PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN nur vina

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pancasila dan Kewarganegaraan......................................................................
2.2 Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan...................................................
2.3 Pancasila Sebagai Dasar Negara......................................................................
2.4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat....................................................................
2.5 Konstitusi dan Tata Perundang-undangan Indonesia......................................
2.6 UUD 1945 Sebagai Konstitusi Indonesia.........................................................
2.7 Negara, Warganegara, dan Sistem Kewarganegaraan......................................
2.8 Demokrasi.........................................................................................................
2.9 Hak Asasi Manusia...........................................................................................
2.10 Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Di Indonesia....................................
2.11 Masyarakat Nabani......................................................................................
2.12 Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.............................................
2.13 Politik dan Strategi Nasional........................................................................

BAB 3 PENUTUP
D. Kesimpulan
E. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maha besar dan Terpuji Tuhan yang telah menciptatakan manusia dengan
keistimewaan tersendiri, berbeda dari makluk lainnya. Dengan keistimewaannya itu
manusia diharapkan dapat hidup bahagia didunia dan akhirat sesuai dengan tujuan
penciptaannya.
Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya tidak tersentuh oleh pemerintah.
Dalam artian pemerintah tidak membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,
tidak memperdulikan pendidikan dirinya dan keluarganya, dan tidak mengobati yang
dideritanya dan lain sebagainya yang menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak
melihat penderitaan yang dirasakan mereka. Dengan demikian mereka menanyakan hakhak mereka, akankah hak-hak mereka diabaikan begitu saja, atau jangan-jangan hal
semacam itu bukan hak mereka?
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun kami jelaskan disini rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apa pegertian pancasila dan kewarganegaraan?
2. Bagaimana pancasila sebagai sistem filsafat ?
3. Konstitusi dan tata perundang-undangan Indonesia
4. Pancasila sebagai dasar negara
5. UUD 1945 sebagai konstitusi Indonesia
6. Negara, Warganegara, dan sistem kewarganegaraan
7. Demokrasi
8. Hak asasi manusia
9. Kehidupan berbangsa dan bernegaradi indonesia
10. Masyarakat madani
11. Wawasan nusantara dan ketahanan nasioanal
12. Poliik dan strategi nasional
C. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalahnya ini pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk
menyelesaikan tugas kelompok yang dierikan pada mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan.
Sedangkan tujuan khususnya dari pembuatan makalah ini adalah pembahasan
mengenai hubungan manusia dan agama berdasarkan sub bab yang telah disebutkan di
atas.


KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, taufiq dan inayahnya kepada kita semua. Shalawat beserta salam semoga
senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad SAW serta keluarga, sahabat
dan para pengikutnya sampai hari kiamat.
Rasa terima kasih Kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
Kami, baik berupa saran, masukan dan dorongan dan terkhusus kepada dosen
pembimbing Khairul Halim, MA sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
merupakan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, walaupun masih dalam
bentuk sederhana.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangankekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang kontruktif sangat Kami harapkan untuk
perbaikan dikemudian hari. Demikian semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pembacanya.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

A.

Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara Rebublik Indonesia ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945, sebagai dasar negara, maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan
berpemerintahan sejak saat itu haruslah berdasarkan pada pancasila.
Pancasila dapat diartikan secara etimologis dan secara termonomologis. Secara
etimologis kata pancasila berasal dari bahasa sangsakerta yang mempunyai arti “panca”
artinya “lima” dan “sila” artinya “alas/dasar” (Moh Yamin).
Perkataan pancasila mula-mula digunakan di dalam masyarakat india yang
beragama budha, yang mengartikan lima aturan yang harus ditaati penganutnya. Sisa
pengaruh pengertian pancasila menurut pengamat budha itu masih di kenal di masyarakat
jawa, dengan di kenal 5 M, yaitu dilarang: Mateni (membunuh), Maling, Madon (berjina),
Mabuk dan Main (berjudi).
Secara termologis istilah Pancasila artinya lima dasar atau lima alas, untuk nama
dasar negara kita RI, istilah ini mulai di usulkan oleh Bung Karno dalam sidang BPUPKI
tanggal 1 juni 1945 sebagai dasar negara RI dan baru disahkan pada sidang PPKI tanggal
18 Agustus 1945.1
Pengertian Pancasila

