Hubungan antara kecemasan menjelang ujian nasional dengan prestasi belajar siswa SMP - USD Repository

  

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN MENJELANG UJIAN NASIONAL

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Monika Dewi Ratna Widyaningrum

  

NIM : 079114038

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

MOTTO

Menjadi yang berbeda adalah menjadi yang diingat

(Luciano Miguel)

Perjalanan hidup seseorang tentu berbeda dengan yang lain dilihat segala aspek,

sudut pandang dan pengalaman

Kekuatan doa mengubah segala sesuatu yang tidak bisa diraih oleh manusia

  

Biasa Penelitian ini aku persembahkan untuk : Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertaiku Orangtua dan adikku yang selalu mendukungku Simbah-simbahku yang selalu mendoakanku

  Malaikat keberuntunganku dan semua sahabat yang selalu menemaniku

  Pernyataan Keaslian Karya

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 23 November 2011 Penulis Monika Dewi Ratna W.

  

Hubungan Antara Kecemasan Menjelang Ujian Nasional dengan

Prestasi Belajar Siswa SMP

Monika Dewi Ratna Widyaningrum

   ABSTRAK Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang bertujuan untuk menguji hubungan

antara Kecemasan Menjelang Ujian Nasional dengan Prestasi Belajar Siswa SMP. Hipotesis yang

diajukan adalah ada hubungan antara Kecemasan Menjelang Ujian Nasional dengan Prestasi

Belajar Siswa SMP. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Kanisius Muntilan

sebanyak 48 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa skala kecemasan yang terdiri

dari 36 item dengan reliabilitas sebesar 0.947 dan nilai Ujian Nasional. Metode statistik yang

digunakan untuk menganalisis data adalah Pearson Product Moment. Hasil dari penelitian ini

adalah ada hubungan negatif yang signifikan antara kecemasan menjelang ujian nasional dengan

prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini ditunjukkan dengan nilai r = -0.330 pada taraf signifikasi

0,011 (p < 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.

  Kata kunci : kecemasan, ujian nasional, prestasi belajar siswa

  

Relation between The Anxiety Ahead of The National Examinations and

Student’s Achievement of Junior High School

Monika Dewi Ratna Widyaningrum

   ABSTRACT This research is correlational research which has purpose to examine the Relation between The Anxiety Ahead of The National E xaminations and Student’s Achievement of Junior

High School.The hypothesis posed is Relation between The Anxiety Ahead of The National

  

Examinations and Student’s Achievement of Junior High School. Subjects in this study were 48

grade IX in students of Kanisius Junior High School Muntilan. Data collection instrument used in

the form of anxiety scale consists of 36 items with reliability 0.947 and national examinations

scores. Statistical methods used to analyze the data is the Pearson Product Moment. The results of

this study is that significant relationship between anxiety ahead of the national examinations and

student’s achievement.The results of this study indicated the value of r = -0.330 at 0.011

significant level (p < 0.05). It shows that the hypothesis of this research was accepted.

  Key words : anxiety, national exam, student achievement

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Monika Dewi Ratna Widyaningrum Nomor Mahasiswa : 079114038

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  Hubungan Antara Kecemasan Menjelang Ujian Nasional dengan

Prestasi Belajar Siswa SMP

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal 23 November 2011 Yang menyatakan Monika Dewi Ratna Widyaningrum

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih karunia dan penyertaannya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Kecemasan Menjelang Ujian Nasional dengan Prestasi Belajar Siswa SMP” sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1 pada jurusan Psikologi Universitas Sanata Dharma .

  Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Ibu Yohana Titik Kristiyani., selaku Kaprodi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Prof. Dr. A. Supratiknya, selaku dosen penguji kedua yang telah memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan penelitian ini.

  4. Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen penguji ketiga yang telah memberikan banyak masukkan dan membantu penulis untuk lebih memahami prosedur penelitian.

  5. Ibu Nimas Eki, S.Psi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasehat dan dukungan selama penulis menjalani kuliah.

