PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007 - Test Repository

  Perpustakaan STAIN Salatiga imillHHHIIIIH

  07TD1011113.01

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT

DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007

SKRIPSI

D ia j u k a n u n t u k M e m e n u h i K e w a j i b a n d a n M e l e n g k a p i S y a r a t

G u n a M e m p e r o l e h G e l a r S a r ja n a S tr a ta I

  

D a l a m I lm u T a r b iy a h

Disusun Oleh :

FIRDA SOFIANI

  

NIM. 111 03 035

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : w vvvv. sla i n sal at i ga. ac. i d E-mail:

  

D E K L A R A S I

B ism illa h irra h m a n irra h im

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 15 September 2007 Peneliti

  FIRDA SOFIANI NIM. 111 03 035

  Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si Dosen STAIN Salatiga

  Salatiga, September 2007

NOTA PEMBIMBING

  Lamp. : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Sdr. Firda Sofiani Ketua STAIN Salatiga di - SALATIGA Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudari: Nama : Firda Sofiani NIM : 111 03 035 Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Judul : PENDIDIKAN AGAMA

  ISLAM DALAM LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007 Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

  Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing Dra. Hi. Lilik Srivanti. M.Si

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  Jl. Stadion No. 2 Telp. (0298) 323706

  

PENGESAHAN

  Skripsi saudari : FIRDA SOFIANI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 03 035 yang berjudul PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM LINGKUNGAN

  

KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG

KAB. DEMAK TAHUN 2007 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian,

  Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Senin,

  1 Oktober 2007 yang bertepatan dengan tanggal 19 Ramadhan 1428 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  01 September 2007 M Salatiga,

  19 Ramadhan 1428 H Ketfia Sidang

  Sekretaris Dfs. Imam Sutomo, M. Ag.

  Dr. Muh. Saerozi, yl. Ag.

  / NIP. ISO 216 814 NIP. 150 247 014

  Penguji II _ _ _ _ ita, M. Pd.

  Dra. Nur Hasanah. M. Pd. NIKT50 299 493 NIP. 150 268 213

Dra. Hi. Lilik Srivanti, M. Si.

  MOTTO

  5V (J u n g fo /o S o ‘J n g S T tfa c /i/o S ffla n g i/n A a /so c7u /a? u r7' c //m a < 3 i/m /

  (Ki Hajar Dewantara)

  

PERSEMBAHAN

  Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada : 1. Jiwa-jiwa yang tulus yaitu Bapak H. Mudhofir (in memoriam) dan ibu llj.

  Mahmudah yang selalu terlimpah do’a robbirhamhuma kama robbayani shoghiro.-..

2. Kakak-kakakku : mbak Nur Aini dan Mas Muhammad Zainus Shoii yang selalu membimbing dan memberikan motivasi.

  3. Keponakan-keponakanku yang terkasih : Muhammad Unwanul Jihad, lima Alfiani, Asif Jauhari, Ahmad Nazarudin Nafis (Si Ndut)

  Ucapan Terima Kasih n Matursuwun....

  Syukron katsir to Allah Azza Wajalla

  Yang telah memberikan anugerah-anugerah terindah untuk memperteguh iman dan tauhidku

  Matur ruwun kagem keluarga besar P P Edi Mancoro

  1. Keluarga Bapak K.H. Mahfudz Ridwan, Lc beserta ibu Hj. Nafisah yang selalu memberikan nasihat dan fatwa-fatwa

  2. Santri PP Edi Mancoro

  3. Pengurus dan santriwan-santriwati “Tarbiyatul Banin wal Banat” (tidak ada yang sia-sia di dunia ini)

  4. Personel kamar A Cik Kasen, Nafis Ndut, De’ Wenny, De’ Tuthi’ 5. Adik-adik di Wisma Putri: Hanik Ndut, Eka Ndut, Nafi’, Retno, Eni dll.

  Thanks a lot to campus STAIN Salatiga

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo selaku ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Fatchurrahman, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam

  3. Ibu Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi 4. Mahaguruku : Bapak Drs. A. Sulthoni, Ibu Muna Erawati, Bapak Muh.

  Saerozi, M.A.

  5. Perpustakaan STAIN Salatiga

  6. Kawan-kawan LPM Dinamika dan kawan Racana Kusuma Dilaga - Woro Srikandhi

  Firda Especially thanks to :

  1. Pavel Nedved Cs

  2. Kawan-kawan sepeijuangan : Beny, Ani Fahmawati, Evy Ndut, Choing Ndut, Mbak Moel, Imsi, Apri

  3. Keluarga besar Bapak Yusuf Adi Martono, SE beserta mbak Nunik, De’ Jihan, De’ Sofiyah dan si cantik “Peppy”

  4. Sahabat-sahabati PMII Salatiga

  5. Mas Yuli “Sahabat Com”

  6. Buat “Aby” yang udah ngasih sepenggal cerita indah tentang “Rayhan”

  

K A TA PEN G A N TA R

  Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb semesta alam biqouli Alhamdulillahi RabbiValamin. Hanya dengan tuntunan serta hidayah-Nya, kami memiliki kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

  Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Uswah Hasanah umat (Nabi Muhammad saw.), keluarga, sahabat-sahabatnya biqouli Allahumma

  sholli 'alaih.

  Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan skripsi ini bukanlah tugas yang mudah. Dengan berbekal kekuatan serta tekad yang kuat dan bantuan dari semua pihak, maka terselesailah skripsi yang sangat sederhana ini dengan judul “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

  LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007”. Dengan rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan serta motivasi. Kepada yang terhormat:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  2. Ibu Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si selaku pembimbing yang tak pernah lelah membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

  3. “Belahan jiwaku” bapak H. Mudlofir (in memoriam) dan Ibu Hj. Mahmudah yang penuh kesabaran mendidik, memotivasi serta ungkapan bait-bait do’a yang selalu mengiringi setiap langkah hidupku.

  4. Bapak KH. Mahfud Ridwan, Lc selaku pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro beserta ibu Hj. Nafisah

  5. Kakak dan keponakan terkasih (mbak Nur Aini, Mas Shofi, De’ Jihad, De’ lima, De’ Asif Jauhari, De’ Nazar Ndut)

  6. Keluarga single parent di Desa Morodemak Kec. Bonang Kab. Demak yang telah memberikan informasi yang penulis butuhkan.

  7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah ikut serta dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholih dan selalu memberi keberkahan hidup, Amin.

  “Innal insan mahallul khotho’ wan nisyam” selaku insan yang lemah

  penulis menyadari bahwa karya sederhana ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif untuk kesempurnaan skripsi ini. Hanyalah untaian do’a yang selalu penulis panjatkan. Semoga karya sederhana ini dapat memberikan manfaat kepda kita semua. Amin ya rabbal

  ‘alamin.

  Salatiga, September 2007 F1RDA SOFIANI NIP. I 11 03 0354

  DAFTAR ISI

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

   t

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  3. Latar Belakang Pendidikan Agama Keluarga Single Parent

  54

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  

DAFTAR TA B EL

  TABEL I JUMLAH PENDUDUK DESA MORODEMAK

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.1 Di dalam keluarga itulah akan berkembang dan terbentuknya kepribadian anak. Kepribadian anak terbentuk melalui semua pengalaman dan nilai-nilai yang diserapnya terutama pada tahun-tahun pertama. Apabila nilai-nilai agama banyak masuk ke dalam pembentukan kepribadian seseorang, maka tingkah laku orang tersebut akan banyak diarahkan dan dikendalikan oleh nilai-nilai agama.2

  Peranan keluarga dalam Islam bermula dari terbentuknya hubungan suci antara laki-laki dan perempuan melalui perkawinan yang halal, memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat yang sah. Oleh karena itu suami dan istri merupakan dua unsur utama dalam keluarga dan ketika seorang anak telah lahir maka ia akan menjadi unsur ketiga dalam keluarga.

  Tanggung jawab suami istripun berbeda, suami bertanggung jawab dalam mencari nafkah, sedangkan istri bertanggung jawab dalam hal mendidik anak dan membina keluarga. Sehingga, keberlangsungan keluarga akan diemban oleh suami istri sesuai dengan tanggung jawab suami istri masing-masing.

  Keadaan akan berbeda bila sebuah keluarga kehilangan salah satu unsur yaitu unsur ayah, sehingga dalam keadaan demikian keluarga itu hanya terdiri dari dua unsur yaitu ibu dan anak. Ibu di sini dituntut harus berperan

  2

  ganda yaitu disatu sisi sebagai ibu rumah tangga atau pendidik, di sisi lain ibu juga berperan dalam mencari nafkah demi keberlangsungan keluarga tersebut.

  Seorang istri yang ditinggal oleh suaminya baik ditinggal mati maupun cerai ia akan mengalami masa-masa sulit pada mulanya, apalagi bila keluarga tersebut dikaruniai anak. Maka dalam hal ini seorang ibu harus mampu menampilkan figure sebagai pengganti ayah yaitu sebagai pelindung keluarga, pencari nafkah di samping yang sebenarnya yaitu mendidik dan membina anak.

  Peranan ibu dalam pembinaan anak pada umumnya dan kehidupan moral dan agama khususnya sangat penting. Karena pembinaan kehidupan moral dan agama itu lebih banyak terjadi melalui pengalaman hidup dari pada pendidikan formal dan pengajaran. Karena seperti yang dikemukakan di atas nilai-nilai moral dan agama yang akan menjadi pengendali dan pengaruh dalam kehidupan manusia itu adalah nilai-nilai yang masuk dan terjalin dalam pribadinya. Semakin cepat nilai-nilai yang masuk ke dalam pembinaan Pribadi, maka semakin kuat tertanamnya dan semakin besar pengaruhnya dalam pengendalian tingkah laku dan pembentukan sikap pada khusunya.3

  Seorang anak akan mendapat pengalaman hidupnya pada tahun-tahun pertama umumnya pada keluarga, terutama dari seorang ibu. Sebagai ibu, ibu mempunyai fungsi sebagai pembina pertama bagi pribadi anaknya, pendidikannya dan perlakuannya menentukan kesehatan jiwa anaknya di

  J

  kemudian hari.4 Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang ibu begitu penting dan strategis dalam proses pendidikan anak.