Pengertian Pancasila dilihat dari fungsinya:
a. Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila sering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar falsafah negara
(philosoficche Gronslag), ideologi negara atau (Staatsidee). Dalam pengertian ini
pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan
negara atau dengan kata lain pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara. Konsekuensinya seluruh pelaksana dan penyelenggara
negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi
dalam segala bidang dijabarkan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka
pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber
kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia
berserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah, serta pemerintahan negara.

1 Sulaiman, Pendidikan Kewarganegaraan (Penerbit PeNA), hal.11

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asa kerokhanian yang
meliputi suatu kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber
nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai
hukumdasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis
atau convensi. Sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara

hukum.
Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum
Indonesia maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan
UUD 1945, kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang pada
akhirnya dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945, serta hukum positif lainnya.
b. Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata
kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta
alam sekitarnya. Sebagai makhluk individu dan makhluk sosial manusia tidaklah
mungkin memenuhi segala kebutuhannya sendiri, oleh karena itu untuk
mengembangkan potensi kemanusiaannya, ia senantiasa memerlukan orang lain.
Dengan demikian dalam kehidupan bersama, cita-cita yang ingin dicapai bersumber
pada pandangan hidupnya.
Dalam pengertian inilah maka proses perumusan pandangan hidup masyarakat
dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa dan selanjutnya
pandangan hidup bangsa dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup
negara. Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai idiologi bangsa (nasional), dan
pandangan hidup negara dapat disebut sebagai idiologi negara.
Pandangan hidup masyarakat dan pandangan hidup bangsa memiliki hubungan
yang bersifat timbal balik. Pandangan hidup bangsa diproyeksikan kembali kepada

pandangan hidup masyarakat serta tercermin dalam sikap hidup pribadi warganya.
Dengan demikian, dalam negara Pancasila pandangan hidup masyarakat tercermin
dalam kehidupan negara yaitu pemerintahan. Terikat oleh kewajiban konstitusional,
yaitu kewajiban pemerintah dan penyelenggaraan negara untuk memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang
luhur (Darmodihardjo, 1996).
c. Sebagai Dasar Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada
hakekatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang
atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila
diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang
terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara,
dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain

diangkat dari pandangan hidup masyarakat sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kuasa
materialis (asal bahan) Pancasila.

2.2.

PANCASILA DAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Seperti yang kita ketahui, setiap suatu bangsa mempunyai sejarah perjuangan
dari para orang-orang terdahulu yang dinama terdapat banyak nilai-nilai nasionalis,
patriolis dan lain sebagainya yang pada saat itu menempel erat pada setiap jiwa warga
negaranya. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang makin pesat,
nilai-nilai tersebut makin lama makin hilang dari diri seseorang di dalam suatu
bangsa, oleh karena itu perlu adanya pembelajaran untuk mempertahankan nilai-nilai
tersebut agar terus menyatu dalam setiap warga negara agar setip warga negara tahu
hak dan kewajiban dalam menjalankan kehidupan berbangasa dan bernegara.
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan
pentingnya nilai-nilai hak dan kewajinan suatu warga negara agar setiap hal yang di
kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang
di harapkan. Karena di nilai penting, pendidikan ini sudah di terapkan sejak usia dini
di setiap jejang pendidikan mulai dari yang paling dini hingga pada perguruan tinggi
agar menghasikan penerus –penerus bangsa yang berompeten dan siap menjalankan
hidup berbangsa dan bernegara.2
TUJUAN

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan
wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan
bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam

diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai
imu pengetahuaan dan teknologi serta seni.
Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia yang
berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung
jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental
yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai perilaku
yang:

2.3.

