PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK TERHADAP PERKEMBANGAN KETERAMPILAN MOTORIK SISWA | Lasrina | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8073 16199 2 PB

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 343-349
Odilia Lasrina, Yunyun Yudiana, Surdiniaty Ugelta

PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK
TERHADAP PERKEMBANGAN KETERAMPILAN
MOTORIK SISWA
Odilia Lasrina, Yunyun Yudiana, Surdiniaty Ugelta
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Setiabudi No. 229, Sukasari Bandung, Jawa Barat 40154
lasrinaodilia@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran aktivitas ritmik
dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan perkembangan motorik siswa
di SD Katolik Santa Ursula. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
eksperimen dengan menggunakan desain penelitian The One Group Pretest-Posttest Design.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Katolik Santa Ursula. Teknik sampling yang
digunakan cluster random sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 34 orang. Hasil
penelitiannya yaitu pembelajaran aktivitas ritmik berpengaruh signifikan terhadap
perkembangan keterampilan motorik siswa.
Kata kunci: pembelajaran aktivitas ritmik, keterampilan motorik


PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani sebagai bagian integral
dari pendidikan nasional akan membantu para
siswa untuk menjalani proses pertumbuhan dan
perkembangan secara menyeluruh baik fisik,
mental dan sosial. Tujuan pengembangan aspek
fisik akan berhubungan dengan kemampuan
motorik dalam melakukan aktivitas yang
melibatkan
berbagai
komponen
fisik
(Anatomical Fitness) dan berbagai kemampuan
fisiologis (fisiological fitness). Pengembangan
gerak berhubungan dengan kemampuan
melakukan gerak secara efektif, efisien, halus,
indah, sempurna (skill full). Pengembangan
mental berhubungan dengan kemampuan
berfikir dan menginterprestasikan pengetahuan
tentang pendidikan jasmani ke dalam

lingkungan. Perkembangan sosial berhubungan
dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan
diri pada kelompoknya.

Hakekat pendidikan jasmani adalah proses
pendidikan melalui gerak insani (human
movement) yang dapat berupa aktivitas
jasmani, permainan dan olahraga. Hal ini di
jelaskan dalam Permendikbud No.64 tahun
2013 yakni “Kegiatan terpilih dari aktivitas
jasmani, olahraga, dan kesehatan tersebut
dirinci menjadi ruang lingkup materi berupa
aktivitas fisik dan permainan, gerak dasar
olahraga, olahraga permainan, dan atletik”.
Ruang lingkup materi tersebut dilakukan
melalui aktivitas senam, ritmik, dan aktivitas
air, permainan bola kecil, dan permainan bola
besar, aktivitas pengembangan, dan atletik.
Dalam pendidikan jasmani terdapat suatu
tujuan

yang
disebut
keterampilan.
Keterampilan gerak ini dapat berarti gerak
bukan olahraga dan gerak untuk berolahraga.
Gerak untuk berolahraga merupakan gerak bagi
anak sekolah dasar, bukan berarti anak sekolah
dasar harus dilatih untuk pencapaian prestasi
tinggi, tetapi anak sekolah dasar harus
343

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
343-349
Odilia Lasrina, Yunyun Yudiana, Surdiniaty Ugelta

disiapkan
sesuai
dengan
tahap
perkembangannya, dan tahap kematangannya.