  Seorang ibu yang mampu memainkan perannya sebagai pendidik utama dalam upaya mendidik anak di dalam keluarga adalah seorang ibu yang memiliki kemampuan mendidik, mampu “Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo

  mangun karso, Tut wuri handayani ”5

  Firman Allah tentang perintah menjaga keluarga dari ancaman siksa api neraka sebagai berikut: u ' / *

  9 °

  • \ . f j~

  Ijj—3 Ij) <o j J I 'J

  Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

  dari api neraka” ( QS. At-Tahrim: 6)6

  Jika ditinjau dari segi pendidikan, berarti kita diperintahkan mendidik diri dan keluarga, supaya memiliki kekuatan jiwa yang mampu menahan perbuatan yang akan menjerumuskan kepada kesesatan, perbuatan-pebuatan yang menarik kepada sikap durhaka kepada Allah SWT, yang akhirnya dapat mengakibatkan siksaan di neraka.7

  Pendidikan agama Islam dalam lingkungan keluarga single parent harus mencakup semua dasar keislaman yaitu akidah, ibadah, akhlak. Dengan memberikan materi tersebut akan tercipta anak-anak yang sholeh dan sholehah

4 Ibid, him 135

  Bagaimana Anda M endidik Anak,

  5 M Syahlan Syafei, Ghalia Indonesia, Bogor, 2006, him 86

  4

  yang dapat dibanggakan ibunya sekaligus menjadi pelipur lara setelah kepergian suaminya.

  Dari pemaparan latar belakang di at?s penulis bermaksud untuk meneliti permasalahan tersebut dengan mengambil judul “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007”

B. Penegasan Istilah

  1. Pendidikan agama Islam Pendidikan agama Islam yakni upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran dan nilai-nilainya, agar menjadi way o f life (pandangan hidup) dan sikap hidup seseorang. 8

  Yang dimaksud penulis di sini pendidikan agama Islam adalah kegiatan yang dilakukan ibu untuk membina anak dalam menanamkan serta menumbuhkembangkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Dan diharapkan perilaku anak tidak menyimpang dari ajaran dan nilai-nilai Islam yang diterapkan dalam keluarga.

  2. Keluarga Single Parent Pada dasarnya keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anak. Karena berbagai hal seperti perceraian atau ayah meninggal, maka keluarga tersebut hanya terdiri oleh ibu dan anak. Ibu di sini berperan ganda yakni

  5

  sebagai pencari nafkah dan pendidik bagi anak-anaknya/ Jadi keluarga

  single parent yang dimaksud penulis adalah keluarga yang pengasuhannya diemban oleh ibu saja yang berada di desa morodemak kec. Bonang kab.

  Demak

  C. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Materi apakah yang digunakan keluarga single parent dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya?

  2. Metode apakah yang digunakan keluarga single parent dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya?

  3. Bagaimana problematika yang dihadapi keluarga single parent dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya?

  4. Bagaimana solusi yang diambil keluarga single parent dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya di Desa Morodemak Kec.

  Bonang Kab. Demak tahun 2007?

D. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui materi yang digunakan keluarga single parent dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya. 9

  6

  2. Untuk mengetahui metode yang digunakan keluarga single parent dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya.

  3. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi keluarga single parent dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya.

  4. Untuk mengetahui solusi yang diambil keluarga single parent dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya di Desa Morodemak Kec. Bonang Kab. Demak tahun 2007.

  E. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang diharapkan antara lain sebagai berikut:

  1. Dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada keluarga single parent untuk lebih meningkatkan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya.

  2. Memberikan sumbangan pemikiran kepada guru dan ustad-ustadzah di lembaga pendidikan yang memiliki siswa keluarga single parent untuk lebih meningkatkan pembinaan pendidikan agama Islam siswa tersebut.

  3. Memberikan sumbangan pemikiran kepada lingkungan sekitar keluarga

  single parent untuk lebih membuka komunikasi yang bersahabat sebagai bentuk perhatian dan ungkapan solidaritas untuk saling membantu.

  F. Metodologi Penelitian

  1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data. Untuk variabel penelitian yang dipermasalahkan melekat.1 u Dalam penelitian ini 0

  7

  yang menjadi subjek penelitian adalah keluarga single parent di Desa Morodemak Kec. Bonang Kab. Demak.

  Penelitian ini menggunakan purposive sampel yaitu dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu."

  Peneliti membatasi kriteria sampel sebagai berikut:

  a. Keluarga yang berorang tua tunggal berupa ibu saja. Baik karena bercerai atau suami meninggal. Karena ibu lebih memiliki kedekatan emosional dengan anak dari pada ayah. Dan juga ibu yang memiliki tugas sebagai pendidik.

  2. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang diterapkan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri.'2

  3. Lokasi dan Waktu Penelitian

  a. Lokasi Lokasi penelitian ini adalah di Desa Morodemak Kecamatan

  Bonang Kabupaten Demak dengan alasan desa tersebut terdapat beberapa ibu sebagai orang tua tunggal yang harus mencari nafkah di samping tugas utamanya sebagai pendidik. *

  1 Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek,

  2

  "Suharsimi Arikunto, Rineka cipta,

  I T Jakarta, 1998, him

  8

  b. Waktu Penelitian iri dilaksanakan selama 3 bulan terhitung dari bulan Juni sampai dengan Agustus Tahun 2007

  4. Alat Pengumpulan Data

  a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki.'J Observasi ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh data tentang gambaran umum lokasi penelitian.

  b. Wawancara (interview) Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat wajah yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya.1

  3

  14 Orang-orang yang akan diwawancarai dalam penelitian ini adalah keluarga single parent, tenaga pengajar di lembaga pendidikan dan sesepuh masyarakat di Desa Morodemak Kec. Bonang Kab. Demak.

