MERAMU KARYA TULIS ILMIYAH HASIL PENELIT

MERAMU KARYA TULIS ILMIYAH HASIL PENELITIAN

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah

Oleh:

Edwin Wahyudin

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014

MERAMU KARYA TULIS ILMIAH
HASIL PENELITIAN YANG BAIK*)

Allah SWT memerintahkan semua manusia yang berakal untuk bertebaran
di muka bumi ini. Saat manusia menyebar ke seluruh pelosok di belahan dunia ini,
manusia diperintahkan untuk memerhatikan sekelilingnya, diminta untuk
mengidentifikasi apa saja yang mereka temui, dan disarankan agar meneliti

bagaimana mereka diciptakan, bagaimana mereka berperilaku, dan bagaimana
mereka menanggapi setiap persoalan yang mereka hadapi.
Dalam al-Quran, ditemukan sebanyak 27 ayat yang menganjurkan agar
manusia, khususnya orang-orang yang beriman untuk melakukan penelitian (
‫ أ رن وظ رررووا‬/ ‫“ )سسيوررووا‬berjalanlah... / perhatikanlah”.
Secara umum, dari ke-27 ayat tersebut (misal QS. Ali Imron: 137; Al
Maidah: 75; Al-An’am: 11, 46, 65; Al-A’raaf: 84, 86, 103; dan Al-An’aam: 99)
menunjukkan agar orang-orang yang beriman mau meneliti bagaimana keadaan
orang-orang yang berdusta, berpaling, dan berbuat kerusakan. Selain itu, Allah
SWT juga meminta manusia yang beriman itu untuk meneliti bagaimana Allah
menciptakan berbagai keanekaragaman di muka bumi ini. Semua itu
diperintahkan kepada mereka yang berpikir untuk benar-benar mencermati,
menelaah, menyimpulkan, dan mengomunikasikan kembali kepada manusia yang
lain, terutama manusia-manusia (masyarakat) yang terdekat dengan mereka.
Pada hakikatnya, manusia itu cenderung selalu ingin tahu, terutama terhadap
hal-hal yang baru. Keinginan tersebut disambut dengan kehendak Allah yang
menghendaki agar manusia itu selalu berpikir. Dengan pemikiran yang benar,
manusia akan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Mereka menjadi (syari’at)
penerang dalam gelapnya peradaban (pengetahuan/ilmu dan iman). Hal tersebut
dapat dicermati dari beberapa dalil berikut:

1. QS. Al-‘Aalaq: 1-5; Muhammad saw diminta untuk membaca melalui
Malaikat Jibril a.s. Saat itu, Rasulullah saw belum mampu membaca dan
“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

1

Page

menulis, sama halnya dengan kebanyakan orang Arab saat itu (QS.AlJumu’ah:2). Namun, dengan kecerdasannya yang luar biasa (fathonah),
wahyu yang turun dapat diserap dengan utuh oleh Rasulullah saw. Setelah itu,
Nabiyullah Muhammad saw membacakan ayat-ayat al-Quran tersebut,
mengajarkannya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang sehingga
sampai

sekarang

manusia,

khususnya


orang-orang

yang

beriman,

mendapatkan ketenangan dan keselamatan dalam berakidah.
2. QS. Ar-Rahman: 1-4; Dengan kasih sayangnya, Allah SWT mengajari
manusia al-Quran, dan dengan al-Quran dan kasih sayang-Nya pulalah
manusia menjadi pandai. Dalam ayat tersebut, secara tersirat, Allah SWT
menggambarkan bahwa hanya manusialah yang dapat diajari (diberi
pengetahuan dan ilmu). Hal tersebut tersirat juga dalam QS. Al-Baqarah ayat
31-35. Allah SWT mengajari Adam tentang berbagai nama yang ada di muka
bumi. Dengan begitu Adam a.s. memiliki kelebihan dibandingkan malaikat
(Tafsir al-Karim al-Rahman, Abdurrahman As-Sa’adi dan Tafsir al-Muyassar,
Abdullah bin Abdul Muhsin at-Turki; Laksana, dkk. 2013:10). Manusia
dikarunia oleh Allah akal dan hati. Dengan kedua itulah manusia melahirkan
sikap, keinginan, dan dorongan untuk berbuat. Dengan keduanya pula
manusia diperintah untuk menjaga dan memelihara kehidupan yang ada di
bumi tanpa merusaknya. Maka manusia dengan hati dan akalnya akan meraih

