PENGARUH PENDEKATAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI | Firmansyah | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8002 16150 2 PB

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 208-212
Yogi Firmansyah, Mustika Fitri

PENGARUH PENDEKATAN TEACHING GAME FOR
UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP PERILAKU
SOSIAL SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Yogi Firmansyah, Mustika Fitri
Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah Pascasarjana, Universitas
Pendidikan Indonesia
Jl.Setiabudhi No.229, Bandung 40132, Jawa Barat, Indonesia
[email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendekatan teaching game for understanding
(TGfU) terhadap perilaku sosial siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan
menggunakan metode eksperimen dan desain penelitian pretest-posttest group design pada
sampel yang ditentukan berdasarkan purposive sampling. Penelitian ini didasarkan oleh perilaku
siswa yang menyimpang ketika pembelajaran pendidikan jasmani. Data diambil dengan pretestposttest dan diolah dengan menggunakan uji-t. Hasilnya menunjukkan bahwa pendekatan TGfU
meningkatkan perilaku sosial siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan penambahan
tugas gerak dan feedback. Terdapat perbedaan antara skor perilaku sosial siswa di awal dan akhir
treatment.
Kata kunci: TGfU, Perilaku Sosial, Pendidikan Jasmani.


PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan
yang memanfaatkan aktifitas fisik dalam proses
pembelajarannya, selain melibatkan aktivitas
gerak
juga
mengembangkan
aspek
pengetahuan, sosial, emosional, dan bahkan
moral. Perilaku sosial di dalam konteks
pembelajaran pendidikan jasmani mengarah
kepada kemampuan afektif/sikap, sesuai
dengan yang tertera pada kompetensi inti dan
kampetensi dasar. Perilaku sosial merupakan
perilaku yang dipengaruhi oleh atau
mempengaruhi perilaku orang lain; dalam
interaksi yang melibatkan perilaku individu
atau kelompok (Munn et al (1972) dalam
Taujiri, Y, 2014). Perilaku sosial muncul

apabila terdapat interaksi yang melibatkan
semua siswa dalam proses pembelajaran.
Komunikasi merupakan salah satu cara
dalam berinteraksi, interaksi dapat terjalin
apabila siswa dilibatkan dalam situasi tertentu.
Tapi karena pembelajaran yang sering
menggunakan pendekatan tradisional, siswa

hanya melakukan tugas gerak yang sifatnya
individualitas. Sehingga interaksi yang terjadi
hanya
sdikit,
dan
akibatnya
timbul
permasalahan perilaku sosial dalam diri siswa,
seperti kurangnya tanggung jawab siswa dalam
mengerjakan tugas gerak, kurangnya rasa
toleansi dan saling menghargai satu sama lain,
serta sikap disiplin yang rendah.

Untuk meningkatkan interaksi selama
pembelajaran yang mengarah pada perilaku
sosial siswa, salah satu caranya dengan
menerapkan suatu pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Kaitannya yaitu
perilaku sosial yang terjadi disebabkan karena
interaksi yang berlangsung, yang dianggap
mendukung untuk meningkatkan perilaku sosial
siswa yaitu pembelajaran dengan pendekatan
teaching game for understanding (TGfU).
TGfU
adalah
sebuah
pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada permainan
dan siswa untuk membelajarkan tentang
permainan yang berhubungan erat dengan

208


Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
208-212
Yogi Firmansyah, Mustika Fitri

olahraga dengan sifat pembelajaran yang
konstruktifis (Griffin (2005) dalam Saryono
dan Nopembri, S (2009).
Pendekatan TGfU berkembang dari hasil
penelitian Almond pada tahun 1983 yang
sebelumnya diteliti oleh Bunker dan Thorpe
(1982) dan Metzler (2000) yang dikutip oleh
Faozi, Mudzakkir. (2014, hlm. 16) yang
menyatakan bahwa Teaching Game for
Understanding (TGfU) adalah sebuah model
instruksi yang berfokus pada pengembangan
kemampuan
pelajar-pelajarnya
untuk
memainkan permainan.
Pendekatan TGfU juga lebih memperluas

interaksi sosial antar siswa karena permainan
yang dilakukan pastinya melibatkan satu siswa
dengan siswa yang lainnya (berkelompok),
sehingga proses komunikasi dan interaksi akan
lebih terjalin. Bermain merupakan salah satu
pengalaman belajar yang sangat berharga
dalam semua aspek kecakapan. Dengan
bermain anak memiliki kesempatan untuk
membangun relasi dengan orang lain, melatih
keterampilan motorik serta memanfaatkan
kapasitas visualnya (George Prasetya, 2013).
Penelitian ini ditujukan untuk dapat
menjawab beberapa pertanyaan 1) Apakah
terdapat pengaruh dari pendekatan teaching
game for understanding (TGfU) terhadap
perilaku sosial dalam pembelajaran pendidikan
jasmani? 2) Apakah terdapat pengaruh dari
pendekatan tradisional terhadap perilaku sosial
siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani?