  Hal-hal yang ditanyakan antara lain: materi pendidikan agama Islam yang diberikan dalam keluarga single parent, metode yang digunakan, problematika yang dihadapi, solusi yang diambil

  Metodologi Penelitian; Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, Gadiah Mada University Press. Yoevakarta. him 69

13 Sukandamimidi,

  9

  atas problematika dalam memberikan pendidikan agama Islam di lingkungan Keluarga single parent, dan peran lingkungan/guru ngaji/ lembaga pendidikan terhadap agama anak.

  5. Teknik Analisis Data

  a. Reduksi data Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.1 J

  b. Penyajian data Penyajian data sebagi sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

  4

  tindakan.1

  5

  16

  c. Menarik kesimpulan atau verifikasi Setelah peneliti melakukan analisis data dengan reduksi data, penyajian data maka tahap yang ketiga adalah verifikasi atau menarik kesimpulan atas data-data yang telah diperoleh.

G. Siste natika Penulisan

Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah,

  rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian

  Analisis Data Kualitatif, Universitas

15 Mathew B Miles dan Huberman A Michael,

  10 Bab II Landasan Teori

  Bab ini berisi tentang pengertian ibu sebagai orang tua tunggal, macam-macam ibu sebagai orang tua tunggal, pendidikan agama Islam pada anak-anak yang berorang tua tunggal.

Bab III Laporan Hasil Penelitian

  1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  a. Letak dan Keadaan Geografis

  b. Keadaan Penduduk

  c. Struktur Organisasi

  2 Deskripsi Pendidikan Agama Islam pada Anak-Anak Yang Berorang Tua Tunggal

  Bab IV Analisis Bab ini berisi tentang analisa terhadap pendidikan agama Islam

  dalam lingkungan keluarga single parent di Desa Morodemak Kec. Bonang Kab. Demak Tahun 2007.

  Bab V Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ibu sebagai Orang Tua Tunggal Orang tua dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah ibu dan

  bapak.1 Sedangkan tunggal diartikan hanya satu-satunya.2 Jadi ibu sebagai orang tua tanggal adalah ibu yang ditinggal suaminya baik karena pasangan meninggal dunia, bercerai, karena kehamilan di luar nikah ataupun setelah ditinggal pasangan.

  Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap maksud yang ada, dan untuk mempertegas batasan arti, penelitian ini hanya meneliti ibu sebagai orang tua tunggal karena pasangan meninggal dunia dan karena bercerai.

  Dalam rumah tangga yang normal, suami dan istri merupakan partner yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman. Selain itu dengan adanya pasangan, seseorang dapat berbagi tugas dalam menjawab berbagai kebutuhan hidup, dalam mengatasi berbagai masalah dan tanggung jawab dalam rumah tangga. Hal ini menjadi penyebab ibu yang kehilangan pasangan biasanya keadaannya menjadi lebih sulit pada mulanya.

  Dapat dibayangkan bagaimana seseorang dalam hal ini ibu yang tiba- tiba dihadapkan pada kenyataan untuk membesarkan anak tanpa pasangan.

  Selain mengalami masalah emosional karena kehilangan pasangan, juga harus

  12

  menanggung sendiri tugas pengasuhan anak belum lagi bila tak ada dukungan ekonomi yang memadai.

  Ibu yang menjadi orang tua tunggal berperan sebagai ayah sekaligus sebagai ibu bagi anak-anaknya, peran ganda yang paling berat adalah membesarkan anak-anaknya sendirian supaya dapat tumbuh menjadi pribadi yang sehat baik fisik maupun mental. Beban ekonomi juga menjadi lebih berat bila keluarga yang biasa mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangga bersama pasangan, kemudian harus menanggung sendiri semua biaya rumah tangga, termasuk biaya pendidikan anak.

  Seiring dengan berjalannya waktu, ibu yang menjadi single parent yang mulanya sulit untuk dijalankan akan terbiasa dengan status sebagai orang tua tunggal serta tanggung jawab yang harus dilaksanakan, dengan memandang bahwa kenyataan yang sedang dihadapi sebagai keluarga single parent merupakan proses yang harus dijalani. Demikian pula dengan anak- anak yang harus didorong dan dimotivasi untuk terus bersama ibu menjalani kehidupand alam keluarga single parent.