  6. Segenap staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma khususnya Ibu Tanti, Ibu Susan, Ibu Siwi, Ibu Dewa, Ibu Lusi, Ibu Nimas, Mbak Etta, Bapak Cahya, Bapak Agung, Bapak Praktik, Bapak Priyo, Bapak Heri, Bapak Subagya, Pak Didik, Pak Siswa yang telah memberikan segala pengetahuan tentang dunia psikologi yang sangat bermanfaat dan menarik.

  7. Segenap karyawan Fakultas Psikologi; Mbak Nani, Mas Gandung, dan Pak Gi di sekretariat Fakultas Psikologi, Mas Mudji yang luar biasa di Laboratorium Fakultas Psikologi dan Mas Doni di ruang baca Fakultas Psikologi yang telah memperlancar dan membantu proses kuliah saya selama ini. Trimakasih untuk kesempatan menjadi asdos matakuliah Tes Proyektif : Grafis.

  8. Ibu Kepala sekolah, Ibu Wakil kepala sekolah, Guru dan staff SMP Kanisius Muntilan yang telah membantu peneliti untuk memperoleh informasi dan melakukan penelitian ini.

  9. Bapak Agustinus Agus S. dan Ibu Astaria Yulianti, orang tuaku tercinta yang telah membesarkan dan memberikan segalanya untukku. Trimakasih, kelak akan kubahagiakan kalian.

  10. Adikku Ignatia Dewi K. yang selalu mendukungku dalam suka dan duka.

  11. Mbah Pardjo, Mbah Sumi, Mbah Marsidi dan Mbah Rosalia, kakak-adik sepupu, om, tante, pakde, budhe yang sudah mendukungku selalu.

  12. Stefanus Tino Adika, yang hadir dalam kehidupanku untuk mendukung dan mengajarkan arti setia pada Tuhan dan arti hidup yang nyata. Thanks my lucky angel!

  13. Teman-teman Psikologi dan seperjuangan yang selalu akan penulis kenang : Anggun, Uline, Sela, Bambang, Dodi, Anton, Vivi, Wulan, Rara, Noy, Sheila, Susan, Ucil08, Paimun06, mas That2, Patrick09. Khusus buat Anik07, Ditha TI07, Inez dan mbak Spy 06 yang memberi banyak masukan untuk tugas akhir ini dan semuanya yang belum tersebut.

  14. Teman-teman seperjuangan tugas akhir; Silvy, Dian,Ratih, Nana, Linda, Heni, ayo semangat kawan! kita sudah kebal terhadap ujian-ujian ini.

  15. Keluarga OMK Johar, Muntilan : mas berto, mbak endah, mbak herlin, ridya, rias, tika, scolastika, wulan, dek yudis, adit, alex, yoga, silvi, marsel, kevin, tita, ardin, valen, rafa aku sayang kalian, God Bless Us!

  16. Mbak Veenu selaku psikolog Biro Focus yang telah memberi kesempatan untuk kerja magang sebagai asisten, semoga kelak berguna untukku.

  17. Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas kehadirannya dalam hidupku dan atas segala dukungan yang telah diberikan. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan kritik serta saran sehingga skripsi ini dapat berguna bagi ilmu psikologi.

  Yogyakarta, 23 November 2011

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................................ vi

ABSTRACT ...................................................................................................................... vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................................... viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xv

DAFTAR SKEMA ............................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xvii

  

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 8

  

BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................................... 9

A. Prestasi Belajar ......................................................................................................... 9

  1. Pengertian Prestasi Belajar ................................................................................... 9

  2. Faktor

  • –faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ........................................... 10

  B. Siswa SMP ................................................................................................................. 13

  1. Pengertian Siswa SMP sebagai Remaja Awal ...................................................... 13

  2. Ciri-ciri Siswa SMP sebagai Remaja Awal .......................................................... 14

  3. Karakteristik Perkembangan Kognitif dan Sosial Emosional Siswa SMP sebagai Remaja Awal ............................................................................................. 16 C. Kecemasan ................................................................................................................. 17

  1. Pengertian Kecemasan .......................................................................................... 17

  2. Aspek-aspek Kecemasan ....................................................................................... 18

  3. Macam-macam Kecemasan .................................................................................. 23

  4. Faktor-faktor Kecemasan ...................................................................................... 25

  D. Ujian Nasional ......................................................................................................... 27