kebahagiaan di dunia dan di akhirat menjadi makhluk yang terbaik di antara
semua ciptaan Allah Ta’ala (Tafsir al-Munir, Wahbah Az-Zuhaili; Laksana,
dkk. 2013:10).
Dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki dibandingkan dengan makhluk
Allah SWT yang lainnya, manusia diperintahkan untuk mengamati, meneliti, dan
menghasilkan karya untuk mencerahkan kehidupan. Hanya dengan ilmulah bumi
ini menjadi terpelihara dan berkembang menjadi lebih bermanfaat. Semuanya
akan menjadi sebuah kemaslahatan dan rahmat bagi seluruh alam jika ilmu dan
pengamalannya itu dipandu dengan tuntunan wahyu.

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

2

Page

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk menyusun sebuah
makalah dengan judul “Meramu Karya Tulis Ilmiah Hasil Penelitian”. Mengapa
demikian? Ada beberapa alasan berdasarkan uraian di atas yaitu:
1. Manusia dikaruniai kecerdasan dan diberi wahyu

2. Allah SWT sudah menghamparkan berbagai fenomena yang ada di sekeliling
manusia untuk diperhatikan (diteliti)
3. Allah SWT menciptakan semua ini secara berulang-ulang (QS.AlAnkabut:19). Hal itu, selain menunjukkan bahwa Allah SWT lebih tahu dari
apapun/ dari siapa pun, jika diperhatikan bahwa dengan perulangan itu di
dalamnya terkandung faidah atau manfaat yang sangat banyak.
Dalam makalah ini akan diuraikan beberapa hal: Apa yang dimaksud dengan
meramu karya tulis hasil penelitian? Bagaimana meramu karya tulis hasil
penelitian? Apa yang dimaksud penelitian, mengapa dilakukan penelitian,
bagaimana melakukan sebuah penelitian, serta apa dan bagaimana hasil penelitian
itu berbentuk? Mudah-mudahan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut
dapat menjadi sebuah tulisan utuh mengenai permasalahan yang tersembunyi dari
“Meramu Karya Tulis Hasil Penelitian” tersebut.
A. Pengertian Meramu Karya Tulis
Menurut KBBI


ra·muv kumpul; urun; menjadikan satu (pendapat, akar-akaran, kayukayuan);




me·ra·muv1 mencari dan mengumpulkan bahan-bahan (akar-akaran,
kayu-kayuan) yg diperlukan; 2 meracik: dia ~ akar-akar dan daun-daunan
untuk membuat obat;



ra·mu·ann hasil meramu; bahan-bahan untuk membuat sesuatu (kayukayuan untuk rumah, daun-daunan untuk obat) hasil meramu;

Dengan demikian, meramu karya tulis hasil penelitian adalah proses
mengumpulkan karya tulis-karya tulis hasil penelitian, memilih dan memilah

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

3

Page

sesuai ketentuan yang diinginkan (apakah berdasarkan tema, kurun waktu
lahir/terbit, penulis, dll), menganalisisnya, kemudian meraciknya sehingga
menghasilkan sesuatu dalam bentuk yang lain (misal: artikel, laporan jurnal,

laporan buku, atau yang lainnya).

B. Tahapan Meramu Karya Tulis
Seperti yang dijelaskan dalam definisi tersebut di atas, dapat dibuatkan dua
buah skema bagaimana meramu sebuah karya tulis berdasarkan hasil penelitian.
Kedua skema tersebut adalah sebagai berikut.
1. Meramu karya tulis hasil penelitian adalah si penulis melakukan penelitian
sendiri, baik bermaksud untuk menemukan teori baru, pengukuhan
terhadap suatu teori yang sudah ada, mengembangkan atau melengkapi
teori yang sudah ada karena adanya perubahan kondisi real yang
ditemukan pada masa si peneliti melakukan penelitian tersebut.
2. Meramu karya tulis hasil penelitian yang kedua adalah si penulis
mengumpulkan karya tulis orang lain; mengelompokkannnya baik
berdasarkan tema, kurun waktu, penulis/sudut pandang penulis; dianalisis,
kemudian dibuatkan kompilasinya atau kumpulan karya tulis tersebut
dengan ditujukan kepada kelompok masyarakat tertentu.
Artikel
Kejadian di lapangan