B. Macam-macam Ibu sebagai Orang Tua Tunggal

  1. Ibu yang Bercerai dengan Suaminya Keluarga single parent memerlukan usaha keras untuk penyesuaian emosional dan sosial di lingkungannya. Berbeda dengan peristiwa kehidupan keluarga yang ditinggal mati ayahnya. Perceraian tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada kemungkinan bagi orang tua untuk mempersiapkan

  13

  tunggal tersebut. Jika saja orang tua bersedia mencari penasihat sebelum bercerai, maka sebagian problem tentang anak-anak praktis akan tertangani. Anak-anak tidak mempunyai pikiran bahwa orang tua akan bercerai, walaupun mereka menyaksikan sering terjadi percekcokan diantara orang tuanya.3

  Dalam menghadapi perceraian, terdapat saran-saran antara lain sebagai berikut: a. Para orang tua yang akan menghadapi perceraian seharusnya melakukan diskusi empat mata secara baik-baik. Pada waktu anak- anak tidak berada di rumah.

  b. Anak-anak harus dibantu agar menyadari pada saat perceraian dibicarakan, bahwa orang tuanya sedang menghadapi masalah sebagai pasangan hidup.

  c. Anak-anak harus dibantu dalam menghadapi realita akibat perceraian.4

  2. Ibu yang Ditinggal Mati Suaminya Kematian ayah secara tiba-tiba membuat anggota keluarga terguncang hebat, musibah itu sering menimbulkan kesedihan, rasa berdosa yang menyedihkan.

  Ibulah yang meyakinkan anak dengan sikap empati sambil mengarahkan pikiran anak agar dapat menyesuaikan diri dengan

  

Bagaimana Menjadi Orang Tua yang Baik

  14

  kenyataan. Sehingga, denyut dan irama kehidupan keluarga kembali normal dalam waktu yang tak terlalu lama.3 Banyak anak-anak mengkhayalkan mampu mencegah kematian. Disamping ada pula yang berharap sebaliknya. Bagaimanapun, proses kematian itu harus dihadapi oleh siapapun.

  Maurice Balson memberikan saran-saran bagi ibu yang ditinggal mati suaminya sebagai berikut: a. Anak-anak harus didorong untuk berani menghadapi upacara pemakaman dan hidup harus dibuat rencana yang baik bagi kehidupan keluarga pada masa mendatang.

  b. Anak-anak diajarkan bahwa kematian ayah merupakan kesempatan untuk membantu keluarga dari pada hanya berpangku tangan.

  c. Upayakan agar anak-anak tidak mengeluh atas kematian sang ayah.5

  6 Kemampuan keluarga untuk menyesuaikan diri setelah peristiwa kematian ayahnya dalam masalah keuangan, sosial dan perasaan merupakan ujian bagi hubungan yang telah dibina antara orang tua dan anak-anaknya. Jika hubungan tersebut didasarkan atas penghormatan persamaan, dorongan semangat, dan kepercayaan satu sama lain, maka dampak peristiwa kehilangan ayah tak akan menenggaelamkan anak-anak secara berlarut-larut. Sudah barang tentu rasa kesepian, kekecewaan,

  15

  kebingungan, rasa bersalah dari ibu menjadi problem yang dapat dipecahkan oleh keluarga.7 C. Peran Ibu dalam Keluarga

  Menurut M. Ngalim Purwanto peran ibu akan bertambah setelah menjadi orang tua tunggal seperti sebagai berikut:

  1. Sumber dan pemberi rasa kasih sayang Dalam keluarga yang utuh, kasih sayang terhadap anak bersumber dari ayah dan ibu. Sedangkan dalam keluarga single parent kasih sayang yang didapatkan anak hanyalah bersumber dari ibu saja. Jadi ibu di sini berperan sebagai sumber dan pemberi kasih sayang yang tunggal dalam keluarga.

  2. Pengasuh dan pemelihara Peran ibu sebagai pengasuh dan pemelihara tidak berbeda dengan peran ibu yang ada di dalam keluarga yang utuh. Karena peran utama seorang ibu adalah pengasuh bagi anak-anaknya dan keluarganya, bukan berarti ayah tidak berperan dalam mengasuh anak. Akan tetapi ibulah yang lebih utama dalam mengasuh karena itu memiliki perasaan yang lebih halus dan lebih sabar dalam mengasuh anak.

  3. Tempat mencurahkan isi hati Kedekatan yang terjalin antara anak dengan ibu lebih kuat dibanding dengan ayah. Karena sesuai dengan yang diuraikan di atas, ibu lebih sabar dalam mendidik anak, sehingga ketika anak-anak sedang

  16

  menghadapi masalah baik dengan keluarga maupun dengan teman sekolahnya anak akan cenderung bercerita dan mencurahkan isi hatinya kepada ibu.

  4. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga Sejak keluarga diasuh oleh ibu saja, secara otomatis semua urusan dalam rumah tangga juga diatur oleh ibu saja. Peran ini tentunya lebih jika dibandingkan ketika keluarga masih utuh. Hanya saja ketika keluarga masih utuh peran ibu sebagai pengatur kehidupan dalam rumah tangga masih dibantu oleh ayah sedangkan dalam keluarga single parent hanya dilakukan oleh seorang ibu saja.

  5. Pembimbing hubungan pribadi Seperti yang telah disinggung di atas, ibu memiliki kedekatan secara emosional dengan anak. Ibu lebih memahami perkembangan kepribadian anak. Agar anak memiliki kepribadian yang baik, peran ibu sangat penting untuk membimbing hubungan pribadi anak.

