MENGURAI MASALAH DAN SOLUSI PENGEMBANGAN
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
MENGURAI MASALAH DAN SOLUSI PENGEMBANGAN LEMBAGA
KEUANGAN MIKRO SYARIAH DI INDONESIA:
PENDEKATAN METODE BOCR ANP
Aam S. Rusydiana
Pengajar dan peneliti pada Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia.
Email: [email protected]
Abrista Devi
Pengajar pada Universitas Ibn Khaldun (UIK) Bogor
ABSTRAK
LKMS merupakan lembaga keuangan yang berorientasi pada upaya peningkatan
kesejahteraan anggota dan masyarakat. Lahirnya lembaga keuangan mikro syariah di
Indonesia merupakan salah satu jawaban melihat perkembangan perbankan syariah yang
masih terpusat kepada masyarakat menengah ke atas. Faktanya, LKMS telah tumbuh
menjadi alternatif pemulihan kondisi perekonomian di Indonesia, khususnya sebagai
partner para pengusaha kecil dalam penyediaan modal.
Walaupun tumbuh dengan pesat, namun LKMS masih mengalami banyak kendala dalam
pengembangannya. Masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh institusi ini baik dari
sisi internal maupun eksternal. Penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi penyebab
serta faktor-faktor yang dominan menjadi hambatan dalam pengembangan LKMS di
Indonesia, dengan pendekatan metode BOCR Analytic Network Process (ANP), termasuk
solusi strategis yang diusulkan.
Berdasarkan urutan prioritas, maka alternatif aspek menunjukkan bahwa aspek technical
menjadi aspek prioritas, selanjutnya diikuti oleh aspek legal/structure, pasar/komunal, dan
SDM. Penguraian solusi secara keseluruhan menghasilkan urutan prioritas 1) Pembinaan/
sosialisasi/pendampingan masyarakat menjadi prioritas utama, selanjutnya diikuti oleh 2)
inovasi produk, 3) lokasi strategis, 4) kerjasama dengan LKS lainnya, dan 5) menjadikan
elemen eksternal sebagai pusat informasi dan media sosialisasi.
Sedangkan prioritas strategi yang dianggap dapat meningkatkan pengembangan LKMS di
Indonesia terdiri dari: 1) mengoptimalkan peran pemerintah dalam pendanaan, 2)
melakukan koordinasi dengan PINBUK, dan 3) linkage program LKMS-BMT-BPRSBank Umum Syariah.
Keywords
: Lembaga Keuangan Mikro Syariah, BMT, ANP-BOCR
prinsip syariah. Keberadaan LKMS dengan
I. PENDAHULUAN
Syariah
jumlah yang signifikan pada beberapa
merupakan kelompok swadaya masyarakat
daerah di Indonesia tidak didukung oleh
sebagai lembaga ekonomi rakyat yang
faktor-faktor
berupaya
memungkinkan
Lembaga
Keuangan
Mikro
mengembangkan
usaha-usaha
pendukung
LKMS
untuk
yang
terus
berkembang dan berjalan dengan baik.
produktif dan investasi dengan berdasar
19
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
Fakta yang ada di lapangan menunjukkan
muncul di saat umat Islam mengharapkan
banyak LKMS yang tenggelam dan bubar.
adanya lembaga keuangan yeng berbasis
Dengan
syariah dan bebas dari unsur riba yang
fenomena di atas,
melihat
perkembangan LKMS dipandang belum
dinyatakan haram. Jika
sepenuhnya mampu menjawab problem
pertumbuhan
real
kalangan
(termasuk
oleh
meningkat
yang
ekonomi
Hal
masyarakat.
ada
ini
di
disebabkan
di
LKMS
di
melihat data,
Indonesia
BMT)
dalamnya
pesat,
dengan
terus
Menurut
belum
Suharto, perkembangan BMT tahun 2010
memadainya sumber daya manusia yang
tumbuh rata-rata dari sisi aset dalam
faktor
beberapa
antara
lain,
menyangkut
kisaran 35% - 40%, financing to deposit
manajemen sumber daya manusia dan
ratio (dana yang disalurkan) juga masih
dan
terdidik
profesional,
pengembangan
serta
budaya
sekitar 100%
jiwa
11
. Hal ini membuktikan
dapat
bahwa
yang masih lemah, permodalan (dana)
masyarakat sebagai lembaga yang dapat
yang relatif kecil dan terbatas, adanya
memberdayakan masyarakat kecil.
antara
ambivalensi
pengelolaan
konsep
LKMS
di
operasionalisasi
lapangan,
LKMS
oleh
wirausaha (entrepreneurship) bangsa kita
diterima
syariah
Eksistensi lembaga keuangan mikro
dengan
syariah jelas memiliki arti penting bagi
tingkat
pembangunan
kepercayaan yang masih rendah dari umat
syariah
Islam
ekonomi
terutama
berwawasan
dalam
memberikan
dan
secara
akademik
belum
solusi bagi pemberdayaan usaha kecil dan
terumuskan
dengan
sempurna
untuk
menengah serta menjadi inti kekuatan
keuangan
ekonomi yang berbasis kerakyatan dan
mengembangkan
syariah
lembaga
dengan
proporsional.
cara
sistematis
Kompleksitas
sekaligus
dan
persoalan
menjadi
penyangga
sistem perekonomian nasional. Hal ini
tersebut menimbulkan dampak terhadap
menunjukkan
peranan
kepercayaan
berarti
masyarakat
keberadaan
masyarakat
LKMS
diantara
tentang
lembaga
bagi
LKMS
karena
ia
yang mampu memecahkan permasalahan
fundamental
Padahal bila dilihat dari latar belakang
yang
dihadapi
berdirinya, LKMS merupakan jawaban
tuntutan
sangat
merupakan suatu lembaga mikro syariah
keuangan konvensional.
terhadap
utama
dan
11
kebutuhan
kalangan umat Muslim. Kehadiran LKMS
20
Lihat Saat Suharto. Outlook BMT 2011.
Permodalan BMT Center. 2010
oleh
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
kecil
pengusaha
dan
II. LANDASAN TEORI
menengah
2.1. Konsep Lembaga Keuangan Syariah
khususnya di bidang permodalan. LKMS
Lembaga keuangan syariah merupak an
tidak hanya befungsi dalam penyaluran
modal
tetapi
juga
lembaga keuangan yang bekerja menurut
untuk
berfungsi
konsep syariah dengan prinsip profit lost
menangani kegiatan sosial.
Dilihat
secara
merupakan
suatu
eksistensinya
masyarakat
konsepsi,
lembaga keuangan syariah dikelompokkan
yang
lembaga
sangat
sharing sebagai metode utama. Struktur
LKMS
menjadi bank umum syariah, BPR syariah,
dibutuhkan
terutama kalangan
asuransi syariah dan Baitul mal wa tamwil.
mikro.
Adapun
Akan tetapi di sisi lain yaitu dalam
instrumen
tersebut harus dapat diatasi dengan baik
bagi
digunakan
lembaga
cukup mendasar hanya pada area wilayah
operasionalnya saja.
oleh masyarakat.
Prinsip
Oleh karena itu, berdasarkan latar
tetapi juga secara sempurna menanamkan
oleh
suatu kode etik (moral, sosial dan agama)
institusi lembaga keuangan mikro syariah
dalam mempromosikan suatu keadilan dan
di Indonesia? Apa saja solusi yang tepat?
kesejahtern bagi masyarakat luas. Tidak
Bagaimana strategi yang harus diterapkan
ada perbedaan prinsip diantara lembaga-
dalam kerangka strategis jangka panjang?
pendekatan
metode
memiliki
dalam sistem bagi hasil (profit sharing),
dalam penelitian ini adalah: apa sajakah
dihadapi
syariah
perekonomian yang tidak hanya terfokus
maka rumusan masalah yang di angkat
yang
keuangan
aplikasi yang luas dalam suatu sitem
belakang yang telah diungkapkan di atas,
Dengan
yang
atas tidak mempunyai perbedaan yang
keuangan
mikro syariah yang bersih serta dipercaya
masalah-masalah
atas
keuangan syariah yang telah disebutkan di
terciptanya
lembaga
di
berbeda. Namun dari segi prinsip dan
banyak kelemahan. Maka problematika
citra positif
disebutkan
mempunyai produk dan pangsa pasar yang
bidang operasionalnya masih memiliki
agar mampu mewujudkan
yang
lembaga keuangan syariah (Asuransi, Bank
Analytic
dan BMT), karena secara umum lembaga-
Network Process (ANP) jaringan Benefit
lembaga
Opportunity Cost Risk (BOCR), beberapa
ini
mengutamakan
hubungan
kemitraan (mutual investor relationship)
pertanyaan tersebut akan coba dijawab
yang berbasis utama skim bagi hasil.
dan dicarikan solusinya.
21
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
Secara
lembaga
sederhana
prinsip-prinsip
keuangan
7. Di samping sebagai lembaga bisnis,
dalam
syariah
lembaga
menjalankan usahanya terdiri atas :
dilarangnya
sistem
2.2. Konsep Dasar Lembaga Keuangan
Mikro Syariah (LKMS)
bunga,
Lembaga
Sehingga terdapat faktor uncertainty
membagi
dalam
sumberdaya
untuk
anggotanya. LKM secara umum bertujuan
dengan
untuk
melaksanakan
bertujuan:
4. Pelarangan terhadap perilaku spekulasi
dan
khusus
1). Memecahkan
LKM
bersama
kebutuhan modal yang dihadapi warga,
(tolong- menolong)
yaitu prinsip saling membantu sesama
selaku
dalam
pengusaha
mikro/kecil
sebagai
meningkatkan
taraf
hidup
bagian dari pelaku ekonomi negeri ini.
mekanisme
kerja
sama
2). Membantu
melalui
dibenarkan
oleh
kebutuhan
dijalankan oleh anggota dan masyarakat.
6. Prinsip tijaroh (bisnis) yaitu prinsip
laba
memecahkan
modal bagi unit usaha unggulan yang
ekonomi dan bisnis.
12
secara
Sedangkan
mengalir (flow concept).
mencari
pertumbuhan
masyarakat pada umumnya.
disini diartikan sebagai konsep yang
ta‟awun
memacu
perkembangan usaha ekonomi ummat, dan
aktivitas yang produktif sehingga uang
5. Prinsip
untuk
masyarakat,
dan kebutuhan dana yang dihadapi para
sudah
dipindahtangankan/tukar
warga
memecahkan masalah/kendala permodalan
3. Uang bukan sebagai modal tetapi akan
jika
(LKM)
warga masyarakat baik yang terhimpun
yang disepakati.
modal
Mikro
yang didirikan dan dimiliki bersama oleh
resiko
bisnis dan juga tingkat pengembalian
menjadi
Keuangan
adalah lembaga keuangan dan pembiayaan
dalam bisnis maka Penyedia dana dan
harus
juga
sosial.
maka penyedia dana menjadi investor.
pengusaha
syariah
menjalankan fungsi sebagai lembaga
1. Pelarangan terhadap (suku bunga)
2. Karena
keuangan
dengan
cara
syariah.
3). Membantu
yang
memecahkan
kebutuhan
dana mendesak yang seringkali dihadapi
Lembaga
keuangan Islam harus dikelola secara
warga,
sehingga dapat
profesional, sehingga dapat mencapai
mereka dari rentenir yang menjerat dengan
prinsip efektif dan efisien 12.
bunga tinggi.
Adapun
Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Mal
Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press. Hal 115
keuangan
22
LKMS
yang
menghindarkan
adalah
kegiatan
lembaga
utamanya
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
dana
menghimpun
bentuk
tabungan
dalam
masyarakat
(simpanan)
maupun
menyalurkannya
kembali
dalam
bentuk
deposito
dan
kepada
masyarakat
usahanya yang dijalankan sesuai dengan
ketentuan syariah.
Sifat usaha LKMS yang berorientasi
pada
bisnis
dimaksudkan
supaya
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
pengelolaan LKMS dapat dijalankan secara
melalui mekanisme yang lazim dalam
profesional, sehingga mencapai tingkat
dunia
perbankan
13
.
Sehingga
secara
efisiensi tertinggi. Dari sinilah LKMS akan
konsepsi LKMS adalah suatu lembaga
mampu
yang di dalamnya mencakup dua jenis
kegiatan
sekaligus yaitu: 1)
memberikan bagi
kompetitif
Kegiatan
kepada
hasil
yang
deposannya
serta
mampu meningkatkan kesejahteraan para
mengumpulkan dana dari berbagai sumber
pengelolahnya
seperti: zakat, infaq dan shodaqoh serta
lainnya. Sedangkan aspek sosial LKMS
lainya yang dibagikan/disalurkan kepada
berorientasi pada peningkatan kehidupan
yang berhak dalam rangka
anggota dan
mengatasi
kemiskinan, dan 2) Kegiatan produktif
sejajar
dengan
lembaga
sekitar yang
masyarakat
membutuhkan14 .
dalam rangka nilai tambah baru dan
2.3. Prinsip Utama Lembaga Keuangan
Mikro Syariah (LKMS)
mendorong pertumbuhan ekonomi yang
bersumber daya manusia.
Teori
berpegang
LKMS merupakan kelompok swadaya
masyarakat
sebagai
lembaga
pelaksanaan
teguh
pada
usaha
LKMS
prinsip
utama
sebagai berikut :
ekonomi
rakyat yang berupaya mengembangkan
1. Keimanan dan
ketaqwaan
kepa da
usaha-usaha produktif dan investasi dengan
Allah
berdasar
untuk
mengimplementasikan pada prinsip -
meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha
prinsip syari‟ah dan muamalah islam
kecil
ke dalam kehidupan nyata.
prinsip
dalam
syariah
upaya
pengentasan
kemiskinan. Berdasarkan definisi di atas
2. Keterpaduan,
SWT
yakni
dengan
nilai -nilai
dapat ditarik kesimpulan bahwa LKMS
spritual dan moral
adalah Suatu lembaga keuangan mikro
etika bisnis yang dinamis, proaktif,
yang menggabungkan unsur profit motive
progresif, adil dan berakhlaq mulia.
menggerakkan
dan unsur nirlaba (sosial) dalam kegiatan
13
14
Ilmi, Makhalul SM. 2002. Teori dan Praktik
Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Yogyakarta:
UII Press. Hal 13
23
Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Mal
Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press. Hal 129
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
3. Kekeluargaan, yakni mengutamakan
kepentingan
bersama
kepentingan
pengelolah
di
pribadi.
kecerdasan emosional, spritual dan
atas
intelektual.