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA INDONESIA
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Pancasila adalah dasar Negara
Indonesia yang digunakan untuk pedoman bangsa Indonesia dalam berperilaku dan
bercita –cita. Pancasila tersebut dicetuskan agar supaya bangsa Indonesia memiliki
fondasi yang kuat untuk berdiri hingga saat ini dan tidak lagi dijajah oleh bangsa lain.

2 Winarno, Paragdima Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Cet. (Jakarta: Bumi Aksara), hal.2

Ada beberapa macam fungsi pancasila yang dari dulu hingga sekarang dianut oleh

bangsa Indonesia. Fungsi – fungsi tersebut ada 10. Tiga diantaranya adalah pancasila
sebagai dasar Negara, pancasila sebagai ideologi Negara, dan pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia.
Mengapa pancasila dijadikan sebagai dasar Negara? Negara tanpa dasar,
bagaikan rumah tanpa fondasi. Maksudnya adalah ketika Negara tidak mempunyai dasar
mengapa Negara itu terbentuk, maka akan mudah runtuh atau dijajah oleh bangsa lain.
Dasar Negara merupakan kaki untuk berpijak, dimana kaki tersebut harus kuat dan
kokoh. Pancasila mempunyai peran penting dalam pembangunan bangsa Indonesia.
Pancasila adalah dasar Negara yang menjadi sebuah sumber dari segala sumber hukum
yang yang mengatur seluruh pemerintahan, wilayah dan masyarakat Indonesia. Pancasila
terlibat secara langsung dalam hukun Indonesia, yang terikat dengan formal oleh struktur
kekuasaan dan cita – cita hukum yang menjadi seluruh dasar Negara Indonesia.

2.4.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling
berhubungan untuk satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak
terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian/unitunit yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas masingmasing.
Definisi Sistem :

Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya
saling berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling
bekerjasama satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan
yang utuh
Definisi Filsafat :
Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal
dari Bahasa Yunani yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta)
atau Philia (persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam
bahasa Arab disebut Failasuf. Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran
fundamental dan monumental manusia untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat,
kebijaksanaan); karenanya kebenaran ini diakui sebagai nilai kebenaran terbaik, yang
dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup, Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof
dari berbagai bangsa menemukan dan merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran
terbaik mereka; yang dapat berbeda antar ajaran filosof. Karena itulah berkembang
berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme, spiritualisme; realisme, dan berbagai
aliran modern: rasionalisme, humanisme, individualisme, liberalisme-kapitalisme;
marxisme-komunisme; sosialisme dll.

Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah :
Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan
asal dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki dan mempelajari.
Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan
menuntun pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal
yang kemudian tidak disangsikan lagi.
Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari
bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam
sekelilingnya. Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang
terbatas pasti ada sesuatu yang tdak terbatas.

2.5. KONSTITUSI DAN TATA PERUNDANG UNDANGAN INDONESIA
A. Pengetian Konstitusi
Konstitusi berasal dari bahasa Perancis “constituer” yang akan berarti
membentuk. Maksud dari istilah tersebut ialah pembentukan, penyusunan, atau
pernyataan akan suatu Negara. Dalam bahasa latin, ”konstitusi” merupakan gabungan
dua kata, yakni cume berarti ”bersama dengan…” dan statuere berarti ”membuat
sesuatu agar berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu”.
Istilah konstitusi (constitution) dalam bahasa Inggris, memiliki makna yang
lebih luas dari pada Undang-Undang Dasar, yakni konstitusi adalah keseluruhan dari
peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang secara mengikat
cara-cara bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Konstitusi menurut Miriam Budiardjo adalah suatu piagam yang menyatakan cita-cita
bangsa dan merupakan dasar organisasi kenegaraan suatu bangsa. Sedangkan
Undang- Undang dasar merupakan bagian tertulis dalam konstitusi.
1. Konstitusi dalam arti material (yaitu perhatian terhadap isinya yang terdiri atas
pokok yang sangat penting dari struktur dan organisasi Negara).
2. Konstitusi dalam arti formil (yaitu perhatian terhadap prosedur,
pembentukannya yang harus istimewa dibandingkan dengan pembentukan
perundang-undangan lainnya).
3. Konstitusi dalam arti tertulis (yaitu konstitusi yang dinaskahkan tertentu guna
memudahkan pihak-pihak mengetahuinya).
4. Konstitusi dalam arti Undang-Undang tertinggi (yaitu pembentukan dan
perubahannya melalui prosedur istimewa dan ia juga merupakan dasar
tertinggi dari perundang-undangan lainnya yang berlaku dalam Negara).
Dalam terminology hukum Islam (fiqh siyasah), istilah konstitusi dikenal
dengan sebutan dustur. Dustur berarti kumpulan kaidah yang mengatur dasar dan
hubungan kerjasama antar sesame anggota masyarakat dalam sebuah Negara, baik
yang tidak tertulis (konvensi) maupun yang tertulis (konstitusi).