Makalah

Skripsi

Dilakukan
Masalah
Proses
Pemikiran yg mendalamPenelitian

Tesis
Disertasi

Literatur

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

4

Page

KTI Penelitian


KTI Penelitian

KTI Penelitian

Dibaca,
ditelaah
,
dianalisi
s: tema,
bahasa,
sudutpa
ndang,
kedlman,
waktup
enulisan
, dll

article

Dilkkanpendalaman

dan
Journal

dikelompokan

Book

C. Pengertian dan Macam-macam Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses analisis dan pengumpulan data yang
dilaksanakan dengan cara sistematis dan juga logis untuk mencapai suatu tujuan
tertentu: tujuannya untuk mencari kebenaran, menghasilkan dalil/hukum,
memecahkan suatu masalah, (Kurnia, 2012).Penelitian adalah kajian
menggunakan
mengumpulkan

metode

illmiah

(berencana, simtematis, teliti, kritis)


dan menganalisis

data, serta

menarik

dengan
dalam

kesimpulan, guna

menemukan kejelasan atau keteraturan tentang suatu keadaan yang bersifat
teka-teki (masalah), Sutama (2013). Dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) bahwa penelitian itu adalah pe·ne·li·ti·ann1 pemeriksaan yang teliti;
penyelidikan; 2 kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data
yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan
atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Dari
pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian itu memiliki
beberapa kriteria: (1) proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian
data; (2) menggunakan metode ilmiah dalam prosesnya, yakni berencana,
sistematik, teliti, kritis, logis, dan terukur/terbukti; (3) memiliki tujuan untuk
memecahkan masalah, menemukan kejelasan atau keteraturan tentang suatu
keadaan yang bersifat masalah, atau untuk menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum.
“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

5

Page

Lebih jelas, Prawoto (1998) menunjukkan bahwa penelitian memiliki wilayah
kerja sebagai berikut. Kerja penelitian menuntut objektivitas, baik di dalam proses
atau pengukurannya, maupun penyimpulan hasil. Suatu kerja penelitian juga
memerlukan proses intensif, sistematik, berfokus, dan lebih formal. Selain itu,
suatu kerja penelitian dilakukan dalam rangka penemuan dan pengembangan
bangunan ilmu (pengembangan generalisasi, prinsip-prinsip, dan teori-teori) yang
memiliki kekuatan deskripsi dan atau prediksi.
Untuk lebih jelas Best dalam Prawoto dan Prasetyoningsih (1998:23) merinci
batasan
penelitian sebagai berikut ini.
o Penelitian dirancang dan diarahkan guna menemukan pemecahan suatu
masalah tertentu.
o Menekankan pada pengembangan generalisasi, prinsip-prinsip, dan teoriteori.
o Berawal dari masalah atau objek yang dapat diobservasi.
o Memerlukan observasi dan deskripsi yang akurat.
o Berkepentingan dengan penemuan baru, jadi bukan sekedar mensintesis dan
mengorganisasi hal-hal yang telah diketahui sebelumnya.
o Kerja penelitian dilakukan secara objektif dan logis.
o Menuntut kesabaran dan tidak dilakukan secara tergesa-gesa.
o Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara cermat.
o Diperlukan keberanian karena hasilnya kadang-kadang bertentangan dengan
otoritas politik dan agama.

Surya Dharma dalam bukunya Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian
Pendidikan (2008) merinci tentang jenis-jenis atau macam-macam penelitian
ditinjau dari berbagai sisi.
“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

6

Page

1.

Penelitian Historis yang bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa
lampau secara sistematis dan obyektif.

2.

Penelitian Deskriptif yang yang bertujuan untuk membuat deskripsi
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau
daerah tertentu.

3.

Penelitian Perkembangan yang bertujuan untuk menyelidiki pola dan
urutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.

4.

Penelitian Kasus/Lapangan yang bertujuan untuk mempelajari secara
intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungansuatu obyek

5.

Penelitian

Korelasional yang

bertujuan

untuk

mengkaji

tingkat

keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasarkan
koefisien korelasi
6.

Penelitian Eksperimental suguhan yang bertujuan untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol/kendali

7.

Penelitian
kemungkinan

Eksperimental semu yang bertujuan untuk
hubungan

sebab

akibat

dalam

keadaan

mengkaji

yang

tidak

memungkinkan ada kontrol/kendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti
bagi situasi dengan pengendalian.
8.

Penelitian

Kausal-komparatif yang

bertujuan

untuk

menyelidiki

kemungkinan hubungan sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen
tetapi dilakukan dengan pengamatan terhadap data dari faktor yang diduga
menjadi penyebab, sebagai pembanding.
9.

