UNDANG UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI EL

UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI
ELEKTRONIK: LANGKAH MAJU UNTUK PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI INFORMASI DI INDONESIA, BISA!
Oleh: Ence Surahman1
۞۞۞۞۞۞۞
ABSTRAK
Di saat kriminalitas dunia maya (Cyber crime) merajalela, ketika
pembajakan terjadi di berbagai penjuru dunia, manakala transaksi di internet
tidak

terdapat

kejelasan

payung

hukumnya,

menimbulkan

kerugian,


ketidakadilan, kekerasan, kedloliman, yang berujung pada ketidakharmonisan
dan ketidakpuasan berbagai pihak yang terlibat dalam aktivitas dunia maya
(cyber world). Undang-Undang Informasi dan Transaski Elektronik (ITE) hadir
sebagai jawaban dahaga kehausan, menjadi pelindung dan pengatur semua
aktivitas dunia maya. Angin segar di gurun tandus ini, menjadi harapan baru bagi
pegiat transaksi dan komunikasi dunia maya. Juga menjadi peluang besar untuk
perkembangan teknologi informasi di Indonesia. Namun disisi lain menjadi
tantangan tersendiri yang mengharuskan sikap sigap untuk siap setiap saat,
mampukah UU ITE menjawab semua persoalan yang ada? Lalu bagaimanakah
strateginya? Dimana letak kekurangannya?
Kata Kunci

: UU ITE2, Cyber3.

A. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi komputer, telekomunikasi dan informatika di era
globalisasi bukanlah suatu hal yang fiktif melainkan sudah menjadi kenyataan
yang diwujudkan dalam berbagai bentuk. Penyebaran informasi telah melintasi
batas-batas wilayah dan perbedaan waktu sudah tidak lagi memisahkan

1 Mahasiswa Konsentrasi Pendidikan Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi, Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung
2 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
3 Dunia maya/bukan dunia nyata

Hal- 11-

manusia. Dengan kemajuan dan perkembangan telekomunikasi multimedia,
ruang lingkup dan kecepatan komunikasi lintas batas meningkat, ini berarti
masalah hukum yang berkaitan dengan yurisdiksi dan penegakan serta
pemilihan hukum yang berlaku terhadap suatu sengketa multi-yurisdiksi akan
bertambah penting dan konfleks (Ny.Tien S. Saifullah : 2001:96).

Inilah era informasi. Suatu era dimana peran informasi menjadi hal yang
sangat penting. Informasi menjadi pembicaraan hangat dimana-mana, disusul
dengan berbagai inovasi teknologi, khususnya dalam bidang informasi dalam
berbagai aktivitas kehidupan manusia. Hal ini menuntut orang untuk beraktivitas
serba cepat agar tidak tertinggal, beraktivitas serba cepat dalam arti cepat
tanggap mengikuti mode perkembangan zaman, perkembangan arus informasi
yang berganti setiap detik (update), bahkan saking berpengaruhnya informasi

saat ini, seorang ahli berkata bahwa “barang siapa ingin menguasai dunia, maka
kuasailah informasi”, hal ini memberikan isarat kepada kita, bahwa kita harus
segera bergabung dengan mereka yang telah berlari kencang dengan berbabgai
inovasi teknologinya, agar kita bisa bersaing dipanggung dunia maya (cyber
world).
Namun, tiada gading yang tak retak, maju dan berkembang pesatnya
teknologi informasi bagai pisau bermata dua, disisi lain keuntungan dan
kelebihan yang begitu menggoda, namun di lain sisi kerugian dan ancaman
bahayapun tidak sedikit. Tentu kita masih ingat betul kasus Prita Sari beberapa
waktu yang lalu, atau yang paling baru kasus penyebaran vidio porno. Inilah
dampak negatif dari berkembangnya arus informasi dan teknologi komputerisasi
yang salah kaprah oleh tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab.
Ketika berbagai kasus itu bermunculan, maka dirasa perlu adanya aturan
main dalam dunia maya (rule playing of cyber world4), yang mengatur bagaimana
informasi dan beragam aktivitas yang terjadi dalam dunia teknologi informasi
(information technology) bisa diminimaslisir dampak yang tidak baiknya? Maka
dari itu atas berbagai desakan dari berbagai pihak, disusun dan ditetapkanlah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi
4 Dunia maya sekalipun bukan dunia nyata, namun bukan berarti dunia yang bebas tanpa batas
atau aturan,. Maka diperlukan aturan yang mengurusi dunia maya tersebut