  6. Pendidik dalam segi-segi emosional.8 Peran ini lebih spesifik, karena ibu memiliki kepekaan batin yang lebih, jika dibandingkan dengan ayah. Sehingga ibu lebih memahami segi- segi emosional anak dan lebih sesuai untuk menjadi pendidik dalam segi- segi emosional.

  17 Selain peran-peran di atas, ibu yang menjadi orang tunggal harus berperan untuk mencari nafkah demi kelangsungan hidup keluarga tersebut.

  Disamping itu ibu juga menjadi pendidik tunggal dalam keluarga, ibu harus mendidik anak-anaknya seorang diri tanpa bantuan seorang suami.

D. Sikap Ideal Keluarga Single Parent

  Bagi semua bentuk keluarga yang berorang tua tunggal ada beberapa teknik khusus yang dapat dipergunakan terhadap semua bentuk kehidupan keluarga. Menurut Baruth (1971) dalam bukunya Maurice Balson “Bagaimana menjadi orang tua yang baik” memberikan teknik khusus sebagai berikut:

  1. Jujur kepada anak mengenai apa yang menyebabkan ibu menjadi orang tua tunggal. Hal ini hanya dapat dilakukan dalam situasi yang khusus. Dengan sedapat mungkin menghadirkan mantan pasangan (bagi orang tua tunggal karena bercerai) sedang untuk ibu yang suaminya meninggal berusaha untuk menunjukkan makam ayahnya, dan dalam suasana yang tenang agar anak-anak benar-benar memahami. Tidak ada gunanya memberikan peringatan yang serba menakutkan tentang bekas pasangan.

  2. Bila situasinya menyangkut masalah perceraian atau talak, yakinkan anak bahwa mereka tidak memikul beban tanggung jawab apapun tentang putusnya hubungan tersebut.

  3. Jujur kepada diri sendiri karena hal itu akan menunjukkan kepada anak- anak bahwa menyatakan perasaan adalah suatu hal yang baik. Setelah mereka menyatakan perasaan, tindakan yang konstruktif harus dilakukan

  18

  cemas dan takut, merupakan reaksi yang berulang kali terjadi terhadap situasi tertentu. Tetapi jika perasaan semacam itu melanda dalam waktu yang berkepanjangan, bantuan secara profesional adalah cara pemecahan yang dianjurkan.

  4. Memelihara keadaan dan lingkungan yang serupa dengan keadaan keluarga yang masih utuh. Karena hal ini akan memberikan perasaan aman kepada anak-anak bahwa segala sesuatunya tidak berubah.

  5. Membina keluarga menjadi suatu kehidupan yang bersuasanakan team work dengan rasa tanggung jawab bersama.

  6. Dalam hal perceraian atau pisah tempat tidur, sadarilah bahwa hubungan suami istri telah selesai. Jangan memberikan harapan kepada anak-anak tentang kemungkinan rujuk.

  7. Anak-anak ibu harus diyakinkan bahwa mereka akan tetap disayangi/ dicintai, diperhatikan, atau dibantu. Tak cuma sekedar ucapan di mulut tetapi ibu buktikan dalam sikap dan perilaku.

  8. Ibu tidak boleh menggunakan anak-anak untuk usaha melakukan tawar menawar dengan pasangan anda, perbedaan pendirian harus diselesaikan secara pribadi antara orang tua atau ruang pengadilan.

  9. Mendekatkan anak dengan kakek/nenek dan anggota keluarga lainnya, sehingga anak-anak tetap merasa memiliki keluarga luas yang utuh.

  10. Mencari kawan akrab atau minta nasehat dari orang tua tunggal lainnya.

  19 Ada banyak sumber nasehat dan bantuan yang akan menolong dalam

  mengasuh anak. Banyak organisasi sosial dan jama’ah-jama’ah yang menghimpun para orang tua tunggal. Keluarga-keluarga yang berorang tua tunggal secara kolektif merupakan bagian besar dari kehidupan masyarakat dimanapun berada. Pada awal problem yang dihadapi oleh orang tua tunggal acap kali berkaitan dengan peristiwa yang membawa status baru itu. Lama kelamaan, problem mereka menjadi makin serupa dengan keluarga yang berorang tua lengkap.9

  £. Pendidikan Agama Islam bagi Anak

  1. Aspek Pendidikan Agama Islam Ibu selaku pendidik tunggal di rumah mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah amanah dari

  Allah kepada orang tua yang tentu saja tidak boleh diterlantarkan begitu saja. Anak harus dididik dan dibina agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah.

  Untuk mempersiapkan anak yang berkualitas perlu disiapkan pendidikan Islam yang bertujuan. Adapun tujuan pendidikan Islam menurut Nahlawy yaitu:

  a. Pendidikan akal dan persiapan fikiran Allah menyuruh manusia merenungkan kejadian langit dan bumi agar dapat beriman kepada

  Allah.

  20 b. Menumbuhkan potens?-potensi dan bakat-bakat asal pada anak-anak.