Abdul Wahhab Kallaf menerangkan, bahwa prinsip yang ditegakkan dalam
perumusan undang-undang dasar adalah jaminan atas hak-hak asasi manusia setiap
anggota masyarakat dan persamaan kedudukan semua orang di mata hokum, tanpa
membedakan stratifikasi sosial, kekayaan, pendidikan dan Agama.
Ada beberapa pendapat yang membedakan antara konstitusi dengan undangundang dasar. Seperti Herman Heler berpandangan bahwa konstitusi lebih luas dari
pada undang-undang dasar. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis melainkan juga
bersifat sosiologis dan politis.
F.Laselle membagi pengerian konstitusi menjadi dua, yakni:
1. Sosiologis dan Politis, Secara sosioologis dan politis konstitusi adalah sintesa
faktor-faktor kekuatan yang nyata dalam masyarakat (hubungan antara
kekuasaan-kekuasaan dalam suatu Negara), seperti: raja, parlemen, kabinet,
dan partai politik.
2. Yuridis. Secara yuridis konstitusi adalah suatu naskah yang membuat semua
bangunan Negara dan sendi-sendi pemerintah.
Dari beberapa pengertian di atas, konstitusi dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan batasan-batasan kekuasaan kepada
para penguasa.
2. Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu
system politik.
3. Suatu desB. Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Konstitusi
1. Tujuan Konstitusi
1. Membatasi tindakan sewenang-wenang perintah.
2. Menjamin hak-hak rakyat yang diperintah.
3. Menetapkan pelaksanaan pemerintah yang berdaulat.
2.Fungsi konstitusi
Fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan alat untuk membentuk
sitem politik dan system hukum Negara.
Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis yang dikemukakan oleh
A.A.H Struycken memuat tentang :
1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau.
2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa.
3. Pandangan tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik waktu sekarang
maupun untuk masa yang akan dating.

2.6.

UDD 1945 SEBAGAI KONSITUSI INDONESIA

Undang-undang Dasar 1945 merupakan konstitusi bagi Negara Indonesia.
Sebagai dasar hukum, UUD 1945 memegang peranan dalam mewujudkan nilai-nilai
luhur yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
Pancasila merupakan hukum diatas segala hukum (staats fundamental norm).
Artinya UUD 1945 sebagai dasar hukum, dalam pembuatannya tidak boleh
beretentangan dan harus mematuhi nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila, sebab
UUD 1945 adalah hukum yang setingkat di bawah Pancasila (walaupun tidak tertera
secara langsung dalam UU). Maka dari itu, dikenal lah sebuah asas yang berbunyi lex
superior derogat legi inferior, artinya, hukum yang lebih tinggi menjadi acuan hukum
yang lebih rendah.
UUD 1945 dalam proses pelaksanaannya tidak bersifat sattis/absolut. UUD
1945 dapat diamandemen sesuai dengan keadaan dan kebutuhan negara. Bahkan soal
perubahan UUD ini sudah tertuang sendiri pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 37.
Dalam perubahannya ini juga UUD 1945 harus tetap mematuhi asas lex superior
derogat legi inferior. Sampai saat tulisan ini ditulis, UUD 1945 sudah mengalami 4
kali amandemen.
Setiap warga negara Indonesia beserta pemerintah wajib mematuhi apa yang
sudah tertulis dalam UUD 1945. Sebab dengan cara ini, tujuan negara dalam
menyelenggarakan kepentingan umum tanpa menyingkirkan kepentingan pribadi dapat
terlaksana dengan baik dan bijaksana.