  1. Sejarah Ujian Nasional ...................................................................................... 27

  2. Pengertian Ujian Nasional.................................................................................. 28

  3. Tipe Ujian Nasional tahun 2011 ........................................................................ 29

  4. Kriteria Kelulusan Ujian Nasional tahun 2011 ................................................. 30

  E. Hubungan Antara Kecemasan Menjelang Ujian Nasional dengan Prestasi Belajar Siswa ........................................................................................................ 32

  

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................................. 37

A. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 37 B. Identifikasi Variabel Penelitian .............................................................................. 37 C. Definisi Operasional ............................................................................................... 38 D. Subjek Penelitian ................................................................................................... 40 E. Prosedur Penelitian ................................................................................................ 40 F. Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 41 G. Validitas dan Reliabilitas ....................................................................................... 47 H. Uji Coba Skala ....................................................................................................... 49 I. Metode Analisis Data ............................................................................................ 56

BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ............................................ 57

A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................................... 57 B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................................... 59 C. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................................ 60 D. Analisis Data Penelitian .......................................................................................... 62 E. Pembahasan ........................................................................................................... 67

BAB V. PENUTUP ........................................................................................................... 71

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 71 B. Saran ........................................................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 73

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Blue Print Skala Kecemasan Menjelang Ujian Nasional Untuk Uji Coba ......... 44 Tabel 2. Susunan Butir Item Skala Kecemasan Menjelang Ujian Nasional ..................... 45 Tabel 3. Distribusi Item Sahih dan Gugur Skala Kecemasan ............................................ 51 Tabel 4. Blue-Print Skala Kecemasan Menjelang Ujian Nasional Setelah Uji Coba ......... 54 Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian ................................................................................. 59 Tabel 6. Deskripsi Statistik Data Empiris .......................................................................... 60 Tabel 7. Mean Teoritis, Mean Empiris dan Standar Deviasi ............................................. 61 Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data Kecemasan Menjelang Ujian Nasional dan

  Prestasi Belajar..................................................................................................... 62 Tabel 9. Hasil Uji Linieritas Kecemasan Menjelang Ujian Nasional dan Prestasi

  Belajar ................................................................................................................... 63 Tabel 10. Hasil Uji Hipotesis Korelasi Pearson Product Moment antara

  Kecemasan Menjelang Ujian Nasional dan Prestasi Belajar ................................ 65

DAFTAR SKEMA

  SKEMA PENELITIAN ..................................................................................................... 36

  LAMPIRAN

Lampiran A SKALA TRY OUT (SKALA KECEMASAN) ......................................... 77

Lampiran B SKALA PENELITIAN (SKALA KECEMASAN) .................................. 83

Lampiran C DATA TRY OUT ....................................................................................... 88

Lampiran D DATA PENELITIAN ................................................................................. 103

Lampiran E ANALISIS DATA ...................................................................................... 113

Lampiran F SURAT PENELITIAN ............................................................................. 116

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses pembelajaran merupakan inti proses pendidikan secara menyeluruh. Seiring perluasan akses sebagai upaya penuntasan Wajib Belajar 9 tahun,

  peningkatan mutu pendidikan perlu diupayakan secara optimal. Upaya tersebut juga dijalankankan oleh jenjang pendidikan tingkat SMP untuk mendukung gerakan Wajib Belajar 9 tahun.

  Menurut Notosoedirdjo dan Latipun (2001) sekolah adalah salah satu lembaga sekunder yang mempunyai peranan penting terhadap perkembangan jiwa anak. Kondisi tersebut terjadi karena ada interaksi anak dengan guru di sekolah cukup intensif dan berlangsung lama dalam setiap harinya. Oleh karena itu, sekolah tidak hanya berfungsi untuk mencerdaskan melainkan juga membentuk watak dan kepribadian anak. Interaksi akan berjalan baik antara guru dan siswanya bila memahami arti penting dari proses belajar. Hilgard dan Brower (dalam Hamalik 2007) mengatakan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman.