Penelitian

Tindakan yang

bertujuan

untuk

mengembangkan

keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji
hasilnya.
McMillan dan Schumacher (2001) memberikan pemahaman tentang metode
penelitian dengan

mengelompokkannya

dalam

dua

tipe

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

7

utama

Page

yaitu kuantitatif dan kualitatif yang masing-masing terdiri atas beberapa
jenis metode sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.
Jenis-Jenis Metode Penelitian

Jenis-jenis penelitian lain dapat dibedakan atas dasar beberapa sumber
referensi berikut ini.
Jenis-Jenis Metode Penelitian Menurut Ahli

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

8

Page

Jenis-Jenis Metode Penelitian Menurut Ahli

Banyaknya jenis metode penelitian sebagaimana dikemukakan di atas,
dilandasi oleh adanya perbedaan pandangan dalam menetapkan masingmasing metode. Uraian selanjutnya tidak akan

mengungkap semua

jenis metode yang dikemukakan di atas tetapi membahas secara singkat
beberapa metode penelitian sederhana

yang

sering

digunakan

dalam penelitian pendidikan.
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya
“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

9

Page

pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti
berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat
perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut.
Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dan satu
variabel.
2. Studi Kasus
Penelitian Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang
individu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya,
mempelajari secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja.
Terhadap kasus tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam
kurun waktu cukup lama. Mendalam, artinya mengungkap semua variable
yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek.
Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa
yang dia lakukan dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan
pengaruhnya terhadap lingkungan. Untuk mengungkap persoalan kepala
sekolah yang tidak disiplin peneliti perlu mencari data berkenaan dengan
pengalamannya pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang membentuknya,
dan kaitan variabel-variabel yang berkenaan dengan kasusnya. Data diperoleh
dari berbagai sumber seperti rekan kerjanya, guru, bahkan juga dari dirinya.
Teknik memperoleh data sangat komprehensif seperti observasi perilakunya,
wawancara, analisis dokumenter, tes, dan lain-lain bergantung kepada kasus
yang dipelajari.
Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama
lain,

kalau

perlu

dibahas

dengan

peneliti

lain

sebelum

menarik

kesimpulankesimpulan penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang
ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada
penelitian kualitatif. Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah, bahwa
peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh.

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

10

Page

Namun kelemahanya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang
diperoleh sifatnya subyektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan
dan belum tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang
lain. Dengan kata lain, generalisasi informasi sangat terbatas penggunaannya.
Studi kasus bukan untuk menguji hipotesis, namun sebaliknya hasil studi
kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji melalui penelitian lebih
lanjut. Banyak teori, konsep dan prinsip dapat dihasilkan dan temuan studi
kasus.
3. Penelitian Survei
Penelitian survei cukup banyak digunakan untuk pemecahan masalahmasalah

pendidikan termasuk

kepentingan

perumusan

kebijaksanaan

pendidikan. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang
variabel dari sekolompok obyek (populasi). Survei dengan cakupan seluruh
populasi (obyek) disebut sensus. Sedangkan survei yang mempelajari
sebagian populasi dinamakan sampel survei. Untuk kepentingan pendidikan,
survei biasanya mengungkap permasalahan yang berkenaan dengan berapa
banyak siswa yang mendaftar dan diterima di suatu sekolah? Berapa jumlah
siswa rata-rata dalam satu kelas? Berapa banyak guru yang telah memenuhi
kualifikasi yang telah ditentukan? Pertanyaan-pertanyaan kuantitatif seperti
itu diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pemecahan masalah pendidikan
di sekolah. Pada tahap selanjutnya dapat pula dilakukan perbadingan atau
analsis hubungan antara variabel tersebut.
4. Studi Korelasional
Seperti halnya survei, metode deskriptif lain yang sering digunakan
dalam pendidikan adalah studi korelasi. Studi ini mempelajari hubungan dua
variabel

atau

lebih,

yakni

sejauh

mana

variasi

dalam

satu variable berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat
hubungan variable-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan
koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

