Bab IV - Page 1 of 9 - DOCRPIJM 1501517573BAB IV

BAB IV ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN

4.1 Analisis Sosial a. Pendidikan dan Keterampilan 1.

  Belum adanya perguruan tinggi (kalaupun ada masih dalam bentuk kelas jauh).

  2. Program beasiswa pendidikan bagi masyarakat yang berpendapatan rendah masih terbatas.

  3. Adanya peralihan mata pencaharian penduduk.

  2. Jiwa dan semangat kewirausahaan masih kurang.

  Kurangnya tenaga kerja yang terampil dan belum berkompeten.

  3. Meluasnya pengaruh perekonomian kota ke desa.

  2. Budaya mapalus yang mulai berkurang.

  Terbatasnya pengetahuan generasi muda tentang kebudayaan lokal yang ada karena belum terakomodasi secara memadai dan merata dalam kurikulum belajar di sekolah-sekolah.

  9. Pemanfaatan obat-obat tradisional mulai berkurang, padahal kearifan lokal penting sebagai alternative pengobatan.

  8. Bahan pangan lokal yang bergizi belum dimanfaatkan secara optimal.

  7. Belum berkembangnya program peningkatan gizi masyarakat.

  6. Masih banyak masyarakat yang belum memahami cara hidup sehat.

  5. Kurangnya Tenaga Medis (khususnya bidan).

  4. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin masih belum optimal.

  3. Belum semua Kecamatan memiliki Puskesmas.

  2. Belum ada Rumah Sakit Pratama.

  Tingginya Angka Kematian Bayi di Kabupaten Minahasa Tenggara yaitu sebesar 34,2 % jika dibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki nilai 34,1.

   Kesehatan dan Gizi 1.

  4. Kurangnya sarana kursus keterampilan seperti Bahasa Inggris b.

  3. Kompetensi pendidikan pegawai masih banyak yang belum sesuai.

c. Kebudayaan 1.

d. Ketenagakerjaan dan Pengangguran 1.

e. Pemuda dan Olahraga 1.

  Organisasi kepemudaan yang masih belum berkembang dengan baik.

  2. Kurangnya pemuda-pemuda yang terampil.

  3. Kurangnya sarana dan fasilitas olahraga.

f. Kemiskinan

  Kemiskinan merupakan masalah paling mendasar di Minahasa Tenggara. Saat ini, Prosentase jumlah penduduk miskin di Kabupaten Minahasa Tenggara mencapai 14,35 % dari total populasi. Jika dibandingkan dengan prosentase kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara dan Nasional, angka ini masih lebih tinggi. Akan tetapi, dari data yang ada dapat dilihat bahwa tren angka kemiskinan di g.

   Kependudukan dan Catatan Sipil 1.

  Terdapat masyarakat transmigrasi yang belum tertata dengan baik (lokasi dan fasilitas).

2. Masalah urbanisasi.

h. Pemberdayaan Perempuan 1.

  Kurangnya pemberdayaan pada kelompok wanita tani.

  2. Kurang aktifnya organisasi perempuan.

  3. Anggaran untuk pemberdayaan perempuan dan anak belum memadai.

  4. Pemilahan data belum dilakukan dalam rangka evaluasi.

  5. Kualitas hidup perempuan masih perlu ditingkatkan., i.

   Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1.

  Belum optimalnya perencanaan desa dalam mempersiapkan pengelolaan sumber daya pedesaan.

  2. Permintaan kebutuhan desa dalam musrembang belum semua terpenuhi.

  3. Pemberdayaan masyarakat didesa harus ditingkatkan.

  4. Akses sumberdaya publik belum merata ke wilayah pedesaan seperti air besih, listrik, sanitasi dan jalan usahatani masih terbatas.

  j. Komunikasi dan Informatika 1.

  Belum semua daerah memiliki jaringan layanan telekomunikasi kabel, nirkabel, dan jaringan telekomunikasi satelit untuk daerah terpencil.

  2. Infrastruktur dan aplikasi dasar belum mencapai semua wilayah, terutama di wilayah pelosok.

  3. Aplikasi e-government yang government to government (G2G), Government to Business (G2B) dan Government to Customers belum tersedia.

