarian daerah. Orang tua juga harus terus membimbing anak agar dapat mempelajari lebih lanjut tentang ilmu keterampilan yang diminatinya.

Motivasi anak untuk berkarya. Orang tua hanya mendukung anak untuk berkarya sesuai dengan keterampilannya. Ketika anak sedang berkarya orang tua sebaiknya terus menyamangati dan memberi apresiasi terhadap hasil karya anak. Dengan begitu, si anak akan termotivasi untuk selalu belajar dan latihan hingga lebih baik .

2.2 MembentukGenerasi yang Mandiri.

Orang tua sebaiknya membiasakan anak untuk mandiri dan tidak manja. Anak yang mandiri akan lebih cepat dan mampu secara tepat untuk mengatasi masalahnya sendiri tanpa bantuan orang tua. Jika terus dibiasakan untuk mandiri dan tidak bergantung penuh pada orang tua, anak akan tumbuh menjadi jiwa yang tangguh dan bertanggung jawab serta ia akan siap hidup dimana saja meskipun tidak bersama orang tua.


(10)

Memberikan pengetahuan tentang kewirausahaan agar anak mampu berusaha mandiri dengan memanfaatkan keterampilannya. Hal ini masih jarang dilakukan oleh rang tua. Biasanya mereka hanya melepaskan kepergian anaknya yang akan merantau atau menjari kerja (misalnya ke luar kota) dengan memberi uang sebagai modal namun tanpa pembekalan ilmu kewirausahaan terlebih dahulu. Seharusnya, pengetahuan tentang kewirausahaan dan kemandirian telah ditanamkan orang tua semenjak anak meranjakdewasa (misalnya ketika anak menginjak usia sekolah smp).

Memberi jajan anak secukupnya. Tindakan ini bertujuan agar anak apat mengatur keuangannya sendiri. Orang tua harus mengajarkan kedisiplinan kepada anak dalam hal mengatur keuangannya sendiri. Hal ini bermanfaat agar si anak terbiasa memanfaatkan uang dengan sebaik-baiknya.

Menyekolahkan anak di lembaga pendidikan yang berada jauh dari jangkauan orang tua mungkin dengan cara ini anak belajar mandiri dan tidak tergantung penuh pada orang tua. Tidak dapat dipungkiri anak yang hidup jauh dari orang tua bisa lebih mandir dan berdaya juang tinggi hingga akhirnya sukses dikemudian hari.

2.3 Membentuk Generasi yang Berkarakter

Membentuk/membangun karakter berarti mendidik kejiwaan anak, tidak semudah dan sederhana menanam bibit. Anak adalah aset keluarga yang sekaligus aset bangsa. Membesarkan fisik anak, masih dapat dikatakan jauh lebih mudah mendidik dengan mendidik jiwa karena pertumbuhannya dapat dengan langsung diamati, sedangkan perkembangan jiwa hanya diamati melalui pantulannya.

Karakter atau watak seseorang dapat diamati dalam dua hal, yaitu sikap (attitude) dan perilaku (behavior), jadi sikap seseorang termasuk anak-anak tidak dapat diketahui apabila tidak ada rangsangan dari luar.


(11)

Rangsangan itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain cara penyampaian, waktu terjadinya, pemberian rangsangan dan cara memberikan rangsangan. Dengan demikian maka pembentukan sikap yang selanjutnya merupakan pembentukan karakter atau watak anak, juga sangat tergantung dari rangsangan pendidikan yang diberikan oleh pendidik.

Terdapat tiga teori perkembangan yang diyakini menetukan hasil jadi seorang anak. Pertama, teori tabula rasa, yakni teori yang menyatakan bahwa hasil jadi seorang anak sangat ditentukan seperti apa ia dididik. Teori ini mengibaratkan anak sebagai kertas putih yang kosong, tergantung siapa yang menulis dan melukisnya.

Kedua teori Genotyp, yang menyatakan bahwa hasil akhir seorang anak sangat ditentukan oleh gen (sifat, karakter, biologis) orang tuanya. Pepatah sering mendukung teori ini dengan perumpamaan “Air hujan mengalir tak jauh dari atapnya.