Gabbard. Leblanc dan Lowy (1987, hlm.5)
menyebutkan bahwa penyiapan gerak dan
efisiensi gerak, sedang Anarino, Cowell dan
hazelton (1980, hlm.9) menyebutkan gerak
fundamental, keterampilan olahraga dan tari.
Usia dini merupakan usia emas bagi
optimalisasi
perkembangan anak dan hal
tersebut akan sangat bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat, mengingat disadari
benar bahwa mereka adalah penerus generasi
bangsa kedepannya nanti. Saputra (2010,
hlm.1.3) mengungkapkan bahwa “untuk
mewujudkan generasi penerus yang tangguh
dan mampu berkompetisi diperlukan upaya
pengembangan anak yang sesuai dengan masa
pertumbuhan dan perkembangannya.” Dengan
kata lain, pertumbuhan dan perkembangan anak
haruslah diupayakan semaksimal mungkin agar
anak mampu melakukan tugasnya dengan

sebaik mungkin.
Namun pada kenyataannya di lapangan,
masih banyak siswa sekolah dasar yang masih
belum memiliki keterampilan motorik yang
baik sesuai dengan perkembangan usianya. Hal
ini diperkuat oleh penelitian Bachtiar (1999),
penelitian Gusril (2004) yang menunjukkan
bahwa kemampuan gerak motorik siswa SD
rendah. Apalagi bila kita cermati kehidupan
modern saat ini menjadikan suatu ancaman bagi
perkembangan motorik anak. Banyak anak
yang disibukkan dengan bermain komputer
dibandingkan dengan bermain dilapangan yang
merupakan suatu aktivitas gerak bagi anak yang
dapat menunjang kemampuan motoriknya. Hal
ini lah yang memprihatinkan bagi anak-anak
kedepannya, dimana hal tersebut dapat
menghambat perkembangan motoriknya. Dan
kedepannya akan menghambat perkembangan
gerak lanjut bagi anak setelah beranjak dewasa

nantinya.
Aktivitas ritmik ini sudah dijadikan sebagai
bahan ajar di jenjang sekolah dasar sejak tahun
2004. Namun pada kenyataan dilapangan,
berdasarkan analisis awal yang peneliti
temukan masih banyak para guru kesulitan

dalam pembelajaran aktivitas ritmik, bahkan
diantara para guru banyak yang menganulir
materi ini atau tidak mengajarkannya kepada
para siswa. Hal ini sejalan dengan hasil
observasi dan diskusi yang dilakukan Rumana
dengan para guru pendidikan jasmani di SD
yang menyangkut ketersediaan, keterlaksanaan
dan ketercapaian kurikulum bahwa ditemukan
sejumlah pelanggaran dan keterbatasan
kompetensi. Hal yang paling mendasar adalah
ditemukan kebiasaan universal menganulir
beberapa materi ajar karena kesulitan dalam
penguasaan materi. Salah satu materi ajar yang

paling sering dan paling umum mendapat
kesulitan dalam pembelajarannya adalah materi
Aktivitas Ritmik.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka
penulis
ingin
mencoba
menggunakan
pembelajaran aktivitas ritmik ini untuk
meningkatkan perkembangan motorik para
siswa di SD Santa Ursula Kota Bandung.
HAKIKAT KETERAMPILAN MOTORIK
Kemampuan motorik dan keterampilan
motorik bukanlah sebagai dua konsep yang
sama pengertiannya. Hal ini dijelaskan oleh
Lutan (2005, hlm.105) yang mengungkapkan
bahwa kemampuan motorik lebih tepat disebut
sebagai kapasitas dari seseorang yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan peragaan suatu
keterampilan yang relatif melekat setelah masa

kanak-kanak. Pengaruh faktor biologis
dianggap sebagai kekuatan utama yang
berpengaruh terhadap kemampuan motorik
dasar seseorang. Lutan (2005, hlm.105)
kembali mengungkapkan bahwa kemampuan
motorik dasar itulah yang kemudian berperan
sebagai
landasan
bagi
perkembangan
keterampilan. Selain itu, keterampilan banyak
tergantung pada kemampuan dasar.
Keterampilan motorik yang
dimiliki oleh seorang anak dapat di pengaruhi
dengan melakukan belajar motorik. Belajar
motorik merupakan proses perubahan dari
dalam yang menentukan kemampuan seseorang
untuk memperlihatkan tugas gerak. Hal ini
dikemukakan oleh Schmidt:
344


Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
343-349
Odilia Lasrina, Yunyun Yudiana, Surdiniaty Ugelta

Motor learning – changes in internal
processes that determine an individual’s
capability for producing a motor task. The level
of an individual’s motor learning improves with
practice and is often inferred by observing
relatively stable levels of the person’s motor
performance.
Belajar
motorik
merupakan
proses
perubahan dari dalam yang menentukan
kemampuan seseorang untuk memperlihatkan
tugas gerak. Tingkat kemampuan motorik
seseorang dibuktikan dengan latihan dan sering

disimpulkan dengan mengamati tingkat yang
relatif stabil pada penampilan gerak seseorang.
Adapun tujuan memahami keterampilan
motorik ini yakni untuk mengkaji pentahapan
kemampuan gerak, apakah kemampuan gerak
individu tersebut sudah sesuai dengan masanya
(Saputra, 2010). Hal tersebut sangat diperlukan
untuk dapat memberi dukungan kuat terhadap
terbentuknya kualitas gerak yang proporsional
pada usianya. Selain itu, keterampilan motorik
anak
dapat
terlihat
dari
penguasaan
keterampilan
yang
tergambar
dalam
kemampuan menyelesaikan tugas gerak

tertentu.
PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK
Aktivitas ritmik merupakan istilah baru
dalam khasanah peristilahan pendidikan
jasmani di Indonesia. Karena sebelumnya
kehadirannya diwakili oleh senam irama. Nama
aktivitas ritmik secara tegas diangkat oleh
Kurikulum
2004
(Kurikulum
Berbasis
Kompetensi/KBK), sebagai salah satu aktivitas
yang masuk kedalam ruang lingkup
pembelajaran Penjas. Istilah ini masih juga
dipertahankan dalam kurikulum 2013.
Adapun Ugelta (2012) menjelaskan
bahwa“Aktivitas ritmik adalah aktivitas gerak
siklis yang dilakukan mengikuti irama dengan
ritme (musik, kendang dll) tertentu selama satu
durasi waktu yang telah ditentukan”.
Selanjutnya, Suharjana (2010) menjelaskan
bahwa “Aktivitas ritmik merupakan rangkaian
gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan
pola irama, disesuaikan dengan perubahan

tempo atau semata-mata gerak ekspresi tubuh
mengikuti iringan musik atau ketukan di luar
musik. Kesesuaian antara gerakan tubuh
dengan irama sangat diutamakan dalam
aktivitas ritmik”. Aktivitas ritmik di sekolah
diarahkan untuk meningkatkan kepekaan irama
serta memberikan pengalaman gerak tari
sebagai alat ekspresi. Ada tiga buah bentuk
tarian yang dapat digunakan oleh para guru
untuk memberikan pengalaman kepada anakanak, yaitu: tarian nyanyian (singing dance),
tarian rakyat (folk dance), dan tarian kreatif
(creative dance).
Dalam ugelta (2012) diungkapkan beberapa
pendapat para ahli mengenai aktivitas fisik dan
aktivitas ritmik, diantaranya : Definisi aktivitas
fisik yang dikemukakan oleh Almatsier (2003,
hlm.144) mengatakan bahwa “aktivitas fisik
adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh
dan
sistem penunjangnya”.
Sedangkan
Caspersen dalam Public Health Report (1985,
hlm.126) mengatakan “physical activity is
defined as any bodily movement produced by
skeletal muscle that result in energy
expenditure” aktivitas fisik itu adalah
pergerakan tubuh. Menurut Landy dan Landt
(1992:xv)
The rhythms and dance activity is intended
to develop creative expression, rhytmic
movement, musical appreciation, and active
listening skills. Muscular growth and
coordination are improved: space awareness,
body awareness, effort awareness, and sosial
skill are improved in an atmosphere of fun.”
Pada kutipan tersebut dijelaskan bahwa
dalam gerak irama akan berpengaruh pada
perkembangan otot dan koordinasi gerak.
Gerak irama merupakan bagian dari aktivitas
ritmik. Lebih jelasnya ada beberapa komponen
pokok yang dapat dikembangkan melalui
aktivitas ritmik, yaitu keterampilan dalam
berekspresi, keterampilan untuk mendengarkan,
dapat mengembangkan fungsi otot, dan dapat
meningkatkan koordinasi gerak yang indah.