Semua
dibangun
pada setiap tingkatan,
Sikap
dengan
profesionalisme
semangat untuk
terus belajar demi mencapai tingkat
pengurus dengan semua lininya serta
standar kerja yang tertinggi.
anggota, dibangun rasa kekeluargaan,
7. Istiqomah,
konsisten,
konsekuen,
sehingga akan tumbuh rasa saling
kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti
melindungi dan menanggung.
dan tanpa pernah putus asa. Setelah
4. Kebersamaan, yakni kesatuan pola
mencapai suatu tahap, maka maju
pikir, sikap dan cita-cita antar semua
lagi ke tahap berikutnya dan hanya
elemen LKMS. Antara pengelola dan
kepada Allah SWT kita berharap 15.
pengurus harus memiliki satu visi
dan bersama-sama
anggota
2.4. Manajemen LKMS
untuk
Sebagai
memperbaiki kondisi ekonomi dan
keuangan
yang
dikelola secara professional, maka LKMS
sosial.
tidak bisa dikelola dengan bekal semangat
5. Kemandirian, yakni mandiri di atas
saja. Aspek ekonomi dan manajemen
semua golongan politik. Mandiri juga
keuangannya
berarti tidak tergantung dengan dana -
ada
masyarakat sebanyak-banyaknya.
yakni
lingkungannya
sehingga
zaman yang
berkurangnya
bergabung.
dengan dasar keimanan. Kerja yang
berorientasi
di
ketinggalan
semangat
kerja yang tinggi, yakni dilandasi
hanya
dikuasai
secara
mengikuti perkembangan teknologi yang
senantiasa proaktif menggalang dana
6. Profesionalisme,
harus
maksimal. Manajemen LKMS harus bisa
dana pinjaman dan ”bantuan” tetapi
tidak
lembaga
tidak
menyebabkan
minat
nasabah
untuk
Inovasi
produk
terus
ditingkatkan dalam rangka merebut pasar.
pada
kehidupan dunia saja, tetapi juga
Secara garis besar fungsi manajemen
kenikmatan dan kepuasan ruhani dan
dibedakan menjadi empat yakni: planning
akhirat. Kerja keras dan cerdas yang
(perencanaan),
dilandasi dengan bekal pengetahuan
organizing
yang cukup, keterampilan yang terus
controlling (pengontrolan).
ditingkatkan serta niat dan ghirah
yang kuat. Semua itu dikenal dengan
15
24
Idem
actuating
(pelaksanaan),
(pengorganisasian)
dan
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
a.
Perencanaan (planning)
Ada
hal
beberapa
yang
harus
dalam
perencanaan,
yaitu
Specific:
perencanaan
yang
diperhatikan
SMART.
perencanaan yang telah disusun kecuali
jika ada hal-hal yang perlu di sesuaikan.
d. Pengontrolan (controlling)
Agar pekerjaan dapat berjalan sesuai
dibuat harus jelas maksud dan ruang
dengan visi,misi dan program kerja maka
lingkupnya. Measurable : program kerja
harus dilakukan pengontrolan. Baik dalam
atau rencana harus dapat diukur tingkat
suvervisi, pengawasan, inpeksi dan audit.
keberhasilannya. Achievable artinya dapat
Jadi
dicapai.
bukan
Sehingga
penyimpangan-penyimpangan
anggan-angan.
yang terjadi dapat diawasi dengan baik,
Realistic : sesuai dengan kemampuan dan
dan dapat dilakukan koreksi untuk masa
sumber daya yang ada, tidak terlalu mudah
yang akan datang yang lebih baik.
dan tidak terlalu sulit tapi tetap ada
Fungsi manajemen ini bertujuan untuk
tantangan. Time artinya ada batas waktu
mencapai
yang jelas sehingga mudah dinilai dan
tujuan
organisasi,
menjaga
keseimbangan antara tujuan-tujuan yang
dievaluasi.
saling bertentangan, dan untuk mencapai
b. Pengorganisasian (organizing)
tingkat
Pengorganisasian dilakukan agar tujuan
yang
kita
inginkan
dapat
dan
efisiensi.
umum
merupakan
efektifitas
Manajemen
secara
tercapai,
bagian dari kegiatan ibadah jika diniatkan
perusahaan
untuk mencapai keridhaan Allah. Islam
terlihat dari struktur organisasi perusahaan,
secara rinci mengatur kehidupan manusia
yang kemudian dipecah menjadi berbagai
termasuk
jabatan yang kemudian menjalankan tugas
walaupun tidak seperti ilmu manajemen
masing-masing.
sekarang yang berkembang. Namun islam
c. Pelaksanaan (actuating)
memiliki aturan dasar yang dapat dijadikan
pengorganisasian
dalam
Perencanaan dan pengorganisasian yang
tentang aktivitas manajemen,
pijakan
merumuskan
dalam
baik tidak akan berarti tanpa adanya
manajemen
pelaksanaan
syariah atau islami. Beberapa prinsip atau
kerja.
Oleh
karena
itu
yang
disebut
sistem
perencanaan dan pengorganisasian harus
kaidah
diikuti oleh pelaksanaan dengan kerja
relevansinya dengan kaidah islam adalah
keras,
kecerdasan
Pelaksanaan
harus
dan
seuai
teknik
manajemen
manajemen
yang
ada
prinsip amar ma‟ruf dan nahi munkar,
kerjasama.
dengan
kewajiban
kewajiban
25
menyampaikan
menegakan
amanah,
kebenaran,
dan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
kewajiban
menegakan
keadilan.
Jika
persetujuan dari
prinsip ini diterapkan dengan baik oleh
yang
manajemen LKMS, maka tujuannya akan
konvensional.
tercapai.
penyitaan
2.5. Penelitian Terdahulu
dengan tata cara muamalah berdasarkan
Penelitian yang dilakukan oleh Bilqis
pada
Lembaga
oleh
diakukan
Hal
secara
bank
ini
dikarenakan
paksa
bertentang an
syirkah. Lebih lanjut penelitian tersebut
16
tentang alternatif penyelesaian pembiayaan
bermasalah
bisa
pemilik sebagaimana
Keuangan
menawarkan
solusi
muamalah
syirkah
yaitu
tata
yang
cara
tidak
Mikro Syariah dalam hal ini adalah Baitul
diperbolehkan adalah perampasan agunan
Maal wa Tamwil Maslahah Mursalah lil
tetapi pengamanan dan penjualan agunan
Ummah (BMT MMU) cabang Warung
diperbolehkan atas kesepakatan be rsama,
sehingga harapannya akad lebih tegas dan
Dinoyo Pasuruan Jawa Timur dijelaskan
bahwa
ditemukan
beberapa
jelas
akar
tersebut
sehingga
saat
pertama
nasabah
mengajukan pembiayaan.
permasalahan mengenai pembiayaan pada
BMT
pada
Berbeda dengan di atas, Susilo dalam
diperlukan
penelitiannya
tindakan solutif yang harus diambil.
17
mencoba
merumuskan
strategi yang dapat dilakukan oleh BPRS
Hasil penelitian tersebut menjelaskan
dalam pengembangan Usaha Kredit bagi
bahwa pembiayaan bermasalah adalah
suatu
kondisi
ketika
nasabah
UMK.
yang
mengetahui
mendapatkan pembiayaan dari BMT tidak
yang
telah
(peluang
ditentukan.
barang
yang
pembiayaan
dijadikan
yang
dan
ancaman),
merumuskan
prioritas strategi pengembangan bagi PT.
adanya hak bagi BMT untuk melakukan
perampasan
internal
eksternal dan internal, serta menentukan
pembiayaan bermasalah ini adalah tidak
atau
faktor-faktor
untuk
strategi pengembangan berdasarkan faktor
Persoalan lain muncul terkait dengan
penyitaan
bertujuan
(kekuatan dan kelemahan) dan eksternal
memenuhi kewajibannya sesuai dengan
kesepakatan
Penelitian
BPRS Amanah Ummah.
terhadap
agunan
bermasalah,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada
faktor utama yang menjadi kekuatan BPRS
tanpa
PT Amanah Ummah adalah posisi dan
16
Bilqis, Puspitasari. 2005. Alternatif Penyelesaian
Pembiayaan Bermasalah pada Baitul Maal Wa
Tamwil Maslahah Mursalah lil Ummah (BMT
MUU) Cabang Warung Dinoyo Pasuruan Jawa
Timur. Thesis pada Universitas Brawijaya.
17
26
“Rumusan Strategi
Joko. 2008.
Susilo,
Pengembangan PT. BPRS Amanah Ummah Dengan
Pendekatan Analytic Network Process”. Tesis pada
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
yaitu
strategi
dekat
dengan
nasabah,
yang
kendala-kendala
dihadapi
oleh
sedangkan yang menjadi kelemahannya
lembaga keuangan mikro antara lain aspek
adalah terbatasnya kualitas sumber daya
kelembagaan
yang
adalah
kekurangan
sumber
potensi pangsa pasar umat islam yang
pengelolaan
yang
insani,
menjadi
di
terletak
peluang
LKM
daya
serta
tindih,
dalam
kurangnya
pesantren,
permodalan LKM sendiri. Dalam jurnal ini
sedangkan yang menjadi ancaman bagi
peneliti memberikan solusi dengan upaya
BPRS adalah banyaknya pesaing dalam
menguatkan RUU tentang kelembagaan
usaha kecil menengah. Dari penelitian
LKM. serta komitmen pemerintah terhadap
tersebut
lingkungan
tumpang
bahwa
menjelaskan
lokasi
keterkaitan UKM dengan pengembangan
strategis, pangsa pasar, kualitas sumber
lembaga keuangan mikro.
daya insani dan jumlah para pesaing
Penelitian yang dilakukan oleh Bank
menjadi faktor pengembangan BPRS. Hal
Indonesia pada tahun 2003 dengan judul
ini dapat juga kita kaitkan dengan lembaga
Penerimaan Masyarakat atas keberadaan
BMT yang merupakan bagian dari lembaga
BMT MUI dilihat dari perilaku anggotanya
keuangan mikro. Oleh karena itu, dalam
di Sleman Yogyakarta 19 , dengan jumlah
pengembangan BMT keempat hal tersebut
respondennya
harus diperhatikan dan ditangani dengan
bahwa masyarakat mengenal BMT (37
baik.
orang
menyebutkan
orang) berasal dari BMT langsung, 2 orang
Dalam tempat lain, Muhar menganalisis
peran
80
lembaga
masyarakat
kecil
keuangan
serta
mikro
bagi
orang dari teman dan 4 orang dari saudara.
strategi
yang
Lebih
dilakukan dalam pengembangan LKM
Hasil
lembaga
penelitian
menunjukan
keuangan
dari koran atau selebaran dan promosi, 22
mikro
18
Sekitar
47%
responden
.
menyatakan setuju dengan visi dan Misi
bahwa
BMT, 38% yang lain menyatakan setuju.
mampu
Terhadap
memberikan pembiayaan kepada usaha
prinsip
menghindari
riba,
43,75% sangat setuju dan 45% setuju;
meningkatkan
terhadap sistem jual beli dan bagi hasil,
permodalan usaha mikro tersebut. Namun,
45% menyatakan sangat setuju, 37,5%
potensi ini belum dapat dimanfaatkan
menyatakan setuju. Terhadap produk BMT,
mikro,
sehingga
dari
dapat
dengan optimal karena masih terdapat
18
2009. “Kebijakan
dan
Strategi
Muhar,
Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro”. Jurnal
Inovasi Vol. 6 No. 4 Desember 2009.
19
27
Lihat Mu‟allim (2003). “Persepsi Masyarakat
terhadap Lembaga Keuangan Syariah”. Jurnal AlMawarid Ed X, Tahun 2003.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
27,5% menyatakan sangat setuju, 48, 75%
manajemen serta pengelolaan keuangan).
setuju. Artinya rata-rata responden setuju.
Solusi yang ditawarkan terkait dengan
Siswanto
dalam
permasalahan
yang
penelitiannya
Wattamwil
Usaha
Memberdayakan
image
Dalam
(BMT)
Kecil
harus
memfokuskan diri pada visi dan penciptaan
berjudul “Strategi Pengembangan Baitul
Maal
a)
tersebut,
yang
prospek
dan
positif
bisnis,
bagi
masyarakat,
kapasitas
manajemen,
Menengah“ dengan tujuan penelitian untuk
sistem teknologi, operasional dan resiko.
mengidentifikasi dan menganalisis model
III. METODOLOGI PENELITIAN
BMT yang dapat memberdayakan usaha
3.1. Jenis dan Sumber Data
kecil, serta dapat menemukan strategi dan
Dalam
upaya agar BMT mampu memberdayakan
Usaha Kecil Menengah
20
ini,
penelitian
data
yang
digunakan merupakan data primer yang
. Penelitian ini
didapat dari hasil wawancara (indepth
dilakukan menggunakan metode Deskriptif
interview)
dengan teknik analisis analisa isi tema dari
praktisi,
data literatur dan penelitian sebelumnya
tentang
terkait
Dilanjutkan dengan pengisian kuesioner
penelitiannya.
Penelitian
ini
menganalisa
kelemahan
dan
mencoba
dilakukan
kebijakan
pemerintah
internal
(produk
dibahas.
mempertimbangkan
responden
terhadap
penelitian ini terdiri dari tiga orang pakar
dan
serta
praktisi
dengan
pertimbangan
berkompeten. Syarat responden yang valid
faktor eksternal yang lain seperti LSM). b).
faktor
yang
di Indonesia. Jumlah responden dalam
pesaing,
koloborasi atau kerja sama dengan lembaga
keuangan,
pemahaman
permasalahan dalam pengembangan LKMS
BMT adalah terdiri dari a) faktor eksternal
dengan
dengan
pemahaman
pengembangan BMT. Diantara kelemahan
kompetisi
permasalahan
dan
Pemilihan responden pada penelitian
dengan
mengemukakan solusi dan strategi dalam
(tingkat
memiliki
pakar
3.2. Populasi dan Sampel
BMT dengan menggunakan teknik SWOT,
dilanjutkan
yang
dengan
pada pertemuan kedua dengan responden.
pengembangan kelebihan dari lembaga
kemudian
dengan
dalam ANP adalah bahwa mereka adalah
program
orang-orang yang menguasai atau ahli di
pembiayaan dan tabungan, kompetensi
bidangnya. Oleh karena itu, responden
20
yang dipilih dalam survey ini adalah para
Siswanto. 2009, Strategi Pengembangan Baitull
Maal Wattamwil (BMT) Dalam Memberdayakan
Usaha Kecil dan Menengah. Tesis pada Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro.
pakar/peneliti ekonomi Islam dan praktisi
28
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
yang
dalam
berkecimpung
benefit,
lembaga
keuangan mikro syariah.