Ketiga, teora gabungan yang menggabungkan 2 karakter diatas ditambah dengan faktor mileu (lingkungan). Teori ini meyakini bahwa hasil seorang anak ditentukan oleh tiga hal : faktor orang tua, faktor pendidikan, dan faktor lingkungan.

2.4 Membentuk Generasi yang Bebas Korupsi

Membiasakan anak untuk mengikuti peraturan yang berlaku di dalam keluarga dan masyarakat hingga sampai dewasa, si anak akan terbiasa mengindahkan segala peraturan dilingkungan manapun mereka berada. Membiasakan anak untuk bersikap jujur, baik dalam berbicara maupun bertindak serta bertanggung jawab atas pembicaraan dan tindakannya sendiri. Menanamkan kedisiplinan dalam hal menggunakan waktu, uang, barang, dan lain sebagainya hingga anak terbiasa dan teliti dalam besikap. Mengajarkan dan mencerminkan pola hidup sederhana dalam khidupan sehari-hari dan sifat bekerja tanpa pamrih dalam semua aktivitas keluarga setiap harinya.


(12)

8

C. Pendekatan dan Langkah Mewujudkan Pendidikan Dalam Keluarga

Untuk mewujudkan terlaksananya pendidikan keluarga dapat dilaksanakan melalui cara sebagai berikut :

Melakukan sosialisasi langsung dengan masyarakat baik laki – laki atau perempuan yang akan berkeluarga. Tujuannya yaitu agar masyarakat, khususnya pada orang tua memiliki bekal ilmu untuk mendidik anak mereka. Melalui sosialisasi tersebut, dijelaskan cara mendidik anak yang baik dan cara menanamkan karakter yang baik kepada anak serta pembiasaan mengikuti aturan dan tidak memanjakan anak mereka. Sosialisasi ini dapat dilakukan oleh pegawai KUA di daerah domisili masing-masing.

Melakukan pembinaan terkait dengan kesejahteraan keluarga. Hal ini dilakukan dengan cara memberi pengetahuan yang cukup tentang bagaimana kiat-kiat untuk membentuk keluarga sejahtera melalui pelatihan dan pengembangan bakat sesuai dengan kearifan lokal. BKKBN dapat melakukan pembinaan ini secara terbuka kepada masyarakat dan bekerja sama sengan beberapa tokoh bisnis terkemuka, baik melalui seminar maupun pembinaan langsung praktek untuk mewujudkan keterampilan yang dmiliki oleh anggota masyarakat yang dapat dikembangkan dan dijadikan usaha mandiri untuk kesejahteraan masyarakat.

Komunikasi dan partisipasi yang baik antara semua anggota di dalam keluarga tersebut sangat dibutuhkan agar dapat tercapainya pendidikan disemua aktivitas dalam keluarga tersebut. Komunikasi yang baik harus terjalin antar sesama anggota keluarga agar tercapainya proses interaksi dan pembelajaran.

D. Lembaga Yang Terkait Untuk Terlaksananya Program Pendidikan Dalam Keluarga 3.1 Kantor Urusan Agama (KUA)

Program KUA bertugas melakukan pembinaan kepada calon orang tua selama satu bulan penuh (bagi yang setahun lagi akan menikah), yaitu tentang cara mendidik anak terkait dengan penanaman sikap, nilai dan moral yang baik kepada anak anak mereka nantinya. Mereka dibekali berbagai ilmu tentang cara mendidik anak menurut agama, cara membina


(13)

9

3.2 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Melakukan sosialisasi kepada orang tua oleh pihak BKKBN tentang pengembangan kulitas dan kesejahteraan keluarga Indonesia. Sosialisasi dilakukan oleh pihak BKKBN.

3.3 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

Memberikan pendidikan tentang kewirausahaan dan melakukan pembinaan,

pelatihan serta pengembangan kreativitas generasi muda dn memberikan kesempatan kerja dengan memperhatikan pendapatan yang layak bagi generasi muda yang produktif dan ingin berusaha mandiri.