  Islam adalah agama fitrah, sebab ajarannya tidak asing dari tabiat asal manusia, bahkan ia adalah “fitrah yang manusia diciptakan sesuai dengannya”, tidak ada kesukaran dan perkara luar biasa.

  c. Menaruh perhatian pada kekuatan dan potensi generasi muda dan mendidik mereka sebaik-baiknya, baik lelaki ataupun perempuan.

  d. Berusaha untuk menyeimbangkan segala potensi-potensi dan bakat- bakat manusia.10 Sedangkan tujuan khusus pendidikan Islam antara lain sebagai berikut : a. Memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah Islam,, dasar- dasarnya, asal-usul ibadat, dan cara-cara melaksanakannya dengan betul, dengan membiasakan mereka berhati-hati mematuhi akidah- akidah agama dan menjalankan dan menghormati syiar-syiar agama.

  b. Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri anak terhadap agama termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak yang mulia.

  c. Menanamkan iman yang kuat kepada Allah pada diri mereka, perasaan keagamaan, semangat keagamaan dan akhlak pada diri mereka dan menyuburkan hati mereka dengan rasa cinta, zikir, takwa dan takut kepada Allah.11

  21 Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu diajarkan tiga aspek di

  dalam keluarga, yaitu :

  a. Aqidah Aqidah Islam memiliki enam aspek yaitu, keimanan pada

  Allah, pada para malaikat-Nya, pada kibat-kitab yang telah diturunkanNya, iman kepada para Rasul utusanNya, pada hari akhir, dan iman kepada ketentuan yang telah dikehendakiNya, apakah itu takdir baik atau buruk. Dan seluruh aspek ini merupakan hal yang ghaib, dan manusia tidak mampu menangkapnya dengan panca indra yang dimilikinya.12

  Imam Al Ghazali menjelaskan secara khusus, bagaimana menanamkan keimanan pada anak. Beliau berkata, “Langkah pertama yang bisa diberikan kepada mereka dalam menanamkan keimanan adalah dengan memberikan hafalan. Sebab proses pemahaman harus diawali dengan memberikan hafalan terlebih dahulu. Ketika anak hafal akan sesuatu kemudian memahaminya akan tumbuh dalam diri anak sebuah keyakinan dan akhirnya anak akan membenarkan apa yang telah diyakini sebelumnya”.13

  Apabila kita mencoba mempelajari proses kehidupan Rasulullah saw dengan segala yang telah beliau ajarkan, maka akan menemukan beberapa pola dasar pembinaan akidah seperti:

  22 1) Mendiktekan kalimat tauhid

  Diriwayatkan oleh Al Hakim dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah saw bersabda:

  \ j - ^ \

  4^1 4j\ ^ O j l J

  I “Jadikanlah kata-kata pertama kali yang diucapkan seorang anak adalah kalimat Laa Ilaaha Illallah. Dan bacakan padanya ketika menjelang maut kalimat Laa Ilaaha Illallah” (HR. Al Hakim)14

  Hadits di atas memberikan isyarat kepada orang tua yang berperan mendidik anak agar senantiasa melatih anak-anaknya untuk selalu mengingat Allah dengan melafalkan kalimat tauhid dan membiasakan anak untuk membaca kalimat tauhid di setiap waktu dimanapun anak berada. 2) Menanamkan kecintaan, meminta pertolongan, dan pengawasan kepada Allah, serta yakin akan ketentuanNya

  Setiap anak pernah merasakan sebuah persoalan dalam hidupnya. Anak akan mengekspresikan persoalan yang sedang dihadapinya dengan cara yang berbeda satu sama lain. Maka dengan cara bagaimana orang tua mampu mengatasi persoalan dari dalam jiwa anak yang begitu beragam ?

  23 Islam memberikan jawabannya yang tepat, yaitu dengan

  menanamkan kecintaan anak pada Zat yang Maha agung dan Maha kuasa, Allah SWT. yang akan memberikan pertolongan kepada siapa saja yang dikehendakiNya, yang selalu mengawasi segala apa yang kita lakukan. Dan menanamkan keyakinan pada anak akan adanya takdir atau kehendak Allah berupa kebaikan atau keburukan. Inilah ajaran terpenting Rasulullah, selaku utusan Allah yang telah diberikan kepada umatnya yang tiada seorangpun mampu menciptakan ajaran semacam ini. 15

  3) Menanamkan kecintaan anak pada nabi Muhammad Kecintaan pada Rasulullah saw merupakan perwujudan bentuk persaksian umat Islam yang kedua yaitu kesaksian akan

  Nabi Muhammad selaku utusan Allah yang diturunkan ke muka bumi ini. Para ulama besar terdahulu dan penerusnya telah berupaya untuk mencurahkan perhatiannya pada perwujudan bentuk persaksian ini dengan perhatiannya yang cukup serius dalam menanamkan kecintaan anak pada Nabi. Sebab apabila telah tertanam dalam jiwa anak kecintaannya pada Nabi akan menambah kecintaan anak pada agama Allah.16

  4) Mengajarkan Al Qur'an pada anak Setiap orang tua memiliki tanggung jawab mengajarkan anak-anaknya Al Qur'an sejak kecil. Karena pengajaran Al Qur'an

  24

  memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menanamkan akidah yang kuat pada jiwa anak. Pada saat pengajaran berlangsung secara bertahap mereka mulai dikenalkan pada satu keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan mereka, dan Al Qur'an yang tengah anak pelajari merupakan firman-firman Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad dan disebarkan pada umat manusia, agar manusia memiliki suatu undang-undang yang akan mengantarkan manusia menuju jalan kebenaran,

  b. Ibadah Pembinaan anak dalam beribadah dianggap sebagai penyempurna dari pembinaan akidah. Karena nilai ibadah yang.didapat oleh anak akan dapat menambah keyakinan akan kebenaran ajarannya, atau dalam istilah lain, semakin tinggi nilai ibadah yang ia miliki akan semakin tinggi pula keimanannya. Maka bentuk ibadah yang dilakukan anak bisa dikatakan sebagai cerminan atau bukti nyata dari akidahnya.