Hal- 11-

dan transaksi Elektronik (UU ITE) tepat pada tanggal 25 Maret 2008. Sebuah
keketapan yang sangat baik yang dilalukan oleh pemerintah untuk kemajuan
dan perkembangan teknologi dan informasi di Indonesia, berjuta harapan dari
berbagai pihak yang biasa terlibat dan melakukan berbagai keperluan dan
kepentingannya. Hanya pertanyaannya apakah cukup berbagai pelanggaran
dunia maya itu akan terkaper dengan adanya undang-udang ini? Hal ini menjadi
pertanyaan besar, khususnya bagi kaum-kaum yang masih meragukan dan
belum merasakan kepuasan dari adanya undang-undang ini.
Maka dari itu, saya akhirnya mencoba untuk mengeluarkan berbagai
gagasan dan argumen mengenai hal-hal yang masih menjadi pertanyaan,
dengan harapan tulisan ini akan menjadi tulisan yang mencerdaskan.
Dalam makalah atau karya ilmiah singkat ini, akan coba dipaparkan
berbagai peluang dan keuntungan dari adanya UU ITE dalam rangka
mengembangkan dan memajukan teknologi informasi dan aktivitas dunia maya,
beserta tantangan yang masih harus senantiasa kita waspadai beserta langkahlangkah penyelesaiannya.
Tulisan ini sangat penting untuk disebarluaskan karena berisi hal-hal yang
akan memberikan banyak manfaat bagi siapapun yang membacanya. Semoga

bermanfaat.

B. ISI
Dasar Pertimbangan Ditetapkannya UU ITE
Yang menjadi pertimbangan presiden dalam memutuskan UU ITE No 11
Tahun 2008 ini, adalah sebagaimana dalam pasal 4 bab II tentang asas dan
tujuan yang bunyinya sebagai berikut,
“Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan
dengan tujuan untuk:
1. Mencerdaskan

kehidupan

bangsa sebagai

bagian dari

masyarakat

informasi dunia


Hal- 11-

2. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik
4. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap

orang

untuk

memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi informasi seoptimal mungkin dan bertanggung
jawab; dan
5. Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan
penyelenggara Teknologi Informasi5.
Kalau kita perhatikan secara seksama poin-pon penting yang menjadi
pertimbangan presiden dalam menetapkan UU ITE itu sungguh sangat bagus,
harapan-harapan tinggi dari orang no 1 di Indonesia yang tentunya sangat

memikirkan kepentingan bersama seluruh elemen masyarakat Indonesia, dan
tentu kitapun berharap semua itu bisa direalisasikan.

Peran dan Fungsi UU ITE
Berdasarkan hasil analisis penulis, dalam hal ini UU ITE memiliki peran dan
fungsi yang sangat strategis dalam memajukan sektor Teknologi Informasi dan
Transaksi Eletronik di Indonesia, lalu apa sajakah peran dan fungsi UU ITE?
Berikut adalah penjelasanya:
1. UU ITE secara yuridis berfungsi sebagai payung hukum resmi yang bersifat
ekstraordinary. Artinya payung hukum ini berfungsi atau dapat berlaku bagi
siapapun pelaku pelanggarannya, sekalipun diluar daerah atau wilayah
Tanah Air Indonesia. Hal ini memberikan peluang lebih besar untuk tingkat
kerapatan hukum, sehingga tidak akan seperti hukum yang lain yang
kemudian hanya berlaku untuk orang atau kelompok orang yang melanggar
hukum yang hanya ada atau tercatat sebagai warga negara Indonesia.
Dengan yuridis ekstraordinarynya UU ITE bisa menjerat orang-orang yang
melanggarnya.
2. UU ITE sebagai penjamin keamanan dan kepastian hukum. Hal ini
mengisyaratkan bahwa dengan adanya UU ITE diharapkan memberikan rasa
aman dan keyakinan bagi siapapun yang akan melakukan aktivitas transaksi