  Proses pembelajaran yang telah dilewati selama 3 tahun akan diuji melalui Ujian Nasional. Bentuk usaha dari sekolah untuk mengejar pendidikan yang bermutu adalah berusaha untuk meraih prestasi akademis yang baik dalam setiap Ujian Nasional. Hal ini diwujudkan dengan usaha keras dan dukungan yang dilakukan oleh siswa, guru maupun orangtua agar memperoleh nilai Ujian Nasional yang baik yakni sesuai dengan standar kelulusan.

  Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Kunto Nugroho (dalam Republika.co.id, 2010) sebanyak 71.805 siswa SMP sederajat di Jawa Tengah (Jateng) tidak lulus dalam ujian nasional (UN) tahun pelajaran 2009/ 2010. Angka ketidaklulusan UN jenjang SMP di Jateng tahun ini secara keseluruhan mencapai 14,1 persen. Dari total peserta ujian jenjang SMP sederajat di Jateng yang mencapai 512.653, siswa yang lulus hanya 440.848 (85,9 persen). Kondisi tersebut tentu mendorong seluruh pihak untuk serius dalam mempersiapkan diri supaya dapat mencapai kelulusan. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 46 tahun 2010, disebutkan dalam pasal 1 nomor 15 bahwa standar kompetensi kelulusan yang selanjutnya disebut SKL adalah standar kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta didik.

  Berdasarkan Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional SMP, MT,SMPLB. SMA, MA, SMALB dan SMK tahun 2010/2011, kelulusan peserta didik dari Ujian Nasional ditentukan berdasarkan nilai akhir. Nilai akhir adalah gabungan nilai sekolah dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dengan nilai ujian nasional, dengan pembobotan 40% untuk nilai sekolah yang diujinasionalkan dan 60% untuk nilai ujian nasional. Selain hal tersebut, kelulusan siswa juga ditentukan oleh Rapat Dewan Guru. Ujian Nasional pada tahun ini memberikan semangat positif kepada pihak sekolah karena memiliki hak dan menjadi salah satu penentu terhadap kelulusan siswa selain dari nilai akhir ujian yang memenuhi standar. Jadi, kelulusan siswa pada ujian tahun 2011 ditentukan oleh nilai akhir ujian dan rapat dewan guru.

  Meski demikian, fenomena mengalami situasi yang tertekan menjelang ujian pasti dirasakan oleh semua pihak. Berdasarkan data kelulusan siswa tingkat SMP sederajat di Jawa Tengah, sebanyak 71.805 siswa tercatat 14,1 persen menunjukkan angka ketidaklulusan UN jenjang SMP di Jateng tahun 2009/2010.

  Hasil tersebut tentu kurang memuaskan karena masih terdapat siswa yang tidak lolos dalam UN sehingga memicu berbagai reaksi tertentu. Menurut Maria Hardayanto (dalam Kompas.com 2011) menyatakan bahwa tangis, sedih, takut, tegang, kesal, marah, jengkel biasanya mewarnai pra Ujian Akhir Nasional (UAN) dan pasca UAN yang dilaksanakan sesuai PP No. 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan. Kondisi tersebut juga dirasakan oleh siswa, guru maupun orangtua. Sebagian besar siswa menganggap serius terhadap Ujian Nasional dan melakukan persiapan dengan sebaik mungkin. Orangtua juga merasakan kegelisahan, namun mereka cenderung memasrahkan kepada pihak sekolah. Oleh karena itu, sekolah mengupayakan proses persiapan yang baik dengan menciptakan situasi belajar yang kondusif dan interaktif. Menurut uraian H.C. Witherington dan Lee J. Cronbach Bapemsi (dalam Mustaqim, 2008) situasi belajar terdiri atas kesehatan jasmani, keadaan psikis dan pengalaman dasar.

  Prestasi tersebut dapat dikategorikan sebagai sebuah kesuksesan atau kegagalan. Prestasi belajar terwujud karena adanya perubahan selama beberapa waktu yang tidak disebabkan oleh pertumbuhan tetapi karena adanya situasi belajar

  Prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal yang meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Domain kognitif berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan). Ranah kognitif merupakan sumber sekaligus pengendali ranah-ranah lainnya yakni afektif dan psikomotorik (Latipah, 2010). Prestasi belajar dapat diukur dengan menggunakan norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Norma-norma pengukuran tersebut dapat berupa angka atau simbol huruf (Syah, 2004). Norma ini dapat dilihat dari hasil nilai akhir ujian siswa.