(BOCR)
3.3 Metodologi
memungkinkan
untuk
mengklasifikasi
dan
Penelitian ini merupakan penelitian
analisis
membuat
and
risk
ini
metode
mengidentifikasi,
menyusun
semua
faktor yang mempengaruhi output atau
dimana
kualitatif-kuantitatif
cost
opportunities,
keputusan yang dihasilkan 21.
bertujuan untuk menangkap suatu nilai
3.3.2 Landasan ANP
atau pandangan yang diwakili para pakar
ANP memiliki empat aksioma yang
dan praktisi syariah tentang LKMS di
Indonesia. Alat analisis yang digunakan
menjadi landasan teori, antara lain 22:
adalah metode ANP pendekatan jaringan
1. Resiprokal ; aksioma ini menyatakan
Benefit Opportunity Cost Risk (BOCR)
bahwa jika PC (EA,EB) adalah nilai
dan diolah dengan menggunakan software
pembandingan pasangan dari elemen
“Super Decision” serta Ms Excel.
A
3.3.1 Gambaran Umum Metode ANP
induknya
dan
B,
dari
dilihat
C,
yang
elemen
menunjukkan
(ANP)
berapa kali lebih banyak elemen A
merupakan teori matematis yang mampu
memiliki apa yang dimiliki elemen B,
menganalisa pengaruh dengan pendekatan
maka PC (EB,EA) = 1/ Pc (EA,EB).
untuk
menyelasaikan
Misalkan, jika A lima kali lebih besar
ini
dari B, maka B besarnya 1/5 dari
Analytic
Network
asumsi-asumsi
bentuk
Process
permasalahan.
digunakan
dalam
Metode
bentuk
besar A.
penyelesaian
dengan pertimbangan atas penyesuaian
2. Homogenitas;
kompleksitas masalah secara penguraian
elemen-elemen
sintesis disertai adanya skala prioritas yang
dalam
menghasilkan pengaruh prioritas terbesar.
sebaiknya tidak memiliki perbedaan
ANP juga mampu
terlalu
menjelaskan model
nya
secara
keputusan
dengan
validasi
sistematik.
dalam
melakukan
atas
aplikasi
ANP
pertimbangan
pengalaman
kesalahan
Pengambilan
yang
struktur
bahwa
dibandingkan
kerangka
besar,
menyebabkan
faktor-faktor dependence serta feedback
menyatakan
yang
lebih
dalam
ANP
dapat
besarn ya
menentukan
yaitu
dan
21
Saaty, Thomas L and Vargas, Louis G. 2006,
Decision Making with the Analitic Network Process.
Economic, Political, Social and Technological
Applications with Benefits, Opportunities, Costs and
Risks. Springer. RWS Publication, Pittsburgh.
22
Idem
empirical.
Struktur jaringan yang digunakan yaitu
29
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
penilaian elemen pendukung yang
Sumber: (Ascarya, 2010)
mempengaruhi keputusan.
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
Tabel 3.1 Definisi Skala Penilaian dan Skala
1. Konstruksi Model
Numerik
model
Konstruksi
ANP
disusun
berdasarkan literature review secara teori
maupun
dan
empiris
memberikan
pertanyaan pada pakar dan praktisi LKMS
serta melalui indepth interview untuk
mengkaji informasi secara lebih dalam
untuk
memperoleh
permasalahan
yang
sebenarnya.
Sumber : Saaty, 2006
2. Kuantifikasi Model
3. Prioritas; yaitu pembobotan secara
Tahap kuantifikasi model menggunakan
absolut dengan menggunakan skala
pertanyaan dalam kuesioner ANP berupa
interval [0.1] dan sebagai ukuran
pairwise
dominasi relatif.
comparison
(pembandingan
pasangan) antar elemen dalam cluster
4. Dependence condition; diasumsikan
untuk mengetahui mana diantara keduanya
bahwa susunan dapat dikomposisikan
yang
ke dalam komponen-komponen yang
lebih
besar
pengaruhnya
(lebih
dominan) dan seberapa besar perbedaannya
membentuk bagian berupa cluster.
melalui skala numerik 1-9. Data hasil
penilaian
3.3.3 Tahapan Penelitian
kemudian
dikumpulkan
dan
diinput melalui software super decision
Tahapan pada metode ANP antara
untuk
lain:
output berbentuk supermatriks. Hasil dari
setiap
diproses
responden
sehingga
akan
menghasilkan
diinput
pada
jaringan ANP tersendiri 23.
23
30
Ascarya, 2011,”The Persistence of Low Profit and
Loss Sharing Financing in Islamic Banking: The
Case of Indonesia”review of Indonesian economic
and business studies vol.1 LIPI economic research
center.
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dalam
4.1 Dekomposisi
pengembangan LKMS di Indonesia.
4.1.1 Identifikasi Masalah
Pertama
mengurai
dapat
Lembaga
Keuangan
Mikro
LKMS,
Syariah
4 aspek yang terdiri dari aspek sumber
manusia
(SDM),
Teknikal,
secara
juga
menggunakan
dan
tujuan
dari
belum
memahami
sumber
daya
insani
syariah, sehingga dalam praktiknya
LKMS seringkali menyimpang dari
prinsip
permasalahan
penguraian
yang
masih
LKMS
yang mumpuni di bidang ekonomi
analisa
(BOCR) sebagai analisa strategis.
kondisi,
banyak
terpenuhinya
Benefit, Opportunities, Cost, dan Risk
Berdasarkan
Pengurus
dan benar. Dengan kata lain belum
solusi dan strategi. Permasalahan pada
ini
syariah.
prinsip pengelolaan usaha yang baik
keseluruhan
dikelompokkan menjadi cluster problem,
model
pengembangan
tentang prinsip-prinsip syariah dan
Legal/Struktural dan aspek Pasar/Komunal.
Cluster-cluster
sisi
praktisi
bisnis (ke-LKMS-an) maupun sisi
(LKMS) di Indonesia dapat dibagi menjadi
daya
baik
masih
terlihat
pemahaman
lemahnya
Permasalahan dalam hal pengembangan
masalah
syariah.
Disamping
itu
masalah SDM juga dihadapi oleh
masalah
adanya
Supply
oriented.
Praktisi
pengembangan LKMS di Indonesia maka
hanya bisa menjelaskan apa yang
ditentukan beberapa aspek, solusi, dan
mereka
strategi
pengembangan
LKMS
di
masyarakat.
dan
pengembangan
LKMS
di
Belum
bisa
memadainya
pertimbangan
professional
hal
yang
masalah
LKMS di Indonesia relatif belum
aspek utama, yaitu:
yang
menjadi
teknis
sumber daya insani yang dimiliki
dengan kajian literature maka diperoleh 4
Manusia
terutama
SDM dalam kasus ini. Secara umum
kepada para pakar dan praktisi disertai
Daya
profesional,
manajerial juga
Indonesia berdasarkan hasil wawancara
banyak
tidak
sumber daya manusia yang terdidik
a. Aspek
1) Sumber
tetapi
menjawab apa yang ditanyakan oleh
Indonesia, yaitu:
Masalah
tahu
(SDM):
keuangan
menjadi
BPRS.
kenapa aspek SDM
2) Technical
dijadikan salah satu aspek utama
31
layaknya
seperti
bank
lembaga
ataupun
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
Secara teknikal terdapat beberapa
persaingan, baik
persaingan antar
masalah yang menjadi Kendala dalam
LKMS
maupun
pengembangan
lembaga
LKMS
diantaranya
sendiri
keuangan
dengan
lainnya. Akan
validitas data ke-BMT-an tidak ada
tetapi pada praktiknya, persaingan
data yang update dan terstruktur.
yang
Padahal hal tersebut sangat penting
LKMS
untuk membuat proposal sponsorship
yang
potensial dari pihak- pihak terkait.
mikro.
Kurang
memadainya
kepercayaan adalah kurangnya minat
Teknologi
masyarakat dalam menyimpan dana di
Informasi (IT), padahal hal tersebut
LKMS karena rasa tidak percaya
fasilitas/infrastruktur
salah
merupakan
satu
prasyarat
ketat
dengan
juga
antara
adalah
perbankan
syariah
menyediakan
layanan
pada
tingkat
Masalah
kepada LKMS. Bahkan, kebanyakan
masyarakat masih belum mengenal
penting sebuah lembaga keuangan.
3) Legal/Struktural
Masalah
paling
LKMS, mereka lebih mengenal Bank
legalitas
formal,
LKMS
keliling,
yang berkembang di Indonesia tidak
koperasi,
atau
lembaga
keuangan konvensional lainnya.
didukung dengan ketentuan hukum
dan
sistem
b. Solusi
atau
pengawasan
pembinaan yang memadai. Masalah
Solusi
yang
ditawarkan
terhadap
dukungan hukum ini menjadi penting
masalah yang diurai diatas diantaranya
mengingat
adalah:
bahwa
yang
lembaga
LKMS
adalah
mengurus
dan
1) Melakukan
mengelola dana masyarakat. LKMS
juga
dihadapkan
pengawasan
lemah,
perbankan
dan
tidak
pada
dengan
LKMS
masalah
lembaga
pembinaan yang
seperti
umumnya
inovasi
mampu
produk.
bersaing
keuangan
Agar
dengan
mikro
konvensional yang telah ada lebih
lembaga
dahulu, maka tentunya LKMS mampu
(Bank
menyeimbangkan
produk -produk
Umum dan BPR yang disupervisi
LKM konvensional. Penetapan produk
oleh Bank Indonesia).
tentunya berdasarkan
4) Pasar/Komunal
analisa akan
kebutuhan pasar. LKMS harus mampu
Salah satu permasalahan yang masuk
membaca kebutuhan nasabah saat ini
dalam bagian ini adalah masalah
sehingga ada banyak alternatif yang
32
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
dapat dipilih oleh nasabah terkait
terutama
sosial
produk simpanan maupun pembiayaan
pemerintahan setempat. Wujud sinergi
yang ditawarkan.
yang dibangun tidak hanya internal
organisasi
dan
LKMS saja akan tetapi organisasi
2) Kerjasama dengan LKMS lainnya.
pun
perlu
untuk
Melakukan kerjasama dengan LKMS
eksternal
lainnya penting sekali bagi LKMS
mengembangkan LKMS di Indonesia.
terutama LKMS yang memiliki modal
Salah satu contoh kecil misalnya
rendah.
Hal
ini
tentunya
dengan
perkumpulan
pengajian
di masjid -
tujuan agar LKMS dapat berkembang
masjid dapat dijadikan sebagai media
lebih
sosialisasi agar masyarakat semakin
cepat,
mengingat
kebutuhan
syariah secara
pasar akan lembaga keuangan sejenis
mengenal
juga semakin besar.
komprehensif dan baik.
3) Lokasi Strategis
transaksi
5) Pembinaan/Sosialisasi/Pendampingan
Penempatan lokasi yang tepat dan
masyarakat
strategis merupakan salah satu faktor
Segmentasi dari LKMS adalah usaha
yang
kecil menengah
dapat
menentukan
dimana
tidak
mayoritas
perkembangan LKMS. Sudah menjadi
pengusaha
ketentuan baku dalam sebuah bisnis
pendidikan kewirausahaan yang baik.
bahwa semakin strategis tempat/lokasi
kemampuan
nasabah
maka akan semakin besar peluang
menjalankan
usaha
pasar tercipta. Tentunya penempatan
sangat
lokasi ini juga perlu dipertimbangkan
kredibilitas nasabah terutama dalam
dengan masak mengingat segmentasi
hal
untuk LKMS adalah para pengusaha
nasabah didampingi dan dibina terkait
mikro/kecil menengah yang hanya
teknik dan trik menjalankan usaha
sebagian kecil saja mampu menggapai
yang baik, maka risiko kredit macet
akses kota dengan mudah.
sebagai akibat dari gagalnya usaha
4) Menjadikan elemen eksternal sebagai
mendapatkan
pembiayaan
tentunya akan
berpengaruh
pengembalian
terhadap
pinjaman.
Jika
nasabah dapat diminimalisir. Tidak
pusat informasi dan media sosialisasi
hanya
LKMS merupakan lembaga keuangan
pembiayaan,
dengan segmen usaha kecil menengah
sosialisasi kepada masyarakat umum
sedianya merangkul banyak kalangan
yang
33
terbatas
juga
merupakan
pada
nasabah
perlu
dilakukan
calon
nasabah,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
dengan harapan masyarakat semakin
2) Cost, yang dimaksud dengan cost
mengenal lembaga keuangan syariah
disini adalah pengeluaran manajemen
dan beralih ke transaksi yang sesuai
LKMS atau pemerintah
dengan norma-norma agama Islam.
dengan
diterapkannya
strategi
pengembangan
c. Strategi
Alternative dalam model ANP yang
terakhir ditawarkan adalah strategi-strategi
dari
berkenaan
solusi
dan
LKMS
Indonesia
baik
segi
teknikal,
pasar/komunal,
di
SDM,
maupun
legal/struktur organisasi.
yang dapat dilakukan agar LKMS dapat
3) Opportunity, yang dimaksud dengan
dikembangkan secara maksimal. Strategi
Opportunity
tersebut diantaranya adalah:
disini
adalah
adanya
peluang yang menguntungkan dari
1) Koordinasi dengan PINBUK
aspek SDM, teknikal, pasar/komunal,
2) Melakukan Linkage program
maupun
3) Optimalisasi peran pemerintah dalam
sebagai akibat adanya pengembangan
hal pendanaan
4) Risk,
yang
yang
dimaksud
risk
disini
yang
adalah risiko kerugian yang harus
kondisi sekarang dan
ditanggung oleh manajemen terkait
pendekatan
merupakan analisa
kondisi
organisasi
LKMS di Indonesia.
Penelitian ini juga merupakan penelitian
dengan
legal/struktur
BOCR,
akan
datang,
(LKMS)
dan
dari
aspek
teknikal,
memungkinkan dapat terjadi. Oleh karena
pasar/komunal, maupun legal/struktur
itu berikut juga akan diurai definisi kriteria
organisasi.
aspek/solusi/strategis berdasarkan analisis
4.1.2 Jaringan ANP
BOCR.