5 UU ITE Pasal 4 BAB II tentang Asas dan Tujuan

Hal- 11-

elekronik dan juga pertukaran informasi, dengan begitu tidak akan muncul
kekhawatiran sebagaimana dulu sebelum adanya UU ITE ini, terkadang takut
3.

atau tidak yakin,
UU ITE sebagai aturan main (rule playing) bagi para pelaku transaksi dan
pertukaran informasi dalam dunia maya (cyber), dengan adanya aturan main
ini diharapkan akan memberikan batas-batas yang jelas.

Beberapa peluang ditetapkannya UU ITE,
Ditetapkannya UU ITE memberikan beberapa peluang yang baik untuk
kemajuan sektor Transaksi Elektronik dan juga Teknologi Informasi di Indonesia,
yaitu sebagai berikut:
1. Data menyebukan bahwa pada tahun 2009 saja terdapat lebih dari 13 juta
penduduk Indonesia yang terkoneksi dengan internet. Hal ini akan semakin
banyak dan bermunculannya para pelaku bisnis Teknologi Informasi

(Informaion Technology or IT), atau istilah lainnya akan banyak warung, atau
toko online. Adapun kelebihan dari toko online ini diantaranya:
a. Tidak memakan tempat dalam dunia nyata, maka sekalipun punya toko
dikota besar yang sempit, maka ruang yang perlu disediakan sangat
kecil bahkan tidak ada. cukup dengan seperangkat komputer atau hanya
satu unit laptop, semua proses bisa dilakukan disana,
b. Toko online memberikan kemudahan bagi yang membutuhkan jasa
ataupun produk yang dijual dan ditawarkan,
c. Akan memperkecil biaya penyaluran atau distribusi barang atau jasa
yang disediakan

Namun demikian, terdapat beberapa kekurangan diantaranya:
a. Belum jelas terkait dengan pajak pendirian perusahan, sehingga
penghasilan

untuk

pemerintah

masih


belum

sejelas

perusahah

ril,terkadang banyak yang memperoleh pengahasilan dari bisnis iT tapi
tidak ada pemasukan sedikitpun kepada pemerintah
b. Dunia maya (cyber world) sangat rentan dengan keamanannya
(security6), keamanan yang tidak baik, justru akan membuat rugi
6 Istilah scurity menjadi poin penting yang harus diperhatikan dalam dunia komputerisasi,
terlebih komputer yang terkoneksi dengan jaringan. Hal ini dirasa penting untuk keamanan

Hal- 11-

perusahaan, sekalipun sekarang sudah ada aturan, tapi tetap saja,
masih susah dan masih belum semudah dalam dunia ril untuk
mengatasinya
2. Mendorong orang untuk semakin giat dalam rangka memanfaatkan dunia

Information Technology untuk berhubungan, berinteraksi, berkomunikasi
diantara satu dengan yang lainnya, berkaian dengan tingkat kenyaman,
kemanan dan ketidak khawatiran orang untuk melakukannya, setidaknya
aktivitas ini akan memberikan beberapa keuntungan diantaranya:
a. Efektifitas waktu yang diperlukan untuk proses-proses yang dilakukan
b. Efisiensi biaya, ruang, antar sesama pelaku,
c. Dalam dunia kerja tentu hal ini akan meningkatkan pola kerja yang
semakin baik demi mencapai tingakatan pemerintahan yang baik (good
govermance).
3. Ketika pola komunikasi teknologi informasi ini sudah semakin membaik, dan
telah merambat dalam berbagai bidang kehidupan, baik itu di pemerintahan,
pendidikan, perekonomian, perindustrian, politik, dan lain sebagainya, maka
dengan keamanan yang dijamin oleh undang-ungdang diatas akan
memunculkan berbagai inovasi-inovasi yang signifikan, hal ini dibantu
dengan pola promosi yang baik, tentu akan semakin menambah cepat,
mudah dan akuratnya informasi yang ada, yang tentunya diperlukan oleh
semua pihak.
Misalnya dalam dunia pendidikan, inovasi itu akan muncul mulai dari
mudahnya akses informasi ilmu, atau pola pembelaajran antara siswa
dengan guru, atau mahasiswa dengan dosen, tidak harus selalu dengan
tatap muka saja, melainkan pembelajaran itu bisa saja dilakukan dari tempat
yang berjauhan yang saat ini mulai banyak diterapkan yang dikenal dengan
Pembelajarn Jarak Jauh (distance learning)7. Atau pola penugasan dari guru
kepada siswa melaui website, atau blog pribadi guru, atau blog sekolah,
kemudian proses pengumpulannya dengan perantara surat elektronik
(elektronik mail atau disingkat dengan e-mail), dan masih banyak lagi inovasi
yang lainnya,
Dalam dunia bisnis, kita bisa memesan sajumlah barang sekalipun
dari luar negeri hanya dalam waktu yang sebentar saja, tinggal kita pesan,
7 Distance learning muncul setelah majunya bidang teknologi informasi dan komunikasi, juga
berlandaskan kepada amanat Unesco bahwa pendidikan bisa dilakukan dimana saja