(14)

10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini sedang mengalami keterpurukan dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Pendidian dalam keluarga dapat menjadi solusi untuk memecahkan persoalan ini. Pendidikan keluarga dapat diwujudkan dengan partisipasi dan komunikasi dengan baik antar anggota dalam suatu keluarga. Tidak hanya itu, dibutuhkan dukungan dari beberapa instansi pemerintahan seperti Kantor Urusan Agama (KUA), Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), serta Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. Melalui sosialisasi dri instansi pemerintah para orang tua akan mendapat bekal ilmu dan pengetahuan untuk mendidik anak mereka dengan baik. Pendidikan keluarga sangat penting dan berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan karakter anak. Jika pendidikan dalam keluarga dapat terlaksana di dalam tiap keluarga di Indonesia, maka akan terbentuk generasi penerus bangsa yang berkarakter dan tidak terjerumus dalam dekadensi moral yang berakibat buruk pada kehidupan bemasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan pendidikan dalam dalam keluarga, dipredisikan dapat membentuk pribadi yang kreatif, mandiri, berkarakter, dan bebas korupsi hingga dapat memajukan indonesia.


(15)

11

DAFTAR PUSAKA

Anonim. 2010. Peran Ibu Dalam Dalam Mendidik Anak.

http://www.bayisehat.com (18 Agustus 2012)

Kasali, R. 2010. Wirausaha Muda Mandiri. Jakarta: PT Gramedia. Suharsono, 2001. Melejitkan IQ, IE, dan IES. Jakarta: Inisiasi Press.

Yulaelawati, E. 2011. Seminar dan Lokakarya Pendidikan Karakter Bangsa dan Penguatan Kelembagaan Pembinaan Pendidikan Masyarakat.


(16)

(1)

waktu terjadinya, pemberian rangsangan dan cara memberikan rangsangan. Dengan demikian maka pembentukan sikap yang selanjutnya merupakan pembentukan karakter atau watak anak, juga sangat tergantung dari rangsangan pendidikan yang diberikan oleh pendidik.

Terdapat tiga teori perkembangan yang diyakini menetukan hasil jadi seorang anak. Pertama, teori tabula rasa, yakni teori yang menyatakan bahwa hasil jadi seorang anak sangat ditentukan seperti apa ia dididik. Teori ini mengibaratkan anak sebagai kertas putih yang kosong, tergantung siapa yang menulis dan melukisnya.

Kedua teori Genotyp, yang menyatakan bahwa hasil akhir seorang anak sangat ditentukan oleh gen (sifat, karakter, biologis) orang tuanya. Pepatah sering mendukung teori ini dengan perumpamaan “Air hujan mengalir tak jauh dari atapnya.

Ketiga, teora gabungan yang menggabungkan 2 karakter diatas ditambah dengan faktor mileu (lingkungan). Teori ini meyakini bahwa hasil seorang anak ditentukan oleh tiga hal : faktor orang tua, faktor pendidikan, dan faktor lingkungan.

2.4 Membentuk Generasi yang Bebas Korupsi

Membiasakan anak untuk mengikuti peraturan yang berlaku di dalam keluarga dan masyarakat hingga sampai dewasa, si anak akan terbiasa mengindahkan segala peraturan dilingkungan manapun mereka berada. Membiasakan anak untuk bersikap jujur, baik dalam berbicara maupun bertindak serta bertanggung jawab atas pembicaraan dan tindakannya sendiri. Menanamkan kedisiplinan dalam hal menggunakan waktu, uang, barang, dan lain sebagainya hingga anak terbiasa dan teliti dalam besikap. Mengajarkan dan mencerminkan pola hidup sederhana dalam khidupan sehari-hari dan sifat bekerja tanpa pamrih dalam semua aktivitas keluarga setiap harinya.


(2)

C. Pendekatan dan Langkah Mewujudkan Pendidikan Dalam Keluarga

Untuk mewujudkan terlaksananya pendidikan keluarga dapat dilaksanakan melalui cara sebagai berikut :

Melakukan sosialisasi langsung dengan masyarakat baik laki – laki atau perempuan yang akan berkeluarga. Tujuannya yaitu agar masyarakat, khususnya pada orang tua memiliki bekal ilmu untuk mendidik anak mereka. Melalui sosialisasi tersebut, dijelaskan cara mendidik anak yang baik dan cara menanamkan karakter yang baik kepada anak serta pembiasaan mengikuti aturan dan tidak memanjakan anak mereka. Sosialisasi ini dapat dilakukan oleh pegawai KUA di daerah domisili masing-masing.