  Pendidikan dalam beribadah bagi anak terbagi dalam beberapa dasar pembinaan, yang uraiannya adalah sebagai berikut: 1) Pembinaan Shalat

  Ibadah shalat merupakan rukun Islam yang kedua yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Tetapi tidak sedikit umat Islam yang lalai melaksanakan kewajiban ini. Karena itu dibutuhkan pembinaan ibadah pada anak-anak agar mereka rajin

  25

  merasakan manfaat yang bisa dipetik dari pelaksanaan ibadah sholat bagi pertumbuhan dan perkembangan jiwanya. Pembinaan ibadah shalat bagi anak-anak seperti perintah melaksanakan shalat, mengajarkan tata cara ibadah shalat, perintah shalat dan sanksi jika meninggalkannya ssrta membawa anak ke masjid.17

  2) Pembinaan Ibadah Puasa Puasa merupakan ibadah ritual yang berkaitan erat dengan proses peningkatan ruh dan jasmani. Di dalam ibadah ini, anak akan diajak untuk mengenal semakin dalam makna sebenarnya dari bentuk keikhlasan di hadapan Allah. Merasakan kehadiranNya walauun tidak diketahui wujudnya yaitu dengan menaati apa yang telah diperintahkanNya untuk menahan lapar dan dahaga.18

  3) Pembinaan Ibadah Haji Ibadah haji sama dengan rukun ibadah lainnya, tidak diwajibkan sepenuhnya pada anak, melainkan sebagai sarana untuk melatih diri mereka agar terbiasa dalam melaksanakan bentuk ibadah yang memerlukan ketahanan fisik yang kuat. Dengan dilaksanakannya ibadah haji semenjak kecil, diharapkan pada saat mencapai dewasa nanti, dia akan mulai terbiasa dan tidak lagi dianggap sebagai bentuk ibadah yang berat baginya.19

17 Ibid., him. 152

  26

  4) Pembinaan Ibadah Zakat Salah satu bentuk pembinaan ibadah lain adalah mengenalkan anak pada rukun ibadah yang terakhir yaitu mengeluarkan zakat fitrah yang merupakan bentuk kewajiban setiap muslim. Dengan mengeluarkan zakat ini, anak dikenalkan pada bentuk penyucian harta dan diri. Anak akan belajar mengenal arti tolong menolong yang merupakan kewajiban setiap manusia.

  Karena harta yang dikeluarkan akan disabarkan kepada mereka yang membutuhkannya.20 c. Akhlak

  Khuluq dalam bahasa Arab artinya adalah adab atau etika yang

  mengendalikan seseorang dalam bersikap dan bertindak. Adapun tabiat atau perangai yang memang sudah ada pada masing-masing orang disebut watak. Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa anak adalah sesuatu yang memang sudah ada pada masing- masing orang. Sedangkan akhlak adalah perangai atau sikap yang dapat dibina dan diciptakan dalam diri masing-masing pribadi.

  Dengan demikian, yang dibutuhkan oleh anak adalah pembinaan akhlak. Dan untuk mewujudkannya tidaklah mudah, karena membutuhkan keija keras serta kesabaran orang tua selaku pendidik.

  27 Dan arti sebuah pembinaan akhlak adalah usaha untuk menjadikan

  91 perangai dan sikap yang baik sebagai watak seorang anak.

  1) Pembinaan budi pekerti dan sopan santun Pentingnya penanaman budi pekerti dalam jiwa anak akan semakin jelas, bila kita telaah hadis-hadis Rasulullah saw yang menunjukkan perhatian beliau yang amat besar terhadap penanaman budi pekerti dalam rangka pembinaan akhlak seorang anak.

  Tirmidzi meriwayatkan dari Said bin Ash, Rasulullah saw bersabda “Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih baik dari budi pekerti yang luhur”. Oleh karena itulah Al Madani berkata “mewariskan budi pekerti yang luhur kepada anak, adalah lebih baik dari pada mewariskan harta kepadanya, karena budi pekerti yang luhur dapat memberikan harta dan kemuliaan, dan rasa cinta terhadap para saudara. Singkatnya, budi pekerti yang luhur dapat memberikan kenikmatan dunia dan akhirat”.2

  1 2) Pembinaan bersikap jujur

  22

  Bersikap jujur merupakan dasar pembinaan akhlak yang sangat penting dalam ajaran Islam ini. Dan bersikap seperti ini memerlukan perjuangan yang tidak ringan, karena banyaknya godaan dari lingkungan sekitar yang membuat untuk tidak bersikap jujur. Oleh karena itu orang tua harus memperhatikan pendidikan kejujuran ini dengan membinanya sejak anak masih sangat kecil.