  4. Jaringan dan fasilitas internet masih minim.

  5. Asimetry informasi dalam pasar masih terjadi.

h. Pemerintahan Umum 1.

  Kualitas pelayanan publik oleh aparatur pemerintah masih relatif rendah.

2. Sarana dan Prasarana Kantor pemerintahan yang masih belum memadai.

4.2 Analisis Ekonomi 1. Pertanian 1.

  4. Lahan pertanian yang semakin berkurang/mengecil karena warisan dan alih fungsi lahan.

  5. Masalah pemasaran hasil hutan.

  Masih ada petani yang berusaha tani dengan sistem monokultur.

  2. Kurangnya pemahaman petani terhadap teknik pasca panen yang baik dan benar.

  3. Kurangnya sarana melaut bagi nelayan.

  2. Akses nelayan terhadap sumber-sumber permodalan masih sulit.

  Pengolahan produk turunan perikanan yang terbatas.

  3. Kelautan dan Perikanan 1.

  6. Gerakan penanaman pohon perlu dioptimalkan.

  4. Belum adanya identifikasi pemanfaatan pohon.

  5. Produksi dan Produktivitas pertanian teridentifikasi mengalami peningkatan yang semakin menurun.

  3. Masih terdapat kerusakan hutan.

  2. Masih kurangnya pemahaman tentang hutan sosial dan hutan komunitas.

  Terdapatnya pemukiman di sekitar kawasan hutan lindung.

  3. Usia Tanaman Perkebunan yang sudah tua.

  9. Program Hilirisasi dalam konsep pembangunan MP3EI belum dikembangkan di Kabupaten Minahasa Tenggara khususnya untuk komoditi lokal.

  8. Belum adanya asuransi produk pertanian.

  7. Belum ada peta kesesuaian lahan berdasarkan indikator usahatani per kecamatan.

  6. Belum ditetapkan lahan pertanian yang tidak bisa dikonversi.

  2. Kehutanan 1.

  4. Belum berkembangnya pelabuhan perikanan.

  4. Belum tersusun dokumen rencana induk pariwisata daerah.

  3. Belum optimalnya promosi investasi daerah.

  2. Kurangnya investasi asing di daerah.

  Kurangnya investasi swasta di daerah.

  8. Penanaman Modal/Investasi 1.

  4. Belum ada koperasi khusus pertanian/agroindustri.

  3. UMKM agroindustri belum berkembang.

  2. Masih kurangnya wirausaha muda.

  Masih belum berkembangnya koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah.

  7. Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 1.

  6. Belum tertata manajemen pengelolaan objek wisata.

  5. Minimnya promosi daerah wisata secara bersama dalam satu paket dengan kabupaten/kota lainnya.

  3. Belum memadai sarana dan prasarana di kawasan wisata.

  4. Perdagangan 1.

  2. Belum terpetakan revitalisasi pengembangan pariwisata yang unik di Kabupaten Minahasa Tenggara.

  Belum optimal pengembangan Objek wisata yang potensial.

  6. Pariwisata 1.

  5. Belum tersedianya industri perikanan untuk pengolahan hasil perikanan daerah.

  4. Industri pengolahan berbahan baku komoditi perkebunan masih kurang.

  Pengusaha UMKM masih banyak yang belum memahami Cara Pengolahan Produk Yang Baik dan Benar.

  2. Industri makanan belum optimal terutama dalam kemasan dan penampilan 3.

  Belum berkembangnya agroindustri unggulan di Daerah.

  5. Perindustrian/Agroindustri 1.

  3. Perdagangan komoditas perkebunan yang belum optimal, masih ada sistem ijon yang berpengaruh pada harga.

  2. Pasar yang ada saat ini sudah tidak bisa memadai.

  Pembangunan pasar yang tidak strategis sehingga tidak bisa dimanfaatkan.

  4. Masih kurangnya insentif pemerintah terhadap investor.

  9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 1.

  Pengelolaan keuangan daerah yang harus ditingkatkan.

  2. Tidak optimalnya mekanisme pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah yang menyebabkan daerah memperoleh opini disclaimer dari Badan Pemeriksa Keuangan selama 5 (lima) tahun berturut-turut.