2.7.NEGARA, WARGA NEGARA DAN SISTEM KEWARGANEGARAAN
Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu organisasi
perkumpulan. Warga negara artinya warga atau anggota dari suatu negara. Jadi, warga
negara secara sederhana diartikan sebagai anggota dari suatu negara[1].
Istilah warga negara merupakan terjemahan kata citizen (bahasa Inggris) yang
mempunyai arti sebagai berikut.
a.

Warga negara,

b.

Petunjuk dari sebuah kota,

c.

Sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air, dan

d.

Bawahan atau kawula.

Menurut Hikam[2] (dalam Winarno, 2006), “Warga negara sebagai terjemahan
dari citizen artinya adalah anggota dari suatu komunitas yang membentuk negara itu
sendiri”. Sekarang ini istilah warga negara lazim digunakan untuk menunjukkan
hubungan yang sederajat antara warga dengan negaranya.
Dengan memiliki status sebagai warga negara, orang memiliki hubungan
dengan negara. Hubungan itu nantinya tercermin dalam hak dan kewajiban. Seperti

halnya kita sebagai anggota sebuah organisasi, maka hubungan itu berwujud peranan,
hak dan kewajiban secara timbal balik.
Rakyat lebih merupakan konsep politis. Rakyat menunjuk pada orang-orang
yang berada di bawah satu pemerintahan dan tunduk pada pemerintahan itu.
Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah negara dalam
kurun waktu tertentu. Orang yang berada di suatu wilayah negara dapat dibedakan
menjadi penduduk dan nonpenduduk. Adapun penduduk negara dapat dibedakan
menjadi warga negara dan orang asing atau bukan warga negara.
Kewarganegaraan (citizenship) artinya keanggotaan yang menunjukkan
hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara. Istilah kewarganegaraan
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a.

Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis dan Sosiologis
1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum
antara warga negara dengan negara. Adanya ikatan hukum itu menimbulkan
akibat-akibat hukum tertentu. Tanda dari adanya ikatan hukum, misalnya akta
kelahiran, surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, dan lain-lain.
2. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan hukum,
tetapi ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, keturunan, nasib, sejarah, dan
ikatan tanah air. Dengan kata lain, ikatan ini lahir dari penghayatan warga
negara yang bersangkutan.

b.

Kewarganegaraan dalam Arti Formil dan Materiil
1. Kewarganegaraan dalam arti formil menunjuk pada tempat kewarganegaraan.
Dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum
publik.
2. Kewarganegaraan dalam arti materiil menunjuk pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negaraan.

2.8.DEMOKRASI
Pengertian demokrasi asal katanya yaitu dari bahasa Yunani tepatnya kata
demokratia yang artinya adalah kekuasaan rakyat. Demokratis sendiri terbagi atas dua
kata yaitu Demos yang memiliki arti “rakyat” sedangkan Kratos berarti kekuasaan
atau kekuatan.
Demokrasi meliputi keadaan ekonomi budaya serta sosial yang sekiranya
Berlangsungnya praktek kebebasan politik baik dengan bebas maupun setara.
Macam-macam demokrasi berdasarkan fokus perhatiannya
1. Demokrasi formal demokrasi yang hanya berpusat pada bidang politik tanpa
sama sekalipun meminimalkan kesenjangan politik.