1) Benefit, aspek/solusi/strategis
yang
Berdasarkan identifikasi masalah dan
memberikan
manfaat
atau
solusi di atas, selanjutnya terbentuklah
pada
jaringan struktur ANP berdasarkan kriteria
pemangku
BOCR atas masalah pengembangan LKMS
dapat
keunggulan
bagi
masyarakat
umumnya
dan
para
di Indonesia seperti berikut ini:
kebijakan seperti pemerintahan dan
manajemen lembaga keuangan mikro
syariah baik dari segi SDM, teknikal,
pasar/komunal, maupun legal/struktur
organisasi.
34
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
alternative
lebih
keputusan
diinginkan
dibanding yang lainnya (Saaty, 2001).
a) Aspek
Setelah tahapan pembuatan model dan
penilaian ANP dilakukan maka hasil nilai
yang diperoleh dari pairwise comparison
BOCR kriteria dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
4.1.3 Analisa Benefit, Opportunities,
Tabel 1: Bobot Kriteria
Cost, Risk (BOCR)
ini
Analisa
penentuan
merupakan
prioritas
perhitungan
analisa
hasil
berdasarkan
kriteria
yang
diinginkan
sebagai keuntungan (benefit) dan kriteria
yang tidak diinginkan sebagai biaya (cost).
itu
Disamping
berdasarkan
pula
terdapat
kriteria
yang
peristiwa-peristiwa
Tabel
diatas
penilaian
BOCR
menunjukkan
untuk masing-masing
aspek pengurai masalah pengembangan
mungkin dapat terjadi sebagai hal yang
LKMS
positif
yang
berdasarkan
hasil
ini
perhitungan
berdasarkan
(opportunities )
(risk ).
negative
dan
Pada
hal
penelitian
hasil
di
Indonesia.
ini
Kemudian
diperoleh hasil
tiga
kondisi
hubungan antara benefit, opportunities,
umum: (1) standard condition (B/C), (2)
cost, dan risk dipengaruhi oleh faktor-
pessimistic (B/(CxR)), dan (3) Realistic
faktor
umum
melakukan
perhitungan
(Saaty,
analisa
2001).
Untuk
(BxO)/(CxR) . Alternatif yang terbaik
tersebut
maka
dipilih dengan nilai realistic yang tinggi
dilakukan
dengan
metode
pairwise
dipertimbangkan sebagai keputusan yang
comparison. Keputusan yang dihasilkan
ditentukan dari alternative lainnya (Asri,
terbagi menjadi tiga bagian, 1) sistem
2005). Nilai realistic ini juga serupa
penilaian, 2) merits dari keputusan BOCR
dengan teori Saaty (2001) lainnya yaitu
sebagai pertimbangan membuat keputusan,
dimana terdapat dua jenis perhitungan
dan 3) hierarki atau jaringan keterkaitan,
yang dihasilkan BOCR:
menggunakan
dan
fakta (objektif) yang membuat sebuah
35
alternative
terpilih
tersebut
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
a) Additive negative formula = rumus
ini
biasanya
menentukan
digunakan
Setelah tahapan penilaian ANP kriteria
untuk
aspek
jangka
prioritas
formula
=
nilai
yang
diperoleh
dari
pairwise
pada tabel berikut ini:
dan pada umumnya digunakan untuk
prioritas
perhitungan
comparison BOCR kriteria dapat dilihat
setara
dengan marginal cost/analisis benefit
menentukan
maka
berikutnya adalah analisis solusi. Hasil
panjang. _____ bB + oO – cC – rR
b) Multiplicative
dilakukan
Tabel 3: Bobot Solusi
jangka
pendek. BO/CR
Hasil perhitungan berdasarkan tabel 1
maka dapat dilihat di tabel 2 berikut ini:
Tabel 2: Bobot Kriteria
Keterangan:
SS1: Inovasi produk
SS2: Kerjasama dengan LKS lainnya
SS3: Lokasi strategis
SS4: Menjadikan elemen eksternal sebagai pusat
Gambar 1: Criteria Realistic Value
informasi dan media sosialisasi
5.52
Realistic Value
SS5: Pembinaan/Sosialisasi/pendampingan
masyarakat
Hasil sintesis menunjukkan solusi yang
paling prioritas berdasarkan analisis BOCR
0.52
0.49
0.35
adalah solusi ke-lima yaitu pembinaan /
sosialisasi
/ pendampingan
masyarakat
(0.36) dan diikuti oleh solusi melakukan
Berdasarkan tabel diatas hasil realistic
aspek
inovasi produk (0.31), sedangkan solusi
penguraian masalah pengembangan LKMS
yang menempati prior itas terakhir adalah
di Indonesia adalah aspek technical (5.52),
Menjadikan elemen eksternal sebagai pusat
kriteria
menunjukkan
selanjutnya
legal/structure
diikuti
bahwa
oleh
(0.52),
aspek
informasi dan media sosialisasi (0.07).
aspek
Maka
berdasarkan
tabel
3
diatas,
pasar/komunal (0.49), dan aspek SDM
perhitungan nilai BOCR solusi adalah
(0.35).
sebagai berikut:
b) Solusi
36
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
lingkage program (0.15), dan strategi yang
Tabel 4: Sintesis Prioritas Solusi
menempati
bB+oO-cC-rR
Strategi
Priority
prioritas
adalah
terakhir
Rank
melakukan koordinasi dengan PINBUK
SS1
0.315051
2
(0.33). Maka berdasarkan tabel 5 diatas,
SS2
0.101386
4
perhitungan nilai BOCR strategi adalah
SS3
0.147327
3
SS4
0.073694
5
SS5
0.362542
1
sebagai berikut:
Tabel 6: Sintesis Prioritas Strategi
bB+oO-cC-rR
Strategi
Priority
c) Strategi
Rank
SG1
0.332811
2
Setelah tahapan pembuatan model dan
SG2
0.152774
3
penilaian ANP dilakukan maka hasil nilai
SG3
0.514415
1
yang diperoleh dari pairwise comparison
BOCR kriteria dapat dilihat pada tabel
V. PENUTUP
berikut ini:
5.1.
Tabel 5: Bobot Strategi
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang
permasalahan
dalam
muncul
pengembangan LKMS di Indonesia terdiri
dari 4 aspek penting yaitu: SDM, teknikal,
aspek
Solusi
pasar/komunal.
Keterangan:
yang
aspek
diberikan
terbagi menjadi lima solusi utama yaitu 1)
SG1: Koordinasi dengan PINBUK
melakukan
SG2: Linkage Program
SG3: Optimalisasi peran
dan
legal/struktural,
inovasi
produk-produk
pembiayaan dan pendanaan LKMS, 2)
pemerintah dalam
bekerjasama dengan LKS lainnya, 3) lokasi
pendanaan
strategis, 4) menjadikan elemen eksternal
Hasil
sintesis
menunjukkan
sebagai
strategi
sosialisasi,
yang paling prioritas berdasarkan analisis
BOCR
adalah
optimalisasi
strategi
peran
ke-tiga
pemerintah
pusat
5)
pendampingan
yaitu
informasi
dan
media
pembinaan/sosialisasi/
masyarakat.
Sedangkan
strategi yang diberikan terbagi menjadi tiga
dalam
strategi
pendanaan (0.51) dan diikuti oleh strategi
utama
diantaranya
adalah
1)
koordinasi dengan PINBUK, 2) linkage
37
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
program,
dan
3)
peran
optimalisasi
5.2. Rekomendasi
pemerintah dalam pendanaan.
Dikarenakan
menggunakan
Sementara itu,
ini
penelitian
analisa
BOCR
rekomendasi yang dapat diberikan penulis
sebagai
antara lain:
pendekatan sintesis, maka output yang
dihasilkan
dihitung
perhitungan
realistic
Berdasarkan
urutan
1. Diharapkan
berdasarkan
dan
dalam
maka
technical
aspek
menjadi
diikuti
selanjutnya
solusi
secara
nilai
berdasarkan
aspek
menghasilkan
industri
penelitian ini,
diharapkan
dapat memperluas kajian penelitian
akademik terkait lembaga keuangan
maka
mikro syariah. Prioritisasi masalah
prioritas
1)
dan
dalam
pengembangan
LKMS ini layaknya mampu memberi
masukan tepat kepada seluruh pihak
selanjutnya diikuti oleh 2) inovasi produk,
terkait, masalah apa yang seharusnya
3) lokasi strategis, 4) kerjasama dengan
lebih dahulu diselesaikan dan solusi
lainnya,
dan
prioritas
solusi
utama,
LKS
menjadi
pengembangan
2. Melalui
Pembinaan/sosialisasi/pendampingan
masyarakat
mendorong
keseluruhan
BOCR
urutan
kebijakan
hal ini LKMS.
legal/structure, pasar/komunal, dan SDM.
Penguraian
pembuat
keuangan syariah khususnya dalam
prioritas,
oleh
komitmen
menunjang dan
upaya
alternatif aspek menunjukkan bahwa aspek
adanya
dari
bersama
additive.
prioritas,
beberapa saran dan
yang
menempati
mana yang paling tepat.
prioritas terakhir adalah 5) menjadikan
3. Penelitian
elemen eksternal sebagai pusat informasi
pendekatan
dan media sosialisasi.
disarankan
Sedangkan
dianggap
prioritas
dapat
strategi
selanjutnya
dengan
yang
(ANP)
agar
sama
dapat
menambah
yang
jumlah responden dari pihak-pihak
meningkatkan
terkait yang dipandang paham akan
pengembangan LKMS di Indonesia terdiri
masalah LKMS di Indonesia.
dari 1) mengoptimalkan peran pemerintah
dalam pendanaan, 2) melakukan koordinasi
DAFTAR PUSTAKA
dengan PINBUK, dan 3) linkage program
Ascarya, 2011,”The Persistence of Low
LKMS-BMT-BPRS-Bank Umum Syariah.
Profit and Loss Sharing Financing
in Islamic Banking: The Case of
38
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
Indonesia”review
of
Muhar, 2009. “Kebijakan dan Strategi
Indonesian
economic and business studies vol.1
Pengembangan
LIPI economic research center.
Keuangan Mikro”. Jurnal Inovasi
dan
Ascarya
Vol. 6 No. 4 Desember 2009.
Diana,
Yumanita,
2010,”Determinan dan Persistensi
Margin
Perbankan
Lembaga
Nursali, dkk. 2004. Strategi Pengembangan
Konvensional
Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)
dan Syariah di Indonesia” working
dalam
Memberdayakan
paper series No.WP/10/04. Pusat
Usaha
Kecil
dan
Pendidikan
Studi
Syariah.
Baru
Universitas
Brawijaya:
Unpublished.
Ascarya, 2005, “Analytic Network Process
Pendekatan
Menengah
sebagai Lembaga Keuangan Mikro
Kebanksentralan Bank Indonesia.
(ANP)
dan
Potensi
Studi
Rahman,
Abdul.
2007.
“Islamic
A
Missing
Kualitatif”. Makalah disampaikan
Microfinance:
pada
Program
Component in Islamic Banking”.
Fakultas
Kyoto Bulletin of Islamic Area
Intern
Seminar
Magister
Akuntansi
Ekonomi di Universitas Trisakti,
Studies, 1-2 (2007).
Jakarta
Bilqis,
Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen
2005.
Puspitasari.
Penyelesaian
Baitul Mal Wa Tamwil (BMT).
Alternatif
Pembiayaan
Yogyakarta: UII Press.
Bermasalah pada Baitul Maal Wa
Rusydiana, Aam Slamet dan Abrista Devi.
Tamwil Maslahah Mursalah lil
Ummah
(BMT
MUU)
2012.
Cabang
untuk
“Aplikasi
Metode
Mengurai
Warung Dinoyo Pasuruan Jawa
Pengembangan
Timur. Universitas Brawijaya.
Indonesia”. Mimeo.
ANP
Problem
BMT
di
Ilmi, Makhalul SM. 2002. Teori dan
Saaty, Thomas L and Vargas, Louis G.
Praktik Lembaga Keuangan Mikro
2006, Decision Making with the
Syariah. Yogyakarta: UII Press.
Analitic
Mu‟allim,
Amir,
Masyarakat
Network
Process.
2003.
“Persepsi
Economic, Political, Social and
terhadap
Lembaga
Technological
Keuangan Syariah”. Jurnal Al-
Applications with
Benefits, Opportunities, Costs and
Mawarid Ed X, Tahun 2003.
39
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
Risks. Springer. RWS Publication,
Wibowo,
Pittsburgh.
Perbankan
Applications
Network
of
the
Process,
Paper,
Analytic
Institute of Technology, September
Usaha
30 (2006).
Kecil dan Menengah”. Tesis pada
Widiyanto. 2008. “Strengthening Islamic
Program Pascasarjana Universitas
Micro-financing
Diponegoro.
Micro-
Development
Program”. Paper dipresentasikan
Micro-financial
Institutions”.
and
enterprises
Smolo, Edib. 2007, “Microcrediting in
Islamic
Colloquium;
Tantangan Hari Esok”, Bandung
Baitull Maal Wattamwil (BMT)
Islam:
and
National
Syariah di Indonesia Kini dan
Siswanto. 2009, “Strategi Pengembangan
Memberdayakan
at
“Perkembangan Sistem Keuangan
University of Pittsburgh.
Dalam
Riil.”
Sektor
presented
Seminar
Pittsburgh:
dalam
Syariah
Menggerakkan
Saaty, Thomas L. 2001. Theory and
“Peranan
2006,
Hendro.
pada 1st International Workshop on
Paper
Islamic
dipresentasikan pada International
Economic,
Jogjakarta
Agustus 2008.
Conference on Islamic Banking
Wijono, Wiloejo W. 2005, “Pemberdayaan
and Finance, IIUM Malaysia, April
Lembaga Keuangan Mikro Sebagai
2007.
Salah Satu Pilar Sistem Keuangan
Suharto, Saat. 2010, Outlook BMT 2011.
Permodalan
BMT
Nasional: Upaya Konkrit Memutus
Center:
Mata Rantai Kemiskinan.” Kajian
Jogjakarta.
Ekonomi
Susilo, Joko. 2008. “Rumusan Strategi
Khusus, November (2005).
Pengembangan PT. BPRS Amanah
Ummah
Dengan
dan Keuangan, Edisi
Zuhaili, Wahbah, 1999, Fiqh Muamalah
Pendekatan
Perbankan Syariah, Jakarta.
Analytic Network Process”. Tesis
pada Program Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.