  Purwanto (2003) menyebutkan dua macam faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar yaitu faktor individual dan sosial. Faktor individual terdiri dari kecerdasan, kematangan dan pertumbuhan, latihan, motivasi dan faktor pribadi, sedangkan faktor sosial terdiri dari keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. Kedua faktor adalah dasar penentu bagi perkembangan prestasi belajar seorang siswa.

  Salah satu hal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor individual. Dalam faktor individual, terdapat faktor non-intelektif yang memiliki unsur suatu fenomena emosional yang disumbangkan secara tidak sadar oleh seorang individu. Menurut Durand & Barlow (2006) emosi memiliki dampak langsung dan dramatik pada fungsi diri kita dan berperan sentral dalam banyak bentuk gangguan seperti kecemasan. Dalam prosesnya, setiap siswa pasti faktor kecemasan tersebut. Pada saat menjelang atau dilaksanakannya ujian, ada kekhawatiran atau kegelisahan apabila mengalami kegagalan. Mereka merasakan kecemasan jika tidak dapat mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Fitri & Elfida, 2008).

  Gangguan pada emosi anak akan berpengaruh jelek pula pada prestasi belajar anak, daya tangkap maupun daya ingat akan menurun, keragu-raguan dan kecemasan selalu melanda diri anak (Notosoedirjo dan Latipun, 2001). Gangguan tersebut kemudian melahirkan reaksi yang beragam seperti berusaha menghindar dari situasi atau aktivitas belajar dengan bermain games, facebook dan sebagainya. Menurut Fitri dan Elfida (2008) apabila individu disibukkan oleh kecemasan bahwa akan gagal dalam ujian yang sedang dihadapi, perhatian individu untuk menyusun jawaban akan berkurang, setara dengan besarnya kekhawatiran. Orang yang cemas lebih mudah gagal sekalipun memiliki skor tinggi dalam tes-tes kecerdasan. Kecemasan juga menghambat kinerja akademis.

  Berdasarkan 126 studi yang dilakukan terhadap lebih dari 36.000 orang ditemukan bahwa semakin mudah cemas seseorang, semakin buruklah kinerja akademis mereka, apapun model pengukurannya, nilai tes-tes harian, indeks prestasi kumulatif atau prestasi akademik yang dimiliki (Goleman dalam Fitri dan Elfida, 2008)

  Kowalski (dalam Santrock, 2009) mengatakan bahwa kecemasan meliputi perasaan yang sangat tidak menyenangkan akibat rasa takut dan sedih yang tidak jelas. Kecemasan biasanya muncul ketika ada situasi yang mengancam. Situasi

  2002, muncul ujian akhir dengan nama Ujian Akhir Nasional dimana kelulusan siswa ditentukan oleh nilai mata pelajaran secara individual (Koswara, 2011).

  Ujian Nasional adalah salah satu stimulus yang menimbulkan kecemasan bagi siswa. Kecemasan menjelang Ujian Nasional tentu memiliki dampak terhadap prestasi belajar siswa. Siswa harus membagi perhatiannya untuk belajar dan mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional.

  Kecemasan mempengaruhi siswa yang sedang belajar dan mempengaruhi siswa yang sedang mengerjakan tes untuk mencapai prestasi. Siswa yang mempunyai kecemasan tinggi secara jelas membagi perhatian mereka pada materi baru dan pada perasaan nervous (kecemasan) mereka. Sejak siswa mulai merasa cemas, dia mungkin telah kehilangan banyak informasi yang disampaikan guru atau buku yang sedang dibaca. Siswa yang mempunyai kecemasan tinggi jika menaruh perhatian terhadap pelajaran yang sulit yang menggantungkan pada ingatan jangka pendek, tidak dapat mengorganisasi pelajaran dengan baik. Jadi, kecemasan mempengaruhi siswa ketika mereka mengerjakan tes dan ketika mereka belajar. Peneliti lain menemukan sejumlah hubungan antara kecemasan dan prestasi akademik. Siswa yang mempunyai kecemasan tinggi cenderung mendapat skor akademik yang lebih rendah daripada skor siswa yang kurang cemas (Sarason, Lightall, Waite & Reubush dalam Djiwandono, 2006)