Hal- 11-

kemudian transfer biaya pemesanan dan tinggal tunggu beberapa saat
barang yang kita pesan akan kita terima,
Dalam

bidang

lain,

misalnya

kita

ingin

mengetahui

tentang

keberadaan masyarakat disuatu tempat, tinggal kita masukan kata kunci di
mesin pencari (searh enggine8), maka dengan mudah kita bisa memperoleh
informasi yang kita inginkan. Sehingga kita bisa mengetahui seluruh tempat
didunia hanya dengan duduk didepan komputer yang terhubung jaringan
internet. Intinya sangat mudah dan sangat memudahkan manusia, hanya
tinggal kita mau dan bisa membentengi diri untuk menghindari hal-hal yang
tidak seharusnya.

Tantangan dalam Penegakan UU ITE
Bukan hanya peluang yang bermunculan sebagai signal-signal positif
untuk kemajuan teknologi informasi Indonesia dari ditetapkannya UU ITE ini,
namun

tantanganpun

banyak

yang

harus

diselesaikan,

berikut

ini

diantaranya:
1. Indonesia adalah salah satu negara yang masih berada pada urutan tinggi
dalam hal pembajakan software. Baru-baru ini Bisnis Software Aliansi (BSA)
menerangkan bahwa 86% softrware PC di Indonesia menggunakan software
bajakan, prestasi kurang baik itu membawa Indonesia pada peringkat ke 8
didunia. Hal ini dapat kita simpulkan bahwa hampir semua pengguna
komputer di Indonesia menggunakan produk yang tidak legal (Chip Online).
Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para penegak hukum, tidak
mudah memang dalam penerapannya, mengingat ada yang berspekulasi
karena orang indonesia kebanyakan adalah orang-orang yang sedang
berkembang, jadinya seolah diperbolehkan, padahal masih dari sumber yang
sama, disebutkan bahwa kerugian yang ditimbulkannya itu mencapai
USD886 juta.
8 Search enggine adalah sistem database yang dirancang untuk mengindex alamat-alamat
website di internet . Untuk melaksanakan tugasnya ini, search engine atau mesin pencari memiliki
program khusus yang biasanya disebut spider crawler. Pada saat Anda mendaftarkan sebuah
alamat website (URL), spider dari search engine tersebut akan menerima dan menganalisa URL
tersebut lalu mengcrawlnya

Hal- 11-

Berikut ini adalah 10 besar negara dengan tingkat pembajakan software
terbesar didunia menurut data dari IDC:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Negara
Georgia
Zimbabwe
Bangladesh dan Moldova
Armenia dan Yaman
Sri Lanka
Azerbaijan dan Libya
Belarusia dan Venezuela
Indonesia
Irak, Ukraina dan Iran
Algeria dan Pakistan