40
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
MENGURAI MASALAH DAN SOLUSI PENGEMBANGAN LEMBAGA
KEUANGAN MIKRO SYARIAH DI INDONESIA:
PENDEKATAN METODE BOCR ANP
Aam S. Rusydiana
Pengajar dan peneliti pada Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia.
Email: [email protected]
Abrista Devi
Pengajar pada Universitas Ibn Khaldun (UIK) Bogor
ABSTRAK
LKMS merupakan lembaga keuangan yang berorientasi pada upaya peningkatan
kesejahteraan anggota dan masyarakat. Lahirnya lembaga keuangan mikro syariah di
Indonesia merupakan salah satu jawaban melihat perkembangan perbankan syariah yang
masih terpusat kepada masyarakat menengah ke atas. Faktanya, LKMS telah tumbuh
menjadi alternatif pemulihan kondisi perekonomian di Indonesia, khususnya sebagai
partner para pengusaha kecil dalam penyediaan modal.
Walaupun tumbuh dengan pesat, namun LKMS masih mengalami banyak kendala dalam
pengembangannya. Masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh institusi ini baik dari
sisi internal maupun eksternal. Penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi penyebab
serta faktor-faktor yang dominan menjadi hambatan dalam pengembangan LKMS di
Indonesia, dengan pendekatan metode BOCR Analytic Network Process (ANP), termasuk
solusi strategis yang diusulkan.
Berdasarkan urutan prioritas, maka alternatif aspek menunjukkan bahwa aspek technical
menjadi aspek prioritas, selanjutnya diikuti oleh aspek legal/structure, pasar/komunal, dan
SDM. Penguraian solusi secara keseluruhan menghasilkan urutan prioritas 1) Pembinaan/
sosialisasi/pendampingan masyarakat menjadi prioritas utama, selanjutnya diikuti oleh 2)
inovasi produk, 3) lokasi strategis, 4) kerjasama dengan LKS lainnya, dan 5) menjadikan
elemen eksternal sebagai pusat informasi dan media sosialisasi.
Sedangkan prioritas strategi yang dianggap dapat meningkatkan pengembangan LKMS di
Indonesia terdiri dari: 1) mengoptimalkan peran pemerintah dalam pendanaan, 2)
melakukan koordinasi dengan PINBUK, dan 3) linkage program LKMS-BMT-BPRSBank Umum Syariah.
Keywords
: Lembaga Keuangan Mikro Syariah, BMT, ANP-BOCR
prinsip syariah. Keberadaan LKMS dengan
I. PENDAHULUAN
Syariah
jumlah yang signifikan pada beberapa
merupakan kelompok swadaya masyarakat
daerah di Indonesia tidak didukung oleh
sebagai lembaga ekonomi rakyat yang
faktor-faktor
berupaya
memungkinkan
Lembaga
Keuangan
Mikro
mengembangkan
usaha-usaha
pendukung
LKMS
untuk
yang
terus
berkembang dan berjalan dengan baik.
produktif dan investasi dengan berdasar
19
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
Fakta yang ada di lapangan menunjukkan
muncul di saat umat Islam mengharapkan
banyak LKMS yang tenggelam dan bubar.
adanya lembaga keuangan yeng berbasis
Dengan
syariah dan bebas dari unsur riba yang
fenomena di atas,
melihat
perkembangan LKMS dipandang belum
dinyatakan haram. Jika
sepenuhnya mampu menjawab problem
pertumbuhan
real
kalangan
(termasuk
oleh
meningkat
yang
ekonomi
Hal
masyarakat.
ada
ini
di
disebabkan
di
LKMS
di
melihat data,
Indonesia
BMT)
dalamnya
pesat,
dengan
terus
Menurut
belum
Suharto, perkembangan BMT tahun 2010
memadainya sumber daya manusia yang
tumbuh rata-rata dari sisi aset dalam
faktor
beberapa
antara
lain,
menyangkut
kisaran 35% - 40%, financing to deposit
manajemen sumber daya manusia dan
ratio (dana yang disalurkan) juga masih
dan
terdidik
profesional,
pengembangan
serta
budaya
sekitar 100%
jiwa
11
. Hal ini membuktikan
dapat
bahwa
yang masih lemah, permodalan (dana)
masyarakat sebagai lembaga yang dapat
yang relatif kecil dan terbatas, adanya
memberdayakan masyarakat kecil.
antara
ambivalensi
pengelolaan
konsep
LKMS
di
operasionalisasi
lapangan,
LKMS
oleh
wirausaha (entrepreneurship) bangsa kita
diterima
syariah
Eksistensi lembaga keuangan mikro
dengan
syariah jelas memiliki arti penting bagi
tingkat
pembangunan
kepercayaan yang masih rendah dari umat
syariah
Islam
ekonomi
terutama
berwawasan
dalam
memberikan
dan
secara
akademik
belum
solusi bagi pemberdayaan usaha kecil dan
terumuskan
dengan
sempurna
untuk
menengah serta menjadi inti kekuatan
keuangan
ekonomi yang berbasis kerakyatan dan
mengembangkan
syariah
lembaga
dengan
proporsional.
cara
sistematis
Kompleksitas
sekaligus
dan
persoalan
menjadi
penyangga
sistem perekonomian nasional. Hal ini
tersebut menimbulkan dampak terhadap
menunjukkan
peranan
kepercayaan
berarti
masyarakat
keberadaan
masyarakat
LKMS
diantara
tentang
lembaga
bagi
LKMS
karena
ia
yang mampu memecahkan permasalahan
fundamental
Padahal bila dilihat dari latar belakang
yang
dihadapi
berdirinya, LKMS merupakan jawaban
tuntutan
sangat
merupakan suatu lembaga mikro syariah
keuangan konvensional.
terhadap
utama
dan
11
kebutuhan
kalangan umat Muslim. Kehadiran LKMS
20
Lihat Saat Suharto. Outlook BMT 2011.
Permodalan BMT Center. 2010
oleh
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
kecil
pengusaha
dan
II. LANDASAN TEORI
menengah
2.1. Konsep Lembaga Keuangan Syariah
khususnya di bidang permodalan. LKMS
Lembaga keuangan syariah merupak an
tidak hanya befungsi dalam penyaluran
modal
tetapi
juga
lembaga keuangan yang bekerja menurut
untuk
berfungsi
konsep syariah dengan prinsip profit lost
menangani kegiatan sosial.
Dilihat
secara
merupakan
suatu
eksistensinya
masyarakat
konsepsi,
lembaga keuangan syariah dikelompokkan
yang
lembaga
sangat
sharing sebagai metode utama. Struktur
LKMS
menjadi bank umum syariah, BPR syariah,
dibutuhkan
terutama kalangan
asuransi syariah dan Baitul mal wa tamwil.
mikro.
Adapun
Akan tetapi di sisi lain yaitu dalam
instrumen
tersebut harus dapat diatasi dengan baik
bagi
digunakan
lembaga
cukup mendasar hanya pada area wilayah
operasionalnya saja.
oleh masyarakat.
Prinsip
Oleh karena itu, berdasarkan latar
tetapi juga secara sempurna menanamkan
oleh
suatu kode etik (moral, sosial dan agama)
institusi lembaga keuangan mikro syariah
dalam mempromosikan suatu keadilan dan
di Indonesia? Apa saja solusi yang tepat?
kesejahtern bagi masyarakat luas. Tidak
Bagaimana strategi yang harus diterapkan
ada perbedaan prinsip diantara lembaga-
dalam kerangka strategis jangka panjang?
pendekatan
metode
memiliki
dalam sistem bagi hasil (profit sharing),
dalam penelitian ini adalah: apa sajakah
dihadapi
syariah
perekonomian yang tidak hanya terfokus
maka rumusan masalah yang di angkat
yang
keuangan
aplikasi yang luas dalam suatu sitem
belakang yang telah diungkapkan di atas,
Dengan
yang
atas tidak mempunyai perbedaan yang
keuangan
mikro syariah yang bersih serta dipercaya
masalah-masalah
atas
keuangan syariah yang telah disebutkan di
terciptanya
lembaga
di
berbeda. Namun dari segi prinsip dan
banyak kelemahan. Maka problematika
citra positif
disebutkan
mempunyai produk dan pangsa pasar yang
bidang operasionalnya masih memiliki
agar mampu mewujudkan
yang
lembaga keuangan syariah (Asuransi, Bank
Analytic
dan BMT), karena secara umum lembaga-
Network Process (ANP) jaringan Benefit
lembaga
Opportunity Cost Risk (BOCR), beberapa
ini
mengutamakan
hubungan
kemitraan (mutual investor relationship)
pertanyaan tersebut akan coba dijawab
yang berbasis utama skim bagi hasil.
dan dicarikan solusinya.
21
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
Secara
lembaga
sederhana
prinsip-prinsip
keuangan
7. Di samping sebagai lembaga bisnis,
dalam
syariah
lembaga
menjalankan usahanya terdiri atas :
dilarangnya
sistem
2.2. Konsep Dasar Lembaga Keuangan
Mikro Syariah (LKMS)
bunga,
Lembaga
Sehingga terdapat faktor uncertainty
membagi
dalam
sumberdaya
untuk
anggotanya. LKM secara umum bertujuan
dengan
untuk
melaksanakan
bertujuan:
4. Pelarangan terhadap perilaku spekulasi
dan
khusus
1). Memecahkan
LKM
bersama
kebutuhan modal yang dihadapi warga,
(tolong- menolong)
yaitu prinsip saling membantu sesama
selaku
dalam
pengusaha
mikro/kecil
sebagai
meningkatkan
taraf
hidup
bagian dari pelaku ekonomi negeri ini.
mekanisme
kerja
sama
2). Membantu
melalui
dibenarkan
oleh
kebutuhan
dijalankan oleh anggota dan masyarakat.
6. Prinsip tijaroh (bisnis) yaitu prinsip
laba
memecahkan
modal bagi unit usaha unggulan yang
ekonomi dan bisnis.
12
secara
Sedangkan
mengalir (flow concept).
mencari
pertumbuhan
masyarakat pada umumnya.
disini diartikan sebagai konsep yang
ta‟awun
memacu
perkembangan usaha ekonomi ummat, dan
aktivitas yang produktif sehingga uang
5. Prinsip
untuk
masyarakat,
dan kebutuhan dana yang dihadapi para
sudah
dipindahtangankan/tukar
warga
memecahkan masalah/kendala permodalan
3. Uang bukan sebagai modal tetapi akan
jika
(LKM)
warga masyarakat baik yang terhimpun
yang disepakati.
modal
Mikro
yang didirikan dan dimiliki bersama oleh
resiko
bisnis dan juga tingkat pengembalian
menjadi
Keuangan
adalah lembaga keuangan dan pembiayaan
dalam bisnis maka Penyedia dana dan
harus
juga
sosial.
maka penyedia dana menjadi investor.
pengusaha
syariah
menjalankan fungsi sebagai lembaga
1. Pelarangan terhadap (suku bunga)
2. Karena
keuangan
dengan
cara
syariah.
3). Membantu
yang
memecahkan
kebutuhan
dana mendesak yang seringkali dihadapi
Lembaga
keuangan Islam harus dikelola secara
warga,
sehingga dapat
profesional, sehingga dapat mencapai
mereka dari rentenir yang menjerat dengan
prinsip efektif dan efisien 12.
bunga tinggi.
Adapun
Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Mal
Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press. Hal 115
keuangan
22
LKMS
yang
menghindarkan
adalah
kegiatan
lembaga
utamanya
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
dana
menghimpun
bentuk
tabungan
dalam
masyarakat
(simpanan)
maupun
menyalurkannya
kembali
dalam
bentuk
deposito
dan
kepada
masyarakat
usahanya yang dijalankan sesuai dengan
ketentuan syariah.
Sifat usaha LKMS yang berorientasi
pada
bisnis
dimaksudkan
supaya
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
pengelolaan LKMS dapat dijalankan secara
melalui mekanisme yang lazim dalam
profesional, sehingga mencapai tingkat
dunia
perbankan
13
.
Sehingga
secara
efisiensi tertinggi. Dari sinilah LKMS akan
konsepsi LKMS adalah suatu lembaga
mampu
yang di dalamnya mencakup dua jenis
kegiatan
sekaligus yaitu: 1)
memberikan bagi
kompetitif
Kegiatan
kepada
hasil
yang
deposannya
serta
mampu meningkatkan kesejahteraan para
mengumpulkan dana dari berbagai sumber
pengelolahnya
seperti: zakat, infaq dan shodaqoh serta
lainnya. Sedangkan aspek sosial LKMS
lainya yang dibagikan/disalurkan kepada
berorientasi pada peningkatan kehidupan
yang berhak dalam rangka
anggota dan
mengatasi
kemiskinan, dan 2) Kegiatan produktif
sejajar
dengan
lembaga
sekitar yang
masyarakat
membutuhkan14 .
dalam rangka nilai tambah baru dan
2.3. Prinsip Utama Lembaga Keuangan
Mikro Syariah (LKMS)
mendorong pertumbuhan ekonomi yang
bersumber daya manusia.
Teori
berpegang
LKMS merupakan kelompok swadaya
masyarakat
sebagai
lembaga
pelaksanaan
teguh
pada
usaha
LKMS
prinsip
utama
sebagai berikut :
ekonomi
rakyat yang berupaya mengembangkan
1. Keimanan dan
ketaqwaan
kepa da
usaha-usaha produktif dan investasi dengan
Allah
berdasar
untuk
mengimplementasikan pada prinsip -
meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha
prinsip syari‟ah dan muamalah islam
kecil
ke dalam kehidupan nyata.
prinsip
dalam
syariah
upaya
pengentasan
kemiskinan. Berdasarkan definisi di atas
2. Keterpaduan,
SWT
yakni
dengan
nilai -nilai
dapat ditarik kesimpulan bahwa LKMS
spritual dan moral
adalah Suatu lembaga keuangan mikro
etika bisnis yang dinamis, proaktif,
yang menggabungkan unsur profit motive
progresif, adil dan berakhlaq mulia.
menggerakkan
dan unsur nirlaba (sosial) dalam kegiatan
13
14
Ilmi, Makhalul SM. 2002. Teori dan Praktik
Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Yogyakarta:
UII Press. Hal 13
23
Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Mal
Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press. Hal 129
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
3. Kekeluargaan, yakni mengutamakan
kepentingan
bersama
kepentingan
pengelolah
di
pribadi.
kecerdasan emosional, spritual dan
atas
intelektual.