  Hasil survei yang dilakukan terhadap 10 siswa SMP Kanisius Muntilan menunjukkan sebesar 80% dari mereka yang pernah mengalami kecemasan dan 60% menyatakan kecemasan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang menurun saat akan menghadapi tes atau ujian adalah tidak memiliki persiapan. Kondisi tidak siap ini ditandai dengan kurang belajar, kurang konsentrasi, kurang memahami materi, bahan materi yang banyak, merasa takut jika soal sulit dikerjakan sehingga hasilnya jelek dan tidak lulus. Menurut Nevid, Rathus & Greene (2005) kecemasan bisa terlihat dari ciri fisik, perilaku dan kognitif. Dalam survey ini ciri yang muncul adalah ciri fisik dan kognitif. Ciri fisik yang terjadi adalah nervous, sakit perut dan pusing sedangkan untuk ciri kognitif ditandai dengan sulit untuk berkonsentrasi, bingung, memikirkan hal tersebut dan tidak percaya diri.

  Berdasarkan uraian di atas, ada kejelasan bahwa kecemasan menjelang ujian nasional berhubungan dengan prestasi belajar. Meskipun demikian, masih terdapat banyak faktor lain seperti faktor internal maupun eksternal yang bisa berhubungan dengan prestasi belajar selain kecemasan pada diri siswa. Pada faktor internal, ada faktor intelegensi, motivasi, minat dan bakat, sedangkan pada faktor eksternal terdapat faktor lingkungan sosial dan nonsosial.

B. RUMUSAN MASALAH

  Rumusan masalah yang ingin diteliti adalah apakah ada Hubungan antara Kecemasan Menjelang Ujian Nasional dengan Prestasi Belajar Siswa SMP?

C. TUJUAN PENELITIAN

  Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya Hubungan antara Kecemasan Menjelang Ujian Nasional dengan Prestasi Belajar Siswa SMP Kanisius Muntilan D.

MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi lembaga pendidikan

  khususnya Sekolah Menengah Pertama mengenai kecemasan siswa menjelang UAN dengan prestasi belajarnya sehingga bisa mencari solusi guna menghadapi hal tersebut b. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman bagi siswa tentang kecemasan menjelang UAN dan mencari solusi untuk bisa mengatasi kecemasan tersebut sehingga prestasi belajar tetap baik 2.

   Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam lingkup Psikologi Pendidikan sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi bahan literatur untuk penelitian yang relevan dimasa yang akan datang.

BAB II LANDASAN TEORI A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

  Dalam pendidikan formal, prestasi belajar seorang siswa sangatlah penting. Prestasi belajar diperoleh melalui hasil belajar. Prestasi belajar disimbolkan dalam bentuk angka dan huruf (Tirtonegoro, 1984)

  Menurut Syah (2004) prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal yang meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Prestasi belajar dapat diukur dengan menggunakan norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Norma-norma pengukuran tersebut dapat berupa angka atau simbol huruf.

  Purwanto (2003) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil dari proses pengolahan masukan mentah (raw input) yang merupakan pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar (teaching-

  learning process ) dimana faktor lingkungan yang merupakan masukan

  lingkungan (environmental input) dan sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan (instrumental input) turut berpengaruh dalam menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki (output).

  Winkel (dalam Segal, 2000) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil pengukuran mengenai perubahan-perubahan yang dialami pekerjaan rumah (PR), pekerjaan sekolah (PS), tugas-tugas dan ulangan harian yang terangkum dalam nilai raport.

  Suryabrata (1985) menyatakan raport merupakan rumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid- muridnya selama periode tertentu. Hal tersebut sama dengan pendapat Azwar (1996) yang menyatakan bahwa keberhasilan siswa disekolah dapat dilihat dari prestasi belajarnya.

  Berdasarkan penjelasan diatas maka prestasi belajar adalah hasil pengukuran mengenai perubahan-perubahan yang dialami oleh siswa setelah periode pembelajaran yang terangkum dalam nilai akhir ujian. Pada penelitian ini, prestasi belajar siswa pada akhir masa sekolah dioperasionalkan dalam bentuk nilai akhir ujian yang memiliki kesamaan dengan nilai raport yaitu dapat berupa angka atau simbol huruf.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

  Ahmadi dan Widodo (1991) mengatakan prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal).