11

Page

hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besarkecilnya hubungan antara kedua variabel.
Studi korelasi bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara
mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara
variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang
berkorelasi. Misalnya peneliti ingin mengetahui variabel-variabel mana yang
sekiranya berhubungan dengan kompetensi profesional kepala sekolah.
Semua variabel yang ada kaitannya (misal latar belakang pendidikan,
supervisi akademik, dll) diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk
mengetahui variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan
kemampuan manajerial kepala sekolah.
5. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna
membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian
eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan
tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan
observasi. Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek
yang

diteliti

menjadi

2

kelompok

yaitu

kelompok treatment yang

mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan
perlakuan.
6. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang
dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk
pendidikan) untuk memperbaiki praktek yang dilakukan sendiri. Dengan
demikian akan diperoleh pemahaman mengenai praktek tersebut dan situasi di
mana praktek tersebut dilaksanakan. Terdapat dua esensi penelitian
tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini mengarahkan tujuan
penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu: (1) Untuk memperbaiki praktek;

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

12

Page

(2)

Untuk

pengembangan

pemahaman/kemampuan

profesional

para

dalam

praktisi

arti

terhadap

meningkatkan
praktek

yang

dilaksanakannya; (3) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana
praktek tersebut dilaksanakan.
7. Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Penelitian

dan

Pengembangan atau Research

and

Development

(R&D) adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk
memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan
atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau
langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung jawabkan.
Produk

tersebut

tidak

keras (hardware), seperti

selalu
buku,

berbentuk
modul,

alat

benda

atau

perangkat

bantu pembelajaran

di

kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti
program

komputer

perpustakaan

atau

untuk

pengolahan

laboratorium,

data,pembelajaran

ataupun

model-model

di

kelas,

pendidikan,

pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lainlain.

Kurnia (2012) memilih dan mengelompokkan penelitian dari berbagai sudut
pandang, di antaranya sebagai berikut.
Penelitian berdasarkan pendekatan:
a. Penelitian kuantitatif: penelitian ilmiah dengan memiliki syarat => bebas
prasangka, faktual, menggunakan hipotesis, memiliki prinsip analisis, bersifat
objektif dan kualitatif
b. Penelitian kualitatif: penelitian non-ilmiah atau disebut juga penelitian
alamiah, penelitian berdasarkan apa yang ada di lapangan
Penelitian berdasarkan fungsi:

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

13

Page

a. Penelitian dasar: penelitian murni, pengujian teori (tidak untuk praktik),
menghasilkan pengetahuan
b. Penelitian terapan: kenyataan praktis, penelitian dasar kehidupan nyata
c. Penelitian evaluatif: ditujukan pada kegiatan, proses/hasil kerja, program,
lembaga/organisasi
Penelitian berdasarkan tujuan
a. Penelitian deskriptif: mengembangkan apa adanya
b. Penelitian prediktif: apa yang akan terjadi di analisis masa sekarang
c. Penelitian importif: meningkatkan, memperbaiki, menyempurnakan keadaan
d. Penelitian eksplanatif: penjelasan mengenai hubungan antar-fenomena untuk
variabel => mencari hubungan/korelasi antara dua hal.

D. Alasan sebuah Penelitian Dilakukan



Allah

SWT

menciptakan

manusia

dari

permulaannya

kemudian

mengulanginya lagi. Apakah kalian tidak memperhatikan bagaimana Allah
melakukan itu. Sungguh mudah bagi Allah untuk melakukan hal itu. Allah
memberi azab dan memberi rahmat bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Kepada-Nyalah semua akan kembali (Al-Ankabut, 29: 19-21)


Setiap buku adalah kutipan; setiap rumah adalah kutipan seluruh rimbaraya dan tambang-tambang dan bebatuan; setiap manusia adalah kutipan
dari semua leluhurnya (Ralph Waldo Emerson)



Aneh sekali, tidak ada yang mengerti bahwa pengamatan takkan berguna
bila tidak berupa dukungan atau sanggahan terhadap pandangan tertentu
(Charles Darwin, 1859)



‫( المحافظةعلي القديم الصالح والخذ بالجديد الصلح‬Kata Mutiara)

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

14

Page



Barthes dan Kristeva pernah mengatakan bahwa pengarang (penulis) kini
telah kehilangan otoritasnya. Peran pengarang kini lebih sebagai pengatur
lalulintas kata atau sebagai pelukis mozaik. Mereka berkarya dengan
bahan yang sudah disiapkan oleh semesta

(Sumiyadi dan Dadang S.