METODE
Sampel dan Pengaturan
Sampel penelitian ditentukan berdasarkan
purposive sampling sebanyak 30 siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Bandung Kota Bandung Jawa
Barat. Sampel kemudian dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen
(pendekatan TGfU) dan kelompok kontrol
(pendekatan tradisional).
Prosedur

Metode penelitian yang digunakan adalah
metode eksperimen dengan desain pretestposttest experimental design (Sugiyono, 2014).
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari 31
Agustus 2015 hingga 25 September 2015, yang
dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 12
kali pertemuan, dengan durasi waktu dua jam
pelajaran.
Instrumen.
Instrumen yang digunakan yaitu angket

(kuisioner) tentang perilaku sosial (tanggung
jawab, toleransi dan disiplin) dengan
menggunakan skala likert yang merupakan
skala untuk mengukur skala sikap. Pengolahan
dilakukan dengan menggunakan statistik uji-t.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Pendekatan
Perilaku Sosial

TGfU

Terhadap

Tabel Pengujian Hipotesis 1

Dari perhitungan tabel di atas dapat dilihat
bahwa terdapat peningkatan perilaku sosial
siswa dengan pendekatan TGfU dari pretest ke
posttest. Artinya terdapat pengaruh pendekatan

teaching game for understanding (TGfU)
terhadap perilaku sosial siswa (tanggung jawab,
toleransi, dan disiplin) dalam pembelajaran
pendidikan jasmani.
Apabila melihat atau mengobservasi selama
proses pembelajarnnya, gejala-gejala perilaku
yang timbul menggambarkan terjadinya
interaksi sosial yang baik dengan menggunakan
pendekatan TGfU diantaranya terjadi interaksi
antar anggota setiap kelompok mengenai tugas
gerak yang diberikan oleh guru, dan menyusun
tugas gerak untuk tiap anggota. Dalam konteks
seperti ini terjalin perilaku dan sikap kerjasama,

209

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
208-212
Yogi Firmansyah, Mustika Fitri


kepedulian dan tanggung jawab. Timbulnya
sikap toleransi dan tanggung jawab pada diri
siswa disetiap kelompok. Siswa saling
menghargai pendapat setiap orang, tidak
melihat siapa yang berbicara tetapi lebih
memahami isi dari pendapat yang disampaikan.
Terjadinya sikap saling menyalahkan antar
anggota dalam suatu kelompok karena
ketidakpuasan
dalam
melakukan
tugas
gerak/permainan. Namun dipihak lain kejadian
seperti ini menimbulkan dan menumbuhkan
sikap kepedulian serta tolenasi di dalam diri
siswa. Siswa dapat menghargai perbedaan
karakteristik dari siswa lain. Menghentikan
permainan dan menolong siswa yang
mengalami kecelakaan (jatuh atau siswi terkena
lemparan bola). Bukan dilakukan oleh anggota

kelompoknya saja, melainkan juga oleh
kelompok lawan. Saling menghargai ditunjukan
antar kelompok dengan tidak merayakan
kemenangan dengan berlebihan, atau mengejek
tim yang kalah.
Hal ini mengandung arti bahwa TGfU
menekankan pada permainan dan mengarahkan
siswa untuk menemukan permainan itu, yang
merupakan modal dalam berafiliasi (interaksi
sosial, kedamaian sosial, dan mencari teman)
dengan
berharap
anak-anak
dapat
mengembangkan peraturan, dan tantangannya
untuk dapat mencapai bekerja dengan taktik
yang tepat (Setiawan dan Nopembri).
Pengaruh Pendekatan Tradisional Terhadap
Perilaku Sosial
Tabel Pengujian Hipotesis 2


Dari perhitungan tabel di atas dapat dilihat
bahwa tiudak terdapat peningkatan perilaku
sosial siswa dengan pendekatan tradisional
artinya tidak terdapat pengaruh signifikan
pendekatan tradisional terhadap perilaku sosial