  A. Faktor Internal

  1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,

  2. Faktor psikologis yang baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas : a. Faktor intelektif yang meliputi: 1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

  2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

  b. Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

  3. Faktor kematangan fisik maupun psikis

  B. Faktor Eksternal

  1. Faktor sosial yang terdiri atas:

  a. Lingkungan keluarga;

  b. Lingkungan sekolah;

  c. Lingkungan masyarakat; d. Lingkungan kelompok.

  2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

  3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

  4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

  Syah (2004) menambahkan satu kategori faktor disamping kedua faktor yang telah disebutkan sebelumnya. Faktor tersebut adalah faktor pendekatan belajar (approaching to learning), sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut adalah : a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa). Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (bersifat rohaniah). Aspek fisiologis mengacu pada keadaan fisik pada umumnya, termasuk di dalamnya keadaan jasmani dan fungsi indera. Faktor psikologis meliputi tingkat kecerdasan / intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa.

  b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) Faktor eksternal juga terdiri atas dua macam faktor, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Sekolah (guru, staff administrasi, dan teman-teman sekelas), masyarakat sekitar (tetangga dan juga teman sepermainan), dan yang paling penting adalah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri termasuk ke dalam lingkungan social siswa. Gedung sekolah, rumah, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa masuk ke dalam faktor lingkungan nonsosial.

  c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu (Lawson dalam Syah, 2004)

  Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Kecemasan adalah salah satu jenis emosi yang termasuk dalam faktor internal pada bagian faktor non-intelektif.

B. Siswa SMP 1. Pengertian siswa SMP sebagai remaja awal

  Menurut Mappiare (dalam Ali & Asrori, 2009) masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah masa remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai 21/22 tahun adalah remaja akhir. Siswa SMP pada umumnya berusia antara rentang 12/13 sampai 17/18 tahun. Usia ini dapat digolongkan dalam masa remaja, khususnya remaja awal.

  Istilah remaja (adolescence) sendiri berasal dari kata Latin

  adolescere (kata bendanya adolescentia, artinya remaja) yang berarti

  “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” (Hurlock, 1991). Istilah

  adolescence , mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.

  Santrock (2003) mengartikan remaja (adolescence) sebagai masa perkembangan transisi masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. Perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional yang terjadi berkisar dari perkembangan fungsi

  Masa remaja merupakan masa yang penting bagi perkembangan prestasi karena selama inilah remaja membuat keputusan-keputusan penting sehubungan dengan masa depan pendidikan dan pekerjaan. Sroufe (dalam Amir, 2004) mengemukakan bahwa remaja yang berada pada masa menuju kematangan mempunyai kemungkinan yang besar untuk mengalami kecemasan. Perasaan ini mungkin lebih, mungkin juga kurang intensitasnya, tetapi memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkah lakunya.

  Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa SMP dapat digolongkan dalam kategori remaja awal, dimana usianya berkisar antara 12/13 sampai dengan 17/18 tahun. Masa ini merupakan masa perkembangan transisi atau peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

2. Ciri-ciri Siswa SMP sebagai remaja awal

  Ciri-ciri yang khas pada masa remaja awal akan berpotensi menimbulkan kecemasan pada diri remaja. Hal ini terlihat dari beberapa ciri yang khas pada masa remaja, antara lain :

  a. Masa remaja sebagai periode peralihan Pada masa ini, pengalaman masa lalu remaja mempengaruhi apa yang terjadi saat ini dan yang akan datang. Selain itu, makin sukarnya tugas remaja untuk mempelajari tanggung jawab dalam masa dewasa.

  b. Masa remaja sebagai periode perubahan

  Pada masa ini remaja menghadapi masalah baru yang lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan dibandingkan masalah yang sebelumnya pernah dialami. Selain itu, remaja memiliki sifat yang ambivalen dimana di satu sisi remaja ingin mendapatkan kebebasan, sedangkan di sisi lain ada ketakutan untuk bertanggung jawab akan akibatnya. Mereka juga meragukan kemampuan mereka untuk mengatasi tanggung jawab tersebut.