Anshori, 2009)


Kini,

kita

tinggal

menggali

khazanah

yang

terkubur

dan

menghidupkannya kembali dan yang baru dikritisi tuntas tanpa henti
(Alwasilah, 2009)

E. Langkah-langkah Melakukan Penelitian

1. Masalah penelitian penelitian mencakup: penemuan masalah dan
pemecahan masalah tahap:identifikasi bidang permasalahan, pemilihan
atau pemilihan pokok masalah dan perumusan masalah kajian teoritis
menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah
atau pertanyaan penelitian.
2. Pengujian fakta (data) mencakup: pemilihan, pengumpulan dan analisis
fakta yang terkait dengan masalah yang diteliti data: sekumpulan fakta
yang diperoleh melalui pengamatan (0bservasi) atau survei. kesimpulan
merupakan hasil penelitian yang memberi feed back pada masalah atau
pertanyaan penelitian, (Wikipedia)
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan penelitian
ilmiah adalah sebagai berikut:
1.

mengidentifikasi dan merumuskan masalah

2.

melakukan studi pendahuluan

3.

merumuskan hipotesis

4.

mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

15

Page

5.

menentukan rancangan dan desain penelitian

6.

menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian

7.

menentukan subjek penelitian

8.

melaksanakan penelitian

9.

melakukan analisis data

10.

merumuskan hasil penelitian dan pembahasan

11.

menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasi.

F. Produk yang Dihasilkan
Produk yang dihasilkan dari meramu hasil karya tulis hasil penelitian
adalah: produk yang paling sederhana adalah artikel dan makalah, selanjutnya
jurnal, dan buku. Pada pembahasan ini, penulis lebih akan mengulas tentang
jurnal.
Jurnaladalahterbitanberkala yang berbentukpamfletberseriberisibahan yang
sangatdiminati orang saatditerbitkan .Biladikaitkandengan kata ilmiah di belakang
kata

jurnaldapatberartiterbitan

berkala

yang

berbentukpamflet

yang

berisibahanilmiah yang sangatdiminati orang saatditerbitkan. (Rifai, 1995 : 5795).
Jurnalilmiahmerupakansalahsatujenisjurnalakademik

di

manapenulismempublikasikanartikelilmiah, (Wikipedia).Jurnal ilmiah adalah
majalah publikasi yang memuat KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang secara nyata
mengandung data dan informasi yang mengajukan iptek dan ditulis sesuai dengan
kaidah-kaidah penulisan ilmiah serta diterbitkan secara berkala. (Hakim, 2012;
Jakia, 2014)

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

16

Page

Dari

tigapengertian

di

atas,

dapatlahdiambilsebuah

kesimpulan

bahwajurnalilmiahmerupakanmajalah publikasi yang terbit secara berkalauntuk
memuat berbagaihasil risetataupenemuandalambentukkaryatulisilmiah.
Keberadaanjurnalilmiahbagipengembanganilmupengetahuansangatpenting
.Melaluijurnalilmiah,
parapenelitiatauilmuwandapatmempublikasikanhasilrisetmerekakepadakhalayaku
mum.Dengandemikian,dinamikaperkembanganilmuakanterusterjaga.
Di

Indonesia,

kuantitasjurnalilmiahmasihsedikitjikadibandingkan

Malaysia,

hanyasekitarsepertujuh.

UntukitulahpemerintahmelaluiDirjenDiktimemberlakukanketentuanpublikasikary
ailmiahsebagaisalahsatusyaratkelulusanbagisarjana.Terhitungmulaikelulusansetela
hAgustus 2012 diberlakukanketentuansebagaiberikut :
1. Untuk

lulus

program

Sarjanaharusmenghasilkanmakalah

yang

terbitpadajurnalilmiah.
2. Untuk lulus program Magister harustelahmenghasilkanmakalah yang
terbitpadajurnalilmiahnasionaldiutamakanyang terakreditasidikti.
3. Untuk lulus program Doktorharustelahmenghasilkanmakalah yang
diterimauntukterbitpadajurnalinternasional.
Surat Dirjen Dikti ini jika ditelaah pada kata-kata yang diberi garis tebal,
membuka penafsiran bahwa syarat kelulusan untuk S1 hanya diterbitkan pada
jurnal ilmiah. Karena tidak ada kata nasional, ini berarti untuk S1 dapat
dipublikasikan dalam jurnal ilmiah lokal dan (mungkin) tidak terakreditasi.
Untuk S2 karena ada kata diutamakan, dapat dimuat di jurnal nasional
meskipun belum terakreditasi Dikti. Untuk S3 ada kata diterima untuk terbit.
Jadi meskipun belum diterbitkan asal ada bukti sudah diterima oleh penerbit
dan akan diterbitkan, itu sudah cukup jadi syarat kelulusan.