Semua
dibangun
pada setiap tingkatan,
Sikap
dengan
profesionalisme
semangat untuk
terus belajar demi mencapai tingkat
pengurus dengan semua lininya serta
standar kerja yang tertinggi.
anggota, dibangun rasa kekeluargaan,
7. Istiqomah,
konsisten,
konsekuen,
sehingga akan tumbuh rasa saling
kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti
melindungi dan menanggung.
dan tanpa pernah putus asa. Setelah
4. Kebersamaan, yakni kesatuan pola
mencapai suatu tahap, maka maju
pikir, sikap dan cita-cita antar semua
lagi ke tahap berikutnya dan hanya
elemen LKMS. Antara pengelola dan
kepada Allah SWT kita berharap 15.
pengurus harus memiliki satu visi
dan bersama-sama
anggota
2.4. Manajemen LKMS
untuk
Sebagai
memperbaiki kondisi ekonomi dan
keuangan
yang
dikelola secara professional, maka LKMS
sosial.
tidak bisa dikelola dengan bekal semangat
5. Kemandirian, yakni mandiri di atas
saja. Aspek ekonomi dan manajemen
semua golongan politik. Mandiri juga
keuangannya
berarti tidak tergantung dengan dana -
ada
masyarakat sebanyak-banyaknya.
yakni
lingkungannya
sehingga
zaman yang
berkurangnya
bergabung.
dengan dasar keimanan. Kerja yang
berorientasi
di
ketinggalan
semangat
kerja yang tinggi, yakni dilandasi
hanya
dikuasai
secara
mengikuti perkembangan teknologi yang
senantiasa proaktif menggalang dana
6. Profesionalisme,
harus
maksimal. Manajemen LKMS harus bisa
dana pinjaman dan ”bantuan” tetapi
tidak
lembaga
tidak
menyebabkan
minat
nasabah
untuk
Inovasi
produk
terus
ditingkatkan dalam rangka merebut pasar.
pada
kehidupan dunia saja, tetapi juga
Secara garis besar fungsi manajemen
kenikmatan dan kepuasan ruhani dan
dibedakan menjadi empat yakni: planning
akhirat. Kerja keras dan cerdas yang
(perencanaan),
dilandasi dengan bekal pengetahuan
organizing
yang cukup, keterampilan yang terus
controlling (pengontrolan).
ditingkatkan serta niat dan ghirah
yang kuat. Semua itu dikenal dengan
15
24
Idem
actuating
(pelaksanaan),
(pengorganisasian)
dan
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
a.
Perencanaan (planning)
Ada
hal
beberapa
yang
harus
dalam
perencanaan,
yaitu
Specific:
perencanaan
yang
diperhatikan
SMART.
perencanaan yang telah disusun kecuali
jika ada hal-hal yang perlu di sesuaikan.
d. Pengontrolan (controlling)
Agar pekerjaan dapat berjalan sesuai
dibuat harus jelas maksud dan ruang
dengan visi,misi dan program kerja maka
lingkupnya. Measurable : program kerja
harus dilakukan pengontrolan. Baik dalam
atau rencana harus dapat diukur tingkat
suvervisi, pengawasan, inpeksi dan audit.
keberhasilannya. Achievable artinya dapat
Jadi
dicapai.
bukan
Sehingga
penyimpangan-penyimpangan
anggan-angan.
yang terjadi dapat diawasi dengan baik,
Realistic : sesuai dengan kemampuan dan
dan dapat dilakukan koreksi untuk masa
sumber daya yang ada, tidak terlalu mudah
yang akan datang yang lebih baik.
dan tidak terlalu sulit tapi tetap ada
Fungsi manajemen ini bertujuan untuk
tantangan. Time artinya ada batas waktu
mencapai
yang jelas sehingga mudah dinilai dan
tujuan
organisasi,
menjaga
keseimbangan antara tujuan-tujuan yang
dievaluasi.
saling bertentangan, dan untuk mencapai
b. Pengorganisasian (organizing)
tingkat
Pengorganisasian dilakukan agar tujuan
yang
kita
inginkan
dapat
dan
efisiensi.
umum
merupakan
efektifitas
Manajemen
secara
tercapai,
bagian dari kegiatan ibadah jika diniatkan
perusahaan
untuk mencapai keridhaan Allah. Islam
terlihat dari struktur organisasi perusahaan,
secara rinci mengatur kehidupan manusia
yang kemudian dipecah menjadi berbagai
termasuk
jabatan yang kemudian menjalankan tugas
walaupun tidak seperti ilmu manajemen
masing-masing.
sekarang yang berkembang. Namun islam
c. Pelaksanaan (actuating)
memiliki aturan dasar yang dapat dijadikan
pengorganisasian
dalam
Perencanaan dan pengorganisasian yang
tentang aktivitas manajemen,
pijakan
merumuskan
dalam
baik tidak akan berarti tanpa adanya
manajemen
pelaksanaan
syariah atau islami. Beberapa prinsip atau
kerja.
Oleh
karena
itu
yang
disebut
sistem
perencanaan dan pengorganisasian harus
kaidah
diikuti oleh pelaksanaan dengan kerja
relevansinya dengan kaidah islam adalah
keras,
kecerdasan
Pelaksanaan
harus
dan
seuai
teknik
manajemen
manajemen
yang
ada
prinsip amar ma‟ruf dan nahi munkar,
kerjasama.
dengan
kewajiban
kewajiban
25
menyampaikan
menegakan
amanah,
kebenaran,
dan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
kewajiban
menegakan
keadilan.
Jika
persetujuan dari
prinsip ini diterapkan dengan baik oleh
yang
manajemen LKMS, maka tujuannya akan
konvensional.
tercapai.
penyitaan
2.5. Penelitian Terdahulu
dengan tata cara muamalah berdasarkan
Penelitian yang dilakukan oleh Bilqis
pada
Lembaga
oleh
diakukan
Hal
secara
bank
ini
dikarenakan
paksa
bertentang an
syirkah. Lebih lanjut penelitian tersebut
16
tentang alternatif penyelesaian pembiayaan
bermasalah
bisa
pemilik sebagaimana
Keuangan
menawarkan
solusi
muamalah
syirkah
yaitu
tata
yang
cara
tidak
Mikro Syariah dalam hal ini adalah Baitul
diperbolehkan adalah perampasan agunan
Maal wa Tamwil Maslahah Mursalah lil
tetapi pengamanan dan penjualan agunan
Ummah (BMT MMU) cabang Warung
diperbolehkan atas kesepakatan be rsama,
sehingga harapannya akad lebih tegas dan
Dinoyo Pasuruan Jawa Timur dijelaskan
bahwa
ditemukan
beberapa
jelas
akar
tersebut
sehingga
saat
pertama
nasabah
mengajukan pembiayaan.
permasalahan mengenai pembiayaan pada
BMT
pada
Berbeda dengan di atas, Susilo dalam
diperlukan
penelitiannya
tindakan solutif yang harus diambil.
17
mencoba
merumuskan
strategi yang dapat dilakukan oleh BPRS
Hasil penelitian tersebut menjelaskan
dalam pengembangan Usaha Kredit bagi
bahwa pembiayaan bermasalah adalah
suatu
kondisi
ketika
nasabah
UMK.
yang
mengetahui
mendapatkan pembiayaan dari BMT tidak
yang
telah
(peluang
ditentukan.
barang
yang
pembiayaan
dijadikan
yang
dan
ancaman),
merumuskan
prioritas strategi pengembangan bagi PT.
adanya hak bagi BMT untuk melakukan
perampasan
internal
eksternal dan internal, serta menentukan
pembiayaan bermasalah ini adalah tidak
atau
faktor-faktor
untuk
strategi pengembangan berdasarkan faktor
Persoalan lain muncul terkait dengan
penyitaan
bertujuan
(kekuatan dan kelemahan) dan eksternal
memenuhi kewajibannya sesuai dengan
kesepakatan
Penelitian
BPRS Amanah Ummah.
terhadap
agunan
bermasalah,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada
faktor utama yang menjadi kekuatan BPRS
tanpa
PT Amanah Ummah adalah posisi dan
16
Bilqis, Puspitasari. 2005. Alternatif Penyelesaian
Pembiayaan Bermasalah pada Baitul Maal Wa
Tamwil Maslahah Mursalah lil Ummah (BMT
MUU) Cabang Warung Dinoyo Pasuruan Jawa
Timur. Thesis pada Universitas Brawijaya.
17
26
“Rumusan Strategi
Joko. 2008.
Susilo,
Pengembangan PT. BPRS Amanah Ummah Dengan
Pendekatan Analytic Network Process”. Tesis pada
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
yaitu
strategi
dekat
dengan
nasabah,
yang
kendala-kendala
dihadapi
oleh
sedangkan yang menjadi kelemahannya
lembaga keuangan mikro antara lain aspek
adalah terbatasnya kualitas sumber daya
kelembagaan
yang
adalah
kekurangan
sumber
potensi pangsa pasar umat islam yang
pengelolaan
yang
insani,
menjadi
di
terletak
peluang
LKM
daya
serta
tindih,
dalam
kurangnya
pesantren,
permodalan LKM sendiri. Dalam jurnal ini
sedangkan yang menjadi ancaman bagi
peneliti memberikan solusi dengan upaya
BPRS adalah banyaknya pesaing dalam
menguatkan RUU tentang kelembagaan
usaha kecil menengah. Dari penelitian
LKM. serta komitmen pemerintah terhadap
tersebut
lingkungan
tumpang
bahwa
menjelaskan
lokasi
keterkaitan UKM dengan pengembangan
strategis, pangsa pasar, kualitas sumber
lembaga keuangan mikro.
daya insani dan jumlah para pesaing
Penelitian yang dilakukan oleh Bank
menjadi faktor pengembangan BPRS. Hal
Indonesia pada tahun 2003 dengan judul
ini dapat juga kita kaitkan dengan lembaga
Penerimaan Masyarakat atas keberadaan
BMT yang merupakan bagian dari lembaga
BMT MUI dilihat dari perilaku anggotanya
keuangan mikro. Oleh karena itu, dalam
di Sleman Yogyakarta 19 , dengan jumlah
pengembangan BMT keempat hal tersebut
respondennya
harus diperhatikan dan ditangani dengan
bahwa masyarakat mengenal BMT (37
baik.
orang
menyebutkan
orang) berasal dari BMT langsung, 2 orang
Dalam tempat lain, Muhar menganalisis
peran
80
lembaga
masyarakat
kecil
keuangan
serta
mikro
bagi
orang dari teman dan 4 orang dari saudara.
strategi
yang
Lebih
dilakukan dalam pengembangan LKM
Hasil
lembaga
penelitian
menunjukan
keuangan
dari koran atau selebaran dan promosi, 22
mikro
18
Sekitar
47%
responden
.
menyatakan setuju dengan visi dan Misi
bahwa
BMT, 38% yang lain menyatakan setuju.
mampu
Terhadap
memberikan pembiayaan kepada usaha
prinsip
menghindari
riba,
43,75% sangat setuju dan 45% setuju;
meningkatkan
terhadap sistem jual beli dan bagi hasil,
permodalan usaha mikro tersebut. Namun,
45% menyatakan sangat setuju, 37,5%
potensi ini belum dapat dimanfaatkan
menyatakan setuju. Terhadap produk BMT,
mikro,
sehingga
dari
dapat
dengan optimal karena masih terdapat
18
2009. “Kebijakan
dan
Strategi
Muhar,
Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro”. Jurnal
Inovasi Vol. 6 No. 4 Desember 2009.
19
27
Lihat Mu‟allim (2003). “Persepsi Masyarakat
terhadap Lembaga Keuangan Syariah”. Jurnal AlMawarid Ed X, Tahun 2003.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
27,5% menyatakan sangat setuju, 48, 75%
manajemen serta pengelolaan keuangan).
setuju. Artinya rata-rata responden setuju.
Solusi yang ditawarkan terkait dengan
Siswanto
dalam
permasalahan
yang
penelitiannya
Wattamwil
Usaha
Memberdayakan
image
Dalam
(BMT)
Kecil
harus
memfokuskan diri pada visi dan penciptaan
berjudul “Strategi Pengembangan Baitul
Maal
a)
tersebut,
yang
prospek
dan
positif
bisnis,
bagi
masyarakat,
kapasitas
manajemen,
Menengah“ dengan tujuan penelitian untuk
sistem teknologi, operasional dan resiko.
mengidentifikasi dan menganalisis model
III. METODOLOGI PENELITIAN
BMT yang dapat memberdayakan usaha
3.1. Jenis dan Sumber Data
kecil, serta dapat menemukan strategi dan
Dalam
upaya agar BMT mampu memberdayakan
Usaha Kecil Menengah
20
ini,
penelitian
data
yang
digunakan merupakan data primer yang
. Penelitian ini
didapat dari hasil wawancara (indepth
dilakukan menggunakan metode Deskriptif
interview)
dengan teknik analisis analisa isi tema dari
praktisi,
data literatur dan penelitian sebelumnya
tentang
terkait
Dilanjutkan dengan pengisian kuesioner
penelitiannya.
Penelitian
ini
menganalisa
kelemahan
dan
mencoba
dilakukan
kebijakan
pemerintah
internal
(produk
dibahas.
mempertimbangkan
responden
terhadap
penelitian ini terdiri dari tiga orang pakar
dan
serta
praktisi
dengan
pertimbangan
berkompeten. Syarat responden yang valid
faktor eksternal yang lain seperti LSM). b).
faktor
yang
di Indonesia. Jumlah responden dalam
pesaing,
koloborasi atau kerja sama dengan lembaga
keuangan,
pemahaman
permasalahan dalam pengembangan LKMS
BMT adalah terdiri dari a) faktor eksternal
dengan
dengan
pemahaman
pengembangan BMT. Diantara kelemahan
kompetisi
permasalahan
dan
Pemilihan responden pada penelitian
dengan
mengemukakan solusi dan strategi dalam
(tingkat
memiliki
pakar
3.2. Populasi dan Sampel
BMT dengan menggunakan teknik SWOT,
dilanjutkan
yang
dengan
pada pertemuan kedua dengan responden.
pengembangan kelebihan dari lembaga
kemudian
dengan
dalam ANP adalah bahwa mereka adalah
program
orang-orang yang menguasai atau ahli di
pembiayaan dan tabungan, kompetensi
bidangnya. Oleh karena itu, responden
20
yang dipilih dalam survey ini adalah para
Siswanto. 2009, Strategi Pengembangan Baitull
Maal Wattamwil (BMT) Dalam Memberdayakan
Usaha Kecil dan Menengah. Tesis pada Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro.
pakar/peneliti ekonomi Islam dan praktisi
28
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
yang
dalam
berkecimpung
benefit,
lembaga
keuangan mikro syariah.