345

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
343-349
Odilia Lasrina, Yunyun Yudiana, Surdiniaty Ugelta

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode eksperimen dengan desain The
One Group Pretest-Posttest Design.. Yakni
dengan
memberikan
treatment
kepada
kelompok aktivitas ritmik diberi perlakuan
dengan memberikan pembelajaran tarian kreatif
(creative dance).
Variable dalam penelitian ini, yakni variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya
adalah pengaruh pembelajaran aktivitas ritmik
sedangkan
variabel
terikatnya
yaitu
perkembangan motorik.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas III SD Santa Ursula Kota Bandung yang
terdiri dari 3 kelas dengan jumlah populasi total
102 siswa. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
metode cluster random sampling yaitu memilih
kelas dilakukan secara random/acak. Dari tiga
kelas yang akan dipilih hanyalan satu kelas saja
dikarenakan yang dibutuhkan dalam penelitian
ini hanya satu kelompok yakni untuk aktivitas
ritmik. Setelah dilakukan penarikan sampel dari
total populasi maka diperoleh total sampel
sebanyak 34 siswa yang terdiri dari satu kelas,
yakni kelas III a.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur
keterampilan motorik dalam penelitian ini
adalah Test Groos Motor Development –
Second Edition (TGMD-2) (Ulrich, 2000). Tes
ini merupakan tes yang sudah dibakukan untuk
mengukur keterampilan motorik anak yang
berusia 3 sampai 10 tahun. Tes ini mencakup
12 tes gerak dikatagorikan menjadi dua
Subvariabel Locomotor(run, gallop, hop, leap,
horizontal jump, slide) dan Object Control
(Striking a Stationary ball, stationary dribble,
catch, kick, overhand throw and underhand
roll). Struktur danitem
tes digambarkan
melalui tabel berikut.
Analisis
data
pada
penelitian
ini
menggunakan statistic parametric, dengan
melihat perbedaan skor rata-rata antara nilai tes
awal dan tes akhir. Signifikansi uji statistic
yaitu dengan uji-t pada taraf signifikansi 5%

atau 0,05. Pengkajian statistic hanya akan
berlaku apabila memenuhi asumsi-asumsi atau
landasan-landasan teori yang mendasarinya.
Asumsi untuk uji-t dalam eksperimen yaitu
homogenitas dan normalitas. Uji normalitas
menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov
dengan program SPSS 18. Uji homogenitas
menggunakan uji Leverence dengan program
SPSS 18. Kemudian untuk pengujian hipotesis
dengan menggunakan Uji-t Paired Samples
Test.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskriptif Statistik
Data hasil keterampilan motorik didapatkan
melalui tes awal dan tes akhir. Keterampilan
motorik diukur melalui instrument tes TGMD2.
Data tes awal (pre-test) keterampilan
motorik pada kelompok aktivitas ritmik
memiliki nilai rata-rata sebesar 50,9118
sedangkan nilai rata-rata tes akhir (post-test)
sebesar 83,1471.
Dapat kita ketahui nilai keterampilan
motorik pada kelompok aktivitas ritmik terjadi
peningkatan skor post-test.
Uji Normalitas dan Homogenitas
Data keterampilan motorik yang telah
diperoleh akan digunakan untuk menguji
hipotesis melalui analisis data. Namun,
sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu
dilakukan pengujian persyaratan analisis
statistik parametrik yaitu : (1) Uji Normalitas
dan (2) Uji Homogenitas variansi.
Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov
pada taraf signifikansi α = 0.05. Berdasarkan
output data normalitas pre-test keterampilan
motorik menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,133. Nilai signifikansi skor post-test
keterampilan sebesar 0,390. Nilai signifikansi
skor pre-test keterampilan motorik kelompok
aktivitas ritmik sebesar 0,292. Karena nilai
signifikansi data di atas lebih besar dari 0,05