2. Demokrasi Material : Demokrasi yang berpusat pada bidang ekonomi tanpa
pengurangan pada kesenjangan politik
3. Demokrasi gabungan demokrasi ini merupakan kombinasi dari demokrasi
formal serta demokrasi material.
Macam-macam demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat
1. Demokrasi dengan langsung atau bahasa Inggrisnya direct democracy
merupakan demokrasi yang dengan langsung mengikutsertakan rakyat terkait
penentuan dan pemilihan keputusan tertentu kepada negara. Contohnya adalah
pemilihan umum atau pemilu
2. Demokrasi tak langsung atau bahasa Inggrisnya Indirect Democracy :
Demokrasi yang tidak langsung memasukkan semua rakyat sebuah negara
pada penentuan suatu keputusan. Misalnya keputusan tertentu yang diadakan
dan ditetapkan oleh wakil-wakil rakyat misalnya DPRD DPD, DPR.
Adapun ciri-ciri sebuah negara yang menggunakan sistem demokrasi
ialah sebagaimana berikut ini.
1. Setiap keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah sesuai dengan kehendak
dan keperluan masing-masing rakyat atau seluruh rakyat.
2. Terdapat ciri konstitusional yaitu terkait kehendak kekuasaan maupun
kepentingan rakyat yang disusun dan dicatat pada sebuah undang-undang
negara.
3. Mempunyai ciri perwakilan yaitu Saat mengelola setiap kepentingan negara
kedaulatan dan juga kekuasaan rakyat telah diwakili pada yang tadinya telah
dipilih dan ditentukan dari rakyat itu sendiri
4. Setiap aktivitas politik dilaksanakan dalam memilih Pihak mana yang hendak
diamanahi untuk menjalankan roda pemerintahan
Prinsip demokrasi
Pada umumnya prinsip sistem demokrasi di antaranya yaitu sebagaimana
berikut ini.
1. Kebebasan disepakati diakui dan disetujui oleh masing-masing warga negara.
2. keikutsertaan setiap warga negara terkait pelaksanaan dan penentuan
keputusan politik.
3. Kesetaraan masing-masing warga negara
4. Masing-masing warga negara memiliki kesetaraan dan kesamaan terkait
praktek politik.
Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi
Kelebihan atau Keuntungan Sistem Demokrasi

1. Kesamaan hak menyebabkan masing-masing masyarakat boleh ikut ambil bagian
terkait sistem politik.
2. Penerima kekuasaan ditentukan berdasarkan keinginan serta suara rakyat.
3. Menghindari adanya monopoli kekuasaan
Kekurangan atau Kelemahan demokrasi
1. Mudah goyahnya kepercayaan rakyat karena efek-efek yang bersifat negatif misalnya
media yang tidak objektif atau subjektif terkait penyampaian informasi
2. Dinilai tidak adil terkait kesamaan hak sebab menurut para ahli masing-masing orang
memiliki pemahaman politik yang tidak sama persis.
3. Fokus konsentrasi pemerintah yang masih menjabat menjadi berkurang, lantaran
mendekati pemilihan umum selanjutnya.

2.9.HAK ASASI MANUSIA
1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia
sebagi anugerah tuhan yang maha esa.kesadaran akan hak asasi manusia didasaarkan pada
pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk tuhan memilki drajat dan martabat
yang sama,maka setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut hak asai manusia.jadi
kesadaran akan adanya hak asai manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa
mereka adalah sama dan sederajat.
 Macam Hak Asasi Manusia berdasarkan pengertian HAM,ciri pokok dari hakikat
HAM adalah :
a) HAM tidak perlu diberikan ,dibeli,ataupun diwarisi.
b) HAM berlaku bagi semua orang.
c) HAM tidak boleh dilanggar
 HAM meliputi berbagai bidang,sebagai berikut.
a. Hak asasi pribadi (personal rights)
b. Hak asasi politik (political rights)
c. Hak asasi ekonomi (property rights)
d. Hak asasi social dan kebudayaan (social and cultural rights)
e. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
f. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tatacara peradilan dan
perlindungan.3