Persentase
95%
92%
91%
90%
89%
88%
87%
86%
85%
84%

2. Tantangan yang kedua adalah tingkat kriminalitas dunia maya meliputi
aktivitas hacking,

cracking, Unauthorized Access, Illegal Contents,

Penyebaran virus secara sengaja, Data Forgery, Cyber Espionage,
Sabotage, and Extortion, Cyberstalking, Carding, Cybersquatting and
Typosquatting, Hijacking yang masih cukup merisaukan. Seperti kasus pada
tahun 2009, situs resmi KPU di porakporandakan oleh seorang hacker yang
mengacak-acak data di situs penting tersebut. Dan hal ini sangat
mengancam UU ITE.
3. UU ITE sampai saat ini belum tersosialisasikan dengan baik kepada seluruh
khalayak, maka perlu pola sosialisasi yang baik, berkelanjutan, dan juga
menyeluruh.
4. Tantangan yang lainnya, ialah informasi yang arusnya sangat cepat, setiap
satu detik trejadi perubahan dan update informasi, maka dari itu, UU ITE pun
harus senantiasa melihat perkembangan dilapangan agar senantiasa
relevan.
Selain itu, dalam suksesi sosialisasi UU ITE dan dalam rangka memajukan
perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia, maka pemerintah dan
masyarakat memiliki beberapa peran, diantaranya:
1. Pemerintah sebagai fasilitator, proses pemanfaatan TI dan Transaksi
Elektronik,
2. Pemerintah sebagai pelindung kepentingan umum, dari segala bentuk
gangguan,

Hal- 11-

3. Pemerintah

sebagai

pengambil

kebijakan-kebijakan

yang

memerhatikan kepentingan umum.
Adapun peran masyarakat dalam hal ini adalah memanfaatkan
teknologi informasi yang tersedia sesuai dengan peraturan yang
berlaku9
C. KESIMPULAN
UU ITE sebagai aturan main (rule playing) dalam beraktivtas didunia
maya (cyber world), memiliki fungsi sebagai pengatur, peletak dasar, dan
penjamin keamanan, serta memberikan keyakianan kepada semua orang yang
bergelut dalam dunia cyber. Ditetapkannya UU ITE memberikan angin segar, dan
memberikan peluang yang sangat besar untuk pertumbuahn dan kemajuan
Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik yang lebih baik, lebih cepat, dan
tentunya menguntungkan.
Namun demikian, sampai saat ini masih banyak tantangan yang harus
diperahatikan diantaranya pembajakan yang amsih tinggi, kasus kriminalitas
dunia maya juga sangat rentan, juga belum tersosialisasikan secara merata dan
menyeluruh tentang UU ITE tersebut, dan ini membutuhkan metode sosialisasi
yang masif dengan menggunakan berbagai media yang efektif, agar semua
orang memahaminya. Hal lain yang menjadi tantangan besar adalah kecepatan
arus dan perubahan informasi beserta inovasinya mengharuskan pihak-pihak
terkait yang berkepentingan dengan UU ITE harus mempersiapkan langkah
taktis, semisal dengan diperkuatnya kompetensi orang-orang yang menangani
kasus pelangaran UU ITE, namun sekalipun demikian bisa disimpulkan bahwa
UU ITE memberikan harapan besar dan sangat potensial untuk kemajuan
Teknologi Informasi di Indonesia.

DAFTAR REFERENSI:`
Ach. Tahir. Penegakan Hukum Cyber Crime Di Indonesia
http://blogeko.com/index.php/home/detail_artikel/256/Relasi_Dunia_Nyata_dan_
Dunia_Maya_dalam_Konteks_Menjaga_Keamanan_Internet
9 UU ITE BAB IX Pasal 40 dan 41 tentang Peran Pemerintah dan Masyarakat

Hal- 11-

http://www.haki.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1111496977&1
http://ndacliquerz.blogspot.com/undang-undang ite antara positif dan negatif/
http://setiawanassegaff.wordpress.com/2009/06/08/uu-ite-pelindungan-atauancaman-bagi-ict-society/
Riza Nizarli. Penegakan Hukum Terhadap Cyber Crime.
Ny. Tien S. Saefullah (2002), “Yurisdiksi sebagai Upaya Penagakan Hukum
dalam Kegiatan Cyberspace”, Cyber Law: Suatu Pengantar, Pusat Studi
Cyber Law,UNPAD, Bandung.
Undang-undang RI No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik & Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik. 2009. Indonesia Legal Center Publishing
www.wikipedia.co.id

Hal- 11-