Jadi, untuk meramu suatu karya tulis hasil penelitian bisa dilakukan dengan tiga
cara: (1) merekonstruksi pemikiran sendiri secara mendalam tentang suatu
“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

17

Page

masalah

yang

ditemukan

kemudian

melakukan

proses

penelitian

dan

menyajikannya; (2) merekontruksi hasil pemikiran atau penelitian orang lain
dalam konstruk yang berbeda, baik dalam bentuk artikel, makalah, maupun jurnal.
Banyak hal yang bisa dilakukan dengan masalah-masalah yang ditemukan.
Namun, itu semua tidak akan terkuak dan terpublikasikan selama kemauan dan
kepedulian untuk kemaslahatan ummat tidak muncul.
Terakhir, penulis hanya bisa menyampaikan:
1. Tiada satu ilmu pun yang bertepi. Mereka hanya berhenti sesaat yang
kemudian bergerak sampai mendapatkan yang lebih baik lagi.
2. Jangan pernah menyerah dengan apa yang sudah dilakukan. Sebuah
kebenaran akan diketahui setelah ada yang lebih baik dari apa yang sudah
usahakan sebelumnya.
3. Tidak perlu takut ketika tidak mampu membuat sebuah jalan raya untuk agar
banyak orang yang mampu memenuhi hajatnya. Buatlah jalan setapak yang
dengan jalan itu mampu mengantarkan orang lain menuju mata air yang
menjadi sumber kehidupannya.

SUMBER BACAAN
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Dharma, Surya.2008. Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian Pendidikan.
Jakarta
Dirjen Pendidikan Tinggi No. 152/E/T/2012 perihal Publikasi Karya Ilmiah
Freire, dkk. 1999. Menggugat Pendidikan: Fundamentalis, Konservatif, Liberar,
Anarkis. Omi Intan Naomi (Penerjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

18

Page

Jakia, Ahmad. 2014.Mengenal dan Memahami Jurnal. Makalah dalam Seminar
Mata Kuliah “Karya Tulis Ilmiah”pada Program Pascasarjana
Manajemen Pendidikan Islam UIN Bandung.
Kurnia, Viktor Uji. Macam-Macam Penelitian. Koffieenco. Blog Spot.com.
Laksana, Indra, dkk. 2013. Hijaz the Practice: AlQuran alKarim. Bandung:
Syaamil Quran.
McMillan, J.H. & Schumacher, Sally. 2001. Research in Education.New York:
Logman
Muhadjir, Noeng. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif.Yogyakarta: Penerbit
Rake Sarasin.
Prawoto. 1998. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Bahan Penataran dan
Lokakarya Metodologi Penelitian Kualitatif. Universitas Negeri
Malang. 28 September-18 November.
Prawoto dan Prasetyoningsih, Luluk Sri Agus. 1998. Dasar-Dasar Penelitian.
Malang: FKIP Universitas Islam Malang.
Rifai, Mien A. 1995.Buku Pegangan Gaya Penulisan, penyunting dan penerbitan
Karya Ilmiah Pegangan Gaya Penulisan, Penyunting dan Penerbitan
Karya Ilmiah Indonesia, Jogjakarta: Gajah Mada University Press.
Setiawan, Eba. 2010. KBBI Offline Versi 1.2: Freeware  2010-2011diambil dari
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/Database
Sonhadji, Achmad. Misi, Strategi, dan Kendala Penelitian Kualitatif. Bahan
Lokakarya Metode Penelitian Kualitatif.Agustus 1993.
Sumiyadi dan Dadang S. Anshori. 2009. Kajian Sastra dalam Perspektif Teori
Kontemporer. Bandung: FPBS UPI

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

19

Page

“Meramu Karya Tulis Ilmiah” bahan seminar S2 MPI UIN Bandung, Agustus 2014

20

Page

*)*) Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Matakuliah “ Karya Tulis Ilmiah” pada Program
Pra-Pasca S2 MPI (Manajemen Pendidikan Islam) UIN Bandung. Penulis memiliki nama lengkap
Edwin Wahyudin

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA KUBULIKU JAYA KECAMATAN BATU TULIS KABUPATEN LAMPUNG BARAT DALAM PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DESA

13 91 69

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62