2.10.KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DI INDONESIA
Pengertian Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki identitas
bersama, dan mempunyai kesamaan asal keturunan, bahasa, ideologi, budaya, dan
3 A. Ubaedillah, Pendidikan Kewarganegaraan (civil Education) Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi.
Cet. 1. (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hal.147.

sejarah serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan berbangsa adalah manusia yang
mempunyai landasan etika, bermoral, dan ber-akhlak mulia dalam bersikap
mewujudkan makna sosial dan adil. Negara adalah suatu wilayah yang kekuasaannya
baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh suatu
pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Sedangkan bernegara adalah manusia
yang memiliki kepentingan sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta
berproses di dalam satu wilayah dan mempunyai cita-cita yang berlandaskan niat
untuk bersatu dalam membangun rasa nasionalisme . Yang dimaksud dengan
“kesadaran berbangsa dan bernegara”, adalah sadar bahwasanya kita berada di tempat
yang memiliki bahasa, ideologi, budaya, dan/atau sejarah yang sama dan mempunyai
aturan-aturan baik dalam bidang politik, militer, ekonomi, sosial maupun budaya yang
diatur oleh Negara. Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap yang harus
sesuai dengan kepribadian bangsa yang dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup
bangsa itu sendiri.

2.11.MASYARAKAT MADANI
konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep
“civil society”. Orang yang pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah Anwar
Ibrahim dan dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid. Pemaknaan civil
society sebagai masyarakat madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat
Madinah yang dibangun Nabi Muhammad. Masyarakat Madinah dianggap sebagai
legitimasi historis ketidakbersalahan pembentukan civil society dalam masyarakat muslim
modern.
Makna Civil Society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil society.
Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat. Cicero
adalah orang Barat yang pertama kali menggunakan kata “societies civilis” dalam filsafat
politiknya. Konsep civil society pertama kali dipahami sebagai negara (state). Secara
historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque, JJ. Rousseau, John Locke,
dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu bangunan masyarakat sipil yang
mampu mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry
Diamond, 2003: 278).
Antara Masyarakat Madani dan Civil Society sebagaimana yang telah
dikemukakan di atas, masyarakat madani adalah istilah yang dilahirkan untuk
menerjemahkan konsep di luar menjadi “Islami”. Menilik dari subtansi civil society lalu
membandingkannya dengan tatanan masyarakat Madinah yang dijadikan pembenaran atas
pembentukan civil society di masyarakat Muslim modern akan ditemukan persamaan
sekaligus perbedaan di antara keduanya.
Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society
merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan Renaisans;
gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga civil society
mempunyai moral-transendental yang rapuh karena meninggalkan Tuhan. Sedangkan

masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini
Maarif mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka,
egalitar, dan toleran atas landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari
wahyu Allah (A. Syafii Maarif, 2004: 84).
Masyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah: memiliki banyak
arti atau sering diartikan dengan makna yang beda-beda. Bila merujuk kepada Bahasa
Inggris, ia berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil, sebuah kontraposisi dari
masyarakat militer. Menurut Blakeley dan Suggate (1997), masyarakat madani sering
digunakan untuk menjelaskan “the sphere of voluntary activity which takes place outside
of government and the market.” Merujuk pada Bahmueller.

2.12.WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIONAL
Istilah wawasan berasal dari kata “wawas” yang berarti pandangan,
tinjauanatau penglihatan indrawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas”
yang berartimemandang, meninjau atau melihat. Sedangkan wawasan berarti cara
pandang, caratinjau atau cara melihat. Sedangkan istilah “nusantara” berasal dari kata
“nusa” yang berarti pulau-pulau dan “antara” yang berarti diapit diantara dua hal.
Istilah nusantaradipakai untuk melambangkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan
pulau-pulauI n d o n e s i a y a n g t e r l e t a k d i a n t a r a s a m u d r a p a s i f i k d a n
s a m u d r a I n d o n e s i a s e r t a diantara benua Asia dan benua Australia.