  c. Masa remaja sebagai usia bermasalah Pada masa ini mereka merasa mandiri, ingin menyelesaikan masalahnya sendiri dan menolak bantuan orang lain terutama orang tua dan guru-guru mereka, padahal sebenarnya sebagian besar dari mereka tidak memiliki pengalaman dalam mengatasi masalah karena sepanjang masa kanak-kanak orang tua dan guru-guru selalu terlibat dalam mengatasi masalah mereka.

  d. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Pada masa ini konsep diri remaja menjadi negatif, mereka merasa diri mereka tidak rapi, tidak bisa dipercaya, cenderung merusak, dan berperilaku merusak.

3. Karakteristik perkembangan Kognitif dan Sosial Emosional siswa SMP sebagai remaja awal

  Menurut Piaget (dalam Psikologi Remaja, 2009) siswa SMP sebagai remaja awal memiliki beberapa karakteristik perkembangan. Karakteristik- karakteristik tersebut, antara lain :

  a. Perkembangan kognitif Perkembangan kognitif pada remaja awal ditandai dengan masuk ke tahap operasional formal. Pada tahap ini, individu memiliki karakteristik dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi. Individu juga mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak. Selain itu, individu mulai mampu memecahkan persoalan- persoalan yang bersifat hipotesis dan membuat perkiraan (forecasting) di masa depan. Bagi remaja yang belum mencapai karakteristik, dapat mengalami kecemasan didalam dirinya.

  b. Perkembangan sosial emosional Pada tahap ini, remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi yang berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna.

  Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian. Pada periode remaja awal, kontrol terhadap dirinya bertambah sulit dan mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya. Perilaku seperti ini sesungguhnya terjadi karena adanya kecemasan terhadap dirinya sendiri

C. Kecemasan

1. Pengertian kecemasan

  Menurut American Psychiatric Assosiation & Barlow (dalam Durand & Barlow, 2006) anxiety (kecemasan) adalah keadaan suasana- perasaan (mood) yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan.

  Menurut Daradjat (1996), kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur. Proses emosi ini terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik).

  Anxietas atau kecemasan adalah suatu keadaan khawatir pada seseorang yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi (Nevid, Rathus & Greene, 2005). Banyak hal yang harus dicemaskan, misalnya : kesehatan, relasi sosial, ujian, dan kondisi lingkungan. Hal-hal tersebut merupakan beberapa hal yang dapat menjadi sumber kecemasan. Sedikit cemas mengenai aspek-aspek hidup tersebut merupakan hal yang normal, bahkan adaptif. Kecemasan merupakan respon yang tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau bila sepertinya datang tanpa ada penyebabnya, yaitu : bila bukan merupakan respon terhadap perubahan lingkungan. Dalam bentuk yang ekstrim, kecemasan dapat mengganggu fungsi sehari-hari.

  Menurut Hall & Lindzey; Wiley & Sons (dalam Supratiknya, 1993), kecemasan adalah suatu keadaan tegangan yang merupakan suatu dorongan, seperti lapar dan seks. Keadaan tegangan ini tidak timbul dari kondisi-kondisi jaringan di dalam tubuh, tetapi ditimbulkan oleh sebab- sebab dari luar.

  Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan emosi pada seseorang yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan. Banyak hal yang harus dicemaskan, misalnya : kesehatan, relasi sosial, ujian, dan kondisi lingkungan.

2. Aspek-aspek kecemasan

  Supratiknya (1995), mengungkapkan beberapa hal yang merupakan simptom-simptom (gejala-gejala) kecemasan. Simptom-simptom tersebut terdiri atas :

  a. Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was, dan keresahan yang bersifat tak menentu (diffuse uneasiness) b. Terlalu peka (mudah tersinggung) dalam pergaulan, sering merasa tidak mampu, minder, depresi, dan serba sedih.

  c. Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan serta serba takut salah.

  d. Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap tegang- lamban, bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan yang dating gerakan-gerakan neurotik tertentu, seperti : mematah-matahkan buku jari, mendehem, dan sebagainya.