(BOCR)
3.3 Metodologi
memungkinkan
untuk
mengklasifikasi
dan
Penelitian ini merupakan penelitian
analisis
membuat
and
risk
ini
metode
mengidentifikasi,
menyusun
semua
faktor yang mempengaruhi output atau
dimana
kualitatif-kuantitatif
cost
opportunities,
keputusan yang dihasilkan 21.
bertujuan untuk menangkap suatu nilai
3.3.2 Landasan ANP
atau pandangan yang diwakili para pakar
ANP memiliki empat aksioma yang
dan praktisi syariah tentang LKMS di
Indonesia. Alat analisis yang digunakan
menjadi landasan teori, antara lain 22:
adalah metode ANP pendekatan jaringan
1. Resiprokal ; aksioma ini menyatakan
Benefit Opportunity Cost Risk (BOCR)
bahwa jika PC (EA,EB) adalah nilai
dan diolah dengan menggunakan software
pembandingan pasangan dari elemen
“Super Decision” serta Ms Excel.
A
3.3.1 Gambaran Umum Metode ANP
induknya
dan
B,
dari
dilihat
C,
yang
elemen
menunjukkan
(ANP)
berapa kali lebih banyak elemen A
merupakan teori matematis yang mampu
memiliki apa yang dimiliki elemen B,
menganalisa pengaruh dengan pendekatan
maka PC (EB,EA) = 1/ Pc (EA,EB).
untuk
menyelasaikan
Misalkan, jika A lima kali lebih besar
ini
dari B, maka B besarnya 1/5 dari
Analytic
Network
asumsi-asumsi
bentuk
Process
permasalahan.
digunakan
dalam
Metode
bentuk
besar A.
penyelesaian
dengan pertimbangan atas penyesuaian
2. Homogenitas;
kompleksitas masalah secara penguraian
elemen-elemen
sintesis disertai adanya skala prioritas yang
dalam
menghasilkan pengaruh prioritas terbesar.
sebaiknya tidak memiliki perbedaan
ANP juga mampu
terlalu
menjelaskan model
nya
secara
keputusan
dengan
validasi
sistematik.
dalam
melakukan
atas
aplikasi
ANP
pertimbangan
pengalaman
kesalahan
Pengambilan
yang
struktur
bahwa
dibandingkan
kerangka
besar,
menyebabkan
faktor-faktor dependence serta feedback
menyatakan
yang
lebih
dalam
ANP
dapat
besarn ya
menentukan
yaitu
dan
21
Saaty, Thomas L and Vargas, Louis G. 2006,
Decision Making with the Analitic Network Process.
Economic, Political, Social and Technological
Applications with Benefits, Opportunities, Costs and
Risks. Springer. RWS Publication, Pittsburgh.
22
Idem
empirical.
Struktur jaringan yang digunakan yaitu
29
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
penilaian elemen pendukung yang
Sumber: (Ascarya, 2010)
mempengaruhi keputusan.
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
Tabel 3.1 Definisi Skala Penilaian dan Skala
1. Konstruksi Model
Numerik
model
Konstruksi
ANP
disusun
berdasarkan literature review secara teori
maupun
dan
empiris
memberikan
pertanyaan pada pakar dan praktisi LKMS
serta melalui indepth interview untuk
mengkaji informasi secara lebih dalam
untuk
memperoleh
permasalahan
yang
sebenarnya.
Sumber : Saaty, 2006
2. Kuantifikasi Model
3. Prioritas; yaitu pembobotan secara
Tahap kuantifikasi model menggunakan
absolut dengan menggunakan skala
pertanyaan dalam kuesioner ANP berupa
interval [0.1] dan sebagai ukuran
pairwise
dominasi relatif.
comparison
(pembandingan
pasangan) antar elemen dalam cluster
4. Dependence condition; diasumsikan
untuk mengetahui mana diantara keduanya
bahwa susunan dapat dikomposisikan
yang
ke dalam komponen-komponen yang
lebih
besar
pengaruhnya
(lebih
dominan) dan seberapa besar perbedaannya
membentuk bagian berupa cluster.
melalui skala numerik 1-9. Data hasil
penilaian
3.3.3 Tahapan Penelitian
kemudian
dikumpulkan
dan
diinput melalui software super decision
Tahapan pada metode ANP antara
untuk
lain:
output berbentuk supermatriks. Hasil dari
setiap
diproses
responden
sehingga
akan
menghasilkan
diinput
pada
jaringan ANP tersendiri 23.
23
30
Ascarya, 2011,”The Persistence of Low Profit and
Loss Sharing Financing in Islamic Banking: The
Case of Indonesia”review of Indonesian economic
and business studies vol.1 LIPI economic research
center.
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dalam
4.1 Dekomposisi
pengembangan LKMS di Indonesia.
4.1.1 Identifikasi Masalah
Pertama
mengurai
dapat
Lembaga
Keuangan
Mikro
LKMS,
Syariah
4 aspek yang terdiri dari aspek sumber
manusia
(SDM),
Teknikal,
secara
juga
menggunakan
dan
tujuan
dari
belum
memahami
sumber
daya
insani
syariah, sehingga dalam praktiknya
LKMS seringkali menyimpang dari
prinsip
permasalahan
penguraian
yang
masih
LKMS
yang mumpuni di bidang ekonomi
analisa
(BOCR) sebagai analisa strategis.
kondisi,
banyak
terpenuhinya
Benefit, Opportunities, Cost, dan Risk
Berdasarkan
Pengurus
dan benar. Dengan kata lain belum
solusi dan strategi. Permasalahan pada
ini
syariah.
prinsip pengelolaan usaha yang baik
keseluruhan
dikelompokkan menjadi cluster problem,
model
pengembangan
tentang prinsip-prinsip syariah dan
Legal/Struktural dan aspek Pasar/Komunal.
Cluster-cluster
sisi
praktisi
bisnis (ke-LKMS-an) maupun sisi
(LKMS) di Indonesia dapat dibagi menjadi
daya
baik
masih
terlihat
pemahaman
lemahnya
Permasalahan dalam hal pengembangan
masalah
syariah.
Disamping
itu
masalah SDM juga dihadapi oleh
masalah
adanya
Supply
oriented.
Praktisi
pengembangan LKMS di Indonesia maka
hanya bisa menjelaskan apa yang
ditentukan beberapa aspek, solusi, dan
mereka
strategi
pengembangan
LKMS
di
masyarakat.
dan
pengembangan
LKMS
di
Belum
bisa
memadainya
pertimbangan
professional
hal
yang
masalah
LKMS di Indonesia relatif belum
aspek utama, yaitu:
yang
menjadi
teknis
sumber daya insani yang dimiliki
dengan kajian literature maka diperoleh 4
Manusia
terutama
SDM dalam kasus ini. Secara umum
kepada para pakar dan praktisi disertai
Daya
profesional,
manajerial juga
Indonesia berdasarkan hasil wawancara
banyak
tidak
sumber daya manusia yang terdidik
a. Aspek
1) Sumber
tetapi
menjawab apa yang ditanyakan oleh
Indonesia, yaitu:
Masalah
tahu
(SDM):
keuangan
menjadi
BPRS.
kenapa aspek SDM
2) Technical
dijadikan salah satu aspek utama
31
layaknya
seperti
bank
lembaga
ataupun
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
Secara teknikal terdapat beberapa
persaingan, baik
persaingan antar
masalah yang menjadi Kendala dalam
LKMS
maupun
pengembangan
lembaga
LKMS
diantaranya
sendiri
keuangan
dengan
lainnya. Akan
validitas data ke-BMT-an tidak ada
tetapi pada praktiknya, persaingan
data yang update dan terstruktur.
yang
Padahal hal tersebut sangat penting
LKMS
untuk membuat proposal sponsorship
yang
potensial dari pihak- pihak terkait.
mikro.
Kurang
memadainya
kepercayaan adalah kurangnya minat
Teknologi
masyarakat dalam menyimpan dana di
Informasi (IT), padahal hal tersebut
LKMS karena rasa tidak percaya
fasilitas/infrastruktur
salah
merupakan
satu
prasyarat
ketat
dengan
juga
antara
adalah
perbankan
syariah
menyediakan
layanan
pada
tingkat
Masalah
kepada LKMS. Bahkan, kebanyakan
masyarakat masih belum mengenal
penting sebuah lembaga keuangan.
3) Legal/Struktural
Masalah
paling
LKMS, mereka lebih mengenal Bank
legalitas
formal,
LKMS
keliling,
yang berkembang di Indonesia tidak
koperasi,
atau
lembaga
keuangan konvensional lainnya.
didukung dengan ketentuan hukum
dan
sistem
b. Solusi
atau
pengawasan
pembinaan yang memadai. Masalah
Solusi
yang
ditawarkan
terhadap
dukungan hukum ini menjadi penting
masalah yang diurai diatas diantaranya
mengingat
adalah:
bahwa
yang
lembaga
LKMS
adalah
mengurus
dan
1) Melakukan
mengelola dana masyarakat. LKMS
juga
dihadapkan
pengawasan
lemah,
perbankan
dan
tidak
pada
dengan
LKMS
masalah
lembaga
pembinaan yang
seperti
umumnya
inovasi
mampu
produk.
bersaing
keuangan
Agar
dengan
mikro
konvensional yang telah ada lebih
lembaga
dahulu, maka tentunya LKMS mampu
(Bank
menyeimbangkan
produk -produk
Umum dan BPR yang disupervisi
LKM konvensional. Penetapan produk
oleh Bank Indonesia).
tentunya berdasarkan
4) Pasar/Komunal
analisa akan
kebutuhan pasar. LKMS harus mampu
Salah satu permasalahan yang masuk
membaca kebutuhan nasabah saat ini
dalam bagian ini adalah masalah
sehingga ada banyak alternatif yang
32
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
dapat dipilih oleh nasabah terkait
terutama
sosial
produk simpanan maupun pembiayaan
pemerintahan setempat. Wujud sinergi
yang ditawarkan.
yang dibangun tidak hanya internal
organisasi
dan
LKMS saja akan tetapi organisasi
2) Kerjasama dengan LKMS lainnya.
pun
perlu
untuk
Melakukan kerjasama dengan LKMS
eksternal
lainnya penting sekali bagi LKMS
mengembangkan LKMS di Indonesia.
terutama LKMS yang memiliki modal
Salah satu contoh kecil misalnya
rendah.
Hal
ini
tentunya
dengan
perkumpulan
pengajian
di masjid -
tujuan agar LKMS dapat berkembang
masjid dapat dijadikan sebagai media
lebih
sosialisasi agar masyarakat semakin
cepat,
mengingat
kebutuhan
syariah secara
pasar akan lembaga keuangan sejenis
mengenal
juga semakin besar.
komprehensif dan baik.
3) Lokasi Strategis
transaksi
5) Pembinaan/Sosialisasi/Pendampingan
Penempatan lokasi yang tepat dan
masyarakat
strategis merupakan salah satu faktor
Segmentasi dari LKMS adalah usaha
yang
kecil menengah
dapat
menentukan
dimana
tidak
mayoritas
perkembangan LKMS. Sudah menjadi
pengusaha
ketentuan baku dalam sebuah bisnis
pendidikan kewirausahaan yang baik.
bahwa semakin strategis tempat/lokasi
kemampuan
nasabah
maka akan semakin besar peluang
menjalankan
usaha
pasar tercipta. Tentunya penempatan
sangat
lokasi ini juga perlu dipertimbangkan
kredibilitas nasabah terutama dalam
dengan masak mengingat segmentasi
hal
untuk LKMS adalah para pengusaha
nasabah didampingi dan dibina terkait
mikro/kecil menengah yang hanya
teknik dan trik menjalankan usaha
sebagian kecil saja mampu menggapai
yang baik, maka risiko kredit macet
akses kota dengan mudah.
sebagai akibat dari gagalnya usaha
4) Menjadikan elemen eksternal sebagai
mendapatkan
pembiayaan
tentunya akan
berpengaruh
pengembalian
terhadap
pinjaman.
Jika
nasabah dapat diminimalisir. Tidak
pusat informasi dan media sosialisasi
hanya
LKMS merupakan lembaga keuangan
pembiayaan,
dengan segmen usaha kecil menengah
sosialisasi kepada masyarakat umum
sedianya merangkul banyak kalangan
yang
33
terbatas
juga
merupakan
pada
nasabah
perlu
dilakukan
calon
nasabah,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
dengan harapan masyarakat semakin
2) Cost, yang dimaksud dengan cost
mengenal lembaga keuangan syariah
disini adalah pengeluaran manajemen
dan beralih ke transaksi yang sesuai
LKMS atau pemerintah
dengan norma-norma agama Islam.
dengan
diterapkannya
strategi
pengembangan
c. Strategi
Alternative dalam model ANP yang
terakhir ditawarkan adalah strategi-strategi
dari
berkenaan
solusi
dan
LKMS
Indonesia
baik
segi
teknikal,
pasar/komunal,
di
SDM,
maupun
legal/struktur organisasi.
yang dapat dilakukan agar LKMS dapat
3) Opportunity, yang dimaksud dengan
dikembangkan secara maksimal. Strategi
Opportunity
tersebut diantaranya adalah:
disini
adalah
adanya
peluang yang menguntungkan dari
1) Koordinasi dengan PINBUK
aspek SDM, teknikal, pasar/komunal,
2) Melakukan Linkage program
maupun
3) Optimalisasi peran pemerintah dalam
sebagai akibat adanya pengembangan
hal pendanaan
4) Risk,
yang
yang
dimaksud
risk
disini
yang
adalah risiko kerugian yang harus
kondisi sekarang dan
ditanggung oleh manajemen terkait
pendekatan
merupakan analisa
kondisi
organisasi
LKMS di Indonesia.
Penelitian ini juga merupakan penelitian
dengan
legal/struktur
BOCR,
akan
datang,
(LKMS)
dan
dari
aspek
teknikal,
memungkinkan dapat terjadi. Oleh karena
pasar/komunal, maupun legal/struktur
itu berikut juga akan diurai definisi kriteria
organisasi.
aspek/solusi/strategis berdasarkan analisis
4.1.2 Jaringan ANP
BOCR.