  3. Belum optimalnya potensi Pendapatan Asli Daerah dari Pajak dan Retribusi.

  4. Angka pertumbuhan ekonomi daerah yang fluktuatif.

  10. Produksi dan Indikator Makro dan Mikro Ekonomi Daerah 1.

  PDRB per kapita Kabupaten Minahasa Tenggara masih relatif rendah dibandingkan dengan PDRB per kapita Provinsi. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Tenggara masih lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Utara.

  3. Tingkat penganguran masih tinggi.

  4. Tingkat kemiskinan masih tinggi.

  5. Produksi daerah cenderung meningkat dengan kuantitas yang semakin berkurang (PDRB atas dasar harga konstan cenderung menurun)

  6. Jumlah Produksi dipengaruhi oleh harga produk, menurunnya harga akan berpengaruh terhadap nilai produk (PDRB atas dasar harga berlaku)

  11. Pertambangan dan Penggalian 1.

  Masih terdapat potensi pertambangan yang belum dimanfaatkan.

  2. Terdapat Penambang tanpa izin yang bisa berpotensi terhadap degradasi lingkungan.

  3. Belum terdapat pengusaha pertambangan lokal yang mampu melakukan dengan teknologi tinggi sehingga meminimalkan dampak terhadap lingkungan.

  4. Kontribusi sub sektor pertambangan dan penggalian masih relatif rendah .

4.3 Analisis Lingkungan

Tabel 4.1 Jenis Usaha / Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Analisis Mengenai Dampak

  Lingkungan Hidup untuk Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya

  Jenis Rencana Usaha/Kegiatan No.

  Besaran Persampahan 1.

  Pembuangan dengan sistem controlled landfill, sanitary landfill dengan a.

  ≥ 40 Ha luas landfill b. TPA di daerah pasang surut dengan luas landfill ≥ 25 Ha c. Pembangunan transfer station dengan kapasitas ≥ 1.000 ton/hari

2. Pembangunan Perumahan/Permukiman

  a. Kota sedang dan kecil dengan luas ≥ 200 Ha b. Kota besar dengan luas

  ≥ 100 Ha

  c. Kota Metropolitan dengan luas ≥ 50 Ha

  3.

  a. IPLT dan/IPAL dengan luas kolam ≥ 3 Ha b. Pembangunan sistem perpipaan air limbah dengan luas layanan ≥ 500 Ha

  Drainase Permukiman 4.

  a. Pembangunan saluran di kota besar/metropolitan

  • lebar

  ≥ 5 m

  • atau panjang

  ≥ 10 km

  b. Pembangunan saluran di kota sedang

  • lebar

  ≥ 10 m

  • atau panjang

  ≥ 15 km Air Bersih di kota besar/metropolitan

  5.

  a. Pembangunan jaringan distribusi dengan luas layanan ≥ 1.500 Ha b. Pembangunan jaringan transmisi, dengan panjang ≥ 25 Km

  Pengambilan air dari danau, sungai, mata air atau sumber air lainnya dengan 6.

  ≥ 500 liter /detik debit pengambilan Sumber : Permen LH No. 11 Tahun 2006

Tabel 4.2 Jenis Usaha / Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi UKL-UPL

  3. Peremajaan Perumahan dan Permukiman

  Perubahan kepadatan penduduk, perubahan tingkat pelayanan prasarana & sarana kota, perubahan kondisi sosial ekonomi dan budaya, kehilangan bangunan bersejarah atau peningkatan nilai asset bangunan bersejarah

  Perubahan tata guna lahan skala kawasan, perubahan daya dukung dan tingkat pelayanan kota, bangkitan LHR, bangkitan sampah dan limbah, perubahan tingkat konsumsi air bersih, perubahan koefisien KDB & KLB, perubahan volume run - off, perubahan kawasan resapan air, kesenjangan sosial dengan masyarakat sekitar Perubahan bentuk lahan, pengaruhnya terhadap lingkungan sosial, ekonomi dan budaya dan pelestarian cagar budaya

  Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan pemborosan dan kemerosotan, pengaruhnya terhadap lingkungan fisik - kimiawi, biologi, sosial ekonomi dan budaya

  b.