2.13.POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
Pengertian Politik
Istilah Politik berasal dari bahasa Yunani Polis yang artinya negara (city state)
yang terdiri atas adanya rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Adpun
yang berpolitik disebut Politicos. Menurut Aristoteles manusia adalah Zoon Politicon,
yakni makhluk politik.Dalam bahasa Indonesia, kata polotik atau Politics
mengandung arti suatu keadaan yang dikehendaki, disertai cara dan alat yang
digunakan untuk mencapainya.
Demikian bahwa pada umumnya dapat dikemikakan bahwa politik adalah
berbagai kegiatan dalam suatu negara yang berkaitan dengan proses menentukan
tujuan dan upaya-upaya dalam mewujudkan tujuan tersebut, pengambilan keputusan
(decisionmaking) mnegenai seleksi dari beberapa alternatif dan penyusunan skala
prioritasnya.

Pengertian Strategi
Pengertian Strategi pada awalnya dikenal dikalangan militer yang diartikan
sebagai “the art of the general” atau seni seorang panglima, dan penggunaanya dalam
peperangan. Pengertian strategi secara umum adalah cara untuk mendapatkan
kemenangan atau cara untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Demikian, strategi pada dasarnya merupakan suatu kerangka rencana dan
tindakan yang disusun dan disiapkan dalam suatu rangkaian pentahapan yang masingmasing merupakan jawaban terhadap tantangn baru yang terjadi sebagai akibat dari

langkah sebelumnya, dan keseluruhan proses terjadi dalam suatu arah yang telah
digariskan.

Politik Nasional dan Strategi Nasional
Politik nasional dengan memperhatikan pengertian politik seperti di atas, dapat
dirumuskan sebagai asas, haluan usaha serta kebijaksanaan tindakan dari negara
tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan penegendalian,
serta penggunaan potensi nasional untuk mencapi tujuan nasional).
Strategi nasional adalah cara melaksankan politik nasonal dalam mencapai
sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional, yakni merupakan
pelaksanaan dari kebijaksanaan nasional. Dengan melaksanakan politik nasional
disusunlah strategi nasional, seperti jangka pendek, jangaka menengah dan jangka
panjang.4

BAB 3
PENUTUP

4 Ngudi Hasti, Pendidikan Kewarganegaraan dan Nasionalisme Bangsa: Konsep, Teori dan Strategi Untuk
Mencintai dan Bela Bangsa Indonesia. Cet. I. (Jakarta: Media Bangsa, 2011), hal. 78.

D. KESIMPULAN
Seiring dengan berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, dan kemudian disebut
sebagai era globalisasi, pengaktualisasian pengalaman-pengalaman Pancasila dan UUD
1945 dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia sangat
penting. Ini demi kebaikan dan kemajuan bersama.
Globalisasi tidak bisa dihindari, yang bisa kita lakukan adalah menyesuaikannya
dengan kehidupan yang bermoral dan beragama di Indonesia. Jika hanya menyesuaikan
diri dengan era globalisasi tanpa menyaring dengan kebudayaan Pancasila, maka hanya
akan sia-sia saja dan justru akan mengalami kemunduran. Kemunduran moral khususnya.
E. SARAN
Menurut saya, masih banyak hal yang perlu diperbaiki demi menyambut era
globalisasi. Bidang-bidang dasar seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya, serta
hukum harus banyak perubahan mengarah kepada yang lebih baik.
Globalisasi tidak bisa kita hindari, tetapi kita perlu untuk tetap menanamkan
pengalaman nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 demi terciptanya indonesia yang lebih
maju namun tetap mempertahankan ciri ke Indonesiaannya. Saya yakin meskipn
secanggih-canggihnya perubahan zaman nanti, apabila kita tetap berpegang teguh
terhadap kedua pedoman tersebut, maka kehidupan negara ini akan menjadi semakin
baik kedepannya, amin.