1) Benefit, aspek/solusi/strategis
yang
Berdasarkan identifikasi masalah dan
memberikan
manfaat
atau
solusi di atas, selanjutnya terbentuklah
pada
jaringan struktur ANP berdasarkan kriteria
pemangku
BOCR atas masalah pengembangan LKMS
dapat
keunggulan
bagi
masyarakat
umumnya
dan
para
di Indonesia seperti berikut ini:
kebijakan seperti pemerintahan dan
manajemen lembaga keuangan mikro
syariah baik dari segi SDM, teknikal,
pasar/komunal, maupun legal/struktur
organisasi.
34
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
alternative
lebih
keputusan
diinginkan
dibanding yang lainnya (Saaty, 2001).
a) Aspek
Setelah tahapan pembuatan model dan
penilaian ANP dilakukan maka hasil nilai
yang diperoleh dari pairwise comparison
BOCR kriteria dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
4.1.3 Analisa Benefit, Opportunities,
Tabel 1: Bobot Kriteria
Cost, Risk (BOCR)
ini
Analisa
penentuan
merupakan
prioritas
perhitungan
analisa
hasil
berdasarkan
kriteria
yang
diinginkan
sebagai keuntungan (benefit) dan kriteria
yang tidak diinginkan sebagai biaya (cost).
itu
Disamping
berdasarkan
pula
terdapat
kriteria
yang
peristiwa-peristiwa
Tabel
diatas
penilaian
BOCR
menunjukkan
untuk masing-masing
aspek pengurai masalah pengembangan
mungkin dapat terjadi sebagai hal yang
LKMS
positif
yang
berdasarkan
hasil
ini
perhitungan
berdasarkan
(opportunities )
(risk ).
negative
dan
Pada
hal
penelitian
hasil
di
Indonesia.
ini
Kemudian
diperoleh hasil
tiga
kondisi
hubungan antara benefit, opportunities,
umum: (1) standard condition (B/C), (2)
cost, dan risk dipengaruhi oleh faktor-
pessimistic (B/(CxR)), dan (3) Realistic
faktor
umum
melakukan
perhitungan
(Saaty,
analisa
2001).
Untuk
(BxO)/(CxR) . Alternatif yang terbaik
tersebut
maka
dipilih dengan nilai realistic yang tinggi
dilakukan
dengan
metode
pairwise
dipertimbangkan sebagai keputusan yang
comparison. Keputusan yang dihasilkan
ditentukan dari alternative lainnya (Asri,
terbagi menjadi tiga bagian, 1) sistem
2005). Nilai realistic ini juga serupa
penilaian, 2) merits dari keputusan BOCR
dengan teori Saaty (2001) lainnya yaitu
sebagai pertimbangan membuat keputusan,
dimana terdapat dua jenis perhitungan
dan 3) hierarki atau jaringan keterkaitan,
yang dihasilkan BOCR:
menggunakan
dan
fakta (objektif) yang membuat sebuah
35
alternative
terpilih
tersebut
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
a) Additive negative formula = rumus
ini
biasanya
menentukan
digunakan
Setelah tahapan penilaian ANP kriteria
untuk
aspek
jangka
prioritas
formula
=
nilai
yang
diperoleh
dari
pairwise
pada tabel berikut ini:
dan pada umumnya digunakan untuk
prioritas
perhitungan
comparison BOCR kriteria dapat dilihat
setara
dengan marginal cost/analisis benefit
menentukan
maka
berikutnya adalah analisis solusi. Hasil
panjang. _____ bB + oO – cC – rR
b) Multiplicative
dilakukan
Tabel 3: Bobot Solusi
jangka
pendek. BO/CR
Hasil perhitungan berdasarkan tabel 1
maka dapat dilihat di tabel 2 berikut ini:
Tabel 2: Bobot Kriteria
Keterangan:
SS1: Inovasi produk
SS2: Kerjasama dengan LKS lainnya
SS3: Lokasi strategis
SS4: Menjadikan elemen eksternal sebagai pusat
Gambar 1: Criteria Realistic Value
informasi dan media sosialisasi
5.52
Realistic Value
SS5: Pembinaan/Sosialisasi/pendampingan
masyarakat
Hasil sintesis menunjukkan solusi yang
paling prioritas berdasarkan analisis BOCR
0.52
0.49
0.35
adalah solusi ke-lima yaitu pembinaan /
sosialisasi
/ pendampingan
masyarakat
(0.36) dan diikuti oleh solusi melakukan
Berdasarkan tabel diatas hasil realistic
aspek
inovasi produk (0.31), sedangkan solusi
penguraian masalah pengembangan LKMS
yang menempati prior itas terakhir adalah
di Indonesia adalah aspek technical (5.52),
Menjadikan elemen eksternal sebagai pusat
kriteria
menunjukkan
selanjutnya
legal/structure
diikuti
bahwa
oleh
(0.52),
aspek
informasi dan media sosialisasi (0.07).
aspek
Maka
berdasarkan
tabel
3
diatas,
pasar/komunal (0.49), dan aspek SDM
perhitungan nilai BOCR solusi adalah
(0.35).
sebagai berikut:
b) Solusi
36
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
lingkage program (0.15), dan strategi yang
Tabel 4: Sintesis Prioritas Solusi
menempati
bB+oO-cC-rR
Strategi
Priority
prioritas
adalah
terakhir
Rank
melakukan koordinasi dengan PINBUK
SS1
0.315051
2
(0.33). Maka berdasarkan tabel 5 diatas,
SS2
0.101386
4
perhitungan nilai BOCR strategi adalah
SS3
0.147327
3
SS4
0.073694
5
SS5
0.362542
1
sebagai berikut:
Tabel 6: Sintesis Prioritas Strategi
bB+oO-cC-rR
Strategi
Priority
c) Strategi
Rank
SG1
0.332811
2
Setelah tahapan pembuatan model dan
SG2
0.152774
3
penilaian ANP dilakukan maka hasil nilai
SG3
0.514415
1
yang diperoleh dari pairwise comparison
BOCR kriteria dapat dilihat pada tabel
V. PENUTUP
berikut ini:
5.1.
Tabel 5: Bobot Strategi
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang
permasalahan
dalam
muncul
pengembangan LKMS di Indonesia terdiri
dari 4 aspek penting yaitu: SDM, teknikal,
aspek
Solusi
pasar/komunal.
Keterangan:
yang
aspek
diberikan
terbagi menjadi lima solusi utama yaitu 1)
SG1: Koordinasi dengan PINBUK
melakukan
SG2: Linkage Program
SG3: Optimalisasi peran
dan
legal/struktural,
inovasi
produk-produk
pembiayaan dan pendanaan LKMS, 2)
pemerintah dalam
bekerjasama dengan LKS lainnya, 3) lokasi
pendanaan
strategis, 4) menjadikan elemen eksternal
Hasil
sintesis
menunjukkan
sebagai
strategi
sosialisasi,
yang paling prioritas berdasarkan analisis
BOCR
adalah
optimalisasi
strategi
peran
ke-tiga
pemerintah
pusat
5)
pendampingan
yaitu
informasi
dan
media
pembinaan/sosialisasi/
masyarakat.
Sedangkan
strategi yang diberikan terbagi menjadi tiga
dalam
strategi
pendanaan (0.51) dan diikuti oleh strategi
utama
diantaranya
adalah
1)
koordinasi dengan PINBUK, 2) linkage
37
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
program,
dan
3)
peran
optimalisasi
5.2. Rekomendasi
pemerintah dalam pendanaan.
Dikarenakan
menggunakan
Sementara itu,
ini
penelitian
analisa
BOCR
rekomendasi yang dapat diberikan penulis
sebagai
antara lain:
pendekatan sintesis, maka output yang
dihasilkan
dihitung
perhitungan
realistic
Berdasarkan
urutan
1. Diharapkan
berdasarkan
dan
dalam
maka
technical
aspek
menjadi
diikuti
selanjutnya
solusi
secara
nilai
berdasarkan
aspek
menghasilkan
industri
penelitian ini,
diharapkan
dapat memperluas kajian penelitian
akademik terkait lembaga keuangan
maka
mikro syariah. Prioritisasi masalah
prioritas
1)
dan
dalam
pengembangan
LKMS ini layaknya mampu memberi
masukan tepat kepada seluruh pihak
selanjutnya diikuti oleh 2) inovasi produk,
terkait, masalah apa yang seharusnya
3) lokasi strategis, 4) kerjasama dengan
lebih dahulu diselesaikan dan solusi
lainnya,
dan
prioritas
solusi
utama,
LKS
menjadi
pengembangan
2. Melalui
Pembinaan/sosialisasi/pendampingan
masyarakat
mendorong
keseluruhan
BOCR
urutan
kebijakan
hal ini LKMS.
legal/structure, pasar/komunal, dan SDM.
Penguraian
pembuat
keuangan syariah khususnya dalam
prioritas,
oleh
komitmen
menunjang dan
upaya
alternatif aspek menunjukkan bahwa aspek
adanya
dari
bersama
additive.
prioritas,
beberapa saran dan
yang
menempati
mana yang paling tepat.
prioritas terakhir adalah 5) menjadikan
3. Penelitian
elemen eksternal sebagai pusat informasi
pendekatan
dan media sosialisasi.
disarankan
Sedangkan
dianggap
prioritas
dapat
strategi
selanjutnya
dengan
yang
(ANP)
agar
sama
dapat
menambah
yang
jumlah responden dari pihak-pihak
meningkatkan
terkait yang dipandang paham akan
pengembangan LKMS di Indonesia terdiri
masalah LKMS di Indonesia.
dari 1) mengoptimalkan peran pemerintah
dalam pendanaan, 2) melakukan koordinasi
DAFTAR PUSTAKA
dengan PINBUK, dan 3) linkage program
Ascarya, 2011,”The Persistence of Low
LKMS-BMT-BPRS-Bank Umum Syariah.
Profit and Loss Sharing Financing
in Islamic Banking: The Case of
38
Aam S. Rusydiana, Abrista Devi, Mengurai Masalah Dan Solusi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia: Pendekatan Metode BOCR ANP
Indonesia”review
of
Muhar, 2009. “Kebijakan dan Strategi
Indonesian
economic and business studies vol.1
Pengembangan
LIPI economic research center.
Keuangan Mikro”. Jurnal Inovasi
dan
Ascarya
Vol. 6 No. 4 Desember 2009.
Diana,
Yumanita,
2010,”Determinan dan Persistensi
Margin
Perbankan
Lembaga
Nursali, dkk. 2004. Strategi Pengembangan
Konvensional
Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)
dan Syariah di Indonesia” working
dalam
Memberdayakan
paper series No.WP/10/04. Pusat
Usaha
Kecil
dan
Pendidikan
Studi
Syariah.
Baru
Universitas
Brawijaya:
Unpublished.
Ascarya, 2005, “Analytic Network Process
Pendekatan
Menengah
sebagai Lembaga Keuangan Mikro
Kebanksentralan Bank Indonesia.
(ANP)
dan
Potensi
Studi
Rahman,
Abdul.
2007.
“Islamic
A
Missing
Kualitatif”. Makalah disampaikan
Microfinance:
pada
Program
Component in Islamic Banking”.
Fakultas
Kyoto Bulletin of Islamic Area
Intern
Seminar
Magister
Akuntansi
Ekonomi di Universitas Trisakti,
Studies, 1-2 (2007).
Jakarta
Bilqis,
Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen
2005.
Puspitasari.
Penyelesaian
Baitul Mal Wa Tamwil (BMT).
Alternatif
Pembiayaan
Yogyakarta: UII Press.
Bermasalah pada Baitul Maal Wa
Rusydiana, Aam Slamet dan Abrista Devi.
Tamwil Maslahah Mursalah lil
Ummah
(BMT
MUU)
2012.
Cabang
untuk
“Aplikasi
Metode
Mengurai
Warung Dinoyo Pasuruan Jawa
Pengembangan
Timur. Universitas Brawijaya.
Indonesia”. Mimeo.
ANP
Problem
BMT
di
Ilmi, Makhalul SM. 2002. Teori dan
Saaty, Thomas L and Vargas, Louis G.
Praktik Lembaga Keuangan Mikro
2006, Decision Making with the
Syariah. Yogyakarta: UII Press.
Analitic
Mu‟allim,
Amir,
Masyarakat
Network
Process.
2003.
“Persepsi
Economic, Political, Social and
terhadap
Lembaga
Technological
Keuangan Syariah”. Jurnal Al-
Applications with
Benefits, Opportunities, Costs and
Mawarid Ed X, Tahun 2003.
39
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami. Volume III Nomor 1, Juni 2013
Risks. Springer. RWS Publication,
Wibowo,
Pittsburgh.
Perbankan
Applications
Network
of
the
Process,
Paper,
Analytic
Institute of Technology, September
Usaha
30 (2006).
Kecil dan Menengah”. Tesis pada
Widiyanto. 2008. “Strengthening Islamic
Program Pascasarjana Universitas
Micro-financing
Diponegoro.
Micro-
Development
Program”. Paper dipresentasikan
Micro-financial
Institutions”.
and
enterprises
Smolo, Edib. 2007, “Microcrediting in
Islamic
Colloquium;
Tantangan Hari Esok”, Bandung
Baitull Maal Wattamwil (BMT)
Islam:
and
National
Syariah di Indonesia Kini dan
Siswanto. 2009, “Strategi Pengembangan
Memberdayakan
at
“Perkembangan Sistem Keuangan
University of Pittsburgh.
Dalam
Riil.”
Sektor
presented
Seminar
Pittsburgh:
dalam
Syariah
Menggerakkan
Saaty, Thomas L. 2001. Theory and
“Peranan
2006,
Hendro.
pada 1st International Workshop on
Paper
Islamic
dipresentasikan pada International
Economic,
Jogjakarta
Agustus 2008.
Conference on Islamic Banking
Wijono, Wiloejo W. 2005, “Pemberdayaan
and Finance, IIUM Malaysia, April
Lembaga Keuangan Mikro Sebagai
2007.
Salah Satu Pilar Sistem Keuangan
Suharto, Saat. 2010, Outlook BMT 2011.
Permodalan
BMT
Nasional: Upaya Konkrit Memutus
Center:
Mata Rantai Kemiskinan.” Kajian
Jogjakarta.
Ekonomi
Susilo, Joko. 2008. “Rumusan Strategi
Khusus, November (2005).
Pengembangan PT. BPRS Amanah
Ummah
Dengan
dan Keuangan, Edisi
Zuhaili, Wahbah, 1999, Fiqh Muamalah
Pendekatan
Perbankan Syariah, Jakarta.
Analytic Network Process”. Tesis
pada Program Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.
40