Melakukan pembinaan terkait dengan kesejahteraan keluarga. Hal ini dilakukan dengan cara memberi pengetahuan yang cukup tentang bagaimana kiat-kiat untuk membentuk keluarga sejahtera melalui pelatihan dan pengembangan bakat sesuai dengan kearifan lokal. BKKBN dapat melakukan pembinaan ini secara terbuka kepada masyarakat dan bekerja sama sengan beberapa tokoh bisnis terkemuka, baik melalui seminar maupun pembinaan langsung praktek untuk mewujudkan keterampilan yang dmiliki oleh anggota masyarakat yang dapat dikembangkan dan dijadikan usaha mandiri untuk kesejahteraan masyarakat.

Komunikasi dan partisipasi yang baik antara semua anggota di dalam keluarga tersebut sangat dibutuhkan agar dapat tercapainya pendidikan disemua aktivitas dalam keluarga tersebut. Komunikasi yang baik harus terjalin antar sesama anggota keluarga agar tercapainya proses interaksi dan pembelajaran.

D. Lembaga Yang Terkait Untuk Terlaksananya Program Pendidikan Dalam Keluarga

3.1 Kantor Urusan Agama (KUA)

Program KUA bertugas melakukan pembinaan kepada calon orang tua selama satu bulan penuh (bagi yang setahun lagi akan menikah), yaitu tentang cara mendidik anak terkait dengan penanaman sikap, nilai dan moral yang baik kepada anak anak mereka nantinya. Mereka dibekali berbagai ilmu tentang cara mendidik anak menurut agama, cara membina keluarga harmonis dan bahagia.


(3)

3.2 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Melakukan sosialisasi kepada orang tua oleh pihak BKKBN tentang pengembangan kulitas dan kesejahteraan keluarga Indonesia. Sosialisasi dilakukan oleh pihak BKKBN. 3.3 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

Memberikan pendidikan tentang kewirausahaan dan melakukan pembinaan,

pelatihan serta pengembangan kreativitas generasi muda dn memberikan kesempatan kerja dengan memperhatikan pendapatan yang layak bagi generasi muda yang produktif dan ingin berusaha mandiri.


(4)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini sedang mengalami keterpurukan dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Pendidian dalam keluarga dapat menjadi solusi untuk memecahkan persoalan ini. Pendidikan keluarga dapat diwujudkan dengan partisipasi dan komunikasi dengan baik antar anggota dalam suatu keluarga. Tidak hanya itu, dibutuhkan dukungan dari beberapa instansi pemerintahan seperti Kantor Urusan Agama (KUA), Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), serta Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. Melalui sosialisasi dri instansi pemerintah para orang tua akan mendapat bekal ilmu dan pengetahuan untuk mendidik anak mereka dengan baik. Pendidikan keluarga sangat penting dan berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan karakter anak. Jika pendidikan dalam keluarga dapat terlaksana di dalam tiap keluarga di Indonesia, maka akan terbentuk generasi penerus bangsa yang berkarakter dan tidak terjerumus dalam dekadensi moral yang berakibat buruk pada kehidupan bemasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan pendidikan dalam dalam keluarga, dipredisikan dapat membentuk pribadi yang kreatif, mandiri, berkarakter, dan bebas korupsi hingga dapat memajukan indonesia.


(5)

DAFTAR PUSAKA

Anonim. 2010. Peran Ibu Dalam Dalam Mendidik Anak.

http://www.bayisehat.com (18 Agustus 2012)

Kasali, R. 2010. Wirausaha Muda Mandiri. Jakarta: PT Gramedia. Suharsono, 2001. Melejitkan IQ, IE, dan IES. Jakarta: Inisiasi Press.

Yulaelawati, E. 2011. Seminar dan Lokakarya Pendidikan Karakter Bangsa dan Penguatan Kelembagaan Pembinaan Pendidikan Masyarakat.


(6)