346

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
343-349
Odilia Lasrina, Yunyun Yudiana, Surdiniaty Ugelta

maka distribusi skor pre-test dan post-test
keterampilan motorik adalah normal. Sehingga
analisis data dapat dilakukan dengan
menggunakan statistika parametric.
Uji Homogenitas
Langkah selanjutnya adalah menguji
homogenitas
variansi
kelompok.
Uji
homogenitas yang digunakan pada penelitian
ini menggunakan uji Levene’s Test pada taraf
signifikansi α = 0.05
Uji Levene’s Test keterampilan motorik
menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,102.
Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
maka variansi kelompok adalah homogen.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis pertanyaan penelitian pertama
menggunakan uji-t berpasangan, karena akan
diketahui peningkatan skor keterampilan
motorik sebelum dan sesudah mengikuti
aktivitas ritmik.
Hipotesis nol (Ho) pertanyaan pertama yang
akan diuji yaitu aktivitas ritmik tidak
berpengaruh signifikan terhadap perkembangan
keterampilan motorik siswa. Sedangkan
hipotesis alternatif (Ha) jika Ho ditolak yaitu
aktivitas ritmik berpengaruh signifikan
terhadap perkembangan keterampilan motorik
siswa.
Kriteria pengujian adalah jika nilai
signifikansi (Sig) < 0.05 maka Ho ditolak
sedangkan jika p-value > 0.05 maka Ho
diterima. Nilai signifikansi keterampilan
motorik pada kelompok aktivitas ritmik sebesar
0,000 sehingga Ho ditolak. Maka hasilnya yaitu
aktivitas
ritmik
berpengaruh
terhadap
perkembangan keterampilan motorik siswa.

ritmik terhadap perkembangan keterampilan
motorik siswa SD Santa Ursula Kota Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan
perkembangan
keterampilan
motorik siswa yang mengikuti pembelajaran
aktivitas ritmik.

KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat
pengaruh
pembelajaran
aktivitas
ritmik
terhadap
perkembangan keterampilan motorik siswa.
Karena
pembelajaran
aktivitas
ritmik
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan
perkembangan
keterampilan
motorik siswa, maka di sarankan agar
pembelajaran aktivitas ritmik dapat diterapkan
dengan baik di lingkungan sekolah dasar pada
khususnya. Diharapkan pada guru penjas dapat
mengapilikasikan pembelajaran aktivitas ritmik
ini secara maksimal guna tercapainya tujuan
pendidikan jasmani yaitu meningkatkan
perkembangan keterampilan motorik siswa.

PEMBAHASAN
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran aktivitas

347

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
343-349
Odilia Lasrina, Yunyun Yudiana, Surdiniaty Ugelta

DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin dan Muhadi. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:
Depdikbud Ditjen Dikti.
Anwar, M. H. (2005). Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Sebagai Wahana Kompensasi
Gerak Anak. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Vol. 3, No. 1, Hal. 45 – 53.
Bakhtiar et.al. (2010). Effects of Selected Exercises on Elementary School Third Grade
girl Students’ Motor Development. Asian Journal of Sports Medicine. 2, (1), 52-56
Chow, B.C and Chan Lily.(2011). Gross Motor Skills of Hong Kong Preschool
Children.Asian Journal of Physical Education & Recreation.
Fraenkel, Jack R dan Wallen, Norman E. 2012. How to Design and Evaluate Research in
Education (sixth edition). New York: McGraw-Hill Companies.
Gallahue, David L. (1996). Developmental Physical Education for Today’s Children (third
edition). USA: Brown&Benchmark Publisher
Gallahue, D.J danOzmun, J.C. (1998).Understanding Motor Development.
Singapore.Hill Company
Garaigordobil, M &Berrueco, L. (2011). Effects of a Play Program on Creative Thinking
of Preschool Children The Spanish. Journal of Psychology. 14, (2), 608-618.
Giriwijoyo dan Dikdik. (2012). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung : Alfabeta.
Harsono, (1988).Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta.
Haywood, Katlhen M. (1993). Life Span Motor Development (second edition). USA:
Human Kinetics.
Loviani,S. (2015). Pengaruh Model PermainanTaktis Dan Pembelajaran Kooperatif dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Perkembangan Motorik Siswa SD
Temasek International School.(Tesis).Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Lutan, Rusli.(2001). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta:
Dikbud.
Mahendra, Agus (2008). Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Mahendra, Agus (2015). Dasar Pengembangan Aktivitas ritmik Di Sekolah
Dasar.Bandung :CV.Bintang Warli Artika.
Mutohir, T. Ch. dan Maksum, A. (2007). Sport Development Index: Konsep, Metodologi,
dan Aplikasi. Jakarta: PT. Indeks.
Pang, A. W. Y. (2009).Fundamental Motor Skill Proficiency of Hong Kong Children Aged
6–9 Years. Journal of Research in Sports Medicine. 17, (2) :125–144.
Payne, V.G. and Issacs, Larry D., (2012) Human Motor Development a Lifespan
Approach. (8th Eds.) New York : McGraw-Hill
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 64 Tahun 2013
Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Raudsepp, L. And Pall, P. (2006) yang berjudul :The Relationship Between Fundamental
Motor Skills And Outside School Physical Activity Of Elementary School Children.
Pediatric.18,426-435.
Saputra, Yudha M. (2010). Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik Anak. Bandung:
FPOK UPI.
Schmidt, Richard A. (2000). Motor Learning & Performance (second edition). USA:
Human Kinetics.
Shala, Merita. (2009). Assesing gross motor skill of kosovar preschool children. Journal of
early child development and care. 179, (7), 969-976
Sork, S,. And sanders S. W. (2008). Physical education in early childhood. The elementary
348

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
343-349
Odilia Lasrina, Yunyun Yudiana, Surdiniaty Ugelta

school journal. 108, (3), 197-206
Sugiyono, (2010).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :Alfabeta
Suharjana, F. (2010). Aktivitas Ritmik Dalam Pendidikan JasmaniDi Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta.
Sukamti. (2010). Perkembangan motorik kasar anak usia dini sebagai dasar menuju
prestasi
olahraga
[Online].
Tersedia
www.fik.uny.edu/Perkembangan0Motorik0Kasar0994877324.html [12 Januari 2013]
Sukintaka, (1992), TeoriBermain, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Sumarlis, V. (2005). Kontribusi aspek motorik, persepsi dan Bahasa Terhadap resiko
belajar (identifikasi dini yang dilakukan ditingkat prasekolah). Tesis tidak diterbitkan.
Depok: universitas Indonesia
Toho Cholik M. dan Rusli Lutan. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta:Depdikbud Ditjen Dikti.
Ugelta, Surdiniaty (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Aktivitas Ritmik Dalam Konteks
Pendidikan Jasmani Terhadap Derajat Sehat Dinamis Dan Persepsi Estetika Murid
Sekolah Dasar. Disertasi Tidak Diterbitkan. Bandung:Universitas Pendidikan
Indonesia
Venetsanou dan kambas. (2010). Enviromental Factor Affecting Preschoolers Motor
Development. Journal of early childhood education. 37, 319-327
Wong, K. Y. A. dan Cheung, S. Y. (2010).Confirmatory Factor Analisys of Test of Gross
Motor Development-2. Journal of Measurement in Physical Education and Exercise
Science, 14, 202-209.

349