  Ke dalam proses pembusukan, keculai untuk lokasi yang berada di bantaran sungai, tidak dibangun di sekitar sungai/berbatasan langsung dengan sungai Leachate (air lindi), gangguan cacing, gangguan lalat, keluhan penduduk sekitar terhadap keberadaan tempat pembuangan sampah di sekitar, dll a.

  IPAL < 3 Ha Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, pengaruh penggunaan teknologinya terhadap lingkungan fisik - kimia dan sosial ekonomi budaya, introduksi jenis hewan Gangguan kesehatan, estetika, bau, asap pembakaran, emisi bio gas (H2S, Nox, Sox, Cox, dioxin), pencemaran air tanah maupun air permukaan

  IPLT < 2 Ha b.

  4. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) a.

  Revitalisasi Kawasan (Memfungsikan kembali kawasan) ≥ 1 Ha

  a. Kota Metropolitan & Besar ≥ 1 Ha b. Kota Sedang ≥ 2 Ha c.

  2 Ha s/d 100 Ha

  No. Jenis Usaha/Kegiatan Skala (Besaran) Dasar Pertimbangan Alasan Ilmiah Khusus

  c. Kota Sedang, Kecil (luas)

  2 Ha s/d 50 Ha

  b. Kota Besar (luas)

  2 Ha s/d 25 Ha

  a. Kota Metropolitan (luas)

  2. Pembangunan Perumahan dan Permukiman

  Bangunan Komposting dan daur ulang (kapasitas sampah baku) > 4 ton/hari, >500 m2

  d. Pembangunan incenerator Semua Ukuran e.

  <1.000 ton/hari

  1. Persampahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan system control ladfill atau sanitary landfill Luas <10 Ha Kapasitas <10.000 ton TPA di daerah pasang surut Luas <5 Ha Kapasitas <5.000 ton c. Pembangunan Transfer Station (kapasitas operasional)

  Perubahan bentuk lahan, pengaruh proses teknologi terhadap lingkungan fisik, kimiawi, biologi, sosial, ekonomi dan budaya Gangguan kesehatan, estetika, bau, pembahan kualitas air tanah maupun air permukaan sekitar PILT/IPAL, pembahan pola mata pencaharian masyarakat sekitar

6. Drainase Permukiman Perkotaan

  • ) Pembangunan drainase sekunder dan tertier di kota sedang kemungkinan melewati pemukiman padat

  Pembangunan jaringan distribusi (luas layanan) 100 Ha s/d < 500 Ha b.

  > 5 liter/det dan < 50 liter/det Pengambilan air tanah dalam (debit)

  Gangguan lalu lintas, kecemburuan sosial antar konsumen air bersih, konflik pemakaian sumber daya air, perubahan pasokan air, penurunan muka tanah (land subsident) akibat penyedotan air tanah yang berlebihan, intrusi air asin, perubahan kualitas air Penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik kimiawi, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial budaya, eksploitasi sumber daya air yang pemanfaatannya berpotensi menimbulkan pemborosan maupun kerusakan sumber daya alam, ekologi waduk Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik - kimiawi, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial, ekonomi dan budaya

  Gangguan lalu lintas, kerusakan prasarana dan sarana umum, ketidakpuasan atas nilai kompensasi kerusakan property atau kompensasi pembebasan lahan, perubahan kualitas air di bagian hilir saluran.

  

Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi UKL - UPL untuk Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya

e.

  Pengambilan air baku dan sungai, danau dan sumber air lainnya (debit) 50 liter/det s/d 250 liter/det d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air dengan Pengolahan Lengkap (debit) > 50 liter/det

  Pembangunan jaringan pipa transmisi (panjang)

  7. Pembangunan Bangunan Gedung (luas lantai) < 10.000 m2 Perubahan bentuk lahan, proses teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik - kimia, hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial, ekonomi, budaya, flora fauna, perubahan intensitas bangunan gedung terhadap lingkungan Gangguan lalu lintas, kebisingan, kesehatan, getaran, gangguan genangan lokal (dewatering), gangguan cahaya, kebakaran, bangkitan LHR, air limbah, sampah, peningkatan kebutuhan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan (air bersih, air limbah, jalan akses, drainase, area parkir), perubahan KDB, KLB, peningkatan kaki lima (PKL), peningkatan emisi gas, bahan yang bersifat ozon