siswa (tanggung jawab, toleransi, dan disiplin)
dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Beberapa kejadian dan perilaku yang sering
terjadi dan timbul yang menggambarkan
kurangnya interaksi sosial yang baik dalam
pembelajaran dengan pendekatan tradisional
yaitus iswa hanya peduli terhadap tugas gerak
yang di berikan guru terhadap dirinya sendiri.
Hal ini merupakan perilaku yang ditimbulkan
akibat tugas gerak yang diberikan mengarah
kepada individualitas sehingga siswa tidak
memperdulikan kejadian dilingkungannya.
Terlihat persaingan yang tinggi antar siswa
dalam menyelesaikan tugas gerak yang
diberikan. Siswa kurang peduli dan tidak
melakukan pertolongan terhadap siswa lain
yang mengalami kecelakaan (jatuh) karena
mereka tidak dalam interaksi satu sama lain.
Namun menunjukkan tingkat disiplin yang
tinggi, karena pembelajaran berpusat pada
guru. Guru memegang kendali dari awal
kegiatan sampai akhir pembelajaran.
Pendekatan
tradisional,
seringkali
menyudutkan para guru penjas ke dalam situasi
dilematis,
yaitu
apakah
pembelajaran
menekankan pada penguasaan teknik gerakan,
atau pada peningkatan kemampuan bermain
sesuatu cabang olahraga, atau pada keduaduanya. Penekanan manapun yang diterapkan
guru, hasilnya tidak akan mencerminkan apa
yang sebenarnya diharapkan dari pengajaran
penjas yang benar Hoedaya, D. (2001).
Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan
tradisional lebih menekankan siswa dalam
konteks menguasai keterampilan suatu cabang
olahraga. Guru lebih berperan aktif dalam
memberikan materi pembelajaran, siswa hanya
sekedar menjalankan tugas gerak yang
diberikan tanpa memahami apa yang
dilakukannya. Sehingga interaksi yang terjadi
antara
siswa
kurang
terjalin,
yang
menyebabkan perilaku sosial menyimpang
diantara siswa.

210

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
208-212
Yogi Firmansyah, Mustika Fitri

KESIMPULAN
Perilaku sosial yang terlihat pada siswa
selama proses pembelajaran yaitu perilaku
tanggung jawab akan tugas gerak yang
diberikan, toleransi dan menghargai perbedaan
antar siswa (baik perbedaan pendapat, agama,
jenis kelamin, maupun kemampuan), disiplin
dalam melaksanakan tugas gerak yang
diberikan (tidak semaunya, melaksanakan
sesuai dengan urutan dan tidak mendahului
temannya). Proses tanggung jawab, toleransi,
dan disiplin dalam pembelajaran pendidikan
jasmani bukanlah sekedar perilaku positif antar
siswa, melainkan menegaskan arti tentang
bekerja dengan orang lain, manusia tidak bisa
hidup sendiri, dan akan selalu membutuhkan
orang lain. Kondisi seperti itu, membuat anak
merasa menjadi bagian dari kelompoknya, tidak
merasa dikucilkan, tidak merasa sendiri dan
tidak punya teman, dan anak merasa meraka
berguna di dalam kelompoknya. Tugas kita
sebagai guru adalah meberikan kepada mereka
kondisi dan situasi pembelajaran yang tepat
untuk menumbuhkan dan membuktikan diri
dalam lingkungan yang diharapkan.
Adanya perubahan positif pada perilaku
sosial setelah diberikan perlakuan berupa
pembelajaran melalui pendekatan TGfU
menggambarkan kesesuaian antara teori-teori

yang ada dengan hasil penelitian. Begitupun
dengan pendekatan tradisional yang tidak
memberikan perubahan setelah diberikan
perlakuan. Hal ini memberikan kejelasan dan
bukti bahwa bahwa teori-teori yang ada
merupakan hasil pengkajian dari suatu datadata empirik melalui suatu pembuktian
lapangan. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan teoriteori dan data-data penelitian dapat dibuktikan
secara ilmiah.
Pendekatan pembelajaran TGfU seyogyanya
lebih mengarah pada pemahaman taktikal
dalam permainan, namun dengan adanya
interaksi yang terjalin dapat menimbulkan
perilaku-perilaku yang beragam dalam diri
siswa. Oleh karena itu akan sangat baik apabila
terus diteliti, dikaji dan dikembangkan untuk
mendapatkan validasi secara lebih terbuka.
Untuk penelitian selanjutya gunakan sampel
yang lebih banyak dan bandingkan dengan
beberapa kriteria yang berbeda.

211

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
208-212
Yogi Firmansyah, Mustika Fitri

DAFTAR PUSTAKA
Faodzi, Mudzakkir. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Game for
Understanding (TGfU) Terhadap Motivasi Belajar dan Teknik Dasar Passing dalam
Pembelajaran Bola Tangan. (Skripsi). Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hoedaya, Danu. (2001). Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta :
Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.
Prasetya,
George
(2013).
Model
Pembelajaran
Penjas.
(sumber
[online].http://marufulkahri.blogspot.
com/2013/09/model-pembelajaran-penjasmelalui.html. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2014).
Setiawan, C. dan Nopembri, S. (-). Teaching Game for Understanding (TGfU) (Konsep
dan Implikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani). (Journal). Fakultas
Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung : Alfabeta
Taujiri, Y. (2014). Perilaku Sosial Peserta Didik Yang Mengikuti Pembinaan
Ekstrakulikuler Pencak Silat. (Tesis). Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah
Pasca
Sarjana,
Universitas
Pendidikan
Indonesia

212