  > 5 Km

  2 Km - 10 Km *) c. Pembangunan Salurang di Kota Kecil (panjang)

  b. Pembangunan Saluran di Kota Sedang Drainase Utama (panjang) < 10 Km Drainase Sekunder dan Tertier (panjang)

  1 Km - 5 Km

  a. Pembangunan saluran di Kota Besar & Metropolitan Drainase Utama (panjang) < 5 Km Drainase Sekunder dan Tertier (panjang)

  Penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik - kimiawi, proses dan hasil kegiatannya mempengaruhi lingkungan Gangguan lalu lintas, kerusakan prasarana dan sarana umum, ketidakpuasan atas nilai kompensasi

  5. Pembangunan Sistem Perpipaan Air Limbah (Sewerage) Kota besar/metropolitan (luas layanan) < 500 Ha

  No. Jenis Usaha/Kegiatan Skala (Besaran) Dasar Pertimbangan Alasan Ilmiah Khusus

8. Air Bersih Perkotaan a.

2 Km s/d < 10 Km c.

  • ) Skala besaran wajib UKL/UPL untuk pengambilan dari mata air &gt;5 liter/det s/d &lt;50 liter/det (khususnya di P. Jawa dan pulau - pulau kecil lainnya)
  • ) Sepanjang belum diatur oleh instansi yang berwenang

  No. Jenis Usaha/Kegiatan Skala (Besaran) Dasar Pertimbangan Alasan Ilmiah Khusus 9.

  Perubahan bentuk lahan, penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik - kimia, biologi, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial, ekonomi dan budaya Pembangunan Kawasan Terpadu :Pembangunan meliputi Permukiman, perkantoran, pendidikan, olahraga, kesehatam, tempat ibadah, pusat perdagangan dan perbelanjaan Gangguan lalu lintas, kebisingan, getaran, genangan lokal, bangkitan LHR, sampah, air limbah, peningkatan kebutuhan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan (air bersih, sanitasi, sampah, drainase, areal parkir), perubahan KLB, KDB, peningkatan PKL

  5 Ha Luas Lantai Bangunan &lt; 10.000 m2

  10.

  a.

  Jumlah penduduk yang dipindahkan

  50 KK - 200 KK Perubahan tata guna lahan kawasan, ketidakpuasan atas pemberian kompensasi penggantian dan bangunan, adaptasi dengan penduduk sekitar, perubahan ekosistem kawasan, perubahan daya dukung kawasan (lahan, sumber daya air, pertanian, kehutanan, perkebunan, dll), perubahan koefisien run off, perubahan

b. Luas Lahan Kawasan

  2 Ha - 100 Ha Catatan : *) ke dalam kegiatan ini termasuk kawasan yang dipersiapkan untuk menampung pengungsi dan memukimkan kembali, penduduk yang dipindahkan akibat pembangunan proyek misalnya waduk, jalan, bencana alam dan bencana sosial, dll

  Sumber : Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah, Nomor : 17/KPTS/M/2003, Tanggal : 3 Februari 2003 Keterangan : 1.

  Luas Lahan

KDB, KLB

  Semua kegiatan yang memerlukan disposal area dan/atau borrow area dengan luas &gt; 1 Ha (kawasan perkotaan) dan/atau &gt; 5 Ha (kawasan perdesaan), memerlukan UKL/UPL

  Pembangunan Kawasan Permukiman untuk Pemindahan Penduduk dan atau Permukiman Kembali Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, eksploitasi sumber daya alam, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial ekonomi, budaya, penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik - kimia - biologi, mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam

2. Klasifikasi kota menurut sumber dari National Urban Development Strategic (NUDS) :

  e. Kota Kecamatan Populasi 3.000 - 20.000 jiwa

Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi UKL - UPL untuk Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya

  d. Kota Kecil Populasi 20.000 - 200.000 jiwa

  c. Kota Sedang Populasi 200.000 - 500.000 jiwa

  a. Kota Metropolitan Populasi &gt;1.000.000 jiwa

  b. Kota Besar Populasi 500.000 - 1.000.000 jiwa